Anda di halaman 1dari 14

SENJATA TRADISIONAL DARI 34 PROVINSI

1. Nangroe aceh darrussalam

Rencong adalah senjata tradisional milik masyarakat Aceh yang merupakan simbol identitas
diri, keberanian dan ketangguhan suku aceh. Rencong merupakan senjata tradisional yang mulai
dipakai pada zaman kesultanan Aceh, yaitu sejak pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah (Sultan
Pertama Aceh). Rencong ini selalu ada dan diselipkan dipinggan Sultan Aceh, para Ulee Balang
dan masyarakatpun menggunakan Rencong sebagai senjata pertahanan diri. Rencong dikenakan
oleh Sultan dan para bangsawan lainnya, biasanya terbuat dari emas dan sarungnya terbuat dari
gading. Sedangkan rencong yang digunakan oleh masyarakat biasa terbuat dari kuningan atau besi
putih, sedangkan sarungnya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau.

2. Sumatera Utara

Tongkat Tunggal Panaluan ini adalah tongkat sakti yang hanya dimiliki oleh raja batak. Dalam
perkembanganya tongkat ini dipegang oleh Ketua adat dan dipergunakan pada saat adanya acara
besar, seperti mambukka Huta, acara Horja bius dll. Saat ini tongkat pusaka raja batak ini disimpan
di museum Gereja Katolik Kabupaten Samosir.
Tongkat Tunggal Panaluan oleh semua sub suku Batak diyakini memiliki kekuatan gaib untuk:
meminta hujan, menahan hujan (manarang udan), menolak bala, Wabah, mengobati penyakit,
mencari dan menangkap pencuri, membantu dalam peperangan dan lainnya.
3. Sumatra Barat

Karih adalah senjata tradisional dari Sumatera Barat seperti keris hanya saja bentuk karih
tidak berlekuk seperti halnya keris yang kita kenal dari pulau Jawa. Akan tetapi Jika masih
berada dalam sarungnya, sekilas bentuk keris Sumatera Barat ini mirip keris Jawa;
pegangannya berlekuk sedikit dengan ukiran di bagian sarungnya. Bagian sarungnya agak
sedikit menyempit di bagian atas dekat ujungnya.
Karih / Keris ini merupakan perlengkapan / aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki dan
diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam
setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu
juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat
setempat menyebutnya baralek dan juga dipergunakan dalam pertunjukan silat.

4. Riau

Keris merupakan senjata pusaka yang telah digunakan berabad lalu. Tidak hanya di Riau, keris
pada umumnya digunakan oleh bangsawan di Asia Tenggara. Keris merupakan simbol kehormatan
dan alat mempertahankan diri. Senjata ini digunakan untuk menikam dari jarak dekat.
Kedudukan keris dalam sejarah sebagai simbol kehormatan tidak dipungkiri lagi, bahwa dalam masa
kerajaan itu terlihat jelas sebagai bentuk perlindungan diri, maupun kebanggaan. Bahkan dalam
sejarah modern, fungsi itu terus berkembang sebagai obyek sejarah, dan dapat pula menjadi benda
penentu sejarah berdasarkan masa pembuatan dan jenis bahan yang digunakan.

5. Kepulauan Riau
Beladau adalah sejenis belati yang merupakan senjata tradisional yang dikenal di Sumatera dari
Riau sampai Mentawai. Beladau memiliki bermata pisau tunggal atau bermata dua,bentuk pisau
melengkung. Pisau dari gagang ke ujung semakin runcing dan melengkung ke suatu titik.
6. Jambi

Badik Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas melayu yang ada di Sumatera dan
Kepulauan Riau serta Semenanjung Melayu. Senjata tradisional Jambi ini bentuknya seperti
badik khas Sulawesi hanya saja pada sarung Tumbuk Lada terdapat benjolan bundar yang
dihias dengan ukiran pahat. Sarung senjata ini dilapis dengan kepingan perak yang diukir
dengan pola-pola rumit. Bentuk badik tumbu ladak juga menyerupai keris akan tetapi tidak
bergelombang. Senjata tradisional dari Jambi ini pada zaman dulu dipergunakan untuk
berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang Tumbuk Lada pada zaman dulu juga
menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Jambi, Kepulauan Riau, Deli, Siak dan
Semenanjung Tanah Melayu.

7. Sumatra Selatan

tombak trisula memang sudah dikenal berasal dari Palembang. Namun belum diketahui secara pasti
sejak kapan trisula ini menjadi senjata tradisional di Palembang.
Diduga perkembangan trisula menjadi senjata tradisional di Palembang ada kaitannya dengan
perkembangan kebudayaan Hindu yang ada pada masa kerajaan Sriwijaya yang berpusat di
Palembang. Hal ini dapat dilihat dari bentuk tombak trisula yang mirip dengan trisula yang ada di kuil
kuil Hindu yaitu senjata yang dipegang oleh Dewa Siwa.
Walaupun senjata tombak trisula ini juga dipergunakan oleh banyak negara, akan tetapi yang khas dari
trisula palembang adalah kedua sisi tombak tersebut dapat dipergunakan sebagai senjata. Satu sisi
tombak berbentuk trisula sedangkan sisi lainnya merupakan mata tombak biasa.

8. Bengkulu

Badik/Sewar juga sejenis keris dengan bentuk lurus dan bermata satu. Dipakai untuk
berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat. Pada umumnya jenis badik ini terdapat juga pada
masyarakat melayu daerah / provinsi lainnya namun dengan nama yang kemungkinan berbeda
beda seperti sewar/siwah atau tumbuk lada. Seperti dibawah ini, di daerah Manna Bengkulu Selatan
senjata tradisional ini disebut Sewar, sedangkan di Lampung disebut dengan Badik Manna

9. Lampung

Senjata tradisional Keris di Lampung disebut dengan


tekhapang/punduk.Keris yang ada di Lampung ini sangat dipengaruhi oleh kebudayaan kerjaan di Pulau Jawa
dan Non Jawa. Untuk keris yang dipengaruhi oleh kerajaan Sriwijaya biasanya memiliki gagang dengan ukiran
yang lebih halus. Sedangkan keris yang dipengaruhi kerjaan Goa atau Melayu biasanya memiliki gagang yang
lebih sederhana.Keris Lampung yang asli pada zaman dahulu kebanyakan bilahnya memesan pada
kerajan Jawa dan luar Jawa tetapi untuk gagangnya biasanya mempuyai ciri tersendiri berupa
burung garuda. Gagang ini terbuat dari kayu kemuning, perak, emas.
10. Bangka Belitung

Kedik adalah alat / senjata tradisional yang digunakan


sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di kebun lada. Dalam
menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau menyamping.
Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif
untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh
kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan
untuk rumput jenis yang kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan
ilalang.

11. DKI Jakarta

Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang


dikenal penduduk Jakarta. Parang atau golok banyak digunakan oleh para pendekar.
Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya, cabang dan parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada keanekaragaman bentuk senjata
tradisional daerah Jakarta (Betawi). Senjata badik merupakan salah satu senjata tradisioal
penduduk Jakarta yang mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak
yang berujung tiga), merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh
dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih dikenal dengan golok. Golok
mempunyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada yang bentuknya pendek atau
panjang dan ada pula yang tipis disamping yang tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok
diselipkan di depan perut dan umumnya banyak dipakai oleh para pendekar.

12. Jawa Barat

Kujang adalah senjata tradisional dari Jawa Barat yang bentuknya


unik dengan panjang sekitar 20 - 25 cm. Bahan pembuat kujang adalah dari besi, baja dan
bahan pamor (baja putih yang ditempatkan pada bilah keris dan sebagainya). Pertamakali
mulai dibuat pada abad ke 8 - 9, namun demikian ada beberapa pihak yang menyatakan
kemungkinan bahwa kujang telah dipakai sebelum itu yang didasarkan pada kemungkinan
teoritis terhadap bentuk kujang itu sendiri.
Senjata kujang ini merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan
kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai
senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.

13. Banteng
masyarakat Banten memiliki salah satu karya budaya
berupa senjata tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat yang bertani, berkebun maupun
sebagai alat untuk membela diri. Senjata tradisional tersebut adakah golok atau bedog. Walaupun
memiliki konotasi arti yang sama, namun penggunaan dua kata tersebut sangat berbeda di Banten.
Bedog yang juga berarti sebutan untuk parang biasanya dipergunakan oleh masyarakat untuk
bertani / bercocok tanam atau sebagai perkakas dapur. Sedangkan golok lebih diartikan sebagai
senjata yang digunakan untuk mempertahankan diri.

Menyusuri keunikan senjata golok, tidak akan lepas dari daerah atau sentra pembuatan golok.
Ciomas, seolah telah menjadi padanan kata untuk golok dari Banten. Ciomas adalah nama sebuah
kecamatan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Golok Ciomas sudah sangat terkenal diseluruh
nusantara bahkan didunia. Golok Ciomas diyakini oleh sebagian besar masyarakat memiliki
keistimewaan dan ampuh "menaklukan" musuh.

14. Jawa tengah

Keris adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang


mendapat tempat penting dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan
kedudukan seorang dalam masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan perisai.

15. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Senjata tradisional Yogyakarta ini bentuknya


seperti tusuk konde. Yap, walaupun memang sering diselipkan diantara konde, akan
tetapi jangan menganggap remes senjata yang disebut dengan condroso ini. Senjata
kecil yang berfungsi sebagai tusuk konde ini bisa mematikan, terutama merupakan
senjata tikam yang digunakan pada saat lawan sedang dalam keadaan lengah. Pada
umumnya condrowoso digunakan oleh wanita yang ditugaskan sebagai mata-mata
(telik sandi). Condrowoso diselipkan di sanggul dan digunakan sebagai senjata untuk
membunuh pada saat lawannya lemah dan lengah.
16. Jawa Timur

Senjata yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit.


Clurit adalah sejenis arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura sering menyelipkan
clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah sondre, kodi, tombak, pisau belati, dan arit
bulu ayam.

17. Bali
Taji

Tajen berasal dari kata Taji yang berarti benda pipih yang runcing dan tajam (semacam pisau
tapi kecil). Istilah tajen digunakan untuk sabung ayam. Sabung ayam dalam masyarakat Bali
awal mulanya digunakan untuk upacara Tabuh Rah, yaitu taburan darah binatang korban
yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Tabuh Rah bertujuan
mengusir Butha (pengaruh negatif) supaya tidak mengganggu manusia dan menghindari
marabahaya.
18. Nusa Tenggara Barat
Pisau besar atau golok ini merupakan salah satu senjata tradisional suku Sasak
yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gagang golok terbuat dari
tanduk ukir berbentuk seekor singa utuh dengan kecermatan ukiran yang
mengagumkan. Semacam mendak perak melingkar dintara gagang golok dan
bilahnya. Sarung golok terbuat dari kayu berukir motif tradisional setempat.
Sekilas tempak terlihat kemiripan pola ukiran dengan ukiran tradisional Bali.
Bilah golok ditempa dari baja putih tanpa pamor yang cukup tebal. Golok
tradisional Lombok buatan lama yang dibuat khusus untuk kalangan tertentu
(bukan suvernir).

19. Nusa Tenggara Timur

Senjata tradisional menyerupai Keris, berbentuk lurus dan pegangannya


menyerupai bentuk sayap burung. Ada pula motif horizontal melingkar pada
sarung Sundu.
Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu,
semacam keris. Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang
keramat.
20. Kalimantan Barat

Mandau merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap
keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan
maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan
emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau
mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”,
merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh
pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau
dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu
Montalat.

21. Kalimantan Tengah

Duhung dipercaya masyarakat dayak sebagai senjata


tertua masyarakat suku dayak. Pada awalnya orang yang memiliki senjata duhung ini adalah Raja
Sangen, Raja Sangiang, dan Raja Bunu yang dipercaya sebagai leluhur suku dayak.
Menurut legenda, ketiga raja tersebut memiliki duhung yang berbeda. Duhung milik Raja Sangen
dan Raja Sangiang terbuat dari besi yang bisa mengapung. Sedangkan, duhung milik Raja Bunu
terbuat dari besi yang tidak bisa mengapung. Duhung jenis ini biasa disebut sanaman leteng.
Senjata yang ukurannya berkisar 50-75 cm ini dahulu digunakan sebagai alat berburu atau bercocok
tanam. Dalam perkembangannya, saat ini duhung tidak lagi berfungsi sebagai senjata melainkan
benda pusaka yang dipajang atau di-simpan

22. Kalimantan Selatan

Sungga merupakan salah satu senjata yang


digunakan oleh masyarakat pada Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan,
Hulu Sungai Selatan. Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang dibuat sebagai jebakan, sehingga
apabila dilalui oleh musuh (tentara Belanda), maka jembatan tersebut akan runtuh dan musuh yang
jatuh tertancap pada sungga tersebut.

23. Kalimantan Timur


Gayang adalah senjata tradisional Orang Dayak
Kadazandusun, bentuk gayang mirip dengan Mandau. Perbedaan dengan Mandau pada umumnya
terletak pada desain bilah dan sarung yang agak melengkung seperti Parang Ilangnya Dayak
Iban. Ukuran panjangnya lebih panjang dari Mandau pada umumnya. Seperti mandau, gayang juga
dibuat dengan ritual-ritual tertentu. Saat pembuatannya, “dompuran” atau tempat membakar
bilahnya maka akan diritualkan dengan ritual “subak”, mengunakan ayam jenis komburak (ayam
putih), tanpa ritual, maka sang empu penempa gayang bisa terkena tulah seperti ditulikan
telinganya, dikaburkan matanya dan api pembakar mati sendiri.

“Dompuran” juga terlebih dahulu ditaburi garam dan dibacakan mantera atau rinait “ponusi” agar
supaya kelak gayang akan menjadi berbisa. Ketika gayang sudah siap, yang pertama dilakukan oleh
penempa gayang adalah mengorbankan seekor ayam jantan merah dan darahnya disimbahkan ke
gayang, penempa membacakan rinait “pongoboh” sebagai tanda gayang itu bukan lagi “benda mati”
tapi “benda hidup” yang harus dijaga oleh tuannya.

Penyembelihan ayam jantan merah tanda bahwa gayang itu kelak akan menjatuhkan setiap laki-laki
yang perkasa sebab ayam jantan melambang kegagahan. Menurut orang tua, gayang yang sudah
“disubak” dan “dikoboh” itu akan menjadi seperti makhluk bernyawa, dan makanannya adalah darah
dan otak manusia. Maka, setiap kali seorang pahlawan membunuh musuhnya, mereka akan
mengambil otaknya dan memasukkan ke dalam satu lubang hulu gayang dan juga di dalam sarung
gayang, dengan itu, semangat musuh akan tinggal dalam gayang tadi.

24. Kalimantan utara

Mandau adalah sejenis parang dengan hiasan ukiran pada


bagian bilahnya yang tidak tajam. Kata Mandau sendiri berasal dari kata "Man" yang berarti salah
satu suku di china bagian selatan dan "dao" yang berarti golok dalam bahasa china.

Sedangkan fungsi Mandau dalam kehidupan masyarakat suku dayak di Kalimantan pada zaman
dahulu digunakan masyarakat dalam peperangan dan juga pengayauan (pemenggalan kepala
musuh). Namun saat ini dikarenakan peperangan dan ngayau sudah jarang terjadi pada masyarakat
dayak di kalimantan sehingga mandau hanya digunakan pada ritual-ritual adat dan juga sebagai
hiasan.
25. Sulawesi utara

Keris merupakan senjata tradisional yang biasa dipakai oleh


rakyat di Sulawesi Utara. Bentuknya lurus tanpa berlekuk lekuk. Sedangkan senjata terkenal
lainnya adalah peda (semacam parang), sabel,tombak, dan perisai.
Pedan dan parang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk bertani atau
menyadap enau. Pedan ini bentuknya pendek dengan ukurun 50cm, terbuat dari besi. Hulunya
terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang dua.
Sabel termasuk jenis peda dengan ukuran lebih panjang, yaitu 1-1,5m. Hulunya juga bercabang
dua dan dipakai untuk perang, perisai sebagai penangkis terbuat dari kayu, diberi ukiran dengan
motif motif binatang atau daun daun.

26. Gorontalo

Senjata tradisional ini berbentuk seperti golok. Namun, bagian


ujung hulunya sedikit melengkung ke bawah. Senjata tradisional lainnya adalah badik, Wamilo, Bitu'o
(sejenis Keris), Sabele (sejenis Parang atau Lilang) dan Travalla.

27. Sulawesi tengah

Pasatimpo adalah sejenis keris yang bentuk


hulunya bengkok ke bawah dan sarungnya diberi tali. Senjata
ini sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk
mengusir roh jahat. Kini, pasatimpo lebih sering digunakan
dalam tari-tari kepahlawanan.
28. Sulawesi barat

Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang


dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan
panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali
dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga
bilah). Senjata Tradisonal ini merupakan Senjata Identitas Provinsi Sulawesi Barat. Menurut
pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan
ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan
itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian,
kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang
menyimpannya.

29.sulawesi selatan

badik yang asalnya dari daerah kajuara kabupaten bone , dalam pembuatan badik ini,,
orang2 disekitar kajuara sana masih percaya jika badik raja dibuat oleh makhluk halus,
ketika malam, terdengar suara palu bertalu-talu dalam lanraseng gaib sampai paginya
masyarakat sana menemukan jadilah sebuah badik raja,, badik ini bilahnya aga” besar
ukurannya 20-25 cm, menurut bang ray divo, Ciri-ciri badik raja hampir mirip dengan
badik lampobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian
melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau
mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta
mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng
kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir
disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh
arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.

30.sulawesi tenggara
Keris pusaka emas aru palaka senjata pusaka dari raja - raja di kerajaan Buton. Rante Mas dan
Keris Pusaka Emas ARU PALAKA (La Tenritatta Arung Pakka Petta Malampe'E Gemme'na Daeng
Serang Datu Marioriwawo). Kembaran Keris Pusaka ini diberikan juga oleh Aru Palaka kepada
Sultan Buton ke 9 SULTAN QAIMUDDIN MALIK SIRULLAH KHALIFATUL KHAMIS, yang menerima
suaka suaka politik Aru Palaka di Buton bersama Istrinya Imangkawani Daeng Talele bersama
teman-temannya Arung Bila, Arung Apanang, Arung Belo, Arung Pattojo dan Arung Kaju pada bulan
Oktober 1660.
31. maluku

Kalawai, Senjata Tradisional Khas Daerah Maluku. Sebagai orang


Maluku tentu kita tidak asing mendengar kata Kalawai. Kalawai adalah salah satu senjata tradisional khas
daerah Maluku. Bentuk Kalawai adalah hampir mirip seperti tombak namun bentuk Kalawai sendiri
biasanya pegangannya terbuat dari buluh ataupun kayu, yang lebih panjang dari tombak, ujung buluh
tersebut kemudian di beri besi tajam, besi tersebut harus lebih dari satu, dan di ikat melingkari buluh
tersebut. Biasanya besi kalawai terdiri dari besi yang diasah sampai menjadi tajam.

Kalawai berbeda dengan tombak, jika tombak umumnya bermata 1, kalawai umumnya bermata 3 dan mirip
dengan Trisula. Kalawai juga memiliki fungsi yang berbeda dengan Tombak, Kalawai hanya digunakan di
lautan oleh nelayan atau biasa digunakan di dalam air, baik di lautan maupun sungai/danau untuk
menangkap hewan yang hidup perairan dangkal maupun dalam berupa ikan, gurita, teripang, morea dan
lain sebagainya. Sementara Tombak umumnya digunakan untuk berburu di hutan dan yang paling umum
adalah berperang.

32. maluku utara

Parang dipegang di tangan kanan, melambangkan keberanian.


Sedangkan salawaku di tangan kiri melambangkan perjuangan untuk mendapat keadilan.
Bagi rakyat Maluku, parang dan salawaku adalah simbol kemerdekaan rakyat.
Dulu, parang dan salawaku digunakan untuk berperang. Tahu, kan, Kapitan Pattimura?
Ketika berperang melawan penjajah Belanda, dia dan para prajuritnya menggunakan
sepasang senjata ini. Konon, salawaku yang dipakai oleh para prajurit Kapitan Pattimura
sudah diberi mantra khusus sehingga tidak akan tembus oleh peluru musuh. Maka, mereka
pun dengan gagah berani menentang sang penjajah.

33. papua

Busur dan Panah adalah merupakan salah satu senjata


utama khas suku-suku yang ada di Papua. Senjata tradisional busur dan panah ini digunakan untuk
berburu dan berperang. Busur tersebut dibuat dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat
dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru.

Karena bahan-bahan busur dan panah yang terbuat dari alam, maka diperlukan keahlian khusus
untuk menggunakan senjata tradisional tersebut.

34. papua barat


Selain busur, panah dan tombak, masyarakat suku adat di Papua memiliki senjata tradisional pisau
belati yang terbuat dari tulang burung kasuari atau terbuat dari bambu. Pisau ini bisa dibuat dari
tulang kaki burung kasuari atau bambu dengan ujung yang meruncing, sedangkan gagangnya
dihiasi oleh bulu burung kasuari.

Senjata tradisional dari Papua dan Papua Barat yang dibuat dari tulang burung kasuari ini
dipergunakan sebagai alat bantu dalam berburu dan mengambil hasil hutan.

Anda mungkin juga menyukai