Rencong adalah senjata tradisional milik masyarakat Aceh yang merupakan simbol identitas
diri, keberanian dan ketangguhan suku aceh. Rencong merupakan senjata tradisional yang mulai
dipakai pada zaman kesultanan Aceh, yaitu sejak pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah (Sultan
Pertama Aceh). Rencong ini selalu ada dan diselipkan dipinggan Sultan Aceh, para Ulee Balang
dan masyarakatpun menggunakan Rencong sebagai senjata pertahanan diri. Rencong dikenakan
oleh Sultan dan para bangsawan lainnya, biasanya terbuat dari emas dan sarungnya terbuat dari
gading. Sedangkan rencong yang digunakan oleh masyarakat biasa terbuat dari kuningan atau besi
putih, sedangkan sarungnya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau.
2. Sumatera Utara
Tongkat Tunggal Panaluan ini adalah tongkat sakti yang hanya dimiliki oleh raja batak. Dalam
perkembanganya tongkat ini dipegang oleh Ketua adat dan dipergunakan pada saat adanya acara
besar, seperti mambukka Huta, acara Horja bius dll. Saat ini tongkat pusaka raja batak ini disimpan
di museum Gereja Katolik Kabupaten Samosir.
Tongkat Tunggal Panaluan oleh semua sub suku Batak diyakini memiliki kekuatan gaib untuk:
meminta hujan, menahan hujan (manarang udan), menolak bala, Wabah, mengobati penyakit,
mencari dan menangkap pencuri, membantu dalam peperangan dan lainnya.
3. Sumatra Barat
Karih adalah senjata tradisional dari Sumatera Barat seperti keris hanya saja bentuk karih
tidak berlekuk seperti halnya keris yang kita kenal dari pulau Jawa. Akan tetapi Jika masih
berada dalam sarungnya, sekilas bentuk keris Sumatera Barat ini mirip keris Jawa;
pegangannya berlekuk sedikit dengan ukiran di bagian sarungnya. Bagian sarungnya agak
sedikit menyempit di bagian atas dekat ujungnya.
Karih / Keris ini merupakan perlengkapan / aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki dan
diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam
setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu
juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat
setempat menyebutnya baralek dan juga dipergunakan dalam pertunjukan silat.
4. Riau
Keris merupakan senjata pusaka yang telah digunakan berabad lalu. Tidak hanya di Riau, keris
pada umumnya digunakan oleh bangsawan di Asia Tenggara. Keris merupakan simbol kehormatan
dan alat mempertahankan diri. Senjata ini digunakan untuk menikam dari jarak dekat.
Kedudukan keris dalam sejarah sebagai simbol kehormatan tidak dipungkiri lagi, bahwa dalam masa
kerajaan itu terlihat jelas sebagai bentuk perlindungan diri, maupun kebanggaan. Bahkan dalam
sejarah modern, fungsi itu terus berkembang sebagai obyek sejarah, dan dapat pula menjadi benda
penentu sejarah berdasarkan masa pembuatan dan jenis bahan yang digunakan.
5. Kepulauan Riau
Beladau adalah sejenis belati yang merupakan senjata tradisional yang dikenal di Sumatera dari
Riau sampai Mentawai. Beladau memiliki bermata pisau tunggal atau bermata dua,bentuk pisau
melengkung. Pisau dari gagang ke ujung semakin runcing dan melengkung ke suatu titik.
6. Jambi
Badik Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas melayu yang ada di Sumatera dan
Kepulauan Riau serta Semenanjung Melayu. Senjata tradisional Jambi ini bentuknya seperti
badik khas Sulawesi hanya saja pada sarung Tumbuk Lada terdapat benjolan bundar yang
dihias dengan ukiran pahat. Sarung senjata ini dilapis dengan kepingan perak yang diukir
dengan pola-pola rumit. Bentuk badik tumbu ladak juga menyerupai keris akan tetapi tidak
bergelombang. Senjata tradisional dari Jambi ini pada zaman dulu dipergunakan untuk
berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang Tumbuk Lada pada zaman dulu juga
menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Jambi, Kepulauan Riau, Deli, Siak dan
Semenanjung Tanah Melayu.
7. Sumatra Selatan
tombak trisula memang sudah dikenal berasal dari Palembang. Namun belum diketahui secara pasti
sejak kapan trisula ini menjadi senjata tradisional di Palembang.
Diduga perkembangan trisula menjadi senjata tradisional di Palembang ada kaitannya dengan
perkembangan kebudayaan Hindu yang ada pada masa kerajaan Sriwijaya yang berpusat di
Palembang. Hal ini dapat dilihat dari bentuk tombak trisula yang mirip dengan trisula yang ada di kuil
kuil Hindu yaitu senjata yang dipegang oleh Dewa Siwa.
Walaupun senjata tombak trisula ini juga dipergunakan oleh banyak negara, akan tetapi yang khas dari
trisula palembang adalah kedua sisi tombak tersebut dapat dipergunakan sebagai senjata. Satu sisi
tombak berbentuk trisula sedangkan sisi lainnya merupakan mata tombak biasa.
8. Bengkulu
Badik/Sewar juga sejenis keris dengan bentuk lurus dan bermata satu. Dipakai untuk
berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat. Pada umumnya jenis badik ini terdapat juga pada
masyarakat melayu daerah / provinsi lainnya namun dengan nama yang kemungkinan berbeda
beda seperti sewar/siwah atau tumbuk lada. Seperti dibawah ini, di daerah Manna Bengkulu Selatan
senjata tradisional ini disebut Sewar, sedangkan di Lampung disebut dengan Badik Manna
9. Lampung
13. Banteng
masyarakat Banten memiliki salah satu karya budaya
berupa senjata tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat yang bertani, berkebun maupun
sebagai alat untuk membela diri. Senjata tradisional tersebut adakah golok atau bedog. Walaupun
memiliki konotasi arti yang sama, namun penggunaan dua kata tersebut sangat berbeda di Banten.
Bedog yang juga berarti sebutan untuk parang biasanya dipergunakan oleh masyarakat untuk
bertani / bercocok tanam atau sebagai perkakas dapur. Sedangkan golok lebih diartikan sebagai
senjata yang digunakan untuk mempertahankan diri.
Menyusuri keunikan senjata golok, tidak akan lepas dari daerah atau sentra pembuatan golok.
Ciomas, seolah telah menjadi padanan kata untuk golok dari Banten. Ciomas adalah nama sebuah
kecamatan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Golok Ciomas sudah sangat terkenal diseluruh
nusantara bahkan didunia. Golok Ciomas diyakini oleh sebagian besar masyarakat memiliki
keistimewaan dan ampuh "menaklukan" musuh.
17. Bali
Taji
Tajen berasal dari kata Taji yang berarti benda pipih yang runcing dan tajam (semacam pisau
tapi kecil). Istilah tajen digunakan untuk sabung ayam. Sabung ayam dalam masyarakat Bali
awal mulanya digunakan untuk upacara Tabuh Rah, yaitu taburan darah binatang korban
yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Tabuh Rah bertujuan
mengusir Butha (pengaruh negatif) supaya tidak mengganggu manusia dan menghindari
marabahaya.
18. Nusa Tenggara Barat
Pisau besar atau golok ini merupakan salah satu senjata tradisional suku Sasak
yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gagang golok terbuat dari
tanduk ukir berbentuk seekor singa utuh dengan kecermatan ukiran yang
mengagumkan. Semacam mendak perak melingkar dintara gagang golok dan
bilahnya. Sarung golok terbuat dari kayu berukir motif tradisional setempat.
Sekilas tempak terlihat kemiripan pola ukiran dengan ukiran tradisional Bali.
Bilah golok ditempa dari baja putih tanpa pamor yang cukup tebal. Golok
tradisional Lombok buatan lama yang dibuat khusus untuk kalangan tertentu
(bukan suvernir).
Mandau merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap
keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan
maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan
emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau
mempunyai nama asli yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”,
merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh
pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau
dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu
Montalat.
“Dompuran” juga terlebih dahulu ditaburi garam dan dibacakan mantera atau rinait “ponusi” agar
supaya kelak gayang akan menjadi berbisa. Ketika gayang sudah siap, yang pertama dilakukan oleh
penempa gayang adalah mengorbankan seekor ayam jantan merah dan darahnya disimbahkan ke
gayang, penempa membacakan rinait “pongoboh” sebagai tanda gayang itu bukan lagi “benda mati”
tapi “benda hidup” yang harus dijaga oleh tuannya.
Penyembelihan ayam jantan merah tanda bahwa gayang itu kelak akan menjatuhkan setiap laki-laki
yang perkasa sebab ayam jantan melambang kegagahan. Menurut orang tua, gayang yang sudah
“disubak” dan “dikoboh” itu akan menjadi seperti makhluk bernyawa, dan makanannya adalah darah
dan otak manusia. Maka, setiap kali seorang pahlawan membunuh musuhnya, mereka akan
mengambil otaknya dan memasukkan ke dalam satu lubang hulu gayang dan juga di dalam sarung
gayang, dengan itu, semangat musuh akan tinggal dalam gayang tadi.
Sedangkan fungsi Mandau dalam kehidupan masyarakat suku dayak di Kalimantan pada zaman
dahulu digunakan masyarakat dalam peperangan dan juga pengayauan (pemenggalan kepala
musuh). Namun saat ini dikarenakan peperangan dan ngayau sudah jarang terjadi pada masyarakat
dayak di kalimantan sehingga mandau hanya digunakan pada ritual-ritual adat dan juga sebagai
hiasan.
25. Sulawesi utara
26. Gorontalo
29.sulawesi selatan
badik yang asalnya dari daerah kajuara kabupaten bone , dalam pembuatan badik ini,,
orang2 disekitar kajuara sana masih percaya jika badik raja dibuat oleh makhluk halus,
ketika malam, terdengar suara palu bertalu-talu dalam lanraseng gaib sampai paginya
masyarakat sana menemukan jadilah sebuah badik raja,, badik ini bilahnya aga” besar
ukurannya 20-25 cm, menurut bang ray divo, Ciri-ciri badik raja hampir mirip dengan
badik lampobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian
melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau
mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta
mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng
kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir
disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh
arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.
30.sulawesi tenggara
Keris pusaka emas aru palaka senjata pusaka dari raja - raja di kerajaan Buton. Rante Mas dan
Keris Pusaka Emas ARU PALAKA (La Tenritatta Arung Pakka Petta Malampe'E Gemme'na Daeng
Serang Datu Marioriwawo). Kembaran Keris Pusaka ini diberikan juga oleh Aru Palaka kepada
Sultan Buton ke 9 SULTAN QAIMUDDIN MALIK SIRULLAH KHALIFATUL KHAMIS, yang menerima
suaka suaka politik Aru Palaka di Buton bersama Istrinya Imangkawani Daeng Talele bersama
teman-temannya Arung Bila, Arung Apanang, Arung Belo, Arung Pattojo dan Arung Kaju pada bulan
Oktober 1660.
31. maluku
Kalawai berbeda dengan tombak, jika tombak umumnya bermata 1, kalawai umumnya bermata 3 dan mirip
dengan Trisula. Kalawai juga memiliki fungsi yang berbeda dengan Tombak, Kalawai hanya digunakan di
lautan oleh nelayan atau biasa digunakan di dalam air, baik di lautan maupun sungai/danau untuk
menangkap hewan yang hidup perairan dangkal maupun dalam berupa ikan, gurita, teripang, morea dan
lain sebagainya. Sementara Tombak umumnya digunakan untuk berburu di hutan dan yang paling umum
adalah berperang.
33. papua
Karena bahan-bahan busur dan panah yang terbuat dari alam, maka diperlukan keahlian khusus
untuk menggunakan senjata tradisional tersebut.
Senjata tradisional dari Papua dan Papua Barat yang dibuat dari tulang burung kasuari ini
dipergunakan sebagai alat bantu dalam berburu dan mengambil hasil hutan.