Disusun oleh :
Universitas Sriwijaya
Fakultas Kedokteran
Program Studi Kedokteran Gigi
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridha dan karunia-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang merupakan bagian dari
pembelajaran Anatomi Dasar di Fakultas Kedokteran Program Studi Kedokteran Gigi
Universitas Sriwijaya.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan materi selama proses pembelajaran dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca akan sangat diharapkan guna perbaikan serta
penyempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
I. PENDAHULUAN 4
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Otot Mastikasi
1. M. masseter
Insersio
Aksi
1. Mengangkat (bilateral)
M. masseter merupakan pengangkat yang kuat dari mandibular dan sangat aktif
selama oklusi sentrik yang kuat.
2. Pergerakan lateral (unilateral)
M. masseter keluar sedikit ke lateral dan daerah insersio dan oleh karena itu,
m.masseter tunggal dapat menggerakkan mandibular ke sisi yang sama.
3. Retrusi (bilateral)
Bila mandibular berada dalam posisi protrusi, serabut bagian dalam terletak pada
posisi untuk membantu retrusi mandibular
2. M. Temporalis
M. temporalis merupakan otot berbentuk kipas dengan tepi kipas melekat pada
sisi kepala dan tangan kipas melekat pada processus coronoideus mandibulae. Untuk
melihat seluruh panjang m. temporalis, arcus zygomaticus harus disibakkan. Otot
ditutupi lapisan membrane facia yang kuat, yang melekat di superior linea temporalis
superior. Dibawah, facia membelah untuk melekat pada permukaan medial dan lateral
arcus zygomaticus. Terletak dalam bagian terpisah di atas arcus adalah berbagai lapisan
lemak, beberapa pembuluh darah kecil dan saraf.
Origo
M. temporalis keluar sebagai serabut dari (1) linea temporalis inferior yang
melengkung, (2) fossa temporalis, (3) fascia temporalis di atasnya. Serabut tersusun
berbentuk kipas, dapat dibagi menurut fungsinya menjadi serabut vertical anterior dan
medial serta serabut horizontal posterior.
Insersio
Serabut anterior, medial dan posterior berjalan konvergen dan ke bawah ke dalam
arcus zygomaticus sebagai tendon yang tebal, berinsersio pada permukaan medial
processus coronoideus dan tepi antero-medial ramus mandibulae .
Aksi
1. Tonus isitirahat (bilateral)
M.temporalis mempertahankan posisi istirahat manibula normal bila berada
posisi tegak lurus.
2. Elevasi (bilateral)
Serabut – serabut temporalis aktif selama posisi gigitan end to end dan oklusi
sentrik. Otot sangat aktif pada posisi oklusi sentrik.
3. Retrusi (bilateral)
Serabut temporalis posterior terletak hampir horizontal oleh karena itu, berada
pada posisi yang baik untuk menarik mandibula kembali ke posisi sentrik.
4. Gerak ipsilateral (unilateral)
Insersio temporalis terletak di medial origo dan karena itu, m. temporalis bekerja
untuk mendorong mandibular ke sisi yang sama atau ipxsilateral.
3. M. Pterygoideus mendialis
Origo
Origonya adalah pada permukaan medial lamina lateralis processus pterygoidei.
Beberapa serabut ke luar dari tuber maxillae.
Insersio
Serabut berjalan ke bawah, ke posterior, dan sedikit ke medial untuk berinsersio
pada permukaan medial ramus mandibulae. Insersio meluas tepat di bawah sucus
mylohyoideus ke tepi inferior dan angulus mandibulae
Aksi
1. Elevasi (bilateral)
M. pterygoideus medialis bekerja bersama dengan masseter sebagai pengangkat
mandibular, yang kuat.
2. Protrusi (bilateral)
Otot berinsersio di belakang origonya dan karena itu, otot kiri dan kanan dapat
membantu protrusi mandibula (gerakan rahang kedepan)
3. Gerak kontralateral (unilateral)
Insersio m. pterygoideus medialis adalah di lateral daerah originya,
memungkinkan serabut otot meggerakkan mandibular ke sisi berlawanan pada
gerak lateral.
4. M. Pterygoideus Lateralis
M. pterygoideus lateralis berbentuk segitiga dan mempunyai dua caput yang terpisah.
Merupakan satu – satunya otot dari keempat otot dari keempat otot yang terletak terutama
pada posisi horizontal.
Origo
Caput superior keluar sebagai serabut dari seluruh atap fossa infratemporalis. Caput
inferior keluar berupa serabut dari permukaan lateral lamina lateralis processus
pterygoidei.
Insersio
Caput superior berjalan ke porterior dan kelateral, untuk berinsersio pada capsula
articularis dan discus artiularis caput inferior berjalan ke posterior, ke atas dan sedikit
ke latera untuk berinsersi pada fovea pterygoidea di permukaan anterior collum
mandibulae.
Aksi
1. Protrusi (bilateral)
M. pterygoideus lateralis bekerja bersama sebagai protractor mandibular. Serabut
terletak dalam posisi sempurna untuk bergerak ke depan pada processus
condylaris dan discus articularis untuk menggerakkan mandibula ke posisi prousi.
2. Depresi (bilateral)
Untuk mengenal aksi ini, kita harus mengingat bahwa sumbu rotasi utama selama
depresi mandibula terletak pada foramen mandibulare. Jadi, kontraksi kedua caput
m. pterygoideus lateralis tidak hanya mendorong processus condylaris ke anterior,
tetapi bersama dengan mm. suprahyoidei dan infrahyoidei, membantu menekan
mandibular ke dalam.
3. Gerak kontralateral (unilateral)
Insersi m. pterygoideus lateralis adalah di lateral daerah origonya, sehingga m.
pterygoideus laterlais bekerja terutama untuk menggerakkan mandibula ke sisi
berlawanan.
No. Otot Origo Insersio Persyarafan Fungsi
mandibular
[V3]
Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada
kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik
prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan,
serabut posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan
relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus
pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan
memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus
kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang.
Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat
dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus yang
berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh
muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya mandibula tidak dapat tetap stabil
selama gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis
yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis
mandibularis.
2. Gerak menutup
3. Protrusi
Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke
bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang
tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis
dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis
merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter,
muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya
mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan
memisahkan gigi geligi.
4. Retrusi
5. Gerak lateral
Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak
pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada
sisi tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh
serabut posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap
dipertahankan oleh otot-otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi
berlawanan prosesus kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke
eminensia artikularis melalui kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis,
dalam hubungannya dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak
mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot
pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga berperan dalam gerak protrusi dan
retrusi.
Tiga pasang otot mastikasi pergerakan elevasi dan lateral mandibula. Otot-otot ini
adalah otot masseter, temporal, pterigoid medial. Otot pterygoid lateal, masing-masing
dengan dua perut fungsinya secara horisontal selama penutupan dan pembukaan. Perut
inferior (atau pterygoid lateral inferior) bekerja selama pergerakan protrusi, depresi dan
lateral. Perut superior (pterygoid lateral superior) bekerja selama penutupan. Otot yang
processus kondilaris dengan kuat melawan disk, karena perut superior telah ditunjukkan
Otot mastikasi terdiri dari otot primer dan sekunder atau aksesorius. Dimana otot
primer terdiri dari Masseter, Temporalis, Pterygoideus lateralis, dan medialis. Otot
sekunder terdiri dari Digastric, Myohioid, Geniohyoid, dan Buccinator. Lalu ada 4
otot yang melekat pada mandibula yang berperan untuk elevasi, depresi, protrusi,
retrusi, dan gerakan lateral.
DAFTAR PUSTAKA
Schuenke, M., Erik, S., & Udo, S. (2014). Anatomi untuk Kedokteran Gigi Kepala dan Leher.
Dialihbahasakan oleh Wita Anggraini, Bambang, Lilian Juwono. Jakarta: EGC.