Anda di halaman 1dari 17

Anatomi Dasar

Otot Mastikasi (Musculi Masticatorii)

Disusun oleh :

Fitri Alifa Putri SA 04031181823015


Azzahra Hanan Hafni Caya 04031181823016
Firma Ayna Al Mardiyyah 04031181823017
Anggun Putri Pratiwi 04031181823018
Audina Faradiba 04031181823019
M Fauzan Arief S 04031281823020
Arie Fatwa 04031281823021
Mutia Faradina Ramadhanty 04031281823022
Geraldo Ramadhana Salahudin 04031281823023
Salsa Idnar 04031281823024
Ahmad Ridwan Turgani 04031281823025
Indah Rizka Apriani 04031281823026
M Reyhan Daffa 04031281823027

Dosen Pengampu : dr. Tri Suciati M.Kes

Universitas Sriwijaya
Fakultas Kedokteran
Program Studi Kedokteran Gigi
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridha dan karunia-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang merupakan bagian dari
pembelajaran Anatomi Dasar di Fakultas Kedokteran Program Studi Kedokteran Gigi
Universitas Sriwijaya.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan materi selama proses pembelajaran dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca akan sangat diharapkan guna perbaikan serta
penyempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Palembang, 23 April 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

I. PENDAHULUAN 4
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai


komponen terdiri dari gigi – geligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem
syaraf. Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi
bawah berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula dapat melaksanakan aktifitas
fungsional dari sistem mastikasi. Keharmonisan antara komponen – komponen ini sangat
penting dipelihara kesehatan dan kapasitas fungsionalnya.
Mastikasi merupakan sebuah proses penghancuran makanan dan persiapan untuk
proses penelanan. Mastikasi juga merupakan tahap awal dari pencernaan, dimana makanan
dihancurkan menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan penelanan. Gerakan
mengunyah meliputi kegiatan kegiatan otot saraf yang sangat kompleks dan terkoordinasi,
yang selain melibatkan gerakan mandibula juga melibatkan gigi geligi dengan kekuatan
menggigit yang tepat. Gerakan mandibula pada pengunyahan merupakan kontraksi
serangkaian otot yang melekat pada tulang mandibula, dan sifatnya terkoordinasi. Otot-otot
wajah, lidah dan bibir juga berperan penting dalam mempertahankan bolus makanan di antara
gigi geligi.
Otot-otot membuka mulut (otot depressor) adalah mylohyoid, digastrikus, dan
pterigoideus lateralis, berfungsi menstabilkan condylus dan menggerakkan kearah anterior/
posterior selama membuka mulut, menutup dan gerakan protusif. Sedangkan otot-otot
menutup mulut (otot elevator) adalah temporalis, masseter dan pterigoideus medialis.
II. PEMBAHASAN

Otot Mastikasi

1. M. masseter

M. Masseter merupakan otot quadrilateral yang menutupi sebagian besar permukaan


lateran ramus mandibulae. Sebagian granula parotidea (processus facialis), ductus
parotideus, a. tranversa facialis dan berbagai cabang n. facialis terletak di permukaan otot.
Otot masseter terbagi menjadi bagian superfacialis dan profunda, yang bergabung
menjadi satu tepi.
 Origo

Superfacialis keluar sebagai tendon yg tebal dari zygomaticus maxillae dan


sebagai serat daging dari tepi inferior dua pertiga depan arcus zygomaticus.
Profunda keluar dari permukaan dalam arcus zygomaticus dan tepi inferior
sepertiga belakang arcus zygomaticus.

 Insersio

Serabut- serabut superficial berjalan ke inferior dan posterior, masuk ke angulus


mandibulae dan bagian bawah permukaan lateral ramus. Menutupi bagian dalam
ramus tersebut.
Serabut bagian dalam berjalan vertikal ke bawah untuk ke bagian atas permukaan
lateral ramus. Tidak berinsersio pada processus condylaris mandibulae, collum
mandibulae maupun bagian atas processus coronoideus.

 Aksi
1. Mengangkat (bilateral)
M. masseter merupakan pengangkat yang kuat dari mandibular dan sangat aktif
selama oklusi sentrik yang kuat.
2. Pergerakan lateral (unilateral)
M. masseter keluar sedikit ke lateral dan daerah insersio dan oleh karena itu,
m.masseter tunggal dapat menggerakkan mandibular ke sisi yang sama.

3. Retrusi (bilateral)
Bila mandibular berada dalam posisi protrusi, serabut bagian dalam terletak pada
posisi untuk membantu retrusi mandibular

2. M. Temporalis
M. temporalis merupakan otot berbentuk kipas dengan tepi kipas melekat pada
sisi kepala dan tangan kipas melekat pada processus coronoideus mandibulae. Untuk
melihat seluruh panjang m. temporalis, arcus zygomaticus harus disibakkan. Otot
ditutupi lapisan membrane facia yang kuat, yang melekat di superior linea temporalis
superior. Dibawah, facia membelah untuk melekat pada permukaan medial dan lateral
arcus zygomaticus. Terletak dalam bagian terpisah di atas arcus adalah berbagai lapisan
lemak, beberapa pembuluh darah kecil dan saraf.

 Origo

M. temporalis keluar sebagai serabut dari (1) linea temporalis inferior yang
melengkung, (2) fossa temporalis, (3) fascia temporalis di atasnya. Serabut tersusun
berbentuk kipas, dapat dibagi menurut fungsinya menjadi serabut vertical anterior dan
medial serta serabut horizontal posterior.

 Insersio

Serabut anterior, medial dan posterior berjalan konvergen dan ke bawah ke dalam
arcus zygomaticus sebagai tendon yang tebal, berinsersio pada permukaan medial
processus coronoideus dan tepi antero-medial ramus mandibulae .

 Aksi
1. Tonus isitirahat (bilateral)
M.temporalis mempertahankan posisi istirahat manibula normal bila berada
posisi tegak lurus.
2. Elevasi (bilateral)
Serabut – serabut temporalis aktif selama posisi gigitan end to end dan oklusi
sentrik. Otot sangat aktif pada posisi oklusi sentrik.
3. Retrusi (bilateral)
Serabut temporalis posterior terletak hampir horizontal oleh karena itu, berada
pada posisi yang baik untuk menarik mandibula kembali ke posisi sentrik.
4. Gerak ipsilateral (unilateral)
Insersio temporalis terletak di medial origo dan karena itu, m. temporalis bekerja
untuk mendorong mandibular ke sisi yang sama atau ipxsilateral.
3. M. Pterygoideus mendialis

M. pterygoideus medialis dan lateralis terletak dalam fossa infratemporalis. Untuk


melihat otot ini sebagian ramus mandibulae harus disibakkan.
M. pterygoideus medialis hampir merupakan cerminan dari m. masseter. Otot ini
juga membentuk romboid dan berjalan hampir pada arah yang sama dengan permukaan
dalam ramus mandibulae. Fungsi utamanya menutup mulut.

 Origo
Origonya adalah pada permukaan medial lamina lateralis processus pterygoidei.
Beberapa serabut ke luar dari tuber maxillae.
 Insersio
Serabut berjalan ke bawah, ke posterior, dan sedikit ke medial untuk berinsersio
pada permukaan medial ramus mandibulae. Insersio meluas tepat di bawah sucus
mylohyoideus ke tepi inferior dan angulus mandibulae
 Aksi
1. Elevasi (bilateral)
M. pterygoideus medialis bekerja bersama dengan masseter sebagai pengangkat
mandibular, yang kuat.
2. Protrusi (bilateral)
Otot berinsersio di belakang origonya dan karena itu, otot kiri dan kanan dapat
membantu protrusi mandibula (gerakan rahang kedepan)
3. Gerak kontralateral (unilateral)
Insersio m. pterygoideus medialis adalah di lateral daerah originya,
memungkinkan serabut otot meggerakkan mandibular ke sisi berlawanan pada
gerak lateral.
4. M. Pterygoideus Lateralis
M. pterygoideus lateralis berbentuk segitiga dan mempunyai dua caput yang terpisah.
Merupakan satu – satunya otot dari keempat otot dari keempat otot yang terletak terutama
pada posisi horizontal.

 Origo
Caput superior keluar sebagai serabut dari seluruh atap fossa infratemporalis. Caput
inferior keluar berupa serabut dari permukaan lateral lamina lateralis processus
pterygoidei.
 Insersio
Caput superior berjalan ke porterior dan kelateral, untuk berinsersio pada capsula
articularis dan discus artiularis caput inferior berjalan ke posterior, ke atas dan sedikit
ke latera untuk berinsersi pada fovea pterygoidea di permukaan anterior collum
mandibulae.
 Aksi
1. Protrusi (bilateral)
M. pterygoideus lateralis bekerja bersama sebagai protractor mandibular. Serabut
terletak dalam posisi sempurna untuk bergerak ke depan pada processus
condylaris dan discus articularis untuk menggerakkan mandibula ke posisi prousi.
2. Depresi (bilateral)
Untuk mengenal aksi ini, kita harus mengingat bahwa sumbu rotasi utama selama
depresi mandibula terletak pada foramen mandibulare. Jadi, kontraksi kedua caput
m. pterygoideus lateralis tidak hanya mendorong processus condylaris ke anterior,
tetapi bersama dengan mm. suprahyoidei dan infrahyoidei, membantu menekan
mandibular ke dalam.
3. Gerak kontralateral (unilateral)
Insersi m. pterygoideus lateralis adalah di lateral daerah origonya, sehingga m.
pterygoideus laterlais bekerja terutama untuk menggerakkan mandibula ke sisi
berlawanan.
No. Otot Origo Insersio Persyarafan Fungsi

Otot Mastikasi Utama

1. Masseter Inferior Border Ramus mandibula mulai Nervus masseter


( Superficial pada 2/3 anterior molar ketiga sampai ke dari batang atas
head) pada Zygomatic angulus mandibula nervus
Elevasi
Arch mandibular [V3]
Larger part mandibula

2. Masseter Inferior Border Nervus masseter


( Deep pada 1/3 Posterior dari batang atas
Head) dari Zygomatic Prosesus koronoid nervus
Smaller part Arch mandibular [V3]

3. Temporalis Nervus temporal


(serabut Processus coronoideus dalam dari Elevasi dan
Fossa temporalis
anterior) mandibula batang anterior
Temporalis nervus
(serabut Fascia temporalis Tepi ventral ramus mandibular [V3] Retruksi
posterior) mandibula mandibula

4. Pterygoid Diatas permukaan


medial lamina lateralis
medial dari Elevasi dan
( deep head)
prosessus Permukaan medial dari Nervus ke gerakan 'sisi ke
pterygoideus mandibula di dekat pterygoid sisi' dari
angulus medial dari mandibula
5. Pterygoid Tuberositas
(pterygoid tubercles) nervus dan protusi
medial maksilaris dan
mandibular [V3] mandibula
prosessus
(superficial
palatinus
head)
6. Pterygoid Di kapsula artikularis,
lateral Atap fossa diskus artikularis dan
(Upper infratemporalis leher kondilus Nervus ke Depresi,
head) pterygoid lateral Protraksi dan
7. Pterygoid Permukaan Pterygoid fossa pada secara langsung gerakan 'sisi ke
lateral lamina leher kondilus dari batang sisi' dari
(Lower pterygoideus mandibula anterior nervus mandibula
head) lateralis insersio mandibular [V3]
di leher kondilus atau dari cabang
buccalis

No. Otot Origo Insersio Persyarafan Fungsi

Otot Mastikasi Sekunder

1. Digastric- Fossa digastrica Perlekatan Nervus Membuka mulut


Anterior pada os mandibula tendon antara mylohyoid dari dengan merendahkan
belly sebelah dalam dua belly pada cabang mandibula;
mandibula alveolar menaikkan tulang
inferior nervus hyoid
mandibular
[V3]
2. Mylohyoid Linea mylohyoid Corpus os hyoid Nervus Mendukung dan
pada mandibula dan fiber pada mylohyoid dari elevasi lantai mulut;
sisi yang cabang elevasi hyoid
berlawanan alveolar
inferior nervus

mandibular
[V3]

3. Geniohyoid Spina mentalis Permukaan Cabang dari Melekatkan elevasi


inferior di atas anterior corpus ramus anterior mandibula dan
permukaan dalam os hyoid C1 (membawa menarik tulang hyoid
mandibula sepanjang ke depan; melekatkan
nervus tulang hyoid menarik
hypoglossal mandibula ke bawah
[XII]) dan ke dalam

4. Buccinator Bagian posterior Campuran Nervus facialis Menarik pipi ke


dari maksila dan orbicularis oris (VII) dalam untuk menjaga
mandibula; raphe dan menuju agar makanan tetap
pterygomandibularis bibir pada permukaaan
kunyah gigi selama
pengunyahan.

Otot- otot yang menggerakkan dan mengontrol mandibula

1. Gerakan membuka (depresi)

Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada
kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik
prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan,
serabut posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan
relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus
pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan
memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus
kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang.
Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat
dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus yang
berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh
muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya mandibula tidak dapat tetap stabil
selama gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis
yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis
mandibularis.

2. Gerak menutup

Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus


pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada
posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada
posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi
memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus
pterygoideus medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia
artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan
bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus
ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.
Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus
pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung
menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu
dengan sedikit mendepresi caput selama gigi geligi menggeretak.

3. Protrusi

Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke
bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang
tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis
dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis
merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter,
muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya
mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan
memisahkan gigi geligi.

4. Retrusi

Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan


meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus
temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada
keadaan tersebut. Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus
kontraksi dan menjaga agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian
posterior discus articularis dan capsula articulatio temporomandibularis akan dapat
menahan agar diskus tetap berada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula
ketika prosesus kondiloideus bergerak ke belakang8.

5. Gerak lateral

Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak
pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada
sisi tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh
serabut posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap
dipertahankan oleh otot-otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi
berlawanan prosesus kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke
eminensia artikularis melalui kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis,
dalam hubungannya dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak
mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot
pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga berperan dalam gerak protrusi dan
retrusi.

Fungsi-fungsi Otot Pengunyahan

Tiga pasang otot mastikasi pergerakan elevasi dan lateral mandibula. Otot-otot ini

adalah otot masseter, temporal, pterigoid medial. Otot pterygoid lateal, masing-masing

dengan dua perut fungsinya secara horisontal selama penutupan dan pembukaan. Perut

inferior (atau pterygoid lateral inferior) bekerja selama pergerakan protrusi, depresi dan
lateral. Perut superior (pterygoid lateral superior) bekerja selama penutupan. Otot yang

terakhir diperkirakan membantu memelihara integrita condilus-disk dengan penarikan

processus kondilaris dengan kuat melawan disk, karena perut superior telah ditunjukkan

melekat pada disk dan leher condyle.


III. PENUTUP

Otot mastikasi terdiri dari otot primer dan sekunder atau aksesorius. Dimana otot
primer terdiri dari Masseter, Temporalis, Pterygoideus lateralis, dan medialis. Otot
sekunder terdiri dari Digastric, Myohioid, Geniohyoid, dan Buccinator. Lalu ada 4
otot yang melekat pada mandibula yang berperan untuk elevasi, depresi, protrusi,
retrusi, dan gerakan lateral.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra.2004.Textbook of Dental and Oral Histology and Embryology with MCQs.New


Delhi:Jaypee Brother Medical Publisher (P).

Lifecott,Bernard.2005.Dasar-Dasar anatomi Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC

Schuenke, M., Erik, S., & Udo, S. (2014). Anatomi untuk Kedokteran Gigi Kepala dan Leher.
Dialihbahasakan oleh Wita Anggraini, Bambang, Lilian Juwono. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai