Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem dan komponen citra penginderaan jauh
2. Mahasiswa dapat mengetahui seluruh bagian, fungsi, dan cara kerja dari stereoskop
cermin
3. Mahasiswa dapat mengetahui makna tanda-tanda atau keterangan pada foro udara
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara menampalkan foto udara

II. Peralatan :
1. Stereoskop Cermin
2. Foto udara pankromatik hitam putih skala 1:40.000
3. Penggaris
4. Spidol OHP tipe F
5. Plastik transparansi

III. Landasan Teori


1. Interpretasi citra
Interpretasi citra adalah kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan
mengenali obyek pada citra, selanjutya menilai arti penting dari obyek tersebut.
Kegiatan memperoleh data inderja dari interpretasi citra ini dilakukan dengan
menggunakan alat bantu, yaiatu stereoskop. Alat ini berfungsi untuk memunculkan
gambar 3D dari 2 buah foto udara 2D yang diletakkan secara bertampalan. Dua buah
foto udara tersebut merupakan wilayah yang sama namun sudut pemotretannya
berbeda.
Pengambilan gambar 2D diambil menggunakan teknik overlap. Menurut Avery
(1992: 29), apabila suatu daerah dibuat citranya atau difoto dari dua ledudukan pesawat
udara yang berbeda, maka akan dihasilkan dua foto yang saling bertampalan (overlap).
Apabila kedudukan pesawat berada pada satu jalur terbang, maka yang diperoleh adalah
pertampalan depan (fprward overlap), sedangkan apabila tidak berada pada satu jalur
terbang, maka yang diperoleh adalah pertampalan samping (side overlap). Besar
pertampalan antar dua foto atau pertampalan depan sebesar 60%, sedangkan
pertampalan samping merupakan sisanya.

1 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2. Pengamatan Stereoskopik
Adalah suatu kegiatan interpretasi citra/ foto udara dengan menggunakan alat
bantu yang bernama stereoskop. Pada kegiatan pengamatan ini stereoskop berfungsi
untuk menampilkan gambar 3 Dimensi. Gambar 3 Dimensi dari citra yang diinterpretasi
akan memudahkan pengamatan. Bidang 3 Dimensi menunjukkan obyek yang
mempunyai unsur ukuran lebar, panjang dan tinggi. Bidang 3 Dimensi memungkinkan
dilakukan pengamatan terhadap beda tinggi dan kemiringan lereng suatu obyek.
Foto udara pada umumnya lebih banyak menampilan gambar 2 Dimensi,
terutama pada foto udara tegak lurus. Untuk dapat menampilkan bentuk 3 Dimensi dari
foto udara yang diamati, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
 Terdapat daerah bertampalan pada foto udara. Setiap foto udara/ citra yang akan
diinterpretasi harus merupakan foto udara/ citra yang berurutan garis
terbangnya dan mempunyai daerah tampalan (pada foto 1 ada sebagian wilayah
yang sama dengan foto 2)
 Untuk dapat diinterpretasi dengan jelas maka lebar daerah yang bertampalan
kira-kira 1/3 – 2/3 dalam sebuah foto/citra.
Pandangan 3 Dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak
sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda.
Masing-masing mata pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar
yang berada dibawahnya. Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak

2 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

manusia dan diterjemahkan sebagai gambar yang 3 Dimensi. Serangkaian foto udara
akan nampak menjadi tampilan 3 Dimensi dalam proses pengamatan stereoskopis jika:
 Foto udara tersebut memiliki tampalan
 Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam
satu jalur terbang yang sama
 Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama
Selain dari syarat diatas, kemampuan dari setiap orang dalam menghasilkan
efek 3 Dimensional juga sangat bervariasi. Tidak setiap pengamat memiliki
kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran 3 Dimensional pada
serangkaian foto udara yang sama.
Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan fokus
pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
menghasilkan gambaran 3 Dimensional.
Pertambahan usia seorang pengamat juga memungkinkan perubahan
kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan 3 Dimensional.
Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran
stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran
tiga dimensi pada masa tertentu.
Ada banyak macam stereoskop. Dalam praktikum ini menggunakan stereoskop
cermin. Jenis ini banyak digunakan dalam interpretasi citra.

3 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

3. Foto Udara
Untuk lebih mengenal bagian-bagian pada foto udara, perhatikan gambar berikut
ini.

Foto udara standar pada umumnya berukuran 23 cm × 23 cm. Selain tanda tepi,
pada foto udara terdapat juga kelompok keterangan penting, yaitu:
1) tanda fidusial,
2) nomor seri, dan
3) tanda tepi.

Keterangan tepi pada foto udara terdiri atas:


1. Tanda Fidusial
Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini
terletak pada sudut foto atau pada bagian tengah foto. Apabila terletak pada sudut
foto, pada umumnya berupa garis silang yang
mengarah ke sudut lain di hadapannya. Apabila terletak pada bagian tengah tepi
foto, pada umumnya berupa setengah anak panah. Kegunaan dari tanda ini adalah
untuk menentukan titik prinsipiil foto, yaitu dengan cara menarik garis dari dua
tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari dua garis ini merupakan titik

4 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berguna untuk mencari daerah tampalan (tumpang
tindih) pada foto udara selanjutnya.
2. Nomor Seri
Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama daerah yang
dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor
registrasi diperlukan untuk pengarsipan dan
pencarian kembali apabila ada yang memerlukan. Tanggal pemotretan
menunjukkan kondisi lapangan pada saat pemotretan, seperti kondisi musim.
Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan menggunakan foto udara
multitemporal. Nomor jalur terbang selain diperlukan dalam penyimpanan foto,
juga diperlukan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang
bertampalan untuk analisis secara
stereoskopik.
Contoh: VII / 320 / XVI - 25
- VII / 320 = nomer registrasi
- XVI = nomer jalur terbang
- 25 = nomer foto udara
3. Tanda Tepi
Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada
umumnya tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu:
a. Altimeter
Digunakan untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas permukaan laut pada
saat pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui
tinggi terbang, tinggi berdasarkan altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu
dengan tinggi daerah rata-rata.
Contoh:
ketinggian altimeter terbaca = 9.231 m tinggi daerah yang dipotret (dapat dilihat
pada peta) =
192 m maka tinggi terbang = 9.231 m – 192 m = 9.039 m
b. Panjang Fokus
Panjang fokus ini menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang
digunakan.

5 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

c. Jam
Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara
pada foto, serta tinggi relatif objek berdasarkan arah bayangan dan panjang
bayangan.
d. Level
Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak.
4. Penampalan Foto Udara
Syarat- syarat foto udara dapat menampilkan bentuk 3 dimensi :
1. Foto udara yang akan diinterpretasi harus berpasangan dan berurutan garis
terbangnya
2. Foto udara yang akan diiterpretasi memiliki skala yang sama
3. Foto udara dapat diinterpretasi dengan jelas jika besarnya daerah foto yang
bertampalan sekitar 60%

Prosedur menampalkan foto udara

1. Tentukan foto udara yang akan diidentifikasi informasi tepinya.


2. Carilah pasangan foto udara yang telah anda tentukan sebelumnya.
3. Perhatikanlah simbol- simbol yang ada pada bagian tepi foto udara dengan
seksama.
4. Catatlah kelengkapan simbol- simbol tersebut, apakah simbol- simbol tersebut
sudah lengkap dan tafsirkan arti masing- masing simbol tersebut.
5. Tentukan arah orientasi udara pada foto udara berpasangan yang akan
ditampalkan.
6. Tentukan titik tengah foto (principal point) pada foto udara berpasangan yang
akan ditampalkan dengan cara menarik garis dari masing- masing tanda
fidusial. Perhatikan jenis objek yang terletak persis di tengah foto udara.
Berilah tanda pada titik tengah tersebut.
7. Tentukan titik tengah pindahan (conjugate principal point) pada tiap foto
udara yang berpasangan dengan memperhatikan jenis objek yang merupakan
titik tengah foto udara pertama apakah tergambar pada foto udara berikutnya.
Jika tergambar berilah tanda pada titik tersebut, yang berarti titik tersebut
sebagai titik tengah pindahan. Misalnya pada foto udara pertama titik

6 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

tengahnya berupa objek pertigaan jalan, maka pertigaan jalan tersebut akan
tergambar pada foto berikutnya atau foto kedua. Posisi pertigaan di foto itulah
yang disebut dengan titik tengah pindahan atau kalau titik tengah dinyatakan
sebagai A maka titik tengah pindahan adalah A’.
8. Titik garis antara titik pusat foto (principal point) dengan titik tengah pindahan
(conjugate principal point) yang terdapat pada masing- masing foto udara.
9. Amati dengan stereoskop dan tampalkan garis pada masing- masing foto udara
tersebut sehingga didapatkan kenampakan 3 dimensi.
10. Hitung nilai stereo base dan base foto dengan rumus dibawah ini

Standar mata normal stereo base bernilai 22 – 24 cm

Base foto ≤ 0,3 cm

7 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

IV. Bagian bagian Stereoskop

Bagian-bagian dari stereoskop cermin terdiri atas:


1. Binokuler: stereoskop cermin ini dilengkapi dengan binokuler dan batang paralaks
atau stereometer. Binokuler digunakan untuk pengamatan foto udara dengan
perujudan yang diperbesar, baik skala tegak maupun skala mendatarnya.
2. Lensa cembung: untuk menentukan dan menghasilkan suatu bayangna objektif
serta memperbesar benda yang diamati.
3. Sepasang prisma/cermin: komponen pemantul dengan memanfaatkan pemantulan
sempurna, membelokkan cahaya yang masuk. Stereoskop cermin menggunakan
paduan prisma dan cermin untuk memisahkan garis penglihatan dari tiap mata
pengamat.
4. Cermin perak: menangkap bayangna dari objek foto. Stereoskop cermin
mempunyai jarak antara dua sayap cermin yang jauh lebih besar daripada jarak
pengamatan sehingga pasangan foto udara yang berukuran 240 mm dapat diletakan
untuk diamati tanpa saling menutupi.
5. Tiang penyangga: sebagai alat berdirinya stereoskop.

8 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

V. Hasil Praktikum dan Data

Base Foto = |(A-B’)-(B-A’)|


Base Foto = |4,3-4,2|
Base Foto = 0,1
(𝐴 − 𝐴′ ) − (𝐵 − 𝐵 ′ )
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑒𝑜 𝐵𝑎𝑠𝑒 =
2
(25,3) − (25,1)
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑒𝑜 𝐵𝑎𝑠𝑒 =
2

VI. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini kita dapat melihat cara Mahasiswa dapat mengetahui
sistem dan komponen citra penginderaan jauh, dapat mengetahui seluruh bagian,
fungsi, dan cara kerja dari stereoskop cermin, dapat mengetahui makna tanda-tanda
atau keterangan pada foro udara, dapat mengetahui cara menampalkan foto udara.
Namun pada perhitungan stereo base masih melebihi standar normal mata.

9 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika


PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Daftar Pustaka

Skeptical Inquirer. 5 Juli 2015. Interpretasi Citra.


https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/penginderaan-jauh-interpretasi-citra/

Monica Ria Felicia. 31Oktober 2014. Laporan Praktikum Penginderaan Jauh (Pengamatan
Stereoskopis). https://monica-ria-felicia.blogspot.com/2014/10/laporan-praktikum-
penginderaan-jauh.html

Fuat Cepat. 10 September 2013. Bagian-Bagian Foto Udara.


http://fastrans22.blogspot.com/2013/09/bagian-bagian-foto-udara.html

10 | Praktikum Fotogrametri Teknik Geomatika

Anda mungkin juga menyukai