11-Article Text-33-1-10-20190910
11-Article Text-33-1-10-20190910
ABSTRAK
Flebitis yaitu infeksi oleh mikroorganisme yang dialami oleh pasien yang diperoleh
selama dirawat di rumah sakit diikuti dengan manifestasi klinis yang muncul sekurang-
kurangnya 3x24 jam. Flebitis disebabkan oleh jenis cairan, vena lokasi pemasangan, teknik
aseptik yang salah dan lama hari pemasangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan teknik aseptic dengan kejadian flebitis pada pasien di Ruang Rawat Inap RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado.
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yang dilakukan pada pasien yang terpasang infus dan
berlangsung selama 3 bulan. Variabel bebas yaitu teknik aseptik sedangkan variabel terikat
adalah kejadian flebitis. Data primer yang digunakan berjumlah 84 pasien yang terpasang
infus. Data diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi square.
Hasil analisis univariat pasien yang terpasang infus di Ruang Rawat Inap RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado menunjukkan bahwa teknik aseptik pada umumnya baik 53,6%;
sebagian besar pasien tidak mengalami flebitis 66,7%. Hasil analisis bivariat menunjukkan
teknik aseptic (p=0,003) berhubungan dengan kejadian flebitis pada pasien yang terpasang
infus.
Kesimpulan penelitian ini adalah teknik aseptic perawat di Ruang Rawat Inap RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado pada umumnya baik, pasien yang terpasang infus di Ruang
Rawat Inap pada umumnya tidak flebitis; teknik aseptic berhubungan dengan kejadian
flebitis pada pasien yang terpasang infus di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih
Manado.
Sebagai saran bagi perawat ruangan agar lebih memperhatikan SOP pemasangan infus
untuk mengurangi kejadian flebitis. Perawat ruangan harus meningkatkan pengetahuan
lewat pelatihan-pelatihan mengenai pengendalian dan pencegahan infeksi, pelatihan
pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.
ABSTRACT
Phlebitis is an infection by microorganisms experienced by patients acquired during
hospitalization followed by clinical manifestations that appear at least 3x24 hours.
Phlebitis is caused by chemical irritation (type of liquid), location of infusion, wrong
aseptic technique and long days of installation. The purpose of this study is known to have
a relationship aseptic techniques, with the incidence of phlebitis in patients who are infused
in inpatient room.
The observational analytic study used a cross sectional approach done to patients who
were infused and lasted for 3 months. Primary data used amounted to 84 patients who were
infused. Data were processed and analyzed by univariate, bivariate.
The univariate analysis showed that the aseptic techniques are generally either
53,6%; most patients did not phlebitis is 66,7%. The result of bivariate analysis shows that
27
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
there is correlation between aseptic technique with phlebitis occurre at Inpatient Room of
General Hospital GMIM Pancaran Kasih Manado.
The conclude of this study shows that the aseptic technique is generally good; most od
patients is not phlebitis; there are correlation between aseptic technique with phlebitis
occurrence in patients who are infused at Inpatient Room of General Hospital GMIM
Pancaran Kasih Manado.
Suggest for nurses to pay more attention to SOP infusion to reduce the incidence of
phlebitis. The nurses should improve knowledge through training on infection control and
prevention, training on prevention of nosocomial infections in hospital. Learn more about
pairing techniques and recognize signs of occurre by phlebitis.
28
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
29
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
perawatan luka infus yang seharusnya diperlukan untuk menilai peluang dari
dilakukan setiap hari. variabel bebas terhadap variabel terikat.
30
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
31
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
lokasi pemasangan infus, teknik insersi, Hasil penelitian ini juga sejalan
obat parenteral, bahan kateter intravena dengan penelitian Kusumawati, dkk
dan sebagainya. (2015) yang meneliti tentang hubungan
Menurut Baker dan Anderson (2009), pelaksanaan standar prosedur
flebitis dapat dicegah dengan melakukan operasional pemasangan infus dengan
teknik aseptik yang baik dan benar kejadian flebitis di Rumah Sakit Islam
selama pemasangan infus, menggunakan Siti Hajar Sidoarjo. Hasil penelitian ini
kateter IV yang sesuai dengan ukuran menunjukkan bahwa penyebab flebitis
vena, mempertimbangkan lokasi dalam penelitian ini adalah bakteri
pemasangan berdasarkan jenis cairan sehingga perawat perlu melakukan
yang diberikan dan pemindahan lokasi tindakan pencegahan dengan cara
pemasangan setiap 72 jam (3 hari). Dari melakukan cuci tangan sesuai SPO
penjelasan teori ini dapat dikatakan rumah sakit dan melakukan teknik
bahwa teknik aseptik merupakan salah aseptik sebelum melakukan pemasangan
satu faktor yang berhubungan dengan infus. Teknik aseptik dilakukan bertujuan
kejadian flebitis. Teknik aseptik yang untuk membunuh mikroorganisme yang
kurang baik akan meningkatkan kejadian terdapat di tangan atau di daerah sekitar
flebitis. lokasi yang akan dilakukan tusukan.
Demikian juga dengan teknik aseptik Oleh sebab itu perawat dituntut untuk
yang kurang baik, dari 39 responden, menjaga kondisi steril, melindungi diri
terdapat 20 responden yang mengalami pasien dari infeksi dan memberikan
flebitis dan 19 responden tidak flebitis. perasaan segar dan bersih.
Responden yang tidak mengalami flebitis
karena walaupun teknik aseptik kurang KESIMPULAN
baik tetapi perawat memilih IV kateter 1 Berdasarkan penelitian didapatkan
yang sesuai dengan ukuran vena pasien, bahwa sebagian besar teknik aseptic
lokasi vena pemasangan infus juga perawat berada pada kategori baik.
diperhatikan oleh perawat. Sementara 2 Kejadian flebitis pada pasien yang
faktor lain yang tidak menyebabkan terpasang infus umumnya minim atau
flebitis pada pasien tersebut dikarenakan tidak terjadi flebitis.
faktor cairan yang diberikan bersifat 3 Terdapat hubungan antara teknik
isotonik dan pasien jarang menggerakkan aseptic dengan kejadian flebitis pada
tangan tempat yang terpasang infus. pasien yang terpasang infus di Ruang
Hasil penelitian ini juga sejalan Rawat Inap RSU GMIM Panacaran
dengan penelitian Wayunah, dkk (2014) Kasih Manado.
dimana dalam penelitiannya dijelaskan
bahwa dalam pemasangan infus, perawat SARAN
harus memperhatikan prinsip-prinsip 1. Bagi tempat penelitian agar
pemilihan vena. Perawat yang memiliki meningkatan kinerja petugas
pengetahuan yang baik akan kesehatan dalam hal ini perawat untuk
memperhatikan kesterilan lokasi vena mengurangi angka kejadian flebitis di
pemasangan infus. Dalam penelitian ini ruang rawat inap dengan menggiatkan
dijelaskan tentang teknik aseptik selama para perawat untuk mengikuti
pemasangan infus. Jika pasien yang pelatihan-pelatihan baik pelatihan
mendapat terapi cairan yang harus patient safety dan uji kompetensi
terpasang infus maka perlu untuk perawat tentang semua implementasi
memperhatikan teknik aseptik untuk keperawatan.
mengurangi kejadian flebitis. 2. Bagi perawat agar lebih proaktif dan
Sejalan dengan penelitian banyak belajar tentang teknik
Triwidyawati, dkk (2014) yang meneliti mengenali tanda dan gejala serta
tentang hubungan kepatuhan perawat tindakan untuk mencegah terjadinya
dalam menjalankan SOP pemasangan flebitis pada pasien yang terpasang
infus dengan kejadian flebitis disebutkan infus.
32
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
33
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
34
p-ISSN 2655-0288, VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2019
35