DOSEN PEMBIMBING :
ELVRIN SEPTIYANTI,S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH :
AYU RAHMAWATI PUTRI
1905124471
1.1.Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari pendidikan. Mulai dari pendidikan orang tua dirumah
sampai pendidikan diluar rumah, seperti sekolah. Pendidikan sudah menjadi kewajiban
bagi setiap individu. Dalam dunia pendidikan yang ditempa selama 12 tahun
mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga sikap spiritualisme. Berdasarkan UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan
Nasioal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap kreatif, mandiri menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sejak sekolah dasar diajarkan sikap senyum dan sapa kepada guru ataupun
siapa saja yang dijumpai, dan budaya buang sampah ditempatnya sesuai dengan jenis
sampahnya. Tetapi kini sudah berkurang dikarenakan ketidakpedulian peserta didik
yang semakin bertindak individu. Beberapa masalah pun juga bermunculan seperti
bertindak tidak wajar kepada guru, pembulian kepada sesama peserta didik sampai
terganggunya mental korban, kekerasan ataupun pemaksaan antarsesama peserta didik
dengan pangkat senioritas. Maka dari itu dipertegas suatu sistem pendidikan yang
membangun karakter seorang anak dengan mengatur pola pikir dan berperilaku
sehingga mampu untuk hidup dan bekerja sama dengan lingkungan sekitar.
3.1.Kesimpulan
Dari kajian teoritis diatas dapat disimpulkan beberapa kategori, yaitu:
Pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mempertahankan dan
meningkatkan taraf kehidupan. Pendidikan merupakan hasil dari perkembangan
kebudayaan manusia dan pusat perkembangan.
Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam
menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga
terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujudkan didalam
sikap dan perilaku yang baik.
Pendidikan karakter harus dilakukan dengan beberapa prinsip. Pertama,
mengenalkan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. Kedua, mengidentifikasi
karakter secara komprehensif agar mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
Ketiga, menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter. Keempat, menciptakan komunitas sekolah mempunyai kepedulian. Kelima,
memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik. Keenam,
memiliki cakupan tentang kurikulum yang bermakna dan dan menantang yang
menghargai semua siswa, membangun karakter dan membantu untuk sukses. Ketujuh,
mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para siswa. Kedelapan, memfungsikan
seluruh staf sekolah sebagai komunikasi moral yang berbagi tanggung jawab untuk
pendidikan berkarakter dan setiap nilai dasar yang sama. Kesembilan, memfungsikan
keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.
Kesepuluh, mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.
Pendidikan karakter ini dapat dimaknai sebagai proses pengarahan dan
pembimbingan terhadap peserta didik agar memiliki nilai dan perilaku yang baik untuk
menjadi manusia yang baik. Bila pendidikan karakter yang telah mencapai
keberhasilan, tidak diaragukan lagi kemajuan masa depan bangsa Indonesia akan
mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila karakter ini mengalami kegagalan
sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, dan menyebabkan Negara
ini akan semakin ketinggalan dari Negara-negara lain.
3.2.Saran
Pendidikan karakter ini harus dilakukan sedini mungkin, yang dimulai dari
lingkungan keluarga kemudian berlanjut ke dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan
diharapkan kepada pemerintah untuk memperhatikan segala aspek pendukung proses
pembelajaran. Karena dari pendidikan Negara dapat maju dan berkembang, dan juga
Negara bisa hancur apabila pendidikan sudah disalah gunakan.
Tenaga pendidik pun selain mengajar dan memberikan ilmu, guru juga dapat
memberikan rasa aman dan keselamatan bagi peserta didiknya. Jika tidak dilakukan
dengan semestinya, ilmu yang diberikan kepada peserta didik akan sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Amri dalam Rachmadyanti, Putri. 2017. “Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa
Sekolah Dasar Melalui Kearifan Lokal”. JPSD, 3(2): 204.
Amri, dkk dalam Manasikana dan Anggraeni. 2018. Makalah Seminar Nasional.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 106-107.
Manasikana, Arina dan Anggraeni, Candra Widhi. 2018. “Pendidikan Karakter dan
Mutu Pendidikan Indonesia”. Makalah Seminar Nasional. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 105-108.
Mulyasa dalam Manasikana dan Anggraeni. 2018. “Pendidikan Karakter dan Mutu
Pendidikan Indonesia”. Makalah Seminar Nasional. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal 105.
Pala dalam Manasikana dan Anggraeni. 2018. Makalah Seminar Nasional. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 108.
Samani dan Harianto dalam Manasikana dan Anggraeni. 2018. Makalah Seminar
Nasional. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 106.
Yunus dalam Rachmadyanti, Putri. 2017. “Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa
Sekolah Dasar Melalui Kearifan Lokal”. JPSD, 3(2): 204