Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh iklan rokok pada remaja

Remaja adalah generasi penerus bangsa, untuk itu suatu negara perlu mempersiapkan generasi muda
secara fisik dan psikis dengan baik. Secara fisik perkembangan remaja dari segi kesehatan perlu
mendapatkan perhatian yang cukup signifikan dari pemerintah. Who menyebutkan setiap satu batang
rokok yang di hisap 85% di hirup oleh orang di sekitar kirrta mereka yang terdampat asap rokok. Factor
yang mendorong mempengaruhi remaja untuk merokako salah satunya adalah iklan frekuensi daya Tarik
iklan dan jenis rokok.
Salah satu karakteristik umum perkembangan remaja adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Karena
didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu,
dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan
seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh
orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena
sering melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa
remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan orang
dewasa. Oleh karena itu yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin
tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Namun
pada kenyataannya yang terjadi adalah para remaja melakukan kegiatan yang mengarah ke arah negatif
seperti kebiasaan merokok.
Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, indenpendensi, dan berontak dari
norma-norma, dimanfaatkan para pelaku industry rokok dengan memunculkan selogan-selogan promosi
yang mudah tertangkap mata dan telinga serta menantang. Selogan-selogan ini tidak hanya gencar
dipublikasikan melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak dan luar ruang, tetapi industri rokok pada
saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti konser musik dan olah
raga. Hampir setiap konser musik dan event olah raga di Indonesia di sponsori oleh industri rokok. Dalam
event tersebut mereka bahkan membagikan rokok gratis atau mudah mendapatkannya dengan
menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut. Para remaja memang menjadi sasaran empuk bagi
industry rokok. industri rokok memanfaatkan karakteristik remaja, ketidaktahuan konsumen dan
ketidakberdayaan mereka yang sudah kecanduan rokok. Iklan rokok menawarkan citra seorang perokok
sebagai seorang yang tangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern dan lain sebagainya,
sehingga remaja tertarik untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya kegiatan merupakan
komponen kunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkul para remaja Ancaman khusus rokok
terhadap kelompok usia remaja merupakan suatu hal yang tidak bisa disepelekan. Hal ini telah
mencemaskan semua pihak, terutama kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam masa depan
kesehatan dan kepribadian anak. Rokok harus dilihat juga sebagai bahan adiktif buat anak. Salah satu iklan
rokok yang digemari remaja adalah iklan rokok A Mild dengan label “A”, diproduksi oleh PT HM
Sampoerna Tbk, selalu melakukan perubahan dan pembaharuan sesuai dengan keinginan para remaja
yang ingin mencoba hal yang baru. Rokok tersebut menawarkan keamanan dan kenyamanan merokok
dengan rendah kadar Tar dan Nikotin, serta adanya selogan yang selalu segar bagi para remaja misalnya
tema “Bukan Basa Basi”(BBB), versi “Kalau benda bisa ngomong”, “Silahkan Bicara” yang diikuti dengan
gambar mulut yang tertutup plester. Selogan tersebut sangat efektif dalam memengaruhi remaja bahwa
remaja senang dengan keterbukaan, dan berhak melakukan sesuatu seperti yang dilakukan
orang dewasa (Purwaningwulan, 2007).
Demikian halnya iklan rokok yang lainnya, disamping ada unsur humor yang digunakan untuk menarik
perhatian remaja, juga terdapat makna pesan-pesan yang secara tersembunyi yaitu kritik sosial pada
perilaku pelanggaran yang kadangkala juga dilakukan oleh para remaja. remaja pada iklan rokok, kegiatan
yang disponsori industri rokok terhadap aspek kognitif, afektif dan perilaku merokok pada remaja dengan
subjek sebanyak 353 responden murid SMP dan SMA Hasilnya menyatakan 99,8% anak remaja sudah
terpapar iklan rokok, dan sebanyak 81% remaja pernah mengikuti kegiatan yang disponsori industri rokok.
Jika ditinjau dari aspek kognitif pengaruh iklan terhadap remaja, riset menyatakan 68,2% anak remaja
dapat menyebutkan lebih dari tiga slogan iklan rokok, dan bisa dengan cepat mengenali karya audio visual
iklan rokok serta mengidentifikasi produk yang dimaksud. Jika ditinjau dari sisi usia remaja yang mulai
merokok, hasil penelitian tersebut menyatakan rata-rata remaja mulai merokok pada usia 14 tahun, dan
sebanyak 31,5% remaja mulai merokok di usia 15 tahun. Dan dari segi besarnya pengaruh iklan dan
kegiatan yang disponsori industri rokok terhadap perilaku merokok remaja sebanyak 29% remaja perokok
menyalakan rokoknya ketika melihat iklan rokok pada saat tidak merokok. bahwa salah satu aturan dan
tata tertib disekolah tersebut adalah melarang siswa merokok, dan aturan tersebut juga sudah
berulangkali diingatkan kepada seluruh siswa, namun ada sekitar 5-10% siswa yang merokok diluar jam
belajar. Keadaan tersebut sulit dipantau karena mereka merokok diluar lingkungan sekolah. Mengingat
usia mereka masih dini sudah merokok, maka hal ini harus segera dicegah untuk terjadinya perilaku
kecanduan merokok, serta mengantisipasi dampak rokok terhadap kesehatan mereka sangat berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai