Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN UNTUK UNIT PENANGANAN BATUBARA: -

A. Kriteria Lokasi
1. Unit / badan penanganan batu bara tidak boleh menggunakan lahan pertanian apa pun dan
harus ditempatkan pada jarak minimum 250 meter dari tanah pertanian sekitarnya.
2. Tanah kosong milik pemerintah yang tidak cocok untuk kegiatan pertanian dengan kriteria
tapak/jarak yang disyaratkan akan lebih cocok untuk mendirikan unit penanganan
batubara.
3. Unit / Badan Penanganan Batubara harus berjarak minimal 500 meter dari area perumahan,
sekolah / perguruan tinggi, Monumen Historis, Tempat Keagamaan, area sensitif ekologis
serta kawasan hutan.
4. Unit / badan penanganan batu bara harus terletak minimal 500 meter dari jalur kereta api,
jalur ekspres, jalan raya nasional, jalan negara dan jalan kabupaten, dan dari badan air
seperti sungai, nala, kanal, kolam dll.
5. Dalam hal kegiatan penanganan batu bara di pelabuhan dan dermaga atau perluasannya,
kriteria jarak dan penggunaan lahan dapat dilonggarkan dan dikompensasi dengan
pengendalian pencemaran & penghijauan yang baik, namun semua pelabuhan dan dermaga
tersebut harus menyediakan lajur konveyor tertutup dan mekanisasi untuk penanganan
batubara.

B. Kriteria Penyimpanan dan Penanganan


1. Unit / Badan Penanganan Batubara harus menyimpan batubara sedemikian rupa sehingga
tumpukan batubara tidak boleh lebih tinggi dari 5 meter dan jarak antara dua tumpukan
yang berdekatan di G.L harus 5 meter, sehingga jika terjadi kebakaran, ada trayek yang
tersedia.
2. Harus ada sistem bongkar muat mekanis dari area bongkar / muat ke tempat penumpukan
dan ke kendaraan.
3. Unit / Badan Penanganan Batubara harus mengambil semua langkah korektif untuk
menyelesaikan masalah polusi udara di area penyimpanan batubara.

C. Kriteria Pengangkutan
1. Unit / Badan Penanganan Batubara harus memastikan bahwa semua truk sebelum
meninggalkan tempat penyimpanan harus disiram air dengan sistem yang memadai, Harus
sepenuhnya ditutupi dengan penutup berukuran efektif dan juga memastikan bahwa truk
tidak kelebihan muatan serta tidak ada tumpahan selama transportasi.
2. Kendaraan yang mengangkut batu bara tidak boleh kelebihan muatan hingga mencapai
ketinggian wadahnya. Skala penimbangan harus disediakan hanya di area pemuatan dan
otoritas di pintu gerbang unit penanganan batu bara harus memastikan bahwa tidak ada
kelebihan muatan pada kendaraan.
3. Bagian atas kendaraan harus ditutup dengan penutup tetap dan bukan penutup terpal untuk
menghindari tumpahan atau debu batu bara.
4. Unit / Badan Penanganan Batubara harus mendapatkan izin transportasi dari Pemerintah
setempat berdasarkan aturan yang relevan.
D. Kriteria Pencegahan Polusi
1. Unit / Badan Penanganan Batubara harus menyediakan trayek beraspal dengan daya
dukung lalu lintas yang memadai.
2. Unit / Badan Penanganan Batubara harus membangun tembok di sepanjang pinggiran
bangunan dengan ketinggian minimum 9 meter.
3. Penyiraman air terus menerus harus dilakukan di atas tumpukan secara berkala untuk
mencegah debu, api & asap. Untuk mencegah emisi fugitif selama bongkar / muat, jaringan
pipa dengan pompa dan penyimpanan air yang cukup harus dipasang. Penyiraman air harus
dilakukan pada setiap tahap penanganan untuk menghindari timbulnya debu batu bara atau
debu lain di dalam bangunan.
4. Unit / Badan Penanganan Batubara harus memastikan pembersihan debu batu bara secara
teratur dari jalan internal dan jalan utama serta memastikan bahwa ada ruang yang
memadai untuk pergerakan kendaraan.
5. Langkah-langkah Pengendalian Polusi Udara yang memadai berikut ini harus dipasang dan
dioperasikan secara efisien.
a) Sistem Dust containment cum suppression untuk tumpukan batubara, dan proses
bongkar / muat batubara.
b) Konstruksi dinding penahan angin yang efektif sesuai dengan kondisi setempat
untuk mencegah penumpukan partikel dari tumpukan batubara.
c) Konstruksi jalan logam & lantai Pucca RCC di area plot / gudang dll.
d) Sistem pembersihan rutin dan pembasahan area lantai di dalam bangunan.
e) Seluruh area penyimpanan batu bara / gudang harus ditutup dengan atap dan
dinding tahan cuaca. Dalam gudang tertutup, jika ada aktivitas penghancuran /
pengayakan / perataan (mis. Lembar G. I.) harus dengan pemasangan tambahan
APCM yang memadai.
6. Unit / Badan Penanganan Batubara harus melakukan tiga baris penanaman pohon-pohon
tinggi di sepanjang pinggiran lokasi penanganan batubara, di dalam & di luar lokasi di
sepanjang jalan.
7. Sistem drainase yang tepat harus disediakan di semua area penyimpanan batubara sehingga
air yang dikeringkan dari percikan & limpasan dikumpulkan di tangki dan dapat digunakan
kembali setelah penyaringan melalui celah batubara atau sistem perawatan efektif lainnya.
8. Semua langkah-langkah pengendalian dan teknologi canggih termasuk lajur konveyor
tertutup, bongkar muat mekanis, penyediaan silo, dll harus disediakan sebagai tambahan
terhadap langkah-langkah yang direkomendasikan dalam pedoman lingkungan untuk
membatasi polusi.

E. Persyaratan keamanan
1. Unit / Badan Penanganan Batubara harus menyediakan pemadam kebakaran yang
memadai untuk menghindari kebakaran atau bahaya terkait termasuk fasilitas
penyimpanan air yang memadai, dan bangunan harus secara eksklusif digunakan untuk
penyimpanan batubara.
2. Rencana darurat di lokasi harus disiapkan dan dilaksanakan oleh unit penanganan batubara.
F. Kriteria Hukum
1. Izin yang diperlukan dari semua otoritas peratutan yang berlaku dan langkah yang
memadai berdasarkan ketentuan tindakan / aturan lingkungan yang berlaku harus diambil.
2. Unit / Badan Penanganan Batubara harus menyiapkan RPL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan) dan menerapkannya sehingga dapat menjaga lingkungan keseluruhan area
itu.
3. Unit / badan penanganan batu bara tidak boleh melakukan operasi pemuatan /
pembongkaran batu bara di sembarang tempat, sampai peralatan pengontrol polusi udara
yang memadai untuk pengendalian debu dipasang dan dioperasikan secara efisien dan
persetujuan Air (Prevention & Control of Pollution) Act, 1981 diperoleh oleh pemilik Unit
penanganan batu bara/ importir batubara.
4. Unit / Badan Penanganan Batubara harus mengoperasikan Stasiun Pemantauan Kualitas
Udara Ambien yang berkesinambungan sesuai dengan pedoman CPCB. Hasil dari
parameter seperti SPM, RSPM, dan SO2 dan NOx harus diserahkan ke SPCB setiap bulan.
5. Dalam hal port yang menyediakan fasilitas untuk pengembang individu, perjanjian / MoU
harus dibuat antara otoritas port dan pengembang untuk mengurangi polusi. Otoritas port
harus bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan terkait
pengendalian pencemaran dan implementasi pedoman lingkungan.
6. Konsentrasi parameter berikut di udara ambien dalam bangunan dan jarak 10 meter dari
sumber (selain tumpukan / ventilasi) tidak boleh melebihi level berikut.

BAKU MUTU
PARAMETER
Tahunan Rata-Rata 24 Jam
PM 10 60 ug/m3 100 ug/m3
PM 2,5 40 ug/m3 60 ug/m3
SO2 50 ug/m3 80 ug/m3
NOx 40 ug/m3 80 ug/m3

Anda mungkin juga menyukai