RESUME KEMITRAAN BIDAN DUKUN BAYI DAN KADER POSYANDU
Oleh : Retno Kusuma Dewi (P1337424414034) / DIV REG SEM V
KONSEP DASAR KEMITRAAN BIDAN, DUKUN BAYI DAN KADER POSYANDU
A. Pengertian Kemitraan bidan dengan dukun bayi adalah kerjasama yang saling menguntungkakn dan telah dikembangkan oleh Kemenkes RI. Kemitraan tersebut menempakan bidan sebagai penolong persalinan dan menjadikan dukun bayi sebagai mitra dalam merawat ibu hamil, mendampingi ibu saat bersalin dan merawat ibu serta bayi setelah bersalin. Secara umum batasan batasan pengertian atas bidan, dukun bayi dan kader puskesmas dalam panduan ini adalah - Bidan : seorang yg telah selesai menempuh pendidikan bidan dan diakui oleh pemerintah serta mempunyai kualifikasi untuk melakukan ijin praktik - Dukun bayi : seorang perempuan anggota masyarakat yang memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut secara turun mnurun - Kader posyandu : warga masyarakat yg dipilih oleh masyarakat setempat dan bekerja secara terorganisir dalam mengelola posyandu dan memberdayakan masyarakat B. KONSEP KEMITRAAN Kemitraan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun menjadi mitra bidan, dan mendorog kader posyandu untuk menfasilitasi dan memediasi masyarakat dan dukun bayiagar seluruh proses persalinan dilakukan oleh bidan atau timkes lainnya. Kegiatan bidan mencakup kegiatan sesuai tugas dan wewenang, etika dan tanggungjawab bidan. Tugas dukun bayi adalah merujuk ibu hamil dan merawat ibu nifas. Kader bersama dukun melaksanakan tradisi setempat yg positif berkaitan dg ibu dan bbl serta menghilangkan tradisi yg buruk. Banyaknya dukun bayi dan kader akan menambah kekuatan bidan dalam menjalin kemitraan melakukan promkes dan pendataan kesehatan ibu dan anak. C. PRINSIP KEMITRAAN Kemitraan akan terbentuk atas dasar kerjasama dengan satu tujuan. Beberapa prinsip kemitraan - Kesetaraan - Keterbukaan - Saling menguntungkan D. LANDASAN KEMITRAAN Ada 7 saling landasan kemitraan - Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi - Saling memahami kemampuan masing masing - Saling menghubungi - Saling mendekati - Saling membantu - Saling mendorong dan mendukung - Saling menghargai E. PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEMITRAAN - Tingkat kabupaten : Dinkes sebagai koordinator, peran multi pihak (SKPD) , badan pemberdayaan perempuan dan KB, Dinsos, Badan pemberdayaan masyarakat desa, PKK, organissi profesi, akademisi, LSM, DPRD. - Tingkat kecamatan : camat, kep puskesmas, PKK, Pokjanal, desa siaga, kader. - Tingkat Desa : kepala desa, PKK, desa siaga, tooga dan tomas.
LANGKAH LANGKAH MENUJU KEMITRAAN
A. PENDATAAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yg terkait dg kesehatan ibu dan bayi, serta kader posyandu. Identifikasi awal dapat dilakukan melalui pemanfaatan data kesehatan yang termuat dalam profil puskesmasmaupun profil kes kab/ kota. Selain data yang diperoleh dari profil kes, perlu dilakukan analisis masalah kematian ibu melahirkan dan bayi. Analisis data akan membatu dalam mengidentifikasi akar masalah penyebab kematian ibu dan bayi, serta strategi intervensi. B. IDENTIFIKASI POTENSI YANG MENDUKUNG KEMITRAAN Potensi potensi yang dapat dieksplorasi diantaranya - Jumlah dan sebaran dukun bayi - Jumlah dan keaktifan kader posyandu - Kebiasaan atau budya okal - Dukungan pemerintah - Jumlah dan sumber sumber pendanaan Potensi potensi tersebut dapat menjadi awal dalam membangun kemitraan.
C. MEMBANGUN DUKUNGAN PARA PIHAK
Dukungan para pihak di tingkat kab atau kota akan mendorong percepatan pembentukan kemitraan, utamanya melalui dukungan program, anggaran san dukungan moral dari kepala daerah. D. LOKAKARYA KEMITRAAN BIDAN, DUKUN BAYI, DAN KADER POSYANDU Kesepahaman dan kesepakatan perlu diibangun mengingat kemitraan ini mengubah pola kebiasaan dukun bayi yang sebelumnya menolong persalinan. Terciptanya kesepakatan antara bidan, dukun bayi dan kader posyandu yang ditandatangani bersama, serta komitmen pemerintah daerah untuk mendukung pembiayaan operasional kemitraan tersebut. Kesepemahaman dan kesepakatan dapat dilakukan melalui perteuan yang menghadirkan bida, dukun bayi, kader posyandu, pemerintah desa, puskesmas dan dinkes. E. PEMBENTUKAN REGULASI DAERAH Proses pembentukan regulasi daerah dapat berupan peraturan kepala daerah ataupun peraturan daerah. Regulasi ini selain dapat memberikan jaminan ketersediaan dana dalam mendukung kemitraan juga mendorong pemenuhan ketersediaan dan distribusi bidan yang merata di desa terpencil sebagai syarat kemitraan. Diharapkan dengan adanya regulasi daerah ini terbentuk peraturan bupati/ walkot atau peraturan daerah tentang kemitraan Bidan, dukun bayi dan kader posyandu. F. KOORDINASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS BAGI DUKUN BAYI DAN KADER POSYANDU Langkah ini merupakan usaha optimalisasi pelaksanaan peran dan tugas masing masing. Proses peningkatan kapasitas bagi dukun bayi dan kader posyandu juga dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan sebagai berikut : - Perlibatan dukun bayi dalam kegiatan posyandu - Perlibatan dukun bayi dan kader dalam pelayanan non medis - Menyusun laporan rutin bulanan kader posyandu dan dukun - Perlibatan dukun bayi dan kader posyandu dalam kegiatan desa siaga - Pelaksanaan pelatihan secara berkala G. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN Indikator utama untuk memantau dan mengukur kemitraan - Cakupan K4 - Persalinan oleh tenaga kesehatan - Kematian ibu dan bayi
Langkah ini dapat tergambar dari laporan triwulan puskesmas.
Keberhasilan dapat diukur dg 3 indikator tersebut.
Fungsi utama kemitraan adalah preventif dan promotif.
H. MEMPERSIAPKAN SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG
Beberapa prasarana dasar yang perlu ada dalam pemberian pelayanan oleh bidan atau timkes : puskesmas, pustu, poskesdes, polindes, rumah tunggu kelahiran, posyandu yang dilengkapi air bersih. Sarana yang dibutuhkan dalam menunjang kemitraan : - Mobiler - Alkes - Buku pegangan - Baju seragam - P3k - Media penyuluhan I. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN Kader posyandu dan dukun bayi menyusun laporan kegiatan yang dicatat dalam buku laporan kader posyandu dan dukun bayi yang disesuaikan dg kebijakan puskesmas. J. PEMBIAYAAN Sumber dana bagi program kemitraan bidan, dukun bayi, dan kader posyandu berasal dari APBD , BOK, sumber dana dari pihakketiga, ataupun dana swadaya masyarakat. K. PEDOMAN PEDOMAN DALAM KEMITRAAN BIDAN, DUKUN BAYI DAN KADER POSYANDU Pedoman yang digunakan menjabarkan peran masing masing pihak dalam mendukung ibu hamil mulai pemeriksaan , proses persalinan oleh tenaga medis, sampapi perawatan nifas.