Anda di halaman 1dari 13

RESUME KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN ABSES INGUINAL


DEXTRA DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUD dr.
SLAMET KABUPATEN GARUT

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners XXXVIII

Disusun oleh :

FARRAS AMALIA ALHUSNIATI 220112190002

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
ABSES INGUINAL

Abses merupakan suatu infeksi bakteri yang ditandai dengan adanya penumpukan pus
atua nanah yang terbentuk dari adanya kerusakan jaringan setempat. Sedangkan inguinalis
merupakan batas bawah abdomen. Sehingga, abses inguinalis merupakan adanya
penumpukan pus atau nanah yang berlokasi pada batas bawah abdomen. Biasanya, abses
inguinalis dikaitkan dengan infeksi tuberculosis lokal, intrapelvic, atau spinal (Nadeem &
Hadden, 1999).

Faktor resiko

1. Infeksi mikroba
2. Reaksi hipersensitivitas
3. Agen cedera fisik (kerusakan jaringan)
4. Bahan kimia kororsif dan iritan
5. Nekrosis jaringan

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan kultur, untuk mengidentifikasi organisme penyebab abses


2. Pemeriksaan sel darah putih, untuk mengidentifikasi sel darah putih yang matur
dan tidak matur dalam jumlah besar
3. Elektrolit serum
4. Pemeriksaan pembekuan
5. Laktat serum
6. Urinalis
7. Sinar X
8. EKG

Terapi

Penanganan abses biasanya dapat dilakukan dengan pembedahan, debridemen,


atau kuretase. Abses harus diamati untuk mengidentifikasi penyebabnya, utamanya apabila
disebabkan oleh benda asing. Selain itu, abses seringkali disebabkan oleh bakteri, maka
pemberian antibiotic sering digunakan untuk terapi.
I. PENGKAJIAN
 Identitas Klien
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 11 April 2002
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Alamat : Sindang Daweung
Pekerjaan : Pelajar
Kultur : Sunda
Diagnosa Medis : Tumor tiroid bilateral curiga maligna
Tanggal Dikaji : 20 Januari 2020
No Medrec : 01218075
 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. O
Umur : 57 th
Hubungan dengan pasien : Ayah

II. RIWAYAT KESEHATAN


1) Keluhan Utama
Pada saat dikaji, klien mengatakan nyeri pada area luka post-operasi
2) Riwayat Masuk Rumah Sakit
Nyeri dirasakan pada area perut bawah (inguinal) dan gatal pada area selangkangan
kanan dan pada inguinal.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan tidak pernah mengalmai hospitalisasi atau sakit berat

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami kondisi yang sama
dengan klien.

5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Komposmentis
b. GCS : E4 M6 V5
c. Hasil Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan Fisik Pre-Operasi
Tanggal pemeriksaan: 20/1/2020
TB: 167 cm BB: 61 kg IMT: 21,8
Klien terdiagnosa abses inguinalis dekstra
Tanda-Tanda Vital
TD: 130/80 mmHg HR: 92 x/menit
RR: 20 x/menit Suhu: 36,50 C
Kesadaran (E4V5M6) Compos Mentis
Sistem Pernafasan
Hidung Hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak terdapat secret atau polip
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar
Dada - Bentuk dada normal
- Gerakan dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada
- Suara nafas vesikuler
- Tidak ada clubbing finger

Sistem Kardiovaskuler
Conjungtiva Non-anemis
Bibir Pucat, mukosa kering
Tekanan vena jugularis Tidak ada peningkatan JVP
Suara jantung Tidak ada suara jantung tambahan
CRT <2 detik
Sistem pencernaan
Sklera Tidak icterus
Bibir Kering, pucat
Mulut Sedikit kotor, kemampuan menelan (+)
Gaster Kembung (-), bising usus: 4x/menit
Anus Tidak dapat terkaji
Sistem Indra
Mata - Kelopak mata tidak ada pembengkakan
- Alis simetris
- Sclera non-ikterik

Hidung Tidak ada lesi atau sekret di dalam hidung


Telinga - Daun telinga utuh
- Fungsi pendengaran baik

Sistem Saraf
Fungsi cerebral - Status mental (orientasi baik, daya ingat
sedikit menurun, perhatian dan perhitungan
baik, bahasa baik dan mudah dipahami)
- Kesadaran/ GCS: E4V5M6
- Bicara: ekspresif

Fungsi motoric Kekuatan otot

5 5
5 5
Sistem musculoskeletal
Bentuk kepala Simetris, tidak ada benjolan/massa
Kaki Bentuk kaki simetris
Bahu Gerakan bahu simetris
Tangan Gerakan tangan simteris
Sistem Integumen
Rambut Rambut di kepala berwarna hitam, tekstur sedikit
kasar dan kering, kulit kepala bersih
Kulit Kulit terlihat berwarna sawo matang, permukaan
kulit kering, terdapat ruam pada selangkangan
kanan dan pus pada inguinalis kanan
Kuku Kuku terlihat bersih dan pendek, CRT<2 detik
Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid Bergerak naik dan turun saat klien menelan
Palpasi Tidak ada massa di area leher
Abdomen
Inspeksi Perut terlihat datar, terdapat pus dengan sedikit
massa
Auskultasi BU: 4x/menit
Perkusi Kuadran I timpani, kuadran II timpani, kuadran III
timpani dan kuadran IV timpani
Palpasi Teraba massa pada inguinalis dextra
Ekstremitas
Inspeksi kekuatan otot

5 5
5 5
Palpasi Edema(-)

6) Pengkajian Psikologis dan Sosial (Pre-Op)


Klien mengatakan cemas karena operasi kali ini merupakan operasi yang
pertama kali dilakukan. Klien juga merasa takut jika hal buruk akan terjadi saat
operasi.

7) Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1. DS : klien mengatakan cemas dan Rencana tindakan pembedahan Ansietas


takut terhadap tindakan pembedahan ↓
DO : Kurang pengetahuan mengenai
- Kontak mata tidak adekuat tindakan pembedahan
- RR: 20x/menit ↓
- Mukosa pucat Rasa cemas dan takut

Ansietas
2. DS : klien mengatakan nyeri pada Tindakan pembedahan Nyeri akut
area luka post-operasi ↓
DO : Terdapat luka pada area abdomen
- Klien terlihat meringis ↓
- Klien terlihat memegangi area Menekan saraf sekitar
perut bawah ↓
Nyeri akut

8) Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan pembedahan, ditandai dengan
klien mengatakan takut dan cemas terkait tindakan pembedahan yang akan
dilaksanakan, kontak mata tidak adekuat, mukosa bibir pucat, RR: 20x/menit
2. Nyeri akut berhubungan dengan klien mengatakan nyeri pada area post-operasi
ditandai dengan klien terlihat meringis dan memegangi area perut bawah
9) Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan

1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pengurangan kecemasan : - Membantu klien menggali apa
dengan rencana keperawatan selama 1 x 1 jam, - Teknik menenangkan yang dirasakan saat ini
tindakan pembedahan, tingkat kecemasan klien 2. Peningkatan koping: - Meningkatkan pengetahuan klien
ditandai dengan klien menurun dengan kriteria hasil: - Menghadirkan diri agar rasa cemas dapat berkurang
mengatakan takut dan - Klien mengatakan tidak 3. Pemberian informasi mengenai
cemas terkait tindakan cemas tindakan operasi/pembedahan
pembedahan yang - RR: 16x/menit
akan dilaksanakan, - Kontak mata adekuat
kontak mata tidak
adekuat, mukosa bibir
pucat, RR: 20x/menit

2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1 x 3 jam - Monitor skala nyeri - Memberikan relaksasi pada
- Manajemen nyeri: mengajarkan klien
berhubungan dengan intervensi, tingkat nyeri klien
teknik relaksasi nafas dalam - Memberikan posisi nyaman
klien mengatakan akan berkurang dengan kriteria - Pengaturan posisi
bagi klien
- Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri pada area post- hasil berupa:
- Monitor TTV - Membantu mengatasi
operasi ditandai - Klien tidak tampak meringis
dengan klien terlihat - Klien tampak rileks masalah nyeri
meringis dan - Skala nyeri dengan Wong
memegangi area perut Baker-Faced Scale dalam
bawah rentang 4-6
10) Catatan Tindakan Keperawatan

Untuk Diagnosa
Hari,tanggal Tahap Jam Implementasi Keterangan TTD
Keperawatan ke-
Menerima pasien dari ruang rawat
09.30 Farras
inap
Kelengkapan berkas, pemeriksaan, serta
Pengkajian, mengidentifikasi checklist pre operasi lengkap, klien
kesiapan pasien dan kelengkapan dapat melangsungkan tindakan
09.35 Farras
berkas pelaksanaan operasi dengan pembedahan
Pre
menggunakan checklist Keadaan umum klien komposmentis,
operasi
TTV dalam batas normal
Senin, 20
Memberikan dukungan mental pada
Januari 2020
09. 45 klien untuk menjalani prosedur Klien kooperatif Farras
operasi
Menghadirkan diri, motivasi klien Klien mengatakan masih merasa takut
09.50 1 Farras
untuk tetap tenang dan cemas, namun juga pasrah
10.00 Sign in 1 Langkah-langkah prosedur operasi : Farras
Intra 10.00 Time out 1 1. Dilakukan tindakan aseptic dan Farras
operasi antiseptic
11.50 Sign out 1 Farras
2. Dilakukan insisi dan
debridement sesuai lokasi
rencana (inguinalis dextra)
3. Menahan jaringan terbuka
dengan retractor untuk
memudahkan pembedahan
4. Dilakukan pengambilan jaringan
5. Menutup area pembedahan
dengan hecting
Sselama intra operatif, operator
melakukan debridemen dan
pengambilan jaringan (biopsy insisi)
dengan hati-hati
Tidak lama setelah klien dipindahkan ke Farras
RR, klien mulai sadar secara perlahan.
TTV klien normal ;
TD : 130/90 mmHg
Post Mobilisasi klien ke RR, monitor
11.00 1 HR : 87 x/menit
operasi keadaan umum klien pasca operasi
RR : 14 x/menit
Suhu : 36oC
Klien mendapatkan instruksi pasca
operasi:
Observasi TTV setiap 1 jam
Puasakan sampai bising usus (+)
Pemasangan oksigen 2 liter
Injeksi Cefotaxime 1 gram, 2x1
Infus metronidazole 5 mg, 3x1
Injeksi deksketoprofen 25 mg, 2x1
11) Catatan Perkembangan SOAP dan Evaluasi

Tanggal Catatan Paraf

20 Januari Diagnosa 1 – Ansietas Farras


2020
S : klien mengatakan masih cemas
O : Kontak mata adekuat, RR: 18x/menit
A : Masalah ansietas teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan, dengan menghadirkan diri, teknik


menenangkan, pemberian informasi mengenai tindakan
pembedahan yang akan dilakukan

Diagnosa 2 – Nyeri Akut


S : Klien mengatakan nyeri pada area luka post-operasi

O : skala nyeri dengan Wong Baker Faced adalah 5 (dalam rentang


4-6), klien tampak tidak meringis, klien tidak memegangi perutnya
lagi
A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai