Anda di halaman 1dari 17

PT.

SIGMA REKATAMA CONSULINDO


Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

KATA PENGANTAR

Laporan Survey Topografi pekerjaan DED Gedung Parkir Jl. Dharmawangsa di


Surabaya yang sudah ditentukan dalam kontrak, Laporan ini berisi uraian beberapa
hal, antara lain ;
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan Survey
3. Analisa dan Pengolahan Dat
4. Hasil dan Pembahasan
Demikian pengantar Laporan Survey Topografi ini kami buat, atas perhatian dan
kerjasamanya, diucapkan terima kasih..
Sidoarjo,24 Agustus 2018
KONSULTAN PERENCANA
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO

SAMSUL AMSORI,ST, MT
Direktur

i
LAPORAN TOPOGRAFI
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .........................................................................................1
1.3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN .........................................................................1
1.4. LOKASI KEGIATAN ................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3
2.1. MOBILISASI PERSONIL .........................................................................................3
2.2. PERALATAN ...........................................................................................................3
2.3. PEMETAAN SITUASI ..............................................................................................4
2.4.1. PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORISONTAL ......................................4
2.3.2. PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL .............................................5
2.3.3. PENGUKURAN SITUASI DETAIL.....................................................................6
2.4. PENGUKURAN PENAMPANG BANGUNAN ..........................................................6
2.4.1. PENGUKURAN POLYGON ..............................................................................6
2.4.2. PENGUKURAN MEMANJANG .........................................................................7
2.4.3. PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG ......................................................8
BAB III ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ................................................................. 9
3.1. PERHITUNGAN PENENTUAN POSISI HORISONTAL ...........................................9
3.2. PENENTUAN POSISI VERTIKAL METODE SIPAT DATAR ................................. 12
3.3. PENENTUAN POSISI VERTIKAL METODE TACHYMETRI ................................. 12
3.4. PENYAJIAN DATA ................................................................................................ 13
3.5. KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON / TRAVERSINGREKAYASA .................. 13
3.6. KETELITIAN PENGUKURAN SIPAT DATAR / LEVELLING.................................. 14
BAB IV GAMBAR RENCANA ........................................................................................ 15

ii
LAPORAN TOPOGRAFI
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Laporan Pengukuran ini dimaksudkan untuk melaporkan kegiatan pekerjaan


pengukuran topografi pada pekerjaan DED Gedung Parkir Jl. Dharmawangsa dari
persiapan, kalibrasi alat ukur, pemasangan BM, metode pengukuran dan metode
perhitungan dan penggambaran hasil pengukuran Kota Surabaya.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan pengukuran topografi


yang dapat memperlihatkan kondisi topografi Sedangkan tujuannya adalah untuk
menyiapkan suatu peta situasi dan gambar alur jalan dijadikan pedoman atau
pegangan implementasi untuk perencanaa desain

1.3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Lingkup pengukuran topografi pada pekerjaan meliputi :


• Pemasangan bench mark/patok
• Penelusuran
• Pengukuran Kerangka Horisontal
• Pengukuran Kerangka Vertikal
• Pemetaan situasi
• Pengukuran penampang memanjang dan melintang saluran
• Pengukuran situasi detail bangunan irigasi
• Pengukuran situasi bangunan
• Perhitungan
• Penggambaran
• Pelaporan

1
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

1.4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan terletak di terletak di Jalan Dharmawangsa Surabaya. Secara


geografis letak terletak batas sebagai berikut :

2
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. MOBILISASI PERSONIL

Personil yang terlibat dalam pelaksanaan DED Gedung Parkir Jl.


Dharmawangsa di Surabaya adalah :
1. Tenaga Ahli
1. Team Leader
2. Design Engineer
3. Geodetic Engineer
2. Tenaga Sub Ahli
1. Kepala Juru Ukur
2. Kepala Juru Gambar
3. Surveyor
4. Draftman/Cad Operator

2.2. PERALATAN

Alat yang digunakan untuk mebentuk suatu peta topografi yaitu sebagai
berikut theodolit digital (total station) adalah salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Operasionalisasi total stasion prinsipnya sama dengan theodolit pada umumnya,
bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lngkaran horisontal dan penggerak
halusnya, tidak mempunyai limbus. karena bacaan lingkaran se!ara digital, maka
tidak ada bacaan yang diestimasi sebagaimana pada skala garis. pada theodolit
tipe ini juga dilengkapi tombol penegenolkan, sudut horisontal dapat diukur kearah
kanan maupun kiri, bacaan sudut dapat dilihat pada layer display monitor, layer ini
ada yang dua muka sehingga memudahkan pembacaan, namun adapula yang
hanya satu saja. bacaan lingkaran vertikal bias berupa helling/sudut vertikal adapula
sudut zenith, adapula yang dapat diatur sesuai selera operator. Total station dapat
digunakan dari beberapa bagian yang terdiri atas.

3
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

2.3. PEMETAAN SITUASI

Pengukuran topografi dilakukan untuk mengetahui bentuk dan situasi kontur dari
bentuk alur bangunan secara detail. Selanjutnya mendapatkan peta situasi areal
darat dan pantai yang ada. Ruang lingkup pekerjaan pengukuran yang dilakukan
mencakup lokasi-lokasi yang telah direkomendasikan seperti tersebut pada uraian
diatas. Adapun ruang. lingkup pengukuran secara garis besar meliputi :
1. Pengukuran kerangka dasar horizontal
2. Pengukuran kerangka dasar vertikal
3. Pengukuran detail situasi

2.4.1. PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORISONTAL

Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan daerah baik pengukuran kerangka dasar


horizontal, kerangka dasar vertikal maupun pengukuran detail situasi, terlebih
dahulu dilakukan pematokan yang mengcover seluruh areal yang akan dipetakan.
Adapun spesifikasi pemasangan patok permanen dan patok kerangka dasar
pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan patok permanen Bench Mark (BM), Patok BM terbuat dari
beton bertulang setiap lokasi, dipasang sebanyak 4 (empat) buah dan
dipasang ditempat yang tidak terganggu. Bagian BM yang muncul
dipermukaan tanah setinggi 40 c m ukuran 30 x 30 cm. Sistem penomoran
BM adalah MA.01, MA.02 ….. dst. Lebih jelasnya posisi masing-masing BM
tersebut dan keterangan lebih lengkap terdapat dapat pada lembar
(Deskripsi BM).
2. Patok Kerangka Dasar Peta dengan interval jarak 50 m alur bangunan.
Pengukuran kerangka dasar disepanjang horisontal dilakukan dengan
metoda poligon dimaksudkan untuk mengetahui posisi horizontal, koordinat
(X,Y).
Pengukuran kerangka horisontal menggunakan sistim pengukuran terestris dengan
metode poligon, hal ini mutlak digunakan untuk pemetaan daerah yang kecil dan
untuk keperluan perencanaan teknik sipil karena lebih praktis dan fleksibel. Metode
ini menggunakan total station. Metode pengukuran ini minimal harus dimulai dari
titik yang telah diketahui koordinatnya dari GPS.
Pengukuran poligon terdiri dari pengukuran sudut dan jarak yang akan digunakan
untuk menentukan titik-titik koordinat berdasarkan satu bidang referensi; dalam hal
4
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

ini bidang referensi yang digunakan adalah koordinat UTM (Universal Transver
Mercator).
Prinsip dari pengukuran ini adalah membentuk satu rangkaian yang terdiri dari sudut
dan jarak yang biasa disebut polygon (segi banyak) karena membentuk sisi-sisi
yang banyak. Dari titik-titik polygon inilah dimulai pengambilan titik-titik detail untuk
keperluan tertentu seperti bangunan, jalan, batas-batas dan sebagainya. Secara
umum pengukuran ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Adapun spesifikasi pengukurannya sebag ai berikut:
1. Pengukuran Jarak
1. Pengukuran menggunakan pita ukur dikontrol dengan pembacaan
benang
2. Pembacaan dilakukan pergi pulang
3. Hasil pembacaan jarak dicek beberapa kali
2. Pengukuran Sudut
1. Menggunakan Theodolite dengan ketelitian 1 detik
2. Jumlah seri pengu kuran 2 seri (B,LB) muka belakang
3. Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik )
4. Salah penutup sudut f∞<10 √n detik
5. Salah penutup jarak fd <1:10.000
6. Bentuk geometris poligon adalah tertutup (loop) melalui BM dan patok
kayu
dimana :
n = Jumlah tit ik Poligon
f∞ = Jumlah penutup sudut
fd = jumlah penutup jarak

2.3.2. PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z), pada
masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan
ini metoda waterpas, yaitu dengan melakukan pengukuran beda tinggi antara dua
titik terhadap bidang referensi yang dipilih (LLWS) jalannya pengukuran setiap titik
seperti diilustrasikan pada dibawah ini.

5
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

Metode pengukuran waterpass adalah sebagai berikut:


1. Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
2. Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap
3. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka
4. Peng ukuran dilakukan dengan cara double stand, ring
5. Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm
6. Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan meliwati (BM)
7. Toleransi salah penutup tinggi (ft) < 10 mm √ D dimana
n = Salah penutup tinggi
D=Jarak dalam satuan km
8. Alat ukur yang digunakan waterpas dan rambu ukur alumunium 3 m.

2.3.3. PENGUKURAN SITUASI DETAIL

Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan pengukuran situasidengan metoda


pengukuran Tachymetri. Adapun spesifikasiteknis pengukuran situasi detail adalah
sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan theodolite.
2. Titik detail terikat terha dap patok yang sudah punya nilai koordinat dan
elevasi.
3. Pengambilan data menyebar keseluruh areal yang dipetakandengan
kerapatan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan skala peta 1 : 200.

2.4. PENGUKURAN PENAMPANG BANGUNAN

2.4.1. PENGUKURAN POLYGON

Pengukuran polygon Bangunan terdiri dari pengukuran sudut dan jarak yang akan
digunakan untuk menentukan titik berdasarkan satu bidang referensi dalam hal ini
bidang referensi yang digunakan adalah koordinat UTM (Universal Transver
Mercator) Bentuk-bentuk pengukuran poligon untuk pekerjaan ini adalah poligon

6
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

terbuka terikay sempurna dimana titik awal dan akhir pengukuran diikatkan pada
titik yang telah diketahui koordinatnya dengan menggunakan metode transformasi.
Pengukuran poligon ini mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Semua patok dan BM yang sudah dipasang merupakan titik poligon.
2. Sudut diukur satu seri (biasa dan luar biasa) menggunakan Theodolite
dengan tingkat ketelitian 5”
3. Jarak diukur muka belakang dengan pembacaan benang dan sudut vertikal.
4. Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian
sudut 5” (empat bacaan sudut).
5. Kesalahan penutup sudut maksimum 10” √n untuk polygon utama dan 20”
√n untuk poligon cabang, dimana n banyaknya titik polygon
6. Poligon cabang diikatkan dengan poligon utama pada titik awal dan titik akhir.
7. Ketelitian linier poligon 1 : 100.Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan
pengukuran situasidengan metoda pengukuran Tachymetri.

2.4.2. PENGUKURAN MEMANJANG

Pengukuran potongan memanjang menggunakan metode sipat datar yaitu


penentuan beda tinggi dari titik dengan menggunakan bidang nivo. Dari beda tinggi
ini akan digunakan untuk menentukan elevasi berdasarkan bidang referen rata-rata
(MSL). Seperti halnya pengukuran poligon bentuk pengukuran sipat datar yang
digunakan adalah sipat datar terbuka terikat sempurna.
Pada pengukuran sipat datar terbuka terikat dilakukan dengan cara double stand
bila kedua ujungnya diketahui, sedangkan sipat datar terbuka pengukuran dilakukan
dengan cara pergi pulang karena hanya salah satu ujungnya saja yang diketahui
elevasinya.
Pengukuran sipat datar vertikal ini mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Sebelum melaksanakan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu
garis bidiknya. dengan garis arah nivo.
2. Data yang diambil adalah bacaan pada tiga benang (benang atas, benang
tengah dan benang bawah.
3. Alat ukur yang digunakan adalah Automatic Level
4. Jarak bidikan alat ke rambu maksimum 50 m.
5. Diusahakan pada waktu pembidikan, jarak rambu muka = jarak rambu
belakang, atau jumlah jarak muka sama dengan jumlah jarak belakang.
6. Jumlah jarak (slaag) per seksi diusahakan selalu genap.

7
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

7. Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang, yaitu benang atas,
benang bawah, dan benang tengah.
8. Pengukuran sipat datar dilakukan pada semua titik polygon dan BM.
9. Semua BM yang ada maupun yang akan dipasang harus melalui jalur sipat
datar apabila berada ataupun dekat dengan jalur sipat datar.
10. Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 VD mm, dimana D =
jumlah jarak dalam km.

2.4.3. PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG

Untuk mengetahui bentuk permukaan rencana bangunan maupun Bangunan yang


ada, maka dilakukan pengukuran profil (cross section). Skematisasi pengukuran
profil melintang seperti pada Gambar.

1. Pengukuran dilakukan disepanjang patok-patok potongan memanjang yang


telah dipasang
2. Interval profil 50 m
3. Pengukuran profil tegak lurus Bangunan
4. Pengukuran terikat terhadap titik polygon

8
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

BAB III
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data terdiri dari pengolahan data sementara yang dilakukan di


lapangan berfungsi sebagai kontrol hasil pengukuran dan perhitungan yang
dilakukan di kantor. Adapun jenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai
berikut :
1. Penentuan Posisi Horisontal (koordinat X,Y)
2. Penentuan Posisi Vertikal (elevasi Z)

3.1. PERHITUNGAN PENENTUAN POSISI HORISONTAL

A. Persyaratan Teknis
a. Syarat Geometrik Sudut untuk Polygon Tertutup

b. Syarat Geometrik Sudut untuk Polygon Terikat Sempurna

B. Perhitungan Koordinat
9
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerja an pengukuran poligon di


lokasi, bentuk jaring pengukuran yang digunakan adalah bentuk poligon terbuka
dimana koordinat titik awal dan akhir pengukuran diketahui.
Langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan koordinat definitive adalah :
a. Menghitung azimuth sisi-sisi polygon dengan rumus :

b. Menghitung koordinat pendekatan atau sementara, dengan rumus :

Untuk mendapatkan nilai koordinat definitf pada titik-titik detail dapat


langsung digunakan rumus diatas sedangkan untuk titik - titik polygon
(kerangka terbuka) ditentukan melalui rumus transformasi sebagai berikut :

10
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

Penentuan koordinat definitif untuk polygon tertutup melalui rumus sebagai


berikut :
a) Hitungan Absis Definitif (x)

b) Hitungan Ordinat Definitif (y)

Dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas akibat parkir tepi jalan di Jl.
Dharmawangsa terutama pada pagi dan sore hari maka Pemerintah Kota
Surabaya perlu menyediakan fasilitas dan prasarana pendukung yaitu gedung
parkir/parkir susun kendaraan pribadi masyarakat yang beraktifitas di wilayah
tersebut maupun masyarakat yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan
11
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

angkutan umum. Gedung parkir/parkir susun tersebut terintegrasi dengan


pelayanan angkutan baik pada rute utama maupun feeder angkutan massal
cepat.
Pembangunan gedung parkir/parkir susun tersebut harus direncanakan
dengan baik dan seksama baik sehingga memenuhi kriteria dari sisi teknis,
arsitektur, konstruksi, mutu, biaya, tata lingkungan dan keterpaduan dengan
rencana pengembangan angkutan umum massal. Permasalahan tersebut
mendasari kegiatan perencanaan ini yang bertujuan untuk memperoleh hasil
perencanaan teknis yang layak, dan dapat diterima oleh kaidah, norma, serta
tata laku profesional.

3.2. PENENTUAN POSISI VERTIKAL METODE SIPAT DATAR

Penetuan posisi vertikal menggunakan dua metode sesuai dengan cara


pengukurannya yaitu metode sipat datar dan tachimetri yang digunakan khusus
pada pengukuran situasi. Langkah – langkah perhitungan ketinggian / elevasi
dengan metode sipat datar adalah sebagai berikut :
1. Menghitung beda tinggi per seksi:

2. Jarak tiap slag, didapat dari jumlah jarak ke belakang ditambah jarak ke
muka.
3. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H)

4. Menghitung tinggi :

3.3. PENENTUAN POSISI VERTIKAL METODE TACHYMETRI

Metode tachimetri digunakan untuk menghitung data situasi dan cross section
sungai atau saluran pembuang, seperti pada Gambar. Berdasarkan ilustrasi
Gambar alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (X,Y,Z) maka titik B dapat
dihitung. Berdasarkan gambar dibawah, titik Tb dapat diketahui tingginya dari titik
TA yang telah diketahui elevasinya sebagai berikut :

12
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus:

3.4. PENYAJIAN DATA

Data dari hasil pengukuran yang telah dihitung disajikan dalam bentuk tabel
dengan menggunakan software Microsoft Excel, tabel tersebut dapat dilihat pada
buku data ukur.

3.5. KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON / TRAVERSINGREKAYASA

Pengukuran polygon dibedakan atas dua yaitu kerangka utama dan polygon
saluran. Referensi yang digunakan adalah BM 1 yang nilainya diperoleh dari
pengamatan GPS sehingga semua bentuk pengukuran adalah polygon terbuka
terikat, dimana titik awal dan titik akhir pengukuran diketahui.

13
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

3.6. KETELITIAN PENGUKURAN SIPAT DATAR / LEVELLING

Pengukuran sipat datar menggunakan referensi dari pengamatan pasang surut


atau muka air laut rata-rata. Dari hasil pengukuran sipat datar yang dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa semua jalur pengukuran yang mengikat telah memenuhi
persyaratan teknis yang ditentukan dalam kerangka acuan kerja (KAK).

14
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa

BAB IV
GAMBAR RENCANA

Pengukuran yang dilaksanakan di jalan sepanjang 450 m2 Kerangka dasar


untuk pemetaan dengan mengikuti dari ujung jalan dan bangunan. Kemudian dari
jalur utama tersebut dimulai pengukuran tampang memanjang dan melintang
bangunan.
Titik referensi yang digunakan adalah elevasi jalan pedestrian yang
diperoleh dari hasil pengamatan bangunan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan
pengukuran ini adalah gambar situasi skala 1 : 500.

15

Anda mungkin juga menyukai