KATA PENGANTAR
SAMSUL AMSORI,ST, MT
Direktur
i
LAPORAN TOPOGRAFI
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
DAFTAR ISI
ii
LAPORAN TOPOGRAFI
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
2
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2. PERALATAN
Alat yang digunakan untuk mebentuk suatu peta topografi yaitu sebagai
berikut theodolit digital (total station) adalah salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Operasionalisasi total stasion prinsipnya sama dengan theodolit pada umumnya,
bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lngkaran horisontal dan penggerak
halusnya, tidak mempunyai limbus. karena bacaan lingkaran se!ara digital, maka
tidak ada bacaan yang diestimasi sebagaimana pada skala garis. pada theodolit
tipe ini juga dilengkapi tombol penegenolkan, sudut horisontal dapat diukur kearah
kanan maupun kiri, bacaan sudut dapat dilihat pada layer display monitor, layer ini
ada yang dua muka sehingga memudahkan pembacaan, namun adapula yang
hanya satu saja. bacaan lingkaran vertikal bias berupa helling/sudut vertikal adapula
sudut zenith, adapula yang dapat diatur sesuai selera operator. Total station dapat
digunakan dari beberapa bagian yang terdiri atas.
3
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
Pengukuran topografi dilakukan untuk mengetahui bentuk dan situasi kontur dari
bentuk alur bangunan secara detail. Selanjutnya mendapatkan peta situasi areal
darat dan pantai yang ada. Ruang lingkup pekerjaan pengukuran yang dilakukan
mencakup lokasi-lokasi yang telah direkomendasikan seperti tersebut pada uraian
diatas. Adapun ruang. lingkup pengukuran secara garis besar meliputi :
1. Pengukuran kerangka dasar horizontal
2. Pengukuran kerangka dasar vertikal
3. Pengukuran detail situasi
ini bidang referensi yang digunakan adalah koordinat UTM (Universal Transver
Mercator).
Prinsip dari pengukuran ini adalah membentuk satu rangkaian yang terdiri dari sudut
dan jarak yang biasa disebut polygon (segi banyak) karena membentuk sisi-sisi
yang banyak. Dari titik-titik polygon inilah dimulai pengambilan titik-titik detail untuk
keperluan tertentu seperti bangunan, jalan, batas-batas dan sebagainya. Secara
umum pengukuran ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Adapun spesifikasi pengukurannya sebag ai berikut:
1. Pengukuran Jarak
1. Pengukuran menggunakan pita ukur dikontrol dengan pembacaan
benang
2. Pembacaan dilakukan pergi pulang
3. Hasil pembacaan jarak dicek beberapa kali
2. Pengukuran Sudut
1. Menggunakan Theodolite dengan ketelitian 1 detik
2. Jumlah seri pengu kuran 2 seri (B,LB) muka belakang
3. Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik )
4. Salah penutup sudut f∞<10 √n detik
5. Salah penutup jarak fd <1:10.000
6. Bentuk geometris poligon adalah tertutup (loop) melalui BM dan patok
kayu
dimana :
n = Jumlah tit ik Poligon
f∞ = Jumlah penutup sudut
fd = jumlah penutup jarak
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z), pada
masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan
ini metoda waterpas, yaitu dengan melakukan pengukuran beda tinggi antara dua
titik terhadap bidang referensi yang dipilih (LLWS) jalannya pengukuran setiap titik
seperti diilustrasikan pada dibawah ini.
5
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
Pengukuran polygon Bangunan terdiri dari pengukuran sudut dan jarak yang akan
digunakan untuk menentukan titik berdasarkan satu bidang referensi dalam hal ini
bidang referensi yang digunakan adalah koordinat UTM (Universal Transver
Mercator) Bentuk-bentuk pengukuran poligon untuk pekerjaan ini adalah poligon
6
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
terbuka terikay sempurna dimana titik awal dan akhir pengukuran diikatkan pada
titik yang telah diketahui koordinatnya dengan menggunakan metode transformasi.
Pengukuran poligon ini mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Semua patok dan BM yang sudah dipasang merupakan titik poligon.
2. Sudut diukur satu seri (biasa dan luar biasa) menggunakan Theodolite
dengan tingkat ketelitian 5”
3. Jarak diukur muka belakang dengan pembacaan benang dan sudut vertikal.
4. Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian
sudut 5” (empat bacaan sudut).
5. Kesalahan penutup sudut maksimum 10” √n untuk polygon utama dan 20”
√n untuk poligon cabang, dimana n banyaknya titik polygon
6. Poligon cabang diikatkan dengan poligon utama pada titik awal dan titik akhir.
7. Ketelitian linier poligon 1 : 100.Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan
pengukuran situasidengan metoda pengukuran Tachymetri.
7
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
7. Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang, yaitu benang atas,
benang bawah, dan benang tengah.
8. Pengukuran sipat datar dilakukan pada semua titik polygon dan BM.
9. Semua BM yang ada maupun yang akan dipasang harus melalui jalur sipat
datar apabila berada ataupun dekat dengan jalur sipat datar.
10. Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 VD mm, dimana D =
jumlah jarak dalam km.
8
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
BAB III
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
A. Persyaratan Teknis
a. Syarat Geometrik Sudut untuk Polygon Tertutup
B. Perhitungan Koordinat
9
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
10
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
Dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas akibat parkir tepi jalan di Jl.
Dharmawangsa terutama pada pagi dan sore hari maka Pemerintah Kota
Surabaya perlu menyediakan fasilitas dan prasarana pendukung yaitu gedung
parkir/parkir susun kendaraan pribadi masyarakat yang beraktifitas di wilayah
tersebut maupun masyarakat yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan
11
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
2. Jarak tiap slag, didapat dari jumlah jarak ke belakang ditambah jarak ke
muka.
3. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H)
4. Menghitung tinggi :
Metode tachimetri digunakan untuk menghitung data situasi dan cross section
sungai atau saluran pembuang, seperti pada Gambar. Berdasarkan ilustrasi
Gambar alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (X,Y,Z) maka titik B dapat
dihitung. Berdasarkan gambar dibawah, titik Tb dapat diketahui tingginya dari titik
TA yang telah diketahui elevasinya sebagai berikut :
12
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
Data dari hasil pengukuran yang telah dihitung disajikan dalam bentuk tabel
dengan menggunakan software Microsoft Excel, tabel tersebut dapat dilihat pada
buku data ukur.
Pengukuran polygon dibedakan atas dua yaitu kerangka utama dan polygon
saluran. Referensi yang digunakan adalah BM 1 yang nilainya diperoleh dari
pengamatan GPS sehingga semua bentuk pengukuran adalah polygon terbuka
terikat, dimana titik awal dan titik akhir pengukuran diketahui.
13
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
14
PT. SIGMA REKATAMA CONSULINDO
Perencanaan Detail Teknis Gedung Parkir JL. Dharmawangsa
BAB IV
GAMBAR RENCANA
15