Anda di halaman 1dari 10

INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI DI KELURAHAN JAGALAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PUCANGSAWIT SURAKARTA

Wahyuni, David Eksanoto

Latar belakang : Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%.


Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64
tahun. Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya tidak menimbulkan gejala, atau bila
ada gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang tinggi didalam arteri sering tidak dirasakan
oleh penderita. Faktor faktor seseorang dapat menderita hipertensi antara lain adalah
karena, pola hidup tidak sehat, pemakaian Kontrasepsi hormonal, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, usia. Setelah melakukan studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas
Pucangsawit didapatkan jumlah penderita hipertensi Di Kelurahan Jagalan sebesar 1470 , di
Kelurahan Pucangsawit 1015, dan Kelurahan Sewu 679 warga yang menderita hipertensi
selama 2010.
Tujuan; Menganalisa hubungan antara tingkat pendidikan dan jenis kelamin dengan
kejadian hipertensi di Kelurahan Jagalan wilayah kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta.
Metode; Penelitian non eksperimen dengan metode diskripsi analitik menggunakan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random
sampling, dengan jumlah sampel penelitian 207 orang responden, sedangkan instrumen
penelitian menggunakan lembar pemeriksaan dan spygmomanometer. Pada analisa
bivariate menggunakan uji Chi Square dan pada analisa multivariat menggunakan uji regresi
logistik.
Hasil ; pada uji multivariat menunjukan bahwa nilai lower upper dari pendidikan tinggi
0.708 – 14.088 yang merupakan nilai paling kecil rentangnya sehingga disimpulkan tingkat
pendidikan lebih dominan menyebabkan hipertensi dibanding faktor jenis kelamin.
Kesimpulan; Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan jenis kelamin dengan
kejadian hipertensi di Kelurahan Jagalan

Key word : pendidikan, jenis kelamin, hipertensi

112
PENDAHULUAN di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Prevalensi hipertensi di seluruh (51,7%) ( Setiawan, 2004:59).
dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Di Provinsi Jawa Tengah
Hipertensi lebih banyak menyerang pada berdasarkan laporan dari Rumah Sakit dan
usia setengah baya pada golongan umur Puskesmas tahun 2006, kasus Hipertensi
55-64 tahun. Hipertensi di Asia diperkirakan sebesar 166,07 per 1.000 penduduk,
sudah mencapai 8-18% pada tahun 1997, mengalami peningkatan dibanding tahun
hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 2005 di mana kasus hipertensi tahun 2005
penduduk (DepKes RI cit Suhaeni, 2007:2). sebesar 143,82 per 1.000 penduduk
Hipertensi membuka peluang 12 kali (DinKes Jawa Tengah 2006:51). Setelah
lebih besar bagi penderitannya untuk dilakukan studi pendahuluan di Dinas
menderita stroke dan 6 kali lebih besar Kesehatan Kota Surakarta didapatkan data
untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih 10 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas
besar kemungkinan meninggal karena gagal Kota Surakarta selama tahun 2009 sebagai
jantung (congestive hearth failure). Di berikut :
Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih Tabel. 1.1 10 BesarPenyakit Surakarta
peduduknya yang berusia 18 sampai 75 No Namapenyakit Jumlah %
1 Infeksi akut lain pada 147.551 35.90
tahun menderita hipertensi (Lanny, et all
saluran perna[asan
2006:2). 2 Peny. Pd sistem otot dan 69.378 16.88

Berdasarkan Riskesdas (2007) yang jaringan pengikat


3 Peny. Tekanan darah 54.540 13.27
dirilis Profil Kesehatan Indonesia (2008 : tinggi
48), didapatkan data penyebab kematian 4 Peny. Gusi dan jaringan 12.864 3.13
periodontal
dikarenakan stroke sebesar 15,4 %,
5 Diare 12.577 3.06
tuberculosis 7,5%, hipertensi 6,8%. 6 Diabetes mellitus 12.289 2.99
Prevalensi hipertensi di pulau Jawa adalah 7 Peny. Kulitinfeksi 12.258 2.98
konjunctivitis
41,9%. Prevalensi paling rendah ditemukan
8 Asma 11.303 2.75
di Provinsi Banten (36,6%) dan yang paling 9 Peny. Lain pada system 8.343 2.03

tinggi di Provinsi Daerah Istimewa 10 pencernaan 7.686 1.87


Jumlah 347.779 100
Yogyakarta (47,7%). Prevalensi hipertensi di
Sumber : data sekunder dari DKK Surakarta.
perkotaan adalah 39,9% yang terkecil di
Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Tengah
Menurut Suriyasa,et all (2004:151)
(37,0) dan tersebar di Provinsi Jawa Timur
dalam penelitiannya menghasilkan bahwa
(45,8), sedangkan di pedesaan adalah
tingkat pendidikan kriteria SD menurunkan
44,1% dengan kisaran yang terkecil di
risiko terkena hipertensi sebesar 66%,
Provinsi Banten (36,2%), dan yang terbesar
sedangkan yang bependidikan SMP

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013 113


berkisar 72% hal ini menyimpulkan makin hipertensi selama 2010.Dikarena jumlah
tinggi tingkat pendidikan seseorang makin penderita di kelurahan jagalan adalah yang
kecil risiko menderita hipertensi. terbesar, maka peneliti memilih kelurahan
Menurut SKRT (1994-1995), 118 jagalan sebagai tempat penelitianya.
wanita dirawat karena AMI di RS Jantung Berdasarkan data di atas maka peneliti ingin
Harapan Kita, 105 orang (89%) wanita mengetahui “Apakah ada hubungan tingkat
menopause dan tidak satupun dari mereka pendidikan dan jenis kelamin dengan
mendapatkan TSH ( Terapi Sulih Hormone) kejadian hipertensi di Kelurahan Jagalan, di
(Bazaid, 2003:102). Hipertensi salah satu wilayah kerja Puskesmas Pucangsawit,
faktor risikonya adalah jenis kelamin. Pada Surakarta?”Tujuan penelitian ini adalah
dewasa muda dan paruh baya hipertensi Mengetahui hubungan tingkat pendidikan
banyak terjadi pada kaum pria. Namun pada dan jenis kelamin dengan kejadian
usia diatas 55 tahun, hipertenssi banyak hipertensi di Kelurahan Jagalan, di wilayah
menyerang wanita (Junaidi, 2010:16). kerja Puskesmas Pucangsawit, Surakarta.
Berdasarkan studi pendahuluan
didapatkan data penderita hipertensi di tiap METODE PENELITIAN
kelurahan yang dibawahi oleh Puskesmas Rancangan penelitian yang
Pucangsawit adalah sebagai berikut : digunakan adalah metode deskriptif analitik,
di mana peneliti nmenggambarkan lebih
Gambar. 1.1 Penderitahipertensi di UPTD
dahulu karakteristik responden dan setelah
Pucangsawit
itu menghubungkan variabel bebas dan
terikat untuk mencari hubungannya.
Penelitian ini dengan pendekatan waktu
1500

1000
secara cross sectional (potong lintang), di

500 mana peneliti langsung menemui responden


0 yang dikumpulkan untuk mendapatkan data
pucangsa
wilayah wit secara langsung.Lokasi penelitian akan
sewu

jagalan
dilakukan di Kelurahan Jagalan, wilayah
kerja Puskesmas Pucangsawit.Waktu
Sumber :data sekunder UPTD Pucangsawit
penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2010 - Mei 2011.Populasi yang
Dari data di atas menjelaskan
digunakan dalam penelitian ini adalah
bahwa jumlah penderita hipertensi Di
kelompok warga Kelurahan Jagalan yang
kelurahan Jagalan sebesar 1470 , di
berusia 55 tahun ke atas. Jumlah
Kelurahan Pucangsawit 1015, dan
populasinya adalah 2.068, di mana laki-laki
Kelurahan Sewu 679 warga yang menderita

114 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013


berjumlah 912 dan perempuan berjumlah Tabel 4.1 Karakteristik Responden
1.156 orang. Sample didapatkan hasil Berdasarkan Umur Di Kelurahan
sample 207 responden. Pada penelitian ini Jagalan Surakarta Pada Juni 2011
tehnik sample yang digunakan adalah No. Umur Freku Prosen
stratified random sampling di mana (th) ensi tase (%)
populasi di buat tingkatanberdasarkan 1. 55-60 56 27, 05 %
angka kesakitan menjadi 3 grup yaitu, 2. 61-65 55 26, 57 %
tertinggi, terendah, dan menengah. Dengan 3. 63 30, 43 %
66-70
RW 5 tertinggi penduduknya berjumlah 216 4. 33 15, 94 %
> 70
warga, Rw 4 terendah dengan 67 warga, di
Jumlah 207 100%
ikuti RW 15 tergolong menengah jumlah
Sumber : Data Primer, RW 4, RW 5, RW
tengah warganya mencapai 141.
15 Kelurahan Jagalan
Teknik pengambilan sampling
dengan cara stratified random sampling di
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
mana populasi di buat tingkatan(
diketahui bahwa frekuensi kelompok
kelompokan ) berdasarkan jumlah angka
umur responden terbesar adalah yang
kesakitan tertingi terendah dan menengah,
berusia 66-70 tahun, dengan 63 warga
lalu di pilih menjadi sampel agar semua
(30,43%), dan kelompok umur terkecil
sample lebih mewakili populasi yang ada,
adalah kelompok umur 70 tahun keatas
untuk membuat pembagian sampel tiap
sebesar 33 warga (15,94%).
wilayah seimbang dan adil berdasarkan
Berdasarkan data yang didapat
jumlah penduduk tiap wilayah penulis
dari hasil pengisian identitas responden
menggunakan perhitungan ; RW 5 ada 105
yang dilakukan di lembar pemeriksaan
warga; RW 4 ada 33 warga ; RW 15 ada 69
responden pada bulan Juni 2011
warga jadi Total 207 warga.
didapatkan hasil sebagai berikut :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 4.2 Karakteristik Tingkat
1. Analisis Univarite
Pendidikan Warga Kelurahan Jagalan
Berdasarkan data yang didapat
Pada Bulan Juni 2011
dari hasil pengisian identitas responden
No. Pendidikan Freku Prosen
yang dilakukan di lembar pemeriksaan
ensi tase (%)
responden pada bulan Juni 2011
didapatkan data sebagai berikut : 1. Tidak 85 41, 06%
2. sekolah 53 25, 60%
3. SD 27 13, 04%

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013 115


4. SLTP 20 9, 66% pendidikan terbanyak yaitu kelompok
5. SLTA 22 10, 62% pendidikan rendah sejumlah 165
PT responden (79,71%), sedangkan
Jumlah 207 100% pendidikan tinggi sebanyak 22
Sumber : Data Primer, 2011, pendidikan responden(10,62%).

responden
b. Jenis kelamin

Berdasarkan tabel 4.2 dapat Berdasarkan data yang

diketahui bahwa frekuensi paling tinggi didapat dari hasil pengisian identitas
dari pendidikan responden adalah tidak responden yang dilakukan di lembar
sekolah yaitu 85 responden (41,06 %) pemeriksaan responden pada bulan

dan jumlah responden dengan pendidikan Juni 2011 didapatkan hasil sebagai

terakhir perguruan tinggi sebanyak 22 berikut :

responden (10,62%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi

a. Tingkat pendidikan Responden Berdasarkan Jenis

Berdasarkan data dari Kelamin Warga Kelurahan Jagalan

pengisian lembar pemeriksaan yang Pada Bulan Juni 2011

dilakukan oleh responden pada bulan No. Jenis kelamin Freku Prosen
Juni 2011, didapatkan data sebagai ensi tase (%)
berikut : 1. Laki-Laki 77 37, 19%
2. Perempuan 130 62, 80 %
Tabel 4. 3 Data Tingkat Pendidikan Jumlah 207 100%
Responden Kelurahan Jagalan Pada Sumber : data primer 2011, jenis
Bulan Juni 2011 kelamin responden Kelurahan Jagalan
No. Tingkat Freku Prosen
pendidikan ensi tase (%) Berdasarkan tabel 4.4
1. Tinggi 22 10, 62% diperoleh data jumlah warga
2. Menengah 20 9, 66% berdasarkan jenis kelamin laki-laki
3. Rendah 165 79, 71% sebanyak 77 responden (37,19%)
Jumlah 207 100% dan perempuan 130 (62,80%).
Sumber : Data primer tingkat pendidikan Jumlah karateristik jenis kelamin
responden warga terbanyak adalah perempuan

Berdasarkan tabel 4.3 dengan 130 (62,80%).

didapatkan data frekuensi tingkat

116 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013


c. Kejadian hipertensi Berdasarkan hasil analisa
Berdasarkan data yang data antara variabel tingkat
didapat dari hasil pemeriksaan pendidikan dengan kejadian
responden yang dilakukan dengan hipertensi yang di lakukan dengan uji
Spymomanometer/tensi oleh penulis Chi Square dalam program
dan kader puskesmas pada bulan komputermpada bulan Juni 2011 di
Juni 2011 didapatkan hasil sebagai Kelurahan Jagalan, Surakarta.
berikut :
Tabel 4.6 Hasil Analisa Bivariate
Tabel 4.5 Jumlah Penderita Antara Tingkat Pendidikan Dengan
Hipertensi di Kelurahan Jagalan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Pada Juni 2011 Jagalan Pada Bulan Juni 2011
No. Hasil Freku Prosen Variabel Kejadian hipertensi P X²
valu
pemeriksaan ensi tase (%)
e
1. Tidak 69 33, 33% Hipertensi Tidak
hipertensi
2. hipertensi 138 66, 66%
Ting N % N %
Hipertensi kat 8 3.9 14 21.3 000 16.
Tinggi
Jumlah 207 100 % pen Menen 9 4.3 11 5.3 616
didik gah 12 58.5 44 6.8
Sumber : data primer 2011, RW 4, RW 5, an 1
Renda
RW 15 Kelurahan Jagalan h

Merujuk dari data Tabel 4.5


didapatkan hasil responden yang Setelah dilakukan analisa
diperiksa tekanan darahnya data dengan uji Chi Square, nilai dari
menunjukan hipertensi sebesar 138 korelasi antara variabelindependent
warga (66,66%), dan responden dengan variabel dependent antara
yang tidak menderita hipertensi tingkat pendidikan dengan kejadian
sebesar 69 warga (33,33%). Jumlah hipertensi tingkat signifikan
terbesar adalah golongan warga hitungnya sebesar 0.000 dimana
dengan hasil pemeriksaan yaitu angka tersebut dibawah taraf
tergolong hipertensi. signifikansi tabel sebesar 5% (0.05),
hal ini dapat diambil kesimpulan, ada
2. Analisis Bivariate hubungan bermakna antara tingkat
a. Hubungan tingkat pendidikan pendidikan dengan kejadian
dengan kejadian hipertensi di hipertensi.
Kelurahan Jagalan

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013 117


b. Hubungan jenis kelamin dengan Juni 2011 didapatkan hasil sebagai
kejadian hipertensi berikut :
Hasil analisa data dengan uji Tabel 4.8 Hubungan Tingkat
Chi Squareantara jenis kelamin Pendidikan, Jenis Kelamin Dengan
dengan kejadian hipertensi pada Kejadian Hipertensi Warga
tanggal 4 Juni 2011 di Kelurahan Kelurahan Jagalan Pada Juni 2011
Jagalan, Surakarta adalah sebagai B P CI 95%
valueExp(B) Lower
berikut :
Upper
Tabel 4.7 Hubungan Jenis Kelamin .000
Pendidik 3.08 .000 21.761 5.672 83.482
Dengan Kejadian Hipertensi Pada
an(0) 0 .131 3.160 .709 14.088
Warga Kelurahan Jagalan Pada Pendidik 1.15
Bulan Juni 2011 an(1) 1 .000 12.879 4.389 37.796

Variabel Kejadian hipertensi P X² Pendidik

valu an(2) 2.55

e Jenis 6
kelamin(
Tidak hipertensi
Hipertensi 1)

Jenis Pere N % N % .000 16


kela mpu 57 27.5% 73 35.3 .1
Berdasarkan tabel 4.8 didapat
min an % 32
12 5.8% 65
hasil pendidikan rendah (0),
Laki- 31.4 berhubungan dengan kejadian hipertensi
laki %
karena Pvalue < taraf signifikansi tabel
(0,05), untuk kelompok pendidikan
Berdasarkan hasil analisa
menengah (1), berhubungan dengan
data dengan uji Chi Square
kejadian hipertensi karena Pvalue < taraf
didapatkan hasil bahwa jenis kelamin
signifikansi tabel (0,05), dengan nilai
dengan kejadian hipertensi terdapat
Exp(B) 21.761, selanjutnya untuk
hubungan signifikan karena P value
kelompok pendidikan tinggi (2), tidak
lebih kecil dari tingkat signifikansi
terdapat berhubungan dengan kejadian
tabel 0.05 (CI = 95%).
hipertensi karena Pvalue > taraf
signifikansi tabel (0,05), dengan Exp(B)
3. Analisa Multivariate
3.160, variabel jenis kelamin
Setelah dilakukan uji regresi
mendapatkan hasil terdapat
logistik dengan program komputer pada
berhubungan dengan kejadian hipertensi
variabel tingkat pendidikan, dan jenis
karena Pvalue < taraf signifikansi tabel,
kelamin dengan kejadian hipertensi
dengan Exp(B) 12.879.
warga Kelurahan Jagalan pada bulan

118 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013


Selanjutnya dalam menentukan makin tinggi pengetahuan individu
varibel mana yang lebih dominan mengenai penyebab hipertensi, faktor
terhadap kejadian hipertensi kita perlu pemicu, tanda gejala, dan tekanan darah
melihat nilai Exp(B) dapat juga dikatakan normal dan tidak normal maka individu
sebagai probalbility atau peluang warga akan cenderung menghindari hal hal
mengalami hipertensi.Hasil regresi yang dapat memicu terjadinya
logistik menunjukan bahwa tingkat hipertensi, seperti perilaku merokok,
pendidikan seseorang golongan minum kopi, dan obesitas.
menengah lebih berpeluang 21.761 kali Wanita pra menopause memiliki
menyebabkan kejadian hipertensi resiko lebih kecil terhadap penyakit
dibanding jenis kelamin, karena hasil kardiovaskuler dibanding pria pada usia
Exp (B) dari tingkat pendidikan lebih yang sama. Kadar esterogen yang
besar dari jenis kelamin. rendah menyebabkan darah menjadi
Semakin tinggi pendidikan lebih kental yang meningkatkan risiko
seseorang semakin mudah pula mereka penggunpalan darah. Lebih jauh lagi,
menerima informasi, dan pada akhirnya menopause mempengaruhi kolestrol
makin banyak pula pengetahuan yang „jahat‟ LDL (Low Destiny Lipoprotein),
dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang sehingga meningkatkan risiko penyakit
tingkat pendidikannya rendah, akan jantung ( Spencer,2007 ).
menghambat perkembangan sikap Selain karena kadar hormon
seseorang terhadap penerimaan, esterogen yang melindungi wanita dari
informasi dan nilai-nilai yang baru hipertensi, besarnya karateristik jenis
diperkenalkan (Mubarak, 2007). kelamin perempuan juga disebabkan
Menurut Notoatmodjo (2010:9) karena jumlah warga kelurahan Jagalan
mengatakan bahwa tingkat pendidikan secara total adalah 1.156 perempuan
seseorang mempengaruhi kemampuan sedangkan laki-laki 912 orang, sehingga
seseorang dalam menerima informasi kemungkinan untuk kelompok jenis
dan mengolahnya sebelum menjadi kelamin perempuan akan lebih besar
perilaku yang baik atau buruk sehingga peluangnya untuk terpilih menjadi
berdapak terhadap status kesehatannya, sampel.
hal ini diperkuat dengan penelitian Cekti,
(2008:169) mengatakan bahwa
pengetahuan individu mempengaruhi
kesadaran terhadap perilaku
pencegahan hipertensi, dengan kata lain

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013 119


SIMPULAN pengetahuan kesehatan khususnya
Setelah melakukan analisa data masalah hipertensi, dapat juga warga
didapatkan hasil penelitian sebagai berikut : mengikuti penyuluhan kesehatan yang
1. Karateristik umur warga Kelurahan dilakukan oleh Puskesmas atau Dinas
Jagalan terbanyak adalah kelompok usia Kesehatan untuk senantiasa meningkatkan
66-70 tahun. pengetahuan warga akan penyakit
2. Tingkat pendidikan warga Kelurahan hipertensi. Jenis kelamin warga terbanyak
Jagalan masih tergolong tingkat adalah perempuan, namun di usia lansia
pendidikan rendah. risiko menderita hipertensi bagi laki laki dan
3. Jenis kelamin warga Kelurahan Jagalan perempuan sama besar, oleh karena itu
terbanyak adalah perempuan dihimbau agar warga dapat menjaga
4. Angka kejadian hipertensi diwilayah kesehatannya dan menghindari faktor faktor
Kelurahan Jagalan menunjukkan yang dapat menyebabkan hipertensi.
sebagian besar warga menderita Melihat angka kejadian hipertensi
hipertensi. yang masih tinggi sebaiknya institusi terkait
5. Terdapat hubungan signifikan antara lebih menggiatkan berbagai penyuluhan
tingkat pendidikan dengan kejadian kesehatan bagi warga, untuk menekan
hipertensi. peningkatan kejadian hipertensi dan
6. Terdapat hubungan signifikan antara membantu warga untuk pengontrolan
jenis kelamin dengan kejadian tekanan darah.
hipertensi.
7. Ada hubungan antara tingkat pendidikan DAFTAR PUSTAKA
dan jenis kelamin dengan kejadian Baziad, Ali. 2003. Menapose Dan
hipertensi. Pada uji regresi logistik Andropause. Jakarta. Yayasan Bina
menunjukan hasil bahwa tingkat Pustaka Sarwonoprawiroharjo.
pendidikan lebih berpeluang terhadap Junaidi, I, 2010. Hipertensi. Jakarta.
kejadian hipertensi daripada jenis Gramedia Pustaka Utama.
kelamin seseorang. Lanny; Alam .S., Iwan ., 2006. Hipertensi.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
SARAN Mubarok, W.I. 2009. Sosiologi Untuk
Berdasarkan hasil penelitian Keperawatan Pengantar Dan
didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan Teori. Jakarta. Salemba Medika.
warga masih tergolong rendah, saran bagi Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan
warga yang berpendidikan rendah, dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
menengah, dan tinggi agar menambah Cipta

120 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013


Suheni, Y. 2007. Hubungan Antara Zamhir. S,. 2004. Prevalensi dan
Kebiasaan Merokok Dengan kejadian determinan hipertensi di pulau jawa,
Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 40 tahun
Tahun Ke Atas Di Badan Rumah Sakit 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Daerah Cepu. Skripsi: Fakultas Ilmu Nasional vol 1, no 2, Oktober 2006.57-
Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan 61.
Masyarakat Universitas Negeri Spencer, Rebecca 2007. Simple Guide
Semarang. Menopause. Jakarta. Erlangga.
Suriyasa, P. Balgis, R.S, Mantrini I.H. 2004.
Tingkat Pendidikan Menurunkan Risiko
Hipertensi. BKM/XX/04. 147-153.

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Juli 2013 121

Anda mungkin juga menyukai