Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini khususnya Bapak Agus Abikusmo, karena
berkatnya lah kami dapat menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Wawasan Nusantara, yang
penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini disusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya teman-teman IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penulis sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima berbagai saran
maupun kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Cirebon, November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1

C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Pengertian Konsep Wawasan Nusantara..................................................... 3

B. Teori Geopolitik......................................................................................... 4

C. Asas Wawasan Nusantara.......................................................................... 6

D. Arah Pandang Wawasan Nusantara............................................................. 6

E. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara................................. 7

F. Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara……………………...... 8

BAB III MANFAAT MEMPELAJARI MATERI…………………………….... 9

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 10

A. Kesimpulan................................................................................................ 10

B. Saran.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di
samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah kepulauan telah diletakkan
melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi
bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia

Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya
dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa
nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,negara Indonesia memiliki


unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi
yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud
kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara
dan satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa
Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat
melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.

B. Rumusan Masalah

Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:

1. Pengertian dari Wawasan Nusantara

2. Pengertian Teori Geopolitik

3. Asas dan Arah Pandang dari Wawasan Nusantara

4. Kedudukan,Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara

5. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara

C. Tujuan
Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara

2. Untuk mengetahui pengertian teori geopolitik

3. Untuk mengetahui asas dan arah pandang dari wawasan nusantara

4. Untuk mengetahui kedudukan,fungsi dan tujuan wawasan nusantara

5. Untuk mengetahui tantangan implementasi dari wawasan nusantara


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Wawasan Nusantara

Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.

1. Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan
berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi.
Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti, memandang, meninjau atau melihat. Wawasan
artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indriawi. Wawasan berarti pula cara pandang ,
cara melihat.

Secara etimologi, kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan “antara”. Kata “nusa” dalam
bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata “nusa” berasal
dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan
tersebut maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan arti kata dengan nation dalam bahasa Inggris
yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata “nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu
kepulauan dan bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara
atau dalam suatu kelompok. “Antara” juga mempunyai makna yang sama dalam kata inter dalam
bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sansakerta, kata
“antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan bahwa kata “antara”
mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan
kata “nusa” dan “antara” menjadi kata “nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang
dipisahkan oleh laut atauu bangsa – bangsa yang dipisahkan oleh laut

Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari Patuh Gajah Mada
yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di Kerajaan Majapahit tahun 1336
M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja – Raja). Selanjutnya, kata sebutan nusantara pernah
coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan sebutan Hindia Belanda
(Nederlandsch-Indie), namun setelah disetujuinya penggunaan sebutan Indonesia oleh Kongres
Pemuda Indonesia (dalam Sumpah Pemuda) tahun 1928, sebutan nusantara digunakan sebagai
sinonim untuk menyebut kepulauan Indonesia, Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani,
yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/ nesos yang berarti pulau. Dengan demikian
kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran
pulau – pulau) yang berada di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

2. Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat.

Menurut Prof. Dr. Wan Usman :

“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”

a. Pengertia Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa, serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap. MPR,
yang dibuat Lemhannas tahun 1999.

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.”

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan Nusantara berarti cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri bangsa
Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

B. Teori Geopolitik

Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor – faktor geografi, strategi, dan
politik suatu negara. Berdasarkan hal ini maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas
keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara itu. Berikut beberapa teori yang mengemukakan
tentang Teori Geopolitik :

1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel

Frederich Ratzel (1844 – 1904) berpendapat, negara itu seperti organisme yang hidup. Negara
identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara
mirip dengan pertumbuhan organism yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar
dapat tumbuh dengan subur, Makin luas ruang hidup maka negara akan semakin maju. Teori ini
dikenal sebagai teori organism atau teori biologis.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen

Rudolf Kjellen (1864 – 1922), melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Berbeda dengan
Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara
adalah suatu organisme bukan hanya mirip. Menurutnya, Negara sebagai organisme yang hidup
harus mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

Karl Haushofer (1869 – 1946) melanjutkan pendangan Ratzel dan Kjellen, terutama pandangan
tentang lebensraum (ruang hidup) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah
negara semakin banyak, tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka. Negara tersebut harus
berupaya memperluas wilayahnya sebagai lebensraum bagi warga negara.

Dalam mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan Autarki, yaitu cita – cita untuk
memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada negara lain.

Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk
menguasai pengawasan dilaut. Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika,
dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.

Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. dan landasan
bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup
(wilayah).

4. Teori Geopolitik Harold Mackinder

Harold Mackinder (1861 – 1947) merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan
benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa
menguasai daerah jantung (haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau dunia
dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan

Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) mengembangkan teori kekuatan lautan/bahari. Mengatakan
bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti
menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia. Barang siapa menguasai
lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekayaan
dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
6. Teori Geopolitik William Michel dan John Frederick Charles Fuller

Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling
menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah pengembangan
kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo
cepat, dahsyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan
untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai
daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran
dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

7. Nicholas J. Spykman

Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan kekuatan darat, laut
dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan kondisi dan kebutuhan. Nicholas mengatakan
bahwa siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah
batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan
kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan
dengan keperluan dan kondisi suatu negara.

C. Asas dan Arah Pandang Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia
(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.

Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:

1. Kepentingan/Tujuan yang sama

2. Keadilan

3. Kejujuran

4. Solidaritas

5. Kerjasama

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

D. Arah Pandang Wawasan Nusantara


Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan
perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara meliputi :

1. Ke dalam

Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor
penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya
persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun

aspek sosial.

2. Ke luar

Mengandung makna bahwa dalam kehidupan internasional bangsa indonesia harus berusaha dalam
menjaga kepentingan nasional untuk semua aspek kehidupan agar dapat menciptakan tujuan
nasional yang tertera dalam pembukaan UUD 1945.

Dalam arah pandang keluar memiliki tujuan untuk menjaga dan menjaminnya kepentingan nasional
didalam dunia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia, yang didasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan adanya kerjasama dan sikap yang saling
menghormati. Dalam hal ini bahwa kehidupan bangsa indonesia harus berusaha untuk
mengamankan kepentingan nasionalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya untuk
mempertahankan dan menciptakan suatu tujuan nasional yang sesuai dengan pembukaan UUD
1945.

E. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara

1. Kedudukan

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai dan mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara
menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan kehidupan Nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut :

a) Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan
idiil.

b) Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
c) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional.

d) Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.

e) GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar

Nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang – undangan. Paradigma
nasional ini secara structural dan fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis pyramidal dan secara
instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

2. Fungsi

Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu – rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara
di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan – kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah. Kepntingan – kepentingan
tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional atau kepentingan masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan
demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa,
paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan
penghayatan Wawasan Nusantara.

F. Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

a) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara


yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.

b) Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil.

c) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang
hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
d) Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

BAB III

MANFAAT MEMPELAJARI MATERI WAWASAN NUSANTARA

1. Mengenal Indonesia melalui lingkungannya yang terdiri berupa darat, laut, udara beserta
kekayaan alamnya sebagai satu kesatuan

2. Menghargai Kebhinekaan

3. Menanamkan semangat cinta tanah air


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun atas pandangan geopolitik
bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya secara keseluruhan. Konsep Wawasan Nusantara
yang berdasarkan segi historis dan geografis sosial budaya menegaskan bahwa Indonesia dengan
kebhinekaannya adalah satu kesatuan yang saling terpaut. Sebagai landasan Visional, Wawasan
Nusantara berperan penting dalam mewujudkan tujuan bangsa dalam pembangunan Nasional

B. Saran

Kita sebagai masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi derajat dan kedaulatan negara
dengan banyak cara¸ seperti melalui politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental masyarakat bangsa,
dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar terhadap lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Jakarta:
Bumi Aksara, 2014, ed. 3, cet. 2

Anda mungkin juga menyukai