PELAYANAN SEDASI
\'lenimbang : a. Bahrva RSUP Sanglah Denpasar sebagai Rumah Sakit Pendidikan kelas Dunia
diharapkan marnpu rneny,ele .ggarakan pelayanan kesehatan yarg paripurna,
bermutu dan berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat. sesuai aengan
sianda.
yang ditetapkan secara nasional rnaupun internasional.
Bahrva pelayanatt kesehatan khususnva bidang penrbedahan dan kedokteran
sarvat
darurat merupakan komponen penting vang tidak bisa dipisahkan dari p"runoi
du,.,
Cukungan bidang Anestesiologi:
c. Bahrva RSUP Sanglah Denpasiir sebagai salah saiu penyedia pela-r,anan
kesehatan
yilng mempunyai iungsi ru_j ukan harus dapat r,ernberikan pelal,a.an yang
professional dan berkualitas, sehingga membutuhkan suatu panduan
guna a6ujiUi
acuan oleh para tenaga kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar
ugu.iindukJn yong
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan se*a dapai berlangsung
erettii aai
efisien;
Bahr.va berdasarkan pertirnbangan pada hurul a, b dan c di atas,
dipa*cia,g perlu
memberlakukan Panduan pelavana' Sedasi di RSUP Sanglah b"rpu.uf
o.,ir;;;
Kepuiusan Direktur fft ama.
MEMUTUSKAI{
1 -retapkan KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TEN]-ANG
PEMBERLAKUAN
PANDUAN PET,AYANAN SEDASI DI ITiJMAH
SAKI'I' UMIJM PUSAT
SANGI-AIJ DENPASAR.
-l:.llu N{embcrlakukan })anduan pejar.an:in Sediisi
_rang diterbitkan oleli Rumah Sakit
l,'rttuttt Pusat Sanglah Denpasar. se;,,.11 1(i..1r)trirn
clalarn Lampiran Keputusan ini.
DI :DEN PASA
1982112001
{'rL n r"h
4- Y f'r
i,tli'r.i tl+:tti .t
"rii:. r2 ; !. :: : rl r
.:
ar;i5ir;re'* o-11.
KATA PENGANTAR
Rumah sakit sebagai salah satu peny,edia pelayanan kesehatan yang mempunvai
fungsi rujukan harus dapat rtrernberikarr pelayanan yang professiona[ dan berkualitas.
Sejaian dengan upaya tersebut. agilr para tenaga kesehatan di rumah sakit dapat ntember
pelayanan prima bagi parri ;rasicrrirra. diperlukan adanya suatu panduan pelayanarl
kesehatan yang dapat digunak:iu sehagai acLran dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Buku ini rnenipakair panduan bagi scge nair pegawai RSLIP Sanglah Denpasar yang
rnelaksanakarr pelavanait Scrirrsi ke p:liia irasiett r ang datat.rg dengan tetap rrren,vesLraikail
kebutul'ran pasicn yunt rrr r.,ri. ,1,'r l,ri, :lrii tirttt strntber daya yang dimiliki tlleh ItSi,i']
Sanglah Denpasar'
i\khir katii s(in,,! i |.lrrilr :r: ir:la) aner', ini dapat digunakan sehagairttanli
urestinlia. Kritik <l:rri suran sirilflat riip.:riLrkan denri penyempurnaan panduart ini sehinrSrr
peningi.:a:an kualitas pelayaniirt iuitralt saklt akan tercapai-
Denpasar, I Juni 20 14
Penyusun
SAMBUTAN
DIREKTUR UTAMA
RSUP SANGLAII DENPASAR
Om Srvast_yastu,
Pu.ji syukur kehadapart Ida Sang llyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang
telah rnenrberikan karuniaNya kepada kepada kita sehingga Panduan Pelayanan Sedasi
pasien ini tlapat te rsusul].
fi.rrrriah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang mertberikan pelayanzin
keseirzrtari kcpatla rnli,i,yarakat rnerniliki peran \a!lg ,<arlgat strategis dalarn metnpercepat
De;rinqka,.:irr rlcrrrjlrt k..'schaleit rru,rsvamklt (ilcir l-:arena itLt Rumzrh Sakit ditirntut untttk
lle ill-.tii;.uir ltilr,-r al;t:r i itng bcrrnutu bagi sciur:uli iapisan lnasyarakat sesLrai dengan
sia rr il rt r r rr i r g il i 1c'le1;kii il,!i:cili-ii rrrrsional initilDun irrternasional.
\,'r-cr l{Sirii Srirrgliilr :rilaiah nren.iaili l{iririilt Sakil lndonesia Kelas Dunia trntirk
\leririjudkan \,lasyarakat Sehat y'arg i!{andiri dan Berkeadilan. Unti,rk inervujudkan iisi
!ei.:ebut tnuka sliiuit -satii inisi RSUP Sangiah adalah rnenyelenglgarakan pelayanan
i.:rschatair ranr. paripuila. Lrcrmutu dan bcr:keaciilan untuk seluruh lapisan nrasyarakat.
RSLjP Sanglah I)enpasar- sebagai salah setu penyedia pelayanan kesehatan yang
i',empunyai fungsi ni-irikan harirs iiapat rrernberikan pelayanan yang professional dan
r'riirlalitas. Se.;alan dcnqan upava lerscbut. agar para tenaga kesehatan di rurnah sakit
-.,:r-tl trerrlrer pelir_vanan prirna baui para pasiennva. diperlukan adanya suatu panduan
.' j :. itilln ke sehatan ,r,lritg Jiipat digunakan scbagai acuan dalam seiiap tindakan vang
-.., kan.
Harapan kanri semoqa t',.rk,.r pandr:an pelal'aiian Sedasi ini dapat berrrraniaat hagi
,rtU L
,,, .\.
/:.t,
t,.^7K iri/Sziiaswati. M.Kes
/,= !/
Kata Pengantar i
iv
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASA
Jalan Diponegoro Denpasar Bali (801 14)
Telepon. (0361) 227911-15, 225482, 223869, Faximile. (0361) 2242A6
Email : info@sanglahhospitalbali.com, Website : www.sanqlahhospitalbali.com
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RSUP
SANGLAH DENPASAR
NOMOR : HK.A2.04lSK.lV. D23 17 6AA6 nU 4
TENTANG PANDUAN PELAYANAN SEDASI DI
RSUP SANGLAH DENPASAR
BAB I
DEFINISI
F es po n siveness
'r:r',. ' - l: ,:'..; .t
I _,r
ay . :r.-;":i i: j i,r: 'rir",.t ]i., 'l ::::,.:tii,tt.r .. ,:i . : ,.t,r{.,:,il r.)
-;,-;
:t l.:'t:.J
i::.taneous :.'..'* r,j-: .- *:.-
" i : ation '1.-rl-t; i,-:13
l: - t. ovasc u la r
- 3Sie
-'^^^a^^i sr umum merupakan kondisi hilangnya kesadaran
=' . =' :ergaruh obat dimana pasien tidak dapat dibangunkan
:: - ::' .angsangan nyeri sekalipun, kemampuan
- - : = -'a^ a.Kan jalan nafas pada seringkali terganggu,
dan
dibutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas,
dan ventilasi tekanan positif dapat diperlukan oleh karena terjadi
depresi fungsi neuromuskular otot nafas karena obat,obatan.
Pelayanan pra sedasi adalah penilaian untuk menentukan
status medis pra sedasi dan pemberian informasi serta
persetujuan bagipasien yang memperoleh tindakan sedasi.
Pelayanan intra sedasi adalah pelayanan sedasi yang dilakukan
selama tindakan sedasi meliputi pemantauan fungsi vital pasien
secara kontinu. Pelayanan paska sedasi adalah petayanan pada
pasien paska sedasi sampai pasien pulih dari tindakan sedasi.
Layanan sedasi dibedakan sedasi minimal, sedang serta dalam.
1 Pengertian Sedasi.
1.1 Layanan Sedasi Ringan.
Adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan kondisi
dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal,
namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu, akan tetapi
reflek jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak
dipengaruhi. Obat yang termasuk dalam sedasi ringan adalah:
1) Obat sedasi pada orang dewasa.
Midazolam ( 0,5 mglmg; dosis max2A mg):......mg poxl.Jika
tingkat yang dinginkan dari obat penenang tidak tercapai , dapat
memberikan ( 0,25-0,5m9/kg)-........m9 pO setelah 1S-30 menit.
Jika tingkat yang diinginkan dari obat penenang tidak tercapai
dapat diberikan (0,01-0,05m9/kg)=------,fi1g lVx---dose(s) s
menit terpisah (mak 3 dosis dan dosis total, dosis total 0,1 mg
/kg selain dosis PO).
Midazolam ( 0,02-0,1 mg/kg; dosis max 2 mg):......mg lVx1.
Jika tingkat yang ddinginkan dari obat penenang tidak tercapai ,
dapat diberikan ( 0,02-0,05m9/kg)=........mg IVX -----dose(s) S
1
J
menit terpisah (max 3 dosis total, dosis total maksimum 0,1 mg/
kg).
Fentanyl ( 0,25-0,5 mcg/kg) ---::mcg lV x1. Jika tingkat
yangdiinginkan analgesia tidak tercapai dapat diberikan ( a,2s-
0,5mcg) /kg=........*cg lVx *-:dosis(s) 5 menit terpisah ( max 3
dosis total, dosis total maksimum 1 mcg/kg).
Diazepam : oral ( 5 mg ), lV (S mg), rectal ( 5 mg ).
Pemberian obat - obat tersebut diberikan bolus pelan -pelan
(selama 1 menit ), bila obat diberikan secara I V.
2) Obat sedasi pada pediatrik.
Pada pasien pediatrik menggunakan obat chloral hydrat.
Hipnotik dosis ( 3O-s0mglkg saat tidur atau 1,s glm2,maksimum
1000 mg dosis tunggat). sedatif dosis ( 2s mg/kg/ hari dibagi
menjadi 3-4 dosis setelah makan , maksimum 500 mg/dosis).
Bila diperlukan sedasi yang lebih dalam dalam suatu kondisi
tertentu diwajibkan untuk merakukan konsultasi dengan dr
Anestesi .
6
5) Menanggulangi nyeri membandel.
6) Pelayanan sedasi di kamar bedah dan di luar kamar
bedah, dimana sasarannya pada orang dewasa dan anak.
Layanan sedasi minimal dilakukan di Radiologi,
Radioterapi, Endoscopy, Bayi tabung, ruang intensif
sedangkan layanan sedasi sedang dan dalam dilakukan di
Radiologi, Radioterapi, Endoscopy, Bayi tabung, Ruang
intensif, VK dan Kamar operasi.
BAB III
TATA LAKSANA
Pelayanan sedasi terdiri dari tiga tahap pelayanan yaitu tahap pra
sedasi, intra sedasi dan paska sedasi. Ketiga tahap ini merupakan suatu
proses kegiatan dalam upaya memberikan keselamatan pasien yang
menjalani sedasi.
^:'a Sedasi.
lntra sedasi merupakan tahap yang dimulai saat pasien
:='aia di meja tindakan sedasi sampai pasien selesai dilakukan
' -:i{a. dan pasien dipindahkan menuju ruang pulih paska sedasi.
I : - tr arestesiologi dan tim pengelola harus tetap berada
: ::-.: 'g pasien selama tindakan dengan sedasi dilakukan.
Selama pemberian sedasi harus dilakukan pemantauan dan
evaluasi secara kontinyu terhadap oksigenasi, ventilasi, sirkulasi,
suhu dan perfusi jaringan, serta didokumentasikan pada catatan
sedasi. Pemantauan status fisiologis pasien selama dilakukannya
sedasi dilakukan setiap 5 menit oleh orang yang kepeten yang
diberikan tanggung jawab saat itu. Orang yang kompeten yang
ditugaskan untuk melakukan pemantauan selama dilakukan sedasi
bisa dikerjakan oleh dokter peserta didik sesuai tingkat
kopetensinya atau seorang perawat anestesi yang telah dinyatakan
kompeten dan diberikan tugas dan tanggungjawab sesuai
kebijakan rumah sakit. Adapun SPO yang mendukung pelaksanaan
intra sedasi adalah: SPO Pemantauan selama sedasi.
Paska Sedasi.
Setiap pasien paska tindakan sedasi harus dipindahkan ke
ruang pulih (Unit Rawat Paska-anestesialPACU) atau
ekuivalennya kecuali atas perintah khusus dokter spesialis
anestesiologi atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut, pasien juga dapat dipindahkan langsung ke unit
perawatan kritis (ICUIHCU). Fasilitas, sarana dan peralatan ruang
pnlih harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Sebagian besar pasien dapat ditatalaksanakan di ruang pulih,
tetapi beberapa diantaranya memerlukan perawatan di unit
peravratan kritis (lCu/HCu).Pemindahan pasien ke ruang pulih
ferus didampingi oleh dokter spesialis anestesiologi atau anggota
tin pengelola anestesia. Selama pemindahan, pasien harus
cfnntau/dinilai secara terus menerus dan diberikan bantuan
sesJai dengan kondisi pasien
Sefie]ah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien
kegada perawat ruang pulih dan disertai laporan kondisi pasien.
](crCsi pasien di ruang pulih harus dinilai secara terus menerus.
10
Tim pengelola sedasi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien
ruang pulih. Adapun SPO yang mendukung pelaksanaan sedasi
adalah:
1) SPO Kreteria Pemulangan pasien pasca anestesi dan pasca
sedasi.
2) SPO RASS Score.
3) SPO Ramsay Score.
:2 Pelaksana Sedasi.
Pelaksana pemberi layanan sedasi terhadap masing-masing
tingkatan sedasi, yaitu:
1) Layanan Sedasi Ringan dilakukan oleh dokter dalam bidangnya
yang memiliki SIP di RSUP Sanglah Denpasar sebagai DPJP
dan peserta didik yang berada di bawah pengawasan DPJP.
Kompetensi harus sesuai standar yang telah ditetapkan yaitu
mampu melakukan teknik sedasi, melakukan monitoring tepat,
menanggulangi komplikasi, mampu menggunakan bahan
antidotum dan mampu melakukan basic life support (BLS).
2': Layanan Sedasi Sedang dilakukan oleh spesialis anestesi
sebagai DPJP dan peserta didik yang berada di bawah
pengawasan DPJP.
: Layanan Sedasi Dalam dilakukan oleh spesialis anestesi
sebagai DPJP dan peserta didik yang berada di bawah
oengawasan DPJP.
11
Pemantauan Sedasi.
setiap layanan sedasi harus dilakukan pemantauan selama
pre, durante dan post sedasi.
1) Pre Sedasi.
Pada saat pre sedasi dilakukan pemantauan terhadap tekanan
darah, nadi, respirasi dan saturasi oksigen serta dilakukan
penilaian nyeri.
2) lntra Sedasi.
Pada saat lntra sedasi dilakukan pemantauan terhadap
tekanan darah, nadi, Respirasi dan saturasi oksigen setiap 5
menit, dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan penilaian
terhadap kedalaman sedasi. Kedalaman sedasi pada orang
dewasa dipakai Ramsay Score dan pada anak-anak di pakai
RASS Score.
Tabel 3.1
Score.
Score Kondisi Pasien
4
I Cemas, gelisah.
2 Kooperatif, tenang
Respon qepat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
4 Respon lambat terhadap ketokan di dahi atau suara keras
Tidak ada respon
'1 dan 2 termasuk sedasi
\d ringan
3 termasuk sedasi sedang
4 dan 5 termasuk sedasi berat
12
Tabel 3.2
RASS Score
Score
1
3) Paska Sedasi
Pada saat paska sedasi dilakukan pemantauan terhadap
tekanan darah, nadi, respirasi dan saturasi setiap 1s menit
sampai stabil dan kembali ke kondisi awal, dilakukan penilaian
nyeri serta dilakukan pemantauan kedalaman sedasi seperti
diatas,
- :2 Pemantauan Layanan Sedasi Sedang.
1) Pra Sedasi.
Pada saat pra sedasi dirakukan pemantauan terhadap tekanan
darah, nadi, respirasi dan saturasi oksigen dan dilakukan
penilaian nyeri.
2 lntra Sedasi.
Pada saat intra sedasi dilakukan pemantauan terhadap tekanan
darah, nadi, respirasi dan saturasi setiap 5 menit, dilakukan
cenilaian nyeri serta dilakukan penilaian kedalaman sedasi.
: Paska Sedasi.
13
nyeri serta dilakukan pemantauan kedalaman sedasi seperti
diatas.
3.3.3 Pemantauan Layanan Sedasi Dalam
1) Pra Sedasi"
Pada saat pra sedasi dilakukan pemantauan terhadap tekanan
darah, nadi, respirasi dan saturasi oksigen dan dilakukan
penilaian nyeri.
2) lntra Sedasi.
Pada saat intra sedasi dilakukan pemantauan terhadap tekanan
darah, nadi, respirasi dan saturasi setiap s menit, dilakukan
penilaian nyeri serta dilakukan penilaian kedalaman sedasi.
3) Paska Sedasi
Pada saat paska sedasi dilakukan pemantauan terhadap
tekanan darah, nadi, respirasi dan saturasi setiap 1s menit
sampai stabil dan kembali ke kondisi awal, dilakukan penilaian
nyeri serta dilakukan pemantauan kedalaman sedasi seperti
diatas.
l5
penderita diabetes mellitus akan mengalami pembiusan dan
pembedahan. Karena faktor penyulit initah mereka lebih banyak
memerlukan pembedahan dari pada orang lain (Guyton,2006).
Penyebab tingginya morbiditas dan mortalitas pada diabetes
mellitus adalah karena penyulit kronis, hal tersebut terjadi karena
hiperglikemia yang tak terkontrol daram jangka waktu tama, berupa
mikro dan makroangiopati. Penyurit kronis tersebut berhubungan
dengan disfungsi organ seperti penyakit arteri koroner, penyakit
pembuluh darah otak, hipertensi, insufisiensi ginjal, neuropati
autonomik diabetik, gangguan persendian jaringan kolagen
(keterbatasan ekstensi leher, penyembuhan luka yang buruk),
gastroparesis, dan produksi granulosit yang inadekuat oteh karena
itu perhatian utama ahli anestesi harus tertuju pada evaluasi
preoperatif dan penanganan penyakit-penyakit tersebut untuk
menjamin kondisi preoperatif yang optimat(Miller,2000).
Ada tiga komplikasi akut DM yang mengancam jiwa, yaitu
ketoasidosis dabetik, koma non ketotik hipenosmolor dan
hipoglikomia. Penurunan aklifitas insulin meningkatkan katabolisme
asam lemak bebas menghasilkan benda keton (asetoasetat dan
B
hidroksibutirat).Akumulasi asam-asam organik berakibat timbulnya
asidosis metabolik anion-gap yang disebut kotoasidosis diabetik.
Kotoasidosis diabelik dapat diketahuidengan asidosis laktat.
Dimana asidosis laktat pada plasma terjadipeningkatan laktat (>6
mmolll) dan tidak terdapat aseton dalam urine dan plasma.
Ketoasidosis alkoholik dapat dibedakan dengan ketoasidosis
diabetikdari adanya riwayat baru saja mongkonsumsi alkohol dalam
jumlah yang banyak (pesta minum) yang terjadi pada pasien non
diabetik dengan kadar glukosa rendah atau sedikit meningkat.
Manifestasi ktinik dari ketoasidosis adalah dyspnue (uji
kornpensasi untuk asidosis metabolik), nyeri perut yang menyerupai
kdik abdomen, mual dan muntah, dan perubahan sensoris.
16
Penalalaksanaan kotoasidosis diabetik tergantung pada koreksi
hiperglikemia (yang mana jarang melebihi s00mg/dl), penurunan
kalium total tubuh, dan dehidrasi diinfus dengan insulin, natrium
dan cairan isotonis.
Pertentangan akan terjadi antara kebutuhan biaya untuk
mengurangi lama rawat inap dan penanganan perioperatif pasien
diabetes mellitus yang tergantung pada periode stabilisasi
preoperatif. Kontrol gula darah yang lebih baik pada penderita yang
akan mengalami pembedahan mayor menunjukkan perbaikan
morbiditas dan mortalitas perioperatif. pencegahan hipoglikemia
dan hiperglikemia tidak sesuai lagi untuk perkembangan
pengetahuan saat ini. sementara terdapat sedikit perbedaan
pendapat tentang penanganan pasien yang akan mengalami
tindakan mayor, untuk bedah minor sendiri masih terdapat banyak
dilema.
Dalam keadaan bagaimana kasus anestesi dan bedah
sehari dapat dikerjakan? Apakah waktu masuk pada saat hari
pembedahan menambah risiko pada pasien? Jika ada,
pemeriksaan apa yang dibutuhkan untuk menilai sfetem
kardiovaskuler penderita asimptomatis yang akan ditakukan
pembedahan mayor Patut disayangkan, hanya terdapat sedikit data
yang memberikan Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ire.
Pemahaman patofisiologi dan kepentingan dari penelitian terbaru
akan memperbaiki perawatan perioperatif pasien yang akan
rnergalam i pembedahan.
Dalam tinjauan kepustakaan ini akan dibahas
penatalaksanaan persiapan operasidengan tujuan pokok adalah :
-ama puasa yang dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan berilah air
3tla 2 jam sebelum anestesi. pemasangan infus untuk memenuhi
<ebutuhan cairan karena puasa, mengganti cairan yang hilang
a<rbat trauma bedah, akibat perdarahan, dll. untuk pemeliharaan
: gunakan preparat D5a/o-10o/o dalam cairan elektrolit.Neonatus
:erutama bayi premature mudah sekali mengalami dehidrasi akibat
3.rasa lama atu sulit minum, kehilangan cairan lewat
;astrointestinal, evaporasi (lnsensible water loss), tranduksi atau
se<uestrasi cairan ke dalam lumen usus atau kompartemen tubuh
a nnya. Dehidrasilhipovolemia sangat mudah terjadi karena luas
:e:mukaan tubuh dan kompartemen atau volume cairan ekstra
s-'uler relative lebih besar seria fingsi ginjal belum matang. cairan
:erceiiharaanipengganti karena puasa diberikan dalam waktu 3
2* jam I 50% dan jam ll, lll maing-masing 25%. Kecukupan
- :'asi dapat dipantau melalui produksi urin (>0,5m1/kgBBijam),
:3'a'i .1enis urin (<1,010), ataupun dengan pemasangan CVp
l, g':ral Venous Pressure).
22
3.6.5 Sedasi Pada Pasien dengan Penggunaan Psikotropika.
Harus mengingat penggunaan antihipertensi beta bloker
untuk mencegah terjadinya hipotensi postural. Obat-obatan
antipsikotropika menyebabkan pemanjangan interval QT yang
beresiko menimbulkan aritmia ventrikuler yang membahayakan Ha
lain yang perlu menjadi perhatian adalah adanya resiko ke.1a"g
23
BAB IV
DOKUMENTASI
24
4.2 Evaluasi lntra sedasi.
Rekam medis sedasi dalam evaluasi intra sedasi hendaknya
mendokumentasikan tentang beberapa hal. Diantaranya:
1) Kaji ulang segera sebelum dimulainya prosedur sedasi, lakukan
re-evaluasi pasien
2) Pengecekan perlengkapan, obat-obatan.
3) Pemantauan pasien (pencatatan tanda-tanda vital).
4) Posisi pasien
5) Jenis, jumlah dan waktu pemberian semua obat dan bahan yang
digunakan.
6) Jenis, jumlah dan waktu pemberian cairan intravena.
7) Peristiwa tidak lazim selama periode sedasi.
8) Kondisi pasien pada akhir sedasi.
2s
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall, Text Book of Medical Physiology, Unit Xl : Chap. 60, T4B-
760, Elevent Edition, Elsevier Saunders Inc., Philadelphia, 2006.