net/publication/287595898
Potensi Pemanfaatan dan Pengolahan Brine Water dari Proses Desalinasi Air
Laut
CITATIONS READS
0 3,120
1 author:
Andhini Nurulfadilah
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Andhini Nurulfadilah on 21 December 2015.
Abstrak
Perubahan sosio-demografi dan lingkungan global dunia diprediksi akan meningkatkan konsumsi air,
sementara ketersediaan air bersih semakin terbatas. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki
masalah keterbatasan sumber air bagi masyarakat pesisir untuk aktivitas harian dan pengembangan
sektor perikanan, pertanian, perkebunan, industri, dan pariwisata. Desalinasi air laut menjadi salah
satu solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih. Beberapa teknologi desalinasi yang
sudah dikembangkan adalah distilasi membran, osmosis terbalik, elektrodialisis, Multi-effect
Distillation (MED), Multi-stage Flash (MSF), dan desalinasi hibrid. Namun, selain menghasilkan
produk air tawar, desalinasi juga menghasilkan produk samping berupa air garam terkonsentrasi
(brine water) dengan konsentrasi garam lebih dari 36,000 mg/L. Brine water akan menyebabkan
eutrofikasi, akumulasi mineral dan logam berat di badan perairan, dan kerusakan biota bentik apabila
dibuang tanpa dilakukan pengolahan. Pembuangan atau pengolahan brine water hasil desalinasi
bergantung pada lokasi dan kondisi geografis, ketersediaan energi, dan jenis teknologi yang
diterapkan. Pengolahan brine water yang telah dikembangkan adalah kolam evaporasi, pembuangan
langsung ke badan perairan (permukaan maupun laut lepas), pembuangan melalui pipa limbah,
penginjeksikan ke sumur dalam, evaporasi/kristalisasi, serta penggunaan sebagai sumber air irigasi
pertanian dan kultivasi komoditas akuakultur. Teknologi desalinasi yang dapat diterapkan di daerah
pesisir Indonesia adalah osmosis terbalik dan elektrodialisis. Teknologi evaporasi dan kristalisasi
dalam pengolahan brine water dapat diterapkan untuk sektor pertanian dan akuakultur.
Kata kunci : desalinasi, air laut, brine water, osmosis terbalik
Brine water sebagai produk samping Selain itu, brine water mengandung bahan
desalinasi seperti yang tertera pada kimia yang digunakan selama proses pre-
Gambar 1 dinilai berdampak langsung treatment air umpan desalinasi seperti
terhadap lingkungan dan berdampak tidak biosida, sulfur dioksida, koagulan (besi
langsung terhadap sosial-ekonomi [2]. klorida), karbon dioksida, sodium bisulfat,
dan polimer; dan bahan pembilas dan
pembersih pipa atau membran seperti
sodium, asam hidroklorik, asam sitrat,
alkali, polifosfat, dan tembaga sulfat [5].
Brine water sebagai produk samping
desalinasi mengandung residu pre-
treatment dan produk samping reaksi yang
harus diolah [6].
RO
11
3% MS
%
8% F
53
25 % ME
%
D
ED
Lain-lain
Gambar 3. Kapasitas Proses Desalinasi
Global [8]
MED merupakan teknik desalinasi air laut Pembuangan brine water dengan
konvensional dengan prinsip perpindahan konsentrasi garam yang tinggi (sekitar
panas dari uap kondensasi ke air laut atau 70,000 ppm) kembali ke laut lepas akan
air garam terkonsentrasi (Gambar 7). membahayakan ekosistem laut. Brine
Permasalahan yang mungkin terjadi pada water yang dihasilkan umumnya memiliki
MED adalah korosi dan pengerakan oleh suhu yang lebih tinggi daripada suhu
komponen seperti CaSO4 karena adanya normal badan perairan. Komponen terlarut
kontak langsung antara uap dan air laut dari brine water selama proses pre-
melalui penukar panas. Rasio dayaguna treatment dan post-treatment desalinasi
produksi terhadap konsumsi uap lebih juga akan menyebabkan eutrofikasi,
tinggi pada proses MED ini [12]. variasi nilai pH, akumulasi mineral dan
5. Kesimpulan