PERCOBAAN VIII
ENZIM INVERTASE
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim dihasilkan oleh sel-sel hidup, baik hewani maupun nabati. Bila
digabungkan dengan bahan organik tertentu maka bisa mengubah susunan menjadi
persenyawaan yang lebih sederhana, namun enzim itu tidak turut berubah. Sehingga
enzim sering diartikan sebagai katalisator organik. Enzim sangat penting dalam
kehidupan dan tidak ada organisme tumbuhan atau hewan yang dapat hidup tanpa
enzim.
Secara umum ada dua jenis enzim yang sangat penting, yaitu diastase dan
protease. Diastase adalah suatu enzim kombinasi dari alpha dan beta amylase, dan
berfungsi mengubah pati yang rusak menjadi gula maltose. Sehingga bila butir-butir
pati rusak atau kurang tahan disenyawakan dengan diastase, maka alpha amylase
akan mengubah pati menjadi dekstrin. Sedangkan beta amylase mengubah dekstrin
dan pati hancur menjadi gula maltose. Selanjutnya gula maltose diubah oleh enzim
maltose menjadi gula biasa, yang bila diasimilasikan dengan ragi akan menghasilkan
enzim invertase dalam mengkatalisis hidrolisa sukrosa dari sampel ragi pengembang
kue.
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
3. Bagaimana cara menentukan jumlah produk yang terbentuk oleh kerja enzim
invertase.
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan percobaan ini adalah :
3. Praktikan dapat menentukan jumlah produk yang terbentuk oleh kerja enzim
invertase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa jenis enzim kunci yang berperan terhadap metabolisme sukrosa,
diantaranya adalah sucrose phosphate synthase (SPS), acid invertase (AI) dan neutra
menentukan biosintesa sukrosa pada beberapa jenis tanaman, termasuk tanaman tebu.
merupakan enzim kunci dalam metabolisme sukrosa pada tanaman tebu serta
berkolerasi tinggi terhadap kandungan sukrosa dan gula reduksi selama masa
Enzim merupakan suatu katalisator dalam reaksi biokimia dan setiap enzim
dan sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisanya. Enzim adalah bahan kimia yang
melaksanakan aktivitas katalitiknya. Telah dilaporkan oleh Fogarty dan Kelly (1979)
bahwa enzim proteolitik bakteri, yeast ataupun fungi mempunyai karakter dan
spesifisitas yang berbeda. Karakter enzim proteolitik tersebut ditunjukan dengan pH
dan suhu optimum enzim tersebut dalam menghidrolisis substratnya. Selain itu
adanya ion logam, asam amino tertentu dan inhibitor enzim akan mempengaruhi
a. Substrat – Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi. Apabila substrat cocok dengan
optimal kerjanya pada kondisi asam, namun ada juga yang optimal pada kondisi
kerja enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakin
optimum.
efektivitas kerja enzim. Semakin tinggi konsentrasi maka kerja enzim akan
e. Suhu – Seperti juga pH. Semua enzim mempunyai kisaran suhu optimum untuk
kerjanya.
f. Produk Akhir – Reaksi enzimatis selalu melibatkan 2 hal, yaitu substrat dan produk
akhir. Dalam beberapa hal produk akhir ternyata dapat menurunkan produktivitas
kerja enzim.
(Azis, 2004).
Beberapa enzim mempunyai aktifitas diantaranya spesifik untuk D dan L
isomer ptik . Enzim L- asam amino oksidase hanya pada L- asam amino oksidase
tidak bereaksi terhadap isomer D- asam amino . Beberapa enzim memerlukan suatu
ko-faktor yang bukan protein dan biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-
faktor itu disebut gugus prostetik. Banyak juga enzim yang memerlukan ko-faktor
logam seperti Mn++, Fe ++,Mg++, dll. Di dalam proses isolasi kadang-kadang ko-
faktor yang berikatan longgar pada enzim terlepas sehingga menyebabkan aktifitas
enzim menurun atau bahkan hilang. Bagian protein dari enzim disebut apo-enzim ,
garam), dialisis, dan filtrasi gel. Salting out menggunakan amonium sulfat dan di-
alisis bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dan aktivitas enzim, sedangkan fil-
trasi gel selain untuk meningkatkan kemurnian enzim juga untuk mengetahui berat
seperti hidrolisa dan oxidasi berlangsung sangat cepat didalam sel-sel hidup pada pH
kira-kira netral dan pada suhu tubuh. Ini dapat terjadi karena adanya enzim. Enzim
disintesa di dalam sel, tetapi setelah diextraksi diluar sel masih mempunyai aktivitas.
Enzim bekerja sangat sfesifik. Suatu enzim hanya dapat mengatalisa beberapa reaksi,
malahan seringkali hanya satu reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat penting
enzim. Ada segolongan enzim yang dapat mengatalisa jenis reaksi yang sama,
misalnya memindahkan fosfat, oxidasi-reduksi, dan sebagainya. Oleh karena itu ada
1. Kespesifikan Optik
paling sedikit sebagian dari molekul substrat. Misalnya maltase dapat mengkatalisa
hidrolisa α-glukosida, akan tetapi tidak dapat bekerja terhadap β-glukosida. Enzim
pula dengan enzim-enzim yang mengkatalisa asam L-amino tidak dapat mengkatalisa
asam D-amino. Kespesifikan optik dapat meluaskesuatu bagian molekul substrat atau
ke substrat keseluruhanya. Glikosidase merupakan contoh dari dua hal yang ekstrim
ini. Enzim-enzim ini yang mengkatalisis hidrolisis ikatan gliosida antara gula dan
alkohol, sangat spesifikuntuk bagian gula dan untuk ikatan (alfa atau beta), tetapi
2. Kespesifikan Gugus
Suatu enzim hanya dapat bekerja terhadap gugus yang khas, misalnya
sedangkan esterasa terhadap gugus alkohol, pepsin dan tripsin terhasap ikatan
peptida, sedangkan esterase terhadap ikatan ester. Akan tetapi, dalam pembatasan ini
sejumlah besar substrat dapat diolah, jadi, misalnya, pengurangan jumlah enzim
peptida dimana gugus karboksilnya berasal dari asam-asam amino fenilalanin, tirosin
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo. Waktu praktikum ini
dilaksanakan selama dua hari yakni pada tanggal 3-4 Desember 2010.
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah blender,
kimia, pipet ukur 10 mL dan 25 mL, kapas, corong, kuvet, aluminium foil,
C. Prosedur Kerja
mL
Larutan enzim
-
- diencerkan sampai1 volume
1 : 10 sebanyak
diambil mL 100 mL
- ditambahkan 4 mL reagen biuret
- dikocok
- didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar
Larutan sampel
1 mL akuades
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 4 mL reagen biuret
- dibaca absorbansinya pada = 540 nm
- diplot kurva hubungan absorbansi Vs konsentrasi
- ditentukan persamaan garis kurva standar larutan
BSA
Absorbansi larutan = 0
d. Penentuan Jumlah Produk Yang Terbentuk Oleh Kerja Enzim Invertase
tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N, serta ada pula yang mengandung unsur S dan P.
Molekul protein terdiri atas unit-unit kecil asam amino yang saling bersambung satu
sama lain yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan senyawa yang
sangat penting dalam semua sel hidup, karena protein merupakan bagian esensial dari
protoplasma.
Salah satu jenis protein yang sangat penting adalah enzim. Enzim adalah
protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia didalam sistem
biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam
reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Enzim adalah
katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. Namun ada pula
sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim. Berbeda dengan katalisator
nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap enzim mengkatalisis sejumlah
kecil reaksi, dan kerapkali hanya satu. Jadi enzim adalah katalisator reaksi-spesifik.
Karena semua reaksi biokimia perlu dikatalis oleh enzim, terdapat banyak jenis
enzim.
Enzim bekerja sangat sfesifik. Suatu enzim hanya dapat mengatalisa beberapa
reaksi, malahan seringkali hanya satu reaksi saja. Ini merupakan salah satu sifat
penting enzim. Karena sifat spesifitasnya, banyak enzim diberi nama berdasarkan
substratnya, seperti enzim amilase yang mengkatalisis hidrolisis amilosa serta enzim
invertase yang mengubah sukrosa menjadi gula invert seperti yang akan dipelajari
Untuk memperoleh invertase dari ragi, maka sel ragi harus dipecah terlebih
dahulu. Pemecahan sel ragi dilakukan dengan menginkubasi ragi yang dilarutkan
dalam NaHCO3 selama 24 jam pada suhu 40°C. Tujuan penambahan NaHCO 3 adalah
agar sel ragi dapat mengalami autolisis (pemecahan) dan mengeluarkan enzim
invertase.
absorbansi ini diplotkan dalam kurva kalibrasi antara absorbansi dengan konsentrasi
larutan standar BSA. Dari kurva ini akan diperoleh persamaan regresi linear :
y = 0,0214x + 0,0289
jika absorbansi enzim dianggap ekivalen dengan nilai y maka dengan
regresi akan diperoleh nilai x yang ekivalen dengan konsentrasi enzim sebesar 152,85
mg/ml.
sukrosa dan enzim tersebut bersama-sama selama 15 menit. Namun pada percobaan
kali ini karena yang digunakan adalah DNS, maka yang ditentukan adalah jumlah
glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa. Untuk menentukan jumlah gula
invert yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa oleh enzim invertase, mula-mula harus
dibuat larutan standar gula invert dengan berbagai konsentrasi. Sama seperti pada
penentuan jumlah enzim, absorbansi larutan standar tersebut juga diukur dengan
regresi linear yang diperoleh adalah y = 0,0023x + 0,0022. Dari persamaan tersebut
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum ini, maka diperoleh
invertase.
2. Konsentrasi enzim yang diperoleh secara biuret adalah 152,85 mg/ml.
3. Konsentrasi produk yang terbentuk oleh kerja enzim invertase adalah 2538,261
ppm.
B. Saran
No comment...!!!!!!
DAFTAR PUSTAKA
Rismijana, J., Indriani, I.N., Pitriyani, T., 2003, Penggunaan Enzim Selulase
Hemiselulase pada Proses Deinking Kertas Koran Bekas, Jurnal
Matematika dan Sains Vol. 8 No. 2.
Siswoyo, T. A., Oktavianawati, I., Sugiharto, B., Murdiyanto, U., 2006, Perubahan
Kandungan Sukrosa Dan Aktivitas Invertase Pada Batang Tebu Selama
Pemanenan, Zuriat, Vol. 17, No. 2.
Poernomo, A.T., Purwanto, D.A., 2003, Uji aktivitas “crude” enzim proteolitik
Bacillus subtilis FNCC 0059 hasil fermentasi curah, Majalah Farmasi
Airlangga, Vol.3 No.3.
Sri Widowati, S., Andriani, D., Riyanti, E.I., Raharto, P., dan Sukarno, L., 2006,
Karakterisasi Fitase dari Bacillus coagulans, Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman.
Azis, P., 2004, Enzim dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Kerja Enzim, FIK
Biochemical Experiment.
Simanjuntak, M.T., Silalahi, J., 2003, BIOKIMIA, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Indah, M., 2004, Enzim, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Lampiran
Grafik