Anda di halaman 1dari 2

Pengoptimalan Energi Terbarukan

Energi listrik merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan. Tanpa energi listrik kehidupan
tidak akan berjalan, hal ini sejalan dengan pentingnya akan listrik. Sampai saat ini energi
listrik masih belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.Kondisi byar-pet
pada sistem kelistrikan nasional yang sampai saat ini kita rasakan menunjukkan kebutuhan
energi belum terpenuhi.Perencanaan penambahan pembangkit tenaga listrik baru dengan
kapasitas 10.000 MegaWatt (MW) sudah dilakukan pada tahun 2010 masih belum
mencukupi kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu pemikiran untuk membuat terobosan
terhadap penyediaan energi alternatif/ terbarukan yang dapat digunakan untuk mengatasi
kekurangan pasokan energi.
Sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk energi seperti
minyak bumi, batubara dan gas. Penggunaan bahan bakar fosil sekitar 95 persen yang
digunakan oleh masyarakat dan industri, dengan konsumsi pemakaian energi meningkat
tujuh persen setiap tahunnya. Pemakaian bahan bakar fosil mengakibatkan meningkatnya
emisi energi CO2, yang pada tahun 2008 mencapai total emisi energi CO2 351 juta ton.
Selain itu bahan bakar fosil jelas merupakan energi yang tidak bisa dibarukan. Jika terus
digunakan, tentu persediaan bahan bakar akan habis.
Selain pertimbangan makin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya
minyak bumi, batubara dan gas yang masih merupakan komponen utama penghasil energi
listrik di Indonesia, harapan teratasinya kekurangan energi listrik akan kian nyata seandainya
pemerintah mampu mengoptimalisasi sumber energi terbarukan.
Sumber energi terbarukan merupakan suatu sistem konversi energi yang memanfaatkan
sumber daya energi alam, seperti: panas bumi, mikro hidro, matahari, angin, air, biufuel,
maupun sampah organik. Pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya
energi terbarukan dewasa ini telah meningkat dengan pesat.
Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan mempunyai kelebihan, yaitu: relatif mudah
didapat, dapat diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat rendah, tidak
mengenal problem limbah, proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan temperatur
bumi, dan tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).
Kemudahan ini menjadi potensi yang dapat dioptimalkan dalam rangka mengatasi
kekurangan energi listrik. Setidaknya peluang pengembangan energi listrik terbarukan dapat
dilihat dari beberapa aspek.
Aspek pertama adalah menipisnya cadangan energi fosil, yang lama kelamaan energi fosil
akan habis. Dengan menipisnya energi fosil berarti harga energi fosil sangat mahal dan hal
ini berakibat mahalnya energi listrik karena komponen utama untuk penggerak turbin
adalah energi fosil.
Aspek kedua adalah meningkatnya emisi energi CO2 dari hasil pembakaran energi fosil yang
mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca dan berakibat kepada peningkatan suhu
bumi. Guna mengurangi pengaruh negatif tersebut, perlu dikembangkan pemanfaatan
sumber daya energi terbarukan. Dari beberapa aspek tersebut ada beberapa kendala yang
dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan yaitu biaya investasi yang mahal untuk
pembangunan energi terbarukan. Energi terbarukan sangat bergantung kepada alam dan ini
menjadi kendala karena tiap daerah tidak bisa memaksakan bentuk energi terbarukan yang
akan dipasang. Dan perlu adanya SDM yang handal dalam perencanaannya.Kendala ini
harus dipikirkan dan diselesaikan dengan semaksimal mungkin karena dengan
merealisasikan energi terbarukan sebagai sumber utama pembangkit listrik maka krisis
listrik di Indonesia dapat diatasi dan lingkungan tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai