Anda di halaman 1dari 6

[LAPORAN KASUS]

Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum


Syazili Mustofa, Idzni Mardhiyah
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Sindrom vena cava superior (SVCS) merupakan kumpulan gejala yang dapat terjadi akibat penekanan vena cava superior
oleh tumor mediastinum, baik yang ganas maupun yang jinak. Seorang laki-laki, 20 tahun, datang dengan keluhan sesak
napas yang memberat sejak 3 hari yang lalu. Sesak napas sudah mulai dirasakan sejak 1 bulan yang lalu bersamaan dengan
keluhan batuk kering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema palpebra dextra et sinistra, pelebaran vena leher di regio
coli dextra, pelebaran vena di regio thorax anterior, dan suara napas vesikuler menurun pada paru dekstra. Hasil
pemeriksaan CT Scan thorax menunjukan bahwa terdapat massa solid dengan bagian kistik di mediastinum anterior dekstra
meluas sampai medius dekstra. Pasien didiagnosis dengan tumor mediastinum anterior dekstra dengan sindrom vena cava
superior. Pasien diterapi dengan tujuan untuk mengurangi gejala sementara dan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas
yang lebih lengkap di Jakarta untuk mengatasi penyebab SVCS yang timbul, yaitu tumor mediastinum.

Kata kunci: sindrom vena Cava superior, tumor mediastinum

Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum


Abstract
Superior vena cava syndrome (SVCS) refers to characteristic signs and symptoms that result from obstruction of superior
vena cava by mediastinal tumor, be it malignant or benign tumor. A man, 20 years-old, came with chief complaint short of
breath which became severe since 3 days ago. Patient first complained about his short of breath a month ago with a dry
cough. Physical examination showed palpebral edema dextra et sinistra, vena distention of the right neck and thorax
anterior, and reduced vesicular sound of the right lung. CT Scan of the thorax showed a solid mass with cystic part in
anterior mediastinum dextra extended to medial mediastinum dextra. This patient is diagnosed with anterior mediastinum
dextra tumor with superior vena cava syndrome. This patient is treated temporariliy to reduce his symptoms and referred
to a center hospital in Jakarta for treating underlying disease of SVCS, which is mediastinal tumor.

Keywords: superior vena cava syndrome, mediastinal tumor

Korespondensi: Idzni Mardhiyah | Kampung Pulo RT03/09 No. 39, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat |
081586637102 | idzni.mardhi@gmail.com

Pendahuluan Berat ringannya gejala yang ditunjukkan


Sindrom vena cava superior (SVCS) tergantung pada (1) derajat edema, yang
merupakan kumpulan tanda dan gejala khas diakibatkan oleh derajat keluarnya cairan pada
yang terjadi akibat obstruksi aliran darah pada tekanan tinggi menuju jaringan ikat
vena cava superior. Tanda klinis dari kondisi ini terdekatnya (muka, leher, ekstremitas
terutama adalah sianosis dan edema di bagian superior, thoraks superior, dan otak) dan (2)
atas dada, lengan, leher, dan wajah (terutama kecepatan perkembangan vena-vena kolateral,
periorbital). Tanda dan gejala lain meliputi yang dapat berujung pada distensi vena-vena
batuk, epistaksis, hemoptisis, disfagia, disfonia superficial pada dinding thoraks untuk
dan serak (disebabkan oleh kongesti pita mengembalikan aliran balik vena.2 Hal-hal
suara), perdarahan esofagus, retina, dan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya
konjungtiva.1 edema serebral dengan peningkatan tekanan
Secara epidemiologi, SVCS merupakan intrakranial, edema laring dengan obstruksi
suatu sindrom yang jarang terjadi. SVCS terjadi jalan napas, dan kompensasi hemodinamik,
pada sekitar 15.000 orang di Amerika Serikat yang menyebabkan SVCS termasuk ke dalam
tiap tahunnya.2 SVCS paling banyak disebabkan kegawatdaruratan onkologi, walaupun
oleh kanker (95%), dan sisanya berhubungan kematian merupakan akibat yang sangat jarang
dengan thrombosis akibat pemasangan kateter terjadi.4
vena atau pacemaker wires.3 Sedangkan di
Indonesia, data mengenai SVCS masih sangat Kasus
terbatas, baik itu mengenai jumlah kasus per Telah dilakukan pemeriksaan pada
tahun ataupun penyebab terjadinya SVCS. pasien pada tanggal 28 Maret 2016 dengan
identitas seorang laki-laki usia 20 tahun. Pasien

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 56


Idzni Mardhiyah | Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum

datang dengan keluhan sesak napas yang


memberat sejak 3 hari yang lalu. Sesak napas
sudah mulai dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
bersamaan dengan keluhan batuk kering. Sesak
napas memberat jika pasien berbaring dan
sedikit membaik jika pasien duduk. Pasien juga
mengeluhkan dada kanan terasa sakit, nyeri
perut, dan mual. Pasien juga mengatakan
terdapat penurunan berat badan dalam 1
bulan terakhir. Keluhan tersebut baru pertama
kali dirasakan oleh pasien. Riwayat asma dan
TB paru sebelumnya disangkal. Riwayat
merokok juga disangkal oleh pasien. Keluarga
pasien tidak ada yang mengalami keluhan
serupa dengan pasien. Riwayat asma dan TB
paru di dalam keluarga pasien disangkal.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis. Pada Gambar 1. Pelebaran vena leher pada pasien.
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, tekanan darah 110/70 Kemudian dilakukan juga pemeriksaan
mmHg, frekuensi napas 28x/menit, frekuensi CT Scan thorax dengan hasil tampak lesi
nadi 100x/menit, dan suhu 36,8°C. Pada kepala isodens di mediastinum anterior dekstra,
didapatkan wajah pasien simetris dengan memanjang sampai mediastinum medius,
edema palpebra dextra dan sinistra. Pada leher batas tegas, tepi irreguler, ukuran 9 cm x 10 cm
tidak didapatkan peningkatan tekanan vena x 15 cm, tak tampak kalsifikasi intralesi, post
jugularis, pembesaran kelenjar tiroid dan kontras tampak penyangatan inhomogen
kelenjar getah bening namun ditemukan dengan beberapa bagian tampak hipodens.
pelebaran vena leher di regio coli dextra. Tampak lesi tersebut mendesak dan
Bentuk thoraks pasien normochest dengan menyempitkan trakea ke arah sinistra. Tampak
terlihat pelebaran vena di regio thoraks pula corakan bronkhovaskular normal, densitas
anterior. Pada pemeriksaan fisik paru paru bilateral menurun. CTR < 0,56. Dari hasil
didapatkan vocal fremitus dextra kurang dari tersebut didapatkan kesimpulan massa solid
sinistra, perkusi paru dekstra pekak dan sinistra dengan bagian kistik di mediastinum anterior
sonor, suara napas vesikuler menurun pada dekstra meluas sampai medius dekstra, sangat
paru dekstra, dan tidak didapatkan suara napas mungkin massa dari thyroid dextra,
tambahan. Pemeriksaan jantung, abdomen, DD/thymoma, limfoma.
ekstremitas, dan neurologis dalam batas Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
normal. fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
Pemeriksaan penunjang diperlukan dilakukan tersebut, pasien ini didiagnosis
untuk membantu menegakkan diagnosis dan dengan tumor mediastinum anterior dekstra
menyingkirkan diagnosis banding. Pada dengan sindrom vena cava superior. Hal ini
pemeriksaan hematologi didapatkan berdasarkan temuan adanya keluhan sesak
hemoglobin 12,0 g/dL, hematokrit 38,9%, napas, dada kanan terasa sakit, edema
leukosit 8,6x103/uL, eritrosit 5,79 juta/uL, palpebra dekstra dan sinistra, pelebaran vena
trombosit 442 ribu/uL, MCV 67,2 fl, MCH 20,7 leher di regio coli dextra dan pada pemeriksaan
pg, MCHC 30,8 g/dL, GDS 105 mg/dL, LED 45 fisik paru didapatkan vocal fremitus dextra
mm/jam, ureum 25 mg/dL, kreatinin 0,89 kurang dari sinistra, perkusi paru dekstra pekak
mg/dL, albumin 4,66 g/dL, SGOT 22 U/L, SGPT dan sinistra sonor, suara napas vesikuler
6 U/L, dan sputum BTA pagi negatif. menurun pada paru dekstra. Diagnosis
ditegakkan dengan adanya hasil CT Scan
dengan kesimpulan massa solid dengan bagian
kistik di mediastinum anterior dekstra meluas
sampai medius dekstra, sangat mungkin massa
dari thyroid dextra, DD/thymoma, limfoma.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 57


Idzni Mardhiyah | Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum

Pada pasien ini dilakukan terapi awal desakan lesi ke trakea dari CT Scan. Sedangkan
untuk berupa Dexamethasone 3x1 amp IV, nyeri dinding dada muncul pada tumor
Cefoperazone 2x1 gr IV, Furosemid 1 x 40 mg neurogenik atau pada penekanan sistem
IV, Ranitidine 2x1 amp IV, Coditam tab 2x1, dan syaraf.5
N-acetilsistein 3x200mg. Terapi tersebut
bertujuan untuk mengurangi gejala pasien.
Setelah hari ketiga dengan terapi di atas,
keluhan sesak, batuk, dan nyeri dada pada
pasien dirasakan berkurang. Walaupun
demikian, pengobatan yang telah diberikan
hanya merupakan pengobatan suportif
sehingga pengobatan kuratif yaitu mengobati
penyebab sindrom vena cava superior harus
dilakukan, yaitu pengobatan tumor
mediastinum. Oleh karena itu, pasien pada
kasus ini dirujuk ke pusat terapi yang memiliki
fasilitas yang lebih lengkap di Jakarta.

Pembahasan
Pasien laki-laki berusia 20 tahun
datang dengan keluhan sesak disertai batuk Gambar 2. Patofisiologi terjadinya SVCS akibat
yang memberat sejak 3 hari yang lalu. Selain itu penekanan tumor.2
pasien juga mengeluh nyeri dada. Keluhan
sudah dirasakan sejak sebulan yang lalu. Pada Perjalanan penyakit SVCS dapat
pemeriksaan fisik ditemukan wajah yang berjalan dengan cepat. Keluhan yang dirasakan
sedikit bengkak, adanya pelebaran vena leher, sejak sebulan yang lalu, ditemukannya wajah
dan pada paru kanan ditemukan fremitus vokal yang sedikit bengkak, dan pelebaran vena leher
yang menurun, suara pekak pada perkusi, dan menunjukan suatu sindrom, yaitu sindrom
suara napas vesikuler menurun pada vena cava superior. Sindrom ini terjadi karena
auskultasi. Pada pasien dilakukan pemeriksaan adanya obstruksi aliran darah pada vena cava
laboratorium yang menunjukan hasil abnormal superior. Obstruksi ini dapat terjadi akibat
pada nilai LED, yaitu 44 mm/jam atau hambatan intrinsik atau ekstrinsik. Hambatan
meningkat. Selain itu, hasil CT Scan intrinsik merupakan hal yang jarang terjadi dan
menunjukan adanya Pada pemeriksaan diakibatkan oleh trombosis atau jaringan yang
radiologi dilakukan CT Scan thorax dengan hasil menginvasi vena cava superior. Sedangkan
massa solid dengan bagian kistik di faktor ekstrinsik terjadi akibat kompresi vena
mediastinum anterior dekstra meluas sampai atau striktur vena itu sendiri.5
medius dekstra, sangat mungkin massa dari Terdapat beberapa tipe obstruksi yang
thyroid dextra, DD/thymoma, limfoma. Pasien dapat terjadi pada SVCS. Pada keadaan normal,
didiagnosis dengan tumor mediastinum darah kembali ke atrium kanan difasilitasi oleh
anterior dekstra dengan sindrom vena cava gradien tekanan antara atrium kanan dan
superior. vena-vena cava. Ketika obstruksi pada vena
Berbagai gejala yang khas dapat cava superior terjadi, resistensi vaskular
dirasakan oleh penderita. Sesak, batuk, dan meningkat dan terjadi penurunan aliran balik
nyeri dada merupakan manifestasi klinik yang vena (venous return). Tekanan vena cava
dapat terjadi pada tumor mediastinum. Batuk, superior ini dapat terjadi secara konsisten atau
sesak atau stridor muncul bila terjadi perlahan-lahan. Ketika vena cava superior
penekanan atau invasi pada trakea dan/atau menunjukan stenosis yang signifikan (3/5 dari
bronkus utama. Sesak dapat disebabkan oleh lumen atau lebih), aliran darah diarahkan
hambatan pengembangan paru akibat desakan melalui sirkulasi kolateral untuk menghindari
massa maupun oleh penekanan pada trakea. obstruksi tersebut dan mengembalikan aliran
Pada kasus ini, sesak dapat terjadi akibat balik vena. Waktu perkembangan obstruksi ini
desakan massa ke trakea yang telah penting untuk implikasi klinis yang
dikonfirmasi dengan adanya gambaran

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 58


Idzni Mardhiyah | Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum

dihasilkannya. Pada kerusakan yang terjadi 1. Klasifikasi Doty and Standford (secara
secara akut, aliran darah tidak dengan cepat anatomi)7
terdistribusi melalui jaringan kolateral sehingga  Tipe I: stenosis sampai 90% dari vena
gejala muncul secara cepat dan hebat. Pada cava superior supra-azygos
kasus dengan perkembangan obstruksi yang  Tipe II: stenosis lebih dari 90% dari
lambat, jaringan vena kolateral memiliki waktu vena cava superior supra-azygos
yang cukup untuk mengembang dalam rangka  Tipe III: oklusi total dari vena cava
menerima volume sirkulasi. Oleh karenanya, superior dengan aliran darah balik
obstruksi vena cava superior yang berlangsung azygos
lama dan parah dapat ditemukan tanpa tanda  Tipe IV: oklusi total vena cava superior
dan gejala yang signifikan.6 dengan keikutsertaan organ-prgan
Berbagai gejala dapat terjadi akibat mayor dan vena azygos.
kompresi vena cava superior. Dinding vena 2. Klasifikasi Yu (secara klinis)4
cava superior tidak dapat bertahan terhadap  Grade 0: asimptomatik (adanya bukti
kompresi. Ketika reduksi lumen vena cava radiologis obstuksi vena cava superior)
superior mencapai lebih dari 60%, perubahan  Grade 1: ringan (plethora, sianosis,
hemodinamik terjadi: dilatasi proksimal, edema leher dan kepala)
kongesti, dan aliran yang melambat. Tanda  Grade 2: sedang (grade 1 dengan
klinis dari kondisi ini terutama adalah sianosis kegagalan fungsi)
(akibat stasis vena dengan oksigenasi arteri  Grade 3: berat (edema serebral atau
yang normal) dan edema di bagian atas dada, laring ringan/sedang, fungsi jantung
lengan, leher, dan wajah (terutama yang terbatas)
periorbital). Pembengkakan biasanya sering  Rade 4: mengancam jiwa (edema
terjadi pada bagian kanan, karena serebral atau laring yang signifikan,
pembentukan sirkulasi kolateral dengan gagal jantung)
kemungkinan yang lebih baik terjadi pada vena
 Grade 5: fatal
brachicephalica kanan dibandingkan
3. Klasifikasi Bigsby (secara risiko operatif)8
kontralateralnya. Tanda dan gejala lain
 Risiko rendah: tidak ada dispnea saat
meliputi batuk, epistaksis, hemoptisis, disfagia,
istirahat, sianosis fasial saat duduk,
disfonia dan serak (disebabkan oleh kongesti
tidak ada perburukan dispnea, edema
pita suara), perdarahan esofagus, retina, dan
fasial dan sianosis saat posisi supinasi
konjungtiva. Pada kasus stasis vena cephalica
 Risiko tinggi: adanya sianosis fasial
yang signifikan, sakit kepala, pusing, rasa
atau dispnea saat istirahat pada posisi
berdenging, bingung, stupor, letargi bahkan
duduk.
koma dapat terjadi. Sakit kepala merupakan
Klasifikasi Stanford dan Doty dapat
gejala yang paling sering dan biasanya terjadi
menentukan terapi yang akan dilakukan. Untuk
terus menerus dan terasa menekan, diperberat
tipe 1 dapat dilakukan terapi radiasi dan
saat batuk. Sesak dapat dihubungkan dengan
kemoterapi, sedangkan untuk tipe 2,3,4 perlu
massa mediastinum atau disebabkan oleh efusi
dilakukan tindakan bedah.9 SVCS pada pasien
pleura atau kerusakan sirkulasi jantung. Posisi
ini dapat diklasifikasikan dengan klasifikasi Yu
supinasi dapat memperburuk gejala klinik.6
dan Bigsby, yaitu SVCS grade 2 dengan risiko
Berbagai kondisi klinis harus
rendah perioperatif.
diperhatikan pada pasien SVCS. Dispnea saat
Berbagai pemeriksaan penunjang
istirahat bukan merupakan hal yang jarang
dilakukan untuk membantu menegakkan
terjadi pada perkembangan sindrom vena cava
diagnosis dan menyingkirkan diagnosis
superior dan harus selalu dipertimbangkan
banding. Pada pasien ini dilakukan
sebagai faktor risiko tinggi dilakukannya
pemeriksaan laboratorium yaitu darah lengkap,
prosedur invasif di bawah anastesi umum. Jika
fungsi ginjal dan fungsi hati. Pemeriksaan
sesak berhubungan dengan edema laring,
menunjukan hasil yang normal kecuali pada
maka pasien tidak boleh dilakukan anastesi
laju endap darah (LED) yang menunjukan
umum dan operasi.6
peningkatan. Peningkatan LED pada tumor
Terdapat tiga klasifikasi utama dari SVCS
mediastinum dapat terjadi pada limfoma dan
berdasarkan kategorisasi yang berbeda:
TB mediastinum.5 Selain pemeriksaan

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 59


Idzni Mardhiyah | Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum

laboratorium, pemeriksaan CT Scan dengan oleh perkembangan tumor langsung ke dalam


dan tanpa kontras juga dilakukan, dan lumen atau dari kompresi eksrinsik yang sering
menunjukan hasil massa solid dengan bagian terlihat pada kasus kanker tiroid, paru, atau
kistik di mediastinum anterior dekstra meluas esofagus. Kortikosteroid dapat mengurangi
sampai medius dekstra, sangat mungkin massa reaksi inflamasi yang ditimbulkan oleh invasi
dari thyroid dextra. Massa mediastinum di tumor, edema di sekitar massa tumor, dan
kompartemen anterior dapat berasal dari menurunkan kembali permeabilitas kapiler
kelenjar timus, tumor sel germinal, limfoma, yang meningkat. Obstruksi vena cava superior
tiroid, atau limfadenopati metastatis.10 Untuk menimbulkan risiko terjadinya trombosis yang
mengetahui dengan pasti, gejala klinis tidak tinggi sehingga terapi antikoagulan dapat juga
dapat dijadikan patokan karena umumnya diberikan.11
tidak spesifik. Standar diagnostik baku emas Setelah diberikan terapi simptomatik
adalah dengan biopsi.11 tersebut, pasien direncanakan untuk dirujuk ke
Terapi yang telah dilakukan pada kasus fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Pasien
ini meliputi terapi nonfarmakologis dan dirujuk untuk mendapatkan terapi definitif dari
farmakologis. Terapi nonfarmakologis yang penyebab terjadinya SVCS, yaitu tumor
dilakukan adalah tirah baring. Sedangkan mediastinum. Pada fasilitas pelayanan yang
terapi nonfarmakologis yang dilakukan secara lebih tinggi tersebut, diharapkan pada pasien
umum merupakan terapi simptomatik untuk akan dilakukan prosedur pengambilan sampel
memperbaiki gejala akbat sindroma vena cava jaringan oleh dokter spesialis patologi anatomi
superior. N-acetilsistein sebagai mukolitik untuk mengkonfirmasi jenis tumor yang pada
diberikan 3 kali 200 mg peroral untuk CT Scan dapat disimpulkan sebagai timoma
meringankan batuk yang dialami pasien. atau limfoma. Prognosis dari SVCS yang
Coditam tablet yang berisi kodein 30 mg dan disebabkan oleh timoma lebih baik dari yang
paracetamol 500 mg diberikan dua kali sehari disebabkan oleh limfoma.5
untuk meredakan nyeri dada akibat tumor
mediastinum. Coditam digunakan untuk Simpulan
meredakan nyeri sedang sampai berat.6 Sindrom vena cava superior sangat
Injeksi Furosemid 40 mg satu kali sehari jarang terjadi, namun sindrom tersebut dapat
dan injeksi Dexamethason 125 mg tiga kali menjadi kegawatdaruratan onkologi yang
sehari diberikan sebagai terapi sindrom vena membahayakan nyawa pasien. Tanda dan
cava superior. Furosemid merupakan agen gejala SVCS merupakan hal yang penting
yang dapat menurunkan aliran balik vena ke dikenali oleh klinisi terutama pada praktik
jantung dengan menurunkan preload. Hal ini layanan primer karena penegakan diagnosis
menyebabkan berkurangnya peningkatan yang akurat dan manajemen yang agresif
tekanan menuju vena cava superior sehingga terhadap penyakit penyebab SVCS (tumor atau
mengurangi edema. Sedangkan gumpalan) harus secepat mungkin sehingga
dexamethasone merupakan obat golongan pasien dapat memperoleh penanganan yang
kortikosteroid yang dapat mengurangi gejala baik.
obstruksi jalan napas atas yang disebabkan

Daftar Pustaka for superior vena caval obstruction in


1. Brzezniak C, Oronsky B, Carter CA, Thilagar carcinoma of the bronchus: A systematic
B, Caroen S, Zeman K,et al. Superior Vena review. Clinical Oncology. 2002; 14(5):
Cava Syndrome in a Patient with Small-Cell 338–51.
Lung Cancer: A Case Report. Case Rep 4. Yu JB, Wilson LD, Detterbeck FC. Superior
Oncol. 2017; 10:252-7. vena cava syndrome: a proposed
2. Wilson L, Detterbeck F, Yahalom J. classification system and algorithm for
Superior vena cava syndrome with management. J Thorac Oncol. 2008;
malignant causes. New England Journal of 3:811-4.
Medicine. 2007; 356(18): 1862–9. 5. PDPI. Tumor mediastinum. Pedoman
3. Rowell NP, Gleeson FV. Steroids, diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia;
radiotherapy, chemotherapy and stents 2003.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 60


Idzni Mardhiyah | Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan Tumor Mediastinum

6. Syahruddin E, Hudoyo A, Jusuf A. vena caval obstruction (SVCO). J


penatalaksanaan tumor mediastinum Cardiovasc Surg. 1993; 34:347-50
ganas. Jakarta: Departemen Pulmonologi 9. Kartika RW. Sindroma vena cava superior
dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas akibat tumor mediastinum. J Kardiol Ind.
Kedokteran Universitas Indonesia–RS 2007; 28: 211-4.
Persahabatan ;2007. 10. Thacker PG. Imaging evaluation of
7. Stanford W, Doty DB. The role of mediastinal masses in child and adults. J
venography and surgery in the Thorac Imaging. 2015; 30: 247-67.
management of patients with superior 11. Puma F , Vanucci J. Superior vena cava
vena cava obstruction. Ann Thorac Surg. syndrome. Dalam Thoracic Surgery. Paulo
1986; 41:158 Cardoso (Ed.). InTech; 2012.
8. Bigsby R, Greengrass R, Unruh H.
Diagnostic algorithm for acute superior

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 61

Anda mungkin juga menyukai