Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BATERAI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif

Dosen Pengampu : Drs. C. Sudibyo, M.T.

Disusun oleh:

Riasty Purwandari K2512059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baterai adalah alat yang mampu menghasilkan energi listrik dengan


menggunakan energi kimia. Baterai belumlah dikenal di zaman dahulu kala.
Orang-orang bahkan belum mengenal listrik. Penerangan hanya bersumber dari
api. Seiring dengan kemajuan zaman, orang-orang terus berpikir untuk
menemukan kehidupan yang lebih efisien. Manusia terus melakukan
penelitian-penelitian untuk menemukan suatu cara hidup yang lebih maju.
Berawal dari penemuan artifak kuno yang ternyata berupa baterai sederhana
di Baghdad pada tahun 1930, membuat perhatian dunia tertuju pada berbagai
penelitian untuk pengembangan baterai serta pembuatan baterai. Penemuan
artifak di Baghdad tersebut menunjukkan bahwa awal mula ditemukannya
baterai adalah di Baghdad di mana ilmuwan Islamlah yang mempunyai
kontribusi terbesar pada sejarah awal perkembangan baterai. Namun, yang
tercatat secara pasti dalam sejarah adalah yakni jenis-jenis baterai awal yang
dibuat oleh manusia yakni sel Daniell, sel Leclanche, dan sel aki.
Pengetahuan tentang elektrokimia menjawab tantangan masalah ini yaitu
tugas "menyimpan listrik agar bisa digunakan setiap waktu yang berbeda beda
sesuai kebutuhan, serta dapat dipindah pindahkan. Alat penyimpan energi
listrik itulah yang kemudian kita kenal dengan nama akumulator, accu, atau
lebih sering disebut aki.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan baterai (aki)?
2. Apa saja fungsi baterai (aki)?
3. Apa saja konstruksi baterai (aki)?
4. Apa saja bagian dari baterai (aki)?
5. Apa saja tipe dan jenis baterai (aki)?
6. Bagaimana prinsip kerja baterai (aki)?
7. Bagaimana cara merawat baterai (aki)?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi baterai (aki)
2. Mengetahui fungsi baterai (aki)
3. Mengetahui konstruksi baterai (aki)
4. Mengetahui bagian baterai (aki)
5. Mengetahui tipe dan jenis baterai (aki)
6. Mengetahui prinsip kerja baterai (aki)
7. Mengetahui cara merawat baterai (aki)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Baterai
Lead-acid battery dikenal sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di
dunia di tahun 1800 oleh Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia
tahun 1745. Dengan susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut
sebagai “voltaic pile” maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang
praktis untuk pertama kali.
Berikutnya di tahun 1859, Raymond Gaston Plante ahli fisika Prancis yang
dilahirkan di Orthez Prancis tahun 1834, menemukan lead-acid baterry yang
dapat di charge berulang-ulang (recharge). Bekerja di Paris sebagai asisten
dosen jurusan fisika, Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat
menyimpan tenaga listrik yang dapat dipergunakan. Aki mobil yang
dipergunakan sekarang aki temuan Gaston Plante.
Ditahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat
timah dengan pasta yang dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan
terobosan besar yang menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid
Battery.
Pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan
pada plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu
pasta melekat lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure, tapi
Sellon masih menggunakan plat antimoni, pada tahun yang sama Volmar
mengembangkan proses yang sama dengan Sellon tapi dengan menggunakan
plat timah berkisi-kisi (grid).
Lead-acid battery berubah hanya sedikit saja sejak 1880, pada material
kemasan dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan
listriknya, memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip
kerja baterry sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali
ditemukan.
B. Definisi Baterai
Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di
dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan)
dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia
menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari
elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam
arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.

C. Fungsi Baterai
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan)
listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen
komponen kelistrikan lainnya.

D. Konstruksi Baterai
Berdasarkan konstruksi baterai dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Konstruksi Comound
Baterai ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan lead bar (connector) diluar case.
b. Konstruksi Solid
Baterai ini antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead
bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan
seri dari sel-selnya.

E. Komponen Battery
a. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak
baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah
selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level ,
sebagai indicator jumlah elektrolit. Dibuat dari ebonit atau plastik, wadah
untuk accu 6 volt terbagi atas 3 sel, dan untuk accu 12 volt terbagi atas 6 sel.
Pada kotak baterai terdapat garis tanda permukaan atas dan bawah (Upper
dan Lower). Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi
penyekat, tujuannya agar tidak terjadi hubungan singkat apabila ada bahan
aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai dibuat dari bahan
yang sama seperti bak/wadah.
b. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan
asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 %
SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis
1,270. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan terisi penuh
ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 200C). Perbedaan ini disebabkan
perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat pada masing-masing
tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260 mengandung 65% air
sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat jenisnya
1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Pembetulan BJ = Harga pembacaan + 0,0007 x (Temp. elektrolit - 200C)
c. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini
juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat
pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan
gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat
mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
d. Plat Positif dan Plat Negatif
Plat positif dan negatif merupakan komponen utama suatu baterai.
Kualitas plat sangat menentukan kualitas baterai tersebut, plat-plat tersebut
terdiri dari paduan timbal-antimon, yang diisi dengan suatu bahan aktif.
Bahan aktif pada pelat positif adalah Timbal Peroksida yang berwarna
cokelat, sedang pada pelat negatif adalah spons-timbal yang berwarna abu-
abu. Hal-hal yang perlu diketahu tentang plat yaitu:
- Plat positif terbuat dari lead peroxida
- Plat negatif terbuat dari spongy lead
- Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat positif, meskipun
beberapa baterai memiliki jumlah kedua plat yang sama.
- Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara plat positif dan
negatif
- Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan lain yang tahan
terhadap asam.
- Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan mengandung
kira-kira 60% air dan 40% asam sulfat.
e. Separator
Untuk memisahkan tiap-tiap sel (-) maupun sel (+).
f. Lapisan Serat Gelas (Fiber Glass)
Antara plat positif dan negatif disisipkan lembaran separator yang terbuat
dari serat cellulosa yang diperkuat dengan resin. Lembaran lapisan serat
gelas dipakai untuk melindungi bahan aktif dari pelat positif, karena timbal
peroksida mempunyai daya kohesi yang lebih rendah dan mudah rontok jika
dibandingkan dengan bahan aktif dari pelat negatif. Selain itu lapisan serat
gelas juga berfungsi melindungi separator.
g. Penghubung Sel
Untuk menghubungkan tiap-tiap sel dari sel-sel baterai pada sel baterai (-
) dan (+).Suatu baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai 6 volt
mempunyai 3 sel. Sel merupakan unit dasar suatu baterai dan mempunyai
voltase sebesar 2 volt. Penghubung sel ini terbuat dari paduan timbal-
antimon. Ada dua cara menghubungkan sel-sel tersebut. Yang pertama
dinding penyekat melalui atas dinding penyekat (Over The Partition) dan
yang kedua melalui (Through The Partition). Terminal terdapat pada kedua
sel ujung, satu bertanda positif (+) dan yang lain negatif (-). Melalui kedua
terminal ini listrik dialirkan.
h. Sel Baterai
Untuk menambah daya baterai dalam satuan amphere.

F. Tipe Baterai
a. Tipe Basah (Wet Type)
Adalah accu yang paling banyak digunakan pada kendaraan hingga saat ini.
Accu ini berisi air accu (cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu
basah, terdapat lubang dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk
menambah air accu. Air accu dapat berkurang saat accu digunakan. Hal ini
terjadi karena reaksi kimia di dalam accu antara air accu dengan sel accu.
Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya
telah diisi dengan elektrolit. Baterai ini tidak bisa dipertahankan tetap
dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge) secara periodik.
Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi
kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai.
Reaksi ini disebut “self discharge”.
Suatu baterai yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai)
akan kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan, setelah baterai diisi
elektrolit, maka baterai mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun
baterai tersebut dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan
pada semua baterai. Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa
pemakaian melalui rangakaian luar disebut “Self Discharge” Sebab-sebab
self discharge sebagai berikut :
 Plat negatif beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit
membentuk timbal sulfat (Pb SO4)
 Hubungan singkat antara plat positif dan plat negatif melalui endapan
dari material aktif
 Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positif
dan negatif akan terjadi reaksi elektrokimia local.
Hal-hal seperti di atas ini yang menyebabkan muatan baterai akan
berkurang meskipun tidak dipakai. Reaksi kimia yang terjadi dalam baterai
akan lebih cepat dengan kenaikan suhu elektrolit. Hal ini juga berarti “Self
Discharge” akan bertambah cepat jika suhu lebih tinggi. Jadi penyimpanan
baterai pada suhu rendah lebih efektif dalam memperkecil kecepatan “Self
Discharge”. Faktor lain yang mempercepat “Self Discharge” adalah bila
elektrolit atau air suling yang diisikan ke dalam baterai mengandung
material-material yang tidak diinginkan, karena akan menimbulkan reaksi
local.
b. Tipe Kering (Dry Type)
Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat (positif & negatif)
yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya
tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar pabrik dalam kondisi kering. Pada
dasarnya baterai ini sama seperti dengan baterai tipe basah. Elemen-elemen
bateraij ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat
yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu
terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan
elektrolit lalu dicuci dengan air dan dikeringkan.
Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Sehingga
biala baterai tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa
digunakan tanpa discharge kembali.
Baterai kering terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode dan batang
karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran batu
kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu
diletakkan batang karbon.Karena karbon merupakan electrode inert (sukar
bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator (katode). Reaksinya dapat
ditulis sebagai berikut.
Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Katode : 2 MnO2(s) + 2 NH4- (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) +
H2O(l)

Redoks : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) +


2NH3(aq) + H2O(l)

Selanjunya, Zn dan NH3membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+


Zn2+(aq) + 4 NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)
Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika
sudah habis tidak dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk
membuatnya tahan lama, maka NH4Cl digantidengan KOH. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut :
Anode :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2 + 2e-
Katode :2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e- → 2 MnO(OH)(s) + 2 OH-
Redoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2
MnO(OH)(s)
G. Jenis Baterai
Aki terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua
jenis aki , aki basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis-jenis aki sebagai
berikut:
a. Aki basah konvensional
b. Aki hybrid
c. Aki kalsium
d. Aki bebas perawatan/maintenance free (MF)
e. Aki sealed

a. Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah
yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang
dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia
kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air
aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa
ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap
air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak
jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling besar
dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia
didiamkan terlalu lama.
b. Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya
terdapat pada material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya
menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki
jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari
aki basah konvensional.
c. Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi
jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat
penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.
d. Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan
tingkat penguapan air aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami
kondensasi sehingga dan kembali menjadi air murni yang menjaga level
air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air
aki . Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki
kalsium.
e. Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring
berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup
rapat. Aki jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya
memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik.
Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan
penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium
pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil
sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan
dalam waktu cukup lama. Kemasannya yang tertutup rapat membuat aki
jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah.
Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan
pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika
ia diletakkan di ruang mesin.

H. Prinsip Kerja Baterai


Prinsip kerja battery secara umum adalah sebagai berikut:
1. Saat baterai mengeluarkan arus:
a. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena
bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan
elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah
menjadi air (H20).
b. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di
pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat
tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai)
habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam
melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya
sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya
berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati
berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas
penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat
jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau
sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer
ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang
menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam
keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O)
dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi
rusak.
2. Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang
disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana
kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub
negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri
biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai
12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan
dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC
(baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari
masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal
ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang
duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat
arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang
dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian
bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan
proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas
karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat
positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat
(PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif
maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air
(H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam
sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan
elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi
penuh).
PERUBAHAN KIMIA SELAMA PENGISIAN DAN PEMAKAIAN
Pemakaian Pengisian

8
Kondisi Bermuatan Penuh Kondisi Terpakai Habis
Elektrolit
Pelat(+) Pelat(-) Pelat(+) Pelat(-)
2H2SO4 PEMAKAIAN Elektrolit
PB02 Pb PbSO4 PbSO4
+ Asam - + 2H2O +
Timbal Timbal Timbal Timbal
Sulfat dan PENGISIAN air
Peroksida berpori Sulfat Sulfat
Air

1. Perubahan Kimia pada saat Pelepasan Muatan Listrik


Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar
misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi
kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat
negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan
bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh
bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi
timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage
tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak).
2. Perubahan Kimia pada saat Pengisian Muatan Listrik
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi
kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan.
Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk
pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air
digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi
bermuatan penuh.
3. Penurunan Berat Jenis Accu Zuur selama Pelepasan Muatan Listrik
Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan
muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan
mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis
accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan
muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka Aki masih
mempunyai energi listrik sebesar 70%

4. Berat Jenis Accu Zuur Tergantung dari Suhu


Berat jenis accu zuur berubah tergantung dari temperaturnya, jadi
pembacaan berat jenis pada skala hudrometer kurang tepat sebelum
dilakukan koreksi suhu. Volume accu zuur bertambah jika dipanaskan dan
turun jika dingin, sedang beratnya tetap. Jika Volume bertambah sedang
beratnya tetap maka berat jenis akan turun. Berat jenis turun sebesar
0.0007 untuk kenaikan tiap derajat celcius dalam suhu batas normal Aki.
Standar berat jenis menurut perjanjian adalah untuk suhu 20°C.
Rating Kapasitas Battery
Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter,
untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah
listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik.
Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan
jumlah elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan
kapasitas baterai, yaitu:
1. Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan
dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran
(luas permukaan singgung) pada plat yang akan menentukan
kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk
capasitas baterai dengan SAE Cranking Current atau Cold Cranking
Current (CCA Cold Cranking Ampere). Nilai CCA dari suatu baterai
adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat
memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu
tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.
2. Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai
yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27
derajat Celsius setelah sistim pengisian dilepas. Tegangan tidak boleh
turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).
3. Ampere Hour
Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi
penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius,
tanpa penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh:
Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk
20 jam dinilai memiliki 60 AH. Rumus menentukan kapasitas baterai
adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang
dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5
jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan
muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai
tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50
AH (10 x 5 jam) 1 Oc.
Kapasitas dan Pengetesan Baterai
Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan
melepaskan arus tetap, sampai dicapai voltage ahir. Besarnya ditentukan
dengan mengalikan besar arus pelepasan dengan waktu pelepasan dan
dinyatakan dalam AH (Ampere Hour). Jadi untuk menyatakan kapasitas
baterai, perlu ditentukan laju arus pelepasan. Karena kapasitas baterai
tergantung dari kuat arus pelepasan. Misalnya suatu baterai mempunyai
kapasitas 100 AH untuk laju arus 20 jam. Ini berarti baterai tersebut sanggup
melepaskan muatan sebesar 5 ampere selama 20 jam. Tapi tidak berarti mampu
melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam. Jadi jika ingin
membandingkan kapasitas baterai perlu disamakan dahulu laju arus pelepasan
muatan listriknya.
Pengetesan Battery
Kondisi dari sebuah baterai ditunjukan oleh berat jenis larutan elektronitnya.
Salah satu cara yang paling sederhana dan lebih dipercaya adalah dengan
mengukur berat jenis dari larutan elektrolit. Alat untuk mengukur berat jenis
elektrolit disebut “Hydrometer” dan dilengkapi dengan thermometer untuk
mengetahui temperatur elektrolit. Hydrometer dikalibrasi untuk mengukur
berat jenis elektrolit pada temperature standar (JIS) 20oC (68oF). Untuk
menentukan pembacaan berat jenis yang benar adalah sebagi berikut :
Bila suhu di atas 20oC (68oF), ditambah 0,0007 tiap kenaikan 1oC. - Bila
suhu di bawah 20oC (68oF), dikurangi 0,0007 tiap penurunan 1oC.
Sebagai contoh, pada suhu 49oC didapatkan pembacaan berat jenis elektrolit
1,2597. Dimana pengukuran ini suhu elektrolitnya 29oCdi atas standar yang
ditetapkan yaitu 20oJIS. Sehingga pembacaan berat jenis yang sebenarnya
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
S20 = St + 0,0007 (t – 20)
= 1.2597 + 0,0007 (49 – 20)
= 1,2597 + 0,0203 = 1,28
Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperature adalah
1,28

I. Cara Perawatan Baterai


Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang battery (accu):
1. Accu termasuk benda yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan
memindahkan posisi Accu mobil pada lokasi yang kurang aman.
2. Selalu meng-kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan
karena akan mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi,
karena Accu dapat meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan
uapnya.
3. Periksa terminal Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau
siram dengan air panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena
dapat menggerus terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling
mengikat.
4. Accu mengandung bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan
membuang Accu bekas. Umumnya pedagang aki menerima atau membeli
aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga lingkungan, Accu bekas ini
dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru.
5. Salah satu kelemahan Accu tipe “basah” yang digunakan pada mobil retro
adalah tingkat penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan
karat pada benda logam di sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek
umur Accu. Saat pengisian (recharge), akan keluar uap dari lubang kecil
seperti jarum di penutup cell. Dalam kondisi normal, uap yang keluar tidak
terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian yang berlebih. Pada Accu
yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar. Untuk menghindarinya,
gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas Accu.
Pemeriksaan Baterai
Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat
kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu:
1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual meliputi :
a. Kotak baterai
Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi
secara visual, jenis kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak
akibat benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat
keretakan atau mengembang.
b. Sel-sel baterai
Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang
akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena
getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai.
c. Terminal baterai dan konektor kabel
Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yang sering
mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi
yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat
kenektor kendor atau kotor.
d. Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian
berlebihan (over charging) maka elektrolit cepat berkurang karena
penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan
dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus pandang.
Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower
Level.
e. Kabel Baterai
Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar
arus dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter,
dengan arus sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel
menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan
terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal
baterai.
f. Pemegang Baterai
Pemengang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar
goncangan baterai dapat dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih
lama. Gangguan pada pemegang baterai antara lain kendor akibat mur
pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/
grease.
2. Pemeriksaan Elektrolit dan Kebocoran
Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik
adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah
elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah
elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas
akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan
saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk
menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O
atau terjual dengan nama Air Accu.
Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh
overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka
periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula
menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat
mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian
kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat
hydrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu
metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC
mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC.
Spesifikasi berat jenis normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat
pengukuran temperature elektrolit harus diamati. Rumus untuk
mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : Berat jenis pada temperature 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran
Contoh:
Tentukan berat jenis baterai bila hasil pengukuran pada temperature
0ºC, menunjukkan berat jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,014
= 1,246
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah
sebagai berikut:
Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ elektrolit

HASIL PENGUKURAN TINDAKAN

1.280 Atau lebih Tambahkan air suling agar berat jenis


berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan

1.210 atau kurang Lakukan pengisian penuh, ukur berat


jenis. Bila masih dibawah 1.210 ganti
baterai.
Perbedaan antar sel kurang Tidak perlu tindakan
dari 0.040
Perbedaan berat jenis antar sel Lakukan pengisian penuh, ukur berat
0.040 atau lebih jenis. Bila berat jenis antar sel melebihi
0.030, setel berat jenis. Bila tidak bisa
dilakukan, ganti baterai

Bisa juga menggunakan alat hydrometer yaitu alat untuk mendeteksi


berat jenis pada cairan elektrolit pada baterai
Cara mengoperasikan hidrometer sebagai berikut:
a. Masukkan ujung hydrometer kedalam lubang sel sampai menjentuh
permukaan caira elektrolit
b. Tekan karet pada ujung hydrometer sampai ke dalam
c. Setelah kembali ke posisi semula maka kalian dapat melihat hasil yang di
tentukan pada aurometer
Cara menghitung hasil penggukururan berat jenis air elektrolit dapat
dilihat pada tabel diatas sebagai berikut:
a. Good/warna hijau = Kondisi air elektrolit sangat baik
b. Fair /warna putih = Kondisi caira accu baik
c. Recharge/warna merah = Kondisi air elektrolit perlu pengisian / stroom
3. Pengujian Beban
Untuk melakukan pengetesan dengan aman, dibutuhkan peralatan dan
pengalaman yang memadai. Karena itu, sebaiknya tes ini dilakukan di
bengkel baterai. Kalau ingin melakukan, buanglah arus dari baterai
sebanyak empat kali dari kapasitasnya. Setelah itu, diamkan baterai selama
lima detik, kemudian ukur tegangan baterai. Tegangan terminal harus 9,6
Volt atau lebih. Jika kurang, ganti baterainya.
Kebocoran Arus
Adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami
pengosongan, sehingga bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi
listrik yang tersimpan pada baterai dapat berkurang cukup banyak sehingga
mesin sulit dihidupkan.
Mobil sulit distart di pagi hari, adalah salah satu akibat yang ditimbulkan
dari :
a. Clamp Pengikat kutub + dan – aki yang kurang kencang, atau timbulnya
kerak putih disekitar kepala aki.
b. Kondisi air accu (electrolit) yang kurang sesuai dengan yang
dipersyaratkan di bagian luar aki.
c. Bagian body accu sudah mengembung atau bocor.
Cara Menghemat Accu
Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai
rewel alias 'zwak', ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih
memperlama umur aki, mengingat harganya cukup mahal.
a. Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa
dalam aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi
dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian
normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan.
b. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu
kabel pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-
benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang
memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
c. Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap
tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa
jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala.
Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya
kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki
umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang
tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak.
Trik Memperpanjang Usia Accu
1. Pastikan semua peralatan elektronik telah dimatikan sebelum kita
mematikan mesin. Berbagai peralatan yang dibiarkan hidup tidak hanya
akan menguras daya accu mobil tetapi juga berisiko merusak sistem
listrik mobil.
2. Pastikan accu mobil sudah terisi penuh (sudah dicharge) jika kita tidak
menyalakan mobil selama satu atau dua minggu. Jangan biarkan accu
mobil kering (tidak terdapat daya listrik). Memanaskan mobil secara
teratur meskipun tidak digunakan baik untuk menjaga agar accu tetap
terisi.
3. Hindari korosi. Korosi atau karat pada terminal accu dapat
memperpendek umur accu. Bisa disemprot silicon atau penetran pada
kutub kutub accu untuk perawatan. Jika tidak sempat membersihkan
sendiri, pastikan montir di bengkel untuk memeriksa dan membersihkan
terminal accu secara teratur.
4. Periksa adanya kabel yang longgar serta periksa pula dudukan accu.
Dudukan accu yang berkarat dianjurkan untuk diganti. Dudukan yang
rusak atau berkarat berpotensi membuat posisi accu tidak stabil sehingga
akan bergetar atau berpindah posisi yang pada gilirannya
memperpendek umur accu.
5. Drive belt pada mobil juga perlu diperiksa secara berkala. Belt yang
rusak akan membuat proses charging accu tidak sempurna.
6. Mengunakan tambahan lampu dan aksesori dengan bijak, dan sesuaikan
dengan kapasitas accu.
Perawatan Baterai
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan baterai :
1. Baterai yang tidak dipakai harus disimpan di tempat yang kering, sejuk
dan tidak kena sinar matahari langsung, karena bias mempercepat reaksi
kimia (self discharge)
2. Baterai yang diterima lebih dahulu sebaiknya didahulukan
pemakaiannya.
3. Untuk baterai tipe basah, perlu adanya pengisian secara periodi, yaitu
minimal 1 bulan sekali, untuk menjaga baterai tetap full charge dan tidak
cepat rusak.
Peringatan Keselamatan
Asam Sulfat sangat berbahaya, dapat menyebabkan kulit dan mata
teriritasi dan terbakar. Asam Sulfat juga dapat menyebabkan ledakan pada
beberapa kasus. Saat bekerja dengan Aki dan Elektrolit, lindungi diri kita
dengan kaca mata pelindung, dan pelindung wajah. Pakailah bahan garmen
untuk melindungi wajah, tangan dan tubuh. Selain hal-hal di atas, perhatikan
dengan tindakan-tindakan pencegahan di bawah ini:
1. Selalu bekerja di udara terbuka atau tempat yang mempunyai ventilasi
besar pada saat bekerja dengan aki.
2. Pastikan tempat sekitar kita bebas dari sumber api ataupun percikan api,
bahkan rokok. Sumber api dapat menyebabkan aki meledak.
3. Selalu pastikan tutup pengisian Elektrolit tertutup erat dan tepat.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Selalu putuskan hubungan kabel negatif terlebih dahulu pada saat
pelepasan aki, dan menghubungkannya paling akhir pada saat
pemasangan aki.
6. Jangan pernah bersentuhan dengan aki pada saat pengisian aliran listrik
(charging), pengetesan, atau penyetruman mesin.
7. Matikan semua kelistrikan sebelum memutuskan koneksi arus listrik.
8. Sebelum menggunakan alat yang dapat menghantarkan listrik
(konduktor), pindahkan barang-barang yang mengandung metal yang ada
pada tangan ataupun lengan (jam tangan).
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkannya dalam bentuk listrik
2. Fungsi baterai adalah sebagai penyedia listrik pada sistem kelistrikan pada
kendaraan.
3. Konstruksi baterai ada dua yaitu konstruksi comound dan konstruksi solid
4. Komponen dari baterai yaitu kotak baterai, elektrolit, sumbat ventilasi, plat
positif dan negatif, separator, lapisan fiber glass, penghubung sel, sel
baterai
5. Tipe baterai yaitu tipe basah dan tipe kering

B. Saran
Penulis menyarankan apabila memerlukan baterai sebaiknya baterai yang
berkualitas dan juga dipergunakan seperlunya atau dirawat dengan sebaik
mungkin serta dipergunakan sesuai aturan yang ada supaya tidak menimbulkan
kecelakaan atau meledak saat dipergunakan pada saat keadaan tertentu.
Dengan demikian terhindar dari jangkauan anak-anak serta menjadikan ramah
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

http://inverterkarangpundung.blogspot.com/2013/04/definisi-dan-pengertian-
battery-aki-accu.html"

http://ekodiaz.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tips-merawat-accu.html

http://teknikmesin-antonjepry.blogspot.com/2013/02/makalah-baterai_5.html

http://ki-tapunya.blogspot.com/

http://yamatoikwan.blogspot.com/2013/03/mengenal-accu-aki-akumulator-
baterai.html

http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian_30.html

http://www.inverterplus.com/2010/04/tips-merawat-aki-mobil.html

http://otomotif.kompas.com

http://laurensiussteven.blog.friendster.com/tag/baterai/

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai