Anda di halaman 1dari 6

SENI BUDAYA

KELAS VIII
SEMESTER 1
MGMP Seni Budaya Batang

KATA PENGANTAR
KOORDINATOR
Puji syukur kita haturkan kepada
SUROSO, S.Pd Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan limpahanNya kepada kita
PENYUSUN
TEAM MGMP SENI BUDAYA BATANG semua.
KETUA : Semester 1 ini MGMP Seni Budaya
SUKISNO Kabupaten Batang menerbitkan kembali
SEKRETARIS: buku penunjang berupa Lembar Kerja
ARYATMONO SISWADI, S.Pd Siswa yang sesuai dengan KTSP 2006.
BENDAHARA : Dengan diterbitkannya buku ini
SRI PUJIATI, S.Pd diharapkan siswa dapat lebih mudah
ANGGOTA menguasai materi yang diberikan oleh
1. M. ISONO
guru sesuai dengan Kurikulum yang
2. SUNINGSIH, S.Pd
3. BAGUS ADHY HERMAWAN, S.Pd berlaku. Selain itu diharapkan pula agar
4. INDAH KURNIATI siswa dapat mencapai kompetensi dalam
5. Drs. MUGIYONO proses pembelajarannya.
6. TITIK SUMARNI, S.Pd Dengan buku ini guru dibantu dalam
7. MUJI RAHARJO, S.Pd menentukan indikator-indikator hasil
EDITOR : belajar yang diperlukan dalam
1 Sigit Yulianto, S.Pd 33 Budi Surojo, S.Pd menguasai kompetensi-kompetensinya.
2 Rina Murwani P, S.Pd 34 Dite Nurhayati, S.Pd Semoga buku ini dapat membantu siswa
3 Daryoto, S.Pd 35 Suhdi dalam mengembangkan diri dan mampu
4 Heru Supriyanto 36 Teguh Wiyanto menyerap informasi dalam mencapai
5 Chucik Ubaidah, S.Pd 37 Tri Siswanti, S.Pd
6 Drs. Moh Arifin 38 Aly Bisri, S.Pd prestasi belajar secara maksimal.
7 Jaya Rudi H, S.Pd 39 Solikhin, S.Pd
8 Dwi Saroso 40 Endang PH, S.Pd
9 F. Suwarso 41 Supriyo, S.Pd Tim Redaksi
10 Asri Tri W 42 Titi Sulastri, S.Pd
11 Muh. Al Amin, S.Pd 43 Amirul M, S.Pd
12 Rohmad Purwanto 44 Yuli Setyaningsih, S.Pd
13 Fc. Hariati MS 45 Andri Ari Susanti, S.Pd
14 Aksi Mandala, S.Pd 46 Anita Permana Sari, S.Pd
15 Sodikin, S.Pd 47 Pratama Imanda F , .Pd
16 Thoriqotussalamah, S.Pd 48 Murdani Retnoningsih, S.Pd Hak cipta dilindungi undang-undang
17 Pujo Tri Widodo. SH 49 Novianingsih, S.Si Dilarang mengutip, menjiplak,
18 Arif Triyono B, S.Pd 50 Retty Vriscalisna
19 Sri Rejeki, S.Pd 51 Rina Dyah Sukesi, S.Pd memfotokopi sebagian atau seluruh isi
20 Sasongko, S.Pd 52 Sinta Kusumawati, .Pd serta menjualbelikan tanpa seijin tertulis
21 RY. Basuki Harjono 53 Catur Yuliani dari MGMP Seni Budaya Batang
22 Herwanto Asis 54 Eko Setyono, S.Pd
23 Susbaniyah 55 Albert Rizal, S.Sn
24 Ngatimin 56 Titi Sulastri , S.Pd
25 Muhayin, S.Pd 57 Rika Deni Rahmawati, S.Pd
Toko Buku dan Percetakan
26 Sukiyanto, S.Pd 58 Agus Ismahadi, S.Pd
27 Sri Wartini, S.Pd 59 Vista Rianda Sakti, S.Pd
28 Teguh Pepeg, S.Pd 60 Santya Noviasari Nurvita
29 Suharti, S.Pd 61 Titik Sumarni, S.Sn
30 Dra. Sri Wahyuni 62 Dasim Jl. Kresna 2 Perum KORPRI E.3 No. 5-6
31 Dra. Indah Tri W 63 Ayu Setyorini, S.Pd Pasekaran Batang Telp. (0285) 4494183
32 Sri Diana, S.Pd 64

1 Seni Budaya SMP Kelas VIII, Smt I


BAB 1 KARYA SENI RUPA
TERAPAN NUSANTARA
Standar Kompetensi :
1. Mengapresiasikan karya seni rupa
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
1.1. Mengidentifikasikan jenis karya seni rupa terapan
Nusantara daerah setempat
1.2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap keunikan gagasan
tehnik karya seni rupa nusantara daerah setempat
1.3. Merancang karya seni kriya dengan tehnik corak seni rupa
terapan nusantara
1.4. Mengekspresikan diri mealui karya seni lukis atau gambar

A. Sejarah Seni Rupa Terapan Nusantara


Karya seni rupa merupakan sesuatu yang dapat memuaskan perasaan seseorang karena kehalusan
dan keindahan yan diwujudkan dalam bentuk rupa. Di wilayah Nusantara ini, beragam karya seni
rupa terapan daerah tumbuh dan berkembang sehingga menciptakan beragam karya seni rupa seperti
yang kita nikmati saat ini.
Karya seni rupa terapan Nusantara adalah karya seni rupa yang berwujud dua atau tiga dimensi
yang memiliki fungsi tetentu dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat di wilayah Nusantara.
1. Fase Prasejarah
Keberadaan seni klasik di Indonesia pada masa prasejarah tampak pada beberapa benda yag
ditemukan pada masa itu.
a. Peninggalan zaman Palaeolithikum berupa benda-benda yang terbuat dari batu dan tulang
yang dikerjakan secara kasar, misalnya kapak genggam.
b. Peninggalan zaman Mesolithikum, berupa kapak batu yang hasil pengerjaannya lebih halus,
peralatan tulang, dan sejumlah gambar pada gua.
c. Peninggalan zaman Megalithikum, berupa benda-benda dalam ukuran besar yang berfungsi
sebagai perlengkapan ritual, antara lain dolmen, menhir, kubur batu, sarkofagus, punden
bertaduk, dan relief batu.
d. Zaman logam. Mulai digunakan logam sebagai karya terapan. Teknik pengolahan barang-
barang perunggu dilakukan dengan pengecoran. Karyanya antara lain kapak corong, candrasa,
nekara, moko, emas, dan bejana.

zaman Palaeolithikum zaman Mesolithikum zaman Megalithikum Zaman logam.


Gb 1.1. Sumber : google.com (03032011)
2. Fase Sejarah
Keberadaan seni klasik di Indonesia pada masa sejarah tampak jelas pada wujud dibangunnya
rumah-rumah berukir oleh para pendatang yang masuk Indonesia, yang sebelumnya berkediaman
di Indo-Cina. Sejak adanya hubungan Indonesia-India, lahirlah seni Hindu-Indonesia, terutama di

2 Seni Budaya SMP Kelas VIII, Smt I


Jawa dan Bali. Peninggalannya antara lain bangunan Candi Borobudur, Candu Prambanan dan
Candi Penataran.
B. Fungsi Seni rupa terapan Nusantara
1. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat paktis (kegunaan) yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai
benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya perabotan rumah tangga, seperti meja dan
kursi, almari dan tekstil.
2. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan) yaitu fungsi yang semata-mata sebagai
benda hias. Misalnya karya batik atau tenun yag dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda
kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung dan vas bunga.
C. Bentuk Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Bentuk karya seni rupa terapan Nusantara antara lain :
1. Rumah adat
Rumah adat di Indonesia mempunyai bentuk yang sangat beragam. Misalnya , rumah Gadang di
Padang bentuknya memanjang ke samping dan rumah adat Minahasa bentuknya memanjang ke
belakang. Rumah beratap joglo di Jawa, rumah bratap bubungan tinggi di Jambi, rumah beratap
gonjong di Minangkabau, rumah beratap limas terpengal di Papua, rumah panggung dengan tiang
yang berkolong di Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi.
2. Senjata tradisional
Senjata tradisional saat ini digunakan sebagai peralatan untuk bekerja. Selain itu juga digunakan
sebagai perlengkapan acara ritual.
a. Pedang, badik dan pisau tradisonal.
Termasuk dalam jenis ini antara lan : parang dari Ambon, mandau dari Kalimantan, sundu
dari NTT, celurit dari Madura, pasa timpo dari Sulawesi Tengah, karih dari Sumatera Barat,
piso surit dari Sumatera Utara, golok dari Jakarta dan rencong dari Aceh.
Semua jenis senjata tradisional menggunakan ragam hias dengan beragam motif. Rencong
menggunakan ragam ular, bunga dan lipan. Mandau menggunakan ragam motif jumbai
menyerupai rambut dan sarungnya diberi hiasan manik-manik bulu burung.
b. Keris
Keris adalah senjata tradisional berujung lancip dan bermata dua yang merupakan karya asli
bangsa Indonesia yang adiluhung. Termasuk dalam jenis ni adalah senjata kujang dari Jabar.
Ada dua kelompok jenis keris:
1). Keris yang digunakan untuk keperluan ritual-ritual adat teknik yang digunakan lebih rumit
dan lama , kebanyakan keris ini diciptakan oleh para Mpu.
2). Keris yang kegunaannya lebih sebagai hiasan atau untuk pertunjukan kesenian tradisional,
termasuk untuk perlengkapan acara adat perkawinan.

Pasa timpo Pisosurit Karih Keris


Sumber : google.com (03032011)
3. Transportasi tradisional
Alat transportasi tradisional yang masih mempertahankan bentuk dan cirri khasnyaatara lain :
perahu, kereta kuda, pedat dan becak.
a. Perahu
Keberadaan perahu di Indonesia seusia datangnya nenk moyang bangsa Indonesia ke
Nusantara. Sebagai bukti telah ditemukan lukisan perahu pada hinding gua di papua, Sulawesi
dan Maluku bentuknya masih sederhana.
b. Andong, pedati dan becak
Adong ditarik dengan tenaga kuda, di Jawa imr andong disebut dokar. Ragam hias andong
terutama di Jatim cenderung memiliki ciri khas khusus dengan warna hitam mendomnasi
seluruh bagian dokar. Pedati dengan tenaga sapi biasanya digunakan untuk mengangkut barang

3 Seni Budaya SMP Kelas VIII, Smt I


dengan beban berat. Jenis transportasi radisisonal lainnya yaitu becak yang dapat di umpai di
Jawa, Sulawesi dan Sumatera. Becak bermotor di Gorontalo dan Pematang Siantar (Sumut)

Andong Pedati Becak


Gb 1.2. Sumber : google.com (03032011)
4. Seni Kriya
Seni kriya dapat dikelompokkan menjadi seni kriya pahat, seni kriya tekstil, seni kriya anyaman
dan seni kriya keramik.
a. Seni kriya pahat
Bahan untuk kriya pahat menggunakan batu, kayu, aneka logam, emas, tulang dan kulit
hewan. Bali banyak menghasilkan kriya pahat bahan dari batu andesit berupa patung arca
menyerupai benda-benda purbakala. Kerajinan wayang kulit dan wayang beber dari kulit
hewan terdapat di daerah Yogyakarta, Surakarta dan Sragen. Sedangkan wayang golek di
Jawa Barat. Di Jepara terkenal dengan seni ukir khas Jawa. Seni pahat bentuk topeng, patung
ukiran dari Kudus, Bojonegoro dan Cirebon. Seni patung Suku Asmat dan Kamoro dari
Papua.
b. Seni kriya tekstil
Jenis kriya tekstl dikelompokkan menjadi dua yaitu karya batik dan krya ten.
1. Karya batik
Proses pembuatan batik dapat dilakukan dengan teknik tulis, teknik cap dan teknik lukis.
Selain di Jawa batik juga terdapat di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Bali.
Batik bercorak pesisir adalah Pekalongan, Madura, Tuban dan Cirebon, batik ini
didomnasi perpaduan warna yang kontras seperti merah, kuning, cokelat dan putih.
Sedangkan batik Solo, Yogya umumnya menggunakan warna redup seperi cokelat, biru,
hitam dan hijau.
2. Karya tenun
Ada dua jenis tenun yaitu tenun ikat dan tenun songket. Yang membedakan keduanya
adalah pada teknik pembuatannya dan bahan yang digunakan. Pada songket ada tambahan
benang emas, perak atau benang sutera.
Daerah yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat antara lain Aceh, Sumut, Sulawesi,
Bali, Sulteng, Sulsel, Kalbar, Kaltim, NTT, Flores dan Maluku. Daerah penghasil songket
antara lain Aceh, Sumbar, Riau, Palembang, Sumut, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok,
Nusa Tenggara dan Maluku.
3. Karya anyaman
Bahan yang digunakan untuk anyaman dari kult bamboo, batang rotan dan daun pandan,
bahan lainnya pelepah pisang, enceng gondok dan serat kayu. Teknik pembentukan
anyaman adalah dengan memanfaatkan jalur lungsi ( vertical) , jalur pakan ( horizontal),
dan jalur gulungan ( diagonal). Penghasil anyaman dari berbagai bahan da bentuk adalah
Tasikmalaya. Anyaman dari bahan rotan dari Halmahera , Maluku. Anyaman produksi
gelang dari serat kayu dan batang anggrek hutan dri Papus.
4. Karya keramik
Bahan dasar keramik adalah tanah liat. Teknik yang digunakan dalam membuat keramik
antra lain teknik cetak, lempeng, pijit dan pilin. Setelah dibentuk diberi hiasan, setelah
kering lalu dibakar dengan suku tertentu. Variasi bentuk misalnya guci, pot bunga, vas
bunga dan sebagainya. Daerah penghasil keramik antara lain di Yogyakarta, Malang,
Cirebon dan Purwokerto.

4 Seni Budaya SMP Kelas VIII, Smt I


batik Tenun anyaman Keramik
G 1.3. Sumber : google.com (03032011)
D. Apresiasi Terhadap Keunikan Gagasan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
1. Pengertian apresiasi
Apresiasi berasal dari bahasa Ingris appreciate yang atinya menghargai ata menlai. Apresiai
adalah suatu sikap atau kegiatan menghargai nilai-nilai estetika ataupun nilai-nilai budaya yang
terdapat pada karya seni tersebut.
Adapun sikap kegiatan apresiasi ada tiga tingkatan.
a. Apresiasi empirik, yaitu apresiasi yang menilai kualitas karya seni sebatas tangkapan indrawi
b. Apresiasi estetis, yaitu apresiasi yang menilai karya seni dengan melibatkan pengamatan dan
penghayatan yang mendalam
c. Apresiasi kritik, yaitu apresiasi yang bertujuan menganalisa suatu karya seni dan memberikan
kesimpulan kritik atas hasil pengalamannya. Bisa dilakukan dengan pengamatan langsung
atau tidak langsung.
2. Makna dalam karya seni rupa terapan Nusantara
Makna dalam karya seni rupa terapan Nusantara tersebut bias dalam pemilihan wana,
bentuk aau motif. Misalnya di Sumatra kain tenun bagi masyarakat Melayu memiliki nama dan
symbol tertentu termasuk juga pemilihan warna.
3. Ragam hias dalam karya seni rupa terapan Nusantara
Ragam hias tumbuhan , hewan ada pula motif bidang geometrik dan organik sering
digunakan di daerah Jawa. Ragam hias berpola geometric di gunkn daerah Toraja, Papua, dan
Sumut sedangkan pola manusia dan hewan banyak digunakanoleh masyarakat Dayak, Batak dan
Papua.
Motif atau corak ragam hias Nusantara dikelompokkan menjadi dua :
a. Pola hias abstrak, dintaranya adalah motig geometrik dan organik seperti motif tumpal,
baji, kawung, meander, pilin, swastika.

Gb.Kawung Gb. Meander Gb Swastika


GB 1.4. Sumber : google.com (03032011)
b. Pola hias abstraksi, antara lain bentuk flora, fauna dan manusia.

Gb. Manuaisa Gb. Flora Gb. Fauna


Gb 1.5.Sumber : google.com (03032011)
4. Ragam teknik penciptaan karya seni rupa terapan Nusantara
Teknik penciptaan karya seni rupa terapan Nusantara antara lain :
a. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan dengan menggunakan alat pahat, seperti patung, relief dan
ukir.
b. Teknik butsir, yaitu mengurangi dan menambah bahan sehingga menjadi entuk yang diinginkan
misalnya kerajinan keramik dan gerabah

5 Seni Budaya SMP Kelas VIII, Smt I


Thank you for using Wondershare PDF Converter 4.0.5.

You can only convert up to 5 pages in the trial version.

To get the full version, please purchase the program here:

http://cbs.wondershare.com/go.php?pid=524&m=db

Anda mungkin juga menyukai