Anda di halaman 1dari 17

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,

dan peraba, Sebagian besar pegetahuan manusiadi peroleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia,yang sekedar

menjawab pertanyaan “What” misalnya, apa air, apa manusia, apa alam

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 ).

a. Tingkat Pengetahuan

Domain kognitif pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu

bahwa buah buah jeruk banyak mengandung vitamin C, dan

sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu

sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan misalnya: apa

tanda-tanda anak yang cacingan, apa penyakit diare, bagaimana

cara mencegah sakit gigi, dan sebagainya.


7

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tau terhadap objek

tersebut, tidak sekbedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat mengintrepetasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut. Misalnya : orang yang memahami cara

mencegah diare, yaitu selalu menjaga kebersihan makanan yang di

konsumsi nya, tetapi harus dapat menjelaskan , cara mengontrol

kebersihan makanan.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. misalnya:

seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus

dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia

bekerja atau dimana saja, orang yang telah paham metodologi

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja

dan seterusnya.

4) Analisis (analysis)

Analis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

atau memisahkan, membedakan,mencari hubungan atau komponen

- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang di

ketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seeseorang itu sudah sampai -

pada tingkat analis adalah apa bila seseorang tersebut telah dapat
8

membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan katalain

sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi yaitu penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu criteria yang

ditentukan sendiri atau menilai atau menentukan seorang anak

menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai mamfaat

ikut keluarga berencana bagi keluarga dan sebagainya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Umur individu yang terhitung mulai saat melahirkan sampai

berulang tahun. Semangkin dewasa seseorang maka semangkin

banyak yang di ketahui oleh orang tersebut ( Hurlock dalam

Notoadmodjo ).
9

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusian untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatandan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Pendidikan dapat juga mempengaruhi seseorang

termasuk perilaku seseorang dan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

3) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan

banyak tentangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan.

4) Paritas

Parita adalah jumlah gravida yang pernah di alami oleh si

ibu atau jumlah anak yang di kandung dan berpengaruh pada

kesehatan ibu dan anak. Semangkin sering ibu melahirkan maka


10

semangkin banyak pengalaman yang di peroleh tentang persiapan

persalinan ( Hurlock dalam Notoadmodjo, 2012).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

1) Metode Keteguhan (tenacity )

Dengan metode ini, orang menerima suatu kebenaran

karena merasa yakin akan kebenaran nya. Unsur keyakinan

berperan dalam metode ini. Bahwa manusia adalah ciptaan Allah,

di terima sebagai kebenaran karena keyakinan agama.

2) Metode otoritas

Sesuatu di terima sebagai kebenaran karena Sumbernya

mempunyai otoritas, bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah di

terima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Alkitab,

pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga di terima sebagai

kebenaran karena mempunyai keahlian di bidang itu.

3) Metode apriori atau intuisi

Sesuatu di terima sebagai kebenaran semata- mata

berdasarkan instuisi.

4) Metode tradisi
Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang

berlaku di dalam lingkungannya.


5) Metode trial and error
Pengetahuan dengan cara ini di peroleh dari pengalaman

langsung. Sesuatu yang di anggap benar diperoleh sebagai basil

dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula- mula

dicoba lagi sampai akhirnya di temukan yang benar.


11

6) Metode metafisik
Suatu pengetahuan yang di anggap benar diperoleh secara

metafisik, jawaban terhadap masalah yang di temukan dalam dunia

empiris dicari di dalam dunnia su-pernatural, di dalam dunia

transeden. Yang di peroleh dari ajaran agama, kepercayaan atau

mistik, termasuk dalam golongan ini.


7) Metode ilmiah
Metode ini di lakukan melalui proses dedukasi dan induksi.

Permasalahan di temukan di dalam dunia empiris, dan jawaban nya

juga di cari di dalam dunia empiris melalui proses dedukasi dan

induksi yang di lakukan secara sistematis. Moh. Nazir

menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu :


a) Berdasarkan fakta
b) Bebas dari prasangka
c) Menggunakan prinsip- prinsip analis
d) Menggunakan Hipotesis
e) Menggunakan ukuran Obyektif, dan
f) Menggunakan Teknik Kualitatif

d. Sumber-Sumber Pengetahuan
Sumber pertama yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan

agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini

biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku

di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu

terkandung pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi tidak dapat

dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit dikritik untuk diubah

begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan, dengan percaya
12

secara bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung

bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif.


Sumber kedua yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas

kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-

pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai

adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya.

Apa pun yang mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan

indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh

tanpa kritik. Karena, kebanyakan orang telah mempercayai mereka

sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan

lebih luas dan benar. Boleh jadi sumber pengetahuan ini mengandung

kebenaran, tetapi persoalannya terletak pada sejauh mana orang-orang

itu bisa dipercaya. Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian

pengetahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan pengalaman yang

telah teruji kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah kebohongan, hal ini

akan membahayakan kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.


Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. Bagi manusia,

pengalaman indriawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan

hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang

bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan

hidup.
Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca

indera, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup

kemampuannya melebihi panca indera, yang menembus batas-batas

fisis sampai pada hal-hal yang bersifat metafisis. Kalau panca indera
13

hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, yang

satu persatu, dan yang berubah-ubah, maka akal pikiran mampu

menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang

seragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Oleh sebab

itu, akal pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran pengetahuan

indriawi sebagai pengetahuan semu dan menyesatkan. Singkatnya, akal

pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif

dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah.


Sumber kelima yaitu intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang

paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas

ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang

bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat

langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal

pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk

berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia

berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian,

pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut

ukuran pengalaman indriawi maupun akal pikiran. Karena itu tidak bisa

berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka (Suhartono, dalam

Husniati.2012).
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Kriteria tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006),

pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan di interpretasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif ,yaitu:


a) Baik : hasil presentasi 76%-100%
b) Cukup : hasil presenta 56%-<76%
14

c) Kurang : hasil presentasi > 56%

2. Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi adalah cara untuk menigkatkan kekebalan seseorang

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar pada penyakit

tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat

berupa kekebalan pasif maupun aktif ( IDAI. 2011, dalam Iswantari.

2013 )
Imunisasi termasuk salah satu jenis usaha memberikan

kekebalan kepada anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh

guna membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan, yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang

digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti, yang dimasukkan

ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya, vaksin BCG, DPT, dan

campak) dan mulut (contohnya, vaksin polio). ( Fida dan Maya 2012 )
1) Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian zat sebagai antigen yang

diharapkan bisa terjadi proses infeksi buatan, sehingga tubuh

mengalami reaksi imunologi spesifik yang dapat menghasilkan

respons seluler dan humoral, serta dihasilkannya cell memoq Jika

benar-benar mengalami infeksi maka tubuh secara cepat mampu

merespons.
2) Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (immunoglobulin), yaitu

suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang bisa

berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk


15

mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk ke dalam tubuh yang

terinfeksi.
b. Tujuan imunisasi
Tujuan dari imunisasi, antar lain : ( Proverawati. 2010, dalam

Iswantari. 2013 )
1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3) Imunisasi menurunkan angka morbilitas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita.


c. Manfaat Imunisasi
Menurut Proverawati (2010), manfaat imunisasi diantaranya

sebagai berikut :
1) Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh

penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.


2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga

apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa

kanak-kanak yang nyaman.


3) Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.


d. Macam-macam imunisasi dasar
Macam-macam imunisasi dasar untuk bayi yaitu sebagai

berikut: ( Purnamaningnum. 2012, dalam Iswantari. 2013 )


1) Hepatitis B
Vaksin Virus Hepatitis B ( VHB) diberikan secara intramuskular di

anterolateral paha bayi. Jadwal imunisasi HB sagat fleksibel, yang

dianjurkan adalah segera setelah lahir, 1 bulan dan 6 bulan.

2) Polio
Vaksin polio memberikan perlindungan terhadap virus polio. Di

Indonesia pemberian imunisasi polio dilakukan secara peroral

dengan dosis 2 tetes.


16

3) BCG
Vaksinasi BCG (Bacille Calmete Guerin) memberikan

perlindungan terhadap penyakit tuberculosis yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bows. Vaksinasi

BCG diberikan pada umur kurang lebih 2 bulan. Dosis BCG 0,05cc

dan diberikan secara intrakutan.


4) DPT
Vaksin DPT-HB merupakan gabungan antigen-antigen D-P-T

dengan antigen HB untuk mencegah penyakit difteria, pertusis,

tetanus dan infeksi hepatitis B. Vaksin DPT-HB diberikan dengan

jadwal imunisasi 2, 3 dan 4 bulan. Dosis DPT-HB 0,5cc diberikan

secara. intramuskular.
5) Campak
Vaksin campak memberikan perlindungan terhadap penyakit

campak. Vaksin campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Dosis

vaksin campak 0,5cc diberikan secara subcutan pada lengan kiri

atas bayi.

e. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi anak yang direkomendasikan oleh Ikatan

Dokter Anak Indonesia ( IDAI ) periode 2004 adalah sebagai berikut :

( Mahayu. 2014 )
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi

Vaksin Umur Pemberian Imunisasi


Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan )
BCG
Hepatitis 1 2 3
B
Polio 0 1 2 3 4 5
17

DPT 1 2 3 4 5 6
DT
atau
TT
Campak 1 2

3. Imunisasi Campak
a. Pengertian Imunisasi campak
Penyakit campak (rubela, measles, atau morbili) adalah suatu

infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,

konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam

kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan

Paramyxovirus. Sebagai salah satu penyakit menular, campak harus

diwaspadai oleh para orang tua karena banyak menyerang anak-anak.

Karena begitu tingginya kemungkinan terinfeksi penyakit ini, maka

pemerintah mengadakan program imunisasi campak yang diberikan

kepada anak saat usia 9 bulan dan 6 tahun.


Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang telah

dilemahkan. Imunisasi mill diberikan sebagai antibodi untuk mencegah

anak terkena penyakit campak. Jika sudah memasuki usia yang

ditentukan, sebaiknya imunisasi campak segera diberikan. Sebab,

penundaan imunisasi yang terlalu lama bisa mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak.

itulah sebabnya, WHO merekomendasikan pemberian imunisasi

campak ketika anak sudah memasuki usia 9 bulan, terutama di negara-

negara berkembang ( Mahayu. 2014 ).


b. Tujuan imunisasi campak
Tujuan diberikannya imunisasi campak adalah untuk mencegah

anak tidak tertular penyakit campak atau biasa juga disebut penyakit
18

tampek yang disebabkan oleh virus morbili. Ciri-ciri penyakit campak

bisa dilihat antara 7 – 14 hari setelah terinfeksi seperti gejala flu, yakni :

panas/ demam, pilek dan batuk. Tanda-tanda campak selanjutnya diikuti

dengan mata menjadi merah dan berair.


c. Dosis dan cara pemberian
Pemberian imunisasi pertama sangat dianjurkan sesuai jadwal. Sebab,

antibodi dari ibu sudah menurun ketika anak memasuki usia 9 bulan,

dan penyakit campak umumnya menyerang anak pada usia balita. Jika

sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada

usia 12 bulan, anak harus segera diimunisasi MMR (measles, mumps,

dan rubella). Berikut cara pemberian imunisasi campak: ( Mahayu.

2014 )
1) Sebelum disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu harus

dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia dalam kemasan,

yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.


2) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada Iengan

kiri atas, pada usia 9-10 bulan, dan ulangan (booster) pada usia 6-7

tahun (kelas 1 SD).


3) Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan 6

jam dan maksimum 8 jam.


d. Cara kerja
Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau

dinonaktifkan, bibit penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang

kemudian akan direspon oleh sistem imun dengan cara. membentuk

antibodi. Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen ada empat

macam. Prinsipnya. adalah teijadi pengikatan antigen oleh antibodi,


19

yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh

sel makrofag. ( Iswantari. 2013 )


Menurut edukasi (2011) cara peningkatan oleh antibodi sebagai

berikut :
1) Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian

tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara

mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya

netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari

patogen dapat dikurangi.


2) Penggumpalan
Penggtunpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena

struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan

lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua

tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen-

antigen yang berdekatan. Gumpalan atau ktunpulan bakteri akan

memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menagkap dan

memakan bakteri secara cepat.


3) Pengendapan
Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi

pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut.

Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat

diendapkan, sehingga sehsel makrofag mudah dalam

menangkapnya.
4) Aktifasi komplemen
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk

melakukan penyerangan terhadap sel asing Pengaktifan protein

komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel


20

asing dan dapat teijadi lisis. Sistem imum dapat mengenali antigen

yang sebelunmya pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut

memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder

dalam sistem imum yang berkaitan dengan memori imun


e. Indikasi dan Kontra Indikasi Imunisasi Campak
1) Indikasi Imunisasi dasar Campak adalah :
a) Tidak sedang demam.
b) Tidak dalam pengobatan imunosupresi.
c) Tidak hamil.
d) Tidak memiliki riwayat alergi.
e) Tidak sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin atau

bahan- bahan berasal dari daerah.


2) Kontra Indikasi Imunisasi Dasar Campak
a) Sedang demam.
b) Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi.
c) Hamil.
d) Memiliki riwayat alergi.
e) Sedang Memperoleh pengobatan imunoglobin atau bahan-

bahan berasal dari darah.


3) Indikasi Imunisasi Campak Ulangan :
a) Usia masa sekolah umur 6- 7 tahun.
b) Mereka yang memperoleh imunisasi sebelum umur 1 tahun dan

terbukti potensi vaksin yang di gunakan kurang baik ( tampak

peningkatan insiden kegagalan vaksinasi ).


c) Apa bila terdapat keadian luar biasa peningkatan kasus campak,

maka anak SD, SLTP, dan SLTA, dapat di berikan imunisasi

ulang.
d) Setiap orang yang pernah Imunisasi vaksin Campak yang

virusnya sudah di matikan (vaksin in aktif).


e) Setiap orang yang pernah memperoleh immunoglobulin.
f) Seseorang yang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya.
4) Kontra Indikasi Imunisasi Campak Ulang :
a) Sedang Menderita demam.
b) Sedang dalam pengobatan imunsupresi.
c) Sedang Hamil.
d) Penderita yang memiliki riwayat alergi.
21

e) Sedang memperoleh pengobatan imunoglobin atau bahan-

bahan yang berasal dari darah.


f. Efek Samping Pemberian Imunisasi Campak
Setelah pemberian imunisasi campak, 15% pasien mengalami

demam ringan dan kemerahan selama 3 hari. Biasanya, reaksi ini terjadi

antara 8-12 hari setelah pemberian vaksin campak. %). Efek samping

lainnya yang lebih berat ialah ensefalitis (radang otak).


Tetapi, kasus ini sangat jarang terjadi; kurang dari 1 dari setiap

1-3 juta dosis yang diberikan. Demam tersebut normal terjadi karena

setelah diimunisasi, tubuh akan membentuk "pasukan" perlawanan yang

dinamakan antibodi. Tanda proses tersebut sedang berlangsung adalah

dengan naiknya temperatur tubuh atau demam. Berikut cara

mengatasinya:
1) Ukur suhu tubuh anak menggunakan termometer.
2) Bila suhu 38° C, segera kompres anak dengan air biasa.
3) Kenakan pakaian yang tipis.
4) Atur supaya sirkulasi udara di ruanga. n atau kamar bagus.
5) Adapun bagian tubuh yang perlu dikompres adalah ketiak dan

selangkangan.
6) Bila suhu tubuh tidak menurun, segera hubungi dokter untuk

pemberian antipiretik (penurun panas).


( Mahayu. 2014 )

B. Kerangka Teori
22

Faktor predisposisi
Pengetahuan
Pendidikan
Persepsi
Sikap

Faktor pendukung
Komunikasi Pengetahuan Ibu tentang
Ketersediaan waktu Imunisasi campak

Faktor pendorong
Petugas Kesehatan

1. Diteliti
2. Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


( Sumber : Modifikasi, Notoadmojo, 2007)

C. Kerangka Konsep

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi campak


1. Pengertian dan Tujuan Imunisasi Campak
2. Indikasi dan Kontra Indikasi Imunisasi Campak.
3. Jadwal Imunisasi Campak.
4. Gambar
Efek Samping 2.2 Kerangka
Imunisasi Campak.Konsep

Anda mungkin juga menyukai