Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.

1 April 2017

Gambaran Pemilihan Makanan Jajanan Pada


Anak Usia Sekolah Dasar
Nurul Iklima
Universitas BSI, nurul_iklima@yahoo.com

ABSTRAK
Angka kejadian penyakit dan keracunan akibat makanan jajanan yang terjadi di kalangan
anak usia sekolah saat ini meningkat. Anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan yang
sulit untuk dihilangkan, sedangkan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak sehingga diperlukan kemampuan
anak dalam pemilihan jajanan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang pemilihan jajanan pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Babakan Sentral Kota Bandung. Data dikumpulkan dari 110 siswa menggunakan
kuesioner dan selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan
bahwa 57,3% anak memilih makanan yang tidak sehat. Adapun hasil penelitian pemilihan
terkait makanan sebanyak 54,3% memilih makanan jajanan yang tidak sehat, terkait
personal sebanyak 64,5% memilih makanan jajanan yang tidak sehat, terkait sosial-
ekonomi sebanyak 55,4% memilih makanan jajanan yang tidak sehat, dan pemilihan
terkait ketersediaan makanan jajanan di sekolah mendapatkan hasil bahwa anak-anak
memilih makanan jajanan yang tidak sehat. Berdasarkan hasil penelitian,
direkomendasikan kepada guru, orang tua dan instansi kesehatan untuk bekerja sama
dalam mengatasi masalah ini melalui pendidikan, perhatian serta pengawasan pada anak.

Kata Kunci: Anak, pemilihan-makanan, usia sekolah.

ABSTRACT
The number of disease and poisoning due to food snack occured among school-age
children was increased. School-age children have the habit of eating snacks that are
difficult to stops. Since the food as snack that does not meet the requirements of health
and nutrition will threaten the health of these children, so it necessary for the children to
have the ability to select their healthy snacks. The aimed of this study was to identify the
snacks selection at school-age children in Babakan Central Elementary School Bandung.
Data were collected from 110 students using questionnaire and it was analyzed using
descriptive analysis. The results showed that 57,3% children choose unhealthy snack.
While the study result related of food for 54,3% choose unhealthy snack, related of
person for 64,5% choose unhealthy snack, related of socio-economic for 55,4% choose
unhealthy snack, and the selection related to the availability of getting the results that the
children choose unhealthy snack.Based on this study, it was recommended to teachers,
parents and health-related agencies for overcoming joint this problem through education,
care and supervision for children.

Keywords: Children, food-choice, school-age.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 8


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

PENDAHULUAN sehat dan bergizi baik untuk kesehatan


Peningkatan derajat kesehatan sangat tubuh mereka, tetapi mereka belum
dipengaruhi oleh faktor perilaku yaitu mengetahui lebih lanjut bagaimana
perilaku yang proaktif untuk memelihara proses tersebut dapat berlangsung di
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dalam tubuh (Leliana, 2008; Pipes,
risiko terjadinya penyakit, melindungi 1993). Jenis pengambilan keputusan
diri dari ancaman penyakit serta (impulsivity) yang mungkin terjadi pada
berpartisipasi aktif dalam kegiatan anak secara signifikan berkontribusi
pemberdayaan masyarakat yang memprediksi perilaku lebih dan di atas
sekarang disebut Pusat Promosi perilaku yang terencana (planned
Kesehatan, sejak tahun 1996 mulai behavior). Anak dapat mengambil
dikenal dengan Program Perilaku Hidup keputusan antara lain pada saat dan pada
Bersih dan Sehat (PHBS). Program apa yang mereka inginkan untuk
PHBS adalah upaya untuk memberi dimakan (Triwijayati, Armanu &
pengalaman belajar atau menciptakan Solimun, 2011).
kondisi bagi perorangan, keluarga, Pemilihan jajanan merupakan
kelompok dan masyarakat dengan perwujudan perilaku. Sedangkan faktor-
membuka jalur komunikasi, faktor yang mempengaruhi terbentuknya
memberikan informasi dan melakukan perilaku berupa faktor intern dan
edukasi untuk meningkatkan ekstern. Pengetahuan merupakan faktor
pengetahuan, sikap dan perilaku hidup intern yang memiliki pengaruh terhadap
bersih dan sehat, melalui pendekatan pemilihan makanan jajanan.
pimpinan, bina suasana dan Pengetahuan ini meliputi pengetahuan
pemberdayaan masyarakat (Depkes, gizi makanan, kecerdasan, persepsi,
2008) emosi, dan motivasi dari luar. Faktor
Kesehatan anak sekolah sangat menjadi yang mendukung pemilihan makanan
prioritas pada saat ini, dari hasil sensus dibagi menjadi tiga yaitu faktor terkait
penduduk pada tahun 2013 didapatkan makanan, faktor personal berkaitan
bahwa kelompok usia anak sekolah di dengan pengambilan keputusan
Indonesia berjumlah sekitar 66 juta jiwa pemilihan makanan, dan faktor sosial
atau 28% dari jumlah penduduk ekonomi. Dari ketiga faktor tersebut,
keseluruhan di Indonesia. Anak usia faktor yang termasuk ekstern
sekolah merupakan kelompok umur diantaranya adalah faktor terkait
yang rawan gizi dan rawan penyakit, makanan yaitu gizi makanan dan
utamanya penyakit infeksi (Hidayat, komponen kimia yang terkandung di
2005). Pada periode perkembangan anak dalam makanan dan faktor terkait soaial
sekolah ini adalah satu tahap ekonomi yaitu harga, merk, ketersediaan
perkembangan ketika anak mulai dan lingkungan. Sedangkan yang
menjauh dari kelompok keluarga dan termasuk faktor intern yaitu faktor
mulai berpusat pada kelompok usia terkait personal yang terdiri dari persepsi
sebaya yang lebih luas. Salah satu yang sensori (Shepherd, R & Spark, P, 1999).
perlu diperhatikan pada masa ini adalah Salah satu indikator perilaku hidup
kebiasaan makan anak di sekolah yang bersih dan sehat yang harus diperhatikan
dipelajari tanpa sengaja yang tidak pada anak sekolah adalah
melalui proses pendidikan. Mereka juga mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
mulai dapat memilih dan membeli sekolah yang dapat memberi arti dan
sendiri menu makanan. manfaat apabila aneka makanan yang
Hal ini merupakan pertama kalinya anak disediakan memiliki kandungan gizi
memiliki kesempatan untuk memilih tinggi, sehat dan layak dikonsumsi oleh
sendiri makanan yang dikonsumsinya anak sekolah untuk membentuk kualitas
(Pramita, 2007; Gavin, 2004). Anak Sumber Daya Manusia (SDM) dan
mulai menyadari bahwa makanan yang derajat kesehatan para anak didik.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 9


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

Saat ini jajanan sekolah semakin penelitian tersebut, peneliti tidak


beraneka ragam dari mulai jajanan menyinggung bagaimana pemilihan
tradisional sampai jajanan modern jajanan pada anak padahal anak-anak
sehingga mampu menarik para siswa perlu mengetahui dan memahami
untuk mengkonsumsi jajanan sekolah. piramida makanan, bagaimana membuat
Ketersediaan jajanan sehat dan tidak pilihan makanan ringan yang sehat, dan
sehat di sekolah berpengaruh terhadap pentingnya menyeimbangkan aktivitas
pemilihan makanan jajanan pada anak- fisik dengan asupan makanan. Menurut
anak. Anak akan lebih cenderung untuk Asosiasi Jasa Makanan Sekolah
membeli makanan jajanan yang tersedia Amerika dan Masyarakat bahwa
paling dekat dengan keberadaannya. program gizi berbasis sekolah yang
Oleh sebab itu, jajanan yang sehat komprehensif dan layanan harus
seharusnya tersedia baik di rumah, disediakan untuk semua siswa SD.
maupun di lingkungan sekolah agar Tujuan akhir dari upaya ini agar anak-
akses anak terhadap jajanan sehat tetap anak bisa membuat pilihan makanan
terjamin (BPOM, 2010). Faktor yang sehat di lingkungan sekolah (Nies
ketersediaan makanan jajanan yang & McEwen, 2011).
sehat menjadi salah satu faktor dalam
menentukan pemilihan makanan jajanan KAJIAN LITERATUR
yang sehat pula (Hang, et al, 2007). Anak sekolah menurut definisi WHO
Badan POM menerima kunjungan KPAI (World Health Organization) yaitu
terkait kerjasama tentang bentuk golongan anak yang berusia antara 7-15
sosialisasi dan advokasi pengawasan tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya
jajanan makanan sehat di lingkungan anak yang berusia 7-12 tahun. Menurut
sekolah. Kepala Badan POM Bapak Gunarsa (2008), masa anak usia sekolah
DR.Roy A. Sparringa yang didampingi adalah masa tenang atau masa latent
Direktur Surveilan dan Penyuluhan dimana apa yang telah terjadi dan
Keamanan Pangan Bapak Halim dipupuk pada masa-masa sebelumnya
Nababan, MM serta jajaran Badan POM akan berlangsung terus untuk masa-
menyambut hangat kedatangan Tim masa selanjutnya. Tahap usia ini disebut
KPAI berkunjung ke kantor Badan POM juga sebagai usia kelompok dimana anak
Pusat. Upaya pengawasan jajanan mulai mengalihkan perhatian dan
makanan merupakan salah satu bentuk hubungan intim dalam keluarga
usaha menangani permasalahan kerjasama antar teman dan sikap-sikap
makanan yang dikonsumsi oleh siswa- terhadap kerja atau belajar
siswa di sekolah seluruh Indonesia, Makanan jajanan menurut Food and
karena dominan kasus anak yang agricultural organization (FAO) adalah
keracunan di sekolah disebabkan makanan dan minuman yang
makanan yang dijual oleh pedagang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang
jajanan tidak higeines memenuhi standar kaki lima di jalanan dan di tempat-
kebersihan dan kesehatan. Lemahnya tempat keramaian umum lain yang
pengawasan jajanan ini berdampak langsung dimakan atu dikonsumsi tanpa
buruk bagi kesehatan siswa, yang pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
berdampak tidak baik bagi kesehatan Istilah makanan jajanan tidak jauh dari
tubuhnya dimasa mendatang (Setyawan, istilah junk food, fast food, dan street
2014) food karena istilah tersebut merupakan
Pada tahun 2006, sebuah penelitian yang bagian dari istilah makanan jajanan
dilakukan oleh Ruchiyat di SDN (Aprillia, 2011). Makanan jajanan terdiri
Babakan Sentral Kota Bandung dari minuman, makanan kecil
menyatakan bahwa ada hubungan antara (kudapan), dan makanan lengkap,
sumber makanan jajanan dengan didefinisikan sebagai makanan yang siap
kejadian diare di sekolah. Tetapi dalam untuk dimakan atau terlebih dahulu

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 10


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

dimasak di tempat penjualan, dan di jual yang bebas dari serangga dan sampah, 4)
di pinggir jalan, atau tempat umum menghindari pangan yang dibungkus
(Winarno, 1993). dengan kertas bekas atau koran, 5)
Perilaku konsumen merupakan studi membeli pangan yang dikemas dengan
tentang cara individu, kelompok, dan kertas, plastik atau kemasan lain yang
organisasi menyeleksi, membeli, bersih dan aman, 6) menghindari pangan
menggunakan, dan memposisikan yang mengandung bahan pangan sintetis
barang, jasa, gagasan, atau pengalaman berlebihan atau bahan tambahan pangan
untuk memuaskan kebutuhan dan terlarang dan berbahaya (Zein, 2010).
keinginan mereka (Kotler & Keller, Memilih adalah sebuah gambaran
2013). perilaku seseorang dalam mengambil
Moehji (1993, dalam Safriana 2012) keputusan (Aprillia, 2011). Perilaku
mengemukakan anak-anak usia sekolah adalah cara seseorang untuk bertindak
sudah cenderung dapat memilih atau berkelakuan yang sama dan harus
makanan yang disukai dan mana yang di ikuti oleh semua anggota yang ada di
tidak. Anak-anak mempunyai sifat yang lingkungannya. Sehingga perilaku
berubah-ubah terhadap makanan. merupakan hasil dari pengalaman dan
Seringkali anak memilih makanan yang proses interaksi dengan lingkungan yang
salah terlebih lagi jika tidak dibimbing terwujud dalam bentuk pengetahuan,
oleh orang tuanya. Selain itu anak lebih sikap dan tindakan (Maulana, 2009).
sering menghabiskan waktu diluar Menurut (Shepherd, R & Sparks, P,
rumah sehingga anak lebh sering 1999) pemilihan jajanan merupakan hal
menemukan aneka jajanan baik yang yang kompleks karena dalam proses
dijual disekitar sekolah, lingkungan pembuatan keputusan, konsumen akan
bermain ataupun pemberian teman. bergantung pada faktor yang
Anaka usia sekolah dasar selalu ingin mempengaruhi baik dalam proses
mencoba makanan yang baru pencarian informasi dan pengambilan
dikenalnya. Dalam pemilihan jajanan keputusan. Faktor yang mempengaruhi
juga terdapat beberapa cara untuk pemilihan makanan dibagi menjadi tiga
memilih jajanan yang sehat, diantaranya faktor yaitu faktor terkait makanan,
adalah 1) menghindari jajanan yang faktor personal berkaitan dengan
dijual di tempat terbuka, kotor dan pengambilan keputusan pemilihan
tercemar, tanpa penutup dan tanpa makanan, dan faktor sosial ekonomi.
kemasan, 2) memilih dan membeli Anak telah memiliki urutan atribut
hanya jajanan pangan yang dijual di produk yang penting dalam pembelian
tempat bersih dan terlindung dari makanan. Atribut-atribut tersebut adalah
matahari, debu, hujan, angin dan asap rasa, harga, merek dan promosi
kendaraan bermotor, 3) memilih tempat (Triwijayati, Armanu & Solimun, 2011)
IV-VI di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
METODE PENELITIAN Babakan Sentral Kota Bandung . Sampel
Penelitian ini dilakukan di Sekolah ditentukan dengan metode total
Dasar Negeri (SDN) Babakan Sentral sampling. Variabel dalam penelitian ini
Kota Bandung. Rancangan penelitian merupakan variabel tunggal yaitu
adalah deskriptif kuantitatif dengan pemilihan makanan jajanan . Analisa
menggunakan kuesioner. Kuesioner data dilakukan dengan cara statistik
dibuat sendiri oleh peneliti dengan deskriptif. Data yang didapatkan
mengembangkan teori food choice dari dikelompokan dalam dua level kategori
Shepher & Spark.Kuesioner langsung yaitu pemilihan “baik” dan pemilihan
diisi oleh responden dengan adanya “tidak baik”.
pendampingan dari peneliti saat proses
pengisian kuesioner. Populasi dari
penelitian ini adalah 110 siswa kelas

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 11


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

PEMBAHASAN sekolah di SDN Babakan Sentral Kota


Hasil penelitian tentang pemilihan Bandung adalah sebagai berikut
makanan jajanan pada anak usia

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Pemilihan Makanan Jajanan pada Anak Usia Sekolah
SDN Babakan Sentral Kota Bandung (n =110)
No Pemilihan Jajanan f %
1 Baik 47 42,7
2 Tidak Baik 63 57,3

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pemilihan Makanan Jajanan Terkait Makanan (food),
Personal (person), Dan Sosial- Ekonomi (social-economic ) (n =110)
Baik Tidak Baik
No Pemilihan Jajanan
F % F %
1 Terkait Makanan (Food) 50 45,5 60 54,5
2 Terkait Personal (Person) 39 35,5 71 64,5
3 Terkait Sosial- Ekonomi (Social – economic) 48 43,6 62 55,4

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Pemilihan Makanan Jajanan Terkait Makanan (food), Personal
(person), Dan Sosial- Ekonomi (social-economic) menurut sub indikator (n= 110)
Baik Tidak Baik
Indikator
F % f %
Terkait Makanan (food)
Gizi Makanan (nutritional food) 77 70,0 33 30,0
Sifat Fisik / Kimia 15 13,6 95 86,4
Terkait Personal (Person)
Rasa (flavor) 7 6,4 103 93,6
Aroma dan Tekstur 67 60,9 43 39,1
Terkait Sosial – ekonomi (Social –economic)
Harga (Price) 98 89,1 12 10,9
Merk (Brand) 14 12,7 96 87,3
Ketersediaan (Availability) 19 17,3 91 82,7
Lingkungan (Environment) 22 20,0 88 80,0

Tabel 4.
Daftar Makanan Jajanan Yang Tersedia Di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Babakan Sentral Bandung
No Lingkungan Sekolah (Kantin) No Luar Lingkungan Sekolah

1 Buah Potong 1 Kue Balok


2 Jus Buah 2 Roti Kukus
3 Air Mineral 3 Basreng
4 Nasi Uduk 4 Bakso Tahu
5 Gorengan 5 Bakso Ikan
6 Aneka Permen 6 Cireng
7 Es Teh Manis 7 Mie Kuning
8 Susu 8 Ice Cream
9 Aneka Snack 9 Minuman Berasa
10 Jagung Rebus 10 Lidi lidi
11 Pop Ice 11 Martabak Mini

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 12


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

Tabel 5. Dalam penelitian ini perbedaan


Distribusi Frekuensi Makanan Jajanan presentasi antara anak yang melakukan
Yang Paling Sering Dikonsumsi pemilihan jajanan dengan baik dan tidak
Responden (n =110). baik yaitu hanya berkisar 14,6%.
Walaupun perbedaan presentasi anak
No Jenis Makanan Jajanan F %
yang melakukan pemilihan baik dan
tidak baik hanya sedikit, tetap saja hal
1 Buah Potong 6 5,6
2 Jus buah 2 1,8 ini harus diwaspadai mengingat bahwa
anak-anak usia sekolah sudah cenderung
3 Air Mineral 4 3,3
dapat memilih makanan yang disukai
4 Jagung Rebus 6 5,7
dan mana yang tidak. Anak-anak
5 Kue Balok 20 18,4
mempunyai sifat yang berubah-ubah
6 Roti Kukus 6 5,73 terhadap makanan (Safriana, 2012).
7 Nasi Uduk 3 2,7 Kebutuhan fisik dan psikis anak juga
8 Basreng 11 9,9 menjadi dasar quick evaluation atau
9 Bakso Tahu 10 9,2 evaluasi alternatif pilihan jajanan dan
10 Bakso Ikan 25 23 pengambilan keputusan pembelian
11 Cireng 38 34,5 makanan jajanan oleh konsumen anak
12 Gorengan 32 28,7
yang tidak terencana. Jenis pengambilan
13 Mie Kuning 28 25,4
keputusan (Impulsivity) yang mungkin
terjadi pada anak secara signifikan
14 Ice Cream 5 3,9
berkontribusi memprediksi perilaku
15 Permen Karet 1 0,9
lebih dan di atas perilaku yang terencana
16 Minuman Berasa 65 59,3 (planned behavior). Anak dapat
17 Es Teh Manis 2 1,8 mengambil keputusan antara lain pada
18 Susu 2 1,8 saat dan pada apa yang mereka inginkan
19 Pop Ice 4 3,3 untuk dimakan (Triwijayati, Armanu &
20 Lidi-lidi 16 14,8 Solimun, 2011). Seringkali anak
21 Martabak Mini 10 9,2
memilih makanan yang salah terlebih
22 Snack 9 8,4
lagi jika tidak dibimbing oleh orang
tuanya.
Hasil dari penelitian pemilihan makanan
Pemilihan makanan jajanan pada anak jajanan terkait faktor makanan
usia sekolah dalam keadaan yang tidak menyebutkan bahwa sebanyak 54,5%
baik. Indikator yang termasuk kedalam dari responden mempunyai kebiasaan
pemilihan makanan jajanan yang tidak pemilihan jajanan yang tidak baik terkait
baik dalam penelitian ini diantaranya dengan faktor makanan. Hasil
adalah pemilihan terkait makanan (food) pengumpulan data pemilihan jajanan
yaitu sifat fisik/kimia makanan, terkait gizi makanan menunjukkan
pemilihan terkait personal (person) yaitu bahwa sebanyak 70% dari responden
rasa dan pemilihan terkait sosial- memperhatikan gizi makanan.
ekonomi (social-economic) yaitu merk, Hasil dari penelitian pemilihan makanan
ketersediaan, dan lingkungan. Dengan jajanan terkait faktor personal
demikian maka anak harus merubah pola menyebutkan bahwa sebanyak 64,5%
pemilihan yang tidak baik menjadi baik, dari responden mempunyai kebiasaan
sebagaimana menurut data BPOM pemilihan jajanan yang tidak baik terkait
tentang kejadian luar biasa keracunan dengan faktor personal. Sub indikator
pangan menunjukkan bahwa 19% kasus yang termasuk ke dalam faktor personal
keracunan terjadi di sekolah dan sekitar diantaranya yaitu pemilihan jajanan
78,57% menimpa anak sekolah dasar terkait rasa (flavor) dan aroma & tekstur.
(BPOM, 2011). Hasil pengumpulan data pemilihan
jajanan terkait rasa didapatkan hasil

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 13


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

bahwa sebanyak 93,6% dari responden harinya yaitu Rp.5000 dan sebanyak
yaitu memilih jajanan yang tidak baik 80,5% dari responden selalu
yaitu anak cenderung memilih jenis menghabiskan uang sakunya untuk jajan
makanan yang mengandung vetsin di sekolah. Hal ini menunjukkan potensi
berlebihan yang menimbulkan rasa daya beli anak yang cukup tinggi.
sangat gurih dan anak juga memilih Sementara di sekitar mereka banyak
makanan makanan pedas yang terpapar oleh makanan jajanan kaki lima
mengandung saos sambal yang yang sebagian besar kurang sehat dan
berlebihan, sedangkan efek samping dari tidak aman dikonsumsi (c, 2009). Maka
penggunaan versin dan saos sambal dari itu Orang tua bertanggung jawab
yang berlebihan akan menyebabkan atas kegiatan anak sebagai konsumen di
kerusakan pada organ pencernaan. Anak sekolah, salah satunya melalui
sekolah dasar menganggap rasa lebih pemberian uang saku.
penting daripada kandungan gizi dalam Anak telah memiliki urutan atribut
membeli jajanan. Penelitian yang produk yang penting dalam pembelian
dilakukan oleh Suci (2009) tentang makanan. Atribut-atribut tersebut adalah
pemilihan jajanan terkait rasa rasa, harga, merek dan promosi
menyatakan bahwa 84% responden anak (Triwijayati, Armanu & Solimun, 2011).
membeli jajanan karena enak rasanya. Merk makanan menjadi informasi
Hal ini perlu mendapat perhatian lebih penting untuk sebagian besar responden.
lanjut karena rasa enak untuk anak Iklan yang disampaikan oleh media
sekolah dapat dijadikan alasan penjaja dapat begitu berpengaruh dalam
makanan untuk memberi bumbu penentuan permintaan jenis produk
penyedap makanan, meicin, dan lainnya, pangan tertentu dan pemilihan makanan.
agar makanan yang dijajakan laku di Sehingga biasanya anak tertarik untuk
pasar tanpa memperhatikan faktor mencoba makanan sesuai merk (brand)
kesehatan. Sedangkan aroma dan tekstur yang mereka tahu tanpa mementingkan
yaitu untuk 60,9% dari responden kandungan di dalamnya. Kebanyakan
menjadi sebuah pertimbangan penting penelitian menyebutkan bahwa proporsi
untuk menentukan pemilihan jajanan iklan makanan paling besar pada produk
yaitu anak memperhatikan bagaimana makanan tinggi lemak atau kadar gula
kelayakan makanan yang akan dibelinya yang tinggi. Data hasil penelitian
dengan merasakan aroma makanan yang didapatkan bahwa sebanyak 87,3% dari
sudah basi atau tidak dan layak untuk responden memperhatikan merk jajanan
dimakan atau tidak. tetapi tidak melihat kandungan yang ada
Pemilihan makanan jajanan terkait di dalam jajanan tersebut. Hasil
faktor sosial-ekonomi mendapatkan penelitian yang dilakukan c (2009) juga
hasil bahwa sebanyak 55,4% dari menyatakan bahwa Banyak iklan
responden memilih jajanan dengan tidak makanan yang menawarkan jajanan
baik. Harga untuk 89,1% responden seperti keripik, kue kering, permen, dan
menjadi salah satu informasi penting minuman soda yang tidak termasuk
untuk memilih suatu jajanan yaitu anak pilihan jajanan yang baik.
akan melihat atau menanyakan harga Hasil pengumpulan data mengenai
sebuah makanan jajanan kepada penjual jajanan yang paling sering dikonsumsi
makanan untuk melihat apakah harga oleh responden didapatkan data bahwa
makanan yang akan mereka beli sesuai makanan jajanan yang paling sering
dengan porsi makanan tersebut atau dipilih oleh siswa adalah minuman
tidak. Tetapi Hasil observasi yang berasa yaitu (59,3%). Minuman berasa
dilakukan selama tiga hari terkait rata – yaitu minuman dingin tanpa merk yang
rata uang saku yang diterima responden dijual dan disajikan dengan berbagai
mendapatkan hasil bahwa uang saku warna menarik. Hal tersebut terjadi
yang didapatkan responden setiap karena anak usia sekolah juga memiliki

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 14


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

aktivitas yang tinggi seperti bermain dan dan zat pewarna. Sehingga perlu
olahraga sehingga membuat mereka diwaspadai penggunaan zar pewarna
lebih cenderung untuk membeli berbahaya yang digunakan untuk
minuman jajanan (Aprillia, 2011). menarik minat pembeli khususnya
Menurut ahli gizi dan makanan Institut dikalangan anak usia sekolah.
Pertanian Bogor (IPB), (Andarwulan
2013). Komposisi tubuh manusia PENUTUP
sebagian besar adalah air (cairan), yaitu Simpulan dari penelitian ini adalah dari
sekitar 60 hingga 70 persen. Karena itu, empat indikator pemilihan makanan
air memegang peranan yang sangat jajanan yang diteliti yaitu pemilihan
penting dan tidak tergantikan. Air adalah terkait makanan, pemilihan terkait
esensial dan tidak bisa disintesakan. personal ,pemilihan terkait sosial-
Meskipun mengkonsumsi air penting, ekonomi dan pemilihan terkait
tetap saja pemilihannya juga perlu ketersediaan makanan jajanan yang ada
diperhatikan karena air minum yang di sekolah didapatkan hasil bahwa
baik adalah air minum yang tidak pemilihan makanan jajanan yang
mengandung bahan pewarna atau zat dilakukan oleh siswa di sekolah berada
berbahaya. Hasil observasi sederhana pada pemilihan yang tidak baik dengan
yang dilakukan peneliti terkait presentase pemilihan baik (42,%) dan
kebersihan dan keamanan makanan tidak baik (57,3%).
jajanan di SDN Babakan Sentral Kota Pemilihan Makanan Jajanan pada anak
Bandung kepada para pedagang sebagian besar berada pada pemilihan
khususnya pedagang minuman berasa, tidak baik . Hal ini berpengaruh terhadap
peneliti melihat pedagang minuman kesehatan siswa khususya beresiko
berasa tidak menjaga kebersihan terhadap kerusakan organ pencernaan.
diantaranya membiarkan posisi saringan Untuk itu perlu adanya upaya guru,
air, sedotan dan es batu dalam keadaan orang tua dan instansi kesehatan
terbuka dan banyak dihinggapi vektor (puskesmas) untuk bekerja sama dalam
(lalat). Selain dari segi kebersihan mengatasi masalah ini melalui
peneliti juga meliha pedagang minuman pendidikan, perhatian serta pengawasan
berasa mencampurkan pewarna yang pada anak.
warnanya sangat mencolok yaitu merah, Saran
hijau, biru, orange dan ungu. Peneliti Pemilihan makanan jajanan pada anak
beranggapan bahwa pewarna yang perlu lebih diperhatikan untuk
dicampurkan adalah sirup bermerk yang menghindari efek yang akan terjadi
sudah ada rsanya, tetapi saat peneliti terhadap pertumbuhan dan
bertanya tentang rasa dari setiap warna perkembangan anak.
tersebut, pedagang hanya mengatakan Untuk penelitian selanjutnya
bahwa rasa yang ada dalam minumn diharapkan penelitian in dapat menjadi
berasa berasal dari bubuk essens bukan data awal untuk penelitian selanjutnya,
dari pewarna yang dicampurkan tadi . yaitu upaya yang efektif dalam
Hasil penelitian yang dilakukan oleh meningkatkan pemilihan jajanan yang
Dinas Kesehatan Kota Bandung pada baik pada anak usia sekolah
tahun (2011 dan 2012) terhadap
beberapa sampel makanan jajanan di REFERENSI
sekolah dasar menyebutkan bahwa tahun Almatsier, S. 2003. Penuntun diit anak.
2011 sampel makanan jajanan Jakarta: PT Gramedia Pustaka
mengandung bakteri e.coli, pewarna dan Utama; Hal. 18-19.
pemanis sehingga jajanan tidak
memenuhi syarat keamanan pangan dan Andarwulan. 2013. Aktifitas
pada tahun 2012 sampel makanan Antioksidan Ekstrak Buah
jajanan positif mengandung formalin Andaliman (Zanthoxylum

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 15


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

acanthopodium DC) Dalam Kotler, P & Keller, K.L. 2013.


Beberapa Sistem Pangan Dan Manajemen Pemasaran. Edisi
Kestabilan Aktivitasnya 13 jilid 1.
Terhadap Kondisi Suhu Dan Ph.
Vol 14 No. 1. Bogor ; Institut Koukel S. 2009. Choosing healthy
Pertanian Bogor snacks for children. Extension
Faculty Health, Home, and
Aprillia, B.A. 2011. Faktor Yang Family Development University
Berhubungan Dengan Pemilihan of Alaska Fairbanks.
Makanan Jajanan Pada Anak http://www.uaf.edu/files/ces/pub
Usia Sekolah Dasar. lications-db/catalog/hec/FNH-
http://eprints.undip.ac.id/32606/ 00558.pdf . [diakses 30 januari
1/403_Bondika_Ariandani_april 2015 ].
lia_G2C007016.pdf . Leliana, I. 2008. Faktor-faktor yang
Semarang : UNDIP. [diakses 8 Berhubungan dengan Konsumsi
Januari 2015]. Suplemen Makanan pada Anak
Sekolah Kelas IV dan V Di SD
Badan Pengawas Obat dan Makanan Islam Al-Husnah Bekasi Seletan
Republik Indonesia (BPOM). Tahun 2008.
2010. Jajanan Anak sekolah. http://lib.ui.ac.id/file?file=digita
Sistem Keamanan Pangan l/126593-S-5364-Faktor-
Terpadu 2010; 1. faktor%20yang-
http://www.pom.go.id/ [diakses Pendahuluan.pdf. Depok : UI.
17 Januari 2015] [diakses 10 Januari 2015].

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Maulana, H. D.J. 2009. Promosi


2011. Festifal Sehat Pangan Kesehatan. Jakarta; EGC.
Jajanan Anak Sekolah.
Available online at Mulasari, S.A & Utami, R.R. 2012.
http://www.pom.go.id [diakses Kandungan Peroksida Pada
Februari 2015]. Minyak Goreng di Perdagangan
Makanan Gorengan Sepanjang
Depkes. 2008. Promosi Kesehatan di Jalan Prof.DR. Soepomo
Daerah Bermasalah Kesehatan Umbulharjo Yogyakarta Tahun
http://www.depkes.go.id/resourc 2012. Jurnal. Vol. 1 No. 2:120-
es/download/promosikesehatan/ 123.http://respository.unhas.ac.i
panduan-promkes-dbk.pdf d

Gunarsa, S.D . 2008. Psikologi Nies, M.A. & McEwen, M. 2011.


Perkembangan Anak Dan Comumunity/publick health
Remaja. Jakarta; Gunung Mulia. nursing: promoting the health of
populations. USA ; ELSEVIER.
Hang CM, Lin W,Yang HC, Pan WH.
2007. The relationship between Pramita, F. 2007. Analisis Pengaruh
snack intake and its availability Kualitas Produk, Kualitas
of 4th-6th graders in Taiwan. Layanan dan Persepsi Harga
Jornal Asia Pac J Clin Nutr Terhadap kepuasan Pelanggan
2007;16. p. 547-553. Air Minum Dalam Kemasan.
http://eprints.undip.ac.id/23039/
Hidayat, A. A. 2004. Pengantar Konsep 1/Skripsi__FRANSISKA_PRAMI
Dasar Keperawatan. Surabaya: TA_W._A..pdf. Semarang :
Salemba Medika.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 16


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol.5 No.1 April 2017

UNDIP. [diakses 8 Januari hp/jam/article/view/423 .


2015]. [diakses 12 Februari 2015].

Safriana. 2012. Perilaku Memilih Tyas, E.S. 2009. Gambaran perilaku


Jajanan Pada Siswa Sekolah jajan murid sekolah dasar di
Dasar di SDN Garong Jakarta. Jurnal Psikobuana
Kecamatan Daruk Imarah Fakultas Atmajaya Jakarta
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009;1:29-38
2012.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digita Winarno, F.G . 1993. Makanan Jajanan.
l/20314062-S_Safriana.pdf. Laporan Akhir Proyek Makanan
Depok: UI. [diakses 8 Januari jajanan. Bogor: Institut
2015]. pertanian Bogor.

Setyawan, T. 2014. Satu Persepsi Zein, U. 2010. Ilmu Kesehatan Umum.


Pengawasan Jajanan Makanan Medan; Katalog Dalam Terbitan
Sehat Di Sekolah. (KDT).
http://www.kpai.go.id/artikel/sat
u-persepsi-pengawasan-jajanan- Biodata Penulis
makanan-sehat-di-sekolah/. Nurul Iklima lahir di Bandung,
Jawa Barat pada tanggal 06 Januari
Shepherd, R & Sparks, P. 1999. 1994. Sekarang saya bertempat
Modelling food chioce. In: tinggal di Komplek Panghegar
MacFie HJH, Thomson DMH.
Permai Bandung. Pendidikan
Measurement of Food
Preferences. Gaithersburg, MD: bersekolah di SDN Panghegar
Aspen. Bandung pada tahun 1999-2005, lalu
saya melanjutkan ke SMPN 31
Sihadi. 2004. Makanan jajanan bagi Bandung pada tahun 2005-2008, dan
Anak sekolah. Jurnal Setelah Lulus SMP saya Melanjutkan
Kedokteran Yarsi;2004:12 (2). Ke SMAN 21 Bandung pada tahun
Available online at 2008-2011 dan saya melanjutkan
http://www.yarsi.ac.id [diakses Program Sarjana di Perguruan
April 2015]. Tinggi Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran Bandung
Suci. 2009.Gambaran Perilaku jajan
pada tahun 2011-2015 serta Program
Murid Sekolah Dasar di
Jakarta.Vol 1, no 1, 29-38. Profesi Ners di Fakultas
Jakarta; Universitas Katolik Keperawatan Universitas Padjadjaran
Atma Jaya Jakarta. pada tahun 2015-2016.

Triwijayati, A, Armanu, D.H.W, &


Solimun. 2011. Kompetensi
Anak Dalam Mengambil
Keputusan Konsumsi Serta
Regulasi dan Pemberdayaan
Konsumen Anak Dalam
Mengkonsumsi Makanan
Jajanan. Jurnal. Vol 10, No 2,
Juni 2012, hal 318-328,
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.p

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 17


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai