Anda di halaman 1dari 3

Dua Orang Sahabat

Tit tit tit


Mobil-mobil berseru di tengah keramaian. Roda-roda hitamnya berputar perlahan di atas aspal.
Dengan perlahan, kecepatan bertambah. Namun, lajunya kembali menurun saat tiang dipinggir jalan
bersinar memancarkan warna merah menyala. Tak butuh waktu lama untuk menghidupkan mesin dengan
kecepatan biasa menuju tempat luas yang terdapat tumpukan kotak menjulang tinggi di mana terdapat
banyak manusia labil mengejar impiannya. Di sanalah aku menginjakkan kaki sembari menatap ke depan
dengan perasaan bimbang yang memiliki tujuan yang sama seperti mereka. Nama aku Zidan, seorang
mahasiswa semester 2 di Universitas Indonesia. Aku yakin jika nanti dapat membawa perubahan revolusi
di Indonesia.

Aku adalah anak dari Direktur CEO perusahaan terbesar di Asia dan Ibuku seorang wanita yang
memperlakukan orang layaknya boneka. Dia sangat membenci orang yang berpakaian buruk. Ia suka
mempermalukan orang di depan umum hanya karena ada saus di baju mereka. Aku juga memiliki
seseorang yang berharga dalam hidupku walaupun dia melihatku seperti sampah. Karena dia tahu bahwa
aku adalah anak yang lahir dari perselingkuhan ayah. Ibu kandungku tidak ingin melihat, memeluk, dan
menatap wajahku walau hanya sekali. Dia malu karena keadaan ekonomi kami dulu sangat mengerikan.
Sehingga akhirnya ibu kandungku memberikan aku kepada ayah saat masih bayi. Aku di besarkan dan di
rawat oleh pengasuh di sana. Itu karena ibu tiri jijik melihat aku kecuali dia kakak tiriku yang baik. Tapi
karena ayah menyesal telah meninggalkan ibu kandungku, ia memberikan posisi presiden kepada aku.
Sejak saat itulah kakak Zafran benar-benar membenciku dan hubungan kami berantakan.
Kehidupan yang aku miliki sangat tak terbatas sehingga suatu hari aku bertemu dia. Di hari yang
sama melajukan kuda besi bersama seorang yang dekat dan selalu ada. Dia menepuk bagian pundak
dengan wajah cemas Zidan! teriakannya sembari mengerutkan alisnya. Dia berkata “Entah apa yang harus
aku lakukan dengan dia, Arabelle. Dia menghilang selama beberapa hari ini!” aku berkata “Kemana dia
pergi? Apa dia tidak memberi tahu mu?” dia menjawab “Aku tidak tahu. Dia sama sekali tidak mengangkat
teleponku” Tak lama kemudian suara Hp berbunyi. Argan mendapatkan telpon dari orang yang tidak
dikenal. Karena kecemasan pada Arabelle, dia membiarkan hp itu tetap berdering. Sampai akhirnya dia
mencoba untuk menjawabnya “Siapa ini…?” dia berkata “Tak penting dari siapa telpon ini berasal. Tapi
perlu kau tau Arabelle dalam bahaya.” Dengan kesal Argan menjawab “Siapa kau?!! Dimana Arabelle
berada?.....”dia menjawab dengan berbisik-bisik “Dia di culik, oleh Zafran. Aku tidak bisa berlama-lama lagi,
pasti dia akan membunuhku. Cepatlah! Dia dalam bahaya!” telpon terputus. Zidan bertanya “Ada apa?
Siapa yang meneleponmu? Apa ini berhubungan dengan Arabelle?” Dia menjawab pertanyaanku dengan
wajah memerah “Dia diculik oleh Zafran!“
Dengan mata melotot aku bertanya kepadanya “Apa kau ingin aku pergi untuk mencari Arabelle
dan membawanya kembali?” Dia terdiam sejenak dan kemudian berkata “Bawa kembali Arabelle dengan
selamat, kupercayakan ini padamu”. Aku tersenyum dan menjawab “Dengan senang hati aku akan
membantumu Argan “ Inilah nama aslinya, Argan adalah orang berharga keduaku setelah kakak Zafran.
Tapi tidak untuk sekarang Zafran jadi masalah terbesar Zidan. Zidan berfikir bahwa kejadian ini gara-gara
dirinya. Sehingga Zidan bertekad melindungi orang-orang tercintanya.
Dengan segera aku berlari keluar dan segera melajukan mobilku di jalanan diatas rata-rata. Saat aku
cemas dengan apa yang baru terjadi. Kemacetan menutupi jalan, karena dia penasaran dengan apa yang
terjadi. Ditengah perjalanan Zidan bertemu dengan seseorang yang terluka, kemudian aku
menghampirinya dan membantunya. Entah mengapa sepertinya dia mengenalku. Ia mengatakan bahwa
dia mendapatkan luka ini setelah bertemu dengan Zafran yang membawa seorang gadis yang sedang
dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia mencoba menghentikan Zafran namun tidak bisa dan berakhir
membuat dirinya terluka parah. Aku terkejut mendengar pernyataannya tadi disisi lain aku tidak bisa
membiarkan. Tapi pria itu tidak bisa menahannya lagi, Ia memberi tau Zidan kemana arah Zafran itu pergi
dengan mulutnya yang penuh darah. Dan akhirnya, dia meninggal di tempat setelah memberi tau
keberadaan Arabelle dan Zafran kepada Zidan.
Tanpa berpikir panjang Zidan meminta seseorang melacak keberadaan Zafran. Dengan amarah yang
meluap-luap Zidan pergi ke tempat yang telah di berikan. Zidan dengan tatapan kosong mengendarai mobil
yang tangannya masih di lumuri darah. Sesampainya di tempat yang dimaksud oleh pria tadi, Zidan pun
menempatkan mobilnya agak jauh dari bangunan tempat Arabelle dikurung. Kemudian Ia melihat-lihat ke
sekeliling untuk memastikan bahwa Zafran tidak mengetahui kedatangannya. Setelah memastikan hal
tersebut kemudian, Ia masuk secara perlahan dan hati-hati. Setelah masuk, Ia mencari Arabelle di ruangan-
ruangan yang ada di setiap penjuru. Setelah beberapa ruangan yang diperiksa olehnyakhirnya. Zidan
menemukan Arabelle yang tak berdaya. Zidan benar-benar terkejut melihat apa yang dia lihat, Arabelle
memang benar di culik Zafran. Ia segera menghampiri Arabelle yang tersekap dan membuka tali-tali yang
mengikat Arabelle. Zidan bertanya “Apa kau baik-baik saja?” dengan wajah pucat Arabelle hanya
menganggukkan kepalanya. Tangan memarnya memegang baju Zidan. Zidan yang tak bisa berkata-kata lagi
hanya bisa memenangkannya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berjalan mengarah ke mereka.
Zidan dan Arabelle bergegas keluar dari bangunan itu. Namun ketika kami belum sampai melewati
pintu keluar Zafran telah berdiri di depan pintu dan menatap mereka berdua. Zafran menatapku dan
tersenyum sinis “Apa kabar dik? Apa yang sedang kau lakukan? Mau kau bawa kemana Tuan Putriku?”
Zidan menjawab “Kau tak perlu mengkhawatirkanku karena aku baik tanpamu, apa yang kulakukan?
(Dengan nada menyindir) Hanya membawa Arabelle kembali dan menjauhkannya dari penjahat
sepertimu”. Zafran tertawa dan mengatakan “Kau tidak boleh membawanya dia milikku!”sembari menutup
pintu secara perlahan. Setelah mengatakan itu Zafran mendekatinya dan langsung memukul Zidan tepat di
pelipisnya. Karena Zafran yang tiba-tiba memukulnya Zidan sempat kehilangan keseimbangan. Namun
kemudian, Ia bangkit dan memukul Zafran. Lalu terjadilah aksi saling pukul memukul, karena khawatir
Arabelle mencari sesuatu untuk membantu Zidan. Kemudian, Ia tak sengaja melihat HP Zidan yang terjatuh
karena pukulan pertama dari Zafran. Ia segera berlari mengambil HP itu dan menelpon Argan. “Ar..Ar..
gan? To..to..long… kami di…XX.”
Tidak lama kemudian Argan datang dan langsung menghampiri Arabelle, Argan kaget dengan apa
yang dia lihat, Argan tidak menyangka bahwa Zidan akan melakukan hal tersebut. Zidan telah
menyelesaikan perkelahiannya dengan Zafran, dia membuat Zafran pingsan dan tulang kakinya retak di
bagian kiri. Membuat Zafran meringis kesakitan. Kemudian Argan membawa Arabelle kembali ke kota.
Sedangkan Zidan mengantarkan Zafran pergi ke rumah sakit untuk mengobati kakinya yang retak.
Setelah Zafran diobati, dia tidak ingin melihat Zidan. Dokter menyarankan untuk tidak menjenguk pasien
tersebut untuk sekarang. Zidan memang membenci Zafran tapi dia juga merasa bersalah karena menjadi
aib keluarga dan telah mengambil hal Zafran. Dua hari berlalu Argan dan Arabelle masih tidak bisa
melupakan kejadian tersebut. Sampai akhirnya Zafran datang langsung ke rumah Arabelle untuk meminta
maaf atas perbuatannya yang tidak terpuji. Arabelle masih tidak mau melihat Zafran. Ia mengusir Zafran
dari rumahnya. Kemudian Zafran juga ,segera minta maaf kepada Zidan dan Argan. Zafran dan Zidan
akhirnya berbaikan setelah kejadian itu mereka bertiga berteman baik dan hubungan Argan Arabelle
menjadi lebih dekat, setelah itu juga Zafran sadar dan dapat melepaskan Arabelle kepada Argan dengan
ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai