EKSTRAKSI SOKHLETASI
I. TUJUAN
2. Menghitung rendemen.
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari
material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu
didih, ekstraktor dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan
sebelum disokletasi. Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk
mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample sedangkan dihaluskan
adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut. Didalam sokletasi
digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu bergantung pada
tingkatannya, polar atau non polar (Nazarudin, 1992).
Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembali
adalah zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuk
hidrokarbon dan untuk senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan
yang berulang ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir
pada bahan yang di ekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening atau tidak
berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi hanya pengulangan, sistematis dan
pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi sederhana merupakan
metoda yang spesial, dan alat yang digunakan lebih kompleks. Oleh karena itu
alat soklet cenderung mahal.
Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alkohol;
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan di isolasi (polar atau non polar).
Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam
pelarut cair di dalam wadah. (Fessenden & Fessenden, 1991).
A. ALAT
1. Cawan porselin
2. Gelas beaker
3. Gelas ukur
4. Corong
5. Alat sokletasi
6. Kertas saring
7. Statif dan klem
8. Penangas
B. BAHAN
1. Simplisia bawang tiwai
2. Etanol 70%
C. CARA KERJA
V. KESIMPULAN
Dari rangkaian percobaan sokletasi yang telah kami lakukan, maka kami
dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu :
2. Senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar, begitu juga sebaliknya, senyawa
yang bersifat non polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat non polar.
VI. SARAN
www.google.com . Sokletasi