Anda di halaman 1dari 132

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmatnya standar akreditasi rumah sakit dapat diselesaikan sesuai
dengan kebutuhan di masyarakat.

Standar akreditasi rumah sakit disusun sebagai upaya untuk


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dan menjalankan
amanah Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
yang mewajibkan rumah sakit untuk melaksanakan akreditasi dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit minimal dalam jangka waktu 3 (Ɵga)
tahun sekali.

Dalam rangka peningkatan mutu tersebut maka diperlukan suatu standar yang dapat
dijadikan acuan bagi seluruh rumah sakit dan stake holder terkait dalam melaksanakan
pelayanan di rumah sakit melalui proses akreditasi. Disamping itu sistem akreditasi
yang pernah dilaksanakan sejak tahun 1995 dianggap perlu untuk dilakukan perubahan
mengingat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dibutuhkannya
standar akreditasi rumah sakit ini.

Perubahan tersebut menyebabkan ditetapkannya kebijakan akreditasi rumah sakit


menuju standar Internasional. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan memilih akreditasi
dengan sistem Joint Commission InternaƟonal (JCI) karena lembaga akreditasi tersebut
merupakan badan yang pertama kali terakreditasi oleh InternaƟonal Standart Quality
(ISQua) selaku penilai lembaga akreditasi.

Standar ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan
hal-hal yang Ɵdak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang seƟnggi-Ɵngginya kepada


Tim Penyusun, yang dengan segala upayanya telah berhasil menyusun standar ini yang
merupakan kerjasama antara Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Jakarta, September 2011


AN
Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
KESEH
AT
RI
E

AN
KEMENT
AL
DER
JEN
TO RAT EHATAN

SIA
EK ES
DER PAYA K
U
BINA

NE
R
O
EP D
UBLIK IN
dr. Chairul Radjab NasuƟon, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes

CHAERUL
238 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit iii
3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
DOTS TB sesuai dengan standar
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit
5. Terlaksananya pelaƟhan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai
standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang
berlaku

iv Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 237


• Elemen Penilaian SMDGs.II. SAMBUTAN
1. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/ MENTERI KESEHATAN RI
AIDS
2. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH
pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya
3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan Proses mekanisme pasar saat ini sangat didominasi oleh adanya
penanggulangan HIV/AIDS globalisasi yang mencerminkan berbagai produk dan jasa unggulan
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit berdaya saing nggi, sehingga dimanfaatkan sebagai peluang pasar.
5. Terlaksananya pela han untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai Tentunya hal ini berlaku pula pada industri perumah sakitan.
standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang Namun perlu diingat bahwa industri jasa kesehatan sesuai dengan
berlaku Tri Dharma Perguruan Tinggi dan fungsi sosial Rumah Sakit dalam UU No
7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang 44 / th 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa penyelenggaraan pelayanan
sesuai dengan kebijakan kesehatan harus berlandaskan pada e ka dan moral. Dengan demikian Rumah sakit
dihadapkan pada kebutuhan peningkatan pelayanan publik dan prinsip keselamatan pasien
SASARAN III : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB pada layanan kesehatan di Indonesia sehingga Rumah Sakit dituntut untuk bersikap lebih
profesional, menjaga mutu pelayanan dan terbuka terhadap pelayanan masyarakat.
• Standar SMDGs.III.
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS. Tren baru dalam pelayanan rumah sakit di dunia internasional adalah bagaimana
membangun pelayanan yang berfokus pada pasien dan memberikan pelayanan kesehatan
• Maksud dan Tujuan SMDGs.III. yang lebih aman yang dilandasi dengan perbaikan kualitas secara berkesinambungan. Oleh
Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan keadaan darurat dan karena itu standar akreditasi versi 2012 harus mengarah kepada tren dunia internasional.
pada tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling
efek f dan efisien dalam penanggulangan TB. Standar akreditasi versi 2012 mutlak merujuk kepada tren dan kriteria standar
akreditasi internasional dengan harapan bahwa implementasi dari standar akreditasi
Intervensi dengan strategi DOTS kedalam pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) telah tersebut akan mendorong para pemilik dan provider RS untuk memberikan pelayanan
dilakukan sejak tahun 1995. DOTS atau Directly Observe Therapy of Shortcourse merupakan dengan mutu yang terstandarisasi dan menekankan pada keselamatan pasien. Hal tersebut
pengamatan jangka pendek pelayanan secara langsung pada penderita TB. Pelaksanaan akan meningkatkan kepercayaan/pengakuan masyarakat Indonesia dan internasional
DOTS di rumah sakit mempunyai daya ungkit dalam penemuan kasus (care detec on rate, terhadap perumah sakitan Indonesia, disamping meningkatkan peran serta rumah sakit
CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure rate), dan angka keberhasilan rujukan (success dalam mendukung program MDGs.
referal rate).
TB DOTS merupakan salah satu indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit Bentuk upaya terobosan yang paling tepat dalam meningkatkan mutu pelayanan
(SPRS). kesehatan dan profesionalitas adalah dengan proses akreditasi yang dimulai dari standar
nasional hingga internasional. Kementerian Kesehatan yang berfungsi sebagai pembina
Untuk melaksanakan program penanggulangan TB diperlukan Pedoman Manajerial dalam
pelayanan kesehatan di Rumah sakit sudah selayaknya mengangkat akreditasi Rumah Sakit
program penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.
sebagai program prioritas agar dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.
• Elemen Penilaian SMDGs.III.
1. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB Agar pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit terlaksana secara op mal, maka dibutuhkan
standar akreditasi yang dijadikan sebagai bahan rujukan dalam bentuk standar akreditasi
2. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam
nasional versi 2012 ini, yang diberlakukan sejak bulan Januari 2012.
program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya

236 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit v


Demikianlah sambutan kami, sebagai akhir kata semoga standar akreditasi Rumah 2. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam
Sakit ini dapat bermanfaat bagi pengelola dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit dalam program PONEK termasuk pelaporannya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
PONEK
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit

MENTERI KESEHATAN 5. Terlaksananya pela han untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai
E
RI K SE H standar
TE

AT
N
6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang

ME

AN
berlaku.

SASARAN II : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS


dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH
• Standar SMDGs.II.
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan pedoman rujukan
ODHA

• Maksud dan Tujuan SMDGs.II.


Dalam waktu yang singkat virus HIV (human immunodeficiency virus) telah mengubah
keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah
kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global. Saat ini, Kementerian Kesehatan
telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan
bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui penetapan rumah sakit rujukan ODHA
dan satelitnya Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan
layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih
banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang berkualitas.
Sasaran ini khusus ditujukan bagi rumah sakit yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya.
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar
pelayanan bagi rujukan ODHA dan satelitnya dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai
berikut :
a. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Tes ng);
b. Meningkatkan fungsi pelayanan ART (An retroviral Therapy);
c. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Preven on Mother to Child Transmision);
d. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunis k (IO);
e. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko IDU; dan
f. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang melipu : pelayanan gizi, laboratorium,
dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.

vi Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 235


SASARAN I : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN SAMBUTAN
IBU DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
• Standar SMDGs.I.
Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif) untuk menurunkan angka kema an bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyusun Standar
• Maksud dan Tujuan SMDGs.I. Akreditasi Rumah Sakit.
Mengingat kema an bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka
proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di ngkat Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan
nasional dan regional. oleh pemerintah pada manajemen rumah sakit, karena telah memenuhi
standar yang ditetapkan. Adapun tujuan akreditasi rumah sakit adalah
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan
dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi oleh masyarakat Indonesia yang semakin selek f dan berhak mendapatkan pelayanan yang
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar bermutu. Dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengurangi
(PONED) di ngkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem minat masyarakat untuk berobat keluar negeri.
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan
Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal, 40 ayat 1, menyatakan
dalam menurunkan angka kema an ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana
secara berkala menimal 3 ( ga) tahun sekali.
dan manajemen yang handal.
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang Meskipun akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995 dengan
berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut : berbasis pelayanan, yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan, namun dengan
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin kri snya masyarakat Indonesia
terpadu dan paripurna. dalam menilai mutu pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan
b. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar yang bermakna terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Perubahan tersebut tentunya
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian harus diiku dengan pembaharuan standar akreditasi rumah sakit yang lebih berkualitas
terhadap ibu dan bayi. dan menuju standar Internasional. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI khususnya
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memilih dan menetapkan sistem akreditasi yang
dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam) mengacu pada Joint Commission Interna onal (JCI). Standar akreditasi ini selain sebagian
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan besar mengacu pada sistem JCI, juga dilengkapi dengan muatan lokal berupa program
IMD dan pemberian ASI Eksklusif prioritas nasional yang berupa program Millenium Development Goals (MDG’s) melipu
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan PONEK, HIV dan TB DOTS dan standar-standar yang berlaku di Kementerian Kesehatan RI.
bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya. Target yang telah direncanakan pada akhir tahun 2011 hampir mencapai 60% dan
g. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada diharapkan pada tahun 2014 target Kementerian Kesehatan RI terhadap akreditasi rumah
BBLR. sakit ini diharapkan mencapai 90%.
h. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah
menyusui dan peningkatan kesehatan ibu Dengan demikian kami sangat mengharapkan peran bersama dari stake holder
terkait mulai dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), organisasi profesi, Dinas Kesehatan
• Elemen Penilaian SMDG.I. Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam membantu Kementerian Kesehatan RI untuk mencapai
1. Pimpinan RS berpar sipasi dalam menyusun program PONEK target kita bersama tersebut ditahun 2014.

234 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit vii
Demikianlah sambutan kami, selamat dengan diterbitkannya standar akreditasi
baru ini dan semoga dapat meningkatkan mutu layanan rumah sakit di Indonesia.

IV
Jakarta, September 2011

Direktur
KESEHA Jenderal Bina Upaya Kesehatan
SASARAN MILENIUM
AN TA
RI

DEVEOPMENT GOALS
TE

N
KEMEN
RAL
NDE EDIK
R JE M
KTU NAN
DIRE ELAYA
P
BINA

(SMDGs)
dr.Supriyantoro, Sp.P, MARS

GAMBARAN UMUM

Bab ini mengemukakan Sasaran Milenium Development Goals (MDGs), dimana Indonesia
merupakan salah satu dari 189 negara yang menandatangani kesepakatan pembangunan
milenium (MDGs) pada bulan September tahun 2000. Kesepakatan tersebut berisikan 8
(delapan) misi yang harus dicapai, yang merupakan komitmen bangsa-bangsa di dunia
untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan, dimana
pencapaian sasaran Milenium Development Goals (MDGs) menjadi salah satu prioritas
utama Bangsa Indonesia.
Dari 8 (delapan) misi yang harus dicapai, ada 3 ( ga) misi yang harus dicapai oleh rumah
sakit, yaitu :
- Misi 4. Mengurangi angka kema an anak;
- Misi 5. Meningkatkan kesehatan Ibu;
- Misi 6. Memerangi HIV AIDS, TB dan penyakit menular lainnya.
Upaya-upaya ke ga misi tersebut, harus dijalankan rumah sakit sesuai dengan buku
pedoman yang berlaku.
Meskipun tampaknya pencapaian misi tersebut agak susah, namun tetap dapat dicapai
apabila dilakukan upaya terobosan yang inova f untuk mengatasi penyebab utama
kema an tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efek f dalam mengatasi
berbagai kendala yang mbul selama ini.
SASARAN

Tiga sasaran Milenium Development Goals (MDGs) adalah sebagai berikut :


Sasaran I : Penurunan angka kema an bayi dan Peningkatan kesehatan ibu
Sasaran II : Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
Sasaran III : Penurunan angka kesakitan TB

viii Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 233
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil ndakan SAMBUTAN
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa melipu riwayat jatuh, KETUA KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT.
obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, peneli an terhadap gaya/cara jalan Dr.dr. Sutoto,M.Kes
dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program ini
memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang dak sengaja terhadap langkah-
langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang dak benar Akreditasi rumah sakit di Indonesia telah dilaksanakan sejak
dari alat penghalang aau pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi tahun 1995, yang dimulai hanya 5 (lima) pelayanan, pada tahun 1998
yang terganggu, atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus diterapkan di berkembang menjadi 12 (dua belas) pelayanan dan pada tahun 2002
rumah sakit. menjadi 16 pelayanan. Namun rumah sakit dapat memilh akreditasi
untuk 5 (lima), 12 (duabelas) atau 16 (enam belas) pelayanan, sehingga
• Elemen Penilaian SKP.VI. standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung berapa pelayanan
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan akreditasi yang diiku .
asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan. (lihat juga AP.1.6, EP 4) Di era yang semakin global, dimana teknologi informasi semakin maju maka batas
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil antar negara semakin dak kelihatan. Masyarakat dengan mudahnya mencari pengobatan
asesmen dianggap berisiko (lihat juga AP.1.6, EP 5) dimana saja baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Perubahan tersebut perlu pula
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera diiku dengan standar mutu rumah sakit di Indonesia, karena itu Komisi Akreditasi Rumah
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara dak disengaja Sakit bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian
4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera Kesehatan R.I berupaya menyusun standar akreditasi baru yang mengacu pada :
pasien akibat jatuh di rumah sakit 1) Buku Interna onal Principles for Healthcare Standards, A Framework of
requirement for standards, 3rd edi on December 2007
2) Interna onal Society for Quality in Health Care
3) Joint Commission Interna onal Accredita on Standards for Hospitals 4rd
edi on dari JCI 2011
4) Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007
5) Standar-standar spesifik lainnya

Hal ini dilakukan sejalan dengan visi KARS untuk menjadi badan akreditasi berstandar
internasional, serta untuk memenuhi tuntutan Undang Undang no 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit yang mewajibkan seluruh rumah sakit di Indonesia untuk meningkatkan mutu
pelayanannya melalui akreditasi.
Standar akreditasi baru tersebut terdiri dari 4 (empat ) kelompok sebagai berikut :
1. Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien
4. Kelompok Sasaran Menuju Millenium Development Goals

Harus diakui perubahan standar memang bisa merupakan dilema karena rumah
sakit harus menata ulang standarnya yang tentunya perlu waktu sedangkan Kementerian
Kesehatan mempunyai target 90 % Rumah Sakit terakreditasi pada tahun 2014. Untuk

232 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit ix


itu Komisi Akreditasi Rumah Sakit akan meningkatkan sosialisasi standar baru, pela han- SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
pela han dan bimbingan akreditasi sehingga diharapkan rumah sakit dapat segera
mengiku akreditasi standar baru tersebut. • Standar SKP.V.

Harapan Komisi Akreditasi Rumah Sakit, dengan diberlakukannya standar baru ini Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang
mutu rumah sakit di Indonesia akan semakin meningkat dan dapat sejajar dengan rumah terkait pelayanan kesehatan.
sakit di negara maju lainnya.
• Maksud dan Tujuan SKP.V.
Demikianlah sambuatan kami, selamat dengan diterbitkannya standar akreditasi
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan prak si dalam kebanyakan
baru ini dan semoga bisa meningkatkan mutu layanan rumah sakit di Indonesia.
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan kepriha nan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi umumnya dijumpai dalam semua
KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran
Ketua darah (blood stream infec ons) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ven lasi
si
Komisi Akredita mekanis).

Rumah Sakit Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene)
Dr. dr. Sutoto, M.Kes yang tepat. Pedoman hand hygiene yang berlaku secara internasional bisa diperoleh dari
WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US CDC) berbagai
organisasi nasional dan intemasional.

Rumah sakit mempunyai proses kolabora f untuk mengembangkan kebijakan dan/atau


prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene yang diterima
secara umum untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.

• Elemen Penilaian SKP.V.


1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang baru-
baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Pa ent Safety).
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efek f.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara
berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

• Standar SKP.VI.
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari
cedera karena jatuh.

• Maksud dan Tujuan SKP.VI.


Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan

x Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 231


manusia dengan cara menyayat, membuang, mengubah, atau menyisipkan kesempatan PENYUSUN
diagnos k/terapeu k. Kebijakan berlaku atas se ap lokasi di rumah sakit dimana prosedur
ini dijalankan. PENGARAH

Praktek berbasis buk , seper yang diuraikan dalam Surgical Safety Checklist dari WHO 1. Supriyantoro. Dr, Sp.P, MARS
Pa ent Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preven ng (Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI)
Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. 2. Chairul Radjab NasuƟon. dr. Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes
(Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan)
Penandaan lokasi operasi melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang segera
dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di seluruh rumah sakit; dan TIM PELAKSANA
harus dibuat oleh orang yang akan melakukan ndakan; harus dibuat saat pasien terjaga
dan sadar; jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimu . 1. Sutoto. DR, Dr, Mkes (Ketua Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur mul pel (jari 2. DjoƟ Atmodjo. Dr, Sp.A (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
tangan, jari kaki, lesi), atau mul ple level (tulang belakang). 3. Nico A. Lumenta. Dr, K.Nefro, MM (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
4. Muki Reksoprodjo. Dr, Sp.OG (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
Maksud dari proses verifikasi praopera f adalah untuk : 5. Koesno Martoatmodjo. Dr, Sp.A, MM (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
− memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar; 6. Luwiharsih. Dr, MSc (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
− memas kan bahwa semua dokumen, foto (images), dan hasil pemeriksaan yang relevan 7. Sophia Hermawan. Drg, M.Kes (Kepala Subdit Bina Akreditasi Rumah Sakit dan
tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang; Fasyankes Lain)
− Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau implant-implant yang 8. MGS Johan T. Saleh. Dr, MSc (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
9. H. Boedihartono. Dr, MHA (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
dibutuhkan.
10. dr. Robby Tandiari, SpR-K(Onk) (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
11. Rokiah. DR, SKM, MHA (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
Tahap “Sebelum insisi” / Time out memungkinkan se ap pertanyaan yang belum
terjawab atau kesimpang-siuran dibereskan. Time out dilakukan di tempat ndakan akan
KONTRIBUTOR
dilakukan, tepat sebelum ndakan dimulai, dan melibatkan seluruh m operasi. Rumah
sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan (secara ringkas, misalnya
1. Dr Farid W Husain Sp.B (KBD)
menggunakan checklist) 2. Prof. DR. Dr. Akmal Taher, SpU(K)
3. Dr Andi Wahyuningsih AƩas, SpAn
• Elemen Penilaian SKP.IV. 4. DR. Dr Faisal Baraas SpJP (K)
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk iden fikasi lokasi 5. Dr Robert Imam Suteja
operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda 6. Elzarita Arbain. Dr, M.Kes
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk melakukan verifikasi 7. Dr Sri Kusumo Amdani SpA (K), MSc
praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta 8. Binus Manik, SH, MH
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional. 9. M. Amatyah. Dra, M.Kes (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur 10. Ira MelaƟ. Dr (Subdit Bina Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lain)
“sebelum insisi / me-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / ndakan 11. Sri Handajani. Drg, MARS (Subdit Bina Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lain)
pembedahan. 12. Dr. Alghazali Samapta, MARS (Subdit Bina Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes
Lain)
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses guna
13. Dr. Tetyana Madjid (Subdit Bina Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lain)
memas kan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis
14. IGAP Aditya Mahendra, MPHM (Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan)
dan ndakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

230 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit ix


Rumah sakit secara kolabora f mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
menyusun da ar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan datanya sendiri. Kebijakan
dan/atau prosedur juga mengiden fikasi area mana yang membutuhkan elektrolit
konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,
seper di IGD atau kamar operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang dak disengaja/kurang ha -ha .

• Elemen Penilaian SKP.III.


1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur iden fikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
3. Elektrolit konsentrat dak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan ndakan diambil untuk mencegah pemberian yang dak sengaja di
area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan
disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access)

SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

• Standar SKP.IV.
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memas kan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien operasi.

• Maksud dan Tujuan SKP.IV.


Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang mengkhawa rkan
dan biasa terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang dak
efek f atau dak adekuat antara anggota m bedah, kurang/ dak melibatkan pasien di
dalam penandaan lokasi (site marking), dan dak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi
operasi. Di samping itu juga asesmen pasien yang dak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis dak adekuat, budaya yang dak mendukung komunikasi terbuka antar anggota
m bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang dak terbaca (illegible
handwri ng) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang
sering terjadi.

Rumah sakit perlu untuk secara kolabora f mengembangkan suatu kebijakan dan/
atau prosedur yang efek f di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawa rkan ini.
Kebijakan termasuk definisi dari operasi yang memasukkan sekurang-kurangnya prosedur
yang menginves gasi dan/atau mengoba penyakit dan kelainan/disorder pada tubuh

x Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 229


• Elemen Penilaian SKP.II.
1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara DAFTAR ISI
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga MKI.19.2,
EP 1) I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN 1
2. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan BAB 1. AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK) 1
kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga AP.5.3.1, BAB 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) 18
Maksud dan Tujuan) 38
BAB 3. ASESMEN PASIEN (AP)
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
BAB 4. PELAYANAN PASIEN (PP) 67
hasil pemeriksaan tersebut
BAB 5. PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) 81
4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi
terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon. (lihat juga AP.5.3.1. Maksud dan BAB 6. MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT (MPO) 92
Tujuan) BAB 7. PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) 100

SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH- II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT 114
ALERT MEDICATIONS) 114
BAB 1. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
BAB 2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) 134
• Standar SKP.III.
BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) 148
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan
BAB 4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) 166
keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
BAB 5. KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS) 184
• Maksud dan Tujuan SKP.III. BAB 6. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI) 106
Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan
manajemen yang benar pen ng/krusial untuk memas kan keselamatan pasien. Obat- III. SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT 225
obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medica ons) adalah obat yang persentasinya SASARAN I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN 226
nggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sen nel (sen nel SASARAN II. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF 227
event), obat yang berisiko nggi menyebabkan dampak yang dak diinginkan (adverse 228
SASARAN III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
outcome) demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa
SASARAN IV. KEPASTIKAN TEPAT LOKASI,TEPAT PROSEDUR,TEPAT PASIEN
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA). Da ar obat-obatan yang
OPERASI 229
sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan
obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara dak sengaja (misalnya, kalium/ SASARAN V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN 231
potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat SASARAN VI. PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH 231
[(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat
dari 0.9%], dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]. Kesalahan ini IV. SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS 233
bisa terjadi bila staf dak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien, bila
SASARAN I. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN
perawat kontrak dak diorientasikan sebagaimana mes nya terhadap unit asuhan pasien,
KESEHATAN IBU 234
atau pada keadaan gawat darurat/emergensi. Cara yang paling efek f untuk mengurangi
SASARAN II. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS 235
atau mengeliminasi kejadian tsb adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan
obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit SASARAN III.PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB 236
pelayanan pasien ke farmasi.

228 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xi


gawat darurat, atau kamar operasi. Iden fikasi terhadap pasien koma yang tanpa iden tas,
juga termasuk. Suatu proses kolabora f digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/
atau prosedur untuk memas kan telah mengatur semua situasi yang memungkinkan untuk
diiden fikasi.

• Elemen Penilaian SKP.I.


1. Pasien diiden fikasi menggunakan dua iden tas pasien, dak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien
2. Pasien diiden fikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diiden fikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis (lihat juga AP.5.6, EP 2)
4. Pasien diiden fikasi sebelum pemberian pengobatan dan ndakan / prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek iden fikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

• Standar SKP.II.
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efek vitas komunikasi
antar para pemberi layanan.

• Maksud dan Tujuan SKP.II.


Komunikasi efek f, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi lain
yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kri s, seper
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan
segera /cito.

Rumah sakit secara kolabora f mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
perintah lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan (atau memasukkan ke komputer)
perintah secara lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima informasi; penerima
membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau
prosedur mengiden fikasi alterna f yang diperbolehkan bila proses pembacaan kembali
(read back) dak memungkinkan seper di kamar operasi dan dalam situasi gawat darurat/
emergensi di IGD atau ICU.

xii Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 227
lanjut tentang sasaran ini dapat dilihat di bagian berikut dari bab ini, Sasaran, Persyaratan, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Maksud dan Tujuan, serta Elemen Penilaian.
NOMOR HK.02.04/ I/ 2790/ 11

Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut : TENTANG


Sasaran I : Ketepatan iden fikasi pasien STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efek f
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
medica ons)
Sasaran lV : Kepas an tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah
kesehatan
sakit dan menghadapi era globalisasi, perlu menerapkan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
sistem akreditasi rumah sakit sesuai dengan pelayanan yang
berstandar internasional;
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
b bahwa untuk mendukung keberhasilan sistem akreditasi
• Standar SKP.I. rumah sakit yang berstandar internasional, perlu penyesuaian
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan keteli an standar akreditasi rumah sakit yang ada;
iden fikasi pasien. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Standar
• Maksud dan Tujuan SKP.I. Akreditasi Rumah Sakit dengan Keputusan Ketua Komisi
Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan Akreditasi Rumah Sakit;
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengiden fikasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalami
disorientasi, atau dak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat dur, kamar, lokasi Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
di dalam rumah sakit; mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
Maksud ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat dipercaya/ 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
reliable mengiden fikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan 5063);
pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan 2. Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
terhadap individu tersebut. Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolabora f dikembangkan untuk memperbaiki Indonesia 5072);
proses iden fikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengiden fikasi pasien ke ka
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau ndakan lain. Kebijakan dan/atau
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengiden fikasi seorang pasien, seper
Indonesia Nomor 4431);
nama pasien, nomor iden fikasi – umumnya digunakan nomor rekam medis, tanggal lahir,
gelang (-iden tas pasien) dengan bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
dak bisa digunakan untuk iden fikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
penggunaan dua pengiden fikasi/penanda yang berbeda pada lokasi yang berbeda di 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 147/Menkes/Per/I/2010
rumah sakit, seper di pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit tentang Perizinan Rumah Sakit;

226 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xiii
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.417/Menkes/Per/II/2011
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite
III
Medik di Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.772/Menkes/SK/VI/2002
SASARAN
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit; KESELAMATAN PASIEN
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 418/Menkes/SK/II/2011
tentang Susunan Keanggotaan Komisi Akreditasi Rumah RUMAH SAKIT
Sakit (KARS) Masa Bakti Tahun 2011-2014

MEMUTUSKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN


ΈSKPΉ
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TENTANG STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT. GAMBARAN UMUM

Kesatu : Standar Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud Diktum Bab ini mengemukakan tentang Sasaran Keselamatan Pasien, sebagai syarat untuk
Kesatu dipergunakan untuk mendukung rumah sakit agar diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
terakreditasi sesuai dengan standar internasional. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Pa ent Safety Solu ons dari
Ketiga : Standar ini menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan WHO Pa ent Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah
akreditasi rumah sakit diseluruh propinsi dan kabupaten/kota. Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission Interna onal (JCI).
Keempat : Rumah sakit yang telah melakukan permohonan akreditasi,
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong peningkatan spesifik dalam
bimbingan akreditasi dan/atau dalam proses perpanjangan
keselamatan pasien. Sasaran ini menyoro area yang bermasalah dalam pelayanan
akreditasi sebelum tahun 2012, tetap dilakukan proses penetapan
kesehatan dan menguraikan tentang solusi atas konsensus berbasis buk dan keahlian
akreditasi sampai dengan bulan Juni 2012, berdasarkan pedoman
terhadap permasalahan ini. Dengan pengakuan bahwa desain/rancangan sistem yang baik
standar akreditasi yang ditetapkannya sebelum pemberlakuan
itu intrinsik/menyatu dalam pemberian asuhan yang aman dan bermutu nggi, tujuan
Keputusan ini.
sasaran umumnya difokuskan pada solusi secara sistem, bila memungkinkan.
Kelima : Keputusan ini berlaku terhitung 1 Januari 2012
Sasaran juga terstruktur, sama halnya seper standar lain, termasuk standar (pernyataan
Ditetapkan di Jakarta sasaran/goal statement), Maksud dan Tujuan, atau Elemen Penilaian. Sasaran diberi skor
pada tanggal : sama seper standar lain dengan “memenuhi seluruhnya”, “memenuhi sebagian”, atau
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA “ dak memenuhi”. Peraturan Keputusan Akreditasi termasuk pemenuhan terhadap
RI
AN
K ES EHA
TA
KESEHATAN, Sasaran Keselamatan Pasien sebagai peraturan keputusan yang terpisah.
TE

N
KEMEN

RAL
NDE EDIK
R JE M
KTU NAN
DIRE ELAYA
BINA
P SASARAN

SUPRIYANTORO Berikut ini adalah da ar sasaran. Mereka disiapkan disini untuk memudahkan karena
NIP 195408112010061001 disampaikan tanpa persyaratan, maksud dan tujuan, atau elemen penilaian. Informasi lebih

xiv Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 225
• Elemen Penilaian MKI. 21 Tembusan:
1. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain mendukung pelayanan pasien Menteri Kesehatan RI;
2. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain mendukung pendidikan klinik Wakil Menteri Kesehatan RI;
3. Informasi ilmiah terkini dan informasi lain mendukung riset. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan;
4. Informasi profesional terkini dan informasi lain untuk mendukung manajemen Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan.
5. Informasi diberikan dalam kerangka waktu yang memenuhi harapan pengguna.

224 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xv


Gambaran Umum pelayanan kesehatan dan mereka yang berbelanja atau membayar untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan memerlukan informasi demikian. Data base eksternal variasinya
Akreditasi rumah sakit merupakan suatu proses dimana suatu lembaga, yang independen, sangat luas, dari data base asuransi hingga yang dikelola perhimpunan profesi. Rumah sakit
melakukan asesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya adalah menentukan apakah rumah mungkin dipersyaratkan oleh perundang-undangan atau peraturan untuk berkontribusi
sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan pada beberapa data base eksternal. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data
mutu pelayanan. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu persyaratan yang op mal dan informasi dijaga.
dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah rumah sakit untuk
meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien, memas kan bahwa lingkungan • Elemen Penilaian MKI. 20
pelayanannya aman dan rumah sakit senan asa berupaya mengurangi risiko bagi para 1. Kumpulan data dan informasi mendukung asuhan pasien.
pasien dan staf rumah sakit. Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efek f 2. Kumpulan data dan informasi mendukung manajemen rumah sakit.
untuk mengevaluasi mutu suatu rumah sakit, yang sekaligus berperan sebagai sarana
3. kumpulan data dan informasi mendukung program manajemen mutu.
manajemen.

Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya Elemen Penilaian MKI. 20.1
kualitas di rumah sakit, sehingga senan asa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan 1. Rumah sakit mempunyai proses untuk mengumpulkan data dalam merespon kebutuhan
pelayanannya. pengguna yang diiden fikasi
Melalui proses akreditasi rumah sakit dapat : 2. Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan kepada lembaga di luar rumah sakit.
(lihat juga PPI.10.6, EP 1)
Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit meni k beratkan
sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan Elemen Penilaian MKI. 20.2
Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf merasa puas 1. Rumah sakit mempunyai proses untuk berpar sipasi dalam atau menggunakan informasi
Mendengarkan pasien dan keluarga mereka, menghorma hak-hak mereka, dan dari data base eksternal.
melibatkan mereka sebagai mitra dalam proses pelayanan 2. Rumah sakit berkontribusi data atau informasi kepada data base eksternal sesuai
Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden keselamatan pasien peraturan dan perundang-undangan.
3. Rumah sakit membandingkan kinerjanya dengan menggunakan rujukan/ referensi dari
Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama. Kepemimpinan ini
data base eksternal. (lihat juga PMKP.4.2, EP 2, dan PPI.10.4, EP 1)
menetapkan prioritas untuk dan demi terciptanya kepemimpinan yang berkelanjutan
4. Keamanan dan kerahasiaan dijaga ke ka berkontribusi atau menggunakan data base
untuk meraih kualitas dan keselamatan pasien pada semua ngkatan
eksternal.

Standar akreditasi rumah sakit ini merupakan upaya Kementerian Kesehatan menyediakan • Standar MKI. 21
suatu perangkat yang mendorong rumah sakit senan asa meningkatkan mutu dan keamanan Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, riset, dan manajemen dengan
pelayanan. Dengan penekanan bahwa akreditasi adalah suatu proses belajar, maka rumah informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini.
sakit dis mulasi melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan terus menerus.
• Maksud dan Tujuan MKI . 21
Standar ini yang k beratnya adalah fokus pada pasien disusun dengan mengacu pada Prak si pelayanan kesehatan, peneli , pendidik, dan manajer seringkali membutuhkan
sumber-sumber a.l. sebagai berikut : informasi untuk membantu mereka dalam pelaksanaan tanggung jawab. Informasi
• Interna onal Principles for Healthcare Standards, A Framework of requirement for demikian termasuk literatur ilmiah dan manajemen, pedoman praktek klinis, temuan
standards, 3rd Edi on December 2007, Interna onal Society for Quality in Health peneli an, dan metode pendidikan. Internet, materi cetakan di perpustakaan, sumber
Care ( ISQua ) pencarian on-line dan materi pribadi semuanya merupakan sumber yang bernilai bagi
• Joint Commission Interna onal Accredita on Standards for Hospitals, 4th Edi on, informasi terkini.
2011

xvi Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 223
3. Review dilakukan oleh dokter, perawat dan profesi lain yang diberi otorisasi untuk • Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007, Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS )
pengisian rekam medis atau mengelola rekam medis pasien. • Standar-standar spesifik lainnya untuk rumah sakit.
4. Review berfokus pada ketepatan waktu, dapat terbaca dan kelengkapan berkas rekam
medis Standar ini dikelompokkan menurut fungsi-fungsi dalam rumah sakit terkait dengan
5. Isi rekam medis yang disyaratkan oleh peraturan dan perundang-undangan dimasukkan pelayanan pasien, upaya menciptakan organisasi-manajemen yang aman, efek f, terkelola
dalam proses review dengan baik. Fungsi-fungsi ini juga konsisten, berlaku untuk dan dipatuhi oleh, se ap unit/
6. Berkas rekam medis pasien yang masih ak f dirawat dan pasien yang sudah pulang bagian/instalasi.
dimasukkan dalam proses review
Standar adalah suatu pernyataan yang mendefinisikan harapan terhadap kinerja, struktur,
7. Hasil proses review digabungkan ke dalam mekanisme pengawasan mutu rumah sakit
proses yang harus dimiliki RS untuk memberikan pelayanan dan asuhan yang bermutu
dan aman. Pada se ap standar disusun Elemen Penilaian, yaitu adalah persyaratan untuk
KUMPULAN DATA DAN INFORMASI
memenuhi standar terkait.

• Standar MKI. 20
Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mewajibkan rumah sakit menjalani
Kumpulan data dan informasi mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit, dan
akreditasi. Dengan demikian rumah sakit harus menerapkan standar akreditasi rumah sakit,
program manajemen mutu.
termasuk standar-standar lain yang berlaku bagi rumah sakit sesuai dengan penjabaran
dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 2011.
Standar MKI. 20.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk mengumpulkan data dan telah menetapkan data
***
dan informasi apa yang secara ru n (regular) dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan
staf klinis dan manajemen di rumah sakit, serta agen/badan/ pihak lain di luar rumah
sakit.

Standar MKI. 20.2


Rumah Sakit mempunyai proses untuk menggunakan atau berpar sipasi dalam database
eksternal.

• Maksud dan tujuan MKI.20 sampai MKI 20.2


Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisa kumpulan data untuk mendukung asuhan
pasien dan manajemen rumah sakit. Kumpulan data memberikan gambaran/profil
rumah sakit selama kurun waktu tertentu dan memungkinkan untuk membandingkan
kinerja dengan rumah sakit lain. Jadi, kumpulan data merupakan suatu bagian pen ng
dalam kegiatan peningkatan kinerja rumah sakit. Secara khusus, kumpulan data dari risk
management/manajemen risiko, sistem manajemen u litas, pencegahan dan pengendalian
infeksi, dan review pemanfaatan/u lisasi dapat membantu rumah sakit untuk mengetahui
kinerjanya terkini dan mengiden fikasi peluang untuk peningkatan/perbaikan.

Melalui par sipasi dalam kinerja data base eksternal, rumah sakit dapat membandingkan
kinerjanya dengan rumah sakit yang sejenis, baik lokal, secara nasional maupun
internasional. Pembandingan kinerja adalah suatu alat yang efek f untuk mengiden fikasi
peluang guna peningkatan dan pendokumentasian ngkat kinerja rumah sakit. Jaringan

222 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xvii
KELULUSAN AKREDITASI RUMAH SAKIT Elemen Penilaian MKI.19.2.
1. Mereka yang mendapat otorisasi untuk mengisi rekam medis pasien diatur dalam
kebijakan rumah sakit. (lihat juga SKP.2, EP 1)
I. Ketentuan Penilaian 2. Format dan lokasi pengisian ditentukan dalam kebijakan rumah sakit.
3. Ada proses untuk menjamin bahwa hanya yang mempunyai otorisasi/kewenangan yang
1. Penilaian akreditasi rumah sakit dilakukan melalui evaluasi penerapan Standar dapat mengisi berkas rekam medis pasien.
Akreditasi Rumah Sakit KARS yang terdiri dari 4 kelompok standar 4. Ada proses yang mengatur bagaimana isi rekam medis pasien dikoreksi atau ditulis
a. Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien, terdapat 7 bab ulang.
b. Standar Manajemen Rumah Sakit, terdapat 6 bab 5. Mereka yang mempunyai otorisasi untuk akses ke rekam medis pasien diiden fikasi
c. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit, merupakan 1 bab dalam kebijakan rumah sakit
d. Sasaran Milenium Development Goal’s, merupakan 1 bab 6. Ada proses untuk menjamin hanya individu yang mempunyai otorisasi yang mempunyai
2. Penilaian suatu Bab ditentukan oleh penilaian pencapaian (semua) Standar pada akses ke rekam medis pasien
bab tsb, dan menghasilkan nilai persentase bagi bab tsb.
3. Penilaian suatu Standar dilaksanakan melalui penilaian terpenuhinya Elemen Pe- Elemen Penilaian MKI.19.3.
nilaian (EP), menghasilkan nilai persentase bagi standar tsb. 1. Penulis yang melakukan pengisian rekam medis se ap pasien dapat diiden fikasi
4. Penilaian suatu EP dinyatakan sebagai : 2. Tanggal pengisian rekam medis dapat diiden fikasi
a. Tercapai Penuh (TP) ,diberikan skor 10 3. Bila dipersyaratkan oleh rumah sakit, waktu/jam pengisian rekam medis dapat
b. Tercapai Sebagian (TS) ,diberikanskor 5 diiden fikasi.
c. Tidak Tercapai (TT) ,diberikanskor 0
d. Tidak Dapat Diterapkan (TDD) , dak masuk dalam proses penilaian dan per- Standar MKI.19.4
hitungan Sebagai bagian dalam kegiatan peningkatan kinerja, rumah sakit secara reguler melakukan
5. Penentuan Skor 10 (Sepuluh) asesmen terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis pasien.
a. Temuantunggalnega idakmenghalanginilai “tercapaipenuh” dari minimal 5
telusurpasien/pimpinan/staf Maksud dan tujuan MKI.19.4
b. Nilai 80% - 100% daritemuanatau yang dicatatdalamwawancara, obser- Se ap rumah sakit menetapkan isi dan format rekam medis pasien dan mempunyai
vasidandokumen (misalnya, 8 dari 10) dipenuhi proses untuk melakukan asesmen terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis.
c. Data mundur “tercapaipenuh” adalahsebagaiberikut : Proses tersebut, merupakan bagian dari kegiatan peningkatan kinerja rumah sakit yang
i. Untuksurveiawal :selama 4 bulankebelakang dilaksanakan secara berkala. Review rekam medis berdasarkan sampel yang mewakili
ii. Surveilanjutan: Selama 12 bulankebelakang prak si yang memberikan pelayanan dan jenis pelayanan yang diberikan. Proses review
6. Penentuan Skor 5 (Lima) dilaksanakan oleh staf medis, keperawatan dan profesional klinis lainnya yang relevan dan
a. Jika 20% sampai 79% (misalnya , 2 sampai 8 dari 10) daritemuanatau yang mempunyai otorisasi untuk mengisi rekam medis pasien. Review berfokus pada ketepatan
dicatatdalamwawancara, observasidandokumen waktu, kelengkapan, dapat terbaca, dan seterusnya dari rekam medis dan informasi klinis.
b. Buk pelaksanaanhanyadapatditemukan di sebagiandaerah/unit kerja yang Isi rekam medis yang dipersyaratkan oleh peraturan dan perundang-undangan dimasukkan
seharusnyadilaksanakan dalam proses review rekam medis. Review rekam medis di rumah sakit tersebut termasuk
c. Regulasi dakdilaksanakansecarapenuh/lengkap rekam medis dari pasien yang saat ini sedang dalam perawatan dan pasien yang sudah
d. Kebijakan/proses sudahditetapkandandilaksanakantetapi dakdapatdiper- pulang.
tahankan
e. Data mundur sbb : Elemen Penilaian MKI. 19.4
i. Untuk survei awal: 1 sampai 3 bulan mundur 1. Rekam medis pasien dIreview secara reguler/teratur
ii. Untuk survei lanjutan : 5 sampai 11 bulan mundur 2. Review menggunakan sample yang mewakili/representa f

xviii Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 221
4. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk memberi jus fikasi pelayanan 7. Penentuan Skor 0 (Nol)
dan pengobatan. (lihat juga PAB.7.3, EP 2) a. Jika< 19 % daritemuanatau yang dicatatdalamwawancara, observasidando-
5. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan kumen
jalannya/course dan hasil pengobatan. (lihat juga AP.1.5, EP 1; AP.2, Maksud dan Tujuan; b. Buk pelaksanaan dakdapatditemukan di daerah/unit kerjadimanaharusdi-
PP.5, EP 4; PAB.5.2, EP 1; PAB.5.3, EP 2; PAB.6, EP2; PAB.7.3, EP 3; dan MPO.4.3, EP 1) laksanakan
c. Regulasi dakdilaksanakan
d. Kebijakan/proses dakdilaksanakan
Elemen Penilaian MKI.19.1.1 e. Data mundursbb :
1. Rekam medis pasien emergensi mencantumkan jam kedatangan i. Untuk survei awal: kurang 1 bulan mundur
2. Rekam medis pasien emergensi mencantumkan kesimpulan ke ka pengobatan diakhiri ii. Untuk survei lanjutan : kurang 5 bulan mundur
3. Rekam medis pasien emergensi mencantumkan kondisi pasien pada saat dipulangkan.
II. Kelulusan.
4. Rekam medis pasien emergensi mencantumkan instruksi ndak lanjut pelayanan

Proses akreditasi terdiri dari kegiatan survei oleh Tim Surveior dan proses pengambi-
Standar MKI. 19.2 lan keputusan pada Pengurus KARS.
Kebijakan rumah sakit mengiden fikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis Tingkatan kelulusan dan kriterianya adalah sebagai berikut :
pasien dan menentukan isi dan format rekam medis.
1. Tingkat Dasar
Standar MKI.19.3. a. Empat bab digolongkan Major, nilai minimum se ap bab harus 80 (delapan
Setelah mengisi catatan di rekam medis se ap pasien, dituliskan juga iden tas puluh) % :
penulisnya. 1) Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Maksud dan tujuan MKI.19.2 dan MKI . 19.2.3 3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Akses ke masing-masing kategori informasi didasarkan atas kebutuhan dan diatur oleh 4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
jabatan dan fungsi, termasuk mahasiswa yang sedang pendidikan. Proses yang efek f
menentukan : b Sebelas bab digolongkan Minor, nilai minimum se ap bab harus 20 (duapuluh)
- siapa yang punya akses ke informasi; %:
- jenis informasi yang dapat diakses oleh petugas; 1) Millenium Development Goal’s (MDG’s)
- kewajiban pengguna untuk menjaga kerahasiaan informasi; dan 2) Akses Pelayanan dan Kon nuitas pelayanan (APK)
- proses yang dijalankan ke ka kerahasiaan dan keamanan dilanggar. 3) Asesmen Pasien (AP)
4) Pelayanan Pasien (PP)
Salah satu aspek dalam menjaga keamanan informasi pasien adalah menentukan siapa 5) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
yang berhak memperoleh rekam medis pasien dan mengisi (memasukkan catatan ke 6) Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
dalam) rekam medis pasien. Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan otorisasi 7) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
individu dan mengiden fikasi isi dan format dalam memasukkan catatan ke rekam medis 8) Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
pasien. Ada proses untuk menjamin bahwa hanya individu yang diberi otorisasi yang 9) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
mengisi rekam medis pasien dan bahwa se ap pengisian juga mengiden fikasi siapa yang 10) Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
mengisi dan tanggalnya. Kebijakan juga harus melipu proses bagaimana pengisian dan 11) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
koreksi / pembetulan atau penulisan ulang catatan dalam rekam medis. Jika dipersyaratkan
oleh rumah sakit, waktu pengisian juga dicatat, seper halnya waktu pengobatan yang 2. Tingkat Madya
waktunya ditetapkan dan waktu pemberian obat. a. Delapan bab digolongkan Major, nilai minimum se ap bab harus 80 % :

220 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xix
1) Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit masing-masing pasien, atau mekanisme lain yang digunakan dalam menghubungkan pasien
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK) dengan rekam medisnya. Rekam medis tunggal dan pengiden fikasi tunggal bagi se ap
3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) pasien akan memudahkan menemukan rekam medis pasien dan mendokumentasikan
4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) pelayanan pasien se ap saat/sewaktu-waktu.
5) Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6) Akses Pelayanan dan Kon nuitas pelayanan (APK) • Elemen Penilaian MKI. 19
7) Asesmen Pasien (AP) 1. Rekam medis dibuat untuk se ap pasien yang menjalani asesmen atau dioba oleh
8) Pelayanan Pasien (PP) rumah sakit.
2. Rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan pengiden fikasi pasien yang
b. Tujuh bab digolongkan Minor, nilai minimumse ap bab harus 20 % :
unik/khas menandai pasien atau metode lain yang efek f.
1) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
2) Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Standar MIK . 19.1
3) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Rekam medis memuat informasi yang memadai/cukup untuk mengiden fikasi pasien,
4) Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
mendukung diagnosis, jus fikasi/dasar pembenaran pengobatan, mendokumentasikan
5) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
pemeriksaan dan hasil pengobatan. dan meningkatkan kesinambungan pelayanan diantara
6) Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
para prak si pelayanan kesehatan.
7) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Standar MKI.19.1.1.
3. Tingkat Utama
Rekam medis se ap pasien yang menerima pelayanan emergensi memuat/mencantumkan
b. Duabelas bab digolongkan Major, nilai minimumse ap babharus 80 % :
jam kedatangan, kesimpulan saat mengakhiri pengobatan, kondisi pasien pada saat
1) Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dipulangkan, dan instruksi ndak lanjut pelayanan.
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Maksud dan tujuan MKI.19.1. dan MKI.19.1.1
4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Rekam medis masing-masing pasien harus menyajikan informasi yang memadai/
5) Millenium Development Goal’s (MDG’s)
cukup untuk mendukung diagnosis, jus fikasi pengobatan yang diberikan, dan untuk
6) Akses Pelayanan dan Kon nuitas pelayanan (APK)
mendokumentasikan langkah-langkah/course dan hasil pengobatan. Suatu format dan
7) Asesmen Pasien (AP)
isi yang distandarisasi dari suatu berkas rekam medis pasien membantu meningkatkan
8) Pelayanan Pasien (PP)
integrasi dan kesinambungan pelayanan diantara berbagai prak si pelayanan kepada
9) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
pasien.
10)Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Rumah sakit menetapkan data dan informasi spesifik yang dicatat dalam rekam medis se ap
11)Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
pasien yang dilakukan asesmen atau dioba baik sebagai pasien rawat jalan, emergensi
12)Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
atau rawat inap. Berkas rekam medis se ap pasien yang menerima pelayanan emergensi
b. Tiga bab digolongkan Minor, nilai minimum se ap babharus 20 % : memuat informasi spesifik yang diiden fikasi dalam standar MKI.20.1.1.
1) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
2) Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) Elemen Penilaian MKI . 19.1.
3) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 1. Isi spesifik dari berkas rekam medis pasien telah ditetapkan oleh rumah sakit. (lihat juga
AP.1.5, EP 1)
4. Tingkat Paripurna 2. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk mengiden fikasi pasien,
Limabelas (semua) bab digolongkan Major, nilai minimum se ap bab harus 80 % :
3. Rekam medis pasien berisi informasi yang memadai untuk mendukung diagnosis, (lihat
1) Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
juga PAB.7, EP 3)
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

xx Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 219


d) Iden fikasi perubahan dalam kebijakan dan prosedur 3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
e) Pemeliharaan iden tas dan dokumen yang bisa dibaca/terbaca 4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
f) Suatu proses pengelolaan kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar rumah sakit. 5) Millenium Development Goal’s (MDG’s)
g) Retensi dari kebijakan dan prosedur yang sudah dak berlaku, minimal dalam kurun 6) Akses Pelayanan dan Kon nuitas pelayanan (APK)
waktu yang dipersyaratkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta 7) Asesmen Pasien (AP)
memas kan dak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. 8) Pelayanan Pasien (PP)
h) Iden fikasi dan penelusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan prosedur. 9) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10)Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Sistem penelusuran memungkinkan se ap dokumen untuk diiden fikasi melalui : judul, 11)Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
tanggal dikeluarkan/diberlakukan, edisi dan/atau tanggal revisi sekarang, jumlah halaman, 12)Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
siapa yang memberikan otorisasi dan/atau mereview dokumen tersebut, serta iden fikasi 13)Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
data base (bila ada). 14)Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
Ada proses untuk memas kan bahwa anggota staf telah membaca dan familier/terbiasa 15)Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
dengan kebijakan dan prosedur yang relevan dengan pekerjaan mereka.

Proses untuk mengembangkan dan memelihara kebijakan dan prosedur dilaksanakan. ***

• Elemen Penilaian MKI. 18


1. Ada kebijakan dan protokol tertulis yang menjabarkan persyaratan untuk
mengembangkan dan menjaga kebijakan dan prosedur, melipu paling sedikit item a)
sampai dengan h) dalam Maksud dan Tujuan, dan dilaksanakan.
2. Ada protokol tertulis yang menguraikan bagaimana kebijakan dan prosedur yang berasal
dari luar rumah sakit dapat dikendalikan dan diimplementasikan.
3. Ada kebijakan atau protokol tertulis yang menetapkan retensi kebijakan dan prosedur
usang/lama se daknya untuk kurun waktu yang dipersyaratkan oleh peraturan
perundangan yang berlaku, sambil memas kan bahwa dak terjadi kekeliruan dalam
penggunaannya, dan kebijakan atau protokol tersebut diterapkan
4. Ada kebijakan dan protokol tertulis yang menguraikan bagaimana semua kebijakan dan
prosedur yang beredar dapat diiden fikasi dan ditelusuri, serta diimplementasikan.

REKAM MEDIS PASIEN

• Standar MKI. 19
Rumah sakit membuat / memprakarsai dan memelihara rekam medis untuk se ap pasien
yang menjalani asesmen/pemeriksaan (assessed) atau dioba .

• Maksud dan tujuan MKI. 19


Se ap pasien yang menjalani asesmen/pemeriksaan (assessed) atau dioba di rumah sakit
baik sebagai pasien rawat inap, rawat jalan maupun dilayani di unit emergensi harus punya
rekam medis. Rekam medis diberi pengenal/pengiden fikasi (iden fier) yang unik untuk

218 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit xxi
- membantu dalam menginterpretasi data;
- menggunakan data dan informasi untuk membantu pengambilan keputusan;
- mendidik dan mendukung par sipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan; dan
- menggunakan indikator untuk melakukan asesmen dan meningkatkan proses asuhan
dan proses kerja.

Individu diberi pendidikan dan dila h sesuai dengan tanggung jawab, uraian tugas, dan
kebutuhan data serta informasi mereka.

Proses manajemen informasi memungkinkan untuk menggabungkan informasi dari


berbagai sumber dan menyusun laporan guna mendukung pengambilan keputusan. Secaa
khusus, gabungan dari informasi klinis dan manajerial membantu pimpinan rumah sakit
dalam membuat perencanaan secara kolabora f. Proses manajemen informasi mendukung
pimpinan dengan data longitudinal yang terintegrasi dan data kompara f.

• Elemen Penilaian MKI. 17


1. Para pengambil keputusan dan yang lainnya diberikan pendidikan tentang prinsip
manajemen informasi
2. Pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab pekerjaannya
3. Data dan informasi klinis maupun manajerial diintegrasikan sesuai kebutuhan untuk
mendukung pengambilan keputusan.

• Standar MKI. 18
Kebijakan tertulis atau protokol menetapkan persyaratan untuk mengembangkan serta
menjaga kebijakan dan prosedur internal maupun suatu proses dalam mengelola kebijakan
dan prosedur eksternal.

• Maksud dan tujuan MKI. 18


Kebijakan atau prosedur dimaksudkan untuk memberikan keseragaman pengetahuan
tentang fungsi rumah sakit. Suatu kebijakan atau garis besar/outline protokol tentang
bagaimana kebijakan dalam rumah sakit akan dikendalikan. Kebijakan atau protokol berisi
informasi berikut tentang bagaimana pengendalian kebijakan akan dilaksanakan, melipu
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Review dan persetujuan atas semua kebijakan dan prosedur oleh pejabat yang
berwenang sebelum diterbitkan.
b) Proses dan frekuensi review serta persetujuan berkelanjutan atas kebijakan dan
prosedur
c) Pengendalian untuk menjamin bahwa hanya kebijakan dan prosedur terkini, dengan
versi yang relevan tersedia dimanapun akan digunakan.

xxii Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 217
kebutuhan rumah sakit saat ini dan masa depan, serta sumber dayanya.Kebutuhan
teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang ada saat
ini dan membantu mengintegrasikan ak fitas dari seluruh departemen dan pelayanan
rumah sakit. Tingkat koordinasi demikian mensyaratkan staf klinis dan manajerial yang I
berpengaruh (key) berpar sipasi dalam proses seleksi tersebut. KELOMPOK
• Elemen Penilaian MKI. 15
STANDAR
1. Staf klinis berpar sipasi dalam pengambilan keputusan tentang teknologi informasi. PELAYANAN
2. Staf manajerial berpar sipasi dalam pengambilan keputusan tentang teknologi BERFOKUS PADA
informasi. PASIEN
• Standar MKI. 16
Catatan dan informasi dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan
penggunaan oleh yang dak berhak. BAB I
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
• Maksud dan tujuan MKI.16 (APK)
Rekam medis pasien dan data serta informasi lain aman dan dilindungi sepanjang waktu.
Sebagai contoh, rekam medis pasien yang ak f disimpan di area dimana hanya staf GAMBARAN UMUM
profesional kesehatan yang mempunyai otorisasi untuk akses, serta dokumen disimpan
pada lokasi dimana terhindar dari air, api, panas dan kerusakan lainnya. Rumah sakit Rumah sakit seyogyanya memper mbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan
juga memperha kan otorisasi akses terhadap penyimpanan informasi elektronik dan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional di bidang
melaksanakan proses pencegahan untuk akses tersebut (terkait dengan kerahasiaan
pelayanan kesehatan dan ngkat pelayanan yang akan membangun suatu kon nuitas
informasi).
pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien
dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian
• Elemen Penilaian MKI. 16
merencanakan pemulangan dan ndakan selanjutnya. Hasilnya adalah meningkatkan mutu
1. Rekam medis dan informasi dilindungi dari kehilangan dan kerusakan. asuhan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.
2. Rekam medis dan informasi dilindungi gangguan dan akses serta penggunaan yang
dak sah. Informasi pen ng untuk membuat keputusan yang benar tentang :
- Kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit.
• Standar MKI. 17 - Pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien.
- Rujukan ke pelayanan lain baik di dalam maupun keluar rumah sakit dan pemulangan
Pengambil keputusan dan staf lain yang kompeten telah mendapat pendidikan dan
pasien yang tepat ke rumah.
pela han tentang prinsip manajemen informasi.

STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN SERTA ELEMEN PENILAIAN


• Maksud dan tujuan MKI.17
Individu di rumah sakit yang membuat, mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan
ADMISI KE RUMAH SAKIT
data serta informasi mendapat pendidikan dan pela han untuk berpar sipasi secara
efek f dalam manajemen informasi. Pendidikan dan pela han tersebut membuat individu
• Standar APK.1.
mampu :
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau dida ar untuk pelayanan rawat jalan
- memahami keamanan dan kerahasiaan data serta informasi;
berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah diiden fikasi dan
- menggunakan instrumen pengukuran, alat sta s , dan metode analisis data;
pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.

216 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 1


• Maksud dan Tujuan APK.1. • Elemen Penilaian MKI. 13
Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit tergantung 1. Standarisasi kode diagnosis digunakan dan penggunaannya dimonitor
pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining 2. Standarisasi kode prosedur/ ndakan digunakan dan penggunaannya dimonitor
pada kontak pertama. 3. Standarisasi definisi digunakan
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan 4. Standarisasi simbol digunakan, dan yang dak boleh digunakan diden fikasi serta
fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnos k imajing dimonitor.
sebelumnya. 5. Standarisasi singkatan digunakan dan yang dak boleh digunakan diiden fikasi serta
Skrining dapat terjadi di asal rujukan, pada saat pasien ditransportasi emergensi atau waktu dimonitor
pasien ba di rumah sakit. Hal ini pen ng bahwa keputusan untuk mengoba , mengirim
atau merujuk dibuat hanya setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit yang • Standar MKI. 14
mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan Kebutuhan data dan informasi dari orang di dalam dan di luar rumah sakit terpenuhi secara
misinya dapat diper mbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang
jalan. dikehendaki
Apabila rumah sakit memerlukan data tes skrining atau evaluasi sebelum penerimaan dan
penda aran ditetapkan dalam kebijakan tertulis.(lihat juga AP.1, Maksud dan Tujuan) • Maksud dan tujuan MKI. 14
Format dan metode penyebarluasan (diseminasi) data dan informasi kepada pengguna
• Elemen Penilaian APK.1.
yang menjadi sasaran dibuat agar memenuhi harapan pengguna. Strategi penyebarluasan
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau di luar rumah sakit.
(diseminasi), melipu :
2. Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi
- memberikan data dan informasi hanya atas permintaan dan kebutuhan pengguna;
dan sumber daya rumah sakit. (lihat juga TKP.3.2, EP.2)
- membuat format laporan untuk membantu pengguna dalam proses pengambilan
3. Pasien diterima hanya apabila rumah sakit dapat menyediakan kebutuhan pelayanan
keputusan;
rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
- memberikan laporan dengan frekuensi sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna;
4. Ada cara untuk melengkapi hasil tes diagnos k berkenaan dengan tanggung jawab
untuk menetapkan apakah pasien diterima, dipindahkan atau di rujuk. - mengaitkan sumber data dan informasi; dan
5. Ada kebijakan yang menetapkan tentang skrining dan tes diagnosa mana yang - memberikan interpretasi atau klarifikasi atas data.
merupakan standar sebelum penerimaan pasien.
6. Pasien dak dirawat, dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang • Elemen Penilaian MKI. 14
dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. 1. Diseminasi data dan informasi memenuhi kebutuhan pengguna,
2. Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu,
Standar APK 1.1. 3. Pengguna menerima data dan informasi dalam suatu format yang membantu maksud
Rumah sakit menetapkan standar prosedur operasional untuk penerimaan pasien rawat penggunaannya
inap dan untuk penda aran pasien rawat jalan. 4. Staf mempunyai akses ke data dan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawab pekerjaan mereka.
Maksud dan tujuan APK 1.1.
Proses admisi pasien rawat inap ke rumah sakit untuk pelayanan dan untuk penda aran • Standar MKI. 15
pelayanan rawat jalan distandarisir lewat kebijakan dan prosedur tertulis. Staf yang Staf manajerial dan klinis yang pantas berpar sipasi dalam memilih,
bertanggung jawab untuk proses tersebut mengenal dan sudah biasa melaksanakan mengintegrasikan dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
prosedur tersebut
• Maksud dan tujuan MKI. 15
Kebijakan dan standar prosedur operasional mengatur : Teknologi majemen informasi merepresentasikan sumber daya investasi yang besar untuk
• Penda aran rawat jalan atau proses admisi rawat inap suatu rumah sakit. Untuk alasan tersebut, teknologi secara cermat disesuaikan dengan
• Admisi langsung dari pelayanan gawat darurat ke unit rawat inap

2 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 215


3. Mereka yang membutuhkan, atau jabatan apa yang mengizinkan akses terhadap se ap • Proses dalam menahan pasien untuk keperluan observasi
kategori data dan informasi, diiden fikasi. Kebijakan juga harus mengatur bagaimana mengelola pasien bila fasilitas rawat inap
4. Kebijakan dilaksanakan/diimplementasikan terbatas atau sama sekali dak ada tempat dur yang tersedia untuk merawat pasien di
unit yang tepat. (lihat juga PP.1, EP.1)
5. Kepatuhan terhadap kebijakan dimonitor
Elemen penilaian APK 1.1.
• Standar MKI. 12 1. Proses penda aran pasien rawat jalan distandardisir.
Rumah sakit mempunyai kebijakan tentang masa retensi/penyimpanan dokumen, data 2. Proses admisi pasien rawat inap distandardisir. (lihat juga TKP.6.1, EP.3)
dan informasi. 3. Ada standar prosedur operasional penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat
inap.
• Maksud dan tujuan MKI. 12 4. Ada standar prosedur operasional menahan pasien untuk observasi.
Rumah sakit mengembangkan dan melaksanakan suatu kebijakan yang menjadi pedoman 5. Ada standar prosedur operasional mengelola pasien bila dak tersedia tempat dur
retensi berkas rekam medis pasien dan data serta informasi lainnya. Berkas rekam medis pada unit yang dituju maupun diseluruh rumah sakit.
klinis pasien, serta data dan informasi lainnya disimpan (retensi) untuk suatu jangka 6. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung proses penerimaan pasien rawat inap dan
waktu yang cukup dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku guna penda aran pasien rawat jalan.
mendukung asuhan pasien, manajemen, dokumentasi yang sah secara hukum, riset dan 7. Petugas mengenal kebijakan dan prosedur serta melaksanakannya.
pendidikan. Kebijakan tentang penyimpanan (retensi) konsisten dengan kerahasiaan dan
keamanan informasi tersebut. Ke ka periode retensi yang ditetapkan terpenuhi, maka Standar APK 1.1.1.
berkas rekam medis klinis pasien dan catatan lain pasien, data serta informasi dapat Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diberikan prioritas untuk
dimusnahkan dengan semes nya. asesmen dan pengobatan.

• Elemen Penilaian MKI. 12 Maksud dan tujuan APK 1.1.1.


1. Rumah sakit mempunyai kebijakan tentang masa penyimpanan (retensi) berkas rekam Pasien dengan dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera emergensi, diiden fikasi
medis klinis, dan data serta informasi lainnya dari pasien dengan proses triase berbasis buk . Bila telah diiden fikasi sebagai keadaan dengan
2. Proses retensi memberikan kerahasiaan dan keamanan dan kerahasiaan yang kebutuhan darurat, mendesak, atau segera (seper infeksi melalui udara/airborne),
diharapkan. pasien ini sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan. Pasien-pasien tersebut
didahulukan diperiksa dokter sebelum pasien yang lain, mendapat pelayanan diagnos k
3. Catatan /records, data dan informasi dimusnahkan dengan semes nya.
sesegera mungkin dan diberikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan. Poses triase dapat
termasuk kriteria berbasis fisiologik, bila mungkin dan tepat. Rumah sakit mela h staf
• Standar MKI. 13 untuk menentukan pasien yang membutuhkan asuhan segera dan bagaimana memberikan
Rumah sakit menggunakan standar kode diagnosa, kode prosedur/ ndakan, simbol, prioritas asuhan.
singkatan, dan definisi.
Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk yaitu bila rumah sakit dak dapat
• Maksud dan tujuan MKI.13 menyediakan kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi dan pasien memerlukan rujukan
Standarisasi terminologi, definisi, vocabulari (kosa kata) dan penamaan (nomenklatur) ke pelayanan yang kemampuannya lebih nggi.
memfasilitasi pembandingan data dan informasi di dalam maupun antar rumah sakit.
Keseragaman penggunaan kode diagnosa dan kode prosedur/ ndakan mendukung Elemen penilaian APK 1.1.1.
pengumpulan dan analisis data. Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan termasuk 1. Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis buk untuk memprioritaskan pasien
da ar “yang dak boleh digunakan“. Standarisasi tersebut konsisten dengan standar lokal dengan kebutuhan emergensi.
dan nasional yang berlaku. 2. Staf dila h menggunakan kriteria ini.
3. Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya.

214 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 3


4. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah sakit dulu (sharing) data dan kerahasiaan data diatur. Rumah sakit menetapkan ngkat privasi dan
sebelum dirujuk (lihat APK.4, EP 1,2,5 dan APK.4.2, EP 3,4) kerahasiaan yang dijaga untuk kategori beragam informasi (misalnya : rekam medis pasien,
data riset dan lainnya)
Standar APK 1.1.2.
Kebutuhan pasien akan pelayanan preven f, palia f, kura f dan rehabilita f diprioritaskan • Elemen Penilaian MKI. 10
berdasarkan kondisi pasien pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap. 1. Ada kebijakan tertulis yang mengatur privasi dan kerahasiaan informasi berdasarkan
dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Maksud dan tujuan APK 1.1.2. 2. Kebijakan menjabarkan sejauh mana pasien mempunyai akses terhadap informasi
Apabila pasien diper mbangkan diterima sebagai pasien rawat inap rumah sakit, pemeriksaan kesehatan mereka dan proses untuk mendapatkan akses bila diizinkan. (lihat juga
skrining membantu staf / karyawan untuk mengiden fikasi dan memprioritaskan kebutuhan HPK.1.6, Maksud dan Tujuan)
pasien untuk pelayanan preven f, palia f, kura f dan rehabilita f dan memilih pelayanan 3. Kebijakan tersebut dilaksanakan.
yang paling tepat sesuai dengan urgensinya. 4. Kepatuhan terhadap kebijakan dimonitor.

• Standar MKI. 11
Elemen penilaian APK 1.1.2.
Kemanan informasi, termasuk integritas data, dijaga.
1. Pemeriksaan skrining membantu staf memahami pelayanan yang dibutuhkan pasien.
2. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan berdasar atas temuan pemeriksaan
• Maksud dan tujuan MKI.11
hasil skrining.
Kebijakan dan prosedur mengatur prosedur pengamanan yang memperbolehkan hanya
3. Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preven f, kura f, rehabilita f staf yang mendapat kewenangan (otoritas) untuk bisa mengakses data dan informasi.
dan palia f diprioritaskan. Akses terhadap informasi dari kategori yang berbeda didasarkan pada kebutuhan dan
dijabarkan dalam jabatan dan fungsi, termasuk mahasiswa di lingkungan akademis. Proses
Standar APK 1.1.3. yang efek f menetapkan :
Rumah sakit memperha kan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau - siapa yang mempunyai akses pada informasi;
penundaan untuk pelayanan diagnos k dan pengobatan. - informasi dimana seseorang individu mempunyai akses ;
- kewajiban pengguna untuk menjaga kerahasiaan informasi ; dan
Maksud dan tujuan APK 1.1.3. - proses yang harus diiku ke ka terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan dan
Pasien diberi informasi apabila diketahui adanya waktu menunggu yang lama untuk keamanan.
pelayanan diagnos k dan pengobatan atau dalam mendapatkan rencana pelayanan yang Salah satu aspek untuk menjaga keamanan informasi pasien adalah dengan menentukan
membutuhkan penempatan di da ar tunggu. Pasien diberi informasi tentang alasan siapa yang berwenang untuk mendapatkan berkas rekam medis klinis pasien dan melakukan
penundaan dan menunggu serta diberi informasi alterna f yang tersedia. Persyaratan pengisian berkas ke dalam rekam medis pasien tersebut. Rumah sakit mengembangkan suatu
ini berlaku untuk pelayanan pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan pelayanan kebijakan dalam memberikan kewenangan pada seseorang individu dan mengiden fikasi isi
diagnos k dan dak perlu diberikan apabila hanya menunggu sebentar karena dokter dan format pengisian berkas rekam medis klinis pasien. Ada suatu proses untuk menjamin
datang terlambat. Untuk beberapa pelayanan seper onkologi atau transplantasi, bahwa hanya individu yang diberi otorisasi/kewenangan yang melakukan pengisian berkas
penundaan dapat disesuaikan dengan norma nasional untuk pelayanan tersebut, sehingga rekam medis klinis pasien.
memang berbeda dari keterlambatan pada pelayanan diagnos k.
• Elemen Penilaian MKI. 11
Elemen penilaian APK 1.1.3. 1. Rumah sakit mempunyai kebijakan tertulis untuk mengatur keamanan informasi,
1. Pasien rawat inap dan pasien rawat jalan diberikan informasi apabila akan terjadi termasuk integritas data yang didasarkan pada atau konsisten dengan peraturan dan
penundaan pelayanan atau pengobatan. perundang–undangan yang berlaku.
2. Pasien diberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi
2. Kebijakan melipu ngkat keamanan untuk se ap kategori data dan informasi yang
tentang alterna f yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik mereka.
diiden fikasi

4 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 213


• Maksud dan tujuan MKI. 9 3. Informasi di dokumentasikan didalam rekam medis pasien.
Informasi dikumpulkan dan digunakan selama asuhan pasien dan untuk mengelola sebuah 4. Kebijakan dan prosedur tertulis mendukung pelaksanaan secara konsisten.
rumah sakit yang aman dan efek f. Kemampuan menangkap dan memberikan informasi
memerlukan perencanaan yang efek f. Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan Standar APK 1.2.
dari berbagai sumber, termasuk : Pada admisi rawat inap, pasien dan keluarganya mendapat penjelasan tentang pelayanan
- Para prak si kesehatan yang ditawarkan, hasil yang diharapkan dan perkiraan biaya pelayanan tersebut.
- Para pimpinan dan manajer rumah sakit
Maksud dan tujuan APK 1.2.
- Pihak luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi tentang operasional Pada waktu proses penerimaan, pasien dan keluarganya mendapatkan penjelasan
dan pelayanan rumah sakit yang cukup untuk membuat keputusan. Penjelasan mencakup tentang pelayanan yang
dianjurkan, hasil pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya dari pelayanan tersebut.
Perencanaan juga memasukkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan, sumber daya, Penjelasan diberikan kepada pasien dan keluarganya atau pembuat keputusan baik untuk
akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efek f diantara pemberi pasien atas jaminan atau biaya pribadi. Apabila ada kendala finansial untuk biaya pelayanan,
pelayanan. rumah sakit mencari jalan keluar untuk mengatasinya, penjelasan tersebut dapat dalam
bentuk tertulis atau lisan dan dicatat di rekam medis pasien.
Prioritas kebutuhan informasi dari sumber-sumber mempengaruhi strategi manajemen
informasi rumah sakit dan kemampuan mengimplementasikan strategi tersebut. Strategi Elemen penilaian APK 1.2.
tersebut sesuai dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf 1. Pasien dan keluarganya diberikan informasi pada waktu admisi (lihat juga MKI.2 pada
terla h, dan sumber daya manusia serta teknikal lainnya. Perencanaan yang komprehensif Maksud dan Tujuan).
dan melipu seluruh departemen dan pelayanan yang ada di rumah sakit. 2. Penjelasan melipu informasi tentang pelayanan yang ditawarkan (lihat juga MKI.2, EP
1 dan 2).
Perencanaan untuk manajemen informasi dak memerlukan suatu perencanaan informasi 3. Penjelasan melipu informasi tentang hasil pelayanan yang diharapkan.
tertulis formal tetapi perlu buk suatu pendekatan yang terencana yang mengiden fikasi 4. Penjelasan melipu informasi tentang perkiraan biaya kepada pasien dan
kebutuhan rumah sakit akan informasi. kekurangannya.
5. Penjelasan cukup bagi pasien dan keluarganya untuk membuat keputusan yang benar
• Elemen Penilaian MKI. 9 (lihat juga AP.4.1, EP 3).
1. Kebutuhan informasi dari para pemberi pelayanan klinis diper mbangkan dalam proses
perencanaan. Standar APK 1.3.
2. Kebutuhan informasi dari para pengelola rumah sakit diper mbangkan dalam proses Rumah sakit berusaha mengurangi kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang
perencanaan. lainnya dalam memberikan pelayanan.
3. Kebutuhan informasi dan persyaratan individu dan agen di luar rumah sakit
Maksud dan tujuan APK 1.3.
diper mbangkan dalam proses perencanaan.
Rumah sakit sering melayani berbagai populasi masyarakat. Mungkin pasiennya tua,
4. Perencanaan didasarkan atas ukuran dan kompleksitas rumah sakit cacat fisik, bicara dengan berbagai bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau ada
penghalang lainnya yang membuat proses asesmen dan penerimaan asuhan sangat sulit.
• Standar MKI. 10 Rumah sakit sudah mengiden fikasi kesulitan tersebut dan telah melaksanakan proses
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga untuk mengurangi dan menghilangkan rintangan tersebut pada saat penerimaan. Rumah
sakit juga berusaha untuk mengurangi dampak dari rintangan tersebut dalam memberikan
• Maksud dan tujuan MKI.10 pelayanan.
Rumah sakit menjaga privasi dan kerahasiaan data serta informasi dan secara khusus
dalam menjaga data dan informasi yang bersifat sensi f. Keseimbangan antara berbagi

212 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 5


Elemen penilaian APK 1.3. • Elemen Penilaian MKI. 7
1. Pimpinan dan staf rumah sakit mengiden fikasi hambatan yang paling sering terjadi 1. Kebijakan (policy) menetapkan tentang prak si kesehatan yang mempunyai akses ke berkas
pada dipopulasi pasiennya. rekam medis pasien.
2. Ada prosedur untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari
2. Berkas rekam medis tersedia bagi para prak si yang membutuhkannya untuk asuhan
pelayanan.
pasien. (lihat juga AP.1.2, Maksud dan Tujuan, dan AP.1.5, EP 2)
3. Ada prosedur untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan
pelayanan. 3. Berkas rekam medis di perbaharui (up date) untuk menjamin komunikasi dengan
4. Prosedur ini telah dilaksanakan. informasi mutakhir.

Standar APK 1.4. • Standar MKI. 8


Penerimaan atau perpindahan pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau pelayanan Informasi yang berkaitan dengan asuhan pasien ditransfer bersama dengan pasien.
khusus ditentukan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
• Maksud dan tujuan MKI. 8
Maksud dan tujuan APK 1.4. Pasien sering dipindah (transfer) di dalam rumah sakit selama mereka dirawat. Bila
Unit atau pelayanan yang menyediakan pelayanan intensif (seper , unit pelayanan intensif m asuhan bergan akibat perpindahan (transfer), kesinambungan asuhan pasien
pasca operasi) atau yang menyediakan pelayanan spesialis k (seper , unit pelayanan mempersyaratkan bahwa informasi yang pen ng terkait pasien tersebut juga dipindahkan
pasien luka bakar atau unit transplantasi organ) umumnya mahal dan biasanya tempat (ditransfer) bersama dengan pasien. Sehingga, obat-obatan dan pengobatan lainnya dapat
dan stafnya terbatas. Demikian pula departemen/unit emergensi yang dilengkapi dilanjutkan tanpa terputus, dan status pasien dapat dimonitor secara memadai. Untuk
dengan tempat dur untuk observasi dan unit peneli an klinik harus melakukan seleksi keberhasilan transfer informasi ini, berkas rekam medis pasien juga dipindahkan/ditransfer
pasien secara tepat. Se ap rumah sakit harus membuat dan menetapkan kriteria bagi atau informasi dari berkas rekam medis pasien dibuatkan resume/ringkasannya pada
pasien yang membutuhkan ngkat pelayanan yang diberikan pada unit tersebut. Untuk saat transfer. Resume/ringkasan melipu : alasan dirawat inap, temuan yang signifikan,
menjamin konsistensi, kriteria tersebut harus berbasis fisiologi, bila mungkin dan layak. diagnosis, ndakan yang telah dilakukan, obat- obatan dan pengobatan lainnya, serta
Petugas yang tepat dari pelayanan emergensi, intensif dan spesialis k berpar sipasi dalam kondisi pasien saat transfer.
mengembangkan kriteria. Kriteria tersebut dipergunakan untuk memberikan izin masuk
secara langsung ke unit pelayanan, misalkan pasien langsung dari pelayanan emergensi. • Elemen Penilaian MKI. 8
Kriteria juga dipergunakan untuk menetapkan transfer pasien dari unit pelayanan ke 1. Berkas rekam medis pasien atau resume/ringkasan informasi asuhan pasien ditransfer
ngkat pelayanan yang lain baik dari di dalam maupun dari luar rumah sakit. Kriteria juga bersama pasien ke unit pelayanan lain di dalam rumah sakit.
dipergunakan untuk menetapkan apabila pasien dak memerlukan lagi pelayanan dan 2. Resume/ringkasan berisi alasan masuk rawat inap
dapat ditransfer ke ngkat pelayanan yang lain. 3. Resume/ringkasan berisi temuan yang signifikan
4. Resume/ringkasan berisi diagnosis yang telah ditegakkan (dibuat)
Bila rumah sakit mengadakan peneli an atau menyediakan pelayanan atau program
khusus, maka admisi atau transfer pasien kedalam program tersebut harus melaui kriteria 5. Resume/ringkasan berisi ndakan yang telah dilakukan
atau protokol yang sudah ditetapkan. Kegiatan admisi dan transfer pasien dalam program 6. Resume/ringkasan berisi obat- obatan atau pengobatan lainnya.
tersebut didokumentasikan di rekam medis termasuk kondisi pasien sesuai kriteria atau 7. Resume/ringkasan berisi kondisi pasien saat dipindah (transfer)
protokol.
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Elemen penilaian APK 1.4.
1. Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan intensif dan • Standar MKI. 9
atau pelayanan khusus termasuk peneli an dan program lain sesuai dengan kebutuhan Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi
pasien. kebutuhan informasi internal maupun eksternal

6 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 211


3. Ada saluran (channels) komunikasi reguler yang dibangun antara pemilik dengan 2. Kriteria berbasis fisiologi dan tepat.
manajemen. 3. Staf yang tepat diikut sertakan dalam pengembangan kriteria.
4. Staf dila h untuk melaksanakan kriteria.
• Standar MKI. 6 5. Rekam medis pasien yang diterima masuk ke unit yang menyediakan pelayanan
Informasi tentang asuhan pasien dan respon terhadap asuhan dikomunikasikan antara spesialis s atau intensif berisi buk -buk yang memenuhi kriteria yang tepat untuk
prak si medis, keperawatan dan prak si kesehatan lainnya pada waktu se ap kali pelayanan yang dibutuhkan.
penyusunan anggota regu kerja /shi maupun saat pergan an shi . 6. Rekam medis pasien yang dipindahkan atau keluar dari unit yang menyediakan
pelayanan intensif / spesialis k berisi buk -buk bahwa pasien dak memenuhi
• Maksud dan tujuan MKI. 6 kriteria untuk berada di unit tersebut.
Komunikasi dan pertukaran informasi diantara dan antar professional kesehatan adalah
pen ng untuk mulusnya proses asuhan. Informasi pen ng dapat dikomunikasikan dengan KONTINUITAS PELAYANAN
cara lisan, tertulis atau elektronik. Se ap rumah sakit menentukan informasi apa yang
dikomunikasikan, dengan cara apa, dan seberapa sering informasi tersebut dikomunikasikan • Standar APK.2.
dari satu prak si kesehatan kepada sesamanya, melipu : Rumah sakit mendisain dan melaksanakan proses untuk memberikan pelayanan asuhan
- status kesehatan pasien; pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit dan koordinasi antar para tenaga medis.
- ringkasan asuhan yang diberikan; dan
- respon pasien terhadap asuhan. • Maksud dan tujuan APK.2.
Pada keseluruhan perpindahan pasien di rumah sakit, dimulai dari admisi sampai dengan
• Elemen Penilaian MKI. 6 kepulangan atau kepindahan, dapat melibatkan berbagai departemen dan pelayanan serta
1. Ada suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi pasien antar prak si kesehatan berbagai prak si kesehatan untuk pemberian asuhan.
secara berkelanjutan atau pada waktu pen ng dalam proses asuhan. Dalam seluruh fase pelayanan, kebutuhan pasien disesuaikan dengan sumber daya yang
2. Informasi dikomunikasikan termasuk status kesehatan pasien tersedia di dalam rumah sakit dan bila perlu di luar rumah sakit. Hal tersebut biasanya
3. Informasi dikomunikasikan termasuk ringkasan dari asuhan yang diberikan. dilakukan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan atau kebijakan yang
menentukan kelayakan transfer di dalam rumah sakit. (lihat juga APK.1.4 sehubungan
4. Informasi dikomunikasikan termasuk perkembangan pasien.
dengan kriteria admisi pasien ke atau dari unit intensif dan spesialis k).

• Standar MKI. 7 Untuk mewujudkan asuhan pasien yang berkesinambungan (seamless), rumah sakit
Berkas rekam medis pasien tersedia bagi prak si kesehatan untuk memfasilitasi komunikasi memerlukan disain dan melaksanakan proses pelayanan yang berkelanjutan dan koordinasi
tentang informasi yang pen ng.
di antara para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang berada di :

• Maksud dan tujuan MKI. 7 • pelayanan emergensi dan penda aran pasien rawat inap;
Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai proses • pelayanan diagnos k dan pelayanan pengobatan;
asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan alat komunikasi yang pen ng. • pelayanan non bedah ndakan bedah;
Agar informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien keberlajutan, maka perlu • program pelayanan rawat jalan;
tersedia selama asuhan pasien rawat inap, untuk kunjungan rawat jalan, dan se ap saat • rumah sakit lain dan pelayanan kesehatan lainnya.
dibutuhkan, serta dijaga selalu diperbaharui (up to date). Catatan medis keperawatan dan
catatan pelayanan pasien lainnya tersedia untuk semua prak si kesehatan pasien tersebut. Pimpinan dari berbagai pelayanan bekerjasama membuat disain proses pelayanan dan
Kebijakan rumah sakit mengiden fikasi prak si kesehatan mana saja yang mempunyai melaksanakannya. Proses didukung dengan kriteria pindah rawat yang jelas, kebijakan,
akses ke berkas rekam medis pasien untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien. prosedur atau pedoman. Rumah sakit menetapkan individu yang bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan pelayanan. Individu tersebut dapat mengkoordinasikan seluruh

210 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 7


pelayanan pasien, (seper antar departemen) atau dapat bertanggungjawab untuk kelompok profesional, dan antara kelompok profesi, unit structural; antara kelompok
mengkoordinasikan pelayanan pasien secara individual (Contoh : case manager). profesional dan non professional; antara kelompok profesional kesehatan dengan
manajemen; antara profesional kesehatan dan keluarga; serta dengan pihak luar rumah
• Elemen penilaian APK.2. sakit, sebagai beberapa contoh. Pimpinan rumah sakit bukan hanya menyusun parameter
1. Pimpinan pelayanan menetapkan disain dan melaksanakan proses yang mendukung dari komunikasi yang efek f, tetapi juga berperan sebagai panutan (role model) dengan
kon nuitas pelayanan dan koordinasi pelayanan yang melipu semua yang tercantum mengkomunikasikan secara efek f misi, strategi, rencana dan informasi lain yang relevan.
dalam maksud dan tujuan di atas. Pimpinan memberi perha an terhadap akurasi dan ketepatan waktu informasi dalam
2. Kriteria dan kebijakan yang telah ditetapkan menentukan tata cara transfer pasien yang rumah sakit.
tepat di dalam rumah sakit.
3. Kesinambungan dan koordinasi terbuk terlaksana dalam seluruh fase pelayanan • Elemen Penilaian MKI.4
pasien. 1. Pimpinan menjamin terjadinya proses untuk mengkomunikasikan informasi yang relevan
4. Kesinambungan dan koordinasi terbuk dirasakan oleh pasien. (lihat juga HPK 2, EP 1 di seluruh rumah sakit secara tepat waktu. (lihat juga APK.2, EP 1, dan MPO.5.1, EP 1)
dan HPK 2.1, EP 2) 2. Terjadi komunikasi yang efek f di rumah sakit antar program rumah sakit (lihat juga
APK.2, EP 1)
Standar APK.2.1. 3. Terjadi komunikasi yang efek f dengan pihak luar rumah sakit. (lihat juga APK.3.1, EP 2
Dalam semua fase pelayanan, ada staf yang kompeten sebagai orang yang bertanggung dan 3, dan MPO.5.1, EP 1)
jawab terhadap pelayanan pasien. 4. Terjadi komunikasi yang efek f dengan pasien dan keluarga. (lihat juga APK.2, EP 4)
5. Pimpinan mengkomunikasikan misi dan kebijakan pen ng, rencana, dan tujuan rumah
Maksud dan tujuan APK.2.1. sakit kepada semua staf.
Untuk mempertahankan kon nuitas pelayanan selama pasien nggal di rumah sakit, staf
yang bertanggung jawab secara umum terhadap koordinasi dan kesinambungan pelayanan • Standar MKI.5
pasien atau pada fase pelayanan tertentu teriden fikasi dengan jelas. Staf yang dimaksud Pimpinan menjamin ada komunikasi efek f dan koordinasi antar individu dan departemen
(case manager) dapat seorang dokter atau tenaga keperawatan yang kompeten. Staf yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan klinik.
yang bertanggung jawab tersebut tercantum didalam rekam medis pasien atau dengan
cara lain dikenalkan kepada semua staf rumah sakit. Staf yang bertanggung jawab tersebut • Maksud dan tujuan MKI. 5
menyiapkan dokumentasi tentang rencana pelayanan pasien. Staf tersebut mengatur Untuk mengkoordinasikan dan mengintergrasikan asuhan pasien, pimpinan
pelayanan pasien selama seluruh waktu rawat inap, akan meningkatkan kon nuitas mengembangkan suatu budaya yang menekankan kerjasama dan komunikasi. Pimpinan
pelayanan, koordinasi, kepuasan pasien, kualitas pelayanan dan hasil yang diharapkan, mengembangan metode secara formal, (misalnya : komite tetap, m terpadu) dan metode
sehingga sangat diperlukan apalagi bagi pasien-pasien tertentu yang kompleks dan pasien informal (misalnya : poster dan bule n) untuk meningkatkan komunikasi diantara pelayanan
lain yang ditentukan rumah sakit. Staf tersebut perlu bekerjasama dan berkomunikasi dan antar pribadi anggota staf. Koordinasi pelayanan klinis berasal dari suatu pemahamam
dengan pemberi pelayanan kesehatan yang lain. Ada kebijakan rumah sakit yang mengatur misi dan pelayanan masing-masing departemen dan kolaborasi dalam mengembangkan
proses transfer tanggung jawab pasien dari satu ke orang lain, pada masa libur, hari besar kebijakan umum dan prosedur. Saluran komunikasi yang umum baik yang bersifat klinis
dan lain-lain. Dalam kebijakan ditetapkan dokter konsulen, dokter on call, dokter penggan maupun nonklinis ditetapkan diantara badan pemilik dan manajemen.
(locum tenens) atau individu lain, yang bertanggung jawab dan melaksanakannya, serta
mendokumentasikan penugasannya. • Elemen Penilaian MKI. 5
1. Pimpinan menjamin komunikasi yang efek f dan efisien antara departemen klinis dan
Bila pasien pindah dari satu fase pelayanan ke fase selanjutnya (seper dari fase bedah ke non klinis, pelayanan dan anggota staf indvidual. (lihat juga APK.2, EP 1, dan MPO.5.1,
rehabilitasi), staf yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien dapat berubah atau EP 1)
tetap. 2. Pimpinan membantu mengembangkan komunikasi dalam memberikan pelayanan
klinis.

8 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 209


3. Informasi tentang sumber altena f bagi asuhan dan pelayanan diberikan bila rumah Elemen penilaian APK.2.1.
sakit dak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan. 1. Staf yang bertanggung jawab untuk koordinasi pelayanan selama pasien dirawat diketahui
dan tersedia dalam seluruh fase asuhan rawat inap (lihat juga PP 2.1, EP 5 tentang tanggung
• Standar MKI.3 jawab dokter dan HPK.6.1. EP 2).
Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan 2. Staf tersebut kompeten menerima tanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan
bahasa yang dapat dimenger . pasien.
3. Staf tersebut dikenal oleh seluruh staf rumah sakit.
• Maksud dan tujuan MKI.3 4. Staf melengkapi dokumen rencana pelayanan pasien di rekam medis.
Pasien hanya dapat membuat keputusan yang dikemukakan dan berpar sipasi dalam 5. Perpindahan tanggung jawab pelayanan pasien dari satu individu ke individu yang lain
proses asuhan apabila mereka memahami informasi yang diberikan kepada mereka. Oleh dijabarkan dalam kebijakan rumah sakit.
karena itu, perha an khusus perlu diberikan kepada format dan bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi, dan pemberian pendidikan kepada pasien dan keluarga. Pasien PEMULANGAN PASIEN, RUJUKAN DAN TINDAK LANJUT
merespon secara berbeda terhadap instruksi lisan, materi tertulis, video, demonstrasi/
peragaan dan lain-lain. Demikian juga, pen ng untuk menger bahasa yang dipilih. Ada • Standar APK.3.
kalanya, anggota keluarga atau penerjemah mungkin dibutuhkan untuk membantu dalam Ada kebijakan untuk merujuk dan memulangkan pasien.
pendidikan atau menterjemahkan materi. Adalah pen ng untuk mengenali keterbatasan
anggota keluarga, khususnya anak-anak, dalam berperan sebagai penerjemah untuk • Maksud dan tujuan APK.3.
mengkomunikasikan informasi klinis dan informasi lainnya serta pendidikan. Sehingga, Merujuk pasien ke prak si kesehatan lain di luar rumah sakit atau ke rumah sakit lain,
penerjemah anak digunakan hanya sebagai suatu upaya akhir. Ke ka penerjemah atau memulangkan pasien ke rumah atau ke tempat keluarga harus berdasarkan kondisi
penginterpretasi bukan anggota keluarga, mereka menyadari berbagai keterbatasan pasien kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan pelayanan. DPJP yang bertanggung jawab
untuk berkomunikasi dan memahami informasi. (lihat juga APK.1.3; PPK.3, EP 1, dan PPK.5, atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan
EP 1-3) berdasarkan kebijakan. Kriteria dapat juga digunakan untuk menentukan pasien siap
dipulangkan. Kebutuhan pelayanan berkelanjutan dapat berar rujukan ke dokter spesialis,
• Elemen Penilaian MKI.3 terapis rehabilitasi atau kebutuhan pelayanan preven f yang dilaksanakan di rumah oleh
1. Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan keluarga menggunakan format yang keluarga. Proses yang terorganisir dibutuhkan untuk memas kan bahwa kebutuhan
mudah dipahami. (lihat juga PPK.5, Ep 1 dan 2, dan HPK.5, Maksud dan Tujuan) pelayanan berkelanjutan ditangani oleh ahli yang tepat di luar rumah sakit dan apabila
2. Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan keluarga diberikan dalam bahasa yang diperlukan proses ini dapat mencakup merujuk pasien ke rumah sakit lain. Bila ada indikasi,
dimenger . (lihat juga PPK.5, Ep 1 dan 2, dan HPK.5, Maksud dan Tujuan) rumah sakit dapat membuat rencana kon nuitas pelayanan yang diperlukan pasien sedini
3. Anggota keluarga, khususnya penerjemah anak, digunakan sebagai penerjemah hanya mungkin. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik
atau sesuai kebutuhan pasien.
sebagai upaya akhir.
Ada kebijakan dan prosedur tetap bila rumah sakit mengizinkan pasien meninggalkan
KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI PELAYANAN / PRAKTISI DI DALAM DAN DI LUAR
rumah sakit dalam satu waktu tertentu untuk hal tertentu, seper cu .
RUMAH SAKIT
• Elemen penilaian APK.3.
• Standar MKI.4
1. Merujuk atau memulangkan pasien berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan
Komunikasi yang efek f di seluruh rumah sakit
akan pelayanan berkelanjutan. (lihat juga AP.1.10, EP 1; AP.1.11, EP 1; TKP.6.1, EP 3)
2. Ada ketentuan atau kriteria bagi pasien yang siap untuk dipulangkan.
• Maksud dan tujuan MKI.4
3. Bila diperlukan, perencanaan untuk merujuk dan memulangkan pasien dapat diproses
Komunikasi yang efek f di dalam rumah sakit adalah merupakan suatu issue/persoalan
lebih awal dan bila perlu mengikut sertakan keluarga. (lihat juga AP.1.11, EP 2; AP.2, EP
kepemimpinan. Jadi, pimpinan rumah sakit memahami dinamika komunikasi antar anggota
2 dan HPK.2, EP 1)

208 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 9


4. Pasien dirujuk dan dipulangkan berdasarkan atas kebutuhannya. (lihat juga AP.1.10, EP • Maksud dan tujuan MKI.1
2; AP.1.11, EP 2 dan AP.2, EP 2) Rumah sakit menetapkan komunitas dan populasi pasiennya, serta merencanakan
5. Kebijakan rumah sakit mengatur proses pasien yang diperbolehkan meninggalkan komunikasi berkelanjutan dengan kelompok kunci (key group) tersebut. Komunikasi dapat
rumah sakit, sementara dalam proses rencana pengobatan dengan izin yang disetujui dilakukan kepada individu secara langsung atau melalui media publik dan melalui agen
untuk waktu tertentu. yang ada di komunitas atau pihak ke ga. Jenis informasi yang dikomunikasikan melipu :
• informasi tentang pelayanan, jam pelayanan dan proses mendapatkan pelayanan;
Standar APK.3.1.
• informasi tentang kualitas pelayanan, yang diberikan kepada publik dan kepada sumber
Rumah sakit bekerjasama dengan para prak si* kesehatan dan ins tusi di luar rumah sakit
rujukan.
untuk memas kan bahwa rujukan dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

Maksud dan tujuan APK.3.1. • Elemen Penilaian MKI.1


Rujukan tepat waktu ke prak si kesehatan luar, rumah sakit lain harus ada perencanaan 1. Rumah sakit telah mengiden fikasi komunitas dan populasi yang menjadi
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berkelanjutan. Rumah sakit mengenal prak si perha annya
kesehatan yang ada di komunitas/lingkungannya dan membangun hubungan yang bersifat 2. Rumah sakit telah mengimplementasikan suatu strategi komunikasi dengan populasi
formal maupun informal. tersebut.
Bila pasien datang dari komunitas yang berbeda, rumah sakit berusaha membuat rujukan
3. Rumah sakit menyediakan informasi tentang pelayanan, jam operasional, dan proses
ke individu yang kompeten atau sarana pelayanan kesehatan yang ada di komunitas dari
untuk mendapatkan pelayanan. (lihat juga TKP.3.1)
mana pasien berasal.
4. Rumah sakit menyediakan informasi tentang mutu pelayanannya.
Selain itu pada waktu pulang mungkin pasien membutuhkan pelayanan penunjang dan
pelayanan medis seper pelayanan sosial, nutrisi, finansial, psikologi dan pelayanan
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
penunjang lainnya. Ketersediaan pelayanan penunjang ini, dalam skala yang luas, akan
menentukan kebutuhan pelayanan medis berkelanjutan. Perencanaan pemulangan pasien
• Standar MKI.2
juga termasuk jenis pelayanan penunjang yang tersedia, yang dibutuhkan pasien.
Rumah sakit menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan dan pelayanan,
serta bagaimana cara mengakses/untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
Elemen penilaian APK.3.1.
1. Rencana pemulangan pasien melipu kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan
• Maksud dan tujuan MKI.2
pelayanan medis.
Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai asuhan dan pelayanan
2. Rumah sakit mengiden fikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan
yang ditawarkan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk mengakses pelayanan
di lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit
tersebut. Memberikan informasi ini pen ng untuk membangun komunikasi yang terbuka
serta populasi pasien (lihat juga PPK.3, EP 2).
dan terpercaya antara pasien, keluarga dan rumah sakit. Informasi tersebut membantu
3. Apabila memungkinkan rujukan keluar rumah sakit ditujukan kepada individu secara
mencocokkan harapan pasien dengan kemampuan rumah sakit untuk memenuhi harapan
spesifik dan badan dari mana pasien berasal.
tersebut. Informasi tentang sumber alterna f untuk asuhan dan pelayanan diberikan bila
4. Apabila memungkinkan rujukan dibuat untuk pelayanan penunjang.
kebutuhan asuhan di luar misi dan kemampuan rumah sakit.
Standar APK.3.2.
• Elemen Penilaian MKI.2
Rekam medis pasien rawat inap berisi salinan resume pasien pulang.
1. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan diberikan oleh
rumah sakit. (lihat juga APK.1.2, EP 2)
Maksud dan tujuan APK.3.2.
2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang bagaimana mengakses pelayanan di rumah
Resume asuhan pasien dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang dari rumah sakit. Salinan
sakit. (lihat juga APK.1.2, EP 2)
resume pasien pulang ditempatkan dalam rekam medis dan sebuah salinan diberikan

10 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 207


BAB 6 kepada pasien atau keluarganya, bila diatur dalam kebijakan rumah sakit atau kebiasaan
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI umum sesuai peraturan perundang-undangan. Salinan resume pelayanan tersebut diberikan
(MKI) kepada prak si kesehatan yang akan bertanggung jawab untuk pelayanan berkelanjutan
bagi pasien atau ndak lanjutnya.

GAMBARAN UMUM Elemen penilaian APK.3.2.


1. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang.
Memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang kompleks dan sangat tergantung pada 2. Resume berisi pula instruksi untuk ndak lanjut.
komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada dan dengan komunitas, 3. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis.
pasien dan keluarganya, serta dengan professional kesehatan lainnya. Kegagalan dalam 4. Salinan resume pasien pulang diberikan juga kepada.
berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan 5. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada prak si kesehatan perujuk
insiden keselamatan pasien. 6. Kebijakan dan prosedur menetapkan kapan resume pasien pulang harus dilengkapi dan
dimasukkan ke rekam medis pasien.
Untuk memberikan, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanan, rumah sakit
mengandalkan pada informasi tentang ilmu pengasuhan, pasien secara individual, asuhan Standar APK.3.2.1.
yang diberikan dan kinerja mereka sendiri. Seper halnya sumber daya manusia, material Resume pasien pulang lengkap.
dan finansial, maka informasi juga merupakan suatu sumber daya yang harus dikelola secara
efek f oleh pimpinan rumah sakit. Se ap rumah sakit berupaya mendapatkan, mengelola Maksud dan tujuan APK.3.2.1.
dan menggunakan informasi untuk meningkatkan/memperbaiki outcome pasien, demikian Resume pasien pulang menggambarkan ndakan yang dilakukan selama pasien nggal di
pula kinerja individual maupun kinerja rumah sakit secara keseluruhan. rumah sakit. Resume dapat dipergunakan oleh prak si kesehatan yang bertanggung jawab
Seiring perjalanan waktu, rumah sakit akan menjadi lebih efek f dalam : untuk pelayanan selanjutnya dan termasuk:
- mengiden fikasi kebutuhan informasi; a. Alasan masuk rumah sakit, diagnosis, dan komorbiditas.
- merancang suatu sistem manajemen informasi; b. Temuan kelainan fisik dan lainnya yang pen ng.
- mendefinisikan dan mendapatkan data dan informasi; c. Prosedur diagnos k dan terape k yang telah dilakukan.
- menganalisis data dan mengolahnya menjadi informasi; d. Medikamentosa termasuk obat waktu pulang (yaitu, semua obat-obatan untuk
- mentransmisi/mengirim serta melaporkan data dan informasi; dan diminum di rumah).
- mengintegrasikan dan menggunakan informasi. e. Status/kondisi pasien waktu pulang.
f. Instruksi follow-up / ndak lanjut.
Walaupun komputerisasi dan teknologi lainnya meningkatkan efisiensi, prinsip manajemen
informasi yang baik tetap berlaku untuk semua metode, baik berbasis kertas maupun Elemen penilaian APK.3.2.1.
elektronik. Standar-standar ini dirancang menjadi kompa bel dengan sistem non- 1. Resume pasien pulang berisi alasan pasien di rawat, diagnosis dan penyakit
komputerisasi dan teknologi masa depan. penyertanya.
2. Resume pasien pulang berisi temuan fisik dan hal lain yang pen ng.
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN 3. Resume pasien pulang berisi prosedur diagnos k dan terape k yang telah dilakukan.
4. Resume pasien pulang berisi medikamentosa termasuk obat waktu pulang.
KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT/KOMUNITAS 5. Resume pasien pulang berisi keadaan /status pasien pada saat pulang.
6. Resume pasien pulang berisi instruksi untuk ndak lanjut/kontrol.
• Standar MKI.1
Standar APK.3.3.
Rumah sakit berkomunikasi dengan komunitas untuk memfasilitasi akses terhadap
Rekam medis pasien rawat jalan yang mendapat pelayanan berkelanjutan berisi resume
pelayanan maupun akses terhadap informasi tentang pelayanan asuhan pasien.

206 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 11


semua diagnosis yang pen ng, alergi terhadap obat, medikamentosa yang sedang diberikan 3. Informasi tersebut diverifikasi dari sumber aslinya sesuai parameter yang ditentukan
dan riwayat prosedur pembedahan dan perawatan / hospitalisasi di rumah sakit. dalam Maksud dan Tujuan KPS 9
4. Ada catatan yang dipelihara untuk se ap staf profesional kesehatan lainnya
Maksud dan tujuan APK.3.3.
5. Catatan tersebut bersisi salinan izin, ser fikasi atau registrasi yang wajib
Bila rumah sakit menyediakan pelayanan dan pengobatan berkelanjutan untuk pasien
rawat jalan di luar jam kerja, mungkin akan terjadi akumulasi diagnosis, pemberian 6. Rumah sakit mempunyai proses untuk memas kan bahwa staf lainya yang bukan
medikamentosa dan perkembangan penyakit dan temuan pada pemeriksaan fisik. Pen ng pegawai rumah sakit tetapi mendampingi dokter praktek pribadi dan memberikan
untuk selalu mencatat resume dari keadaan pasien terkini untuk memfasilitasi pelayanan pelayanan kepada pasien rumah sakit memiliki kredensial yang sahih dan sebanding
berkelanjutan. Resume mencakup antara lain: dengan persyaratan kredensial rumah sakit .

- Diagnosis yang pen ng


• Standar KPS 16
- Alergi terhadap obat
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengiden fikasi tanggungjawab kerja dan
- Medikamentosa yang sekarang
menyusun penugasan kerja klinis berdasarkan pada kredensial anggota staf professional
- Prosedur bedah yang lalu kesehatan lainnya dan se ap ketentuan peraturan perundangan.
- Riwayat perawatan / hospitalisasi yang lalu
• Standar KPS 17
Rumah sakit harus menentukan format dan isi dari resume dan pelayanan lanjutan mana Rumah sakit mempunyai proses yang efek f untuk anggota staf professional kesehatan
yang akan dimulai (misalnya, pasien sering terlihat dengan banyak masalah, sering berobat, lain berpar sipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit.
diberbagai klinik spesialis, dst) . Rumah sakit juga menentukan apa yang dimaksud resume
saat ini, bagaimana resume tersebut dijaga kon unitasnya dan siapa yang menjaganya. • Maksud dan Tujuan KPS 16 dan KPS 17
Rumah sakit bertanggung jawab untuk mengiden fikasi jenis kegiatan atau rentang
Elemen penilaian APK.3.3. pelayanan para individu yang akan diberikan di rumah sakit. Hal ini dapat terlaksana
1. Rumah sakit mengiden fikasi pelayanan lanjutan pasien yang mana dalam resume yang melalui perjanjian, pengangkatan, uraian tugas, atau metode lainnya. Sebagai tambahan,
pertama dilaksanakan. rumah sakit menetapkan ngkat pengawasan (konsisten dengan peraturan perundangan
2. Rumah sakit mengiden fikasi bagaimana resume pelayanan dijaga kon unitasnya dan yang ada), bila ada, untuk para professional ini.
siapa yang menjaganya. Staf professional kesehatan lainnya dimasukkan ke dalam program manajemen mutu dan
3. Rumah sakit telah menetapkan format dan isi dari resume pelayanan. peningkatan.
4. Rumah sakit menentukan apa yang dimaksud dengan resume saat ini
• Elemen Penilaian KPS 16
5. Rekam medis pasien berisi da ar resume lengkap sesuai kebijakan.
1. Izin, pendidikan, pela han dan pengalaman dari staf professional kesehatan lainnya
digunakan untuk menyusun penugasan kerja klinis.
Standar APK.3.4. 2. Proses mengindahkan peraturan perundangan yang relevan.
Pasien dan keluarga yang tepat, diberikan penger an tentang instruksi ndak lanjut.
• Elemen Penilaian KPS 17
Maksud dan tujuan APK.3.4. 1. Staf professional kesehatan lainnya berpar sipasi dalam kegiatan peningkatan mutu
Untuk pasien yang dak langsung dirujuk ke rumah sakit lain instruksi yang jelas tentang rumah sakit (lihat juga KPS 1.1, EP 1)
di mana dan bagaimana menerima pelayanan lanjutan adalah sangat pen ng untuk 2. Kinerja anggota staf professional kesehatan lainnya direview bila ada indikasi akibat
memas kan hasil yang op mal dari semua pelayanan yang dibutuhkan. temuan pada kegiatan peningkatan mutu.
3. Informasi yang benar dari proses review didokumentasikan dalam file staf profesinal
Instruksi mencakup nama dan lokasi untuk pelayanan lanjutan, kapan kembali ke rumah kesehatan tersebut.
sakit untuk kontrol dan kapan pelayanan yang mendesak harus didapatkan. Keluarga

12 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 205


mereka. Rumah sakit harus memas kan bahwa staf professional kesehatan lainnya tersebut diikutsertakan dalam proses apabila pasien kurang dapat menger dan mengiku instruksi.
kompeten untuk memberikan asuhan dan pengobatan dan harus menetapkan jenis asuhan Keluarga juga diikutsertakan apabila mereka berperan dalam proses pemberian pelayanan
dan pengobatan yang diizinkan bila dak teriden fikasi dalam peraturan perundangan. lanjutan.
Rumah sakit memas kan bahwa staf profesional kesehatan lain tersebut kompeten untuk
memberikan asuhan dan pengobatan yang aman dan efek f kepada pasien dengan : Rumah sakit memberikan instruksi kepada pasien dan keluarganya yang tepat dengan cara
- memahami peraturan perundangan yang berlaku untuk para prak si dimaksud; sederhana dan gampang dimenger . Instruksi diberikan secara tertulis atau dalam bentuk
- mengumpulkan semua krendensial yang tersedia se ap individu termasuk sekurang- yang sangat mudah di menger pasien.
kurangnya, buk pendidikan dan pela han, buk izin terbaru atau ser fikat bila diminta;
dan Elemen penilaian APK.3.4.
- memverifikasi informasi esensial, seper registrasi terbaru, izin atau ser fikasi. 1. Instruksi untuk ndak lanjut diberikan dalam bentuk dan cara yang mudah dimenger
pasien dan / atau keluarganya.
Rumah sakit perlu untuk berupaya memverifikasi informasi esensial yang relevan dengan 2. Instruksi mencakup kapan kembali untuk pelayanan ndak lanjut.
tanggung jawab individu dimaksud, sekalipun bila pendidikan didapat di negara lain dan
3. Instruksi mencakup kapan mendapatkan pelayanan yang mendesak.
diwaktu sangat lampau. Web site yang aman, konfirmasi telepon yang didokumentasikan
dari sumber, konfirmasi tertulis, dan pihak ke ga, seper badan agensi pemerintah dan 4. Keluarga diberikan instruksi untuk pelayanan bila diperlukan berkenaan dengan kondisi
non pemerintah yang ditunjuk, dan dapat digunakan. pasien.

Standar APK.3.5.
Situasi yang dideskripsikan tentang staf medis dalam Maksud dan Tujuan KPS 9 adalah
Rumah sakit mempunyai proses untuk penatalaksanaan dan ndak lanjut bagi pasien yang
penggan yang akseptabel untuk rumah sakit dalam melakukan verifikasi kredensial staf
pulang karena menolak nasehat medis.
kesehatan profesional lainnya dari sumber utama.
Maksud dan tujuan APK.3.5.
Pemenuhan standar mengharuskan verifikasi sumber utama dilakukan bagi :
- calon baru mulai empat bulan sebelum survei akreditasi awal; Bila pasien rawat inap atau pasien rawat jalan memilih pulang karena menolak nasehat
- staf profesional kesehatan yang saat ini bekerja dalam jangka waktu ga tahun untuk medis, ada risiko berkenaan dengan pengobatan yang dak adekuat yang dapat berakibat
memas kan bahwa verifikasi telah dilakukan dengan survei akreditasi rumah sakit ga cacat permanen atau kema an. Rumah sakit perlu menger alasan kenapa pasien menolak
tahunan. nasehat medis sehingga dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan mereka. Bila
Bila dak diperlukan proses pendidikan formal, izin, atau proses registrasi, atau kredensial pasien mempunyai dokter keluarga, maka untuk mengurangi risiko cedera, rumah sakit
lain maupun buk kompetensi, hal ini didokumentasikan dalam catatan individu tersebut. dapat memberitahukan dokter tersebut. Proses dilaksanakan sesuai dengan hukum dan
Bila verifikasi dak mungkin dilakukan, seper hilangnya berkas karena bencana, hal ini peraturan yang berlaku.
didokumentasikan dalam berkas individu tersebut.
Elemen penilaian APK.3.5.
Rumah sakit mengumpulkan dan memelihara file kredensial se ap staf professional 1. Ada proses untuk penatalaksanaan dan ndak lanjut bagi pasien rawat inap dan pasien
kesehatan. File berisi izin terbaru atau registrasi bila peraturan mengharuskan perubahan rawat jalan yang pulang karena menolak nasehat medis. (lihat juga HPK.2, EP.1) dan
berkala. HPK.2.2, Maksud dan Tujuan)
2. Apabila diketahui ada dokter keluarga, kepadanya diberitahu. (lihat juga HPK.2.2, EP 1
• Elemen Penilaian KPS 15
dan 2)
1. Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan kredensial dari se ap
staf professional kesehatan 3. Proses dilaksanakan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Izin, pendidikan, pela han dan pengalaman didokumentasian, bila relevan

204 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 13


PERPINDAHAN / RUJUKAN PASIEN • Maksud dan Tujuan KPS 14
Tugas klinis pen ng staf keperawatan mengharuskan mereka untuk secara ak f
Standar APK.4. berpar sipasi dalam program peningkatan mutu klinis rumah sakit. Bila, pada se ap
Pasien dirujuk ke rumah sakit lain berdasarkan atas kondisi dan kebutuhan pelayanan k dalam pengukuran, evaluasi, dan peningkatan mutu klinis, kinerja staf keperawatan
lanjutan. dipertanyakan, rumah sakit mempunyai proses untuk mengevaluasi kinerja individu.
Hasil review, ndakan yang diambil dan se ap dampak atas tanggung jawab pekerjaan
• Maksud dan tujuan APK.4. didokumentasikan dalam file kredensial perawat tersebut atau file lainnya.
Merujuk pasien ke rumah sakit lain berdasarkan atas kondisi pasien dan kebutuhan
akan kon nuitas pelayanan. Proses rujukan mungkin dilakukan sebagai tanggapan atas • Elemen Penilaian KPS 14
kebutuhan pasien untuk konsultasi dan pengobatan spesialis, pelayanan darurat atau 1. Staf keperawatan berpar sipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit. (lihat
pelayanan intensif ringan seper pelayanan sub akut atau rehabilitasi jangka panjang (lihat juga PMKP.1.1, EP 1)
juga APK.1.1.1, EP 4). Proses rujukan dibutuhkan untuk memas kan bahwa rumah sakit 2. Kinerja masing-masing anggota staf keperawatan direview bila ada indikasi akibat
luar dapat memenuhi kebutuhan pasien. Proses ke rumah sakit tersebut mencakup : temuan pada kegiatan peningkatan mutu.
3. Informasi yang tepat dari proses review tersebut didokumentasikan dalam file kredensial
- Bagaimana tanggung jawab diserahkan antar prak si atau antar rumah sakit.
perawat tersebut atau file lainnya.
- Kriteria kapan rujukan pasien perlu dilakukan sesuai kebutuhan pasien.
- Siapa yang bertanggung jawab terhadap pasien selama rujukan. PRAKTISI PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
- Apa perbekalan dan peralatan yang diperlukan untuk proses rujukan
- Apa yang harus dilakukan rujukan ke pemberi pelayanan lain, dak memungkinkan. • Standar KPS 15
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan, memverifikasi dan
mengevaluasi kredensial staf kesehatan professional lainnya (izin, pendidikan, pela han
• Elemen penilaian APK.4.
dan pengalaman)
1. Rujukan pasien berdasarkan atas kebutuhan pasien untuk pelayanan berkelanjutan
(lihat juga APK.1.1.1, EP 4 dan TKP.6.1, EP 3). • Maksud dan Tujuan KPS 15
2. Proses rujukan mencakup pengalihan tanggung jawab ke rumah sakit yang menerima Rumah sakit mempekerjakan atau dapat mengizinkan berbagai professional kesehatan
(lihat juga APK.1.1.1, EP 4). lainnya untuk memberikan asuhan dan pelayanan kepada pasien mereka atau berpar sipasi
3. Proses rujukan menunjuk orang / siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan dalam proses asuhan pasien. Contohnya, staf para professional ini termasuk perawat
serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi (lihat juga bidan, asisten operasi, spesialis pelayanan medis emergensi, farmasis dan teknisi farmasi.
TKP.6.1, EP 3) Dibeberapa negara atau budaya, kelompok ini juga termasuk pengobat tradisional atau
4. Proses rujukan menjelaskan situasi dimana rujukan dak mungkin dilaksanakan (lihat mereka yang memberikan pelayanan alterna f atau pelayanan pelengkap praktek medis
juga TKP.6.1, EP 3). tradisional (seper , akupuntur, obat herbal). Seringkali, petugas ini dak secara aktual
berpraktek di rumah sakit, tetapi mereka merujuk ke rumah sakit atau memberikan asuhan
5. Pasien dirujuk secara tepat ke rumah sakit penerima (lihat juga APK.1.1.1, EP 4).
berkelanjutan untuk pasien di komunitas tersebut.
Banyak staf profesional ini menyelesaikan program pela han formal dan memperoleh izin
Standar APK.4.1. atau ser fikat atau terda ar di badan otoritas lokal atau nasional. Yang lainnya mungkin
Rumah sakit menentukan bahwa rumah sakit penerima dapat memenuhi kebutuhan menyelesaikan program magang yang kurang formal atau pengalaman dibawah supervisi
pasien akan kon nuitas pelayanan. lainnya.

Maksud dan tujuan APK.4.1. Untuk profesional kesehatan lainnya yang diizinkan bekerja atau berpraktek di rumah
Apabila merujuk pasien ke rumah sakit lain, rumah sakit pengirim harus menentukan sakit, rumah sakit bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memverifikasi kredensial
bahwa rumah sakit penerima dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien

14 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 203


Rumah sakit mengumpulkan dan memelihara file dari se ap kredensial perawat. File berisi dan mempunyai kapasitas untuk menampung pasien tersebut. Penentuan ini biasanya
izin terbaru bila peraturan mengharuskan diperbaharui secara berkala. Ada dokumentasi dibuat sebelumnya dan kesediaan menerima pasien dan persyaratan rujukan dijelaskan
pela han yang terkait dengan kompetensi tambahan. di dalam dokumen afiliasi atau persetujuan formal atau informal yang resmi. Penentuan
sejak awal memas kan bahwa pasien akan mendapatkan kon nuitas pelayanan yang
• Elemen Penilaian KPS 12 dibutuhkannya.
1. Rumah sakit memiliki standar prosedur untuk mengumpulkan kredensial dari se ap
anggota staf keperawatan. Elemen penilaian APK.4.1.
2. Izin, pendidikan, pela han dan pengalamanan didokumentasikan 1. Rumah sakit yang merujuk menentukan bahwa rumah sakit penerima dapat menyediakan
3. Infrormasi tersebut diverifikasi dari sumber aslinya sesuai parameter yang ada di kebutuhan pasien yang akan dirujuk .
Maksud dan Tujuan KPS 9 2. Kerjasama yang resmi atau dak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima terutama
apabila pasien sering dirujuk ke rumah sakit penerima (lihat juga TKP.3.3.1, Maksud dan
4. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari se ap anggota staf keperawatan.
Tujuan).
5. Rumah sakit mempunyai proses untuk memas kan bahwa krendesial dari perawat yang
dikontrak sahih dan lengkap sebelum pengangkatan.
Standar APK.4.2.
6. Rumah sakit mempunyai proses untuk memas kan kesahihan kredensial perawat yang Rumah sakit penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan ndakan-
bukan pegawai rumah sakit, tapi mendampingi dokter dan memberikan pelayanan ndakan yang telah dilakukan oleh rumah sakit pengirim.
kepada pasien rumah sakit .
Maksud dan tujuan APK.4.2.
• Standar KPS 13 Untuk memas kan kon nuitas pelayanan, informasi mengenai kondisi pasien dikirim
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengiden fikasi tanggung jawab bersama pasien. Salinan resume pasien pulang atau resume klinis tertulis lainnya diberikan
pekerjaan dan untuk membuat penugasan kerja klinis berdasarkan atas kredensial staf kepada rumah sakit penerima bersama pasiennya. Resume tersebut mencakup kondisi
perawat dan peraturan perundangan. klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih
lanjut.
• Maksud dan Tujuan KPS 13 Elemen penilaian APK.4.2.
Review kualifikasi anggota staf perawat menyediakan dasar untuk penugasan tanggung 1. Informasi klinis pasien atau resume klinis pasien dikirim ke rumah sakit bersama
jawab pekerjaan dan kegiatan klinis. Penugasan ini dapat dideskripsikan dalam uraian pasien.
tugas atau dideskripsikan dengan cara atau dokumen lain. Penugasan dibuat oleh rumah 2. Resume klinis termasuk kondisi pasien.
sakit sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku tentang tanggung jawab perawat 3. Resume klinis termasuk prosedur dan ndakan- ndakan lain yang telah dilakukan (lihat
dan asuhan klinis. (lihat juga MPO.6, EP 3) juga APK.1.1.1, EP 4).
4. Resume klinis termasuk kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut (lihat juga
• Elemen Penilaian KPS 13 APK.1.1.1, EP 4).
1. Izin, pendidikan, pela han dan pengalaman anggota staf keperawatan digunakan untuk
membuat penugasan kerja klinis. Standar APK.4.3.
2. Proses memperha kan peraturan perundangan yang relevan. Selama proses rujukan pasien secara langsung, staf yang kompeten terus memonitor
kondisi pasien.
• Standar KPS 14
Maksud dan tujuan APK.4.3.
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk staf keperawatan berpar sipasi dalam
Merujuk pasien secara langsung ke rumah sakit lain dapat merupakan proses yang
kegiatan peningkatan mutu rumah sakit, termasuk mengevaluasi kinerja individu, bila
singkat dengan pasien yang sadar dan dapat berbicara, atau merujuk pasien koma yang
dibutuhkan.
membutuhkan pengawasan keperawatan atau medis yang terus menerus. Pada kedua kasus

202 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 15


tersebut pasien perlu dimonitor, namun kompetensi staf yang melakukan tugas berbeda. dak diiden fikasi dalam peraturan perundangan. Rumah sakit memas kan bahwa se ap
Kompetensi staf yang mendampingi selama transfer ditentukan oleh kondisi pasien. perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan dan pengobatan kepada pasien secara
aman dan efek f dengan cara :
Elemen penilaian APK.4.3.
- memahami peraturan dan perundangan yang berlaku, berlaku untuk perawat dan
1. Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor.
praktek keperawatan;
2. Kompetensi staf yang melakukan monitor sesuai dengan kondisi pasien.
- mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk se ap perawat, sekurang-kurangnya
Standar APK.4.4. melipu :
Proses rujukan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. o buk pendidikan dan pela han;
o buk izin terbaru;
Maksud dan tujuan APK.4.4. o buk kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana perawat
Dokumentasi rujukan pasien ke rumah sakit lain harus ada di dalam rekam medis pasien. dipekerjakan;
Dokumentasi tersebut mencakup nama rumah sakit dan nama staf yang menyetujui
o surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah sakit,
penerimaan pasien, alasan rujukan, kondisi spesifik berkenaan dengan transfer pasien
antara lain seper riwayat kesehatan, dan sebagainya; dan
(seper kapan tempat tersedia di rumah sakit penerima, atau kondisi pasien), juga
perubahan kondisi pasien selama rujukan (misalnya pasien meninggal atau memerlukan - verifikasi dari informasi utama, seper tanda registrasi terbaru atau surat izin, khususnya
resusitasi). Dokumentasi lain yang diperlukan sesuai dengan kebijakan rumah sakit bila dokumen tersebut harus diperbaharui secara berkala, dan se ap ser fikasi serta
(misalnya tanda tangan perawat atau dokter yang menerima, nama staf yang memonitor buk menyelesaikan pendidikan spesialisasi atau pendidikan lanjutan.
pasien selama rujukan) juga dicatat pada rekam medis. Rumah sakit perlu untuk melakukan se ap upaya untuk memverifikasi informasi pen ng,
sekalipun bila pendidikan diperoleh di negara lain dan sudah lama berlalu. Web site
Elemen penilaian APK.4.4. yang aman, konfirmasi telepon yang didokumentasikan dari sumber tersebut, konfirmasi
1. Di rekam medis pasien yang pindah dicatat nama rumah sakit tujuan dan nama staf tertulis dan dari pihak ke ga, seper lembaga pemerintah atau non pemerintah, dapat
yang menyetujui penerimaan pasien. digunakan.
2. Di rekam medis pasien yang pindah dicatat hal-hal lain yang diperlukan sesuai dengan
kebijakan rumah sakit yang merujuk. Situasi seper yang dideskripsikan tentang staf medis dalam Maksud dan Tujuan KPS 9
3. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat alasan rujukan. dianggap sebagai penggan yang dapat diterima bagi rumah sakit dalam melakukan
4. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat kondisi khusus sehubungan dengan proses verifikasi kredensial perawat dari sumber utama.
rujukan. Pemenuhan standar mensyaratkan verifikasi sumber utama dilaksanakan untuk :
5. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat segala perubahan dari kondisi pasien - pelamar perawat baru dimulai empat bulan sebelum survei akreditasi awal
selama proses rujukan. - perawat yang dipekerjakan saat ini selama jangka waktu ga tahun untuk memas kan
bahwa verifikasi telah dilaksanakan oleh rumah sakit dengan survei akreditasi
ga tahunan. Hal ini dilaksanakan sesuai prioritas diberikan kepada perawat yang
TRANSPORTASI memberikan pelayanan di tempat dengan resiko nggi seper kamar operasi, instalasi
gawat darurat atau intensive care unit.
• Standar APK.5.
Kegiatan proses rujukan, dan pemulangan pasien rawat inap atau rawat jalan, termasuk Bila verifikasi dak mungkin dilakukan, seper hilangnya karena bencana, hal ini
perencanaan untuk kebutuhan transportasi pasien. didokumentasikan.

• Maksud dan tujuan APK.5. Rumah sakit mempunyai proses untuk memas kan bahwa kredensial dari se ap perawat
Proses untuk merujuk, dan memulangkan pasien mencakup kriteria akan jenis transportasi yang dikontrak juga dikumpulkan, diverifikasi dan direview untuk menjamin kompetensi
yang dibutuhkan pasien. Jenis transportasi bervariasi, mungkin dengan ambulans atau klinis saat sebelum penugasan.

16 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 201


Penilaian ak fitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh otoritas kendaraan lain milik rumah sakit, kendaraan milik keluarga atau teman. Kendaraan yang
internal atau eksternal yang layak. dipilih tergantung kepada kondisi pasien.

Proses evaluasi yang terus menerus terhadap prak si profesional dilakukan secara objek f Bila kendaraan transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan
dan berbasis buk . Hasil proses review bisa berupa dak adanya perubahan dalam tanggung yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan. Rumah sakit
jawab para staf medis, perluasan tanggung jawab, pembatasan tanggung jawab, masa mengiden fikasi situasi transportasi yang mempunyai risiko terkena infeksi dan menerapkan
konseling dan pengawasan, atau kegiatan yang semes nya. Se ap waktu sepanjang tahun, strategi untuk mengurangi risiko tersebut (lihat juga Bab PPI yang harus memenuhi standar
bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan atau yang buruk, dilakukan review serta pengendalian infeksi agar dapat digunakan). Kebutuhan medikamentosa dan perbekalan
mengambil ndakan yang tepat. Hasil review, ndakan yang diambil dan se ap dampak lainnya di dalam kendaraan didasarkan kondisi pasiennya.
atas kewenangan didokumentasikan dalam kredensial staf medis atau file lainnya. Sebagai contoh : mengantar pasien Geriartri pulang dari pelayanan rawat jalan sangat
berbeda dengan kebutuhan pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain karena infeksi berat
• Elemen Penilaian KPS 11. atau luka bakar.
1. Ada evaluasi praktek profesional terus-menerus terhadap kualitas dan keamanan Bila rumah sakit mengadakan kontrak untuk pelayanan transportasi, rumah sakit harus
pelayanan pasien yang diberikan oleh se ap anggota staf medis yang direview dan yakin bahwa kontraktor mempunyai standar untuk pasien dan keamanan kendaraan.
dikomunikasikan kepada se ap anggota staf medis sekurang-kurangnya setahun sekali.
(lihat juga PMKP.1.1, EP 1) Dalam semua kasus, rumah sakit mengadakan evaluasi terhadap kualitas dan keamanan
2. Evaluasi praktek professional yang terus-menerus dan review tahunan dari se ap pelayanan transportasi termasuk penerimaan, evakuasi dan respons terhadap keluhan
anggota staf medis dilaksanakan dengan proses yang seragam yang ditentukan oleh tentang penyediaan atau pengaturan transportasi.
kebijakan rumah sakit.
3. Evaluasi memper mbangkan dan menggunakan data kompara f secara proak f, seper • Elemen penilaian APK.5.
membandingkan dengan ilmu literatur kedokteran berbasis literatur. 1. Terdapat penilaian terhadap kebutuhan transportasi apabila pasien dirujuk ke pusat
4. Evaluasi memper mbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisis yang mendalam pelayanan yang lain, ditransfer ke penyedia pelayanan yang lain atau siap pulang dari
terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku. (lihat juga PMKP.5; PMKP.6; dan TKP.3.4, rawat inap atau kunjungan rawat jalan.
EP 3) 2. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
5. Informasi dari proses evaluasi praktek profesional tersebut didokumentasikan dalam 3. Kendaraan transportasi milik rumah sakit memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
file krendensial anggota staf medis dan file lainnya yang relevan. berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaannya.
4. Pelayanan transportasi dengan kontrak disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit
STAF KEPERAWATAN dalam hal kualitas dan keamanan transportasi (lihat juga TKP.3.3.1, Maksud dan
Tujuan).
• Standar KPS 12. 5. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak maupun
Rumah sakit mempunyai proses yang efek f untuk mengumpulkan, memverifikasi dan milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin, pendidikan, pela han dan pengalaman) medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.
6. Ada proses untuk memonitor kualitas dan keamanan transportasi yang disediakan
• Maksud dan Tujuan KPS 12 atau dikelola rumah sakit, termasuk proses menanggapi keluhan (lihat juga TKP.3.3.1,
Rumah sakit perlu memas kan untuk mempunyai staf keperawatan yang kompeten sesuai Maksud dan Tujuan).
dengan misi, sumber daya dan kebutuhan pasien. Staf keperawatan bertanggungjawab
untuk memberikan asuhan pasien secara langsung. Sebagai tambahan, asuhan keperawatan
memberikan kontribusi terhadap outcome pasien secara keseluruhan. Rumah sakit harus
memas kan bahwa perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan dan
harus spesifik terhadap jenis asuhan dimana mereka diizinkan untuk memberikannya bila

200 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 17


BAB 2 2. Keputusan memberikan penugasan ulang untuk memberikan pelayanan kepada pasien
HAK PASIEN DAN KELUARGA berpedoman pada item a) sampai f) pada Maksud dan Tujuan dan pada review kinerja
(HPK) tahunan dari para prak si.
3. Pelayanan pasien yang diberikan oleh se ap anggota staf medis dirinci secara jelas dan
dikomunikasikan oleh pimpinan rumah sakit ke seluruh rumah sakit maupun ke anggota
GAMBARAN UMUM staf medis.
4. Se ap staf medis hanya memberikan pelayanan medis yang secara spesifik diizinkan
Se ap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, nilai-nilai dan kepercayaan oleh rumah sakit.
masing-masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan
pasien untuk memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial serta nilai spiritual se ap STAF MEDIS
pasien. Monitoring Berkelanjutan (Ongoing Monitoring) dan Evaluasi Anggota Staf Medis

Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga yang tepat atau • Standar KPS 11
mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan pelayanan Rumah Sakit menggunakan proses berkelanjutan terstandardisir (ongoing) untuk
dan proses yang sesuai harapan budaya. mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh se ap
staf medis.
Untuk meningkatkan hak pasien di rumah sakit, harus dimulai dengan mendefinisikan
hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Pasien diberitahu • Maksud dan Tujuan KPS 11
hak mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik untuk menger dan menghorma Ada proses terstandar untuk, sekurang-kuangnya se ap tahun, mengumpulkan data
kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perha an yang relevan tentang se ap prak si untuk direview oleh kepala unit kerja atau pani a
dan hormat guna menjaga martabat pasien. yang berkaitan. Review demikian memungkinkan rumah sakit untuk mengiden fikasi
kecenderungan praktek professional yang memberi dampak pada kualitas asuhan dan
Bab ini mengemukakan proses untuk : keselamatan pasien. Kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi terhadap praktek
- Mengiden fikasi, melindungi dan meningkatkan hak pasien professional secara berkelanjutan melipu tetapi daklah terbatas, pada hal-hal sebagai
berikut :
- Memberitahukan pasien tentang hak mereka
- Review terhadap prosedur-prosedur opera f dan klinis lain serta hasilnya
- Melibatkan keluarga pasien, bila memungkinkan, dalam keputusan tentang pelayanan - Pola penggunaan darah dan obat-obatan/kefarmasian
pasien
- Permintaan untuk pemeriksaan/tes dan prosedur/ ndakan
- Mendapatkan persetujuan ndakan (informed consent) - Pola lama dirawat (length-of-stay)
- Mendidik staf tentang hak pasien. - Data morbiditas dan mortalitas
- Pemanfaatan prak si terhadap konsultasi dan spesialis
Bagaimana proses tersebut dilaksanakan di rumah sakit tergantung pada undang-undang - Kriteria lain yang relevan sebagaimana ditentukan oleh rumah sakit.
dan peraturan yang berlaku serta konvensi interna onal, perjanjian atau persetujuan
tentang hak asasi manusia yang disahkan oleh negara.
Informasi ini bisa diperoleh melalui hal-hal berikut :
Proses ini berkaitan dengan bagaimana rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan - Grafik review berkala
dengan cara yang wajar, sesuai kerangka pelayanan kesehatan dan mekanisme pembiayaan - Observasi langsung
pelayanan kesehatan yang berlaku. Bab ini juga berisi hak pasien dan keluarganya berkaitan - Monitoring terhadap teknik diagnos k dan pengobatan
dengan peneli an dan donasi juga transplantasi organ serta jaringan tubuh. - Monitoring kualitas klinis
- Diskusi dengan sejawat seprofesi dan staf lainnya.

18 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 199


2. Pada penugasan ulang, se ap ga tahun, rumah sakit mencari dan menggunakan STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN
informasi tentang area kompetensi mum dari prak si klinis berikut ini :
a. Asuhan pasien---prak si memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat dan • Standar HPK.1.
efek f untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung hak pasien
pelayanan sampai akhir hayat. dan keluarganya selama dalam pelayanan.
b. Pengetahuan medis/klinis---dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta
• Maksud dan Tujuan HPK.1.
penerapan pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang
Pimpinan rumah sakit terutama bertanggung jawab bagaimana cara pemberian pelayanan
lainnya.
kepada pasien. Sebab itu pimpinan harus mengetahui dan menger hak pasien dan
c. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek----menggunakan buk dan metode
keluarganya, serta tanggung jawab rumah sakit sesuai dengan undang-undang dan
ilmiah untuk inves gasi, evaluasi dan meningkatkan praktek asuhan pasien
peraturan yang berlaku. Kemudian pimpinan mengarahkan untuk memas kan agar
d. Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi----yang akan seluruh staf bertanggungjawab melindungi hak tersebut. Untuk melindungi secara efek f
memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien, keluarga dan dan mengedepankan hak pasien, pimpinan bekerja sama dan berusaha memahami
anggota m kesehatan lain. tanggungjawab mereka dalam hubungannya dengan komunitas yang dilayani rumah
e. Profesionalisme----terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus sakit.
mengembangkan professionalitas, praktek-praktek e ka, pemahaman dan kepekaan Rumah sakit menghorma hak pasien dan dalam beberapa situasi hak is mewa keluarga
terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan pasien, untuk menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang
masyarakat. boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu. Misalnya,
f. Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pasien mungkin dak mau diagnosisnya diketahui keluarga.
pelayanan kesehatan diberikan. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di rumah sakit,
stafnya, serta pasien dan keluarganya. Sebab itu, kebijakan dan prosedur ditetapkan
dan dilaksanakan untuk menjamin bahwa semua staf mengetahui dan memberi respon
Ada tujuan terstandar dan prosedur berbasis buk untuk mengubah semua informasi
terhadap isu hak pasien dan keluarga, ke ka mereka melayani pasien. Rumah sakit
ini menjadi sebuah keputusan mengenai kewenangan bagi seorang prak si. Prosedur
menggunakan pola kerjasama dalam menyusun kebijakan dan prosedur dan bila mungkin,
tersebut didokumentasikan ke dalam kebijakan dan diiku . Pimpinan staf medis dapat
mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam proses.
memperagakan bagaimana prosedur itu menjadi efek f dalam proses penugasan awal dan
maupun proses penugasan ulang. • Elemen Penilaian HPK.1.
1. Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak
Kewenangan klinis, sekali ditetapkan atau ditetapkan ulang, harus tersedia dalam hard pasien dan keluarga.
copy, elektronik atau cara lainnya para individu atau lokasi (contoh, kamar operasi, instalasi 2. Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan undang-
gawat darurat/unit emergensi) di rumah sakit dimana staf medis memberikan pelayanan. undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang dilayaninya
Informasi ini akan membantu memas kan bahwa praktek para staf medis ada dalam batas- (lihat juga TKP.6, EP 1).
batas kompetensi dan kewenangan yang diberikan kepadanya. Informasi ini diperbaharui 3. Rumah sakit menghorma hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari keluarganya,
secara berkala. untuk mendapatkan hak is mewa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak
• Elemen Penilaian KPS 10 lain, dalam situasi tertentu.
1. Rumah sakit menggunakan proses terstandar yang didokumentasikan dalam kebijakan 4. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan dapat
resmi rumah sakit untuk memberikan kewenangan bagi se ap anggota staf medis menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.
dalam memberikan pelayanan pada penugasan pertama dan pada penugasan ulang. 5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan keluarga dalam
(lihat juga AP.3, EP 5, dan MPO.4.2, EP 2) pelayanan rumah sakit.

198 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 19


Standar HPK.1.1. sakit dan disimpan dalam file kepegawaian atau dalam file kredensial yang terpisah bagi
Pelayanan dilaksanakan dengan penuh perha an dan menghorma nilai-nilai pribadi dan se ap anggota staf medis.
kepercayaan pasien. 3. Semua kredensial (antara lain pendidikan, surat izin, registrasi) diverifikasi dengan
sumber yang mengeluarkan kredensial sebelum individu tersebut mulai memberikan
Standar HPK.1.1.1. pelayanan kepada pasien.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan
4. Semua kredensial dalam file (antara lain pendidikan, surat izin , registrasi) terkini dan
keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
terupdate sesuai persyaratan.
kepercayaan pasien.
5. Pada penugasan awal, dibuat pengumuman tentang ketentuan kualifikasi terkini dari
Maksud dan Tujuan HPK.I.1 dan HPK.1.1.1 seseorang untuk memberikan pelayanan asuhan pasien.
Se ap pasien memiliki nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing dan membawanya
kedalam proses pelayanan. Beberapa nilai-nilai dan kepercayaan yang ada pada pasien Elemen Penilaian KPS 9.1.
sering bersumber dari budaya dan agama. Terdapat pula nilai-nilai dan kepercayaan 1. Ada yang diuraikan dalam kebijakan untuk mereview file kredensial se ap staf medis
yang sumbernya dari pasien sendiri. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan secara berkala yang seragam sekurang-kurangnya se ap ga tahun sekali.
kepercayaan mereka dengan tetap menghargai kepercayaan pihak lain. Oleh karena 2. Ada petugas-petugas tertentu yang ditugaskan membuat keputusan resmi dalam rangka
itu keteguhan memegang nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi bentuknya pola memperbaharui izin bagi se ap anggota staf medis untuk melanjutkan pemberian
pelayanan dan cara pasien merespon. Sehingga se ap prak si pelayanan kesehatan harus pelayanan asuhan medis di rumah sakit.
berusaha memahami asuhan dan pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-nilai dan
3. Keputusan tentang pembaharuan tersebut didokementasikan dalam file kredensial dari
kepercayaan pasien.
anggota staf medis tersebut.
Bila pasien atau keluarganya ingin bicara dengan seseorang berkenaan dengan kebutuhan
keagamaan atau spiritualnya, rumah sakit memiliki prosedur untuk melayani hal permintaan STAF MEDIS
tersebut. Proses tersebut dapat dilaksanakan melalui staf bidang kerohanian, dari sumber Penetapan Kewenangan Klinis
lokal atau sumber rujukan keluarga. Proses merespon dapat lebih rumit, misalnya, rumah
sakit atau negara dak mengakui sumber agama atau kepercayaan tertentu yang justru • Standar KPS 10
diminta. Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis buk untuk memberi
wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien dan memberikan
Elemen Penilaian HPK.1.1. pelayanan klinis lainnya konsisten/sesuai dengan kualifikasi.
1. Terdapat proses untuk mengiden fikasi dan menghorma nilai-nilai dan kepercayaan
pasien dan bila mungkin, juga keluarganya (lihat juga PPK.3.1, EP 1 dan PP.7, EP 1) . • Maksud dan Tujuan KPS 10
2. Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang menghorma Penentuan kompetensi klinis terkini dan membuat keputusan tentang staf medis tertentu
nilai-nilai dan kepercayaan pasien. akan diberi izin untuk memberikan pelayanan klinis apa saja, disebut “privileging”, dalam
penentuan yang paling kri s bagi rumah sakit untuk menjaga keselamatan pasien dan lebih
Elemen Penilaian HPK 1.1.1. lanjut dalam menjaga kualitas pelayanan klinis.
1. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang bersifat ru n maupun
kompleks yang berkenaan dengan agama atau dukungan spiritual. Keputusan tentang pemberian kewenangan tersebut dibuat sebagai berikut :
2. Rumah sakit merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual 1. Rumah sakit memilih proses yang distandardisir untuk mengidenfikasi pelayanan
pasien. klinis bagi se ap individu. Pada penugasan awal di rumah sakit, kredensial yang
diiden fikasikan pada KPS 9 akan menjadi dasar utama untuk menentukan kewenangan/
Standar HPK.1.2. privilege. Bila tersedia, surat-surat/berkas dari tempat praktek/kerja sebelumnya, dari
Pelayanan menghorma kebutuhan privasi pasien. sejawat seprofesi, penghargaan dan sumber informasi lainnya juga diper mbangkan.

20 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 197


Rumah sakit perlu melakukan segala upaya untuk mem-verifikasi informasi yang esensial, Maksud dan Tujuan HPK.1.2.
sekalipun bila pendidikan dilakukan diluar negeri dan di masa jauh sebelumnya. Website Privasi pasien pen ng, khususnya pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur
yang aman, konfirmasi melalui telepon dari berbagai sumber terdokumentasi, konfirmasi / ndakan, pengobatan, dan transportasi. Pasien mungkin menghendaki privasi dari staf
tertulis, dan pihak ke ga, seper ditetapkan kantor resmi pemerintah atau non pemerintah lain, dari pasien yang lain, bahkan dari keluarganya. Mungkin mereka juga dak bersedia
dapat digunakan. difoto, direkam atau berpar sipasi dalam wawancara survei akreditasi. Meskipun ada
beberapa cara pendekatan yang umum dalam menyediakan privasi bagi semua pasien,
Kepatuhan terhadap standar mengharuskan verifikasi atas krendensial individu harus se ap individu pasien dapat mempunyai harapan privasi tambahan atau yang berbeda
berasal dari sumber utama. Untuk maksud memenuhi persyaratan ini secara bertahap, dan kebutuhan berkenaan dengan situasi, harapan dan kebutuhan ini dapat berubah
verifikasi sumber utama diperlukan untuk prak si baru dimulai empat bulan sebelum dari waktu ke waktu. Jadi, ke ka staf memberikan pelayanan kepada pasien, mereka
survei awal akreditasi. Semua prak si lainnya harus mempunyai verifikasi dari sumber perlu menanyakan kebutuhan dan harapan pasien terhadap privasi dalam kaitan dengan
utama pada saat survei akreditasi rumah sakit ga tahunan. asuhan atau pelayanan. Komunikasi antara staf dan pasien membangun kepercayaan dan
komunikasi terbuka dan dak perlu didokumentasi.
Ini dicapai selama periode ga tahun, berdasarkan suatu rencana yang memberikan prioritas
pada verifikasi kredensial bagi prak si ak f yang melaksanakan pelayanan berisiko nggi. Elemen Penilaian HPK.1.2.
1. Staf mengiden fikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan
Catatan : Persyaratan ini ditujukan hanya untuk verifikasi kredensial. Semua prak si medis pengobatan.
memiliki kredensial yang dikumpulkan dan direview dan memiliki kewenangan tertentu. 2. Keinginan pasien untuk privasi dihorma pada se ap wawancara klinis, pemeriksaan,
Tidak ada tahapan untuk proses ini. prosedur/pengobatan dan transportasi.

Bila verifikasi dak dimungkinkan, seper hilangnya catatan karena bencana, maka hal ini Standar HPK.1.3.
didokumentasikan. Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau
kehilangan.
Rumah sakit mengumpulkan dan memelihara se ap file kredensial masing-masing prak si.
Proses tersebut berlaku untuk semua jenis dan ngkatan staf (karyawan tetap, tenaga Maksud dan Tujuan HPK.1.3.
honor, tenaga kontrak dan tenaga tamu). Rumah sakit mengkomunikasikan tanggung jawabnya, bila ada, terhadap barang-barang
milik pasien kepada pasien dan keluarganya. Ke ka rumah sakit mengambil tanggung jawab
Rumah sakit mereview file se ap staf medis pada awal penugasan dan kemudian sekurang- untuk beberapa atau semua barang milik pribadi pasien yang dibawa ke rumah sakit, ada
kurangnya se ap ga tahun untuk memas kan bahwa staf medis mendapat izin yang proses mencatat nilai barang tersebut dan memas kan barang tersebut dak akan hilang
terbaru, dak ada kompromi pelanggaran disiplin dengan agen pemberi izin dan ser fikat, atau dicuri. Proses ini berlaku bagi barang milik pasien emergensi, pasien bedah rawat
memiliki dokumentasi yang cukup untuk memperoleh kewenangan baru atau diperluas di sehari, pasien rawat inap dan pasien yang dak mampu mengamankan barang miliknya
rumah sakit, dan secara fisik maupun mental mampu melakukan asuhan dan pengobatan dan mereka yang dak mampu membuat keputusan mengenai barang pribadinya.
pasien tanpa supervisi. Kebijakan rumah sakit mengiden fikasi individu atau mekanisme
pertanggungjawaban terhadap review ini, se ap kriteria digunakan untuk membuat Elemen Penilaian HPK.1.3.
keputusan, dan bagaimana keputusan akan didokumentasikan. 1. Rumah sakit telah menentukan ngkat tanggung jawabnya terhadap barang milik
pasien.
• Elemen Penilaian KPS 9 2. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam melindungi
1. Mereka yang memperoleh izin berdasarkan peraturan perundangan dan dari rumah barang milik pribadi.
sakit untuk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi diiden fikasi. 3. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung jawab atau
2. Kredensial yang diperlukan (antara lain : pendidikan, surat izin, registrasi) sesuai apabila pasien dak dapat melaksanakan tanggung jawabnya.
peraturan dan kebijakan rumah sakit bagi se ap anggota staf medis dicopy oleh rumah

196 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 21


Standar HPK.1.4. 5. Ada kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan ndak lanjut terhadap staf yang terpapar
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik. penyakit infeksius, yang dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian
infeksi. (lihat juga PPI.5, EP 2)
Maksud dan Tujuan HPK.1.4.
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung, STAF MEDIS
pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini terutama bagi bayi, anak-anak, Menetapkan keanggotaan Staf Medis
lanjut usia dan lainnya yang dak mampu melindungi dirinya atau memberi tanda untuk
minta bantuan. Rumah sakit berupaya mencegah kekerasan melalui prosedur inves gasi • Standar KPS 9
pada se ap orang yang dak memiliki iden fikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau Rumah sakit mempunyai proses yang efek f untuk mengumpulkan, memverifikasi,
terisolasi di rumah sakit dan secara cepat bereaksi terhadap mereka yang berada dalam mengevaluasi kredensial/buk -buk keahlian/kelulusan (izin/lisensi, pendidikan, pela han,
bahaya kekerasan. kompetensi dan pengalaman) dari staf medis yang diizinkan untuk memberikan asuhan
pasien tanpa supervisi.
Elemen Penilaian HPK.1.4.
1. Rumah sakit mempunyai proses untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik. Standar KPS 9.1.
2. Bayi, anak-anak, lanjut usia dan lainnya yang kurang / dak mampu melindungi dirinya Pimpinan membuat keputusan yang diinformasikan tentang pembaharuan izin bagi se ap
sendiri menjadi perha an dalam proses ini. anggota staf medis dapat melanjutkan memberikan pelayanan asuhan pasien sekurang-
kurangnya se ap ga tahun
3. lndividu yang dak memiliki iden tas diperiksa.
4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor. • Maksud dan Tujuan KPS 9 dan KPS 9.1
Staf medis dijabarkan sebagai semua dokter dan dokter gigi, dan profesional lain yang diberi
Standar HPK.1.5. izin untuk praktek independen/mandiri (tanpa supervisi) dan yang memberikan pelayanan
Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan preven f, kura f, restora f, bedah, rehabilita f atau pelayanan medis lain atau pelayanan
perlindungan yang layak. gigi kepada pasien; atau yang memberikan pelayanan interpreta f kepada pasien, seper
patologi, radiologi atau pelayanan laboratorium, tanpa memandang klasifikasi penugasan
Maksud dan Tujuan HPK.1.5. oleh rumah sakit, status kepegawaian, kontrak, atau kerjasama lain dengan individu untuk
Rumah sakit mengiden fikasi kelompok pasien yang lemah dan yang berisiko dan memberikan pelayanan asuhan pasien. Orang-orang ini ini penanggung jawab utama atas
menetapkan proses untuk melindungi hak dari kelompok pasien tersebut. Kelompok pasien asuhan pasien dan hasil asuhan. Karenanya, rumah sakit sangat bertanggung jawab untuk
yang lemah dan tanggung jawab rumah sakit dapat tercantum dalam undang-undang atau memas kan bahwa se ap prak si kompeten untuk memberikan asuhan dan pengobatan
peraturan. Staf rumah sakit memahami tanggung jawabnya dalam proses ini. Sekurang- yang aman dan efek f kepada pasien.
kurangnya anak-anak, pasien yang cacat, lanjut usia dan populasi pasien lain yang berisiko Rumah sakit mengasumsikani akuntabilitas ini dengan :
juga dilindungi. Pasien koma dan mereka dengan gangguan mental atau emosional, bila - memahami peraturan perundangan yang berlaku, yang mengiden fikasi mereka yang
ada di rumah sakit juga dilindungi. Selain dari kekerasan fisik, perlindungan diperluas diizinkan untuk bekerja mandiri dan memas kan bahwa rumah sakit juga mengizinkan
juga untuk masalah keamanan yang lain, seper perlindungan dari penyiksaan, kelalaian prak si tersebut bekerja mandiri di rumah sakit;
asuhan, dak dilaksanakannya pelayanan, atau bantuan dalam kejadian kebakaran. - mengumpulkan semua kredensial yang ada dari para prak si melipu sekurang-
kurangnya, buk pendidikan dan pela han, buk surat izin; buk kompetensi terkini
Elemen Penilaian HPK.1.5. melalui informasi dari rumah sakit lain dimana prak si tersebut berpraktek, dan juga
1. Rumah sakit mengiden fikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d PP.3.9). surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang bisa diperoleh rumah sakit, seper
2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di iden fikasi rumah antara lain riwayat kesehatan, foto;
sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8). - verifikasi informasi pen ng seper surat tanda registrasi surat izin terkini, khususnya
bila dokumen dimaksud diperbaharui secara berkala, dan se ap ser fikat serta buk
3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.
menyelesaikan pendidikan pasca sarjana.

22 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 195


4. Rumah sakit memiliki dokumentasi dari status penda aran, perizinan atau ser fikasi Standar HPK.1.6.
yang diperoleh dan kualifikasi klasifikasi akademis dari para peserta pela han. lnformasi tentang pasien adalah rahasia
5. Rumah sakit memahami dan menyediakan ngkat supervisi yang dipersyaratkan untuk
se ap jenis dan ngkat peserta pela han Maksud dan Tujuan HPK.1.6.
6. Rumah sakit mengintegrasikan peserta pela han ke dalam orientasinya, program mutu, lnformasi medis dan kesehatan lainnya, bila didokumentasikan dan dikumpulkan, adalah
keselamatan pasien, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan program lainnya. pen ng untuk memahami pasien dan kebutuhannya serta untuk memberikan asuhan
dan pelayanan. lnformasi tersebut dapat dalam bentuk tulisan di kertas atau rekaman
elektronik atau kombinasi. Rumah sakit menghorma informasi tersebut sebagai hal yang
Standar KPS 8.4. bersifat rahasia dan telah menerapkan kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi
Rumah sakit menyediakan program kesehatan dan keselamatan staf tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan. Kebijakan dan prosedur tercermin dalam
pelepasan informasi sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan.
Maksud dan Tujuan KPS 8.4.
Program kesehatan dan keselamatan staf rumah sakit pen ng untuk menjaga kesehatan, Staf menghorma kerahasiaan pasien dengan dak memasang/memampang informasi
kepuasan, dan produk fitas staf. Keselamatan staf juga menjadi bagian dari program mutu rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse sta on dan dak membicarakannya di tempat
dan keselamatan pasien rumah sakit. Bagaimana rumah sakit memberi orientasi dan umum. Staf mengetahui undang-undang dan peraturan tentang tata kelola kerahasiaan
mela h staf, menyediakan tempat kerja yang aman, memelihara peralatan biomedis dan informasi dan memberitahukan pasien tentang bagaimana rumah sakit menghorma
peralatan lainnya, mencegah atau mengendalikan infeksi yang terkait pelayanan kesehatan, kerahasiaan informasi. Pasien juga diberitahu tentang kapan dan pada situasi bagaimana
dan berbagai faktor lain yang menentukan kesehatan dan kesejahteraan staf. (lihat juga informasi tersebut dapat dilepas dan bagaimana meminta izin untuk itu.
PPI.5.1, EP 2)
Rumah sakit mempunyai kebijakan tentang akses pasien terhadap informasi kesehatannya
Program kesehatan dan keselamatan staf dapat ditempatkan di rumah sakit atau dan proses mendapatkan akses bila diizinkan (lihat juga MKI.10, EP 2 dan MKI.16, Maksud
diintegrasikan dengan program eksternal. Bagaimanapun susunan kepegawaian dan dan Tujuan).
struktur dari program tersebut, staf memahami bagaimana cara melapor, memperoleh
pengobatan dan menerima konseling serta ndak lanjut atas cedera seper tertusuk jarum, Elemen Penilaian HPK.1.6.
terpapar penyakit infeksius, iden fikasi risiko dan kondisi fasilitas yang membahayakan, 1. Pasien diinformasikan tentang bagaimana informasi pasien dijaga kerahasiaannya dan
dan masalah kesehatan maupun masalah keselamatan lainnya. Program tersebut dapat tentang undang-undang dan peraturan yang mengatur pelepasan atau penyimpanan
juga menyediakan skrining kesehatan pada awal diterima bekerja, imunisasi pencegahan informasi secara konfidensial.
dan pemeriksaan kesehatan berkala, pengobatan untuk penyakit akibat kerja yang umum, 2. Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan informasi yang dak tercakup dalam
seper cedera punggung, atau cedera lain yang lebih urgen/gen ng. undang-undang dan peraturan.
3. Rumah sakit menghorma kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Rancangan program mencakup masukan dari staf dan memakai sumber klinis di rumah
sakit maupun yang di masyarakat. • Standar HPK.2.
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpar sipasi dalam proses
Elemen Penilaian KPS 8.4. pelayanan.
1. Pimpinan dan staf rumah sakit merencanakan program kesehatan dan keselamatan
2. Program ini merespons kebutuhan staf yang urgen maupun nonurgen melalui • Maksud dan Tujuan HPK.2.
pengobatan langsung dan rujukan Pasien dan keluarga berpar sipasi dalam proses pelayanan melalui pembuatan keputusan
tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, dan bahkan menolak prosedur
3. Data program menginformasikan program mutu dan keselamatan rumah sakit
diagnos k dan pengobatan. Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan
4. Ada kebijakan tentang pemberian vaksinasi dan imunisasi bagi staf pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan mengembangkan dan

194 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 23


mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang terkait. Kebijakan dan prosedur dengan menyiapkan ruangan, peralatan dan waktu untuk program pendidikan dan
mengenai hak pasien untuk mencari second opinion / pendapat kedua tanpa takut untuk pela han. Tersedianya informasi ilmiah mutakhir mendukung pendidikan dan pela han
berkompromi dalam hal pelayanan, baik di dalam maupun dil luar rumah sakit. Semua staf tersebut.
dila h untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam peran mereka mendukung hak
pasien dan keluarganya untuk berpar sipasi dalam proses pelayanan. Pendidikan dan pela han tersebut dapat dilaksanakan di lokasi yang terpusat atau
di sejumlah tempat yang lebih kecil di dalam fasilitas untuk belajar dan peningkatan
• Elemen Penilaian HPK.2. ketrampilan. Pendidikan dapat ditawarkan sekaligus kepada semua atau berkali-kali kepada
1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong keterlibatan staf secara bergiliran untuk meminimalisir dampak terhadap kegiatan asuhan pasien.
pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1;
PP.7.1, EP 5; PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3) Elemen Penilaian KPS 8.2.
2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk dak menimbulkan rasa 1. Rumah sakit menyediakan fasilitas dan peralatan untuk pendidikan dan pela han staf
takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan mereka baik yang in-service
didalam maupun diluar rumah sakit 2. Rumah sakit menyediakan waktu yang cukup/adekuat bagi semua staf untuk
3. Staf diberikan pela han dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta peran mereka berpar sipasi dalam kesempatan pendidikan dan pela han yang relevan
dalam mendukung par sipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan
Standar KPS 8.3.
Pendidikan professional kesehatan, bila dilakukan di dalam rumah sakit, berpedoman pada
Standar HPK.2.1. parameter pendidikan yang ditetapkan oleh program akademis yang mensubsidi.
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat
dimenger tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan Maksud dan Tujuan KPS 8.3.
se ap diagnosis pas , bagaimana mereka ingin dijelaskan tentang rencana pelayanan dan Seringkali rumah sakit menjadi sarana klinis untuk pela han mahasiswa kedokteran,
pengobatan, serta bagaimana mereka dapat berpar sipasi dalam keputusan pelayanan, keperawatan, prak si kesehatan lain dan mahasiswa lainnya. Bila rumah sakit berpar sipasi
bila mereka memintanya. dalam program pela han demikian, rumah sakit :
- menyiapkan mekanisme untuk pengawasan terhadap program;
Maksud dan Tujuan HPK.2.1. - memperoleh dan menerima parameter dari program akademis yang mensubsidi;
Untuk par sipasi pasien dan keluarga dalam keputusan tentang asuhan, mereka - mempunyai catatan lengkap dari semua peserta pela han/trainee di rumah sakit;
membutuhkan informasi dasar tentang kondisi medis yang ditemukan dalam asesmen, - mempunyai dokumentasi dari status penda aran, perizinan atau ser fikasi yang
termasuk diagnosis pas bila perlu, dan usulan pelayanan dan pengobatan. Pasien dan diperoleh, dan klasifikasi akademis dari peserta pela han;
keluarganya memahami kapan mereka akan diberitahu informasi ini dan siapa yang
- memahami dan menyediakan ngkat supervisi untuk se ap jenis dan ngkat peserta
bertanggung jawab memberitahu mereka. Pasien dan keluarganya memahami jenis
pela han;
keputusan yang harus dibuat tentang pelayanannya dan bagaimana berpar sipasi dalam
- mengintegrasikan peserta pela han dalam orientasi tentang rumah sakit, program mutu,
membuat keputusan tersebut. Sebagai tambahan, pasien dan keluarga perlu memahami
keselamatan pasien, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan program lainnya.
proses di rumah sakit dalam mendapatkan persetujuan dan untuk pelayanan apa, tes,
prosedur dan pengobatan yang perlu persetujuan mereka.
Elemen Penilaian KPS 8.3.
Meskipun ada beberapa pasien yang dak mau diberitahu tentang diagnosis pas atau 1. Rumah sakit menyediakan mekanisme untuk pengawasan program pela han
untuk berpartsipasi dalam keputusan tentang pelayanannya, mereka diberi kesempatan 2. Rumah sakit mendapatkan dan menerima parameter dari program akademis yang
dan dapat memilih berpar sipasi melalui keluarganya, teman atau wakil yang dapat mensubsidi;
mengambil keputusan (lihat juga PPK.5, EP 3). 3. Rumah sakit memiliki catatan lengkap dari semua peserta pela han di dalam rumah
sakit

24 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 193


• Elemen Penilaian KPS 8 Elemen Penilaian HPK.2.1.
1. Rumah sakit menggunakan berbagai sumber data dan informasi, termasuk hasil kegiatan 1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan
pengukuran kegiatan mutu dan keselamatan, untuk mengiden fikasi kebutuhan tentang kondisi medis dan diagnosis pas , bila perlu (lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2
pendidikan staf. EP 6).
2. Program pendidikan direncanakan berdasarkan data dan informasi tersebut. 2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan pela han in-service secara terus-menerus. (lihat tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
juga AP.5.1, EP6, dan AP.6.2, EP 7) 3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses
4. Pendidikan tersebut relevan dengan kemampuan staf untuk memenuhi kebutuhan bagaimana cara memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).
pasien dan/atau persyaratan pendidikan berkelanjutan. (lihat juga AP.5.1, EP 6 dan 4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpar sipasi dalam keputusan
AP.6.2, EP 7) pelayanannya, bila mereka menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1,
EP 5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).
Standar KPS 8.1.
Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf lain yang diiden fikasi oleh rumah sakit Standar HPK.2.1.1.
dila h dan dapat menunjukkan kompetensi yang layak dalam teknik resusitasi.
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana mereka akan
dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang dak diharapkan
Maksud dan Tujuan KPS 8.1.
dan siapa yang akan memberitahukan.
Se ap rumah sakit mengiden fikasi staf mana yang perlu mendapat pela han dalam
teknik resusitasi dan ngkat pela hannya (dasar atau lanjut) sesuai dengan tugas mereka
Maksud dan Tujuan HPK.2.1.1.
di rumah sakit.
Tingkat pela han yang tepat bagi mereka yang diiden fikasi diulang berdasarkan Selama dalam proses pelayanan, pasien ,dan bila perlu, keluarganya, mempunyai hak untuk
persyaratan dan/atau kerangka waktu yang diiden fikasi oleh program pela han yang diberitahu mengenai hasil dari rencana pelayanan dan pengobatan. Juga pen ng bahwa
diakui, atau se ap dua tahun jika program pela han yang diakui dak digunakan. Ada buk mereka diberitahu tentang hasil yang dak diharapkan dari pelayanan dan pengobatan,
yang menunjukkan bahwa se ap staf yang mengiku pela han memang mencapai ngkat seper kejadian dak teran sipasi saat operasi atau obat yang diresepkan atau pengobatan
kompetensi yang diinginkan. lain. Harus jelas bagi pasien bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu tentang hasil yang diharapkan dan yang dak diharapkan.
Elemen Penilaian KPS 8.1.
1. Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf lain yang diiden fikasi oleh rumah sakit Elemen Penilaian HPK.2.1.1.
untuk dila h dalam cardiac life support yang ditetapkan. 1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang
2. Tingkat pela han yang tepat diberikan dengan frekuensi yang cukup untuk memenuhi akan memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga
kebutuhan staf. PP.2.4, EP 1)
3. Ada buk yang menunjukkan bahwa seorang staf lulus pela han tersebut. 2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang
4. Tingkat pela han yang diinginkan untuk se ap individu diulang berdasarkan persyaratan akan memberitahu mereka tentang hasil yang dak dian sipasi dari pelayanan dan
dan/ atau kerangka waktu yang ditetapkan oleh program pela han yang diakui, atau pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 2).
se ap dua tahun bila program pela han yang diakui itu dak digunakan
Standar HPK.2.2.
Standar KPS 8.2. Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka
Rumah sakit menyediakan fasilitas dan waktu untuk pendidikan dan pela han staf. yang berhubungan dengan penolakan atau dak melanjutkan pengobatan.

Maksud dan Tujuan KPS 8.2. Maksud dan Tujuan HPK.2.2.


Ada komitmen pimpinan rumah sakit untuk mendukung pendidikan, in-service berkelanjutan Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan
untuk dak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang direncanakan atau meneruskan

192 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 25


pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai. Rumah sakit memberitahukan • Elemen Penilaian KPS 7
pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari 1. Anggota staf klinis dan nonklinis baru diberikan orientasi tentang rumah sakit, tentang
keputusan tersebut dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tanggungjawab pekerjaan
Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alterna f pelayanan dan pengobatan (lihat juga serta se ap penugasan khusus.
APK.3.5, EP 1). 2. Pekerja kontrak diberikan orientasi tentang rumah sakit, tentang unit kerja dan unit
dimana mereka ditugaskan dan tentang tanggungjawab pekerjaan serta se ap
Elemen Penilaian HPK.2.2. penugasan khusus mereka.
1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk 3. Tenaga sukarela diberikan orientasi tentang rumah sakit dan tanggungjawab yang
menolak atau dak melanjutkan pengobatan (lihat juga APK.3.5, EP 2). diberikan
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari 4. Mahasiswa/trainee dilakukan orientasi pada rumah sakit dan tanggungjawab yang
keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2). diberikan
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka
• Standar KPS 8
berkaitan dengan keputusan tersebut.
Se ap staf memperoleh pendidikan dan pela han yang in-service berkelanjutan, maupun
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alterna f yang lain untuk menjaga atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya
pelayanan dan pengobatan.
• Maksud dan Tujuan KPS 8
Standar HPK.2.3. Rumah sakit mengambil data dari berbagai sumber untuk mengetahui kebutuhan
Rumah sakit menghorma keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi pendidikan berkelanjutan bagi staf. Hasil kegiatan pengukuran terhadap kualitas dan
atau membatalkan atau memberhen kan pengobatan bantuan hidup dasar. keselamatan merupakan salah satu sumber informasi untuk mengiden fikasi kebutuhan
pendidikan bagi staf. Juga, data monitoring dari program manajemen fasilitas, pengenalan
Maksud dan Tujuan HPK.2.3. area-area teknologi baru, ketrampilan dan pengetahuan, diiden fikasi melalui review
Keputusan menolak pelayanan resusitasi serta melanjutkan atau menolak pengobatan kinerja, prosedur klinis baru, dan rencana masa depan untuk menyediakan pelayanan baru
bantuan hidup dasar merupakan keputusan paling sulit yang dihadapi pasien, keluarga, merepresentasikan sumber data tersebut. Rumah sakit punya proses untuk mengumpulkan
profesional pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Tidak ada satupun proses yang dapat dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk merencanakan program pendidikan
mengan sipasi semua situasi dimana keputusan perlu dibuat. Karena itu, pen ng bagi staf. Juga, rumah sakit menentukan staf yang mana, seper staf profesional kesehatan,
rumah sakit untuk mengembangkan kerangka kerja dalam pembuatan keputusan yang diharuskan untuk memperoleh pendidikan berkelanjutan guna menjaga kredensial mereka
sulit tersebut. Kerangka kerja : dan bagaimana pendidikan staf ini dimonitor dan didokumentasikan. (lihat juga TKP.3.5, EP 3)
- Membantu rumah sakit mengiden fikasi posisinya pada masalah ini.
Untuk menjaga kinerja staf yang baik/akseptabel, untuk mengajarkan ketrampilan baru dan
- Memas kan bahwa posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya serta
memberikan pela han untuk peralatan dan prosedur baru, rumah sakit menyediakan atau
semua persyaratan hukum dan peraturan, khususnya dengan persyaratan hukum untuk
merancang fasilitas, pendidik dan waktu bagi pendidikan in-service dan pendidikan lainnya
resusitasi yang dak konsisten dengan keinginan pasien.
yang berkelanjutan. Pendidikan ini relevan untuk se ap staf dan juga untuk kemajuan rumah
- Mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang
sakit yang berlanjut dalam memenuhi kebutuhan pasien. Contohnya, staf medis mungkin
berjalan.
menerima pendidikan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi, peningkatan praktek
- Memandu para profesional kesehatan melalui isu e ka dan hukum dalam melaksanakan
kedokteran yang berkelanjutan, atau penggunaan teknologi baru. Se ap keberhasilan
keinginan pasien yang demikian.
pendidikan staf didokumentasikan dalam berkas kepegawaian staf tersebut.
Untuk memas kan bahwa proses pengambilan keputusan berkaitan dengan pelaksanaan Sebagai tambahan, se ap rumah sakit mengembangkan dan mengimplementasikan
keinginan pasien dilakukan secara konsisten, rumah sakit mengembangkan kebijakan dan program kesehatan dan keselamatan staf yang layak bagi kebutuhan kesehatan staf serta
prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesional dan sudut pandang. menyangkut keselamatan rumah sakit maupun staf.

26 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 191


Susunan kepegawaian yang aktual dan direncanakan dimonitor terus-menerus dan Kebijakan dan prosedur mengiden fikasi garis-garis akuntabilitas dan tanggungjawab serta
rencana terebut di-update sesuai kebutuhan. Bila dimonitor pada ngkat departeman dan bagaimana proses didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
pelayanan, ada proses kerjasama agar para pimpinan rumah sakit dapat memperbaharui/
meng-update rencana secara keseluruhan. Elemen Penilaian HPK.2.3.
1. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi
• Elemen Penilaian KPS 6 dan membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
1. Ada rencana tertulis untuk penempatan staf/susunan kepegawaian rumah sakit 2. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya masyarakat, serta persyaratan
2. Pimpinan mengembangkan rencana tersebut secara kolabora f hukum dan peraturan.
3. Jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan di iden fikasi dalam rencana dengan
menggunakan metode penyusunan pegawai/ penempatan staf yang diakui. (lihat juga Standar HPK.2.4.
AP.6.3, EP 5) Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat.
4. Rencana mengatur penugasan dan penugasan kembali staf
5. Rencana mengatur transfer/alih tanggung jawab dari petugas yang satu kepada yang Maksud dan Tujuan HPK.2.4
lain Nyeri merupakan bagian yang umum dari pengalaman pasien, dan nyeri yang dak
berkurang menimbulkan dampak yang dak diharapkan kepada pasien secara fisik maupun
Elemen Penilaian KPS 6.1. psikologis. Respon pasien terhadap nyeri seringkali berada dalam konteks norma sosial
1. Efek fitas rencana penempatan staf/susunan kepegawaian dimonitor secara terus- dan tradisi keagamaan. Jadi, pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri. Proses
menerus pelayanan rumah sakit mengakui dan menggambarkan hak pasien dalam asesmen dan
2. Rencana direvisi dan diperbaharui bila perlu managemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.6).

ORIENTASI DAN PENDIDIKAN Elemen Penilaian HPK.2.4.


1. Rumah sakit menghorma dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen
• Standar KPS 7 nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
Seluruh staf, baik klinis maupun nonklinis diberikan orientasi tentang rumah sakit, 2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien untuk
departemen/ unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tugas tanggung melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara akurat.
jawab mereka yang spesifik saat mereka diangkat sebagai staf.
Standar HPK.2.5.
• Maksud dan Tujuan KPS 7 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat
Keputusan untuk mengangkat seseorang sebagai staf rumah sakit menimbulkan terjadinya dan kasih sayang pada akhir kehidupannya.
beberapa proses. Agar berkinerja baik, staf baru, apapun status kepegawaiannya, perlu
mengenal keseluruhan rumah sakit dan bagaimana tanggungjawabnya yang spesifik/ Maksud dan Tujuan HPK.2.5.
khusus klinis atau nonklinis berkontribusi pada misi rumah sakit. Ini dapat dicapai melalui Pasien yang sedang menghadapi kema an mempunyai kebutuhan yang unik untuk untuk
orientasi umum tentang rumah sakit dan tugasnya di rumah sakit serta orientasi yang pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang. Perha an terhadap kenyamanan dan
spesifik tentang tugas tanggung jawab dalam jabatannya. Orientasi tersebut termasuk martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
pelaporan medical error, pencegahan dan pengendalian infeksi, kebijakan rumah sakit Agar dapat terlaksana, semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
terhadap perintah medikasi melalui telepon dan sebagainya. (lihat juga TKP.5.4, EP 1 dan kehidupannya. Kebutuhan ini melipu pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder,
2, dan PPI.11, EP 4) manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP. 6); respon terhadap aspek psikologis, sosial,
emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya (lihat juga HPK.1.1; HPK.1.1.1 dan
Pekerja kontrak, tenaga sukarela dan mahasiswa/trainee juga diberikan orientasi tentang HPK.1.2) serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
rumah sakit dan penugasan atau tanggungjawab khusus/spesifik mereka, seper
keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian infeksi.

190 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 27


Elemen Penilaian HPK.2.5. profesi kesehatan, termasuk mereka yang diizinkan oleh undang-undang dan rumah sakit
1. Rumah sakit mengakui bahwa pasien yang menghadapi kema an mempunyai untuk praktek/bekerja mandiri, diuraikan di KPS 9 untuk staf medis, KPS 12 untuk staf
kebutuhan yang unik. perawat dan KPS 15 untuk staf professional kesehatan lainnya. Catatan distandarisasi dan
2. Staf rumah sakit menghorma hak pasien yang sedang menghadapi kema an, memiliki selalu dimutakhirkan sesuai kebijakan rumah sakit.
kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses asuhan.
• Elemen Penilaian KPS 5
• Standar HPK.3. 1. Informasi kepegawaian dipelihara untuk se ap staf
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai proses 2. File kepegawaian berisi kualifikasi staf tersebut
untuk menerima dan ber ndak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang 3. File kepegawaian berisi uraian tugas dari staf tersebut, bila ada
pelayanan pasien serta hak pasien untuk berpar sipasi dalam proses ini. 4. File kepegawaian berisi riwayat pekerjaan dari staf
5. File kepegawaian berisi hasil evaluasi
• Maksud dan Tujuan HPK.3. 6. File kepegawaian berisi catatan pendidikan in-service yang diiku nya
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka 7. File kepegawaian distandarisasi dan tetap mutakhir
terima, untuk kemudian keluhan tersebut ditelaah dan bila mungkin diselesaikan. Juga,
keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau • Standar KPS 6
dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya. Dilema Rencana susunan kepegawaian rumah sakit dikembangkan bersama-sama oleh para
ini dapat mbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut pimpinan, dengan menetapkan jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang diinginkan
bisa sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar. Standar KPS 6.1.
Rencana susunan kepegawaian direview secara terus-menerus dan diperbaharui/di-update
sesuai kebutuhan.
Rumah sakit telah menetapkan cara-cara mencari solusi terhadap dilema dan keluhan
tersebut. Rumah sakit mengiden fikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu
• Maksud dan Tujuan KPS 6 dan KPS 6.1.
dilibatkan dalam proses dan bagaimana pasien dan keluarganya berpar sipasi.
Susunan kepegawaian yang tepat dan adekuat/mencukupi adalah pen ng bagi asuhan
pasien, demikian pula untuk semua kegiatan pengajaran dan peneli an dimana rumah
• Elemen Penilaian HPK.3.
sakit mungkin diikut sertakan. Perencanaan staf dilaksanakan oleh para pimpinan rumah
1. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan
sakit. Proses perencanaan menggunakan metode yang diakui untuk menentukan jenjang
pendapat.
kepegawaian. Contoh, sistem ketajaman (acuity) pasien digunakan untuk menetapkan
2. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki oleh rumah sakit.
jumlah perawat yang berlisensi dengan pengalaman perawatan pediatrik intensif untuk
3. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang mbul dalam proses asuhan ditelaah. staf ditempatkan di unit perawatan intensif pediatrik 10-tempat- dur.
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian.
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan. Rencana ini ditulis dan mengiden fikasi jumlah serta jenis staf yang dibutuhkan dengan
keterampilan, pengetahuan dan ketentuan lain yang dibutuhkan oleh masing-masing
• Standar HPK.4. departemen/unit kerja dan pelayanan. Rencana tersebut mengatur :
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengiden fikasi nilai-nilai dan - penugasan kembali staf dari satu unit kerja atau pelayanan ke unit kerja atau pelayanan
kepercayaan pasien serta melindungi hak pasien. lainnya dalam menjawab perubahan kebutuhan pasien atau kekurangan staf;
- per mbangan dalam permintaan staf untuk ditugaskan kembali berdasarkan nilai
• Maksud dan Tujuan HPK.4. budaya atau kepercayaan agama; dan
Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan keluarganya. Pendidikan - kebijakan dan prosedur untuk alih/transfer tanggung jawab dari satu petugas ke petugas
menyadarkan bahwa staf dapat mempunyai nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda lainnya (seper , dari dokter ke perawat) bila tanggung jawab itu berada di luar wilayah
dari pasien yang mereka layani. Pendidikan tersebut termasuk bagaimana se ap staf tanggung jawab yang biasa dari petugas tersebut.

28 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 189


2. Anggota staf klinis baru dievaluasi saat mereka mulai menjalankan tanggung jawab ikut serta dalam mengiden fikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien serta bagaimana staf
pekerjaannya. menghorma nilai-nilai dan kepercayaan tersebut dalam proses asuhan.
3. Departemen/unit kerja atau pelayanan, dimana individu ditempatkan, melakukan
evaluasi • Elemen Penilaian HPK.4.
4. Rumah sakit menetapkan frekuensi evaluasi berkelanjutan terhadap staf klinis 1. Staf memahami peran mereka dalam mengiden fikasi nilai-nilai dan kepercayaan
tersebut pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan kepercayaan tersebut dihorma
5. Sekurang-kurangnya ada satu evaluasi yang didokumentasikan terhadap se ap staf di dalam proses asuhan.
klinis yang bekerja berdasar uraian tugas, atau lebih sering sebagaimana ditetapkan
2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.
rumah sakit.

• Standar KPS 4 • Standar HPK.5.


Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk memas kan bahwa pengetahuan Se ap pasien dijelaskan mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka dengan cara dan
dan ketrampilan staf non klinis konsisten dengan kebutuhan rumah sakit serta persyaratan bahasa yang dapat mereka pahami.
jabatan.
• Maksud dan Tujuan HPK.5.
• Maksud dan Tujuan KPS 4 Masuk sebagai pasien rawat inap atau terda ar sebagai pasien rawat jalan di rumah sakit
Rumah sakit mencari staf yang dapat secara kompeten memenuhi persyaratan jabatan dapat membuat pasien takut dan bingung sehingga mereka sulit ber ndak berdasarkan
nonklinis. Supervisor dari staf tersebut memberikan orientasi tentang jabatan tersebut dan hak dan memahami tanggung jawab mereka dalam proses asuhan. Oleh karena itu,
memas kan para petugas tersebut dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai uraian rumah sakit menyediakan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien dan
tugas. Staf tersebut harus mendapatkan ngkat supervisi/pengawasan yang dibutuhkan keluarganya yang diberikan kepada pasien pada saat masuk rawat inap atau rawat jalan
dan secara berkala dilakukan evaluasi untuk memas kan berlanjutnya kompetensi pada dan tersedia pada se ap kunjungan atau selama dirawat. Misalnya, pernyataan tersebut
jabatannya. dapat dipampang di rumah sakit.

• Elemen Penilaian KPS 4 Pemyataan ini disesuaikan dengan umur, pemahaman, dan bahasa pasien. Bila komunikasi
1. Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk mencocokkan pengetahuan tertulis dak efek f atau dak sesuai, pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang
dan ketrampilan staf nonklinis dengan persyaratan jabatannya. (lihat juga AP.5.2, EP 2 hak dan tanggung jawab mereka dengan bahasa dan cara yang dapat mereka pahami (lihat
dan 3, dan AP.6.3, EP 2 dan 3) juga MKI.3, EP 1 dan 2).
2. Staf nonklinis yang baru dievaluasi pada saat mulai menjalankan tugas tanggungjawab
pekerjaannya. • Elemen Penilaian HPK.5.
3. Departemen/Unit kerja atau pelayanan dimana individu ditugaskan melakukan 1. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada
evaluasi se ap pasien .
4. Rumah sakit menetapkan frekuensi dari evaluasi terhadap staf nonklinis.
2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa diperoleh
5. Sekurang-kurangnya ada satu evaluasi yang didokumentasikan se ap tahun, terhadap
dari staf rumah sakit pada se ap saat.
staf non klinis, atau lebih sering, sebagaimana ditetapkan rumah sakit.
3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan
• Standar KPS 5 tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis dak efek f dan dak sesuai.
Ada informasi kepegawaian yang didokumentasikan untuk se ap staf.
INFORMED CONSENT
• Maksud dan Tujuan KPS 5
Se ap staf di rumah sakit mempunyai catatan kepegawaian dengan informasi tentang • Standar HPK.6.
kualifikasinya, , hasil evaluasi dan riwayat pekerjaan. Proses dan catatan untuk staf klinis Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses

188 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 29


yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terla h, dalam bahasa yang 4. Proses tersebut seragam di seluruh rumah sakit
dipahami pasien. 5. Proses tersebut diimplementasikan.

• Maksud dan Tujuan HPK.6. • Standar KPS 3


Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk memas kan bahwa pengetahuan
yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent. Untuk menyetujui, dan ketrampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien.
pasien harus diberi penjelasan tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan yang
direncanakan, karena diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan. lnformed consent • Maksud dan Tujuan KPS 3
dapat diperoleh pada berbagai k waktu. dalam proses pelayanan. Misalnya, informed Staf yang kompeten dipekerjakan oleh rumah sakit melalui proses rekruitmen staf yang
consent diperoleh ke ka pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu ndakan atau persyaratannya cocok untuk posisi tertentu dengan kualifikasi calon anggota staf. Proses ini
pengobatan tertentu yang berisiko nggi. Proses persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh juga memas kan bahwa keterampilan staf pada awalnya dan dari waktu ke waktu sesuai
rumah sakit dalam kebijakan dan prosedur, yang mengacu kepada undang-undang dan dengan kebutuhan pasien.
peraturan yang berlaku.
Bagi staf professional kesehatan rumah sakit yang dak praktek berdasarkan uraian tugas,
Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes, prosedur / ndakan, dan pengobatan mana prosesnya ditetapkan dalam KPS 9 sampai KPS 11.
yang memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan
(misalnya, diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau Bagi staf klinis yang bekerja berdasarkan uraian tugas, prosesnya melipu :
dengan cara lain). Pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat, memberikan - Evaluasi awal untuk memas kan bahwa dia secara aktual menerima tanggungjawabnya
persetujuan selain pasien. Staf yang ditugaskan telah dila h untuk memberikan penjelasan sebagaimana ada di uraian tugas. Evaluasi ini dilaksanakan sebelum atau pada waktu
kepada pasien dan mendokumentasikan persetujuan tersebut (lihat juga HPK.8, Maksud mulai melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya. Rumah sakit bisa menetapkan
dan Tujuan). “masa percobaan” atau periode waktu lain dimana staf klinis berada dibawah supervisi
yang ketat dan dievaluasi, atau bisa juga proses yang kurang formal. Apapun prosesnya,
• Elemen Penilaian HPK.6. rumah sakit memas kan bahwa staf yang memberikan pelayanan yang berisiko nggi
1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dalam kebijakan atau memberikan asuhan kepada pasien dengan risiko nggi dievaluasi pada saat
dan prosedur. mereka memulai memberikan pelayanan. Evaluasi demikian terhadap ketrampilan dan
2. Staf yang ditunjuk dila h untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut. pengetahuan yang diperlukan serta perilaku kerja yang diharapkan dilaksanakan oleh
departemen/unit kerja atau pelayanan dimana staf ditugaskan. Rumah sakit kemudian
3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
menetapkan proses untuk, dan frekuensi evaluasi atas kemampuan staf secara terus-
menerus.
Standar HPK.6.1.
Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran Evaluasi yang terus-menerus memas kan bahwa pela han dilaksanakan jika dibutuhkan
pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan dan bahwa staf dapat menerima tanggung jawab baru atau perubahan tanggung
tentang pelayanan. jawab. Walaupun evaluasi dilakukan sebaik-baiknya secara berkelanjutan, se daknya
ada satu evaluasi didokumentasikan se ap tahun untuk se ap staf klinis yang bekerja
Maksud dan Tujuan HPK.6.1. berdasarkan uraian tugas. (Evaluasi dari mereka yang mendapat izin bekerja mandiri
Staf menerangkan dengan jelas tentang pengobatan atau ndakan yang diusulkan kepada ditemukan pada KPS 11).
pasien dan bila perlu kepada keluarga. Penjelasan yang diberikan melipu :
a. Kondisi pasien • Elemen Penilaian KPS 3
b. Usulan pengobatan 1. Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk mencocokkan pengetahuan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan dan ketrampilan staf klinis dengan kebutuhan pasien. (lihat juga PP.6, EP 4)

30 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 187


melakukan iden fikasi dan otorisasi agar individu dapat praktek berdasarkan pendidikan, d. Kemungkinan manfaat dan kekurangannya
pela han dan pengalaman. Proses ini ditetapkan di KPS.9 untuk staf medis dan di KPS.12 e. Kemungkinan alterna f
untuk perawat.
f. Kemungkinan keberhasilan
Ketentuan standar ini berlaku bagi seluruh pe staf yang perlu uraian tugas (misalnya, g. Kemungkinan mbulnya masalah selama masa pemulihan
purna waktu, paruh waktu, karyawan, sukarelawan atau sementara). h. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila dak dioba .

Elemen Penilaian KPS 1.1. Staf juga memberikan pasien nama dokter atau para prak si lain yang bertanggung jawab
1. Se ap anggota staf yang dak diizinkan praktek mandiri punya uraian tugasnya sendiri. langsung terhadap pelayanan pasien atau siapa yang berwenang melakukan prosedur atau
(lihat juga AP.3, EP 5) pengobatan. Seringkali, pasien mempunyai pertanyaan tentang para prak si utama yang
2. Mereka yang termasuk pada a) sampai d) di Maksud dan Tujuan, ke ka berada di rumah melayani, berapa lama sudah bekerja di rumah sakit dan sejenisnya. Rumah sakit perlu
sakit, punya uraian tugas sesuai dengan ak fitas dan tanggung jawab mereka atau sudah mempunyai prosedur untuk merespon bila pasien minta informasi tambahan tentang
diberi kewenangan sebagai alterna f. (lihat juga AP.3, EP 5) prak si utama yang melayani mereka.
3. Uraian tugas mutakhir sesuai kebijakan rumah sakit.
Elemen Penilaian HPK.6.1.
1. Pasien diberikan penjelasan tentang kondisi mereka dan rencana pengobatannya dari
• Standar KPS 2
elemen a s/d h.
Pimpinan rumah sakit mengembangkan dan mengimplementasikan proses untuk
rekruitmen, evaluasi dan penetapan staf serta prosedur terkait lainnya yang ditetapkan 2. Pasien mengenal iden tas para dokter dan prak si yang lain yang bertanggung jawab
oleh rumah sakit. melayani mereka. (lihat juga APK.2.1, EP 1)
3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan informasi dari pasien tentang
• Maksud dan Tujuan KPS 2 tanggung jawab prak si untuk pelayanannya.
Rumah sakit menyediakan proses yang efisien, terkoordinasi, atau terpusat untuk :
- penerimaan/rekrutmen individu untuk posisi/jabatan yang tersedia; Standar HPK.6.2.
- penilaian/evaluasi pela han, keterampilan dan pengetahuan para calon/kandidat, Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang
- penetapan/appoin ng individu sebagai staf rumah sakit. ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan.

Jika proses ini dak terpusat, maka kriteria, proses dan bentuk yang mirip menjadi proses Maksud dan Tujuan HPK.6.2.
yang seragam di seluruh rumah sakit. Kepala departemen dan pelayanan berpar sipasi lnformed consent untuk pelayanan kadang-kadang membutuhkan orang lain selain pasien
dengan merekomendasikan jumlah dan kualifikasi dari staf yang dibutuhkan untuk itu sendiri (atau bersama-sama dengan pasien) dilibatkan dalam pengambilan keputusan
memberikan pelayanan klinis kepada pasien, maupun untuk fungsi pendukung non klinis, tentang asuhan pasien tersebut. Hal ini terjadi terutama bila pasien dak mempunyai
dan untuk memenuhi se ap instruksi atau tanggung jawab departemen /unit kerja lainnya. kapasitas mental atau fisik untuk mengambil keputusan, bila budaya atau kebiasaan
Kepala departemen /unit kerja dan pelayanan juga membantu membuat keputusan tentang memerlukan orang lain yang memutuskan, atau bila pasiennya adalah seorang anak. Bila
orang-orang yang ditetapkan sebagai staf. Karenanya, standar dalam bab ini melengkapi pasien dak mampu mengambil keputusan tentang asuhannya, maka diiden fikasi seorang
standar. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengaturan yang menguraikan tanggung jawab wakil yang memutuskan. Bila orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan, maka
direktur/kepala departemen atau pelayanan. orang tersebut dicatat dalam rekam medis pasien.

• Elemen Penilaian KPS 2 Elemen Penilaian HPK.6.2.


1. Disitu ada proses untuk penerimaan /rekruitmen staf. (lihat juga TKP.3.5, EP 1)
1. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk informed consent yang diberikan oleh orang
2. Disitu ada proses untuk mengevaluasi kualifikasi staf baru.
lain
3. Disitu ada proses pengangkatan/penetapan (appoint) seseorang menjadi staf.

186 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 31


2. Prosedur tersebut sesuai dengan undang-undang, budaya dan adat is adat. Rumah sakit mematuhi peraturan perundangan yang berlaku yang menetapkan ngkat
3. Orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan dicatat dalam rekam medis pendidikan, ketrampilan, atau persyaratan lainnya bagi staf atau dalam menetapkan jumlah
pasien. staf atau perpaduan staf bagi rumah sakit. Pimpinan menggunakan misi rumah sakit dan
kebutuhan pasien sebagai persyaratan tambahan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
Standar HPK.6.3.
Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai • Elemen Penilaian KPS 1
pasien rawat inap atau dida ar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam
1. Misi rumah sakit, keragaman pasien, pelayanan, dan teknologi yang digunakan dalam
cakupan dan batas- batasnya.
perencanaan
2. Pendidikan, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk semua staf.
Maksud dan Tujuan HPK.6.3.
3. Peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku dicakup dalam perencanaan.
Banyak rumah sakit rnemperoleh / menerapkan persetujuan umum (bukannya persetujuan
khusus) untuk pengobatan pada saat pasien diterima sebagai pasien rawat inap di rumah
Standar KPS 1.1.
sakit atau saat pasien di da ar untuk pertama kali sebagai pasien rawat jalan. Bila dengan
cara persetujuan umum, pasien diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, Tanggung jawab se ap staf dideskripsikan/ditetapkan dalam uraian tugas yang mutakhir.
seper tes dan pengobatan apa saja yang termasuk dalam persetujuan umum tersebut.
Pasien juga diberi informasi tentang tes dan pengobatan mana memerlukan persetujuan Maksud dan Tujuan KPS 1.1.
(informed consent) yang terpisah. Persetujuan umum tersebut juga mencantumkan bila Masing-masing staf yang dak memiliki izin praktek mandiri mempunyai tanggung jawab
ada mahasiswa dan trainees lain terlibat dalam proses pelayanan. Rumah sakit menetapkan yang ditentukan dalam uraian tugas mutakhirnya. Uraian tugas adalah dasar penugasan
bagaimana suatu persetujuan umum didokumentasikan di dalam rekam medis pasien. mereka, dasar orientasi terhadap pekerjaan mereka dan dasar evaluasi tentang seberapa
baik mereka melaksanakan tanggungjawab tugasnya.
Elemen Penilaian HPK.6.3. Uraian tugas juga dibutuhkan bagi profesional kesehatan ke ka :
1. Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, a) Seseorang yang utamanya menjalankan tugas manajerial, seper manajer departemen/
apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit. unit kerja atau memiliki tugas ganda, di bidang klinis dan manajerial, dengan tanggung
2. Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila dipakai, jawab manajerial yang ditetapkan di dalam uraian tugas;
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien b) Seseorang yang memiliki beberapa tanggung jawab klinis, dimana dia dak diberi
kewenangan untuk berpraktek mandiri, sama seper seorang prak si mandiri yang
Standar HPK.6.4. sedang belajar tugas baru atau keterampilan baru (kewenangan dalam KPS.10 sebagai
alterna f );
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk
c) Seseorang yang sedang dalam program pendidikan dan dibawah supervisi, dan program
darah dan ndakan serta pengobatan lain yang berisiko nggi.
akademis menetapkan, untuk se ap tahap atau ngkat pela han, apa yang dapat
Maksud dan Tujuan HPK.6.4. dilakukan secara mandiri dan apa yang harus dibawah supervisi. Dalam hal ini, deskripsi
program dapat berfungsi sebagai uraian tugas; dan
Bila rencana pelayanan termasuk operasi atau prosedur invasif, anestesia (termasuk sedasi
d) Seseorang mendapat izin sementara untuk memberikan pelayanan di rumah sakit.
yang moderat dan dalam), penggunaan darah atau produk darah, atau ndakan dan
(Pemberian kewenangan di KPS.10, sebagai alterna f)
pengobatan lain yang berisiko nggi, maka diperlukan persetujuan yang tersendiri. Proses
persetujuan ini memberikan penjelasan seper yang telah diiden fikasi pada HPK 6.1 dan Bila rumah sakit menggunakan uraian tugas nasional atau generik (contoh, uraian tugas
mencatat iden tas petugas yang memberikan penjelasan. bagi “perawat”), maka perlu untuk menambah jenis uraian tugas dengan tanggungjawab
tugas yang spesifik sesuai jenis perawat, (misalnya, perawat perawatan intensif, perawat
Elemen Penilaian HPK.6.4. pediatri atau perawat kamar bedah dan sebagainya).
1. Persetujuan didapat sebelum operasi atau prosedur invasif (lihat juga PAB.7.1, Maksud
dan Tujuan). Untuk mereka yang diberi izin praktek mandiri sesuai, undang-undang, ada proses untuk

32 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 185


BAB 5 2. Persetujuan didapat sebelum anestesia (termasuk sedasi yang moderat dan dalam)
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (lihat juga PAB.5.1, Maksud dan Tujuan dan EP 1)
(KPS) 3. Persetujuan didapat sebelum penggunaan darah atau produk darah
4. Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan ndakan dan pengobatan yang berisiko
nggi.
GAMBARAN UMUM
5. lden tas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya dicatat di
Rumah sakit membutuhkan cukup banyak orang dengan berbagai ketrampilan, dan dalam rekam medis pasien (lihat juga HPK.8, EP 2).
orang yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan 6. Persetujuan didokumentasikan di rekam medis pasien disertai tanda tangan atau catatan
pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang dari persetujuan lisan (lihat juga HPK.8, EP 2).
dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur pelayanan.
Standar HPK.6.4.1.
Rekruitmen, evaluasi dan penugasan staf dapat dilakukan sebaik-baiknya melalui proses Rumah sakit membuat da ar semua kategori atau jenis pengobatan dan prosedur yang
yang terkoordinasi, efisien dan seragam. Juga pen ng untuk mendokumentasikan memerlukan informed consent yang khusus.
ketrampilan, pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman sebelumnya dari pelamar.
Terutama sekali pen ng untuk secara seksama mereview / melakukan proses kredensial Maksud dan Tujuan HPK.6.4.1.
dari staf medis dan perawat, sebab mereka terlibat dalam proses asuhan klinis dan bekerja
langsung dengan pasien. Tidak semua prosedur dan pengobatan membutuhkan persetujuan yang khusus dan
terpisah. Masing-masing rumah sakit menentukan ndakan berisiko nggi, cenderung
Rumah sakit harus memberikan kesempatan bagi staf untuk belajar dan mengembangkan bermasalah atau ndakan dan pengobatan lain yang harus mendapat persetujuan. Rumah
kepribadian dan profesionalitasnya. Karenanya, pendidikan in-service dan kesempatan sakit membuat da ar ndakan dan pengobatan ini dan mendidik staf untuk memas kan
pembelajaran lain harus ditawarkan kepada staf. bahwa prosedur untuk mendapatkan persetujuan dilaksanakan secara konsisten. Da ar ini
disusun dan dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan
PERENCANAAN pengobatan atau melakukan ndakan. Da ar tersebut termasuk ndakan dan pengobatan
yang diberikan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.
• Standar KPS 1
Rumah sakit menetapkan pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan persyaratan lain bagi Elemen Penilaian HPK.6.4.1.
seluruh staf. 1. Rumah sakit telah menyusun da ar ndakan dan pengobatan yang memerlukan
persetujuan terpisah .
• Maksud dan Tujuan KPS 1 2. Da ar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang
Pimpinan rumah sakit menetapkan persyaratan khusus bagi posisi staf. Mereka menetapkan memberikan pengobatan dan melakukan ndakan.
ngkat pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan persyaratan lain yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya memproyeksikan susunan staf untuk memenuhi kebutuhan pasien. PENELITIAN
Pimpinan memper mbangkan faktor berikut ini dalam memproyeksikan/menges masi
kebutuhan staf :
• Standar HPK.7.
- Misi rumah sakit
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana
- Perpaduan antara pasien yang dilayani oleh rumah sakit dengan kompleksitas serta
cara mendapatkan akses ke peneli an klinis, pemeriksaan/inves gasi klinis atau clinical
kepelikan kebutuhan mereka
trial yang melibatkan manusia sebagai subjek.
- Jenis pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit
- Teknologi yang digunakan oleh rumah sakit dalam asuhan pasien. • Maksud dan Tujuan HPK.7.
Rumah sakit yang melakukan peneli an klinis, pemeriksaan/inves gasi klinis atau clinical

184 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 33


trial yang melibatkan manusia sebagai subjek menyediakan keterangan kepada pasien dan menjalankan tanggung jawab mereka secara efek f. (lihat juga AP.5.1, EP 5, dan AP.6.2,
keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke ak vitas tersebut bila relevan EP 6)
dengan kebutuhan pengobatannya. 2. Pendidikan melipu pengunjung, pedagang/vendor, pekerja kontrak dan lainnya yang
diiden fikasi rumah sakit serta stafnya yang bekerja dalam beberapa shi .
Bila pasien diminta untuk berpar sipasi, mereka memerlukan penjelasan yang dapat
dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mereka. Informasi tersebut melipu . Elemen Penilaian MFK 11.1.
- Manfaat yang diharapkan. 1. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan peran mereka dalam menghadapi
- Kemungkinan / potensi ke dak nyamanan dan risiko. kebakaran.
- Alterna f yang dapat menolong mereka.
2. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan ndakan untuk menghilangkan,
- Prosedur yang harus diiku .
mengurangi/meminimalisir atau melaporkan tentang keselamatan, keamanan dan
risiko lainnya.
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpar sipasi atau
mengundurkan diri dan dimana penolakan atau pengunduran diri tersebut dak akan 3. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan ndakan, kewaspadaan, prosedur
menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit. dan par sipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah gas medis,
bahan dan limbah berbahaya dan yang berkaitan dengan kedaruratan.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal 4. Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan peran mereka dalam
ini kepada pasien dan keluarganya. penanganan kedaruratan dan bencana internal atau ekternal (community).

• Elemen Penilaian HPK.7. Elemen Penilaian MFK 11.2.


1. Pasien dan keluarganya yang tepat diiden fikasi dan diberi informasi tentang bagaimana 1. Staf dila h untuk mengoperasikan peralatan medis dan sistem u li sesuai ketentuan
cara mendapatkan akses ke peneli an klinis, pemeriksaan klinis atau clinical trial yang pekerjaannya.
relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka.
2. Staf dila h untuk memelihara peralatan medis dan sistem u li sesuai ketentuan
2. Pasien yang diminta untuk berpar sipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang pekerjaannya.
diharapkan.
3. Pasien yang diminta untuk berpar sipasi diberikan penjelasan tentang potensi ke dak Elemen Penilaian MFK 11.3.
nyamanan dan risiko. 1. Pengetahuan staf dites berdasarkan perannya dalam memelihara fasilitas yang aman
4. Pasien yang diminta untuk berpar sipasi diberi penjelasan tentang altema f yang dapat dan efek f.
menolong mereka. 2. Pela han dan tes ng staf didokumentasikan dengan, mencatat siapa yang dila h dan
5. Pasien yang diminta untuk berpar sipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang dites, serta hasilnya.
harus diiku .
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan untuk berpar sipasi atau pengunduran diri dari
par sipasi dak mempengaruhi akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit.
7. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan keputusan.

Standar HPK.7.1.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana
pasien yang berpar sipasi dalam peneli an klinis, pemeriksaan klinis atau percobaan klinis
mendapatkan perlindungan.

34 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 183


Standar MFK 11.2. Maksud dan Tujuan HPK.7.1.
Staf rumah sakit terla h untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan medis dan Rumah sakit yang melaksanakan peneli an klinis, pemeriksaan/inves gasi klinis, atau
sistem u li clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek memahami bahwa tanggung jawab
utama adalah kesehatan dan kesejahteraan pasien.
Standar MFK 11.3. Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sebelumnya mengenai
Secara berkala rumah sakit melakukan tes pengetahuan staf melalui peragaan, simulasi proses yang baku untuk :
dan metode lain yang cocok. Tes ini didokumentasikan. - Menelaah protokol peneli an
- Menimbang risiko dan manfaat yang rela f bagi para peserta
• Maksud dan Tujuan MFK 11 sampai MFK 11.3. - Mendapatkan surat persetujuan dari para peserta
Staf rumah sakit adalah sumber utama yang kontak dengan pasien, keluarga dan - Mengundurkan diri dari keikutsertaan
pengunjung. Karenanya, mereka butuh pendidikan dan pela han agar dapat melakukan
perannya dalam melakukan iden fikasi dan mengurangi risiko, melindungi orang lain dan lnformasi ini dikomunikasikan ke pasien dan keluarga untuk membantu pengambilan
dirinya sendiri, serta menciptakan fasilitas yang aman (safe and secure) (lihat juga MFK.7.2, keputusan terkait par sipasi.
EP 3)
Elemen Penilaian HPK.7.1.
Se ap rumah sakit harus menentukan jenis dan ngkatan pela han bagi stafnya dan 1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk
mendokumentasikan program pendidikan dan pela han. Program dapat melipu menelaah protokol peneli an.
instruksi kelompok, materi pendidikan tercetak, komponen orientasi bagi staf baru, atau 2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk
mekanisme lainnya yang memenuhi kebutuhan rumah sakit. Program dimaksud melipu menimbang manfaat dan risiko bagi peserta.
instruksi tentang proses pelaporan risiko yang potensial, pelaporan insiden dan cedera, 3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk
serta penanganan bahan berbahaya dan bahan lainnya yang mungkin menimbulkan risiko mendapatkan persetujuan.
bagi dirinya atau bagi orang lain. 4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk
mengundurkan diri dari keikutsertaan.
Staf yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan peralatan medis mendapat pela han
khusus. Pela han dapat dilakukan oleh rumah sakit, pabrik peralatan medis tersebut, atau • Standar HPK.8.
sumber lainnya yang Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpar sipasi dalam peneli an klinis,
berpengetahuan banyak. pemeriksaan / inves gasi klinis, dan percobaan klinis.

Rumah sakit merencanakan program yang dirancang untuk melakukan tes berkala atas • Maksud dan Tujuan HPK.8.
pengetahuan staf tentang prosedur kedaruratan, melipu prosedur pengamanan kebakaran, Bila pasien dan keluarganya memutuskan berpar sipasi dalam peneli an klinis, pemeriksaan
tanggapan terhadap bahaya, seper tumpahan bahan berbahaya; dan tumpahannya, klinis atau clinical trial, informed consent harus memberikan informed consent. lnformasi
dan penggunaan peralatan medis yang mungkin menimbulkan risiko pada pasien dan yang diberikan pada saat mengambil keputusan ikut berpar sipasi mendasari informed
staf. Pengetahuan dapat dites melalui berbagai cara, seper peragaan perorangan atau consent (lihat juga HPK.6, Maksud dan Tujuan). Petugas yang memberikan penjelasan dan
kelompok; pementasan simulasi seper wabah yang mbul di masyarakat, penggunaan tes mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien.
tertulis atau komputer; atau cara lain yang cocok dengan pengetahuan yang dites. Rumah
sakit mendokumentasikan siapa saja yang dites dan hasilnya. • Elemen Penilaian HPK.8.
1. lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam peneli an klinis,
• Elemen Penilaian MFK 11 pemeriksaan klinis atau clinical trial.
1. Untuk se ap komponen dari program manajemen fasilitas dan keselamatan rumah
2. Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas
sakit, ada pendidikan yang direncanakan untuk memas kan staf dari semua shi dapat
penjelasan yang diiden fikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6.

182 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 35


3. lden tas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat kontaminasi di sumber air kota. Kualitas air juga merupakan faktor kri s dalam proses
dalam rekam medis pasien. asuhan klinis, seper pada chronic renal dialysis. Karenanya, rumah sakit menyusun
4. Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau proses pemantauan kualitas air secara teratur, melipu pemeriksaan biologis/biological
catatan persetujuan lisan. air yang digunakan untuk hemodialisis. Frekuensi pemantauan dilaksanakan sebagian
berdasarkan pengalaman dengan masalah kualitas air. Pemantauan dapat dilakukan oleh
• Standar HPK.9. staf yang ditunjuk oleh rumah sakit, seper staf dari laboratorium klinis atau oleh otoritas
Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan kesehatan masyarakat atau penilik air dari luar rumah sakit yang dinilai kompeten untuk
pengawasan atas semua peneli an di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia menjalankan pemeriksaan ini. Menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk memas kan
sebagai subjeknya. bahwa pemeriksaan dilakukan secara lengkap sesuai ketentuan.
Pemantauan sistem yang esensial /pen ng membantu rumah sakit mencegah terjadinya
• Maksud dan Tujuan HPK.9.
masalah dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam
Bila rumah sakit melakukan peneli an klinis, inves gasi atau percobaan-percobaan yang
perbaikan sistem dan dalam merencanakan peningkatan atau penggan an sistem u li /
melibatkan manusia sebagai subjeknya, perlu ditetapkan sebuah komite atau mekanisme
pendukung. Data hasil monitoring didokumentasikan.
lain yang melakukan pengawasan atas seluruh kegiatan tersebut. Rumah sakit membuat
pernyataan tentang maksud pengawasan kegiatan tersebut. Pengawasan atas kegiatan
• Elemen Penilaian MFK 10
tersebut termasuk penelaahan prosedur seluruh protokol peneli an, prosedur untuk 1. Rumah sakit mengiden fikasi sistem pendukung, gas medis, ven lisasi dan sistem kunci
menimbang risiko dan manfaat yang rela f bagi subjek, dan prosedur yang terkait dengan lainnya.
kerahasiaan dan keamanan atas informasi peneli an. 2. Sistem kunci diperiksa secara teratur
3. Sistem kunci diuji coba secara teratur
• Elemen Penilaian HPK.9. 4. Sistem kunci dipelihara secara teratur
1. Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh 5. Sistem kunci di ngkatkan bila perlu
kegiatan peneli an di rumah sakit.
2. Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan yang jelas mengenai maksud dari Elemen Penilaian MFK 10.1
pengawasan kegiatan. 1. Kualitas air dimonitor secara teratur
3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur. 2. Air yang digunakan untuk hemodialisis/chronic renal dialysis diperiksa secara teratur.
4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko dan manfaat yang
Elemen Penilaian MFK 10.2.
rela f bagi subjek.
1. Data hasil monitoring dikumpulkan dan didokumentasikan untuk program manajemen
5. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan pendukung/u li medis.
informasi peneli an. 2. Data hasil monitoring digunakan untuk tujuan perencanaan dan peningkatan.

DONASI ORGAN PENDIDIKAN STAF

• Standar HPK.10. • Standar MFK 11


Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pela han bagi seluruh staf tentang peran
memilih untuk menyumbangkan organ dan jaringan tubuh lainnya. mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan efek f.

• Maksud dan Tujuan HPK.10. Standar MFK 11.1


Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk menyumbangkan organ Staf rumah sakit diberi pela han dan pengetahuan tentang peran mereka dalam
dan jaringan tubuh lainnya untuk peneli an atau transplantasi. lnformasi disediakan pada rencana rumah sakit untuk pengamanan kebakaran, keamanan, bahan berbahaya dan
proses donasi. kedaruratan.

36 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 181


3. Rumah sakit merencanakan sumber listrik dan air minum alterna f dalam keadaan • Elemen Penilaian HPK.I0.
emergensi. 1. Rumah sakit mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk menyumbangkan organ
tubuh dan jaringan tubuh lainnya.
Elemen Penilaian MFK 9.2. 2. Rumah sakit menyediakan informasi untuk mendukung pilihan tersebut.
1. Rumah sakit melakukan uji coba sumber air minum alterna f sekurangnya setahun
sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundangan yang berlaku atau • Standar HPK.11.
oleh kondisi sumber air
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan dan transplatasi organ dan
2. Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba tersebut
jaringan.
3. Rumah sakit melakukan uji coba sumber listrik alterna f sekurangnya setahun sekali
atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundangan yang berlaku atau oleh
• Maksud dan Tujuan HPK.11.
kondisi sumber listrik.
4. Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba tersebut Kebijakan tersebut konsisten dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan
menghorma keyakinan dan nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat. Staf rumah sakit
• Standar MFK 10 dila h dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk mendukung pilihan pasien dan
Sistem listrik, limbah, ven lasi, gas medis dan sistem kunci lainnya secara teratur diperiksa, keluarganya. Staf rumah sakit juga dila h dalam persoalan dan isu kontemporer yang
dipelihara, dan bila perlu di ngkatkan berkaitan dengan donasi organ dan ketersediaan transplantasi, (seper informasi tentang
kurang tersedianya organ dan jaringan, jual beli organ manusia dipasar gelap, pengambilan
Standar MFK 10.1. jaringan tubuh tanpa persetujuan dari narapidana yang dihukum ma atau dari pasien
Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur. yang meninggal). Rumah sakit bertanggung jawab untuk memas kan bahwa persetujuan
yang sah diterima dari donor hidup dan ada pengendalian yang memadai dalam mencegah
Standar MFK 10.2. pasien merasa tertekan untuk menjadi donor. Rumah sakit bekerjasama dengan rumah
Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring program manajemen sistem u li / sakit lain dan badan-badan dalam masyarakat yang bertanggung jawab terhadap seluruh
pendukung. Data tersebut digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang atau sebagian dan proses mendapatkan organ, bank organ, transportasi atau proses
rumah sakit untuk peningkatan atau penggan an sistem u li /pendukung. transplantasi.

• Maksud dan Tujuan MFK 10 sampai MFK 10.2. • Elemen Penilaian HPK.11.
Pengoperasian sistem pendukung dan sistem kunci lainnya di rumah sakit secara aman, 1. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses mendapatkan dan
efek f dan efisien perlu/esensial bagi keselamatan pasien, keluarga, staf dan pengunjung mendonasi.
serta untuk memenuhi kebutuhan asuhan pasien. Sebagai contoh, kontaminasi limbah di 2. Kebijakan dan prosedur yang menjadi acuan dalam proses transplantasi.
area persiapan makanan, ven lisasi yang dak adekuat di laboratorium klinis, penyimpanan 3. Staf dila h dalam hal kebijakan dan prosedur tersebut.
tabung oksigen yang dak aman, kebocoran pipa oksigen dan kabel listrik bertegangan 4. Staf dila h mengenai isu dan persoalan tentang donasi organ dan ketersediaan
berjumbai dan kesemuanya bisa menimbulkan bahaya. Untuk menghindari ini dan bahaya transplan.
lainnya, rumah sakit mempunyai proses sistem pemeriksaan yang teratur dan melakukan 5. Rumah salit mendapat persetujuan dari donor hidup.
pencegahan dan pemeliharaan lainnya. Selama uji coba, perha an ditujukan pada komponen 6. Rumah sakit bekerjasma dengan organisasi yang relevan dan badan-badan di masyarakat
kri s (sebagai contoh, switches dan relays) dari sistem tersebut. Sumber listrik emergensi untuk menghorma dan menerapkan pilihan untuk mendonasi.
dan cadangan diuji coba dalam lingkungan yang direncanakan dan mensimulasikan beban
aktual yang dibutuhkan. Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya penambahan
pelayanan listrik di area yang punya peralatan baru.

Kualitas air bisa berubah secara mendadak karena banyak sebab, beberapa mungkin di
luar rumah sakit, seper putusnya pipa penyaluran /supply ke rumah sakit atau adanya

180 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 37


BAB 3 Standar MFK 9.1.
ASESMEN PASIEN Rumah sakit memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni rumah sakit dari
ΈAPΉ kejadian terganggunya, terkontaminasi atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan
listrik
GAMBARAN UMUM
Standar MFK 9.2.
Proses asesmen pasien yang efek f akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan Rumah sakit melakukan uji coba sistem emergensi dari air minum dan listrik secara teratur
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk sesuai dengan sistem dan hasilnya didokumentasikan.
emergensi, elek f atau pelayanan terencana, bahkan ke ka kondisi pasien berubah. Proses
asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakan pada Maksud dan Tujuan MFK 9.1. dan MFK 9.2.
sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan. Asesmen pasien terdiri atas 3 proses Se ap rumah sakit memiliki peralatan medis dan sistem pendukung/u lity yang berbeda
utama : tergantung misi, kebutuhan pasien dan sumber daya yang ada. Tanpa memperha kan
- Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, dan riwayat jenis sistem dan ngkat sumber daya, rumah sakit wajib melindungi pasien dan staf dalam
kesehatan pasien. keadaan emergensi, seper kegagalan dan gangguan sistem, atau kontaminasi.
- Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan “Imajing Diagnos c”
(Radiologi) untuk mengiden fikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien. Untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut, rumah sakit :
- Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah - mengiden fikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial menimbulkan risiko
diiden fikasi. ter nggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, mengiden fikasi area yang
memerlukan pencahayaan, pendinginan, alat pendukung hidup /life support, dan air
Asesmen pasien sudah benar bila memperha kan kondisi pasien, umur, kebutuhan bersih untuk membersihkan dan mensterilkan perbekalan);
kesehatan, dan permintaan atau preferensinya. Proses-proses ini paling efek f dilaksanakan - melakukan asesmen dan meminimasilasi risiko dari kegagalan sistem pendukung di
bila berbagai profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien bekerja sama. tempat-tempat tersebut;
- merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat tersebut dan
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN kebutuhannya;
- melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik dan air;
• Standar AP.1. - mendokumentasikan hasil uji coba;
Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diiden fikasi kebutuhan pelayanannya - memas kan bahwa pengujian alterna f sumber air dan listrik dilakukan minimal/
melalui suatu proses asesmen yang baku. sekurang-kurangnya se ap tahun atau lebih sering jika diharuskan oleh peraturan
perundangan atau oleh kondisi sumber listrik dan air;
• Maksud dan Tujuan AP.1.
Kondisi sumber listrik dan air yang mengharuskan peningkatan frekuensi pengujian
Ke ka pasien diterima di rumah sakit untuk pelayanan/pengobatan rawat inap atau rawat
melipu :
jalan, perlu dilakukan asesmen lengkap untuk menetapkan alasan kenapa pasien perlu
o perbaikan berulang dari sistem air
datang berobat ke rumah sakit. Pada tahap ini, rumah sakit membutuhkan informasi
o seringnya kontaminasi terhadap sumber air;
khusus dan prosedur untuk mendapat informasi, tergantung pada kebutuhan pasien dan
o jaringan listrik yang dak bisa diandalkan; dan
jenis pelayanan yang harus diberikan (contoh rawat inap atau rawat jalan). Kebijakan dan
o padamnya listrik yang tak terduga dan berulang.
prosedur rumah sakit menetapkan bagaimana proses ini berjalan dan informasi apa yang
harus dikumpulkan dan didokumentasikan (lihat juga APK.1, Maksud dan Tujuan).
Elemen Penilaian MFK 9.1.
1. Rumah sakit mengiden fikasi area dan pelayanan yang berisiko paling nggi bila terjadi
• Elemen Penilaian AP.1.
kegagalan listrik atau air minum terkontaminasi atau terganggu.
1. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen informasi yang harus 2. Rumah sakit berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi.
diperoleh dari pasien rawat inap.

38 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 179


3. Peralatan medis diinspeksi secara teratur. (lihat juga AP.5.4, EP 4, dan AP.6.5, EP 4) 2. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen informasi yang harus
4. Peralatan medis diuji coba sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan rekomendasi diperoleh dari pasien rawat jalan.
pabrik (lihat juga AP.5.4, EP 5, dan AP.6.5, EP 5) 3. Kebijakan rumah sakit mengiden fikasi tentang informasi yang harus didokumentasi
5. Ada program pemeliharaan preven f (lihat juga AP.5.4, EP 6, dan AP.6.5, EP 6) untuk asesmen.
6. Tenaga yang kompeten memberikan pelayanan ini.
Standar AP.1.1.
Elemen Penilaian MFK 8.1.
1. Data hasil monitoring dikumpulkan dan didokumentasikan untuk program manajemen Rumah sakit telah menetapkan isi minimal asesmen berdasarkan undang-undang,
peralatan medis. (lihat juga AP.5.4, EP 7, dan AP.6.5, EP 7) peraturan dan standar profesi.
2. Data hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan
Maksud dan Tujuan AP.1.1.
Standar MFK 8.2 Agar asesmen kebutuhan pasien konsisten, rumah sakit menetapkan dalam kebijakan, isi
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan minimal dari asesmen yang harus dilaksanakan oleh dokter, perawat dan staf disiplin klinis
lainnya. Asesmen dilaksanakan oleh se ap disiplin dalam lingkup praktek/profesi, perizinan,
Maksud dan Tujuan MFK 8.2. undang-undang dan peraturan terkait atau ser fikasi. Hanya mereka yang kompeten
Rumah sakit mempunyai proses iden fikasi, penarikan dan pengembalian atau pemusnahan yang melaksanakan asesmen. Se ap formulir asesmen yang digunakan mencerminkan
produk dan peralatan medis yang ditarik kembali oleh pabrik atau suplaier. Ada kebijakan kebijakan ini. Rumah sakit menetapkan ak vitas asesmen pada pelayanan pasien rawat
atau prosedur yang mengatur penggunaan se ap produk atau peralatan yang ditarik inap maupun rawat jalan. Rumah sakit menetapkan elemen yang umum untuk semua
kembali (under recall). asesmen dan menetapkan perbedaan, bila mungkin, dalam lingkup asesmen pelayanan
medis umum dan asesmen pelayanan medis spesialis s. Asesmen yang ditetapkan dalam
Elemen Penilaian MFK 8.2. kebijakan dapat dilengkapi oleh lebih dari satu orang yang kompeten, dan dalam waktu
1. Ada sistem penarikan kembali produk/peralatan di rumah sakit yang berbeda. Semua isi asesmen harus tersedia apabila pengobatan dimulai.
2. Kebijakan atau prosedur yang mengatur penggunaan se ap produk dan peralatan yang
dalam proses penarikan kembali. Elemen Penilaian AP.1.1.
3. Kebijakan dan prosedur tersebut diimplementasikan.
1. Isi minimal asesmen ditetapkan oleh se ap disiplin klinis yang melakukan asesmen dan
merinci elemen yang dibutuhkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik (lihat
SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG)
juga PAB.3, EP 3 dan PAB.4, EP 1).
2. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang
• Standar MFK 9
berlaku dan ser fikasi dapat melakukan asesmen.
Air minum dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melalui sumber reguler
3. Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap ditetapkan dalam kebijakan (lihat juga
atau alterna f, untuk memenuhi kebutuhan utama asuhan pasien.
AP.1.2, EP 1).
4. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan ditetapkan dalam kebijakan.
• Maksud dan Tujuan MFK 9
Asuhan pasien di rumah sakit, baik yang ru n maupun urgen, tersedia 24 jam, se ap hari
dalam seminggu. Karenanya, sumber air minum dan listrik harus tersedia tanpa putus Standar AP.1.2.
untuk memenuhi kebutuhan esensial asuhan pasien. Dapat menggunakan sumber reguler Asesmen awal se ap pasien melipu evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan ekonomi,
atau alterna f. termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

• Elemen Penilaian MFK 9 Maksud dan Tujuan AP.1.2.


1. Air minum tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu Asesmen awal dari seorang pasien, rawat jalan atau rawat inap, sangat pen ng untuk
2. Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu mengiden fikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan. Asesmen awal
memberikan informasi untuk :

178 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 39


- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien Maksud dan Tujuan MFK 7.3.
- Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien Rumah Sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan merokok, yang :
- Menetapkan diagnosis awal - Berlaku bagi seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung;
- Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya - Melarang merokok di lingkungan rumah sakit
Untuk mendapat informasi ini, asesmen awal termasuk evaluasi kondisi medis pasien
Elemen Penilaian MFK 7.3.
melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya. Asesmen psikologis menetapkan
status emosional pasien (contoh: pasien depresi, ketakutan atau agresif dan potensial 1. Rumah sakit membuat kebijakan dan/atau prosedur untuk melarang merokok.
menyaki diri sendiri atau orang lain). Pengumpulan informasi sosial pasien dak dimaksud 2. Kebijakan dan/atau prosedur tersebut berlaku bagi pasien, keluarga, pengunjung dan
staf.
untuk mengelompokkan pasien. Tetapi, konteks sosial, budaya, keluarga, dan ekonomi
3. Kebijakan dan/atau prosedur tersebut telah dimplementasikan
pasien merupakan faktor pen ng yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
penyakit dan pengobatan. Keluarga dapat sangat menolong dalam asesmen untuk perihal
tersebut dan untuk memahami keinginan dan preferensi pasien dalam proses asesmen PERALATAN MEDIS
ini. Faktor ekonomis dinilai sebagai bagian dari asesmen sosial atau dinilai secara terpisah
bila pasien dan keluarganya yang bertanggung jawab terhadap seluruh atau sebagian • Standar MFK 8
dari biaya selama dirawat atau waktu pemulangan pasien. Berbagai staf kompeten dapat Rumah sakit merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji
coba dan pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
terlibat dalam proses asesmen pasien. Faktor terpen ng adalah bahwa asesmen lengkap
dan tersedia (lihat juga MKI.7, EP 2) bagi mereka yang merawat pasien (lihat juga AP.1.7,
Standar MFK 8.1.
EP 1, perihal asesmen nyeri).
Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program manajemen peralatan
medis. Data tersebut digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan jangka panjang
Elemen Penilaian AP.1.2.
rumah sakit untuk merencanakan peningkatan dan penggan an peralatan.
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan mendapat assessmen awal yang termasuk
riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan • Maksud dan Tujuan MFK 8 dan MFK 8.1.
dalam kebijakan rumah sakit (lihat juga AP.1.1, EP 3) . Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis, rumah sakit :
2. Se ap pasien mendapat asesmen psikologis awal yang sesuai dengan kebutuhannya. - melakukan inventarisasi peralatan medis;
3. Se ap pasien mendapat asesmen sosial dan ekonomis awal sesuai kebutuhannya. - melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur;
- melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan ketentuannya;
4. Asesmen awal menghasilkan suatu diagnosis awal.
- melaksanakan pemeliharaan preven f.

Standar AP.1.3. Staf yang kompeten memberikan pelayanan ini. Peralatan diperiksa dan diuji coba sejak
Kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan ditetapkan berdasarkan asesmen awal dan masih baru dan seterusnya, sesuai umur dan penggunaan peralatan tersebut atau sesuai
dicatat pada catatan klinisnya. instruksi pabrik. Pemeriksaan, hasil uji coba dan se ap kali pemeliharaan didokumentasikan.
Ini membantu memas kan kelangsungan proses pemeliharaan dan membantu bila
Standar AP.1.3.1. menyusun rencana permodalan untuk penggan an, perbaikan/peningkatan (upgrade),
Asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien emergensi harus didasarkan atas dan perubahan lain. (lihat juga AP.6.5, Maksud dan Tujuan)
kebutuhan dan keadaannya.
• Elemen Penilaian MFK 8
Maksud dan Tujuan AP.1.3 dan AP.1.3.1. 1. Peralatan medis di seluruh rumah sakit dikelola sesuai rencana. (lihat juga AP.5.4, EP 1,
Hasil utama asesmen awal pasien adalah untuk memahami kebutuhan pelayanan dan AP.6.5, EP 1)
medis dan pelayanan keperawatan sehingga pelayanan dan pengobatan dapat dimulai. 2. Ada da ar inventaris untuk seluruh peralatan medis. (lihat juga AP.5.4, EP 3, dan AP.6.5,
Untuk mencapai ini, rumah sakit menetapkan isi minimal dari asesmen awal medis dan EP 4)

40 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 177


merawat/mengasuh pasien yang membutuhkan oksigen? Di mana letak alat pemadam keperawatan serta asesmen lain (lihat juga AP.1.1), kerangka waktu yang dibutuhkan
api pada unit anda? Bagaimana anda melaporkan kejadian kebakaran? Bagaimana anda untuk menyelesaikan asesmen (lihat juga AP.1.4) dan persyaratan dokumentasi asesmen
melindungi pasien selama terjadinya kebakaran? Bila anda harus mengevakuasi pasien, (lihat juga AP.1.1). Selain asesmen medis dan keperawatan adalah pen ng untuk inisiasi
prosesnya bagaimana?. Staf seharusnya dapat merespon dengan tepat pertanyan tersebut. pelayanan, kemungkinan diperlukan asesmen tambahan dari prak si pelayanan kesehatan
Bila dak, hal ini harus didokumentasikan dan dikembangkan suatu rencana reedukasi. lain termasuk asesmen khusus dan asesmen individual (lihat juga AP.1.7). Semua asesmen
Fire marshal harus selalu membuat catatan tentang siapa saja yang berpar sipasi. Rumah ini harus terintegrasi (lihat juga AP.4) dan kebutuhan pelayanan yang paling urgen harus di
sakit dapat juga mengembangkan tes tertulis untuk staf yang terkait dengan pengamanan iden fikasi (lihat juga AP.4.1).
kebakaran sebagai bagian dari uji coba rencana.
Pada keadaan gawat darurat, asesmen awal medis dan keperawatan, dapat dibatasi pada
Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan didokumentasikan. kebutuhan dan kondisi yang nyata. Juga apabila dak ada waktu untuk mencatat riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap dari seorang pasien gawat darurat yang perlu
• Elemen Penilaian MFK 7 dioperasi, dibuat catatan pada diagnosis praopera f sebelum ndakan dilaksanakan.
1. Rumah sakit merencanakan program untuk memas kan seluruh penghuni rumah sakit
aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan lain yang bukan kebakaran. Elemen Penilaian AP.1.3.
2. Program dilaksanakan secara terus-menerus dan komprehensif untuk memas kan
1. Kebutuhan medis pasien ditetapkan melalui asesmen awal. Riwayat kesehatan
bahwa seluruh ruang rawat pasien dan tempat kerja staf termasuk dalam program.
terdokumentasi, juga pemeriksaan fisik dan asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan
3. Bila terdapat badan independen di fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei, rumah
kebutuhan pasien yang teriden fikasi.
sakit memas kan bahwa badan tersebut mematuhi rencana pengamanan kebakaran.
2. Kebutuhan keperawatan pasien ditetapkan melalui asesmen keperawatan yang
didokumentasi, asesmen medis, dan asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan
Elemen Penilaian MFK 7.1.
kebutuhan pasien.
1. Program termasuk pengurangan risiko kebakaran;
3. Kebutuhan medis yang teriden fikasi dicatat dalam rekam medis.
2. Program termasuk asesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan
dengan fasilitas; 4. Kebutuhan keperawatan yang teriden fikasi dicatat dalam rekam medis.
3. Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap; 5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam semua bidang.
4. Program termasuk meredakan kebakaran dan pengendalian (containment) asap.
5. Program termasuk evakuasi/ jalan keluar yang aman dari fasilitas bila terjadi kedaruratan Elemen Penilaian AP.1.3.1.
akibat kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran. 1. Untuk pasien gawat darurat, asesmen medis berdasarkan kebutuhan dan kondisinya.
2. Untuk pasien gawat darurat, asesmen keperawatan berdasarkan kebutuhan dan
Elemen Penilaian MFK 7.2. kondisinya.
1. Sistem deteksi kebakaran dan pemadaman diinspeksi dan diuji coba, serta dipelihara, 3. Apabila operasi dilakukan, maka sedikitnya ada catatan ringkas dan diagnosis praoperasi
yang frekuensinya ditetapkan oleh rumah sakit dicatat sebelum ndakan.
2. Staf dila h untuk berpar sipasi dalam perencanaan pengamanan kebakaran dan asal
Standar AP.1.4.
(lihat juga MFK.11.1, EP1)
Asesmen harus selesai dalam kerangka waktu yang ditetapkan rumah sakit.
3. Semua staf berpar sipasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam rencana
pengamanan kebakaran dan asap. (Lihat juga MFK 11.1, EP 1).
Maksud dan Tujuan AP.1.4.
4. Staf dapat memeragakan cara membawa pasien ke tempat aman.
Untuk memulai pengobatan yang benar dan sesegera mungkin, asesmen awal harus
5. Pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan dan sistem didokumentasikan. diselesaikan secepat mungkin. Rumah sakit menetapkan kerangka waktu untuk
menyelesaikan asesmen, khususnya asesmen medis dan keperawatan. Kerangka waktu
Standar MFK 7.3. yang akurat tergantung atas beberapa faktor, termasuk pe pasien yang dilayani rumah
Rumah sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan merokok. sakit, kompleksitas dan durasi/lamanya pelayanan serta dinamika lingkungan pelayanan.

176 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 41


Dengan per mbangan ini, maka rumah sakit dapat menetapkan kerangka waktu asesmen Standar MFK 7.2.
yang berbeda untuk masing-masing unit kerja dan pelayanan. Rumah sakit secara teratur melakukan uji coba rencana pengamanan kebakaran dan asap,
melipu se ap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghen an (suppression)
Bila asesmen sebagian atau seluruhnya dilaksanakan diluar rumah sakit (misalnya, dipraktek dan mendokumentasikan hasilnya.
dokter bedah), maka temuan dinilai ulang dan atau diverifikasi pada saat masuk sebagai
pasien rawat inap sesuai waktu antara asesmen di luar dengan masuk rawat inap (lihat • Maksud dan Tujuan MFK 7 sampai MFK 7.2
juga AP.1.4.1) dan sifat temuan yang pen ng, sesuai dengan kompleksitas pasien, rencana Kebakaran adalah risiko yang selalu ada di rumah sakit. Karenanya, se ap rumah sakit perlu
pelayanan dan pengobatan ( misalnya, penilaian ulang mengkonfirmasi kejelasan diagnosis merencanakan bagaimana menjamin penghuni rumah sakit tetap aman sekalipun terjadi
dan se ap rencana ndakan atau pengobatan; adanya hasil foto radiologi yang diperlukan kebakaran atau ada asap. Rumah sakit merencanakan secara khusus :
untuk operasi, adanya perubahan pada kondisi pasien, seper pengendalian gula darah - pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seper penyimpanan
dan iden fikasi hasil laboratorium yang pen ng dan perlu diperiksa ulang). dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar, termasuk gas medik, seper
oksigen;
Elemen Penilaian AP.1.4. - bahaya yang terkait dengan se ap pembangunan di dalam atau berdekatan dengan
bangunan yang dihuni pasien;
1. Kerangka waktu yang benar untuk melaksanakan asesmen harus ditetapkan untuk - jalan keluar yang aman dan dak terhalang bila tejadi kebakaran;
semua jenis dan tempat pelayanan. - sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seper , deteksi asap (smoke detector), alarm
2. Asesmen diselesaikan dalam kerangka waktu yang ditetapkan rumah sakit. kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
3. Temuan dari semua asesmen diluar rumah sakit harus dinilai ulang dan diverifikasi pada - mekanisme penghen an/supresi (suppression) seper selang air, supresan kimia
saat pasien masuk rawat inap (lihat juga AP.1.4.1) untuk memperbarui atau mengulang (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).
bagian-bagian dari asesmen medis yang sudah lebih dari 30 hari; lihat juga MKI.1.6,
EP 1). Tindakan ini, bila digabungkan akan memberi waktu yang cukup bagi pasien, keluarga, staf
dan pengunjung untuk menyelamatkan diri dari kebakaran dan asap. Tindakan ini tanpa
Standar AP.1.4.1. memandang umur, ukuran atau kontruksi dari fasilitas. Contohnya, fasilitas berbahan batu
bata satu ngkat akan menggunakan metode yang berbeda dengan fasilitas kayu yang
Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien besar dan ber ngkat.
masuk rawat inap atau lebih cepat tergantung kondisi pasien atau sesuai kebijakan rumah
sakit. Rencana pengamanan kebakaran rumah sakit mengiden fikasi :
- frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem perlindungan dan pengamanan
Maksud dan Tujuan AP.1.4.1. kebakaran, sesuai ketentuan;
Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam sesudah pasien - rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran atau ada asap;
masuk rawat inap dan tersedia untuk digunakan bagi mereka yang memberikan pelayanan - proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam jangka waktu 12
kepada pasien. Bila kondisi pasien mengharuskan, maka asesmen awal medis dan bulan;
keperawatan dilaksanakan dan tersedia lebih dini/cepat. Jadi, untuk pasien gawat darurat, - pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efek f dan mengevakuasi
asesmen harus segera dilakukan dan kebijakan dapat menetapkan bahwa kelompok pasien pasien bila terjadi kedaruratan, dan ;
tertentu harus dinilai lebih cepat dari 24 jam. - par sipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang-kurangnya
setahun sekali.
Bila asesmen medis awal dilaksanakan di ruang praktek pribadi dokter atau diluar rumah Sebuah ujicoba rencana dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sebagai contoh, rumah
sakit sebelum dirawat di rumah sakit, maka hal ini harus terjadi sebelum 30 hari. Apabila sakit dapat menetapkan “fire marshal” /perwira kebakaran untuk se ap unit dan dia ditugasi
waktu 30 hari terlampaui maka riwayat kesehatan harus diperbaharui dan pemeriksaan untuk menanyai staf secara acak tentang apa yang akan mereka lakukan jika kebakaran
fisik diulangi. Untuk asesmen medis yang dilakukan dalam waktu 30 hari sebelum dirawat terjadi pada unit mereka. Staf dapat diberi pertanyaan spesifik, seper “Dimana letak
katup penutup oksigen? Jika anda harus menutup katup oksigen, bagaimana cara Anda
inap, maka se ap perubahan pen ng dari kondisi pasien harus dicatat sejak asesmen

42 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 175


g) proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara atau pada waktu admisi . Proses memperbaharui dan atau pemeriksaan ulang ini dapat
tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal dilakukan seseorang yang kompeten (lihat juga AP.4, Maksud dan Tujuan).
penugasan staf untuk pelayanan pasien
Elemen Penilaian 1.4.1.
Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba melalui : 1. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau lebih
- ujicoba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencana baik secara internal dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
maupun sebagai bagian dan dilakukan bersama dengan masyarakat; atau 2. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau
- ujicoba sepanjang tahun terhadap elemen kri s dari c) sampai dengan g) dari lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
rencana tersebut. 3. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
ndakan pada rawat jalan di rumah sakit, dak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat
Bila rumah sakit mengalami bencana secara nyata, mengak fasi rencana yang ada, dan medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
setelah itu diberi pengarahan yang tepat, dan situasi ini digambarkan setara dengan uji 4. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, se ap perubahan kondisi pasien yang signifikan,
coba tahunan. sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.

• Elemen Penilaian MFK 6 Standar AP.1.5.


1. Rumah sakit telah mengidenfikasi bencana internal dan eksternal yang besar, seper Temuan pada asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan siap tersedia
keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya, serta bagi para penanggung jawab asuhan pasien.
kejadian wabah besar yang bisa menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan.
2. Rumah sakit merencanakan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana, Maksud dan Tujuan AP.1.5.
melipu item a) sampai g) Maksud dan Tujuan
Temuan pada asesmen digunakan sepanjang proses pelayanan untuk mengevaluasi
kemajuan pasien dan untuk memahami kebutuhan untuk asesmen ulang. Oleh karena
Elemen Penilaian MFK 6.1. itu sangat perlu bahwa asesmen medis, keperawatan dan asesmen lain yang berar ,
1. Seluruh rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya elemen kri s dari didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali
c) sampai g) dari rencana dalam rekam medis atau dari lokasi lain yang ditentukan standar dan digunakan oleh staf
2. Pada akhir se ap uji coba, dilakukan tanya-jawab (debriefing) mengenai ujicoba yang yang melayani pasien. Secara khusus, asesmen medis dan keperawatan terdokumentasi
dilakukan dalam waktu 24 jam setelah penerimaan sebagai pasien rawat inap. Hal ini dak
menghalangi penempatan tambahan hasil asesmen yang lebih detail pada lokasi lain yang
3. Bila terdapat badan independen dalam fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei,
terpisah dalam rekam medis pasien, sepanjang tetap mudah diakses bagi mereka yang
rumah sakit memas kan bahwa unit tersebut mematuhi rencana kesiapan menghadapi
melayani pasien.
bencana.
Elemen Penilaian AP.1.5.
PENGAMANAN KEBAKARAN 1. Temuan pada asesmen dicatat dalam rekam medis pasien (lihat juga MKI.1.9.1, EP 1).
2. Mereka yang memberi pelayanan kepada pasien dapat menemukan dan mencari
• Standar MFK 7 kembali hasil asesmen di rekam medis pasien atau di lokasi tertentu yang lain yang
Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk memas kan bahwa seluruh mudah diakses dan terstandar (lihat juga MKI.1.7, EP 2).
penghuni di rumah sakit aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan lainnya.
3. Asesmen medis dicatat dalam rekam medis pasien dalam waktu 24 jam setelah pasien
Standar MFK 7.1.
di rawat inap.
Perencanaan melipu pencegahan, deteksi dini, penghen an/pemadaman (suppression),
meredakan dan jalur evakuasi aman (safe exit) dari fasilitas sebagai respon terhadap 4. Asesmen keperawatan dicatat dalam rekam medis pasien dalam waktu 24 jam setelah
kedaruratan akibat kebakaran atau bukan kebakaran. pasien dirawat inap.

174 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 43


Standar AP.1.5.1. 3. Rencana untuk pelaporan dan inves gasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan
Asesmen medis awal harus didokumentasikan sebelum ndakan anestesi atau bedah. insiden lainnya disusun dan diterapkan.
4. Rencana untuk penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan pembuangan
Maksud dan Tujuan AP.1.5.1. limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum disusun dan diterapkan.
Hasil asesmen medis dan se ap pemeriksaan diagnos k dicatat dalam rekam medis pasien (lihat juga AP.6.2, EP 4)
sebelum ndakan anestesi atau bedah. 5. Rencana untuk alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan, ada
tumpahan dan paparan disusun dan diterapkan. (lihat juga AP.5.1, EP 4; AP.6.2, EP 5;
Elemen Penilaian AP.1.5.1. dan AP.6.6, EP 5)
1. Kepada pasien yang direncanakan operasi, dilaksanakan asesmen medis sebelum
6. Rencana untuk mendokumentasikan persyaratan, melipu se ap izin, lisensi, atau
operasi (lihat juga PAB.7, EP 1 dan 2).
ketentuan persyaratan lainnya disusun dan diterapkan.
2. Asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi.
7. Rencana untuk pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya disusun dan
Standar AP.1.6. diterapkan. (lihat juga AP.5.5, EP 5; dan AP.6.6, EP 5)
Pasien di skrining untuk status gizi dan kebutuhan fungsional serta dikonsul untuk asesmen 8. Bila terdapat unit independen dalam fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei,
lebih lanjut dan pengobatan apabila dibutuhkan. rumah sakit memas kan bahwa unit tersebut mematuhi rencana penanganan bahan
berbahaya.
Maksud dan Tujuan AP.1.6.
Informasi yang didapat pada asesmen awal medis dan atau keperawatan, melalui penerapan KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA
kriteria skrining/penyaringan, dapat memberi indikasi bahwa pasien membutuhkan asesmen
lebih lanjut / lebih mendalam tentang status gizi atau status fungsional, termasuk asesmen • Standar MFK 6
risiko jatuh. Asesmen lebih mendalam ini mungkin pen ng untuk mengiden fikasi pasien Rumah Sakit menyusun dan memelihara rencana manajemen kedaruratan dan program
yang membutuhkan intervensi nutrisional, dan pasien yang membutuhkan pelayanan menganggapi bila terjadi kedaruratan komunitas demikian, wabah dan bencana alam atau
rehabilitasi medis atau pelayanan lain terkait dengan kemampuan fungsi yang independen bencana lainnya.
atau pada kondisi potensial yang terbaik.
Standar MFK 6.1.
Cara yang paling efek f untuk mengiden fikasi pasien dengan kebutuhan gizi atau
Rumah sakit melakukan uji coba/simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah
fungsional adalah melalui kriteria skrining. Contoh, formulir asesmen awal keperawatan
dan bencana.
dapat memuat kriteria ini. Pada se ap kasus kriteria skrining dikembangkan oleh staf yang
kompeten yang mampu melakukan asesmen lanjutan, dan bila perlu, membuat persyaratan
pengobatan pasien. Contoh, kriteria skrining untuk risiko nutrisional dapat dikembangkan • Maksud dan Tujuan MFK 6 - MFK 6.1
oleh perawat yang akan menerapkan kriteria tersebut, ahli gizi yang akan menyediakan Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit, seper
intervensi diet yang direkomendasikan dan nutrisionis yang mampu mengintegrasikan kerusakan pada area/ruang rawat pasien akibat gempa atau wabah flu yang menyebabkan
kebutuhan nutrisi dengan kebutuhan lain dari pasien. staf dak dapat masuk kerja. Untuk menanggapi secara efek f, rumah sakit membuat
rencana dan program penanganan kedaruratan seper itu. Rencana tersebut berisikan
Elemen Penilaian 1.6. proses untuk :
a) menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan kejadian;
1. Staf yang kompeten (qualified) mengembangkan kriteria untuk mengiden fikasi pasien
b) menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tersebut;
yang memerlukan asesmen nutrisional lebih lanjut.
c) strategi komunikasi pada kejadian;
2. Pasien diskrining untuk risiko nutrisional sebagai bagian dari asesmen awal.
d) pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya alterna f;
3. Pasien dengan risiko masalah nutrisional menurut kriteria akan mendapat asesmen
e) pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alterna f tempat
gizi.
pelayanan;
4. Staf berkualifikasi memadai mengembangkan kriteria untuk mengiden fikasi pasien
f) iden fikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada waktu kejadian

44 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 173


2. Rumah sakit mempunyai rencana mengurangi risiko yang nyata berdasarkan pemeriksaan yang memerlukan asesmen fungsional lebih lanjut (lihat juga Sasaran Keselamatan
tersebut Pasien VI, EP 1, terkait asesmen risiko jatuh).
3. Rumah sakit memperlihatkan kemajuan dalam melaksanakan rencananya. 5. Pasien disaring untuk menilai kebutuhan asesmen fungsional lebih lanjut sebagai bagian
dari asesmen awal (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien VI, EP 2).
Elemen Penilaian MFK 4.2. 6. Pasien yang memerlukan asesmen fungsional sesuai kriteria dikonsul untuk asesmen
1. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran yang memenuhi peraturan perundangan tersebut.
dan ketentuan lain
2. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau menggan Standar AP.1.7.
sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen
secara aman dan efek f. (lihat juga APK.6.1, EP 5) apabila ada rasa yang nyerinya.

BAHAN BERBAHAYA Maksud dan Tujuan AP.1.7.


Pada saat asesmen awal dan asesmen ulang, prosedur skrining dilakukan untuk
• Standar MFK 5 mengiden fikasi pasien dengan rasa sakit, pasien dapat dioba di rumah sakit atau dirujuk
Rumah sakit mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan untuk pengobatan. Lingkup pengobatan berdasarkan pelayanan yang tersedia di rumah
penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah sakit.
berbahaya.
Bila pasien dioba di rumah sakit, dilaksanakan asesmen yang lebih komprehensif. Asesmen
• Maksud dan Tujuan MFK 5 disesuaikan dengan umur pasien dan mengukur intensitas dan kualitas rasa nyeri, seper
Rumah sakit mengiden fikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah karakter rasa nyeri, frekuensi, lokasi dan durasi. Asesmen ini dicatat sedemikian rupa agar
berbahaya (lihat juga AP.5.1, EP 1, dan AP.6 EP 1) sesuai rencana. Bahan berbahaya dan memfasilitasi /memudahkan asesmen ulang yang reguler dan follow up sesuai kriteria yang
limbahnya tersebut melipu bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah radioak f, dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien.
gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain sesuai ketentuan.
Rencana menetapkan proses untuk : Elemen Penilaian 1.7.
- inventarisasi bahan dan limbah berbahaya; 1. Pasien di skrining untuk rasa sakit (lihat juga PP.6, EP 1).
- penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya; 2. Apabila diiden fikasi ada rasa sakit pada asesmen awal, pasien dirujuk atau rumah sakit
- pelaporan dan inves gasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden lainnya; melakukan asesmen lebih mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan pengukuran
- pembuangan limbah berbahaya yang benar;
intensitas dan kualitas nyeri seper karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan
- peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada tumpahan
lamanya.
(spill) atau paparan (exposure);
3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi asesmen ulangan yang teratur
- pendokumentasian, melipu se ap izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan
dan ndak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan
lainnya;
pasien.
- pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.

• Elemen Penilaian MFK 5 Standar AP.1.8.


1. Rumah sakit mengiden fikasi bahan dan limbah berbahaya dan mempunyai da ar Rumah sakit melaksanakan asesmen awal individual untuk populasi tertentu yang dilayani
terbaru/mutakhir dari bahan berbahaya tersebut di rumah sakit. (lihat juga AP.5.5, EP rumah sakit.
1, dan AP.6.6, EP 1)
2. Rencana untuk penanganan, penyimpanan dan penggunaan yang aman disusun dan Maksud dan Tujuan AP.1.8.
diimplementasikan/diterapkan (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan, dan EP 3; AP.5.5, Asesmen awal dari pe- pe pasien atau populasi pasien tertentu memerlukan modifikasi
EP 3; AP.6.2, EP 4; dan AP.6.6, EP 3) proses asesmen. Modifikasi ini didasarkan atas karakteris k yang unik atau menentukan

172 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 45


se ap populasi pasien. Se ap rumah sakit mengiden fikasi kelompok pasien khusus dan kebakaran, maupun risiko keamanan. Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan
memodifikasi proses asesmen untuk memenuhi kebutuhan khusus ini. Secara khusus, dan cidera, menjaga kondisi bagi keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, staf dan
apabila rumah sakit, melayani satu atau lebih pasien atau populasi dengan kebutuhan khusus pengujung; serta mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko. Ini khususnya pen ng
seper da ar di bawah ini, maka rumah sakit melakukan asesmen individual untuk : selama masa pembangunan atau renovasi. Sebagai tambahan, untuk menjamin keamanan,
- Anak-anak semua staf, pengunjung, vendor/pedagang dan lainnya di rumah sakit diiden fikasi dan
- Dewasa Muda diberi tanda pengenal (badge) yang sementara atau tetap atau langkah iden fikasi lain,
- Lanjut usia yang lemah juga seluruh area yang seharusnya aman, seper ruang perawatan bayi baru lahir, yang
- Sakit terminal aman dan dipantau.
- Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens
- Wanita dalam proses melahirkan Ini dapat dilakukan dengan menyusun suatu Rencana Perbaikan Fasilitas (Facility
- Wanita dalam proses terminasi kehamilan Improvement Plan) dengan inspeksi yang komprehensif terhadap fasilitas, mencatat
- Pasien dengan kelainan emosional atau gangguan jiwa semua perabot yang tajam atau rusak yang dapat menyebabkan cidera, sampai lokasi
- Pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol dimana dak ada jalan penyelamatan bila terjadi kebakaran atau dak ada cara memonitor
- Korban kekerasan atau terlantar area yang aman. Pemeriksaan berkala ini didokumentasikan untuk membantu rumah sakit
- Pasien dengan infeksi atau penyakit menular merencanakan dan melaksanakan peningkatan dan anggaran perbaikan dan penggan an
- Pasien yang mendapatkan kemoterapi atau radiasi fasilitas dalam rencana jangka lebih panjang.
- Pasien yang daya imunnya direndahkan Kemudian, dengan memahami risiko yang ada di fasilitas fisik rumah sakit, maka rumah
Asesmen pasien yang diduga ketergantungan obat dan atau alkohol dan asesmen pasien sakit dapat menyusun rencana yang proak f untuk mengurangi risiko tersebut terhadap
korban kekerasan dan yang terlantar, dipengaruhi oleh budaya dari populasi dimana pasien pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Rencana tersebut dapat melipu hal-hal seper
berada. Asesmen disini dak dimaksudkan untuk penemuan kasus secara proak f. Tetapi memasang kamera keamanan (security camera) di area terpencil, menggan fenerator
asesmen pasien tersebut merupakan respons terhadap kebutuhan dan kondisi yang dapat emergensi, menggan pintu kebakaran dan sejenisnya. Rencana ini melipu keselamatan
diterima oleh budaya dan diperlakukan konfidensial. dan keamanan.
Proses asesmen dimodifikasi agar konsisten dengan undang-undang dan peraturan dan
standar profesi terkait dengan populasi dan situasi demikian dengan melibatkan keluarga • Elemen Penilaian MFK 4
bila perlu. 1. Rumah sakit mempunyai program untuk memberikan keselamatan dan keamanan bagi
fasilitas fisik, termasuk memonitor dan mengamankan area yang diiden fikasi sebagai
Elemen Penilaian 1.9. risiko keamanan.
2. Program tersebut memas kan bahwa semua staf, pengunjung dan pedagang/vendor
1. Rumah Sakit menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen tambahan, khusus atau
dapat diiden fikasi, dan semua area yang berisiko keamanannya dimonitor dan dijaga
lebih mendalam perlu dilaksanakan
keamanannya (lihat juga AP.5.1, EP 2, dan AP.6.2, EP 1)
2. Proses asesmen untuk populasi pasien dengan kebutuhan khususnya dimodifikasi
3. Program tersebut efek f untuk mencegah cidera dan mempertahankan kondisi aman
secara tepat sehingga mencerminkan kebutuhan pasien
bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. (lihat juga SKP.6, EP 1)
4. Program melipu keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan dan
Standar AP.1.9.
renovasi
Kepada pasien yang akan meninggal dan keluarganya, dilakukan asesmen dan asesmen 5. Pimpinan memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang disetujui
ulang sesuai kebutuhan individual mereka 6. Bila terdapat badan independen dalam fasilitas pelayanan pasien akan disurvei, rumah
sakit memas kan bahwa badan tersebut mematuhi program keselamatan.
Maksud dan Tujuan AP.1.9.
Asesmen dan asesmen ulang perlu dilaksanakan secara individual untuk memenuhi Elemen Penilaian MFK 4.1.
kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien mendeka kema an. Asesmen dan asesmen 1. Rumah sakit mempunyai hasil pemeriksaan fasilitas fisik terkini dan akurat yang
ulang, sesuai kondisi pasien, harus mengevaluasi : didokumentasikan

46 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 171


Berdasar ukuran dan kompleksitas rumah sakit, dapat dibentuk komite risiko fasilitas/ a. Gejala seper mau muntah dari kesulitan pernapasan
lingkungan dan diberi tanggung jawab mengawasi pelaksanaan dan kesinambungan b. Faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik
program
c. Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien
Monitoring seluruh aspek dari program dan memberikan data yang berharga dalam rangka d. Orientasi spritual pasien dan keluarga dan kalau perlu keterlibatan kelompok agama
perbaikan program dan untuk mengurangi lebih lanjut risiko di rumah sakit. e. Urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seper putus asa, penderitaan,
rasa bersalah atau pengampunan
• Elemen Penilaian MFK 3 f. Status psikososial pasien dan keluarga seper hubungan keluarga, lingkungan rumah
1. Program pengawasan dan pengarahan dapat ditugaskan kepada satu orang atau lebih. yang memadai apabila diperlukan perawatan di rumah, cara mengatasi dan reaksi
2. Kompetensi petugas tersebut berdasarkan atas pengalaman atau pela han pasien dan keluarga atas penyakit pasien
3. Petugas tersebut merencanakan dan melaksanakan program melipu elemen a) sampai g. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite services) bagi pasien, keluarga
g) Maksud dan Tujuan. dan pemberi pelayanan lain
h. Kebutuhan akan alterna f atau ngkat pelayanan lain
Elemen Penilaian MFK 3.1.
i. Faktor risiko bagi yang di nggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi
1. Ada program untuk memonitor semua aspek dari program manajemen risiko fasilitas/
patologis atas kesedihan.
lingkungan
2. Data monitoring digunakan untuk mengembangkan/meningkatkan program
Elemen Penilaian 1.9.
KESELAMATAN DAN KEAMANAN 1. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya dilakukan asesmen dan asesmen ulang
untuk elemen a s/d i dalam Maksud dan Tujuan sesuai kebutuhan mereka yang
• Standar MFK 4 diiden fikasi.
Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan keselamatan 2. Temuan dalam asesmen mengarahkan pelayanan yang diberikan (lihat juga AP.2, EP 2)
dan keamanan lingkungan fisik 3. Temuan dalam asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien

Standar MFK 4.1. Standar AP.1.10.


Rumah sakit melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien dan mempunyai Asesmen awal termasuk penetapan kebutuhan untuk tambahan asesmen khusus.
rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik yang aman
bagi pasien, keluarga, staf dan penunjung Maksud dan Tujuan AP.1.10.
Proses asesmen awal dapat mengiden fikasi kebutuhan akan asesmen lain seper untuk
Standar MFK 4.2. gigi, pendengaran, mata dan seterusnya. Rumah sakit merujuk pasien untuk asesmen tsb
Rumah sakit merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau menggan apabila pelayanan ini tersedia di rumah sakit atau dilingkungannya.
sistem, bangunan atau komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap fasilitas dan tetap
mematuhi peraturan perundangan Elemen Penilaian 1.10.
1. Bila teriden fikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus, pasien dirujuk didalam atau
• Maksud dan Tujuan MFK 4 sampai MFK 4.2. keluar rumah sakit (lihat juga APK.3, EP 1)
Pimpinan rumah sakit menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk menyediakan 2. Asesmen khusus yang dilakukan didalam rumah sakit dilengkapi dan dicatat dalam
fasilitas yang aman, efek f dan efisien (lihat juga AP.5.1, EP 1 dan AP.6.2, EP 1). Pencegahan rekam medis pasien
dan perencanaan pen ng untuk menciptakan fasilitas pelayanan pasien yang aman
dan mendukung. Untuk merencanakan secara efek f, rumah sakit harus menyadari Standar AP.1.11.
akan seluruh risiko yang ada pada fasilitas. Ini melipu keselamatan, seper keamanan Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien (discharge)

170 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 47


Maksud dan Tujuan AP.1.11. e) Peralatan medis---peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa untuk
Kon nuitas pelayanan mempersyaratkan persiapan dan per mbangan khusus mengurangi risiko.
untuk beberapa pasien tertentu seper rencana pemulangan pasien. Rumah sakit f) Sistem u litas----listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
mengembangkan mekanisme seper da ar kriteria untuk mengiden fikasi pasien, meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
yang rencana pemulangannya kri s, antara lain karena umur, kesulitan mobilitas /gerak,
kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan berkelanjutan atau bantuan dalam ak vitas Rencana tersebut ditulis dan di up to date yang merefleksikan keadaan sekarang atau
hidup sehari-hari. Karena perencanaan proses pemulangan pasien dapat membutuhkan keadaan terkini dalam lingkungan rumah sakit. Ada proses untuk mereview dan meng-
waktu agak lama, maka proses asesmen dan perencanaan dapat dimulai segera setelah update
pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
• Elemen Penilaian MFK 2
1. Ada rencana tertulis yang mencakup a) sampai f) Maksud dan Tujuan
Elemen Penilaian 1.11.
2. Rencana tersebut terkini atau di update
1. Ada proses untuk iden fikasi pasien yang rencana pemulangannya kri s (discharge) 3. Rencana tersebut dilaksanakan sepenuhnya
(lihat juga APK.3, EP 2) 4. Rumah sakit memiliki proses evaluasi periodik dan update rencana tahunan
2. Rencana pemulangan bagi pasien seper ini dimulai segera setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap (lihat juga APK 3, EP 4). • Standar MFK 3
Seorang atau lebih individu yang kompeten mengawasi perencanaan dan pelaksanaan
• Standar AP.2. program untuk mengelola risiko di lingkungan pelayanan
Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan
pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk merencanakan Standar MFK 3.1
pengobatan atau untuk pemulangan pasien. Program monitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan kejadian lainnya yang
mendukung perencanaan dan pengurangan risiko lebih lanjut.
• Maksud dan Tujuan AP.2.
Asesmen ulang oleh para prak si pelayanan kesehatan adalah kunci untuk memahami • Maksud dan Tujuan MFK 3 sampai MFK 3.1.
apakah keputusan pelayanan sudah tepat dan efek f. Pasien dilakukan asesmen ulang Program manajemen risiko fasilitas/lingkungan, baik dalam rumah sakit besar maupun
selama proses pelayanan pada interval tertentu berdasarkan kebutuhan dan rencana kecil, perlu menugaskan seorang atau lebih untuk memimpin dan mengawasi. Di rumah
pelayanan atau sesuai kebijakan dan prosedur rumah sakit. Hasil asesmen ulang dicatat sakit kecil, satu orang bisa ditugaskan paruh waktu. Di rumah sakit yang lebih besar bisa
dalam rekam medis pasien untuk informasi dan digunakan oleh semua staf yang memberi ditugaskan beberapa teknisi atau petugas dengan pela han khusus. Apapun penugasannya,
pelayanan (lihat juga MKI.19.1, EP 5). semua aspek dari program harus dikelola dengan efek f dan konsisten secara terus-
menerus.
Asesmen ulang oleh dokter terintegrasi dalam proses asuhan pasien yang sedang Program pengawasan melipu :
berlangsung. Dokter melakukan asesmen pasien gawat darurat se ap hari, termasuk akhir a) merencanakan semua aspek dari program;
minggu, dan bila sudah ada perubahan yang signifikan pada kondisi pasien. b) melaksanakan program;
c) mendidik staf;
Asesmen ulang dilaksanakan dan hasilnya dicatat dalam rekam medis pasien : d) memonitor dan melakukan uji coba program;
- Pada interval yang reguler selama pelayanan (contoh, secara periodik perawat mencatat e) melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;
tanda-tanda vital sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien). f) memberikan laporan tahunan ke badan pengelola tentang pencapaian program
- Se ap hari oleh dokter pada pasien akut atau lebih jarang sesuai kebijakan rumah g) menyelenggarakan pengorganisasian dan pengeleloaan secara konsisten dan terus-
sakit. menerus

48 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 169


- mengimplementasikan ketentuan yang berlaku atau ketentuan alterna f lain yang - Sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasien yang signifikan.
disetujui; - Bila diagnosis pasien telah berubah dan kebutuhan asuhan memerlukan perubahan
- perencanaan dan penganggaran untuk pengembangan dan penggan an yang perlu rencana.
sesuai hasil iden fikasi data monitoring atau untuk memenuhi ketentuan yang berlaku
- Untuk menetapkan apakah obat-obatan dan pengobatan lain telah berhasil dan pasien
dan kemudian untuk menunjukkan kemajuan dalam upaya memenuhi perencanaan.
dapat dipindahkan atau dipulangkan.
(lihat juga MFK.4.2)

Bila rumah sakit sudah dinyatakan dak memenuhi ketentuan yang berlaku, para pimpinan • Elemen Penilaian AP.2.
bertanggung jawab untuk membuat perencanaan agar dapat memenuhi ketentuan dalam 1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respons mereka terhadap
kurun waktu yang ditentukan. pengobatan (lihat juga PAB.5.3, EP 1 dan 2; PAB.7.3, EP 1 dan 2; MPO.7, EP 1; dan PP.5,
EP 3).
• Elemen penilaian MFK 1 2. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk perencanaan pengobatan lanjutan atau
1. Pimpinan rumah sakit dan mereka yang bertanggung jawab atas pengelolaan fasilitas pemulangan pasien (lihat juga APK.3, EP 2 dan 3; PP.7.1, EP 2; PAB.5.3, EP 1 dan 2; dan
mengetahui peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku AP.1.9, EP 2).
terhadap fasilitas rumah sakit. 3. Pasien dilakukan asesmen ulang dalam interval sesuai dengan kondisi pasien dan
2. Pimpinan menerapkan ketentuan yang berlaku atau ketentuan alterna f yang disetujui bilamana terjadi perubahan yang signifikan pada kondisi mereka, rencana asuhan,
3. Pimpinan memas kan rumah sakit memenuhi kondisi seper hasil laporan terhadap kebutuhan individual atau sesuai kebijakan dan prosedur rumah sakit (lihat juga PAB.3,
fasilitas atau catatan pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas setempat EP 1 dan PAB.5.3, EP 1) .
4. Dokter melakukan asesmen ulang sekurang-kurangnya se ap hari, termasuk akhir
• Standar MFK 2 minggu, selama fase akut dari perawatan dan pengobatannya.
Rumah sakit menyusun dan menjaga rencana tertulis yang menggambarkan proses untuk 5. Untuk pasien nonakut, kebijakan rumah sakit menetapkan keadaan, dan pe pasien
mengelola risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf atau populasi pasien, dimana asesmen oleh dokter bisa kurang dari sekali sehari dan
menetapkan interval minimum untuk jadwal asesmen ulang bagi kasus seper ini.
• Maksud dan Tujuan MFK 2 6. Asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Untuk mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja memerlukan
perencanaan. Rumah sakit menyusun satu rencana induk atau rencana tahunan yang • Standar AP.3.
melipu , Staf yang kompeten melaksanakan asesmen dan asesmen ulang.
a) Keselamatan dan Keamanan
― Keselamatan---Suatu ngkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ground • Maksud dan Tujuan AP.3.
dan peralatan rumah sakit dak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf Asesmen dan asesmen ulang pasien adalah proses yang pen ng yang membutuhkan
dan pengunjung pendidikan khusus, pela han, pengetahuan dan ketrampilan. Jadi, untuk se ap jenis
― Keamanan----Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta asesmen, ditetapkan individu yang kompeten untuk melaksanakan asesmen dan tanggung
penggunaan oleh mereka yang dak berwenang jawabnya dibuat tertulis. Secara khusus, mereka yang kompeten untuk melakukan
b) Bahan berbahaya-----penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioak f asesmen gawat darurat atau dan asesmen terhadap kebutuhan pelayanan keperawatan
dan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang harus diiden fikasi dengan jelas. Asesmen dilaksanakan oleh se ap disiplin dalam lingkup
secara aman. prakteknya, perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku atau ser fikasi.
c) Manajemen emergensi----tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi
direncanakan dan efek f • Elemen Penilaian AP.3.
d) Pengamanan kebakaran----Proper dan penghuninya dilindungi dari kebakaran dan 1. Petugas yang kompeten yang melakukan asesmen pasien dan asesmen ulang ditetapkan
asap. oleh rumah sakit.

168 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 49


2. Hanya mereka yang diizinkan dengan lisensi, sesuai undang-undang dan peraturan yang 5. Peralatan medis---peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa untuk
berlaku, atau ser fikasi, yang dapat melakukan asesmen. mengurangi risiko.
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh petugas yang kompeten. 6. Sistem u litas----listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan
4. Asesmen keperawatan dilaksanakan oleh mereka yang kompeten. risiko kegagalan pengoperasian
5. Mereka yang kompeten melaksanakan asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien,
dan tanggung jawabnya ditetapkan secara tertulis (lihat juga KPS.1.1, EP 1 dan 2 dan Bila di rumah sakit ada unit nonhospital di dalam fasilitas pelayanan pasien yang disurvei
KPS.10, EP 1). (seper sebuah warung kopi yang atau toko souvenir independen), rumah sakit memiliki
kewajiban untuk memas kan bahwa unit independen tersebut mematuhi rencana
• Standar AP.4. manajemen dan keselamatan fasilitas, sebagai berikut :
Staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien, - Rencana keselamatan dan keamanan
bekerja sama dalam menganalisis dan mengintegrasikan asesmen pasien. - Rencana penanganan bahan berbahaya
- Rencana manajemen emergensi
Standar AP.4.1. - Rencana pengamanan/penanggulangan kebakaran
Kebutuhan pelayanan paling urgenatau pen ng di iden fikasi.
Peraturan perundangan dan pemeriksaan/inspeksi oleh yang berwenang di daerah banyak
Maksud dan Tujuan AP.4 dan AP.4.1. menentukan bagaimana fasilitas dirancang, digunakan dan dipelihara. Seluruh rumah sakit,
Pasien mungkin menjalani banyak jenis asesmen diluar dan didalam rumah sakit oleh tanpa memperdulikan ukuran dan sumber daya yang dimiliki, harus mematuhi ketentuan
berbagai unit kerja dan berbagai pelayanan. Akibatnya, terdapat berbagai informasi, yang berlaku sebagai bagian dari tanggung jawab mereka terhadap pasien, keluarga, staf
hasil tes dan data lain di rekam medis pasien (lihat juga AP.1.4.1, Maksud dan Tujuan). dan para pengunjung.
Manfaatnya akan besar bagi pasien, apabila staf yang bertanggung jawab atas pasien
bekerja sama menganalisis temuan pada asesmen dan mengkombinasikan informasi dalam Pertama-tama rumah sakit harus mematuhi peraturan perundangan. Kemudian, rumah
suatu gambaran komprehensif dari kondisi pasien. Dari kerja sama ini, kebutuhan pasien di sakit harus lebih memamahami tentang detail fasilitas fisik yang mereka tempa . Mereka
iden fikasi, ditetapkan urutan kepen ngannya, dan dibuat keputusan pelayanan. Integrasi mulai secara proak f mengumpulkan data dan menggunakannya dalam strategi mengurangi
dari temuan ini akan memfasilitasi koordinasi pemberian pelayanan (lihat juga PP.2). risiko dan meningkatkan keamanan lingkungan asuhan pasien.

Proses kerja sama adalah sederhana dan informal bila kebutuhan pasien dak kompleks. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Pada pasien dengan kebutuhan yang kompleks kebutuhannya yang dak jelas, mungkin
diperlukan pertemuan formal m pengobatan, rapat kasus dan ronde pasien. Pasien, • Standar MFK 1
keluarga dan orang lain yang membuat keputusan atas nama pasien dapat di ikutsertakan Rumah sakit mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan
dalam proses pengambilan keputusan, bila perlu. tentang pemeriksaan fasilitas

• Elemen Penilaian AP.4. • Maksud dan Tujuan MFK 1


1. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan (lihat juga PP.1, EP 1). Per mbangan pertama untuk se ap fasilitas fisik adalah peraturan perundangan dan
2. Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses. ketentuan lainnya yang terkait dengan fasilitas tersebut. Beberapa ketentuan mungkin
berbeda tergantung pada umur dan lokasi fasilitas serta faktor lainnya. Misalnya, banyak
Elemen Penilaian AP.4.1. ketentuan (codes) kontruksi bangunan dan keselamatan kebakaran, seper sistem sprinkler,
1. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil asesmen. berlaku hanya pada konstruksi baru.
2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen dan se ap
diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan (lihat juga HPK.2.1, EP 1). Para pimpinan organisasi, termasuk pimpinan rumah sakit dan manajemen senior,
3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan bertanggung jawab untuk :
dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi - mengetahui peraturan nasional dan daerah, peraturan dan persyaratan lainnya yang
(lihat juga HPK.2.1, EP 2 dan 4 dan APK.1.2, EP 5). berlaku terhadap fasilitas rumah sakit;

50 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 167


BAB 4 PELAYANAN LABORATORIUM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK) • Standar AP.5.
Ada pelayanan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan pasien dan semua jenis
pemeriksaan sesuai dengan standar nasional, undang-undang dan peraturan.
GAMBARAN UMUM
• Maksud dan Tujuan AP.5.
Rumah sakit dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan suppor f Rumah sakit mempunyai sistem untuk memberikan pelayanan laboratorium, termasuk
bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis pelayanan patologi klinik, yang dibutuhkan pasien rumah sakit, pelayanan klinis yang
dan peralatan lainnya harus dikelola secara efek f. Secara khusus, manajemen harus diberikan, dan kebutuhan para pemberi pelayanan. Pelayanan laboratorium diorganisir
berusaha keras untuk : dan diberikan sesuai standar nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
- mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko;
Pelayanan laboratorium, termasuk yang diperlukan untuk gawat darurat, dapat diberikan di
- mencegah kecelakaan dan cidera ; dan
dalam lingkungan rumah sakit, atau dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain, atau
- memelihara kondisi aman.
keduanya. Pelayanan laboratorium harus tersedia di luar jam kerja untuk gawat darurat.
Manajemen yang efek f melipu perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang mul Pelayanan dari luar rumah sakit harus mudah dicapai pasien. Rumah sakit menyeleksi
disiplin: pelayanan laboratorium diluar rumah sakit berdasarkan rekomendasi direktur atau staf
- Pimpinan merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar aman yang bertanggung jawab atas pelayanan laboratorium. Pelayanan laboratorium diluar
dan efek f untuk menunjang pelayanan klinis yang diberikan. rumah sakit harus memenuhi undang-undang dan peraturan serta mempunyai reputasi
- Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan bagaimana memonitor akurasi /keteli an dan pelayanan tepat waktu. Pasien diberi informasi apabila pelayanan
dan melaporkan situasi yang menimbulkan risiko laboratorium diluar rumah sakit tersebut dimiliki oleh dokter yang merujuk.
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang pen ng dan untuk
mengiden fikasi perbaikan yang diperlukan. • Elemen Penilaian AP.5.
1. Pelayanan laboratorium harus memenuhi standar, nasional, undang-undang dan
Perencanaan tertulis dibuat dan mencakup enam bidang berikut, sesuai dengan fasilitas peraturan.
dan kegiatan rumah sakit : 2. Pelayanan laboratorium yang adekuat, teratur dan nyaman tersedia untuk memenuhi
1. Keselamatan dan Keamanan kebutuhan
a. Keselamatan---Suatu ngkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ground 3. Pelayanan laboratorium untuk gawat darurat tersedia, termasuk diluar jam kerja.
dan peralatan rumah sakit dak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf 4. Pelayanan laboratorium diluar rumah sakit dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan
dan pengunjung yang memenuhi undang-undang dan peraturan.
b. Keamanan----Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta
5. Pasien diberi tahu bila ada hubungan antara dokter yang merujuk dengan pelayanan
penggunaan oleh mereka yang dak berwenang
laboratorium diluar rumah sakit (lihat juga TKP.6.1, EP 1).
2. Bahan berbahaya-----penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioak f dan
bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang
secara aman. Standar AP.5.1.
3. Manajemen emergensi----tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi Ada program keamanan (safety) di Laboratorium, dijalankan dan didokumentasikan.
direncanakan dan efek f
Maksud dan Tujuan AP.5.1.
4. Pengamanan kebakaran----Proper dan penghuninya dilindungi dari kebakaran dan
Ada program keamanan yang ak f di laboratorium dengan ngkatan sesuai dengan risiko
asap.
dan kemungkinan bahaya dalam laboratorium. Program ini mengatur praktek keamanan

166 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 51


dan langkah-langkah pencegahan bagi staf laboratorium, staf lain dan pasien apabila Kerangka kerja itu juga mendukung staf profesional rumah sakit dan pasien apabila
berada di laboratorium. Program laboratorium ini di koordinasi oleh manajemen program dihadapkan pada dilema e s dalam asuhan pasien, misalnya keputusan tentang donor
keamanan / keselamatan rumah sakit. dan transplantasi; ke daksepakatan antara pasien dengan keluarganya, dan antar pasien
dengan prak si kesehatan mereka, mengeai keputusan tentang asuhan, dan ke dak
Program keamanan laboratorium termasuk : sepakatan antar profesi. Dukungan ini siap tersedia.
- Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan standar dan peraturan.
- Kebijakan dan prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan infeksius • Elemen Penilaian TKP. 6.
dan berbahaya (lihat juga MFK.5, EP 2 dan PPI.7.2, EP 1 dan 2). 1. Pimpinan rumah sakit menetapkaan norma-norma e s dan hukum yang melindungi
- Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium dan untuk bahaya yang pasien dan hak mereka. (lihat juga HPK.1, EP 1 dan 2)
dihadapi. 2. Pimpinan menyusun kerangka kerja untuk mengelola e ka rumah sakit
- Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan kerja. 3. Pimpinan memper mbangkan norma e s nasional dan interna onal dalam
- Pendidikan (in service educa on) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan mengembangkan kerangka kerja kode e k rumah sakit
berbahaya yang baru dikenali/diperoleh.
Elemen Penilaian TKP. 6.1.
Elemen Penilaian AP.5.1. 1. Rumah sakit memberitahukan kepemilikan dari rumah sakit. (lihat juga AP.5.1, EP 5, dan
1. Ada program keselamatan/keamanan laboratorium yang mengatur risiko keselamatan AP.6.1. EP 2)
yang potensial di laboratorium dan di area lain yang mendapat pelayanan laboratorium 2. Rumah sakit menjelaskan secara jujur pelayanan bagi pasien
(lihat juga MFK.4 dan MFK.5). 3. Rumah sakit menetapkan kebijakan tentang penerimaan, transfer dan pemulangan
2. Program ini adalah bagian dari program manajemen keselamatan / keamanan rumah pasien (lihat juga APK.1.1, EP 2; APK.3, EP 1, dan APK.4, EP 1-4)
sakit dan melaporkan ke struktural manjemen keselamatan tersebut, sekurang- 4. Rumah sakit secara teli membuat penagihan atas pelayanannya
kurangnya setahun sekali atau bila terjadi insiden keselamatan (lihat juga MFK.4, EP 2). 5. Rumah sakit memberitahukan, mengevaluasi dan menyelesaikan konflik apabila
3. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang penanganan dan pembuangan bahan insen f finansial dan pembayaran merugikan asuhan pasien
berbahaya (lihat juga MFK.5, EP 2).
4. Iden fikasi risiko keselamatan dijabarkan melalui proses yang spesifik dan atau peralatan Elemen Penilaian TKP. 6.2.
untuk mengurangi risiko keselamatan (lihat juga MFK. 5, EP 5). 1. Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen e s mendukung hal-hal yang
5. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk prosedur dan praktek keselamatan/ dikonfrontasi/diharapkan pada dilema e s dalam asuhan pasien
keamanan kerja (lihat juga MFK.11, EP 1; TKP.5.4, EP 1 dan 2; TKP.6.1, EP 1). 2. Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen e s mendukung hal-hal yang
6. Staf laboratorium mendapat pela han-pendidikan untuk prosedur baru dan penggunaan dikonfrontasikan pada dilema e s dalam pelayanan nonklinis
bahan berbahaya yang baru (lihat juga KPS.8, EP 3 dan 4).
3. Dukungan ini siap tersedia

Standar AP.5.2. 4. Kerangka kerja rumah sakit memperlengkapi pelaporan yang aman bagi masalah e s
dan hukum / legal
Staf yang benar-benar kompeten dan berpengalaman melaksanakan tes dan membuat
interpretasi hasil-hasil.

Maksud dan Tujuan AP.5.2.


Rumah sakit menetapkan staf laboratorium yang melaksanakan tes, termasuk yang
disetujui melaksanakan tes skrining di ruang rawat (bedside) dan staf yang mengarahkan
atau mensupervisi staf pelaksana pemeriksaan. Staf supervisor dan staf teknis mendapat
la han secara baik dan adekuat, berpengalaman, punya keterampilan dan diorientasikan
pada pekerjaannya. Staf teknis diberikan tugas, sesuai dengan la han dan pengalamannya.

52 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 165


3. Pimpinan melaksanakan program pengendalian mutu apabila dibutuhkan Sebagai tambahan, ada cukup jumlah staf untuk melaksanakan tes cito dan tersedia staf
4. Pimpinan departemen atau pelayanan diberikan data dan informasi yang dibutuhkan secukupnya selama seluruh jam pelayanan dan untuk gawat darurat.
untuk mengelola dan meningkatkan asuhan dan pelayanan
5. Kegiatan pengukuran dan peningkatan mutu di departemen dan di pelayanan dilaporkan Elemen Penilaian AP.5.2.
secara berkala dalam mekanisme pengawasan mutu di rumah sakit. 1. Para petugas yang melaksanakan tes dan mereka yang mengarahkan atau mensupervisi
tes ditetapkan.
ETIKA ORGANISASI 2. Ada staf yang kompeten dan cukup berpengalaman melaksanakan tes (lihat juga KPS.4,
EP 1).
• Standar TKP.6. 3. Ada staf yang kompeten dan cukup berpengalaman melakukan interpretasi hasil tes
Rumah sakit menetapkan kerangka kerja untuk manajemen e s yang menjamin bahwa (lihat juga KPS.4, EP 1).
asuhan pasien diberikan didalam norma-norma bisnis, finansial, e s, dan hukum yang 4. Tersedia jumlah staf yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien.
melindungi pasien dan hak mereka. 5. Staf supervisor kompeten (qualified) dan berpengalaman.

Standar TKP.6.1.
Standar AP.5.3.
Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen e s tersebut melipu pemasaran, admisi
Hasil pemeriksaan laboratorium tersedia / selesai dalam waktu sesuai ketetapan rumah
/penerimaan pasien rawat inap (admission), pemindahan pasien (transfer), pemulangan
sakit.
pasien (discharge) dan pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis
maupun profesional yang bukan kepen ngan pasien.
Maksud dan Tujuan AP.5.3.
Rumah sakit menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil tes
Standar TKP. 6.2.
laboratorium. Hasil dilaporkan dalam kerangka waktu berdasarkan kebutuhan pasien,
Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen e s mendukung pengambilan keputusan
pelayanan yang ditawarkan, dan kebutuhan staf klinis. Pemeriksaan pada gawat darurat dan
secara e s di dalam pelayanan klinis dan pelayanan nonklinis.
diluar jam kerja serta pada akhir minggu termasuk dalam ketentuan ini. Hasil pemeriksaan
yang urgen, , seper dari unit gawat darurat, kamar bedah dan unit pelayanan intensif,
• Maksud dan Tujuan TKP. 6. sampai TKP. 6.2.
diberikan perha an khusus dalam proses pengukuran mutu. Sebagai tambahan, bila
Sebuah rumah sakit memiliki tanggung jawab e s dan hukum terhadap pasien dan
pelayanan laboratorium dilakukan bekerja sama dengan pihak luar rumah sakit, laporan
masyarakatnya. Pimpinan memahami tanggung jawab ini seper yang mereka terapkan
hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan rumah
dalam kegiatan bisnis dan klinis rumah sakit tersebut. Tindakan- ndakan rumah sakit
sakit atau yang tercantum dalam kontrak (lihat juga AP.5.3.1).
terkait insen f finansial/keuangan harus persis sama dengan nilai-nilai dan e ka rumah
sakit. Pimpinan membuat dokumen yang memberi pedoman untuk memberikan kerangka
Elemen Penilaian AP.5.3.
kerja yang konsisten dalam melaksanakan tanggung jawab ini. Waktu menyusun kerangka
1. Rumah sakit menetapkan waktu yang diharapkan untuk laporan hasil pemeriksaan.
kerja ini, pimpinan rumah sakit memasukkan norma-norma nasonal dan internasional
2. Ketepatan waktu melaporkan hasil pemeriksaan yang urgen / gawat darurat diukur.
terkait hak asasi manusia dan e ka profesi. Organisasi rumah sakit berjalan dalam kerangka
3. Hasil laboratorium dilaporkan dalam kerangka waktu guna memenuhi kebutuhan pasien
kerja ini untuk :
(lihat juga PAB.7, EP 1).
• memberitahukan kepemilikan dan se ap konflik kepen ngan;
• menggambarkan secara jujur pelayanan kepada paisen; Standar AP.5.3.1.
• menenetapkan kebijakan yang jelas tentang admisi/penerimaan rawat inap, transfer Ada prosedur melaporkan hasil tes diagnos k yang kri s
dan pemulangan pasien;
• menagih secara akurat biaya pelayanan; dan Maksud dan Tujuan AP.5.3.1.
• menyelesaikan konflik apabila penetapan insen f finansial dan pembayaran mungkin Pelaporan dari tes diagnos k yang kri s adalah bagian dari pokok persoalan keselamatan
merugikan asuhan pasien pasien. Hasil tes yang secara signifikan diluar batas nilai normal dapat memberi indikasi

164 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 53


risiko nggi atau kondisi yang mengancam kehidupan pasien. Sangat pen ng bagi rumah atau prosedur baru atau yang direvisi diterapkan, maka staf diberi pela han. (lihat juga
sakit untuk mengembangkan suatu sistem pelaporan formal yang jelas menggambarkan KPS.7, AP.5.1, EP 5; AP.6.2, EP 6; PPI.11, EP4)
bagaimana prak si kesehatan mewaspadai hasil kri s dari tes diagnos k dan bagaimana
staf mendokumentasikan komunikasi ini (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien 2, EP 2 dan Elemen Penilaian TKP.5.4.
4, dan AP.5.3). 1. Pimpinan menetapkan program orientasi bagi staf di departemen yang didokumentasikan.
(lihat juga KPS.7; AP.5.1, EP 5, dan AP.6.2, EP 6)
Proses ini dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kri s dari tes diagnos k
2. Semua staf departemen telah selesai menjalani program tersebut. (lihat juga KPS.7;
untuk menyediakan pedoman bagi para prak si untuk meminta dan menerima hasil tes
AP.5.1, EP 5; dan AP.6.2, EP 6)
pada keadaan gawat darurat. Prosedur ini melipu juga penetapan tes kri s dan ambang
nilai kri s bagi se ap pe tes, oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kri s harus dilaporkan,
Standar TKP.5.5.
dan menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan.
Pimpinan melakukan evaluasi kinerja departemen atau pelayanan dan kinerja stafnya.

Elemen Penilaian AP.5.3.1.


Maksud dan Tujuan TKP.5.5.
1. Metode kolabora f digunakan untuk mengembangkan prosedur untuk pelaporan hasil Salah satu tanggung jawab terpen ng dari seorang pimpinan departemen atau pelayanan
yang kri s dari pemeriksaan diagnos k adalah melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
2. Prosedur ini menetapkan nilai ambang kri s untuk se ap tes di departemen tersebut. Seleksi ngkat pengukuran di departemen atau pelayanan
3. Prosedur menetapkan oleh siapa dan kepada siapa hasil yang kri s dari pemeriksaan dipengaruhi oleh :
diagnos k harus dilaporkan a. prioritas rumah sakit dalam hal pengukuran dan peningkatan terkait dengan departemen
4. Prosedur menetapkan apa yang dicatat didalam rekam medis pasien atau pelayanan;
5. Proses dimonitor agar pemenuhan ketentuan dan dimodifikasi berdasarkan hasil b. evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan melalui berbagai sumber termasuk survei
monitoring dan keluhan pasien;
c. kebutuhan untuk memahami efisiensi dan efek vitas biaya (cost effec veness) dari
Standar AP.5.4. pelayanan yang diberikan;
Semua peralatan untuk pemeriksaan laboratorium diperiksa secara teratur, ada upaya d. evaluasi atas pelayanan yang diberikan menurut penetapan kontrak. (lihat juga
pemeliharaan, dan kalibrasi, dan ada pencatatan terus menerus untuk kegiatan tsb. TKP.3.3)

Maksud dan Tujuan AP.5.4. Pimpinan bertanggung jawab menjamin bahwa kegiatan pengukuran memberikan
Staf laboratorium bekerja untuk memas kan bahwa semua peralatan berfungsi baik, kesempatan untuk mengevaluasi staf maupun proses pelayanannya. Dengan demikain,
termasuk peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di ruangan, berfungsi pada dari waktu ke waktu, pengukuran melipu semua pelayanan yang diberikan. Data dan
ngkat yang dapat diterima, dan aman bagi para operator. Program pengelolaan peralatan informasi yang dihasilkan dak hanya pen ng untuk upaya peningkatan departemen atau
laboratorium melipu : pelayanan, tetapi juga pen ng untuk program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
- Seleksi dan pengadaan peralatan. rumah sakit.(lihat juga PAB.2, EP 7)
- Iden fikasi dan Inventarisasi peralatan.
- Asesmen penggunaan peralatan melalui inspeksi, tes, kalibrasi dan pemeliharaan. Elemen Penilaian TKP.5.5.
1. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu (quality measures) yang mengatur pelayanan
- Monitoring dan melaksanakan catatan bahaya di peralatan, penarikan peralatan, insiden
yang diberikan dalam departemen atau pelayanan termasuk kriteria a) sampai d) di
yang harus dilaporkan, problem dan kegagalan-kegagalan.
Maksud dan Tujuan yang sesuai dengan departemen pelayanan tersebut
- Mendokumentasikan program pengelolaan. 2. Pimpinan melaksanakan pengukuran mutu terkait dengan kinerja staf dalam
Frekuensi tes, pemeliharaan, dan kalibrasi berhubungan dengan penggunaan peralatan menjalankan tanggung jawab mereka di departemen atau pelayanan
laboratorium dan pencatatan riwayat pemakaian.

54 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 163


Elemen Penilaian TKP.5.2. Elemen Penilaian AP.5.4.
1. Pimpinan merekomendasikan ruangan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan 1. Ada program pengelolaan peralatan laboratorium dan buk pelaksanaan (lihat juga
2. Pimpinan merekomendasikan kebutuhan peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan MFK.8, EP 1).
pelayanan 2. Program termasuk proses seleksi dan pengadaan alat.
3. Pimpinan merekomendasikan jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk 3. Program termasuk proses inventarisasi alat (lihat juga MFK.8, EP 2).
memberikan pelayanan (lihat juga AP.6.3, EP 5)
4. Program termasuk inspeksi dan alat pengetesan (lihat juga MFK.8, EP 3) .
4. Pimpinan merekomendasikan sumber daya khusus lainnya yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan 5. Program termasuk kalibrasi dan pemeliharaan alat (lihat juga MFK.8, EP 4) .
5. Pimpinan memiliki sebuah proses untuk menjawab kekurangan sumber daya. 6. Program termasuk monitoring dan ndak lanjut (lihat juga MFK.8, EP 5) .
7. Semua tes, pemeliharaan dan kalibrasi alat didokumentasi secara adekuat (lihat juga
Standar TKP.5.3. MFK.8.1, EP 1)
Pimpinan merekomendasikan kriteria untuk menseleksi staf profesional di departemen
atau pelayanan dan memilih atau merekomendasikan orang-orang yang memenuhi kriteria Standar AP.5.5.
tersebut. Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu tersedia dan dievaluasi
untuk memas kan akurasi dan presisi hasil.
Maksud dan Tujuan TKP.5.3.
Pimpinan memper mbangkan pelayanan yang dibeikan dan direncanakan oleh departemen Maksud dan Tujuan AP.5.5.
atau pelayanan serta pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman dari staf
Rumah sakit menetapkan reagensia dan bahan-bahan lain yang selalu harus ada untuk
profesional departemen yang memberikan pelayanan tersebut. Pimpinan menyusun
pelayanan laboratorium bagi pasien. Suatu proses yang efek f untuk pemesanan atau
kriteria yang mencerminkan per mbangan ini dan kemudian memilih staf. Para pemimpin
menjamin ketersediaan reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan. Semua
juga bisa bekerja sama dengan departemen sumber daya manusia atau departemen lain
reagensia di simpan dan didistribusikan sesuai prosedur yang ditetapkan. Evaluasi periodik
dalam proses seleksi berdasarkan rekomendasi pimpinan.
semua reagensia untuk memas kan akurasi dan presisi hasil pemeriksaan. Pedoman
tertulis memas kan pemberian label yang lengkap dan akurat untuk reagensia dan larutan
Elemen Penilaian TKP.5.3.
dan akurasi serta presisi dari hasil.
1. Pimpinan mengembangkan kriteria yang terkait dengan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan staf profesional di departemen Elemen Penilaian AP.5.5.
2. Pimpinan menggunakan kriteria tersebut pada waktu melakukan seleksi staf atau 1. Ditetapkan reagensia esensial dan bahan lain (lihat juga MFK.5, EP 1).
merekomendasikan staf profesional
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia, dan ada proses untuk menyatakan kapan
reagen dak tersedia.
Standar TKP.5.4
3. Semua reagensia disimpan dan didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya atau
Pimpinan memberikan orientasi dan pela han bagi semua staf yang bertugas dan
instruksi pada kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2).
bertanggung jawab di departemen atau di pelayanan dimana mereka ditugaskan.
4. Laboratorium telah memiliki pedoman tertulis dan mengiku nya untuk mengevaluasi
Maksud dan Tujuan TKP.5.4. semua reagensia agar memberikan hasil yang akurat dan presisi.
Pimpinan menjamin bahwa semua staf di departemen atau di pelayanan memahami 5. Semua reagensia dan larutan diberi label secara lengkap dan akurat (lihat juga MFK.5,
tanggung jawab mereka dan menyusun orientasi dan pela han untuk pegawai baru. EP 7).
Orientasi itu melipu misi rumah sakit, misi departemen atau pelayanan, cakupan
pelayanan yang diberikan, kebijakan dan prosedur terkait dengan pemberian pelayanan. Standar AP.5.6.
Misalnya, semua staf memahami tentang prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi Prosedur untuk pengambilan spesimen, iden fikasi, penanganan, pengiriman yang aman,
dan prosedur di rumah sakit dan di dalam departemen atau pelayanan. Jika ada kebijakan dan pembuangan spesimen dipatuhi.

162 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 55


Maksud dan Tujuan AP.5.6. dan isi yang seragam dari dokumen perencanaan departemen yang spesifik. Secara
Prosedur dikembangkan dan diterapkan untuk : umum, dokumen yang disiapkan oleh masing-masing departemen klinis menetapkan
- Permintaan pemeriksaan tujuan, maupun mengiden fikasi pelayanan saat ini dan yang direncanakan. Kebijakan
dan prosedur departemen mencerminkan tujuan dan pelayanan departemen, maupun
- Pengambilan dan iden fikasi spesimen
pengetahuan, keterampilan, dan ketersediaan staf yang dibutuhkan untuk melakukan
- Pengiriman, penyimpanan dan pengawetan spesimen.
asesmen dan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien.
- Penerimaan, pencatatan dan penelusuran (tracking) spesimen.
Prosedur ini dicerma untuk pengiriman spesimen untuk pemeriksaan ke laboratorium
Pelayanan klinis yang diberikan kepada pasien dikoordinasikan dan diintegrasikan
diluar rumah sakit.
kedalam se ap unit pelayanan. Sebagai contoh, ada integrasi antara pelayanan medis
dan keperawatan. Selain itu, se ap departemen atau pelayanan mengkoordinasikan dan
Elemen Penilaian AP.5.6.
mengintegrasikan pelayanannya dengan departemen dan pelayanan yang lain. Duplikasi
1. Prosedur memandu permintaan pemeriksaan. pelayanan yang dak perlu, dihindari atau dihilangkan agar menghemat sumber daya.
2. Prosedur memandu pengambilan dan iden fikasi spesimen.
3. Prosedur memandu pengiriman, penyimpanan dan pengawetan spesimen. Elemen Penilaian TKP.5.1.
4. Prosedur memandu penerimaan dan tracking spesimen. 1. Pimpinan departemen atau pelayanan memilih dan menggunakan format dan isi yang
5. Prosedur dilaksanakan. seragam untuk dokumen perencanaan
6. Prosedur diperha kan untuk pemeriksaan dilakukan di laboratorium di luar rumah 2. Dokumen departemen atau pelayanan menguraikan tentang pelayanan saat ini dan
sakit. yang direncanakan yang diberikan oleh se ap departemen atau pelayanan
3. Kebijakan dan prosedur dari se ap departemen atau pelayanan mengarahkan pemberian
Standar AP.5.7. pelayanan yang ditetapkan
Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk interpretasi dan pelaporan 4. Kebijakan dan prosedur dari se ap departemen atau pelayanan mengatur pengetahuan
hasil laboratorium klinis. dan keterampilan staf yang diperlukan untuk melakukan asesmen dan memenuhi
kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan AP.5.7.
Laboratorium menetapkan nilai/rentang nilai rujukan normal untuk se ap tes yang Elemen Penilaian TKP.5.1.1.
dilaksanakan. Rentang nilai harus tercantum dalam catatan klinis, sebagai bagian dari laporan 1. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan di se ap departemen atau pelayanan
atau dalam dokumen terpisah dengan da ar yang baru dari nilai-nilai yang ditetapkan kepala 2. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan dengan departemen dan pelayanan lain.
laboratorium. Rentang nilai harus dilengkapi bila pemeriksaan dilaksanakan laboratorium
luar. Rujukan nilai ini disesuaikan dengan geografi dan demografi rumah sakit dan selalu Standar TKP.5.2.
harus dievaluasi dan direvisi apabila metode pemeriksaan berubah. Pimpinan merekomendasikan ruangan, peralatan, staf, dan sumber daya lain yang
dibutuhkan oleh departemen atau pelayanan
Elemen Penilaian AP.5.7.
Maksud dan Tujuan TKP.5.2.
1. Laboratorium telah menetapkan nilai/rentang nilai rujukan untuk se ap pemeriksaan
Se ap pimpinan departemen menyampaikan kebutuhan sumber daya manusia dan sumber
yang dilaksanakan.
daya lainnya kepada manajer senior rumah sakit. Hal ini membantu dalam menjamin bahwa
2. Rentang-nilai rujukan ini harus disertakan dalam catatan klinis pada waktu hasil
staf, ruangan, peralatan dan sumber daya lain tersedia secara memadai untuk memenuhi
pemeriksaan dilaporkan.
kebutuhan pasien se ap saat. Walaupun para pimpinan membuat rekomendasi tentang
3. Rentang-nilai dilengkapi bila pemeriksaan dilaksanakan laboratorium luar.
kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, kebutuhan kadang-kadang
4. Rentang-nilai sesuai dengan geografi dan demografi rumah sakit.
berubah atau dak sepenuhnya dipenuhi. Jadi, pimpinan punya proses untuk menanggapi
5. Rentang-nilai dievaluasi dan direvisi berkala seperlunya.
kekurangan sumber daya ini untuk menjamin pelayanan yang aman dan efek f bagi semua
pasien.

56 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 161


4. Struktur organisasi dan tata laksannaya mendukung perencanaan klinik dan Standar AP.5.8.
pengembangan kebijakan Seorang yang kompeten bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan laboratorium
5. Struktur organisasi dan tata laksananya mendukung pengawasan atas berbagai isu klinik atau pelayanan laboratorium patologi.
e ka profesi
6. Struktur organisasi dan tata laksananya mendukung pengawasan atas mutu pelayanan Maksud dan Tujuan AP.5.8.
klinik Pelayanan laboratorium klinik dipimpin/diarahkan oleh seorang yang kompeten berdasarkan
pela han, keahlian, dan pengalaman, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang
PIMPINAN DEPARTEMEN / UNIT DAN PELAYANAN berlaku. Individu ini memikul tanggung jawab profesional atas fasilitas laboratorium
dan pelayanan di laboratorium dan pemeriksaan yang dilaksanakan diluar laboratorium
• Standar TKP.5. seper pada pemeriksaan di ruang perawatan (point of care tes ng). Pengawasan atas
Satu atau lebih individu yang kompeten mengatur ap departemen / unit atau pelayanan pelayanan diluar laboratorium termasuk memas kan terlaksananya kebijakan rumah sakit
di rumah sakit dan prakteknya, seper a.l. pela han dan manajemen suplai, dan bukan supervisi sehari-
hari atas kegiatan tersebut. Pengawasan harian adalah tanggung jawab dari para pimpinan
• Maksud dan Tujuan TKP.5 departemen atau unit dimana pemeriksaan dilaksanakan.
Asuhan klinis, hasil pasien (pa ent outcomes) dan manajemen pelayanan kesehatan secara
keseluruhan adalah seper yang tampak dalam kegiatan asuhan klinis dan manajemen Bila individu ini memberikan konsultasi klinis atau pendapat medis, maka beliau harus
yang ada di se ap departemen atau pelayanan. Kinerja dari departemen atau pelayanan seorang dokter, sedapatnya ahli patologi. Pelayanan laboratorium spesialis k dan
yang baik membutuhkan kepemimpinan yang jelas dari individu yang kompeten. Dalam subspesialis k harus dibawah pengawasan seorang yang benar-benar kompeten. Tanggung
departemen atau pelayanan yang lebih besar, kepemimpinan dapat dipisah. Dalam hal jawab kepala laboratorium termasuk :
ini, tanggung jawab dari se ap peran ditetapkan secara tertulis (lihat juga APK.6.1, EP 1; - Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga terlaksananya kebijakan dan prosedur.
PAB.2, EP 2; AP.5.9 terkait pimpinan pelayanan laboratorium klinis; AP.6.7 terkait pimpinan - Pengawasan administra f.
pelayanan radiologi dan diagnos c imaging; MPO.1.1 terkait pimpinan dari pelayanan - Menjaga terlaksananya se ap program kontrol mutu yang pen ng.
farmasi atau kefarmasian; dan PAB.2 terkait pelayanan anestesi). - Memberi rekomendasi pelayanan kepada laboratorium luar.
- Memonitor dan mereview semua pelayanan laboratorium.
• Elemen Penilaian TKP.5.
1. Se ap departemen/unit atau pelayanan di rumah sakit dipimpin oleh seorang dengan Elemen Penilaian AP.5.8.
pela han, pendidikan, dan pengalaman yang setara dengan pelayanan yang diberikan.
1. Pelayanan laboratorium klinis dan laboratorium lain di seluruh rumah sakit, ada dalam
(lihat juga AP.5.8, EP1; AP.6.7, EP 1; dan MPO.1.1, EP 1)
pengarahan dan pengawasan dari satu orang atau lebih yang kompeten (lihat juga
2. Bila lebih dari satu orang memberikan arahan/petunjuk, maka tanggung jawab masing-
masing dijabarkan secara tertulis. TPK.5, EP 1).
2. Tanggung jawab untuk mengembangkan, menerapkan, dan menjaga terlaksananya
Standar TKP.5.1. (maintaining) kebijakan dan prosedur, ditetapkan dan dilaksanakan.
Pimpinan dari se ap departemen klinis melakukan iden fikasi secara tertulis tentang 3. Tanggung jawab pengawasan administrasi ditetapkan dan dilaksanakan.
pelayanan yang diberikan oleh departemennya. 4. Tanggung jawab untuk menjaga terlaksananya program kontrol mutu ditetapkan dan
dilaksanakan.
Standar TKP.5.1.1.
5. Tanggung jawab untuk merekomendasi laboratorium rujukan ditetapkan dan
Pelayanan dikoordinasikan dan diintegrasikan di dalam departemen atau pelayanan,
dilaksanakan (lihat juga TPK.3.3, EP 4, dan TKP.3.3.1, EP 2).
maupun dengan departemen dan pelayanan lain.
6. Tanggung jawab untuk memonitor dan mereview semua pelayanan laboratorium di
Maksud dan Tujuan TKP.5.1. dan TKP.5.1.1. dalam dan diluar laboratorium ditetapkan dan dilaksanakan (lihat juga TPK.3.3, EP 1
Pimpinan dari departemen klinis rumah sakit bekerja sama untuk menetapkan format dan 3, dan TKP.3.3.1, EP 1).

160 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 57


Standar AP.5.9. se ap jenis/kategori staf. Program rekruitmen rumah sakit memper mbangkan pedoman
Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan. yang dipublikasikan seper dari World Health Organiza on (WHO), Interna onal Council of
Nurses dan World Medical Associa on.
Standar AP.5.9.1.
Ada proses tes kecakapan/keahlian (proficiency). Elemen Penilaian TKP.3.5.
1. Ada proses terencana untuk melakukan rekruitmen staf (lihat juga KPS.2, EP 1);
Maksud dan Tujuan AP.5.9 dan AP.5.9.1. 2. Ada proses terencana untuk retensi staf;
Sistem kontrol mutu yang baik, pen ng untuk memberikan pelayanan laboratorium 3. Ada proses terencana untuk pengembangan diri dan pendidikan berkelanjutan bagi
patologi dan laboratorium klinis yang unggul. staf (lihat juga KPS.8);
Prosedur kontrol mutu termasuk : 4. Perencanaan dilakukan dengan bekerja sama dan melibatkan semua departemen dan
pelayanan di rumah sakit
a) Validasi metode tes untuk akurasi, presisi, rentang yang dapat dilaporkan.
b) Surveilens harian atas hasil oleh staf laboratorium yang kompeten. • Standar TKP.4
c) Langkah koreksi yang cepat bila dijumpai ada kekurangan. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan pelayanan klinis lainnya merencanakan dan
d) Pengetesan reagensia (lihat juga AP.5.5). melaksanakan struktur organisasi yang efek f untuk mendukung tanggung jawab dan
e) Dokumentasi dari hasil dan langkah-langkah koreksi. kewenangan mereka.

Tes keahlian menunjukkan bagaimana baiknya hasil laboratorium individual dibandingkan • Maksud dan Tujuan TKP.4.
dengan laboratorium lain yang menggunakan metode yang sama. Tes ini dapat Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan pelayanan klinik lainnya memiliki tanggung
mengiden fikasi masalah kinerja yang dak ditemukan melalui mekanisme pengawasan jawab khusus terhadap pasien dan rumah sakit. Pimpinan ini :
intern. Jadi, laboratorium berpar sipasi dalam program tes tentang keahlian yang • mendukung adanya komunikasi yang baik diantara para profesional;
diakui, bila ada. Bila program tersebut dak ada, sebagai alterna f, maka laboratorium • bekerja sama merencanakan dan mengembangkan kebijakan yang mengarahkan
mengadakan pertukaran spesimen dengan laboratorium di rumah sakit lain untuk maksud pelayanan klinis;
dan tujuan perbandingan hasil pemeriksaan. Laboratorium memelihara catatan kumula f • memberikan praktek e s profesi mereka;
dari par sipasi dalam proses tes keahlian. Tes keahlian atau alterna fnya dilaksanakan • mengawasi mutu asuhan pasien
untuk semua program laboratorium spesialis k bila ada.
Pimpinan staf medis dan keperawatan menciptakan struktur organisasi yang sesuai dan
Elemen Penilaian AP.5.9. efek f untuk menjalankan tanggung jawab ini. Struktur organiasi ini dan proses terkait yang
1. Ada program kontrol mutu untuk laboratorium klinis digunakan untuk melaksanakan tanggung jawab dapat memberikan staf profesional tunggal
yang terdiri dari dokter, perawat dan lainnya atau struktur staf medis dan keperawatan yang
2. Program termasuk validasi metode tes terpisah. Struktur yang dipilih tersebut dapat diatur dengan Peraturan Internal (Bylaws),
3. Program termasuk surveilens harian atas hasil tes peraturan perundang-undangan atau dapat diatur secara informal. Secara umum struktur
4. Program termasuk koreksi cepat untuk kekurangan yang dipilih :
• melipu semua staf klinis yang terkait;
5. Program termasuk dokumentasi hasil dan ndakan koreksi
• sesuai dengan kepemilikan, misi dan struktur rumah sakit;
6. Elemen-elemen program a) s/d e) tersebut diatas ditetapkan dalam Maksud dan Tujuan • sesuai dengan kompleksitas dan jumlah staf profesional rumah sakit;
dan dilaksanakan. • efek f dalam melaksanakan tanggung jawab yang dicantumkan diatas.

Elemen Penilaian AP.5.9.1. • Elemen Penilaian TKP.4.


1. Laboratorium ikut serta dalam program tes keahlian, atau alterna fnya untuk semua 1. Ada struktur organisasi yang efek f yang digunakan oleh pimpinan medis, keperawatan
dan pimpinan lainnya untuk melaksanakan tanggung jawab dan kewenangan mereka
pelayanan dan tes laboratorium spesialis k.
2. Struktur sesuai dengan besaran dan kompleksitas rumah sakit
2. Catatan kumula f dari keikutsertaan dipelihara.
3. Struktur organisasi dan tata laksananya mendukung adanya komunikasi antar profesi

58 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 159


4. Mutu pelayanan oleh prak si independen di luar rumah sakit dimonitor sebagai Standar AP.5.10.
komponen dari program peningkatan mutu rumah sakit. Rumah sakit secara teratur mereview hasil kontrol mutu untuk semua pelayanan oleh
laboratorium luar.
Standar TKP.3.4.
Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah mendapat pendidikan dalam Maksud dan Tujuan AP.5.10.
konsep peningkatan mutu Bila rumah sakit memakai pelayanan laboratorium luar, maka secara teratur menerima
laporan dan mereview kontrol mutu dari pelayanan laboratorium luar tersebut. Individu
Maksud dan Tujuan TKP. 3.4. yang kompeten mereview hasil kontrol mutu.
Tujuan utama rumah sakit adalah untuk memberikan asuhan pasien dan bekerja untuk
meningkatkan hasil/outcome asuhan pasien dari waktu ke waktu dengan cara menerapkan Elemen Penilaian AP.5.10.
prinsip peningkatan mutu. Dengan demikian, pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan 1. Frekuensi dan pe data kontrol mutu dari laboratorium luar ditetapkan oleh rumah
lainnya dari sebuah rumah sakit perlu : sakit
2. Staf yang kompeten bertanggungjawab atas kontrol mutu laboratorium atau seorang
• mendapat pendidikan dalam atau terbiasa dengan (familiar) konsep dan metode
yang kompeten ditunjuk untuk mereview hasil kontrol mutu dari sumber luar rumah
peningkatan mutu;
sakit
• secara pribadi berpar sipasi dalam proses peningkatan mutu dan keselamatan 3. Staf yang bertanggungjawab atau orang kompeten yang ditunjuk melakukan langkah-
pasien; langkah atas dasar hasil kontrol mutu
• memas kan bahwa peningkatan mutu klinis termasuk kesempatan untuk pengukuran 4. Laporan tahunan data kontrol mutu dari laboratorium luar rumah sakit diserahkan
kinerja profesional (lihat juga PMKP.4) kepada pimpinan untuk digunakan dalam memfasilitasi manajemen kontrak dan
pembaharuan kontrak.
Elemen Penilaian TKP.3.4.
1. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah mendapat pendidikan atau Standar AP. 5.11.
sudah terbiasa dengan konsep dan metode peningkatan mutu Rumah sakit mempunyai akses dengan ahli dalam bidang diagnos k spesialis k bila
2. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya berpar sipasi dalam proses yang diperlukan.
terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien (lihat juga PMKP.1.1, EP 1
dan PMKP.4, EP 4) Maksud dan Tujuan AP. 5.11.
3. Kinerja para profesional diukur sebagai bagian dari peningkatan kinerja klinis. (lihat juga Rumah sakit mampu menetapkan dan berhubungan dengan ahli dalam bidang diagnos k
KPS.11, KPS.14, dan KPS.17) spesialis k seper parasitologi, virologi, atau toksikologi bila diperlukan. Rumah sakit
memiliki da ar nama ahli tersebut.
Standar TKP.3.5.
Pimpinan rumah sakit menjamin tersedianya program yang seragam untuk melaksanakan Elemen Penilaian AP.5.11.
rekruitmen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan bagi semua staf 1. Da ar nama ahli untuk diagnos k spesialis k dijaga/dipertahankan
2. Ahli dalam bidang diagnos k spesialis k dihubungi bila diperlukan.
Maksud dan Tujuan TKP.3.5.
Kemampuan rumah sakit untuk melayani pasien terkait langsung dengan kemampuannya PELAYANAN RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIK IMAJING
menarik dan mempertahankan staf yang bermutu dan kompeten. Pimpinan mengakui
bahwa daripada rekrutmen, maka mempertahankan (retensi) staf memberikan manfaat • Standar AP.6.
jangka panjang yang lebih besar. Retensi meningkat jika pimpinan mendukung peningkatan
Ada pelayanan radiologi dan pelayanan diagnos k imajing untuk memenuhi kebutuhan
kemampuan staf melalui pendidikan berkelanjutan. Dengan demikian, pimpinan
berkolaborasi dalam merencanakan dan melaksanakan program dan proses yang seragam pasien, dan semua pelayanan memenuhi standar nasional, perundang-undangan dan
terkait dengan rekruitmen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan untuk peraturan yang berlaku.

158 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 59


Standar AP.6.1. yang diberikan oleh rumah sakit atau disediakan melalui kontrak. Sehingga, rumah sakit
Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnos k imajing disediakan rumah sakit atau tersedia perlu menerima, menganalisa dan mengambil ndakan atas informasi mutu dari sumber
di luar rumah sakit melalui pengaturan dengan pihak luar. luar. Kontrak dengan sumber luar dalam pelayanan termasuk harapan atas mutu dan
keselamatan pasien serta data yang harus diberikan kepada rumah sakit, baik frekuensi
• Maksud dan Tujuan AP.6 dan AP.6.1. maupun formatnya. Para manajer departemen menerima dan melakukan ndakan atas
laporan mutu dari badan yang dikontrak dan menjamin bahwa laporan diintegrasikan ke
Rumah sakit mempunyai sistem untuk penyediaan pelayanan radiologi dan pelayanan
dalam proses pengukuran mutu rumah sakit. (lihat juga APK.4.1, EP 2, dan APK.5, EP 4
diagnos k imajing yang diperlukan populasi pasiennya, untuk pelayanan klinis yang
dan 6)
ditawarkan dan kebutuhan staf medis. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnos k
imajing sesuai dengan standar nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Elemen Penilaian TKP.3.3.1.
1. Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi, terkait sifat kontrak, sebagai bagian dari
Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnos k imajing, termasuk untuk pelayanan gawat
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. (lihat juga AP.5.8, EP 6)
darurat, dapat disediakan di rumah sakit, disediakan pihak luar rumah sakit dengan
2. Pimpinan klinis dan manajerial terkait berpar sipasi dalam program peningkatan mutu
perjanjian, atau keduanya. Pelayanan radiologi tersebut dan pelayanan diagnos k imajing
dalam analisis informasi mutu dan keselamatan yang berasal dari kontrak dengan pihak
tersedia juga diluar jam kerja untuk gawat darurat.
luar. (lihat juga AP.5.8, EP 5)
Pelayanan diluar rumah sakit harus dapat dicapai dengan mudah oleh pasien dan laporan
3. Bila pelayanan yang dikontrakkan dak memenuhi harapan mutu dan keselamatan,
hasil pemeriksaan diterima dalam waktu sedemikian sehingga menunjang asuhan
diambil ndakan.
berkelanjutan (con nuity of care). Pemilihan pelayanan dilluar tersebut berdasarkan
rekomendasi dari direktur atau seseorang yang bertanggung jawab untuk pelayanan Standar TKP 3.3.2.
radiologi atau pelayanan diagnos k imajing. Pelayanan radiologi dan diagnos k imajing Para prak si independen yang bukan pegawai rumah sakit harus memiliki kredensial yang
diluar rumah sakit tersebut memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku dan benar untuk pelayanan yang diberikan kepada pasien rumah sakit
mempunyai rekam jejak pelayanan yang akurat dan tepat-waktu. Pasien harus diberi tahu
apabila rumah sakit menggunakan pelayanan diluar rumah sakit yang dimiliki oleh dokter Maksud dan Tujuan 3.3.2
yang merujuk. Rumah sakit bisa membuat kontrak dengan atau mengatur pelayanan dari dokter, dokter
gigi dan para prak si independen lainnya diluar rumah sakit atau mengatur mereka
• Elemen Penilaian AP.6. datang ke rumah sakit untuk memberikan pelayanan. Pada beberapa kasus, individu dapat
1. Pelayanan radiologi dan diagnos k imajing memenuhi standar nasional, undang-undang ditempatkan di luar rumah sakit, di luar wilayah, bahkan di luar negeri. Pelayanan yang
dan peraturan yang berlaku. diberikan bisa termasuk telemedicine atau teleradiologi. Bila pelayanan yang diberikan
2. Ada pelayanan radiologi dan diagnos k imajing yang adekuat, teratur, dan nyaman menentukan pemilihan pelayanan atau rangkaian pelayanan kepada pasien, para prak si
untuk memenuhi kebutuhan pasien. harus menjalani proses kredensialing dan pemberian kewenangan (privileging) oleh rumah
3. Ada pelayanan radiologi dan diagnos k imajing untuk gawat darurat diluar jam kerja. sakit.
Elemen Penilaian 3.3.2.
Elemen Penilaian AP.6.1. 1. Pimpinan rumah sakit menetapkan pelayanan yang akan diberikan oleh prak si
1. Pelayanan diluar rumah sakit dipilih berdasarkan rekomendasi direktur dan memiliki independen diluar rumah sakit
rekam jejak kinerja yang baik tentang tepat-waktu dan memenuhi undang-undang dan 2. Seluruh pelayanan diagnos k, konsultasi dan pengobatan diberikan oleh prak si
peraturan yang berlaku. independen diluar rumah sakit, termasuk telemedicine, teleradiologi dan interpretasi
2. Pasien diberi tahu tentang hubungan dokter yang merujuk dan pelayanan diluar rumah dari diagnos k lain, seper EKG, EEG, EMG dan sejenis, diberi kewenangan oleh rumah
sakit tersebut untuk pelayanan radiologi dan diagnos k imajing (lihat juga TKP.6.1, EP 1). sakit untuk memberikan pelayanan tersebut. (lihat juga KPS.9 dan KPS.10)
3. Prak si independen yang memberikan pelayanan pasien di dalam rumah sakit tetapi
Standar AP.6.2. mereka bukan pegawai atau anggota staf klinis yang dikredensial dan diberikan
Ada program pengamanan radiasi, dilaksanakan dan didokumentasi. kewenangan yang dipersyaratkan di KPS.9 sampai KPS.10

60 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 157


Standar TKP.3.3. Maksud dan Tujuan AP.6.2.
Pimpinan bertanggung jawab terhadap kontrak kerja pelayanan klinis dan manajemen Rumah sakit memiliki suatu program ak f dalam keamanan radiasi yang melipu semua
komponen pelayanan radiologi dan diagnos k imajing termasuk pelayanan onkologi
Maksud dan Tujuan TKP.3.3. radiasi dan laboratorium kateterisasi jantung. Program keamanan radiologi mencerminkan
Rumah sakit sering mempunyai pilihan untuk memberikan pelayanan klinis dan an sipasi risiko dan bahaya yang dihadapi. Program mengatur praktek yang aman dan
manajemen secara langsung atau mengatur pelayanan tersebut melalui pelayanan langkah pencegahan bahaya untuk staf radiologi dan diagnos k imajing, karyawan lain,
rujukan, konsultasi, mekanisme kontrak kerja atau melalui perjanjian lain. Pelayanan ini dan pasien. Program ini dikoordinasi dengan program keselamatan seluruh rumah sakit.
rentangnya dari pelayanan radiologi dan diagnos c imaging sampai pelayanan akuntasi
keuangan dan kerumahtanggaan (housekeeping), makanan atau linen. Pimpinan rumah Program pengelolaan keamanan radiasi termasuk :
sakit menggambarkan secara tertulis, sifat dan cakupan dari pelayanan yang disediakan - Kebijakan dan prosedur tertulis yang menunjang kesesuaian dengan standar, undang-
melalui perjanjian kontrak. undang dan peraturan yang berlaku.
- Kebijakan dan prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan infeksius
Pada semua kasus, ada tanggung jawab pimpinan atas kontrak kerja seper itu atau
dan berbahaya.
perjanjian lainnya untuk menjamin bahwa pelayanan tersebut memenuhi kebutuhan
pasien dan menjadi bagian dari kegiatan manajemen mutu dan kegiatan peningkatan - Ketersediaan alat pelindung diri yang sesuai dengan praktek dan an sipasi bahaya yang
rumah sakit. Pimpinan klinis berpar sipasi dalam seleksi kontrak klinis dan bertanggung dihadapi.
jawab untuk kontrak klinis. Pimpinan manajemen berpar sipasi dalam seleksi terhadap - Ada orientasi bagi staf radiologi dan diagnos k imajing untuk prosedur dan praktek
kontrak manajemen dan bertanggung jawab atas kontrak manajemen tersebut. keselamatan kerja.
- Ada pendidikan/pela han inhouse untuk prosedur baru atau adanya bahan berbahaya
Elemen Penilaian TKP.3.3. yang baru diketahui dan digunakan.
1. Ada proses untuk pertanggungawaban kepemimpinan atas kontrak (lihat juga AP.5.8, EP
6; AP.6.7, EP 6; AP.6.9; dan PAB.2, EP 5) Elemen Penilaian AP.6.2.
2. Rumah sakit mempunyai gambaran tertulis dari sifat dan cakupan pelayanan yang 1. Ada program keamanan radiasi yang mengatur risiko keamanan dan an sipasi bahaya
diberikan melalui perjanjian kontrak yang bisa terjadi di dalam atau di luar unit kerja (lihat juga MFK.4 dan MFK.5).
3. Pelayanan diberikan berdasar kontrak dan perjanjian lainnya sesuai kebutuhan pasien. 2. Program keamanan merupakan bagian dari program pengelolaan keamanan rumah
(lihat juga AP.5.8, EP 6, dan AP.6.7, EP 6) sakit, melapor kepada bagian keamanan rumah sakit sekurang-kurangnya sekali setahun
4. Pimpinan klinis berpar sipasi dalam seleksi dari kontrak klinis dan bertanggungjawab dan bila ada kejadian (lihat juga MFK.4, EP 2)
atas kontrak klinis. (lihat juga AP.5.8, EP 5, dan AP.6.7, EP 5) 3. Kebijakan dan prosedur tertulis yang mengatur dan memenuhi standar terkait, undang-
5. Pimpinan manajemen berpar sipasi dalam seleksi manajemen kontrak dan bertanggung undang dan peraturan yang berlaku.
jawab atas kontrak manajemen 4. Kebijakan dan prosedur tertulis yang mengatur penanganan dan pembuangan bahan
6. Bila kontrak dinegosiasi kembali atau diakhiri, rumah sakit menjaga kon nuitas infeksius dan berbahaya (lihat juga MFK.5, EP 2 dan 4).
pelayanan pasien. 5. Risiko keamanan radiasi yang diiden fikasi diimbangi dengan prosedur atau peralatan
khusus untuk mengurangi risiko (seper apron mah, badge radiasi dan yang sejenis)
Standar TKP.3.3.1. (lihat juga MFK.5, EP 5)
Kontrak dan perjanjian lainnya dimasukkan sebagai bagian dari program peningkatan mutu 6. Staf radiologi dan diagnos k imajing diberi orientasi tentang prosedur dan praktek
dan keselamatan pasien rumah sakit. keselamatan (lihat juga MFK.11, EP 1, dan TKP.5.4, EP 1 dan 2).
7. Staf radiologi dan diagnos k imajing mendapat pendidikan untuk prosedur baru dan
Maksud dan Tujuan TKP.3.3.1. bahan berbahaya (lihat juga KPS.8, EP 3 dan 4).
Mutu dan keamanan dari pelayanan pasien membutuhkan evaluasi atas seluruh pelayanan

156 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 61


Standar AP.6.3. asuhan pasien (yaitu, teknologi atau peralatan/bahan yang dianggap ”eksperimental” baik
Staf yang kompeten dengan pengalaman memadai, melaksanakan pemeriksaan diagnos k secara nasional maupun internasional), harus ada proses untuk mengkaji dan menyetujui
imajing, menginterpretasi hasil, dan melaporkan hasil pemeriksaan. penggunaan tersebut. Adalah pen ng bahwa persetujuan itu diberikan sebelum
penggunaannya dalam asuhan pasien. Keputusan diambil jika perlu persetujuan khusus
Maksud dan Tujuan AP.6.3. dari pasien.
Rumah sakit menetapkan anggota staf radiologi dan diagnos k imajing mana yang
melaksanakan pemeriksaan diagnos k, siapa yang boleh melaksanakan pemeriksaan di Elemen Penilaian TKP.3.2.
ruangan/bedside, siapa yang kompeten menginterpretasi hasil atau memverifikasi dan 1. Perencanaan rumah sakit menjabarkan asuhan dan pelayanan yang harus disediakan
membuat laporan hasil, dan siapa yang mengarahkan dan mensupervisi proses tersebut. 2. Asuhan dan pelayanan yang ditawarkan harus konsisten dengan misi rumah sakit (lihat
Staf supervisor dan staf teknis mendapat la han yang baik dan memadai, berpengalaman, juga APK.1, EP 2)
dan ketrampilan yang cukup dan berorientasi ke pekerjaannya. Staf teknis diberi tugas 3. Pimpinan menentukan jenis asuhan dan pelayanan yang harus disediakan oleh rumah
sesuai dengan la han dan pengalamannya. Sebagai tambahan, ada cukup jumlah staf sakit
untuk melakukan pemeriksaan, menginterpretasi, dan melaporkan hasil secepatnya dan 4. Pimpinan menggunakan proses untuk melakukan kajian dan menyetujui, sebelum
pengadaan staf untuk seluruh jam pelayanan serta pelayanan kasus gawat darurat. digunakan dalam asuhan pasien, prosedur, teknologi, peralatan (sediaan) farmasi yang
dianggap masih dalam tahap uji coba.
Elemen Penilaian AP.6.3.
1. Ada penetapan staf yang melakukan pemeriksaan diagnos k dan imajing, atau yang Standar TKP. 3.2.1.
mengarahkan atau yang mensupervisi. Peralatan, perbekalan (supplies), dan obat digunakan sesuai dengan rekomendasi organisasi
2. Staf yang kompeten dan pengalaman yang memadai melaksanakan pemeriksaan profesi atau oleh sumber lain yang berwenang.
diagnos k dan imajing (lihat juga KPS.4, EP 1).
3. Staf yang kompeten dan pengalaman yang memadai menginterpretasi hasil pemeriksaan Maksud dan Tujuan TKP.3.2.1.
(lihat juga KPS.4, EP 1). Risiko dalam proses asuhan klinis akan dikurangi secara bermakna bila alat yang digunakan
4. Staf yang kompeten yang memadai, memverifikasi dan membuat laporan hasil berfungsi baik untuk memberikan pelayanan yang direncanakan. Hal ini hanya berlaku
pemeriksaan untuk area klinik seper anestesi, radiologi, diagnos c imaging, kardiologi, radia on
5. Tersedia staf dalam jumlah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien (lihat juga oncology dan pelayanan lain yang berisiko nggi, bila diberikan. Perbekalan dan obat yang
TKP.5.2, EP 3 dan KPS.6, EP 3) memadai juga tersedia dan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan maupun situasi
6. Staf supervisor yang kompeten dan berpengalaman yang memadai. darurat. Se ap rumah sakit memahami tentang alat, perbekalan dan obat yang harus ada/
disyaratkan atau direkomendasikan, untuk memberikan pelayanan terencana bagi populasi
Standar AP.6.4. pasiennya. Rekomendasi, peralatan, perbekalan, dan obat dapat berasal dari lembaga
Hasil pemeriksaan radiologi dan diagnos k imajing tersedia tepat waktu sesuai ketentuan pemerintah, organisasi profesi anestesi nasional atau internasional, atau dari sumber lain
rumah sakit. yang berwenang.

Maksud dan Tujuan AP.6.4. Elemen Penilaian TKP.3.2.1.


Rumah sakit menetapkan jangka waktu pelaporan hasil pemeriksaan radiologi diagnos k 1. Rumah sakit menggunakan rekomendasi dari berbagai organisasi profesi dan sumber
dan diagnos k imajing. Hasil yang dilaporkan dalam kerangka waktu didasarkan pada lain yang berwewenang untuk menentukan, peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan
kebutuhan pasien, pelayanan yang ditawarkan, dan kebutuhan staf klinis. Kebutuhan tes dalam pelayanan yang terencana (lihat juga MPO.2.2, EP 1)
untuk pelayanan gawat darurat, pemeriksaan diluar jam kerja serta akhir minggu termasuk 2. Diperoleh peralatan, perbekalan dan obat (lihat juga MPO.2.2, EP 2)
dalam ketentuan ini. Hasil pemeriksaan radiologi yang cito seper pada pemeriksaan pasien 3. Digunakan peralatan, perbekalan dan obat (lihat juga PAB.3, Maksud dan Tujuan dan
dari IGD, kamar bedah dan ICU harus diberi perha an khusus dalam proses pengukuran PAB.3, EP 1)
mutu. Hasil pemeriksaan radiologi dan diagnos k imajing yang dilaksanakan dengan kontrak

62 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 155


Kebutuhan pasien atau masyarakat biasanya berubah seiring dengan waktu dan dengan pelayanan oleh pihak diluar rumah sakit dilaporkan sesuai dengan kebijakan rumah sakit
demikian organisasi pelayanan kesehatan perlu melibatkan masyarakat dalam perencanaan atau ketentuan dalam kontrak.
strategik dan operasionalnya. Rumah sakit melakukan hal ini dengan cara minta pendapat
atau masukan dari individu atau kelompok masyarakat, misalnya melalui kelompok atau Elemen Penilaian AP.6.4.
satuan tugas penasehat. 1. Rumah sakit menetapkan tentang harapan waktu pelaporan hasil pemeriksaan.
2. Ketepatan waktu pelaporan hasil pemeriksaan kasus / cito di ukur.
Oleh karena itu, pen ng bagi para pimpinan rumah sakit untuk bertemu dan merencanakan
dengan tokoh masyarakat yang terpandang dan para pimpinan organisasi pelayanan 3. Hasil pemeriksaan radiologi dan diagnos k imajing dilaporkan dalam kerangka waktu
kesehatan lain di masyarakat (seper , klinik, apo k, pelayanan ambulans dll). Para pimpinan untuk memenuhi kebutuhan pasien (lihat juga PAB.7, EP 1).
ini merencanakan suatu masyarakat yang lebih sehat dan bahwa mereka punya tanggung
jawab dan dampak kepada komunitas, walaupun tanpa adanya perencanaan tersebut Standar AP.6.5.
(lihat juga MKI.1, EP 3). Semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi dan diagnos k imajing
diperiksa, dirawat dan di kalibrasi secara teratur, dan disertai catatan memadai yang
Elemen Penilaian TKP. 3.1. dipelihara dengan baik.
1. Pimpinan rumah sakit bertemu dengan tokoh masyarakat untuk mengembangkan
dan memperbaiki rencana stratejik dan operasional guna menampung kebutuhan Maksud dan Tujuan AP.6.5.
masyarakat Staf radiologi dan diagnos k imajing bekerja untuk menjamin bahwa semua peralatan
2. Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan organisasi pelayanan kesehatan lain berfungsi dengan baik pada ngkatan yang dapat diterima dan aman bagi para operator.
menyusun rencana bagi masyarakat (lihat juga PPK.3, EP 2 dan 3) Program pengelolaan peralatan radiologi dan diagnos k imajing berisi :
3. Pimpinan rumah sakit meminta masukan dari individu atau kelompok pemangku - Pemilihan dan pengadaan peralatan
kepen ngan dalam masyarakat sebagai bagian dari rencana stratejik dan operasional - Iden fikasi dan inventarisasi peralatan.
4. Rumah sakit berpar sipasi dalam pendidikan masyarakat tentang promosi kesehatan - Asesmen penggunaan peralatan melalui inspeksi, tes ng, kalibrasi, perawatan.
dan pencegahan penyakit - Monitoring dan ber ndak terhadap laporan peralatan bila ada peringatan bahaya,
penarikan kembali, laporan insiden, masalah dan kegagalan.
- Mendokumentasi program pengelolaan
Standar TKP.3.2.
Pimpinan melakukan iden fikasi dan merencanakan jenis pelayanan klinis yang perlu Frekuensi tes ng, perawatan, dan kalibrasi berhubungan dengan pemakaian peralatan dan
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit. riwayat pelayanannya didokumentasi /dicatat (lihat juga MFK.8, Maksud dan Tujuan).

Maksud dan Tujuan TKP.3.2. Elemen Penilaian AP.6.5.


Pelayanan klinis direncanakan dan dirancang untuk menjawab kebutuhan populasi
1. Ada program pengelolaan peralatan radiologi dan diagnos k imajing dan dilaksanakan
pasien. Rencana-rencana rumah sakit menjabarkan asuhan dan pelayanan yang diberikan
(lihat juga MFK.8, EP 1)
sesuai dengan misinya. Pimpinan dari berbagai departemen/unit dan pelayanan klinis di
2. Program termasuk pemilihan dan pengadaan peralatan
rumah sakit menetapkan pelayanan diagnos k, terapeu k, rehabilita f dan lainnya yang
3. Program termasuk inventarisasi peralatan (lihat juga MFK.8, EP 2)
pen ng bagi masyarakat. Pimpinan juga menentukan cakupan dan intensitas dari berbagai
4. Program termasuk inspeksi dan tes ng peralatan (lihat juga MFK.8, EP 3)
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit secara langsung atau dak langsung.
5. Program termasuk kalibrasi dan perawatan peralatan (lihat juga MFK.8, EP 4)
6. Program termasuk monitoring dan ndak lanjut (lihat juga MFK.8, EP 5)
Pelayanan yang direncanakan menggambarkan arah stratejik dari rumah sakit dan dari
7. Ada dokumentasi yang adekuat untuk semua tes ng, perawatan dan kalibrasi peralatan
sudut pandang pasien yang dilayani. Bila rumah sakit menggunakan apa yang dianggap
(lihat juga MFK.8.1, EP 1)
sebagai teknologi ”eksperimental” dan atau menggunakan bahan farmasi dalam prosedur

154 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 63


Standar AP.6.6. 4. Manajer senior atau direktur menjamin kepatuhan terhadap kebijakan yang telah
Film X-ray dan perbekalan lain tersedia secara teratur. disetujui
5. Manajer senior atau Direktur menjamin kepatuhan terhadap undang-undang dan
Maksud dan Tujuan AP.6.6. peraturan yang berlaku (lihat juga APK.6, EP 1 dan 2)
Rumah sakit telah menetapkan film, reagensia dan perbekalan lain yang diperlukan 6. Manajer senior atau Direktur menanggapi/merespon se ap laporan dari lembaga
untuk pelayanan radiologi dan diagnos k imajing kepada pasien secara teratur. Proses pengawas dan regulator
untuk memesan atau menjamin tersedianya film, reagensia dan perbekalan pen ng lain
berlangsung efek f. Semua perbekalan disimpan dan distribusi sesuai prosedur yang • Stándar TKP.3
ditetapkan yang memasukkan juga rekomendasi perusahaan pembuat. Evaluasi periodik Para pimpinan rumah sakit ditetapkan dan secara kolek f bertanggung jawab untuk
dari reagen sesuai rekomendasi pembuat menjamin akurasi dan presisi hasil pemeriksaan menentukan misi rumah sakit dan membuat rencana dan kebijakan yang dibutuhkan
(lihat juga AP.6.8, Maksud dan Tujuan) . untuk memenuhi misi tersebut.

Elemen Penilaian AP.6.6. • Maksud dan Tujuan TKP.3


1. X-ray film, reagensia dan semua perbekalan pen ng ditetapkan (lihat juga MFK.5, EP Para pimpinan rumah sakit berasal dari berbagai sumber. Badan pengelola menetapkan
1). manajer senior atau direktur. Manajer senior atau direktur menetapkan manajer lainnya.
2. X-ray film, reagensia dan perbekalan pen ng lain tersedia. Para pimpinan dapat menduduki jabatan formal misalnya sebagai Direktur Medis atau
Direktur Keperawatan, atau diakui secara informal karena kesenioran, reputasi atau
3. Semua perbekalan di simpan dan didistribusi sesuai dengan pedoman (lihat juga MFK.5,
kontribusi mereka kepada rumah sakit. Pen g bagi semua pimpinan rumah sakit diakui
EP 2).
dan dilibatkan dalam proses penentuan misi rumah sakit. Berdasar atas misi tersebut,
4. Semua perbekalan dievaluasi secara periodik untuk akurasi dan hasilnya. para pimpinan bekerja sama mengembangkan berbagai rencana dan kebijakan yang
5. Semua perbekalan diberi label secara lengkap dan akurat (lihat juga MFK.5, EP 7). dibutuhkan untuk mencapai misi. Bila kerangka misi dan kebijakan ditentukan oleh pemilik
atau lembaga diluar rumah sakit, maka pimpinan bekerja sama dalam menjalankan misi
Standar AP.6.7. dan kebijakan. (lihat juga APK.1, EP 2 dan 3)
Individu yang kompeten bertanggungjawab untuk mengelola pelayanan radiologi dan
diagnos k imajing. • Elemen Penilaian TKP.3
1. Para pimpinan rumah sakit diperkenalkan secara formal atau informal
Maksud dan Tujuan AP.6.7. 2. Para pimpinan secara kolek f bertanggung jawab untuk menentukan misi rumah sakit
Pelayanan radiologi dan diagnos k imajing yang berada di lingkungan rumah sakit dipimpin 3. Para pimpinan secara kolek f bertanggung jawab untuk menyusun dan menetapkan
oleh seorang yang kompeten sesuai dengan pela han yang terdokumentasi, keahlian, berbagai kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk menjalankan misi
dan pengalaman, sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku. Individu ini secara 4. Para pimpinan bekerja sama menjalankan misi rumah sakit dan menjamin kebijakan
profesional bertanggung jawab atas fasilitas dan pelayanan radiologi dan diagnos k imajing. dan prosedur dipatuhi.
Bila individu ini memberikan konsultasi klinis atau pendapat medis maka dia harus seorang
dokter, sedapat mungkin seorang spesialis radiologi. Bila ada pelayanan radioterapi atau Standar TKP. 3.1.
pelayanan khusus lain, harus dipimpin seorang yang kompeten. Para pemimpin rumah sakit bersama dengan pemuka masyarakat dan pimpinan organisasi
lain merencanakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tanggung jawab pimpinan radiologi dan diagnos k Imajing termasuk:
• Mengembangkan, melaksanakan, mempertahankan kebijakan dan prosedur. Maksud dan Tujuan TKP. 3.1.
• Pengawasan administrasi Sebuah misi rumah sakit pada umumnya menggambarkan kebutuhan penduduk dalam
• Mempertahankan (maintaining) se ap program kontrol mutu yang perlu masyarakat. Demikian juga, rumah sakit rujukan dan spesialis k mendasarkan misi mereka
• Memberikan rekomendasi pelayanan radiologi dan diagnos k imajing diluar pada kebutuhan pasien dalam wilayah geografik atau wilayah poli k yang lebih luas.
• Memonitor dan mereview semua pelayanan radiologi dan diagnos k imajing.

64 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 153


2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, secara teratur menerima dan Elemen Penilaian AP.6.7.
menindaklanju laporan tentang program mutu dan keselamatan pasien. (lihat juga 1. Pelayanan radiologi dan diagnos k Imajing dibawah pimpinan seorang atau lebih
PMKP.1.4, EP 2) individu yang kompeten (lihat juga TKP.5, EP 1).
2. Tanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, mempertahankan kebijakan
KEPEMIMPINAN RUMAH SAKIT dan prosedur ditetapkan dan dilaksanakan.
3. Tanggung jawab untuk pengawasan administrasi ditetapkan dan dilaksanakan.
• Standar TKP.2 4. Tanggung jawab untuk mempertahankan program kontrol mutu ditetapkan dan
Seorang manajer senior atau direktur bertanggung jawab untuk menjalankan rumah sakit dilaksanakan.
dan mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku. 5. Tanggung jawab untuk memberikan rekomendasi pelayanan radiologi dan diagnos k
imajing diluar ditetapkan dan dilaksanakan (lihat juga TKP.3.3, EP 4).
• Maksud dan Tujuan TKP.2
6. Tanggung jawab untuk memantau dan mereview semua pelayanan radiologi dan
Kepemimpinan yang efek f sangat pen ng untuk sebuah rumah sakit agar dapat beroperasi
pelayanan diagnos k imajing ditetapkan dan dilaksanakan (lihat juga TKP.3.3, EP 1).
secara efisien dan memenuhi misinya. Kepemimpinan adalah apa yang diberikan oleh orang-
orang secara bersama-sama maupun individual bagi rumah sakit dan dapat dilaksanakan
oleh sejumlah orang. Standar AP.6.8.
Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan.
Manajer senior atau direktur tersebut bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya rumah
Maksud dan Tujuan AP.6.8.
sakit sehari-hari. Hal ini melipu pengadaan dan inventarisasi (inventory) perbekalan
Sistem kontrol mutu yang baik adalah pen ng untuk dapat memberikan pelayanan radiologi
(supplies) pen ng, pemeliharaan fasilitas fisik, manajemen keuangan, manajemen mutu
dan diagnos k imajing yang unggul.
dan tanggung jawab lainnya. Pendidikan dan pengalaman dari individu sesuai dengan
persyaratan di dalam uraian jabatan. Manajer senior atau direktur tersebut bekerja
Prosedur kontrol mutu termasuk:
sama dengan para manajer lainnya di rumah sakit untuk menentukan misi rumah sakit
- Validasi metode tes yang digunakan untuk akurasi dan presisi
dan merencanakan kebijakan, prosedur serta pelayanan klinis yang terkait dengan misi
- Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten
tersebut. Begitu disetujui oleh badan pengelola (governing body), manajer senior atau
- Langkah perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan (deficiency) teriden fikasi..
direktur bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kebijakan dan menjamin bahwa
- Pengetesan reagensia dan larutan (lihat juga AP.6.6)
semua kebijakan itu dipatuhi oleh staf rumah sakit.
- Pendokumentasian hasil dan langkah-langkah perbaikan.
Manajer senior atau direktur bertanggung jawab atas :
Elemen Penilaian AP.6.8.
• kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku;
1. Ada program kontrol mutu untuk pelayanan radiologi dan diagnos k imajing, dan
• respon terhadap se ap laporan dari lembaga pengawasan dan regulator;
dilaksanakan.
• berbagai proses untuk mengelola dan mengawasi/mengendalikan sumber daya 2. Program kontrol mutu termasuk validasi metode tes.
manusia, sumber daya finansial dan sumber daya lainnya. 3. Program kontrol mutu termasuk pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing.
4. Program kontrol mutu termasuk perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan.
• Elemen Penilaian TKP.2 5. Program kontrol mutu termasuk pengetesan reagensia dan larutan.
1. Pendidikan dan pengalaman manajer senior sesuai dengan persyaratan di dalam uraian 6. Program kontrol mutu termasuk pendokumentasian hasil dan langkah-langkah
jabatan. perbaikan.
2. Manajer senior atau direktur mengelola operasional rumah sakit sehari-hari, termasuk
tanggung jawab yang digambarkan dalam uraian jabatan. Standar AP.6.9.
3. Manajer senior atau direktur merekomendasikan kebijakan-kebijakan kepada badan Rumah sakit secara teratur mereview hasil kontrol mutu untuk semua pelayanan diagnos k
pengelola diluar rumah sakit.

152 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 65


Maksud dan Tujuan AP.6.9. tata kelola mengembangkan sebuah proses untuk melakukan komunikasi dan kerja sama
Apabila rumah sakit menggunakan pelayanan radiologi dan diagnos k imajing di luar rumah dengan manajer rumah sakit dalam rangka mencapai misi dan perencanaan rumah sakit.
sakit, maka rumah sakit secara teratur menerima dan mereview hasil kontrol mutunya.
Seorang yang kompeten mereview hasil kontrol mutu tsb. Apabila kontrol mutu diagnos k Elemen Penilaian TKP 1.1.
imajing di luar rumah sakit sulit didapat, pimpinan mengembangkan alterna f lain untuk 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas misi
pengawasan mutu. rumah sakit
2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menjamin adanya review berkala
Elemen Penilaian AP.6.9.
terhadap misi rumah sakit
1. Frekuensi dan jenis data kontrol mutu dari unit kerja radiologi diluar rumah sakit
ditetapkan oleh rumah sakit 3. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengumumkan misi rumah sakit ke
2. Staf yang kompeten bertanggungjawab atas kontrol mutu atau individu yang kompeten publik.
ditunjuk untuk menilai hasil kontrol mutu unit radiologi dluar rumah sakit.
3. Staf yang bertanggungjawab atau individu yang kompeten ditunjuk, melakukan ndakan Elemen Penilaian TKP 1.2.
berdasarkan hasil kontrol mutu 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas
4. Laporan tahunan data kontrol mutu dari unit radiologi dluar rumah sakit diserahkan rencana stratejik dan rencana manajemen rumah sakit, maupun kebijakan dan prosedur
kepada pimpinan untuk digunakan dalam membuat perjanjian kerjasama atau operasional
pembaharuan perjanjian.
2. Bila kewenangan untuk memberikan persetujuan didelegasikan, maka hal ini dijabarkan
dalam kebijakan dan prosedur tentang tata kelola
Standar AP.6.10.
Rumah sakit mempunyai akses dengan para ahli dalam bidang diagnos k spesialis k 3. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas strategi
apabila diperlukan. rumah sakit dan program yang terkait dengan pendidikan para profesional kesehatan
serta peneli an, kemudian memberikan pengawasan terhadap mutu program.
Maksud dan Tujuan AP.6.10.
Rumah sakit dapat menetapkan dan berhubungan dengan para ahli dalam bidang diagnos k Elemen Penilaian TKP 1.3.
spesialis k seper ahli fisika radiasi, spesialis radiologi onkologi atau kedokteran nuklir, bila 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas modal
perlu. Rumah sakit memelihara da ar nama ahli-ahli tersebut. (capital) dan anggaran operasional rumah sakit
2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengalokasikan sumber daya yang
Elemen Penilaian AP.6.10. dibutuhkan untuk mencapai misi rumah sakit
1. Rumah sakit memelihara da ar para ahli dalam bidang diagnos k spesialis k.
2. Rumah sakit dapat menghubungi para ahli dalam bidang diagnos k spesialis k bila Elemen Penilaian TKP 1.4.
perlu. 1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menetapkan manajer senior rumah
sakit
2. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, melakukan evaluasi kinerja dari
manajer senior rumah sakit
3. Evaluasi terhadap manajer senior dilaksanakan paling sedikit setahun sekali

Elemen Penilaian TKP 1.5.


1. Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana
rumah sakit untuk mutu dan keselamatan pasien. (lihat juga PMKP.1, Maksud dan
Tujuan)

66 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 151


Standar TKP 1.2. BAB 4
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas kebijakan PELAYANAN PASIEN
dan rencana untuk menjalankan rumah sakit ΈPPΉ

Standar TKP 1.3. GAMBARAN UMUM


Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas anggaran
belanja dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai misi rumah sakit Tujuan utama pelayanan kesehatan rumah sakit adalah pelayanan pasien. Penyediaan
pelayanan yang paling sesuai di suatu rumah sakit untuk mendukung dan merespon
Standar TKP 1.4. terhadap se ap kebutuhan pasien yang unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, menetapkan para manajer senior atau ngkat nggi. Ada beberapa ak vitas tertentu yang bersifat dasar bagi pelayanan pasien.
direktur rumah sakit Untuk semua disiplin yang memberikan pelayanan pasien, ak vitas ini termasuk
- Perencanaan dan pemberian asuhan kepada se ap/masing-masing pasien;
Standar TKP 1.5. - Pemantauan pasien untuk mengetahui hasil asuhan pasien;
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas rencana - Modifikasi asuhan pasien bila perlu;
rumah sakit dalam mutu dan keselamatan pasien serta secara teratur menerima dan - Penuntasan asuhan pasien; dan
menindaklanju laporan tentang program mutu dan keselamatan pasien. - Perencanaan ndak lanjut.

Maksud dan Tujuan TKP.1.1. sampai TKP 1.5. Banyak dokter, perawat, apoteker, terapis rehabilitasi, dan prak si jenis pelayanan
Jabatan atau kedudukan dalam struktur tata kelola (governance) daklah pen ng. Yang kesehatan lain melaksanakan ak vitas tersebut. Masing-masing prak si pelayanan
pen ng adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar rumah sakit mempunyai kesehatan mempunyai peran yang jelas dalam asuhan pasien. Peran tersebut ditentukan
kepemimpinan yang jelas, dijalankan secara efisien, dan memberikan pelayanan kesehatan oleh lisensi; kredensial; ser fikat; undang-undang dan peraturan; ketrampilan (skill) khusus
yang bermutu. Tanggung jawab ini terutama pada ngkat pemberian persetujuan dan individu, pengetahuan, dan pengalaman; juga kebijakan rumah sakit atau uraian tugas.
melipu : Sebagian pelayanan bisa dilaksanakan oleh pasien, keluarganya, atau pembantu pelaksana
• memberikan persetujuan atas misi rumah sakit (lihat juga APK.1, EP 2) asuhan lainnya yang terla h.
• memberikan persetujuan (atau menjabarkan persetujuan kewenangan/authority bila
Standar Asesmen Pasien (AP, Kelompok I Bab 3) yang menguraikan dasar pemberian asuhan,
ada pendelegasian) atas berbagai strategi rumah sakit, rencana manajemen, kebijakan
suatu rencana untuk masing-masing pasien berdasarkan asesmen atas kebutuhannya.
dan prosedur yang dibutuhkan untuk menjalankan rumah sakit sehari-hari
Asuhan tersebut dapat berupa upaya pencegahan, palia f, kura f, atau rehabilita f,
• memberikan persetujuan atas par sipasi rumah sakit dalam pendidikan para profesional
termasuk anestesia, ndakan bedah, pengobatan, terapi supor f, atau kombinasinya.
kesehatan dan dalam peneli an serta pengawasan mutu atas program tersebut
Suatu rencana pelayanan pasien dak cukup untuk mencapai hasil op mal. Pemberian
• memberikan persetujuan atas atau menyediakan anggaran dan sumber daya untuk pelayanan pasien harus dikoordinir dan diintegrasikan oleh semua individu yang terkait
menjalankan rumah sakit dalam asuhan pasien.
• menetapkan atau menyetujui atas penetapan manajer senior atau direktur rumah
sakit STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN

Mengiden fikasi orang dalam satu bagan organisasi tunggal dak menjamin komunikasi PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
dan kerja sama yang baik diantara mereka yang mengendalikan (govern) dengan mereka
yang mengelola (manage) rumah sakit. Hal ini sangat benar apabila struktur tata kelola • Standar PP.1.
terpisah dari struktur rumah sakit, misalnya pemilik berada jauh atau adalah otoritas Kebijakan dan prosedur dan undang-undang dan peraturan yang berlaku mengarahkan
kesehatan nasional atau regional. Dengan demikian, mereka yang bertanggung jawab atas asuhan yang seragam bagi semua pasien.

150 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 67


• Maksud dan Tujuan PP.1. STANDAR , MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat
kualitas asuhan yang sama di rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip “kualitas asuhan TATA KELOLA RUMAH SAKIT
yang se ngkat” mengharuskan pimpinan merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan
pasien. Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada populasi pasien yang sama • Standar TKP. 1
pada berbagai unit kerja, dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang menghasilkan Tanggung jawab dan akuntabilitas (badan-) pengelola digambarkan di dalam peraturan
pelayanan yang seragam. Sebagai tambahan, pimpinan harus menjamin bahwa rumah
internal (bylaws), kebijakan dan prosedur, atau dokumen serupa yang menjadi pedoman
sakit menyediakan ngkat kualitas asuhan yang sama se ap hari dalam seminggu dan
bagaimana tanggung jawab dan akuntabilitas dilaksanakan
pada se ap shi . Kebijakan dan prosedur tersebut harus sesuai dengan undang-undang
dan peraturan yang berlaku yang membentuk proses pelayanan pasien dan dikembangkan
• Maksud dan Tujuan TKP.1
secara kolabora f. Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut dalam :
Ada badan (misalnya, Kementerian Kesehatan), pemilik, atau kelompok individu yang
a) Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, dak tergantung atas kemampuan
dikenal (misalnya suatu badan/dewan atau badan pengelola /governing body) yang
pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
b) Akses untuk asuhan dan pengobatan, serta yang memadai, yang diberikan oleh prak si bertanggung jawab untuk mengawasi operasional rumah sakit dan bertanggung jawab
yang kompeten dak tergantung atas hari-hari tertentu atau waktu tertentu. untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi komunitasnya atau bagi
c) Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya untuk penduduk yang membutuhkan pelayanan. Tanggung jawab dan akuntabilitas badan
memenuhi kebutuhan pasien. tersebut diuraikan dalam sebuah dokumen yang mengiden fikasi bagaimana hal-hal
d) Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia) sama di tersebut harus dilaksanakan. Juga diuraikan bagaimana badan pengelola (governing) dan
seluruh rumah sakit. kinerja para manajer rumah sakit dievaluasi berdasarkan kriteria yang spesifik rumah
e) Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan sakit.
keperawatan yang se ngkat diseluruh rumah sakit.
Struktur tata kelola dan manajemen rumah sakit ditampilkan atau digambarkan dalam
Asuhan pasien yang seragam menghasilkan penggunaan sumber daya yang efisien dan bagan rumah sakit atau dokumen lain yang menunjukkan garis-garis kewenangan dan
sehingga mendapatkan evaluasi hasil (outcome) yang sama untuk asuhan di seluruh rumah akuntabilitasnya. Individu yang ditampilkan di bagan diiden fikasi dengan jabatan atau
sakit. nama.

• Elemen Penilaian PP.1. • Elemen Penilaian TKP. 1


1. Para pimpinan rumah sakit bersepakat untuk memberikan proses pelayanan yang 1. Struktur organisasi pengelola dan tata kelola (SOTK) diuraikan dalam dokumen tertulis,
seragam (lihat juga APK.1.1; AP.4, EP 1; dan PAB.2, EP 1) dan mereka yang bertanggung jawab untuk memimpin/mengendalikan dan mengelola
2. Kebijakan dan prosedur memandu pemberian pelayanan yang seragam sesuai dengan diiden fikasi dengan jabatan atau nama
undang-undang dan peraturan terkait. 2. Tanggung jawab dan akuntabilitas (badan-) pengelola dimuat dalam dokumen tersebut
3. Pemberian pelayanan yang seragam memenuhi Maksud dan Tujuan ad a) s/d ad e) 3. Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kinerja badan pengelola dan para manajer
tersebut diatas (lihat juga PAB.3, EP 1). dievaluasi dengan kriteria yang terkait.
4. Ada dokumentasi penilaian kinerja tahunan terhadap tata kelola/pengelolaan (badan
• Standar PP.2. pengelola) pimpinan.
Ada prosedur untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan asuhan yang diberikan
kepada se ap pasien.
Standar TKP 1.1.
Mereka yang bertanggung jawab atas tata kelola, memberikan persetujuan atas misi
• Maksud dan Tujuan PP.2.
rumah sakit dan mengumumkannya kepada masyarakat
Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak prak si pelayanan

68 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 149


BAB 3 kesehatan dan dapat melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan. Pengintegrasian
TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGATURAN dan koordinasi ak vitas asuhan pasien menjadi tujuan agar menghasilkan proses asuhan
(TKP) yang efisien, penggunaan yang lebih efek f sumber daya manusia dan sumber daya lain,
dan kemungkinan hasil asuhan pasien yang lebih baik. Jadi para pimpinan menggunakan
perangkat dan teknik agar dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasi lebih baik asuhan
GAMBARAN UMUM pasien. (Contoh asuhan secara m, ronde pasien mul departemen, kombinasi bentuk
perencanaan asuhan, rekam medis pasien terintegrasi, manager kasus/case manager)
Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut kepemimpinan yang efek f. (lihat juga AP.4, Maksud dan Tujuan).
Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat berasal dari berbagai sumber,
Rekam medis pasien memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan koordinasi asuhan.
termasuk pimpinan badan pengelola (governing leaders, badan pengelola = governing
Khususnya, se ap catatan observasi dan pengobatan prak si pelayanan. Demikian juga,
board, merupakan badan yang mewakili pemilik, dengan berbagai is lah, misalnya Dewan
se ap hasil atau kesimpulan dari rapat m atau diskusi pasien dicatat dalam rekam medis
Pengawas, Board of Directors/BOD, Steering Commi ee, Badan Direksi, dsb), pimpinan, pasien (lihat juga PP.5, EP 2).
atau orang lain yang menjabat posisi pimpinan, tanggung jawab dan kepercayaan.
Se ap rumah sakit harus mengiden fikasi orang-orang ini dan melibatkan mereka dalam • Elemen Penilaian PP.2.
memas kan bahwa rumah sakit merupakan sumber daya yang efek f dan efisien bagi 1. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan diantara berbagai unit kerja dan
masyarakat dan pasiennya. pelayanan (lihat juga APK.2, EP 3)
2. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan antara berbagai unit kerja dan
Secara khusus, para pemimpin ini harus mengiden fikasi misi rumah sakit dan menjamin pelayanan
bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai misi ini tersedia. Bagi banyak 3. Hasil atau kesimpulan rapat dari m asuhan atau diskusi lain tentang kerjasama dicatat
rumah sakit, hal ini dak berar harus menambah sumber daya baru, tetapi menggunakan dalam rekam medis pasien.
sumber daya yang ada secara lebih efsien, bahkan bila sumber daya ini langka. Selain
itu, para pemimpin harus bekerja sama dengan baik untuk mengkoordinasikan dan Standar PP.2.1.
mengintegrasikan semua kegiatan rumah sakit, termasuk kegiatan yang dirancang untuk Asuhan kepada pasien direncanakan dan tertulis di rekam medis pasien.
meningkatkan asuhan pasien dan pelayanan klinis.
Maksud dan Tujuan PP.2.1.
Kepemimpinan yang efek f dimulai dengan pemahaman tentang berbagai tanggung Perencanaan yang teli diperlukan untuk proses asuhan pasien agar mendapat hasil yang
jawab dan kewenangan/otoritas dari orang-orang dalam organisasi dan bagaimana orang- op mal. Proses perencanaan menggunakan data dan asesmen awal pasien dan asesmen
orang ini bekerja sama. Mereka yang mengendalikan, mengelola dan memimpin rumah ulang periodik untuk menetapkan dan menyusun prioritas pengobatan, prosedur, asuhan
sakit mempunyai kewenangan dan tanggung jawab. Secara kolek f maupun perorangan keperawatan, dan asuhan lain untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga
diikut sertakan dalam proses perencanaan. Rencana asuhan dicantumkan dalam rekam
mereka bertanggung jawab untuk mematuhi peraturan perundang-undangan serta
medis pasien. Rencana asuhan dikembangkan dalam waktu 24 jam setelah pasien diterima
memenuhi tanggung jawab rumah sakit terhadap populasi pasien yang dilayaninya.
di rawat inap. Berdasarkan asesmen ulang pasien oleh prak si pelayanan kesehatan, maka
rencana diperbaharui sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
Dari waktu ke waktu, kepemimpinan yang efek f membantu mengatasi hambatan yang
dirasakan dan masalah komunikasi antara unit kerja serta pelayanan di rumah sakit, Rencana asuhan untuk seorang pasien harus terkait dengan kebutuhannya. Kebutuhan ini
dan rumah sakit menjadi lebih efisien dan efek f. Pelayanan menjadi semakin terpadu. mungkin berubah sebagai akibat perbaikan klinis, informasi baru dari asesmen ulang yang
Khususnya, integrasi dari semua kegiatan manajemen mutu dan peningkatan di seluruh ru n (contoh, hasil laboratorium atau radiografi yang abnormal), atau karena perubahan
rumah sakit sehingga memberikan hasil (outcome) yang lebih baik bagi pasien. keadaan pasien yang ba- ba (contoh, penurunan kesadaran). Bila kebutuhan berubah,
rencana asuhan pasien pun berubah. Perubahan ditulis dalam rekam medis sebagai catatan

148 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 69


pada rencana awal, perbaikan atau sasaran asuhan yang baru, atau dapat menjadi suatu • Maksud dan Tujuan PPI 11.
rencana yang baru. Agar rumah sakit mempunyai program pencegahan dan pengendalian infeksi yang efek f,
Catatan : satu rencana asuhan tunggal dan terintegrasi yang mengukur pencapaian sasaran maka rumah sakit harus mendidik anggota staf tentang program saat mereka mulai bekerja
yang diharapkan se ap disiplin, lebih baik daripada rencana terpisah oleh masing-masing di rumah sakit dan secara berkala serta berkelanjutan. Program edukasi ini termasuk
prak si pelayanan. Rencana pelayanan untuk se ap pasien harus mencerminkan tujuan untuk staf profesional, para staf klinis dan staf pendukung non klinis, bahkan pasien dan
yang bersifat individual, obyek f dan sasaran asuhan yang realis k untuk memungkinkan keluarganya, termasuk para pedagang serta pengunjung lainnya. Pasien dan keluarganya
asesmen ulang dan revisi rencana pelayanan. didorong untuk berpar sipasi dalam implementasi dan penggunaan praktek-praktek
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
Elemen Penilaian PP. 2.1.
1. Asuhan untuk se ap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan Edukasi diberikan sebagai bagian dari orientasi semua staf baru dan dilakukan penyegaran
(DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah secara berkala, atau sekurang-kurangnya pada saat ada perubahan dalam kebijakan,
pasien masuk rawat inap. prosedur dan praktek-praktek pengendalian infeksi. Edukasi juga melipu temuan dan
kecenderungan yang didapat dari kegiatan pengukuran. (lihat juga KPS.7)
2. Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data asesmen awal pasien.
3. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur pencapaian • Elemen Penilaian PPI.11
sasaran. 1. Rumah sakit mengembangkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang
4. Kemajuan yang dian sipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan; berdasarkan hasil mengikut sertakan seluruh staf dan profesional lain, pasien dan keluarga.
asesmen ulang atas pasien oleh prak si pelayanan kesehatan. 2. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Rencana asuhan untuk ap pasien direview dan di verifikasi oleh DPJP dengan mencatat kepada seluruh staf dan profesional lain.
kemajuannya (lihat juga APK.2, EP 1). 3. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
6. Rencana asuhan disediakan (lihat juga PP.2.3, Maksud dan Tujuan). kepada pasien dan keluarga.
4. Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan praktek-praktek program
7. Asuhan yang diberikan kepada se ap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh
pencegahan dan pengendalian (lihat juga KPS.7 dan TKP.5.4)
pemberi pelayanan (lihat juga PAB.5.2, EP 1; PAB.7.2, Maksud dan Tujuan, dan PP.2.3,
5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon terhadap kecenderungan yang
EP 1).
signifikan dalam data infeksi.

Standar PP.2.2.
Mereka yang diizinkan memberikan perintah / order menuliskan perintah ini dalam rekam
medis pasien di lokasi yang seragam.

Maksud dan Tujuan PP.2.2.


Ak vitas asuhan pasien termasuk pemberian perintah, (misalnya, untuk pemeriksaan
laboratorium, pemberian obat, pelayanan keperawatan dan terapi nutrisi). Prosedur
diagnos k, operasi dan prosedur lain diperintahkan oleh mereka yang kompeten untuk
hal tersebut. Perintah ini harus mudah diakses untuk dapat dilaksanakan tepat waktu.
Penempatan perintah pada suatu lembar umum atau lokasi yang seragam di rekam medis
pasien membantu terlaksananya perintah. Perintah tertulis membantu staf untuk menger
kekhususan perintah, kapan harus dilaksanakan dan siapa yang harus melaksanakan.
Perintah dapat ditulis pada suatu lembar perintah yang kemudian dimasukkan ke rekam
medis pasien secara periodik atau pada waktu pemulangan pasien.

70 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 147


2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk dalam Se ap rumah sakit memutuskan :
mekanisme pengawasan dari program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit - Perintah mana yang harus tertulis daripada lisan;
- Permintaan pemeriksaan diagnos k imajing dan pemeriksaan laboratorium klinik
Elemen Penilaian PPI 10.1. termasuk indikasi klinis/ rasional;
1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri - Tiap pengecualian di pelayanan khusus seper IGD dan Unit Pelayanan Intesif;
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri - Siapa yang diizinkan menuliskan perintah;
3. Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri - dilokasi mana perintah tersebut dicatat dalam rekam medis pasien.

Elemen Penilaian PPI 10.2. Elemen Penilaian PP.2.2.


1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur. 1. Perintah harus tertulis bila diperlukan, dan mengiku kebijakan rumah sakit; (lihat juga
2. Pengukuran tersebut mengiden fikasi infeksi pen ng secara epidemiologis MPO.4, EP 1)
2. Permintaan pemeriksaan diagnos k imajing dan laboratorium klinis harus disertai
Elemen Penilaian PPI 10.3. indikasi klinis / rasional apabila memerlukan eksper se.
1. Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan kecenderungan data dan informasi 3. Hanya mereka yang diizinkan boleh menuliskan perintah.
4. Perintah berada di lokasi tertentu yang seragam di rekam medis pasien.
2. Proses di tata ulang untuk menurunkan risiko infeksi ke level serendah mungkin
Standar PP.2.3.
Elemen Penilaian PPI 10.4.
Prosedur yang dilaksanakan harus dicatat dalam rekam medis pasien.
1. Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan dengan angka-angka di rumah
sakit lain melalui komparasi data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3) Maksud dan Tujuan PP. 2.3.
2. Rumah sakit membandingkan angka yang ada dengan prak k terbaik dan buk ilmiah Tindakan diagnos k dan ndakan lain yang dilakukan dan hasilnya, dicatat dalam rekam
medis pasien. Tindakan tersebut termasuk endoskopi, kateterisasi jantung serta ndakan
Elemen Penilaian PPI 10.5. invasif lain dan ndakan diagnos k non invasif dan prosedur terapi (untuk prosedur oprasi,
1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis lihat PAB.7.2, EP 2, dan PP.2.1, EP 1).
2. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf perawat
3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada manajemen Elemen Penilaian PP.2.3.
1. Tindakan yang dilakukan harus dicantumkan dalam rekam medis pasien (lihat juga
Elemen Penilaian PPI 10.6. PP.2.1, EP 7).
1. Hasil program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaporkan kepada Kementerian 2. Hasil ndakan yang dilakukan dicatat dalam rekam medis pasien.
Kesehatan atau Dinas Kesehatan sesuai ketentuan (lihat juga MKI.20.1, EP 1)
2. Rumah sakit melakukan ndak lanjut yang benar terhadap laporan dari Kementerian Standar PP.2.4.
Kesehatan atau Dinas Kesehatan Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk kejadian
dak diharapkan.

PENDIDIKAN STAF TENTANG PROGRAM Maksud dan Tujuan PP.2.4.


Asuhan dan proses pengobatan merupakan siklus terusan dari asesmen dan asesmen ulang,
• Standar PPI 11. perencanaan dan pemberian asuhan, dan asesmen hasil. Pasien dan keluarga diberitahukan
Rumah sakit memberikan pendidikan tentang prak k pencegahan dan pengendalian tentang hasil dari proses asesmen, tentang perencanaan asuhan dan pengobatan dan
infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga serta pemberi layanan lainnya ke ka ada diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Jadi untuk melengkapi siklus informasi
indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan. dengan pasien, mereka perlu diberitahu tentang hasil asuhan dan pengobatan, termasuk
informasi tentang hasil asuhan yang dak diharapkan.

146 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 71


Elemen Penilaian PP.2.4. INTEGRASI PROGRAM DENGAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
1. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan (lihat juga
HPK.2.1.1, EP 1). • Standar PPI.10
2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan yang dak Proses pengendalian dan pencegahan infeksi diintegrasikan dengan keseluruhan program
diharapkan (lihat juga HPK.2.1.1, EP 2). rumah sakit dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Standar PPI 10.1.
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan kecenderungan infeksi terkait pelayanan
kesehatan
• Standar PP.3.
Standar PPI 10.2.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien risiko nggi dan ketentuan pelayanan
Peningkatan mutu termasuk penggunaan indikator/pengukuran yang berhubungan dengan
risiko nggi.
masalah infeksi yang secara epidemiologis pen ng bagi rumah sakit.
• Maksud dan Tujuan PP.3. Standar PPI 10.3.
Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan berbagai variasi Rumah sakit menggunakan informasi risiko, angka dan kecenderungan untuk menyusun
kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa pasien yang digolongkan risiko- nggi karena atau memodifikasi proses untuk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan ke
umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kri s. Anak dan lanjut usia umumnya dimasukkan level yang serendah mungkin.
dalam kelompok ini karena mereka sering dak dapat menyampaikan pendapatnya, dak
Standar PPI 10.4.
menger proses asuhan dan dak dapat ikut memberi keputusan tentang asuhannya.
Rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit, dengan rumah sakit lain
Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma dak mampu memahami proses
melalui perbandingan data dasar/ databases.
asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien.
Standar PPI 10.5.
Rumah sakit juga menyediakan berbagai variasi pelayanan, sebagian termasuk yang berisiko Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, secara berkala
nggi karena memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk pengobatan disampaikan kepada pimpinan dan staf
penyakit yang mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat pengobatan (penggunaan darah atau Standar PPI 10.6
produk darah), potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat berisiko
Rumah sakit melaporkan informasi tentang infeksi ke pihak luar, Kementerian Kesehatan
nggi (misalnya kemoterapi).
atau Dinas Kesehatan
Kebijakan dan prosedur merupakan alat yang sangat pen ng bagi staf untuk memahami • Maksud dan Tujuan PPI.10 sampai dengan PPI 10.6
pasien tersebut dan pelayanannya dan memberi respon yang cermat, kompeten dan Proses pencegahan dan pengendalian infeksi dirancang untuk menurunkan risiko infeksi
dengan cara yang seragam. Pimpinan bertanggung jawab untuk : bagi pasien, staf dan orang-orang lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, rumah sakit harus
- Mengiden fikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko nggi di rumah sakit; secara proak f mengiden fikasi dan menelusuri alur risiko, angka dan kecenderungan
- Menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk mengembangkan kebijakan dan infeksi rumah sakit. Rumah sakit menggunakan informasi indikator untuk meningkatkan
prosedur yang sesuai; kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dan mengurangi angka infeksi yang terkait
- Melaksanakan pela han staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur. pelayanan kesehatan ke level yang serendah mungkin. Rumah sakit dapat menggunakan
data indikator (measurement data) dan informasi sebaik-baiknya dengan memahami angka
Pasien dan pelayanan yang diiden fikasikan di PP.3.1. s/d PP.3.9., apabila ada di dalam dan kecenderungan serupa di rumah sakit lain dan kontribusi data ke dalam data dasar
rumah sakit maka dimasukkan dalam proses. Tambahan pasien dan pelayanan juga terkait infeksi.
diperhitungkan bila terwakili dalam populasi pasien dan pelayanan.
• Elemen Penilaian PPI.10.
Rumah sakit dapat pula melakukan iden fikasi risiko sampingan sebagai akibat dari suatu 1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan ke dalam program
prosedur atau rencana asuhan (contoh, perlunya pencegahan trombosis vena dalam, ulkus peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit (lihat juga PMKP.1.1, EP)

72 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 145


2. Kebijakan dan prosedur mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit menular, dekubitus dan jatuh). Bila ada risiko tersebut, maka dapat dicegah dengan cara melakukan
dari pasien lain yang berisiko nggi, yang rentan karena immunosuppressed atau sebab pela han staf dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai (lihat juga HPK.1.5,
lain dan staf. EP 1 dan 2).
3. Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana cara mengelola pasien dengan infeksi
airborne untuk jangka waktu pendek ke ka ruangan bertekanan nega f dak tersedia • Elemen Penilaian PP.3.
4. Rumah sakit mempunyai strategi untuk berurusan dengan arus pasien dengan penyakit 1. Pimpinan rumah sakit telah mengiden fikasikan pasien dan pelayanan risiko nggi.
yang menular 2. Pimpinan rumah sakit menggunakan proses kerjasama untuk mengembangkan kebijakan
dan prosedur yang dapat dilaksanakan.
5. Ruangan bertekanan nega f tersedia dan di monitor secara ru n untuk pasien infeksius
3. Staf sudah dila h dan menggunakan kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan
yang membutuhkan isolasi untuk infeksi airborne; bila ruangan bertekanan nega f dak
asuhan.
segera tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA yang diakui bisa digunakan.
6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius Standar PP.3.1.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan kasus emergensi
TEKNIK PENGAMANAN (BARRIER) DAN HAND HYGIENE
Standar PP.3.2.
• Standar PPI.9. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pemberian pelayanan resusitasi di seluruh unit
Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya, sabun dan desinfektan rumah sakit
tersedia dan digunakan secara benar bila diperlukan.
Standar PP.3.3.
• Maksud dan Tujuan PPI 9. Kebijakan dan prosedur mengarahkan penanganan, penggunaan, dan pemberian darah
Hand hygiene, teknik barier dan bahan-bahan disinfeksi merupakan instrumen mendasar dan produk darah.
bagi pencegahan dan pengendalian infeksi yang benar. Rumah sakit mengiden fikasi
situasi dimana masker, pelindung mata, gaun atau sarung tangan diperlukan dan Standar PP.3.4.
melakukan pela han penggunaannya secara tepat dan benar. Sabun, disinfektan dan Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien yang menggunakan peralatan bantu
handuk atau pengering lainnya tersedia di lokasi dimana prosedur cuci tangan dan hidup dasar atau yang koma.
disinfektan dipersyaratkan. Pedoman hand hygiene (pedoman penggunaan dinilai di
SKP.5, EP 2) diadopsi oleh rumah sakit dan ditempel di area yang tepat, dan staf diedukasi Standar PP.3.5.
untuk prosedur-prosedur yang benar tentang cuci tangan, disinfeksi tangan atau disinfeksi Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien dengan penyakit menular dan mereka
permukaan. yang daya tahannya diturunkan.

• Elemen Penilaian PPI 9.


Standar PP.3.6.
1. Rumah sakit mengiden fikasi situasi dimana sarung tangan dan atau masker atau
Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah)
pelindung mata dibutuhkan
2. Sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata digunakan secara tepat dan Standar PP.3.7.
benar
Kebijakan dan prosedur mengarahkan penggunaan alat penghalang (restraint) dan asuhan
3. Rumah sakit mengiden fikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci tangan, disinfeksi
pasien yang diberi penghalang.
tangan atau disinfeksi permukaan.
4. Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara benar di seluruh area tersebut
Standar PP.3.8.
5. Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene dari sumber yang berwenang
Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak-
anak dan populasi yang berisiko disiksa.

144 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 73


Standar PP.3.9. menggunakan kriteria yang mengatur dampak dari renovasi atau pembangunan baru
Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pada pasien yang mendapat kemoterapi terhadap persyaratan kualitas udara, pencegahan dan pengendalian infeksi, persyaratan
atau terapi lain yang berisiko nggi. u lisasi, kebisingan, getaran dan prosedur emergensi (kedaruratan).

Maksud dan Tujuan PP.3.1 s/d PP.3.9. Elemen Penilaian PPI 7.5.
Kebijakan dan prosedur harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko 1. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi atau
atau pelayanan yang berisiko nggi, agar tepat dan efek f dalam mengurangi risiko terkait. pembangunan (kontruksi) baru.
Sangatlah pen ng bahwa kebijakan dan prosedur mengatur: 2. Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan kegiatan
a. bagaimana perencanaan dibuat, termasuk iden fikasi perbedaan pasien dewasa dan pencegahan dan pengendalian infeksi dinilai dan dikelola.
anak-anak atau keadaan khusus lain.
b. dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara m untuk bekerja dan berkomunikasi PROSEDUR ISOLASI
secara efek f.
c. per mbangan persetujuan khusus bila diperlukan. • Standar PPI.8
d. persyaratan pemantauan pasien Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan (barrier precau on) dan
e. kompetensi atau ketrampilan yang khusus dari staf yang terlibat dalam proses asuhan. prosedur isolasi yang melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular
f. ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus. dan melindungi dari infeksi pasien yang immunosuppressed, sehingga rentan terhadap
infeksi nosokomial.
Pedoman klinis dan clinical pathway seringkali berguna dalam menyusun kebijakan dan
prosedur dan dapat dimasukkan kedalamnya (lihat juga HPK.1.4, EP 2; HPK.1.5, EP 1 dan • Maksud dan Tujuan PPI.8
2, dan AP.1.7). Rumah sakit membuat kebijakan dan prosedur tentang isolasi dan prosedur penghalang
(barrier) di rumah sakit. Hal ini berdasarkan cara penularan penyakit dan mengatur pasien
Catatan : untuk standar PP.3.1 s/d PP.3.9, elemen a. s/d f Maksud dan Tujuan harus yang mungkin infeksius atau yang immunosuppressed, juga arus masuk pasien dalam
tercermin dalam kebijakan dan prosedur yang disyaratkan. jumlah besar dengan infeksi yang menular.

Elemen Penilaian PP.3.1. Kewaspadaan airborne adalah perlu untuk mencegah transmisi bahan infeksius yang
1. Asuhan pasien gawat darurat diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. dapat bertahan di udara dalam waktu yang lama. Penempatan pasien dengan airborne
2. Pasien menerima asuhan yang konsisten dengan kebijakan dan prosedur. infeksi yang paling bisa adalah di ruangan tekanan nega f. Bila struktur bangunan dak
dapat segera mengadakan ruangan tekanan nega f, rumah sakit bisa mensirkulasi udara
Elemen Penilaian PP.3.2. melalui sistem filtrasi HEPA (a high-efficiency par culate air) dengan paling sedikit 12 kali
1. Penggunaan tata laksana pelayanan resusitasi yang seragam diseluruh rumah sakit pertukaran udara per jam.
diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
2. Resusitasi diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Kebijakan dan prosesur harus mengatur rencana menangani pasien dengan infeksi
airborne dalam jangka waktu singkat ke ka ruangan bertekanan nega f atau sistem filtrasi
Elemen Penilaian PP.3.3. HEPA dak tersedia. Prosedur isolasi juga mengatur untuk proteksi staf dan pengunjung,
1. Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah diarahkan oleh lingkungan pasien dan pembersihan ruangan selama pasien dirawat dan setelah pasien
kebijakan dan prosedur yang sesuai. pulang.
2. Darah dan produk darah diberikan sesuai kebijakan dan prosedur.
• Elemen Penilaian PPI.8
Elemen Penilaian PP.3.4. 1. Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus di isolasi sesuai kebijakan
1. Asuhan pasien koma diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai. rumah sakit dan pedoman yang direkomendasikan.

74 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 143


Maksud dan Tujuan PPI 7.3. 2. Asuhan pasien dengan alat bantu hidup diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
Pembuangan benda tajam dan jarum yang dak benar menjadi tantangan besar bagi sesuai.
keselamatan staf. Rumah sakit memas kan bahwa kebijakan diterapkan. Dan mengatur 3. Pasien koma dan yang dengan alat bantu hidup menerima asuhan sesuai kebijakan dan
secara adekuat semua langkah dalam proses, mulai dari jenis dan penggunaan wadah, prosedur.
pembuangan wadah, dan surveilans atas pembuangan. Memas kan semua fasilitas untuk
melaksanakan tersedia dan tepat serta ada surveilans/audit proses pembuangan. Elemen Penilaian 3.5.
1. Asuhan pasien dengan penyakit menular diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
Elemen penilaian PPI 7.3. sesuai.
1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus yang dak dapat tembus 2. Asuhan pasien immuno-suppressed diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang
(puncture proof) dan dak direuse. sesuai.
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman atau bekerja sama dengan 3. Pasien immuno-suppressed dan pasien dengan penyakit menular menerima asuhan
sumber-sumber yang kompeten untuk menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang sesuai kebijakan dan prosedur.
di tempat pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau sebagaimana ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan. Elemen Penilaian PP.3.6.
3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan pencegahan dan 1. Asuhan pasien dialisis diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
pengendalian infeksi rumah sakit. 2. Pasien dialisis menerima asuhan sesuai kebijakan dan prosedur.

Standar PPI 7.4. Elemen Penilaian PP.3.7.


Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang terkait dengan kegiatan pelayanan 1. Penggunaan peralatan penghalang (restraint) diarahkan oleh kebijakan dan prosedur
makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan. yang sesuai.
2. Pasien dengan peralatan penghalang menerima asuhan sesuai kebijakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4.
Pengontrolan engineering/Engineering control, seper sistem ven lasi posi f, tudung Elemen Penilaian PP.3.8.
biologis (biological hoods), di laboratorium, thermostat pada unit pendingin dan pemanas 1. Asuhan pasien yang lemah, lanjut usia dengan ketergantungan bantuan diarahkan oleh
air yang dipergunakan untuk sterilisasi peralatan makan dan dapur, adalah contoh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
pen ngnya peran standar lingkungan dan pengendalian dalam berkontribusi untuk sanitasi 2. Pasien yang lemah, lanjut usia yang dak mandiri menerima asuhan sesuai kebijakan
yang baik dan mengurangi risiko infeksi di rumah sakit dan prosedur.
3. Asuhan pasien anak dan anak dengan ketergantungan bantuan diarahkan oleh kebijakan
Elemen Penilaian PPI 7.4 dan prosedur yang sesuai.
1. Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani dengan baik untuk meminimalisasi 4. Anak-anak dan anak dengan ketergantungan bantuan menerima asuhan sesuai kebijakan
risiko infeksi dan prosedur.
2. Pengontrolan engineering/Engineering control Engineering control diterapkan untuk 5. Populasi pasien dengan risiko kekerasan harus diiden fikasi dan asuhannya diarahkan
meminimalisasi risiko infeksi di area yang tepat di rumah sakit oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
6. Populasi pasien yang teriden fikasi dengan risiko kekerasan menerima asuhan sesuai
Standar PPI 7.5. kebijakan dan prosedur.
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama demolisi/pembongkaran,
pembangunan dan renovasi. Elemen Penilaian PP.3.9.
1. Pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan risiko nggi lain
Maksud dan Tujuan PPI 7.5. diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai.
Bila merencanakan pembongkaran, pembangunan, atau renovasi, rumah sakit 2. Pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan risiko nggi lain menerima
pelayanan sesuai kebijakan dan prosedur.

142 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 75


MAKANAN DAN TERAPI NUTRISI dak adekuat atau dak memuaskan setelah diproses ulang. Bila alat single-use direuse
maka ada kebijakan di rumah sakit yang mengarahkan reuse. Kebijakan konsisten dengan
• Standar PP.4. peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi termasuk iden fikasi terhadap:
Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten a) peralatan dan bahan/material yang dak pernah bisa di reuse;
dengan asuhan klinisnya tersedia secara reguler. b) jumlah maksimum reuse khususnya untuk se ap peralatan dan bahan/material yang di
reuse;
• Maksud dan Tujuan PP.4. c) pe pemakaian dan keretakan, antara lain yang mengindikasikan bahwa peralatan dak
Makanan dan nutrisi yang memadai pen ng bagi kondisi kesehatan dan proses pemulihan bisa di reuse;
pasien. Makanan yang sesuai dengan umur pasien, budaya pasien dan preferensi diet, d) proses pembersihan untuk se ap peralatan yang dimulai segera sesudah digunakan dan
rencana pelayanan, harus tersedia secara ru n. Pasien berpar sipasi dalam perencanaan diiku dengan protokol yang jelas; dan
dan seleksi makanan, dan keluarga pasien dapat, bila sesuai, berpar sipasi dalam e) proses untuk pengumpulan, analisis, dan penggunaan dari data pencegahan dan
menyediakan makanan, konsisten dengan budaya, agama, dan tradisi dan praktek pengendalian infeksi yang terkait dengan peralatan dan material yang direuse
lain. Berdasarkan asesmen kebutuhan pasien dan rencana asuhan, DPJP atau pemberi
pelayanan lainnya yang kompeten memesan makanan atau nutrien lain yang sesuai bagi Elemen Penilaian PPI. 7.1.1.
pasien. Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan 1. Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan perundangan di
edukasi tentang makanan yang dilarang / kontra indikasi dengan kebutuhan dan rencana ngkat nasional dan ada standar profesi yang mengiden fikasi proses pengelolaan
pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat dengan makanan. Bila mungkin, peralatan yang kadaluwarsa
pasien ditawarkan berbagai macam makanan yang konsisten dengan status gizinya. 2. Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada kebijakan termasuk untuk
item a) sampai e) di Maksud dan Tujuan.
3. Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan
• Elemen Penilaian PP.4.
4. Kebijakan telah di monitor.
1. Makanan atau nur si yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler
2. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah memesan makanan
Standar PPI 7.2
dan dicatat.
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan sampah yang tepat
3. Pesanan didasarkan atas status gizi dan kebutuhan pasien
4. Ada bermacam variasi pilihan makanan bagi pasien konsisten dengan kondisi dan
Maksud dan Tujuan PPI 7.2
pelayanannya
Rumah sakit memproduksi banyak sampah se ap hari. Seringkali sampah tersebut adalah
5. Bila keluarga menyediakan makanan, mereka diberikan edukasi tentang pembatasan
atau kemungkinan infeksius. Jadi pembuangan sampah yang benar berkontribusi terhadap
diet pasien
penurunan risiko infeksi di rumah sakit. Hal ini nyata pada pembuangan cairan tubuh dan
bahan-bahan yang terkontaminasi cairan tubuh, pembuangan darah dan komponen darah,
Standar PP.4.1.
serta sampah dari kamar mayat dan area bedah mayat (post mortem).
Penyiapan makanan, penanganan, penyimpanan dan distribusinya, aman dan memenuhi
undang-undang, peraturan dan praktek terkini yang berlaku.
Elemen Penilaian PPI 7.2.
1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk meminimalisasi risiko
Maksud dan Tujuan PP.4.1.
penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan)
Penyiapan makanan, penyimpanan dan distribusi harus dimonitor untuk memas kan
2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah dikelola untuk meminimalisasi
keamanan dan sesuai dengan undang-undang, peraturan dan praktek terkini yang dapat
risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan Tujuan)
diterima. Penyiapan makanan dan penyimpanan mengurangi risiko kontaminasi dan
3. Area kamar mayat dan post mortem untuk meminimalisasi risiko penularan.
pembusukan. Makanan didistribusikan kepada pasien pada waktu yang telah ditetapkan.
Makanan dan produk nutrisi termasuk produk nutrisi enteral, harus tersedia untuk
Standar PPI 7.3.
memenuhi kebutuhan khusus pasien.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum

76 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 141


Standar PPI 7.1. • Elemen Penilaian PP.4.1.
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan 1. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan
sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen yang benar.
2. Makanan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan

Maksud dan Tujuan PPI 7.1. 3. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik
Risiko infeksi dapat diminimalisasi dengan proses-proses pembersihan, disinfeksi, dan 4. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan khusus
sterilisasi yang benar, misalnya pembersihan dan disinfeksi dari alat endoskopi dan 5. Praktek penanganan memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku
sterilisasi perbekalan operasi serta peralatan invasif atau non-invasif untuk pelayanan
pasien. Pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi dilakukan di area sterilisasi sentral atau area • Standar PP.5.
lainnya dalam rumah sakit dengan pengawasan yang tepat di klinik endoskopi. Metode Pasien yang berisiko nutrisi mendapat terapi gizi.
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi menjaga standar yang sama dimanapun dilaksanakan
di rumah sakit. Juga manajemen laundry dan linen yang tepat dapat menghasilkan • Maksud dan Tujuan PP.5.
penurunan kontaminasi dari linen bersih dan risiko infeksi bagi staf akibat laundry dan Pada asesmen awal, pasien diperiksa / ditapis untuk mengiden fikasi adanya risiko nutrisi.
linen yang kotor. Pasien ini akan dikonsulkan ke nutrisionis untuk asesmen lebih lanjut. Bila ternyata ada
risiko nutrisi, dibuat rencana terapi gizi. Tingkat kemajuan pasien dimonitor dan dicatat
Elemen Penilaian PPI 7.1. dalam rekam medisnya. Dokter, perawat dan ahli diet dan kalau perlu keluarga pasien,
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral sesuai bekerjasama merencanakan dan memberikan terapi gizi.
dengan pe peralatan
2. Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar pelayanan • Elemen Penilaian PP.5.
sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan
1. Pasien yang pada asesmen berada pada risiko nutrisi, mendapat terapi gizi.
3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai untuk meminimalisasi risiko bagi staf
dan pasien. 2. Suatu proses kerjasama dipakai untuk merencanakan, memberikan dan memonitor
4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua metode pembersihan, terapi gizi (lihat juga PP.2, Maksud dan Tujuan).
disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit. 3. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor (lihat juga AP.2, EP 1).
4. Respon pasien terhadap terapi gizi dicatat dalam rekam medisnya (lihat juga MKI.19.1,
Standar PPI 7.1.1 EP 5).
Ada kebijakan dan prosedur untuk mengiden fikasi proses pengelolaan perbekalan yang
kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali pakai PENGELOLAAN RASA NYERI
(single-use) bila peraturan dan perundangan mengijinkan.
• Standar PP.6.
Maksud dan tujuan PPI 7.1.1. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efek f.
Pada umumnya peralatan/bahan medis (cairan infus, kateter, benang dan yang sejenis)
tercetak tanggal kadaluwarsanya. Bila tanggal kadaluwarsa pada bahan-bahan ini telah • Maksud dan Tujuan PP.6.
terlewa , pabrik dak menjamin sterilitas, keamanan atau stabilitas dari item tersebut.
Rasa nyeri dapat merupakan pengalaman umum seorang pasien; nyeri yang dak teratasi
Beberapa bahan memuat pernyataan yang mengindikasikan bahwa isinya adalah steril
mengakibatkan efek dak diharapkan secara fisik dan psikologis. Hak pasien untuk
sepanjang kemasan utuh. Kebijakan menetapkan proses untuk menjamin penananan yang
mendapatkan asesmen dan pengelolaan nyeri dihargai dan dibantu (lihat juga HPK.2.5,
benar atas perbekalan yang kadaluwarsa.
Maksud dan Tujuan). Berdasarkan lingkup pelayanan yang disediakan, rumah sakit memiliki
proses untuk asesmen dan pengelolaan rasa nyeri yang sesuai, termasuk :
Sebagai tambahan, peralatan sekali pakai (single-use) mungkin bisa di reuse dalam
keadaan khusus. Ada dua risiko terkait single-use dan reuse peralatan sekali pakai. Ada a) Iden fikasi pasien yang nyeri pada waktu asesmen awal dan asesmen ulang.
peningkatan risiko infeksi, dan ada risiko bahwa performa peralatan tersebut mungkin b) Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.

140 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 77


c) Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan a) Saluran pernafasan, seper : prosedur dan peralatan terkait dengan intubasi, dukungan
gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-masing (lihat juga ven lasi mekanis, tracheostomy dan lain sebagainya.
HPK.1.1, EP 1). b) Saluran kencing, seper : prosedur invasif dan peralatan terkait dengan indwelling
d) Mendidik para prak si pelayanan kesehatan tentang asesmen dan pengelolaan nyeri urinary kateter, sistem drainase urin dan lain sebagainya
(lihat juga HPK.2.4). c) Peralatan intravaskuler invasif, seper insersi dan pelayanan kateter vena sentral,
saluran vena periferi dan lain sebagainya
• Elemen Penilaian PP.6. d) Lokasi operasi, seper pelayanan dan pe pembalut luka dan prosedur asep k terkait
1. Berdasarkan lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit mempunyai prosedur untuk e) Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis, mul drug resistant
iden fikasi pasien yang kesakitan (lihat juga AP.1.7, EP 1, dan AP.1.8.2, EP 1). organism, virulensi infeksi yang nggi.
f) Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging) infeksi di masyarakat.
2. Pasien yang kesakitan mendapat asuhan sesuai pedoman pengelolaan nyeri
3. Berdasarkan lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit menjalankan proses untuk
• Elemen Penilaian PPI 6.
berkomunikasi dan mendidik pasien dan keluarga tentang rasa sakit (lihat juga PPK.4,
1. Rumah sakit telah menetapkan fokus program melalui pengumpulan data yang ada di
EP 4).
Maksud dan Tujuan a) sampai f)
4. Berdasarkan lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit menjalankan proses
2. Data yang dikumpulkan a) sampai f) dievaluasi/dianalisis.
mendidik staf tentang rasa sakit (lihat juga KPS.3, EP 1).
3. Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka diambil ndakan memfokus atau memfokus
ulang program pencegahan dan pengendalian infeksi.
PELAYANAN PADA TAHAP TERMINAL (AKHIR HIDUP)
4. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit se ap tahun dan hasil
Pasien yang menuju akhir hidupnya, dan keluarganya, memerlukan asuhan yang terfokus asesmen didokumentasikan.
akan kebutuhan mereka yang unik. Pasien dalam tahap terminal dapat mengalami gejala
yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kura f atau memerlukan bantuan • Standar PPI 7.
yang berhubungan dengan masalah-masalah psikososial, spiritual dan budaya yang Rumah sakit mengiden fikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko infeksi dan
berkaitan dengan kema an dan proses kema an. Keluarga dan pemberi pelayanan dapat mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
diberikan kelonggaran dalam melayani anggota keluarga pasien yang sakit terminal atau
membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan. Maksud dan Tujuan PPI 7.
Rumah sakit dalam melakukan asesmen dan melayani pasien menggunakan banyak
Tujuan rumah sakit untuk memberikan asuhan pada akhir kehidupan harus proses yang sederhana maupun yang kompleks, masing-masing terkait dengan ngkat
memper mbangkan tempat asuhan atau pelayanan yang diberikan (seper hospice atau risiko infeksi untuk pasien dan staf. Maka pen ng bagi rumah sakit untuk memonitor dan
unit asuhan pallia f), pe pelayanan yang diberikan dan kelompok pasien yang dilayani. mereview proses tersebut, dan sesuai kelayakan, mengimplementasi kebijakan, prosedur,
Rumah sakit mengembangkan proses untuk mengelola pelayanan akhir hidup. Proses edukasi dan kegiatan lainnya yang diperlukan untuk menurunkan risiko infeksi.
tersebut adalah :
- memas kan bahwa gejala-gejalanya akan dilakukan asesmen dan dikelola secara • Elemen Penilian PPI 7.
tepat. 1. Rumah sakit telah mengiden fikasi proses terkait dengan risiko infeksi (lihat juga MPO.5,
- memas kan bahwa pasien dengan penyakit terminal dilayani dengan hormat dan EP 1)
respek. 2. Rumah sakit telah mengimplementasi strategi penurunan risiko infeksi pada seluruh
- melakukan asesmen keadaan pasien sesering mungkin sesuai kebutuhan untuk proses (lihat juga MPO.5, EP 1)
mengiden fikasi gejala-gejala. 3. Rumah sakit mengiden fikasi risiko mana (lihat juga PPI. 7.1 sampai dengan PPI.7.5)
- merencanakan pendekatan preven f dan terapeu k dalam mengelola gejala-gejala. yang membutuhkan kebijakan dan atau prosedur, edukasi staf, perubahan prak k dan
- mendidik pasien dan staf tentang pengelolaan gejala-gejala. kegiatan lainnya untuk mendukung penurunan risiko

78 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 139


4. Program termasuk sistem inves gasi outbreak dari penyakit infeksi (lihat juga Sasaran • Standar PP.7.
Keselamatan Pasien 5, EP 1). Rumah sakit memberi mengatur pelayanan akhir kehidupan.
5. Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku
6. Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan direview secara teratur. • Maksud dan Tujuan PP.7.
7. Program sesuai dengan ukuran, lokasi geografis, pelayanan dan pasien rumah sakit. Pasien yang dalam proses kema an mempunyai kebutuhan khusus untuk dilayani dengan
penuh hormat dan kasih. Untuk mencapai ini semua staf harus sadar akan uniknya
Standar PPI 5.1 kebutuhan pasien dalam keadaan akhir kehidupannya. Perha an terhadap kenyamanan
Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit dimasukkan dalam program dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup.
pencegahan dan pengendalian infeksi. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :
a) pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluarga;
Maksud dan Tujuan PPI 5.1.
b) menyampaikan isu yang sensi f seper autopsi dan donasi organ;
Infeksi dapat masuk ke rumah sakit melalui pasien, keluarga, staf, tenaga sukarela,
pengunjung, dan individu lainnya, seper para petugas suplaier. Sehingga seluruh area c) menghorma nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya;
rumah sakit dimana individu-individu ini berada harus dimasukkan dalam program d) mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan;
surveillance infeksi, pencegahan dan pengendalian. e) memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya
dari pasien dan keluarganya.
Elemen Penilaian PPI 5.1.
1. Semua area pelayanan pasien di rumah sakit dimasukkan dalam program pencegahan Untuk mencapai tujuan ini semua staf harus menyadari akan kebutuhan pasien yang unik
dan pengendalian infeksi pada akhir hidupnya (lihat juga HPK.2.5, Maksud dan Tujuan). Rumah sakit mengevaluasi
2. Semua area staf di rumah sakit dimasukkan dalam program pencegahan dan mutu asuhan akhir-kehidupan, berdasarkan evaluasi (serta persepsi) keluarga dan staf,
pengendalian infeksi terhadap asuhan yang diberikan.
3. Semua area pengunjung di rumah sakit dimasukkan dalam program pencegahan dan
pengendalian infeksi • Elemen Penilaian PP.7.
1. Semua staf harus diupayakan memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir
• Standar PPI 6. kehidupan.
Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan fokus dari 2. Asuhan akhir kehidupan oleh rumah sakit mengemukakan kebutuhan pasien yang
program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah pencegahan, dalam meninggal, sedikitnya termasuk elemen a) s/d e) tersebut diatas.
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan. 3. Kualitas asuhan akhir kehidupan dievaluasi oleh staf dan keluarga pasien.

• Maksud dan Tujuan PPI 6. Standar PP.7.1.


Se ap rumah sakit harus mengiden fikasi secara epidemiologis infeksi pen ng, tempat Asuhan pasien dalam proses kema an harus meningkatkan kenyamanan dan
infeksi dan alat-alat terkait, prosedur, dan praktek-praktek yang memberikan fokus dari kehormatannya.
upaya pencegahan dan penurunan risiko dan insiden infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Pendekatan berdasarkan risiko membantu rumah sakit mengiden fikasi praktek/kegiatan Maksud dan Tujuan PP.7.1.
dan infeksi yang seharusnya menjadi fokus programnya. Pendekatan berdasarkan risiko Rumah sakit memas kan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan atau
menggunakan surveilans sebagai komponen pen ng untuk pengumpulan dan analisis dalam proses kema an dengan cara :
data yang mengarahkan asesmen risiko. - melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder
- mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan tempat infeksi yang relevan - melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien
sebagai berikut : dan keluarga, menghadapi kema an dan kesedihan

138 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 79


- melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga alkohol hand rubs untuk hand hygiene. Pimpinan rumah sakit menjamin bahwa program
- mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan mempunyai sumber daya yang cukup untuk menjalankan program secara efek f.

Elemen Penilaian PP.7.1. Sistem manajemen informasi adalah sumber pen ng untuk mendukung penelurusan
1. Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder (lihat risiko, angka-angka dan kecenderungan dalam infeksi terkait pelayanan kesehatan. Fungsi
juga HPK.2.4, EP 1) manajemen informasi mendukung analisis dan interpretasi data serta penyajian temuan-
2. Gejala dan komplikasi dicegah sejauh yang dapat diupayakan (lihat juga AP.2, EP 2) temuan. Sebagai tambahan, data dan informasi program pencegahan dan pengendalian
3. Intervensi dalam masalah psikososial, emo onal dan kebutuhan spritual pasien dan infeksi dikelola bersama program manajemen dan peningkatan mutu rumah sakit.
keluarga dalam hal kema an dan kesedihan
4. Intervensi dalam masalah agama dan budaya pasien dan keluarga • Elemen Penilaian PPI.4.
5. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam mengambil keputusan terhadap asuhan (lihat juga 1. Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk program pencegahan dan
HPK.2, EP 1, dan HPK.2.1, EP 4) pengendalian infeksi.
2. Pimpinan rumah sakit mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk program
pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung program pencegahan dan
pengendalian infeksi

FOKUS DARI PROGRAM

• Standar PPI.5.
Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk mengurangi
risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan
kesehatan.

• Maksud dan Tujuan PPI.5.


Agar program pencegahan dan pengendalian infeksi efek f, harus komprehensif,
menjangkau pasien dan tenaga kesehatan. Program dikendalikan dengan suatu yang
mengiden fikasi dan mengatur masalah-masalah infeksi yang secara epidemiologis
pen ng untuk rumah sakit. Sebagai tambahan, program dan perencanaan agar sesuai
dengan ukuran, lokasi geografis, pelayanan dan pasien rumah sakit. Program termasuk
sistem untuk mengiden fikasi infeksi dan menginves gasi outbreak dari penyakit infeksi.
Kebijakan dan prosedur merupakan acuan program. Asesmen risiko secara periodik dan
penyusunan sasaran menurunkan risiko mengarahkan program tersebut.

• Elemen Penilaian PPI.5.


1. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada pasien
2. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada tenaga kesehatan. (lihat juga KPS.8.4)
3. Program termasuk kegiatan surveillance yang sistema k dan proak f untuk menentukan
angka infeksi biasa (endemik)

80 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 137


5. Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan urusan rumah BAB 5
tangga (housekeeping) PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
6. Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan tenaga lainnya ΈPABΉ
sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit.

• Standar PPI.3. GAMBARAN UMUM


Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan
pedoman praktek yang akseptabel sesuai dengan peraturan dan perundangan yang merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit. Tindakan- ndakan ini membutuhkan
berlaku, dan standar sanitasi dan kebersihan. asesmen pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi,
monitoring pasien yang berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan
• Maksud dan Tujuan PPI 3. berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan pasien (discharge).
Informasi adalah sangat pen ng dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Acuan keilmuan terkini dibutuhkan untuk pemahaman dan penerapan surveilans yang Anestesi dan sedasi umumnya dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan (con nuum)
efek f. Acuan dapat berasal dari dalam dan luar negeri, seper WHO mempublikasikan dari sedasi minimal sampai anestesi penuh. Karena respons pasien dapat bergerak pada
pedoman cuci tangan (hand hygiene) dan pedoman lainnya. Pedoman memberikan sepanjang kon nuum, maka penggunaan anestesi dan sedasi dikelola secara terintegrasi.
informasi tentang prak k pencegahan dan infeksi terkait dengan pelayanan klinis dan Bab ini melipu anestesi, dari sedasi moderat maupun dalam (deep seda on), dimana
refleks protek f pasien dibutuhkan untuk fungsi pernafasan yang berisiko. Dalam bab
pelayanan penunjang. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku mendefinisikan
ini dak dibahas penggunaan sedasi minimal (anxiolysis). Jadi penggunaan terminologi
elemen dari program dasar, respons atas outbreak penyakit infeksi dan se ap pelaporan
“anestesi” mencakup sedasi yang moderat maupun yang dalam.
yang dipersyaratkan.
Catatan : Standar Anestesi dan Bedah dapat dipakai dalam tata (se ng) anestesi apapun
• Elemen Penilaian PPI.3. dan atau sedasi moderat maupun dalam serta prosedur invasif lain yang membutuhkan
1. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan terkini persetujuan (lihat juga HPK.6.4). Penataan tersebut termasuk kamar bedah rumah sakit,
2. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan pedoman prak k yang unit bedah sehari (day surgery) atau unit pelayanan sehari, unit gigi dan klinik rawat jalan
diakui lainnya, pelayanan emergensi, pelayanan intensif dan pelayanan lain dimanapun.
3. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan peraturan dan perundangan
yang berlaku STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN
4. Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan standar sanitasi dan
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
kebersihan dari badan-badan nasional atau lokal.
• Standar PAB.1.
• Standar PPI.4.
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung program Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi
pencegahan dan pengendalian infeksi. kebutuhan pasien, dan semua pelayanan tersebut memenuhi standar di rumah sakit,
standar nasional, undang-undang dan peraturan serta standar profesional.
• Maksud dan Tujuan PPI.4. Maksud dan Tujuan PAB.1.
Program pencegahan dan pengendalian infeksi membutuhkan staf yang cukup untuk Rumah sakit mempunyai sistem untuk menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi
mencapai tujuan program dan kebutuhan rumah sakit, sebagaimana ditetapkan oleh moderat dan dalam) yang dibutuhkan pasien, yang dibutuhkan dalam pelayanan klinis
badan /mekanisme pengawasan dan disetujui oleh pimpinan rumah sakit. yang ditawarkan dan kebutuhan para prak si pelayanan kesehatan. Pelayanan anestesi
(termasuk sedasi yang moderat dan dalam) memenuhi standar di rumah sakit, nasional,
Sebagai tambahan, program pencegahan dan pengendalian infeksi membutuhkan sumber juga undang-undang dan peraturan yang berlaku.
daya yang dapat memberikan edukasi kepada semua staf dan penyediaan, seper

136 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 81


Pelayanan anestesi, termasuk sedasi moderat dan dalam serta pelayanan untuk • Elemen Penilaian PPI.1
kedaruratan, dapat diberikan di dalam rumah sakit, atau dengan kerjasama/persetujuan 1. Satu atau lebih individu mengawasi program pencegahan dan pengendalian infeksi
dengan organisasi lain, atau keduanya. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan 2. Kualifikasi Individu yang kompeten sesuai ukuran rumah sakit, ngkat risiko, ruang
dalam) juga tersedia di luar jam kerja untuk keperluan kedaruratan. lingkup program dan kompleksitasnya.
3. Individu yang menjalankan tanggung jawab pengawasan sebagaimana ditugaskan atau
Se ap penggunaan anestesia dari sumber luar didasarkan atas rekomendasi direktur dan yang tertulis dalam uraian tugas
orang lain yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anestesi. Sumber luar memenuhi
undang-undang dan peraturan yang berlaku serta dengan mutu yang dapat diterima • Standar PPI.2.
maupun keselamatan pasien yang memadai. Ada penetapan mekanisme koordinasi untuk seluruh kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran
• Elemen Penilaian PAB.1. dan kompleksitas rumah sakit.
1. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) memenuhi standar di rumah
sakit, nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku • Maksud dan Tujuan PPI.2
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman (termasuk sedasi moderat dan Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi menjangkau ke dalam se ap bagian dari
dalam), tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien pelayanan rumah sakit dan melibatkan individu di berbagai unit dan pelayanan. (Sebagai
3. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) tersedia untuk keadaan contoh, unit pelayanan klinis, pemeliharaan sarana, pelayanan makanan/katering, urusan
darurat di luar jam kerja rumah tangga, laboratorium, farmasi dan pelayanan sterilisasi). Ada penetapan mekanisme
untuk melakukan koordinasi seluruh program. Mekanisme tersebut mungkin merupakan
4. Sumber dari luar rumah sakit diseleksi berdasarkan rekomendasi direktur, suatu rekor/
suatu kelompok kerja kecil, komite, satuan tugas atau mekanisme lainnya. Tanggung jawab
catatan kinerja yang akseptabel, serta dapat memenuhi undang-undang serta peraturan
termasuk, misalnya menyusun kriteria yang mendefinisikan infeksi terkait pelayanan
yang berlaku.
kesehatan, membuat metode pengumpulan data (surveilance), menetapkan strategi untuk
mengatur pencegahan infeksi dan pengendalian risiko, dan proses pelaporan. Koordinasi
• Standar PAB.2.
termasuk komunikasi dengan seluruh bagian/unit dari rumah sakit untuk menjamin bahwa
Seorang individu yang kompeten (qualified) bertanggung jawab untuk pengelolaan program adalah berkelanjutan dan proak f.
pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam)
Apapun mekanisme yang dipilih oleh rumah sakit untuk melakukan koordinasi program
• Maksud dan Tujuan PAB.2. pencegahan dan pengendalian infeksi, dokter dan perawat terwakili dan dilibatkan bersama
Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) dibawah kepemimpinan satu para profesional pencegahan dan pengendalian infeksi (infec on control professionals).
orang atau lebih yang kompeten, melalui pela han berser fikat, keahlian dan pengalaman, Tenaga lainnya bisa termasuk sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit (misalnya
konsisten dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Orang ini memiliki : epidemiologist, pakar pengumpul data, ahli sta s k, manajer unit strerilisasi sentral,
tanggungjawab profesional untuk pelayanan anestesi tersebut. Tanggung jawab melipu : microbiologist, farmasist/apoteker, urusan rumah tangga, pelayanan lingkungan atau
- Pengembangan, implementasi dan memelihara/menegakkan (maintaining) kebijakan sarana, supervisor kamar operasi).
dan prosedur
- Pengawasan administra f • Elemen Penilaian PPI.2.
- Memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu yang pen ng 1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi program pencegahan dan pengendalian
infeksi.
- Merekomendasikan sumber luar untuk pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat
2. Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan dokter
dan dalam)
3. Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan perawat
- Memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan
4. Koordinasi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan profesional
dalam)
pencegahan dan pengendali infeksi

82 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 135


BAB 2 • Elemen Penilaian PAB.2.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI 1. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus seragam pada seluruh
(PPI) pelayanan di rumah sakit (lihat juga PP.1, EP 1)
2. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) berada dibawah kepemimpinan
satu orang atau lebih yang kompeten (lihat juga TKP 5)
GAMBARAN UMUM 3. Tanggung jawab yang melipu pengembangan, implementasi dan memelihara/
menegakkan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
Tujuan pengorganisasian program PPI adalah mengiden fikasi dan menurunkan risiko 4. Tanggung jawab untuk memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu
infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, yang ditetapkan dan dilaksanakan
tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung. 5. Tanggung jawab dalam merekomendasikan sumber luar untuk pelayanan anestesi
(termasuk sedasi moderat dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan (lihat juga
Risiko infeksi dan kegiatan program dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit TKP.3.3, EP 1)
lainnya, tergantung pada kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit, populasi pasien yang 6. Tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk
dilayani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah pegawai. sedasi moderat dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan

Program akan efek f apabila mempunyai pimpinan yang ditetapkan, pela han staf yang PELAYANAN SEDASI
baik, metode untuk mengiden fikasi dan proak f pada tempat berisiko infeksi, kebijakan
dan prosedur yang memadai, pendidikan staf dan melakukan koordinasi ke seluruh rumah • Standar PAB.3.
sakit. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelayanan pasien untuk sedasi moderat dan dalam

STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN • Maksud dan Tujuan PAB.3.
Sedasi, secara khusus, sedasi yang moderat maupun dalam, menghadapkan risiko kepada
PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN KOORDINASI pasien, karenanya perlu dilengkapi dengan definisi, kebijakan serta prosedur yang jelas.
Derajat sedasi terjadi dalam suatu kon nuum, seorang pasien dapat bergerak dari satu
• Standar PPI.1. derajat tertentu menuju derajat yang lain, berdasarkan medikasi yang diberikan, rute dan
Satu atau lebih individu mengawasi seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. dosisnya. Per mbangan pen ng mencakup kemampuan pasien untuk mempertahankan
Individu tersebut kompeten dalam praktek pencegahan dan pengendalian infeksi yang refleks protek f; saluran pernafasan yang paten-independen-berkesinambungan; dan
diperolehnya melalui pendidikan, pela han, pengalaman atau ser fikasi mampu berespon terhadap s mulasi fisik atau instruksi lisan.

• Maksud dan Tujuan PPI.1. Kebijakan dan prosedur sedasi memuat :


Program pencegahan dan pengendalian infeksi mempunyai pengawasan yang memadai a) penyusunan rencana termasuk iden fikasi perbedaan antara populasi dewasa dan anak
sesuai dengan ukuran rumah sakit, ngkat risiko, kompleksitas kegiatan dan ruang lingkup atau per mbangan khusus lainnya;
program. Satu atau lebih individu, bertugas purna waktu atau paruh waktu, memberikan b) dokumentasi yang diperlukan m pelayanan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi
pengawasan sebagai bagian dari tanggung jawab atau uraian tugas yang ditetapkan. secara efek f;
Kualifikasi petugas tergantung dari kegiatan yang mereka kerjakan dan dapat diperoleh c) persyaratan persetujuan (consent) khusus, bila diperlukan;
melalui : d) frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan;
- pendidikan; e) kualifikasi atau ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses sedasi; dan
- pela han; f) ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialis k.
- pengalaman;
- ser fikasi atau lisensi. Hal lain yang juga pen ng adalah kualifikasi para dokter, dokter gigi atau semua individu

134 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 83


yang kompeten yang bertanggung jawab atas pasien yang menerima sedasi moderat kri s dan risiko nggi adalah FMEA (failure mode and effect analysis). Rumah sakit dapat
maupun dalam. Se ap petugas harus kompeten dalam : juga melakukan iden fikasi dan menggunakan alat serupa untuk melakukan iden fikasi
g) teknik berbagai modus sedasi; dan mengurangi risiko, seper analisis terhadap kelemahan yang mengandung bahaya.
h) monitoring yang tepat;
Untuk menggunakan alat ini atau yang sejenis secara efek f, pimpinan rumah sakit perlu
i) respons terhadap komplikasi;
mempelajari dan mengadop dan mempelajari cara pendekatannya, dengan menggunakan
j) penggunaan zat-zat reversal; dan proses-proses risiko nggi, demi keselamatan pasien dan staf, dan kemudian memakai
k) sekurang-kurangnya bantuan hidup dasar. alat ini pada proses risiko yang diprioritaskan. Dengan mengiku analisis dari hasilnya,
para pemimpin rumah sakit mengambil ndakan untuk merancang ulang (redesign)
Petugas yang kompeten yang bertanggung jawab menjalankan suatu asesmen prasedasi proses atau ndakan- ndakan yang sama guna mengurangi risiko dalam proses tersebut.
terhadap pasien untuk memas kan bahwa perencanaan sedasi dan ngkatannya adalah Proses mengurangi risiko dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan
tepat bagi pasien. Kebijakan rumah sakit menjabarkan ruang lingkup dan isi dari asesmen didokumentasikan.
ini.
• Elemen Penilaian PMKP.11.
Sebagai tambahan bagi para dokter atau dokter gigi, seorang petugas yang kompeten dan 1. Pimpinan rumah sakit menerapkan kerangka acuan manajemen risiko yang melipu a)
bertanggung jawab atas pelaksanaan monitoring berkesinambungan ( dak terinterupsi) sampai f) yang dimuat di Maksud dan Tujuan.
atas parameter fisiologis pasien, dan membantu ndakan supor f atau resusitasi. Kualifikasi 2. Paling sedikit se ap tahun rumah sakit melaksanakan dan mendokumentasikan
petugas yang melaksanakan monitoring, dan monitoring peralatan serta suplai nya adalah penggunaan alat pengurangan-proak f-terhadap-risiko dalam salah satu prioritas
sama seper pada pemberian sedasi di unit/tempat yang lain di rumah sakit, misalnya proses risiko
dalam kamar operasi dan dalam klinik rawat jalan gigi. Sehingga terpelihara ngkatan 3. Berdasarkan analisis, pimpinan rumah sakit membuat rancang ulang dari proses yang
mutu pelayanan yang sama (lihat juga PP.1, EP 3, dan TKP.3.2.1, EP 3). mengandung risiko nggi.

• Elemen Penilaian PAB.3.


1. Kebijakan dan prosedur yang tepat, menyebutkan sedikitnya elemen a) sampai dengan
f) tersebut diatas, mengarahkan pelayanan pasien untuk menjalani sedasi moderat dan
dalam (lihat juga AP.2, EP 3; PP.1, EP 3; dan MPO.4, EP 1).
2. Petugas yang kompeten yang diiden fikasi di PAB.2 berpar sipasi dalam pengembangan
kebijakan dan prosedur.
3. Harus ada asesmen prasedasi, sesuai kebijakan rumah sakit, untuk mengevaluasi risiko
dan ketepatan sedasi bagi pasien (lihat juga AP.1.1, EP 1).
4. Petugas yang kompeten, dan yang bertanggung jawab untuk sedasi, harus memenuhi
kualifikasi sekurang-kurangnya untuk elemen g) sampai dengan k) tersebut di Maksud
dan Tujuan
5. Seorang petugas yang kompeten memonitor pasien selama sedasi dan mencatat semua
pemantauan.
6. Dibuat dan didokumentasi kriteria untuk pemulihan dan discharge dari sedasi.
7. Sedasi moderat dan dalam diberikan sesuai kebijakan rumah sakit

84 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 133


Begitu rencana ditetapkan, data dikumpulkan dalam masa percobaan untuk mengetahui PELAYANAN ANESTESI
apakah perubahan yang direncanakan memang benar menunjukkan perbaikan. Untuk
memas kan bahwa perbaikan dapat dipertahankan, data pengukuran dikumpulkan • Standar PAB.4.
untuk analisis berkelanjutan. Perubahan yang efek f dimasukkan ke standar prosedur Petugas yang kompeten menyelenggarakan asesmen pra anestesi dan asesmen
operasional /SPO, dan se ap pela han yang pen ng bagi staf diadakan. Rumah sakit prainduksi.
mendokumentasikan semua pencapaian perbaikan dan yang dipertahankan sebagai bagian
dari manajemen mutu dan program peningkatan. • Maksud dan Tujuan PAB.4.
Berhubung anestesi membawa risiko nggi, maka pemberiannya harus direncanakan dengan
Elemen Penilaian PMKP.10. seksama. Asesmen pra anestesi pasien merupakan basis untuk perencanaan tersebut dan
1. Area yang ditetapkan pimpinan rumah sakit dimasukkan kedalam kegiatan peningkatan untuk penggunaan analgesia pasca opera f. Asesmen pra anestesi memberikan informasi
(lihat juga PMKP.3, EP 1) yang diperlukan bagi :
2. Sumber daya manusia atau lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan peningkatan - Pemilihan pelayanan anestesi dan merencanakan anestesi;
disediakan atau diberikan.
- Pemberian layanan anestesi yang aman dan tepat; dan
3. Perubahan-perubahan direncanakan dan diuji
- Penafsiran temuan pada monitoring pasien.
4. Dilaksanakan perubahan yang menghasilkan peningkatan
5. Tersedia data yang menunjukkan bahwa peningkatan tercapai secara efek f dan
langgeng Seorang spesialis anestesi atau petugas lain yang kompeten menjalankan asesmen pra
6. Dibuat perubahan kebijakan yang diperlukan untuk merencanakan, untuk melaksanakan anestesi.
pelaksanaan yang sudah dicapai, dan mempertahankannya
7. Perubahan yang berhasil dilakukan, didokumentasikan Proses asesmen pra anestesi dijalankan beberapa waktu sebelum rawat inap atau sebelum
ndakan pembedahan atau sesaat sebelum operasi, seper pada pasien emergensi atau
• Standar PMKP.11. obstetri
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan iden fikasi dan
mengurangi KTD dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf. Asesmen pra induksi terpisah dari asesmen pra anestesi, karena fokusnya pada stabilitas
fisiologis dan kesiapan pasien untuk anestesi dan terjadi sesaat sebelum induksi anestesi.
• Maksud dan Tujuan PMKP.11. Bila anestesi yang harus diberikan secara darurat, asesmen pra anestesi dan asesmen pra
Rumah sakit perlu menggunakan pendekatan proak f dalam melaksanakan manajemen induksi dapat segera dilaksanakan secara berurutan atau secara serempak, tetapi masing-
risiko. Salah satu cara melakukannya adalah program manajemen risiko yang diresmikan masing didokumentasikan sendiri.
melipu komponen :
a) iden fikasi risiko; • Elemen Penilaian PAB.4.
b) menetapkan prioritas risiko; 1. Asesmen pra anestesi dikerjakan pada se ap pasien (lihat juga AP.1.1, EP 1)
c) pelaporan tentang risiko; 2. Asesmen pra induksi dilaksanakan untuk re-evaluasi pasien segera sebelum induksi
d) manajemen risiko; anestesi, sesaat sebelum diberikan induksi anestesi
e) inves gasi KTD; dan
3. Kedua asesmen dikerjakan oleh petugas yang kompeten untuk melakukannya
f) Manajemen klaim-klaim yang terkait
4. Kedua asesmen didokumentasikan dalam rekam medis
Unsur pen ng dari manajemen risiko adalah analisis dari risiko, seper sebuah proses untuk
melakukan evaluasi terhadap KNC dan proses risiko nggi lainnya, yang kegagalannya dapat • Standar PAB.5.
berakibat terjadinya kejadian sen nel. Satu alat yang dapat digunakan secara proak f Pelayanan anestesia pada se ap pasien direncanakan dan didokumentasikan di rekam
melakukan analisis terhadap konsekuensi suatu kejadian yang berujung pada proses yang medis pasien

132 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 85


• Maksud dan Tujuan PAB.5. • Elemen Penilaian PMKP.8.
Pelayanan anestesi direncanakan secara seksama dan didokumentasikan dalam catatan 1. Rumah sakit menetapkan definisi KNC
anestesi. Perencanaan memper mbangkan informasi dari asesmen pasien lain dan 2. Rumah sakit menetapkan jenis kejadian yang harus dilaporkan sebagai KNC (lihat juga
mengiden fikasi anestesi yang akan digunakan, termasuk metode pemberiannya, MPO.7.1, untuk KNC obat/medikasi)
pemberian medikasi dan cairan lain, serta prosedur monitoring dalam mengan sipasi 3. Rumah sakit menetapkan proses untuk melakukan pelaporan KNC. (lihat juga MPO.7.1,
pelayanan pasca anestesi. untuk KNC obat/medikasi)
4. Data dianalisis dan ndakan diambil untuk mengurangi KNC (lihat juga MPO.7.1, EP 3)
• Elemen Penilaian PAB.5.
1. Pelayanan anestesi se ap pasien direncanakan
2. Rencana tersebut didokumentasikan MENCAPAI DAN MEMPERTAHANKAN PENINGKATAN

Standar PAB.5.1. • Standar PMKP.9.


Risiko, manfaat dan alterna f didiskusikan dengan pasien dan keluarganya atau mereka Peningkatan mutu dan keselamatan pasien tercapai dan dipertahankan.
yang membuat keputusan bagi pasien.
• Maksud dan Tujuan PMKP. 9.
Maksud dan Tujuan dari PAB.5.1. Hasil analisis data digunakan rumah sakit untuk melakukan iden fikasi potensi perbaikan
Proses perencanaan anestesi mencakup mengedukasi pasien, keluarganya, atau pembuat atau untuk mengurangi (atau mencegah) KTD. Penilaian data secara ru n atau data
keputusan atas risiko, manfaat dan alterna f yang berhubungan dengan perencanaan yang diperoleh dari hasil asesmen intensif mendorong pemahaman terhadap perbaikan
anestesia dan analgesia pasca opera f. Diskusi ini terjadi sebagai bagian dari proses untuk yang perlu direncanakan termasuk pemberian prioritasnya. Secara khusus perbaikan
memperoleh persetujuan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) sebagaimana direncanakan dengan pengumpulan data yang diprioritaskan di area perbaikan yang
disyaratkan dalam HPK.6.4, EP 2. Seorang anestesiolog atau petugas yang kompeten ditetapkan pimpinan.
memberikan edukasi ini.
• Elemen Penilaian PMKP. 9.
Elemen Penilaian PAB.5.1. 1. Rumah sakit membuat rencana dan melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan
1. Pasien, keluarga dan pengambil keputusan diberi pendidikan tentang risiko, manfaat pasien
dan alterna f anestesi (lihat juga HPK.6.4, EP 2). 2. Rumah sakit menggunakan proses yang konsisten untuk melakukan iden fikasi area
2. Antestesiolog atau petugas lain yang kompeten memberikan edukasi tersebut prioritas untuk perbaikan sebagaimana yang ditetapkan pimpinan
3. Rumah sakit mendokumentasikan perbaikan yang dicapai dan mempertahankannya.
Standar PAB.5.2.
Anestesi yang digunakan dan tehnik anestesi ditulis di rekam medis pasien
• Standar PMKP.10.
Kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan pasien dilakukan untuk area prioritas
Maksud dan Tujuan PAB.5.2.
sebagaimana yang ditetapkan pimpinan rumah sakit.
Anestesi yang digunakan dan teknik anestesi ditulis di rekam medis anestesi pasien
• Maksud dan Tujuan PMKP.10.
Elemen Penilaian PAB.5.2. Rumah sakit menggunakan sumber daya yang tepat dan melibatkan individu, kelompok
1. Anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien (lihat juga PP.2.1, EP 7, disiplin ilmu dan departemen yang terkait dengan proses atau kegiatan yang diperbaiki.
dan MKI.19.1, EP 4) Tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan perbaikan dibebankan pada individu atau
2. Teknik anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis anestesi pasien m, pela han diberikan jika dibutuhkan, manajemen informasi dan sumber daya lain juga
3. Dokter spesialis Anestesi dan atau perawat anestesi dan asisten anestesi di catat di disediakan.
rekam medis anestesi pasien.

86 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 131


- apa yang diharapkan; Standar PAB.5.3.
- kondisi di rumah sakit lain; Selama pemberian anestesi, status fisiologis se ap pasien terus menerus dimonitor dan
- standar yang diakui. dituliskan dalam rekam medis pasien
Analisis dilakukan terhadap hal-hal berikut :
a) Semua reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakit Maksud dan Tujuan PAB.5.3.
b) Semua kesalahan obat yang signifikan, jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan rumah Monitoring fisiologis memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang status
sakit pasien selama pemberian anestesi (umum, spinal dan regional) dan periode pemulihan.
c) Semua kesalahan medis (medical error) yang signifikan, jika terjadi sesuai definisi yang Metode monitoring tergantung pada status pra anestesi pasien, anestesi yang dipilih
ditetapkan rumah sakit dan kompleksitas dari pembedahan atau prosedur lain yang dikerjakan selama anestesi.
d) Semua ke dak cocokan yang besar (major) antara diagnosis pre-operasi dan pasca- Namun demikian, dalam semua kasus, proses monitoring dilakukan terus menerus dan
operasi hasilnya dituliskan ke dalam rekam medis pasien.
e) Kejadian dak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang dak diharapkan selama
Elemen Penilaian PAB.5.3.
pemberian sedasi moderat atau dalam dan anestesi
1. Kebijakan dan prosedur mengatur frekuensi minimum dan pe monitoring selama
f) Kejadian lain, seper wabah penyakit infeksi (infec on outbreak)
ndakan anestesi dan polanya seragam untuk pasien yang serupa yang menerima
ndakan anestesi yang sama waktu pemberian anestesi (lihat juga AP.2, EP 1 – 3)
• Elemen Penilaian PMKP.7.
1. Analisis secara intensif terhadap data dilakukan jika terjadi penyimpangan ngkatan, 2. Status fisiologis dimonitor secara terus menerus selama pemberian anestesi, sesuai
pola atau kecenderungan dari KTD kebijakan dan prosedur (lihat juga AP.2, EP 1 dan 2)
2. Semua reaksi transfusi, jika terjadi di rumah sakit, dianalisis 3. Hasil monitoring dituliskan ke dalam rekam medis anestesi pasien (lihat juga MKI.19.1,
3. Semua reaksi obat dak diharapkan yang serius, jika terjadi sesuai definisi yang EP 4)
ditetapkan rumah sakit, dianalisis (lihat juga MPO.7, EP 3)
4. Semua kesalahan medis (medical error) yang signifikan dianalisis (lihat juga MPO.7.1, • Standar PAB.6.
EP 1) Se ap status post anestesi pasien dimonitor dan didokumentasikan dan pasien dipindahkan
5. Semua ke dakcocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan pasca operasi dianalisis dari ruang pemulihan oleh petugas yang kompeten atau dengan menggunakan kriteria
6. KTD atau pola KTD selama sedasi moderat atau dalam dan anestesi dianalisis baku.
7. Kejadian lainnya yang ditetapkan oleh rumah sakit dianalisis
• Maksud dan Tujuan PAB.6.
• Standar PMKP.8.
Monitoring selama anestesi adalah dasar dari monitoring selama periode pemulihan pasca
Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk melakukan iden fikasi dan
anestesi. Pengumpulan data secara sistema k dan analisis data yang berlangsung terhadap
analisis kejadian nyaris cedera / KNC (near-miss events)
kondisi pasien yang dalam pemulihan, mendukung keputusan untuk memindahkan
pasien ke se ng pelayanan lain dengan pelayanan yang kurang intensif. Pencatatan data
• Maksud dan Tujuan PMKP.8.
monitoring merupakan dokumentasi untuk mendukung keputusan untuk memindahkan
Dalam upaya secara proak f mempelajari kemungkinan sistem lemah terhadap mbunya
pasien.
KTD, rumah sakit mengumpulkan data dan informasi semua kejadian yang digolongkan
sebagai KNC dan mengevaluasinya dalam rangka mencegah kemungkinan terjadi. Pertama,
Memindahkan dari ruang pulih pasca anestesi atau menghen kan monitoring pemulihan,
rumah sakit menetapkan definisi dan jenis KNC yang harus dilaporkan. Kedua, mekanisme
memakai salah satu cara alterna f berikut ini :
pelaporan digunakan dan dikumpulkan untuk dianalisis guna mempelajari perubahan
proses proak f apa yang diperlukan untuk mengurangi atau menghilangkan KNC atau a) Pasien dipindahkan (atau menghen kan monitoring pemulihan) oleh seorang
kejadian lain yang terkait. anestesiolog yang kompeten penuh atau petugas lain yang diberi otorisasi oleh petugas
yang bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan anestesi

130 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 87


b) Pasien dipindahkan (atau menghen kan monitoring pemulihan) oleh seorang perawat • Maksud dan Tujuan PMKP.6.
atau seorang petugas yang setaraf dan kompetensinya sesuai dengan kriteria pasca Se ap rumah sakit menetapkan definisi operasional dari kejadian sen nel yang melipu
anestesi yang dikembangkan oleh pimpinan rumah sakit dan buk pemenuhan kriteria sekurang-kurangnya :
didokumentasikan dalam rekam medis pasien a) kema an dak terduga dan dak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
c) Pasien dipindahkan ke suatu unit yang telah ditetapkan sebagai tempat yang mampu atau kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh, bunuh diri)
memberikan pelayanan pasca anestesi atau pasca sedasi terhadap pasien tertentu, b) kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang dak terkait dengan perjalanan
antara lain seper pada unit pelayanan intensif kardiovaskuler atau unit pelayanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
intensif bedah saraf. c) salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi; dan
d) penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya
Waktu ba dan pemindahan dari ruang pulih (atau menghen kan monitoring pemulihan)
dicatat. Definisi kejadian sen nel yang ditetapkan rumah sakit melipu a) sampai d) tersebut
diatas dan dapat juga melipu kejadian lain sebagaimana diharuskan oleh peraturan per-
• Elemen Penilaian PAB.6. undang-undangan atau kejadian yang dipandang oleh rumah sakit pantas dimasukkan
1. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anestesi (lihat juga kedalam da ar kejadian sen nel. Semua kejadian yang memenuhi definisi tersebut
AP.2, EP 3) dilakukan asesmen dengan melakukan analisis akar masalah (root cause analysis = RCA).
2. Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam rekam medis pasien, baik dicatat atau Jika RCA mengungkap bahwa perbaikan sistem atau ndakan lain yang dapat mencegah
secara elektronik (lihat juga MKI.19.1, EP 4) atau mengurangi risiko agar kejadian sen nel dak terulang kembali, maka rumah sakit
3. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi (atau monitoring pemulihan dihen kan) merancang kembali proses serta mengambil berbagai ndakan yang seharusnya.
sesuai dengan alterna f yang diuraikan dalam a) s/d c) Maksud dan Tujuan
4. Waktu dimulai dan diakhirinya pemulihan dicatat dalam rekam medis pasien Pen ng untuk memperha kan bahwa is lah ”kejadian sen nel” dak selalu mengarah
kepada kekeliruan (error) atau kesalahan (mistake) maupun memberi kesan pertanggung
jawaban (liability) legal tertentu.
PELAYANAN BEDAH

• Standar PAB.7. • Elemen Penilaian PMKP.6.


Se ap asuhan bedah pasien direncanakan dan didokumentasikan berdasarkan hasil 1. Pimpinan rumah sakit menetapkan definisi kejadian sen nel yang melipu paling sedikit
asesmen. a) sampai d) yang dimuat di Maksud dan Tujuan
2. Rumah sakit melakukan analisis akar masalah ‘RCA’ terhadap semua kejadian sen nel
• Maksud dan Tujuan PAB.7. yang terjadi dalam batas waktu tertentu yang ditetapkan pimpinan rumah sakit
Karena pembedahan membawa risiko dengan ngkatan yang nggi, maka penggunaannya 3. Kejadian dianalisis bila terjadi
haruslah direncanakan secara seksama. Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih 4. Pimpinan rumah sakit mengambil ndakan berdasarkan hasil RCA
prosedur pembedahan yang tepat. Asesmen memberikan informasi pen ng terhadap
- Pemilihan prosedur yang tepat dan waktu yang op mal; • Standar PMKP.7.
- Melaksanakan prosedur secara aman; dan Data dianalisis bila ternyata ada kecenderungan yang dak diinginkan maupun variasi dari
- Menginterpretasi temuan dalam monitoring pasien data tersebut

Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien, status fisik, dan data diagnos k • Maksud dan Tujuan PMKP.7.
termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi pasien. Pemilihan prosedur memper mbangkan Jika rumah sakit menemukan/mendeteksi atau mencurigai adanya perubahan dari apa
informasi dari asesmen saat masuk rawat inap, tes diagnos k, dan sumber lain yang yang diharapkan, maka mulai dilakukan analisis secara intensif untuk fokus pada perbaikan.
tersedia. Proses asesmen dijalankan dalam kerangka waktu dipersingkat bilamana pasien (lihat juga MPO.7.1, Maksud dan Tujuan). Secara khusus, analisis yang intensif dimulai jika
secara darurat membutuhkan pembedahan. ngkatan (level), pola atau kecenderungan berbeda secara signifikan dengan :

88 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 129


% dibutuhkan hanya jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil Asuhan bedah yang direncanakan bagi pasien didokumentasikan dalam status pasien,
jumlahnya. termasuk diagnosis pra opera f. Nama dari prosedur bedah saja dak bisa untuk
c). Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang menegakkan suatu diagnosis.
d). Kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total
jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang • Elemen Penilaian PAB.7.
baik. 1. Sebelum pelaksanaan ndakan, dokter yang bertanggungjawab mendokumentasikan
e). Jika elemen data yang diketemukan ternyata dak sama, dengan catatan alasannya informasi asesmen yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung ndakan
(misalnya data dak jelas definisinya) dan dilakukan ndakan koreksi invasif yang direncanakan (lihat juga AP.1.5.1, EP 1; AP.5.3, EP 3 dan AP.6.4, EP 3)
f). Koleksi sample baru setelah semua ndakan koreksi dilakukan untuk memas kan
2. Se ap asuhan bedah pasien direncanakan berdasarkan informasi asesmen
ndakan menghasilkan ngkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KPS.11, EP 4)
3. Sebelum ndakan, diagnosis pra opera f dan rencana ndakan didokumentasikan
• Elemen Penilaian PMKP.5. dalam rekam medis pasien oleh dokter yang bertanggungjawab (lihat juga AP.1.5.1, EP
1. Rumah sakit mengintegrasikan kegiatan validasi data kedalam proses manajemen mutu 1, dan MKI.19.1, EP 3)
dan proses peningkatan.
2. Rumah sakit punya proses validasi data secara internal yang memasukkan hal-hal yang Standar PAB.7.1.
dimuat di huruf a) sampai f) dari Maksud dan tujuan. Risiko, manfaat, dan alterna f didiskusikan dengan pasien dan keluarganya atau orang
3. Proses validasi data memuat paling sedikit indikator yang dipilih seper yang diharuskan yang berwenang membuat keputusan bagi pasien.
di PMKP.3.1.
Maksud dan Tujuan PAB.7.1.
Standar PMKP.5.1. Pasien dan keluarganya atau para pembuat keputusan menerima informasi yang adekuat
Bila rumah sakit mempublikasikan data atau menempatkan data di web site publik, untuk berpar sipasi dalam keputusan pemberian asuhan dan memberikan persetujuan
pimpinan rumah sakit menjamin reliabilitas data (informed consent) yang diperlukan dalam HPK.6.4. Informasi termasuk :
- Risiko dari prosedur yang direncanakan;
Maksud dan Tujuan PMKP.5.1.
- Manfaat prosedur yang direncanakan;
Jika pimpinan rumah sakit mepublikasikan data dari hasil (outcome) upaya klinis,
keselamatan pasien atau bidang-bidang lain seper di website rumah sakit, maka rumah - Komplikasi yang potensial terjadi; dan
sakit mempunyai tanggung jawab secara e k untuk memberikan informasi akurat dan - Alterna f ndakan bedah dan nonbedah yang tersedia untuk mengoba pasien.
terpercaya kepada publik. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk memas kan
bahwa data yang disampaikan adalah akurat dan dapat dipercaya. Reliabilitas ini dapat Sebagai tambahan, bila darah atau produk darah mungkin dibutuhkan, informasi tentang
dibentuk melalui proses validasi data secara internal di rumah sakit maupun dapat dinilai risiko dan alterna f didiskusikan. Dokter bedah yang bersangkutan atau petugas yang
secara independen oleh pihak ke ga. kompeten lain memberikan informasi ini.

Elemen Penilaian PMKP.5.1. Elemen Penilaian PAB.7.1.


1. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab bahwa data yang disampaikan ke publik dapat
1. Pasien, keluarga dan pembuat keputusan diedukasi tentang risiko, manfaat, komplikasi
di pertanggungjawabkan dari segi mutu dan hasilnya (outcome).
yang potensial serta alterna f yang berhubungan dengan prosedur bedah yang
2. Data yang disampaikan kepada publik telah dievaluasi dari segi validitas dan
direncanakan (lihat juga HPK.6.4, EP 1).
reliabilitasnya.
2. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari, maupun alterna f
• Standar PMKP.6. terhadap darah dan produk darah yang digunakan
Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk melakukan iden fikasi dan 3. Dokter bedah atau petugas lain yang kompeten memberikan edukasi (lihat juga HPK.6.1,
pengelolaan kejadian sen nel. EP 2)

128 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 89


Standar PAB.7.2. Elemen Penilaian PMKP.4.2.
Ada laporan operasi atau catatan operasi singkat dalam rekam medis pasien untuk 1. Perbandingan dilakukan dari waktu ke waktu didalam rumah sakit
keperluan pelayanan berkesinambungan. 2. Perbandingan dilakukan dengan rumah sakit lain yang sejenis, bila ada kesempatan
3. Perbandingan dilakukan dengan standar, bila memungkinkan
Maksud dan Tujuan PAB.7.2. 4. Perbandingan dilakukan dengan praktek yang baik
Pelayanan pasca bedah tergantung pada kejadian dan temuan dalam ndakan bedah.
Jadi, status pasien termasuk diagnosis pasca bedah, deskripsi dari prosedur bedah dan • Standar PMKP.5.
temuan-temuan (termasuk spesimen bedah yang dikirim untuk pemeriksaan) dan nama Rumah sakit menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data
ahli bedah dan asisten bedah. Guna mendukung suatu kon nuum dari pelayanan supor f
pasca bedah, catatan laporan operasi tersedia sebelum pasien meninggalkan ruang pulih • Maksud dan Tujuan PMKP.5.
pasca anestesi (lihat juga PP.2.1, EP 7, dan AP.5.3, EP 3). Program peningkatan mutu dianggap valid jika sesuai data yang dikumpulkan. Penilaian
terpercaya jadinya merupakan in dari semua program peningkatan. Untuk memas kan
Sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan pasca anestesi, suatu catatan singkat bahwa data yang benar, bermanfaat telah dikumpulkan, validasi data secara internal harus
ndakan bedah bisa digunakan sebagai penggan laporan tertulis ndakan bedah. Laporan ada.
tertulis ndakan bedah atau catatan singkat operasi tersebut minimum memuat :
a) diagnosa pasca operasi; Validasi data menjadi sangat pen ng dalam hal :
b) nama dokter bedah dan asisten-asisten; - Indikator baru diterapkan khususnya, indikator klinis yang dimaksudkan untuk
c) nama prosedur; membantu rumah sakit melakukan evaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis
d) spesimen bedah untuk pemeriksaan; yang pen ng)
e) catatan spesifik komplikasi atau dak adanya komplikasi selama operasi, termasuk - Agar diketahui publik, data dimuat di web site rumah sakit atau dengan cara lain
jumlah kehilangan darah; dan
- Suatu perubahan telah dilakukan terhadap indikator yang ada, seper cara pengumpulan
f) tanggal, waktu, dan tandatangan dokter yang bertanggung jawab.
data diubah atau proses abstraksi data, atau abstraktor digan

Elemen Penilaian PAB.7.2. - Data yang berasal dari indikator yang ada telah diubah tanpa ada penjelasan
1. Laporan tertulis operasi atau ringkasan catatan operasi termasuk sekurang-kurangnya - Sumber data telah diubah, seper kalau sebagian dari rekam medis pasien digan kan
ad a) s/d f) tersebut dari Maksud dan Tujuan. dengan format elektronik sehingga sumber data sekarang berupa kertas maupun
2. Laporan tertulis operasi, atau ringkasan catatan operasi dalam rekam medis pasien, elektronik
tersedia sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan pasca anestesi (lihat juga - Subyek dari pengumpulan data telah diubah, seper perubahan umur rata-rata pasien,
PP.2.3, Maksud dan Tujuan) komorbiditas, perubahan protokol riset, penerapan pedoman praktek yang baru, atau
teknologi baru dan metodologi baru pengobatan diperkenalkan/dilaksanakan.
Standar PAB.7.3. Validasi data adalah alat pen ng untuk memahami mutu dari data dan untuk menetapkan
Status fisiologis se ap pasien dimonitor terus menerus selama dan segera setelah ngkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap data itu sendiri.
pembedahan dan dituliskan dalam status pasien Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas penilaian,
memilih apa yang harus dinilai, memilih dan mengetes indikator, mengumpulkan data,
Catatan : Hal ini akan dinilai bila ndakannya dilakukan dengan anestesi lokal tanpa anestesi validasi data dan menggunakan data untuk peningkatan.
umum atau regional maupun sedasi.
Elemen pen ng dari validasi data yang terpercaya mencakup sebagai berikut :
Maksud dan Tujuan PAB.7.3. a). Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang dak terlibat dalam pengumpulan
Status fisiologis pasien dimonitor selama pembedahan dan segera sesudahnya. Monitoring data sebelumnya
yang tepat mengenai kondisi pasien dan prosedur yang dijalankan. b). Menggunakan sample sta s k sahih dari catatan, kasus dan data lain. Sample 100

90 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 127


4. Hasil analisis dilaporkan kepada mereka yang bertanggung jawab untuk melakukan Hasil monitoring memicu keputusan kunci intraopera f termasuk keputusan pasca
ndak lanjut (lihat juga TKP.3.4, EP 2) bedah seper kembali ke pembedahan, pemindahan ke ngkat asuhan yang lain, atau
dipulangkan. Informasi monitoring menjadi pedoman pelayanan medis dan keperawatan
Standar PMKP.4.1 serta mengiden fikasi kebutuhan pelayanan diagnos k maupun pelayanan lain. Temuan
Frekuensi dari analisis data disesuaikan dengan proses yang sedang dikaji dan sesuai monitoring dimasukkan ke dalam status pasien. Persyaratan ini berhubungan dengan
dengan ketentuan rumah sakit. persyaratan yang sama bagi monitoring fisiologis selama anestesi (lihat juga PAB.5.3).

Maksud dan Tujuan PMKP.4.1. Elemen Penilaian PAB.7.3.


Rumah sakit menetapkan seberapa sering data dikumpulkan dan di analisis. Frekuensi 1. Status fisiologis pasien dimonitor secara terus menerus selama pembedahan (lihat juga
ini tergantung dari kegiatan dari area yang dikaji, frekuensi penilaian (lihat juga PMKP.3),
AP.2, EP 1)
prioritas yang ditetapkan oleh rumah sakit. Sebagai contoh, data kontrol mutu laboratorium
klinis dapat dianalisis se ap minggu untuk memenuhi peraturan, dan data pasien jatuh 2. Temuan dimasukkan ke dalam status pasien (lihat juga AP.2, EP 1, dan MKI.19.1, EP 4)
dianalisis se ap bulan, bila frekuensi kasus jatuh rendah. Jadi, pengumpulan data pada
waktu-waktu tertentu dapat menjadikan rumah sakit mampu menilai stabilitas dari proses Standar PAB.7.4.
tertentu dan kemungkinan prediksi dari outcome dalam hubungan dengan harapannya. Asuhan pasien setelah pembedahan direncanakan dan didokumentasikan

Elemen Penilaian PMKP.4.1. Maksud dan Tujuan PAB.7.4.


1. Frekuensi melakukan analisis data disesuaikan dengan proses yang sedang dikaji Asuhan medis dan perawatan pasca bedah se ap pasien perlu dibedakan. Oleh karenanya,
2. Frekuensi dari analisis data sesuai dengan ketentuan rumah sakit pen ng untuk merencanakan asuhan tersebut, termasuk ngkatan asuhan, serta tempat
(se ng) asuhan, pemantauan ndak lanjut atau pengobatan dan kebutuhan obat.
Standar PMKP.4.2. Perencanaan asuhan pasca bedah dapat dimulai sebelum pembedahan berdasarkan
Proses analisis dilakukan dengan membandingkan secara internal, membandingkan asesmen kondisi dan kebutuhan pasien. Asuhan yang direncanakan didokumentasikan
dengan rumah sakit lain bila tersedia, dan membandingkan dengan standar keilmuan serta dalam status pasien untuk memas kan kelanjutan pelayanan selama periode pemulihan
membandingkan dengan praktek yang baik. atau rehabilitasi.

Maksud dan Tujuan PMKP.4.2. Elemen Penilaian PAB.7.4.


Sasaran dari analisis data adalah agar dapat dilakukan perbandingan bagi rumah sakit 1. Se ap asuhan pasca bedah yang segera pada pasien direncanakan dan termasuk asuhan
melalui empat cara : medis, keperawatan, dan yang lainnya sesuai kebutuhan pasien.
1. Dengan diri sendiri dalam waktu tertentu, seper dari bulan ke bulan atau satu tahun ke 2. Rencana pasca bedah didokumentasikan di dalam rekam medis pasien oleh ahli bedah
tahun berikutnya. yang bertanggung jawab / DPJP atau diverifikasi oleh DPJP yang bersangkutan dengan
2. Dengan rumah sakit lain yang sama seper menggunakan data base referensi (lihat juga ikut menanda tangani (co-signature) pada rencana yang didokumentasikan oleh seorang
MKI.20.2, EP 3) yang mewakili DPJP.
3. Dengan standar, seper ditetapkan oleh badan akreditasi, ikatan profesional atau 3. Rencana asuhan keperawatan pasca bedah didokumentasikan pada rekam medis
menggunakan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang atau peraturan. pasien.
4. Dengan praktek-praktek yang diakui di kepustakaan sebagai pedoman praktek yang 4. Bila ada kebutuhan pasien itu, maka rencana asuhan pasca bedah oleh pihak lain
lebih baik atau paling baik didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
5. Rencana pelayanan didokumentasikan pada rekam medis pasien dalam 24 jam ndakan
Perbandingan ini membantu rumah sakit memahami sumber dan sifat perubahan yang bedah.
dak dikehendaki serta membantu fokus pada upaya perbaikan. 6. Rencana pelayanan dilaksanakan.

126 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 91


BAB 6 2. Pimpinan menggunakan landasan ”ilmu” dan ”buk ” (evidence) untuk mendukung
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT masing-masing indicator yang dipilih
ΈMPOΉ 3. Penilaian melipu struktur, proses dan hasil (outcome)
4. Cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk se ap penilaian
5. Data penilaian manajerial dikumpulkan dan digunakan untuk mengevaluasi efek vitas
GAMBARAN UMUM dari peningkatan

Manajemen obat merupakan komponen yang pen ng dalam pengobatan simptoma k, Elemen Penilaian PMKP. 3.3.
preven f, kura f dan palia f, terhadap penyakit dan berbagai kondisi. Manajemen obat 1. Pimpinan manajerial dan klinis menetapkan indikator kunci untuk menilai se ap Sasaran
mencakup sistem dan proses yang digunakan rumah sakit sakit dalam memberikan Keselamatan Pasien.
farmakoterapi kepada pasien. Ini biasanya merupakan upaya mul disiplin, dalam koordinasi 2. Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien termasuk area-area yang ditetapkan di Sasaran
para staf rumah sakit, menerapkan prinsip rancang proses yang efek f, implementasi Keselamatan Pasien I sampai VI
dan peningkatan terhadap seleksi, pengadaan, penyimpanan, pemesanan/peresepan, 3. Data penilaian digunakan untuk menilai efek vitas dari peningkatan
pencatatan (transcribe), pendistribusian, persiapan (preparing), penyaluran (dispensing),
pemberian, pendokumentasian dan pemantauan terapi obat. Peran para prak si pelayanan
kesehatan dalam manajemen obat sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain, namun VALIDASI DAN ANALISIS DARI DATA PENILAIAN
proses manajemen obat yang baik bagi keselamatan pasien bersifat universal.
• Standar PMKP.4.
Catatan : Pemberian obat (medica on) digambarkan sebagai peresepan obat; obat contoh; Petugas dengan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan cukup mengumpulkan dan
obat herbal; vitamin; nutriceu cals; obat OTC; vaksin; atau bahan diagnos k dan kontras menganalisis data secara sistema k.
yang digunakan atau diberikan kepada orang untuk mendiagnosis, untuk pengobatan, atau
untuk mencegah penyakit atau kondisi abnormal lainnya; pengobatan radioak f; terapi • Maksud dan Tujuan PMKP.4.
pernapasan; nutrisi parenteral; deriva ve darah; dan larutan intravena (tanpa tambahan, Untuk membuat kesimpulan dan membuat keputusan, data harus dikumpulkan, dianalisis
dengan tambahan elektrolit dan atau obat) dan diubah menjadi informasi yang berguna. Melakukan analisis data melibatkan orang
yang paham tentang manajemen informasi, terampil dalam mengumpulkan data dan
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN mahir menggunakan metoda sta s k. Hasil analisis data dilaporkan kepada mereka yang
bertanggungjawab terhadap proses atau hasil dari yang diukur dan dapat ber ndak atas
ORGANISASI DAN MANAJEMEN hasil tersebut. Mereka adalah klinikus atau manajer atau kombinasi keduanya. Jadi, analisis
data memberikan umpan balik dari manajemen informasi secara terus menerus untuk
• Standar MPO.1. membantu mereka membuat keputusan dalam perbaikan mutu klinis dan manajemen.
Penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan undang-undang, dan peraturan yang
Memahami tehnik sta s k adalah berguna untuk melakukan analisis data, terutama dalam
berlaku dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien.
hal membuat interpretasi dari penyimpangan dan lalu memutuskan dimana perbaikan
• Maksud dan Tujuan MPO.1. perlu dilakukan. Tabel, grafik atau tabel Pareto adalah contoh alat sta s k yang berguna
Obat, sebagai suatu sumber pen ng dalam pelayanan pasien, harus diorganisir secara untuk memahami kecederungan dan penyimpangan di pada pelayanan kesehatan.
efek f dan efisien. Manajemen obat bukan hanya tanggung jawab dari pelayanan farmasi
tetapi juga dari para manajer dan prak si asuhan klinis. Pengaturan pembagian tanggung • Elemen Penilaian PMKP.4.
jawab tergantung pada struktur organisasi dan staffing. Pada saat apoteker dak hadir, 1. Data dikumpulkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi
obat-obat bisa dikelola oleh se ap unit klinis tergantung kebijakan rumah sakit. Pada kasus 2. Orang yang mempunyai pengalaman klinis atau manajerial, pengetahuan dan
lain, dimana terdapat suatu sentral farmasi yang besar, bagian farmasi dapat mengorganisir keterampilan terlibat dalam proses
dan mengendalikan obat yang diberlakukan diseluruh rumah sakit. Manajemen obat yang 3. Metoda dan tehnik-tehnik sta s k digunakan dalam melakukan analisis dari proses, bila
sesuai.

92 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 125


proses yang digunakan dalam memilih prosedur bedah untuk bibir sumbing dan dapat juga efek f mencakup semua bagian dalam rumah sakit, unit rawat inap, rawat jalan maupun
melakukan penilaian atas proses dalam pemasangan (alignment) prostesis pada bedah unit khusus. Undang-undang dan peraturan yang berlaku dimasukkan ke dalam struktur
pinggul (hip surgery). Frekuensi pengumpulan data dikaitkan dengan berapa sering proses/ organisasi dan operasional sistem manajemen obat di rumah sakit.
prosedur tertentu dijalankan. Data semua kasus atau sample dari kasus yang dibutuhkan
untuk menunjang kesimpulan dan rekomendasi dikumpulkan dalam jumlah yang cukup. Untuk memas kan manajemen dan penggunaan obat yang efek f, rumah sakit
Indikator baru dipilih jika indikator yang sudah ada dak lagi bermanfaat untuk melakukan memberlakukan suatu sistem review sekurang-kurangnya sekali setahun. Review tahunan
analisis terhadap proses, prosedur atau hasil (outcome). mengumpulkan semua informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan manajemen
Jadi, rumah sakit harus mempunyai rekam jejak (track of record) dari kon nuitas penilaian pengobatan. Informasi dan pengalaman termasuk, contoh sebagai berikut :
di area-area yang di iden fikasi; tetapi, penilaian yang sebenarnya bisa berubah. Seberapa baik sistem itu berjalan sehubungan dengan
- seleksi dan pengadaan obat
Untuk melakukan penilaian terhadap proses, rumah sakit harus menetapkan bagaimana - penyimpanan
kegiatan penilaiannya, seberapa sering mengumpulkan data ini di-integrasikan kedalam - pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe)
proses pekerjaan sehari-hari. Penilaian juga bermanfaat untuk lebih memahami atau - persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing)
asesmen lebih intensif atas hal-hal yang berada di dalam area yang sedang diteli . - pemberian dan pemantauan
Demikian juga, analisis terhadap data indikator (lihat juga PMKP 4 sampai PMKP 4.2) Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium (formulary), seper
dapat menghasilkan strategi peningkatan pada area yang dinilai. Penilaian tersebut akan penambahan obat
membantu pemahaman efek vitas strategi peningkatan. Monitoring kesalahan obat (medica on error) dan KNC (near misses)
Se ap edukasi perlu diiden fikasi
• Elemen Penilaian PMKP.3. Per mbangan untuk praktek berbasis buk yang baru
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan area sasaran untuk penilaian dan peningkatan.
2. Penilaian merupakan bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Tinjauan ulang (review) membuat rumah sakit memahami kebutuhan dan prioritas
3. Hasil penilaian disampaikan kepada pihak terkait dalam mekanisme pengawasan dan perbaikan sistem berkelanjutan dalam hal mutu dan keamanan penggunaan obat.
secara berkala kepada pimpinan dan pemilik rumah sakit sesuai struktur rumah sakit
yang berlaku. • Elemen Penilaian MPO.1.
1. Ada perencanaan atau kebijakan atau dokumen lain yang mengiden asi bagaimana
Elemen Penilaian PMKP.3.1. penggunaan obat diorganisir dan dikelola di seluruh rumah sakit
2. Semua penataan pelayanan dan petugas yang mengelola proses obat dilibatkan dalam
1. Pimpinan klinis menetapkan indikator kunci untuk se ap di area klinis yang disebut di 1)
struktur organisasi
sampai 11) di Maksud dan Tujuan.
3. Kebijakan mengarahkan semua tahapan manajemen obat dan penggunaan obat dalam
2. Paling sedikit 5 dari 11 indikator klinis harus dipilih. rumah sakit
3. Pimpinan rumah sakit memperha kan muatan ”ilmu” (science) dan ‘buk ’ (evidence) 4. Sekurang-kurangnya ada satu review atas sistem manajemen obat yang didokumentasikan
untuk mendukung se ap indikator yang dipilih. selama 12 bulan terakhir
4. Penilaian mencakup struktur, proses dan hasil (outcome) 5. Pelayanan farmasi dan penggunaan obat sesuai dengan undang-undang dan peraturan
5. Cakupan, metodologi dan frekuensi ditetapkan untuk se ap indikator yang berlaku
6. Sumber informasi obat yang tepat selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam
6. Data penilaian klinis dikumpulkan dan digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
penggunaan obat.
efek vitas dari peningkatan
Standar MPO.1.1.
Elemen Penilaian PMKP.3.2.
1. Pimpinan manajemen menetapkan indikator kunci untuk se ap area manajerial yang Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yang terla h mensupervisi
diuraikan di a) sampai i) dari Maksud dan Tujuan. pelayanan farmasi atau kefarmasian (pharmaceu cal).

124 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 93


Maksud dan Tujuan MPO.1.1. 7. penggunaan anestesi dan sedasi;
Seorang petugas yang kompeten secara langsung mensupervisi ak vitas pelayanan farmasi 8. penggunaan darah dan produk darah;
atau kefarmasian. Petugas ini mempunyai izin, ser fikat dan terla h. Supervisi melipu 9. ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien;
semua proses yang dijabarkan dalam MPO.2 sampai dengan MPO.5 dan par sipasi dalam 10. pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan;
MPO.7 sampai dengan MPO.7.1. 11. riset klinis;

Elemen Penilaian MPO.1.1. Paling sedikit lima penilaian terhadap upaya klinis harus dipilih dari indikator yang
ditetapkan.
1. Seorang petugas yang mempunyai izin, ser fikat dan terla h mensupervisi semua
ak vitas (lihat juga GLD.5, EP 1) Indikator yang dipilih terkait dengan upaya manajemen melipu :
2. Petugas tersebut memberikan supervisi terhadap proses yang diuraikan dalam MPO.2 a. pengadaan ru n peralatan kesehatan dan obat pen ng untuk memenuhi kebutuhan
sampai dengan MPO.5. pasien;
b. pelaporan ak vitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan;
SELEKSI DAN PENGADAAN c. manajemen risiko;
d. manejemen penggunaan sumber daya;
• Standar MPO.2. e. harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
Obat dengan cara seleksi yang benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, ada di f. harapan dan kepuasan staf;
stok atau siap tersedia. g. demografi pasien dan diagnosis klinis;
h. manajemen keuangan;
• Maksud dan Tujuan MPO.2. i. pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
Se ap rumah sakit harus menetapkan obat mana yang harus tersedia untuk diresepkan keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
dan dipesan oleh prak si pelayanan kesehatan. Keputusan ini didasarkan pada misi
rumah sakit sakit, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan yang disiapkan. Rumah sakit Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab membuat pilihan final kegiatan penilaian yang
mengembangkan suatu da ar (formularium) dari semua obat yang ada di stok atau sudah ditargetkan. Untuk masing-masing area ini pimpinan menetapkan :
tersedia, dari sumber luar. Dalam beberapa kasus, undang-undang atau peraturan bisa - proses, prosedur dan hasil (outcome) yang akan dinilai;
menentukan obat dalam da ar atau sumber obat tersebut. Pemilihan obat adalah suatu - ketersediaan “ilmu pengetahuan” (science) dan “buk ” (evidence) untuk mendukung
proses kerja sama /kolabora f yang memper mbangkan baik kebutuhan dan keselamatan penilaian;
pasien maupun kondisi ekonomisnya. Kadang-kadang terjadi kehabisan obat karena - bagaimana penilaian dilakukan;
terlambatnya pengiriman, kurangnya stok nasional atau sebab lain yang dak dian sipasi
- bagaimana penilaian diserasikan dengan rencana menyeluruh dari penilaian mutu dan
dalam pengendalian inventaris yang normal. Ada suatu proses untuk mengingatkan para
keselamatan pasien;
pembuat resep tentang kekurangan obat tersebut dan saran subs tusinya.
- frekuensi dari penilaian.
• Elemen Penilaian MPO.2.
1. Ada da ar obat yang dalam stok obat rumah sakit atau siap tersedia dari sumber luar. Langkah paling pen ng adalah melakukan iden fikasi dari prosedur, proses dan hasil dari
hal-hal yang akan dinilai. Penilaian harus terfokus pada, misalnya risiko yang ada di proses,
2. Suatu proses kolabora f digunakan untuk mengembangkan da ar tersebut (kecuali
prosedur yang sering menimbulkan banyak masalah atau dilakukan dengan volume nggi,
ditetapkan oleh peraturan atau otoritas di luar rumah sakit)
dan hasil yang dapat dengan jelas dikenali dan yang dalam kendali rumah sakit. Sebagai
3. Ada proses yang disusun untuk menghadapi bilamana obat dak tersedia, berikut contoh, rumah sakit dapat memilih untuk menilai prosedur bedah tertentu (contohnya,
pemberitahuan kepada pembuat resep serta saran subs tusinya.
perbaikan bibir sumbing) atau suatu kelompok (a class) ndakan bedah tertentu (contoh,
bedah ortopedi). Sebagai tambahan, rumah sakit dapat juga melakukan penilaian atas

94 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 123


PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA Standar MPO.2.1.
Ada metode untuk mengawasi da ar obat yang tersedia dan penggunaan obat di rumah
• Standar PMKP.3. sakit
Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci dalam struktur rumah sakit, proses-
proses, dan hasil (outcome) untuk diterapkan di seluruh rumah sakit dalam rangka Maksud dan Tujuan MPO.2.1.
peningkatan mutu dan rencana keselamatan pasien. Rumah sakit mempunyai metode, seper penunjukan komite, untuk menjaga dan
memonitor da ar obat serta penggunaan obat di rumah sakit. Mereka yang dilibatkan
Standar PMKP.3.1 dalam pengamatan da ar termasuk para prak si pelayanan kesehatan juga diikut-sertakan
Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci untuk masing-masing struktur, proses dalam proses pemesanan, penyaluran, pemberian dan monitoring obat. Keputusan untuk
dan hasil (outcome) se ap upaya klinis. menambah atau mengurangi obat dari da ar mempunyai panduan kriteria yang melipu
indikasi penggunaan, efek vitas, risiko dan biaya. Ada proses atau mekanisme untuk
Standar PMKP.3.2. memonitor respons pasien terhadap obat yang baru ditambahkan. Contohnya, bilamana
Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci untuk masing-masing struktur, proses- keputusan diambil untuk menambahkan dalam da ar suatu jenis obat atau suatu kelas
proses dan hasil manajerial. obat, ada proses untuk memonitor ketepatan dari indikasi, bagaimana obat itu diresepkan
(misalnya, dosis atau route pemberian) dan se ap KTD yang dak dian sipasi atau kondisi
Standar PMKP.3.3. yang berhubungan dengan obat baru selama periode pengenalan.

Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci untuk masing-masing sasaran Da ar itu ditelaah kembali sekurang-kurangnya setahun sekali berdasarkan informasi
keselamatan pasien (lihat Kelompok III) safety dan informasi efek vitas yang muncul dan informasi tentang penggunaan serta
KTD. Dalam hubungan dengan manajemen obat secara menyeluruh ada kebutuhan untuk
• Maksud dan Tujuan PMKP.3. sampai PMKP. 3.3. memas kan bahwa obat terlindungi dari kehilangan atau pencurian baik dari farmasi atau
Kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien digerakkan oleh data.Penggunaan dari se ap lokasi yang lain dimana obat disimpan atau disalurkan.
data secara efek f dapat dilaksanakan dalam konteks lebih luas dengan praktek klinis
berbasis buk maupun praktek manajemen berbasis buk . Elemen Penilaian MPO.2.1.
1. Ada metode untuk mengawasi penggunaan obat dalam rumah sakit
Berhubung pada umumnya rumah sakit mempunyai sumber daya terbatas, maka rumah 2. Obat dilindungi terhadap kehilangan atau pencurian di seluruh rumah sakit
sakit dak dapat mengumpulkan data untuk menilai semua hal yang diinginkan. Jadi, rumah
3. Para prak si pelayanan kesehatan dilibatkan dalam proses pemesanan, penyaluran,
sakit harus memilih proses dan hasil praktek klinis dan manajemen yang paling pen ng pemberian dan proses monitoring pasien, juga diikut-sertakan dalam mengevaluasi dan
untuk dinilai dengan mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan pelayanan. menjaga da ar obat
Penilaian sering terfokus pada proses yang berimplikasi risiko nggi, diberikan dalam
4. Keputusan untuk menambah atau mengurangi obat dari da ar dipandu dengan
volume besar atau cenderung menimbulkan masalah. Pimpinan rumah sakit bertanggung
kriteria
jawab menentukan pilihan terakhir dari indikator kunci yang digunakan dalam kegiatan
mutu rumah sakit. 5. Bila ada obat yang baru ditambahkan dalam da ar, ada proses atau mekanisme untuk
memonitor bagaimana obat digunakan dan KTD yang dak dian sipasi
Pemilihan indikator yang terkait dengan area klinis yang pen ng melipu : 6. Da ar ditelaah sekurang-kurangnya setahun sekali berdasarkan atas informasi tentang
1. asesmen pasien; safety dan efek vitas.
2. pelayanan laboratorium;
3. pelayanan radiologi dan diagnos c imaging; Standar MPO.2.2.
4. prosedur bedah; Rumah sakit dapat segera memperoleh obat yang dak ada dalam stok atau yang normal
5. penggunaan an bio ka dan obat lainnya; tersedia di rumah sakit atau sewaktu-waktu bilamana farmasi tutup
6. kesalahan medikasi (medica on error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC);

122 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 95


Maksud dan Tujuan MPO.2.2. Sebagai tambahan, para prak si pelayanan kesehatan menetapkan standardisasi dari proses
Adakalanya obat dak ada dalam stok atau siap tersedia saat dibutuhkan. Ada proses asuhan. Alur asuhan klinis (clinical care pathways) adalah alat yang bermanfaat dalam
untuk memberi persetujuan untuk pengadaan obat tersebut. Juga, ada saat dimana obat upaya ini untuk memas kan adanya integrasi dan koordinasi yang efek f dari pelayanan
dibutuhkan pada malam hari, atau bila farmasi tutup atau persediaan obat terkunci. Se ap dengan mengunakan secara efisien sumber daya yang tersedia secara efisien. Pedoman
rumah sakit membutuhkan suatu perencanaan untuk kejadian demikian dan mengedukasi praktek klinis, alur asuhan klinis, dan protokol klinis adalah relevan dengan populasi dari
staf tentang prosedur yang harus dijalankan bila peris wa tersebut terjadi (lihat juga pasien rumah sakit dan misinya adalah :
TKP.3.2.1, EP 2). a. dipilih dari yang dianggap cocok dengan pelayanan dan pasien rumah sakit (bila ada,
pedoman nasional yang wajib dimasukkan dalam proses ini);
Elemen Penilaian MPO.2.2. b. dievaluasi berdasarkan relevansinya untuk mengiden fikasi populasi pasien
1. Ada proses untuk persetujuan dan pengadaan obat yang dibutuhkan tapi dak ada c. jika perlu disesuaikan dengan teknologi, obat-obatan, dan sumber daya lain di rumah
dalam stok atau yang secara normal tersedia di rumah sakit (lihat juga TKP.3.2.1, EP 1). sakit atau dengan norma profesional yang diterima secara nasional
2. Ada proses untuk mendapatkan obat pada saat dimana farmasi tutup atau persediaan d. dinilai untuk buk ilmiah mereka;
obat terkunci (lihat juga TKP.3.2.1, EP 2).
e. diakui secara remsi atau digunakan oleh rumah sakit;
3. Staf memahami proses
f. diterapkan dan di monitor agar digunakan secara konsisten dan efek f;
g. didukung oleh staf terla h melaksanakan pedoman atau pathways;
PENYIMPANAN
h. diperbaharui secara berkala berdasarkan perubahan dalam buk dan hasil evaluasi dari
• Standar MPO.3. proses dan hasil (outcomes)

Obat disimpan dengan baik dan aman.


Rumah sakit diharapkan dapat melaksanakan kegiatan dibawah ini se ap tahun :
• Maksud dan Tujuan MPO.3. - Pimpinan klinis memilih paling sedikit lima area prioritas sebagai fokus, seper diagnosis
Obat bisa disimpan dalam tempat penyimpanan, di dalam pelayanan farmasi atau pasien, prosedur, populasi atau penyakit, dimana panduan (guidelines), pathways
kefarmasian, atau di unit asuhan pasien pada unit-unit farmasi atau di nurse sta on dalam dan protokol dapat mempengaruhi mutu dan keselamatan dari asuhan pasien serta
unit klinis. Standar MPO.1 menyiapkan mekanisme pengawasan bagi semua lokasi dimana memperkecil variasi dari hasil yang dak diharapkan.
obat disimpan. Dalam semua lokasi tempat obat disimpan, hal berikut ini adalah jelas : - Melengkapi proses yang diuraikan pada a s/d h untuk mengiden fikasi area prioritas
yang difokuskan.
a) Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk;
b) Bahan yang terkontrol (controlled substances) dilaporkan secara akurat sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku Elemen Penilaian PMKP.2.1.
c) Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label 1. Se ap tahun pimpinan menentukan paling sedikit lima area prioritas dengan fokus
secara akurat menyebutkan isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan; penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis
d) Elektrolit pekat konsentrat dak disimpan di unit asuhan kecuali merupakan kebutuhan 2. Rumah sakit dalam melaksanakan pedoman praktek klinis, clinical pathways dan/atau
klinis yang pen ng dan bila disimpan dalam unit asuhan dilengkapi dengan pengaman protokol klinis melaksanakan proses a) sampai h) dalam Maksud dan Tujuan
untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang ha -ha (diberi nilai pada Sasaran
3. Rumah sakit melaksanakan pedoman klinis dan clinical pathways atau protokol klinis di
Keselamatan Pasien III, EP 1 dan 2).
se ap area prioritas yang ditetapkan
e) Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara periodik sesuai kebijakan rumah
sakit untuk memas kan obat disimpan secara benar; dan 4. Pimpinan klinis dapat menunjukkan bagaimana penggunaan pedoman klinis, clinical
f) Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara iden fikasi dan penyimpanan obat yang pathways dan atau protokol klinis telah mengurangi adanya variasi dari proses dan hasil
dibawa oleh pasien (outcomes)

96 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 121


d. sesuai dengan praktek business yang sehat; • Elemen Penilaian MPO.3.
e. memper mbangkan informasi dari manajemen risiko yang relevan; Se ap elemen a) sampai dengan f) tersebut dalam Maksud dan Tujuan dinilai/skor secara
f. dibangun pengetahuan dan keterampilan yang ada di rumah sakit; terpisah, karena mewakili area-area yang kri s dan berisiko nggi.
g. dibangun praktek klinis yang baik/lebih baik/sangat baik dari rumah sakit lain;
1. Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai bagi stabilitas produk.
h. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan terkait;
2. Bahan yang terkontrol dilaporkan secara akurat sesuai undang-undang dan peraturan
i. mengintegrasikan dan menggabungkan berbagai proses dengan sistem.
yang berlaku
3. Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label
Bila sebuah rumah sakit merancang proses baru, akan dipilih indikator yang sesuai dari
secara akurat menyebutkan isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan
proses baru tersebut. Pada waktu sebuah rumah sakit melaksanakan proses baru, maka data
4. Seluruh tempat pernyimpanan obat diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan rumah
akan dikumpulkan untuk mengetahui apakah proses berjalan sesuai yang diharapkan.
sakit untuk memas kan obat disimpan secara benar;
5. Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara iden fikasi dan penyimpanan obat yang
• Elemen Penilaian PMKP.2.
dibawa oleh pasien
1. Prinsip peningkatan mutu dan alat ukur dari program diterapkan pada rancangan proses
baru atau yang dimodifikasi
Standar MPO.3.1.
2. Elemen dalam Maksud dan Tujuan dari huruf a s/d i digunakan apabila relevan dengan
Kebijakan rumah sakit mendukung penyimpanan yang tepat bagi obat-obatan/medica ons
proses yang dirancang atau yang dimodifikasi
dan produk nutrisi yang tersedia
3. Dipilih indikator untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan rancangan proses baru atau
rancangan ulang proses telah berjalan baik.
Maksud dan Tujuan MPO.3.1.
4. Data sebagai indikator digunakan untuk mengukur proses yang sedang berjalan
Ada beberapa jenis obat yang karena risikonya nggi (obat-obatan radioak f), lingkungan
yang dak biasa (dibawa oleh pasien), kemungkinan untuk penyalahgunaan (abuse,misuse),
Standar PMKP.2.1.
misal obat sample dan obat emergency atau sifat yang khusus (produk nutrisi), perlu
Pedoman praktek klinis dan clinical pathway dan atau protokol klinis digunakan sebagai
didukung oleh kebijakan sebagai pedoman untuk penyimpanan dan pengendalian dalam
pedoman dalam memberikan asuhan klinis
penggunaannya. Kebijakan mengatur proses penerimaan, iden fikasi pengobatan/
medica on dan bila perlu, cara penyimpanan dan se ap distribusi.
Maksud dan Tujuan PMKP.2.1
Sasaran dari rumah sakit melipu : Elemen Penilaian MPO.3.1.
- standardisasi dari proses asuhan klinis; 1. Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan yang tepat bagi produk nutrisi
- mengurangi risiko di dalam proses asuhan klinis, terutama hal-hal yang terkait dengan 2. Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan obat radioak f, untuk keperluan
langkah pengambilan keputusan yang kri s; inves gasi dan sejenisnya
- memberikan asuhan klinis tepat waktu, cara yang efek f dengan menggunakan sumber 3. Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara obat sample disimpan dan dikendalikan
daya secara efisien; 4. Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
- secara konsisten menghasilkan mutu pelayanan yang nggi melalui cara-cara berbasis
Standar MPO.3.2.
buk (evidence-based).
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi.

Berbagai rumah sakit menggunakan berbagai alat untuk mencapai sasaran ini maupun Maksud dan Tujuan MPO.3.2.
sasaran lainnya. Sebagai contoh, para prak si pelayanan kesehatan mengembangkan proses Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang tepat
asuhan klinis dan membuat keputusan asuhan klinis berdasarkan buk ilmiah terbaik yang adalah sangat pen ng/ kri s. Se ap rumah sakit merencanakan lokasi obat emergensi
ada. Pedoman praktek klinis merupakan alat yang berguna dalam upaya memahami dan dan obat yang harus disuplai ke lokasi tersebut. Contoh, bahan untuk pemulihan anestesi
menerapkan ilmu pengetahuan terbaik pada waktu menegakkan diagnosis atau kondisi. berada di kamar operasi. Lemari, meja troli, tas atau kotak emergensi dapat digunakan

120 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 97


untuk keperluan ini. Untuk memas kan akses ke obat emergensi bilamana diperlukan, Maksud dan Tujuan PMKP.1.5.
rumah sakit menyusun suatu prosedur untuk mencegah penyalahgunaan, pencurian Par sipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan pelaksanaan peningkatan
atau kehilangan terhadap obat dimaksud. Prosedur ini memas kan bahwa obat digan mutu dan keselamatan pasien memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan
bilamana digunakan, rusak atau kadaluwarsa. Jadi rumah sakit memahami keseimbangan staf dak mempunyainya atau dak menggunakannya secara ru n. Mereka harus diberi
antara akses kesiapan dan keamanan dari tempat penyimpanan obat emergensi. pela han sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka diminta
untuk berpar sipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu dilakukan penyesuaian
Elemen Penilaian MPO.3.2. kegiatan ru n dari staf agar tersedia cukup waktu bagi mereka untuk berpar sipasi secara
1. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat terakses penuh dalam kegiatan pela han dan perbaikan sebagai bagian dari tugas ru n sehari-hari.
segera dalam rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi (lihat Rumah sakit mengiden fikasi dan menyediakan pela h terampil untuk pendidikan dan
juga TKP.3.2.1, EP 1, dan MPO.2.2, EP 1) pela han ini.
2. Kebijakan rumah sakit menetapkan bagaimana obat emergensi disimpan, dijaga dan
dilindungi dari kehilangan atau pencurian Elemen Penilaian PMKP.1.5.
1. Ada program pela han bagi staf sesuai dengan peranan mereka dalam program
3. Obat emergensi dimonitor dan digan secara tepat waktu sesuai kebijakan rumah sakit
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
setelah digunakan atau bila kadaluwarsa atau rusak
2. Seorang individu yang berpengetahuan luas memberikan pela han
3. Staf berpar sipasi dalam pela han sebagai bagian dari pekerjaan ru n mereka
Standar MPO.3.3.
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan (recall) obat RANCANGAN PROSES KLINIS DAN MANAJERIAL

Maksud dan tujuan MPO3.3 • Standar PMKP.2.


Rumah sakit mempunyai proses untuk mengiden fikasi, menarik kembali dan Rumah sakit membuat rancangan baru dan melakukan modifikasi dari sistem dan proses
mengembalikan atau memusnahkan dengan cara yang aman dan benar obat-obatan yang sesuai prinsip peningkatan mutu.
ditarik kembali oleh pabrik atau supplier. Ada kebijakan atau prosedur yang mengatur se ap
penggunaan atau pemusnahan dari obat yang diketahui kadaluwarsa atau ke nggalan • Maksud dan Tujuan PMKP.2.
jaman (outdated). Seringkali sebuah rumah sakit mempunyai kesempatan untuk merancang proses baru
atau perlu melakukan modifikasi proses yang sudah ada. Proses baru atau modifikasinya
menggunakan unsur rancangan berasal dari sumber pihak berwenang, termasuk undang-
Elemen Penilaian MPO.3.3 undang dan peraturan yang berlaku. Termasuk dalam sumber yang berasal dari pihak
1. Ada sistem penarikan obat berwenang ini adalah pedoman pelayanan klinis, standar nasional, norma dan sumber
2. Kebijakan dan prosedur mengatur se ap penggunaan obat yang diketahui kadaluwarsa informasi lain.
atau ke nggalan jaman
3. Kebijakan dan prosedur mengatur pemusnahan obat yang diketahui kadaluwarsa atau Rancangan proses yang baru atau modifikasinya mungkin juga memperoleh informasi
ke nggalan jaman dari pengalaman orang lain dalam praktek klinis yang dianggap baik/lebih baik/sangat
4. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan /dilaksanakan baik. Praktek yang demikian dievaluasi oleh rumah sakit, dan praktek yang relevan dapat
digunakan serta diuji.
PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering & transcribing)
Bilamana proses atau pelayanan dirancang dengan baik, akan menghasilkan berbagai
informasi. Rancangan proses yang baik adalah :
• Standar MPO.4
a. konsisten dengan misi dan rencana rumah sakit;
Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur
b. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, staf dan lainnya;
c. menggunakan pedoman praktek terkini, standar pelayanan klinis, kepustakaan
• Maksud dan tujuan MPO.4 ilmiah dan berbagai informasi berbasis buk yang relevan dalam hal rancangan
Peresepan, pemesanan dan pencatatan yang aman diarahkan oleh kebijakan dan prosedur praktek klinis;

98 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 119


Standar PMKP.1.3. rumah sakit. Para staf medis, perawatan, farmasi dan administra f berkolaborasi untuk
Pimpinan memberikan bantuan teknologi dan dukungan lainnya untuk mendukung mengembangkan dan memonitor kebijakan dan prosedur. Staf yang terkait dila h untuk
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. praktek penulisan resep, pemesanan dan pencatatan yang benar. Karena peresepan obat
yang dak terbaca atau pemesanan yang mengacaukan keselamatan pasien bisa menunda
Maksud dan Tujuan PMKP.1.3. pengobatan, maka kebijakan rumah sakit mengatur ndakan untuk mengurangi dak
terbacanya resep. Ada da ar dari semua obat terkini dicatat dalam status pasien dan
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit menghasilkan akumulasi
tersedia di farmasi, keperawatan dan dokter. Rumah sakit menetapkan suatu prosedur
data dan informasi. Memahami seberapa baik kemampuan rumah sakit, tergantung dari
untuk membandingkan da ar obat pasien yang diminum sebelum masuk rawat inap
analisis data dan informasi yang terkumpul dan membandingkannya dengan rumah sakit
terhadap order pertama obat.
lain. Pada rumah sakit besar dan kompleks sifatnya dibutuhkan teknologi dan/atau staf
yang punya pengalaman mengelola data. Pimpinan rumah sakit memahami prioritas
• Elemen Penilaian MPO.4
pengukuran dan perbaikan sebagai dukungan yang pen ng. dan Mereka memberikan
1. Kebijakan dan prosedur di rumah sakit mengarahkan peresepan, pemesanan dan
dukungan secara konsisten sesuai sumber daya rumah sakit dan peningkatan mutu.
pencatatan obat yang aman di rumah sakit (lihat juga PP.2.2, EP 1; AP.3, EP 1, dan
Sasaran Keselamatan Pasien II, EP 1)
Elemen Penilaian PMKP.1.3.
2. Kebijakan dan prosedur mengatur ndakan yang terkait dengan penulisan resep dan
1. Pimpinan memahami teknologi dan unsur bantuan lain yang dibutuhkan untuk pemesanan yang dak terbaca
menelusuri dan membandingkan hasil dari evaluasi 3. Adanya proses kerjasama untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur
2. Untuk menelusuri dan membandingkan hasil dari evaluasi ini, pimpinan menyediakan 4. Staf yang terkait terla h secara benar untuk praktek-praktek penulisan resep, pemesanan
teknologi dan dukungan sesuai dengan sumber daya yang ada di rumah sakit dan pencatatan
5. Rekam medis pasien memuat da ar obat yang sedang dipakai sebelum dirawat inap
Standar PMKP.1.4. dan informasi ini tersedia di farmasi dan para prak si pelayanan kesehatan
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di informasikan ke staf. 6. Order pertama obat dibandingkan dengan da ar obat sebelum masuk rawat inap,
sesuai prosedur yang ditetapkan rumah sakit
Maksud dan Tujuan PMKP.1.4.
Penyebaran informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah pen ng. Standar MPO.4.1
Komunikasi dilakukan secara reguler melalui media yang efek f seper bule n, papan Rumah sakit menjabarkan elemen-elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep
pengumuman, rapat staf, dan melalui kegiatan unit kerja SDM. Informasi dapat mencakup yang lengkap serta jenis pemesanan yang akseptabel untuk digunakan
soal proyek baru atau proyek yang baru diselesaikan, kemajuan mencapai Sasaran
keselamatan pasien internasional, hasil analisis dari kejadian sen nel atau KTD lainnya, Maksud dan tujuan MPO.4.1
riset terkini atau program percontohan (benchmark program) Untuk mengurangi variasi dan meningkatkan keselamatan pasien, rumah sakit menjabarkan
dalam kebijakan elemen yang bisa diterima /akseptabel dari suatu pemesanan atau
Elemen Penilaian PMKP.1.4. penulisan resep yang lengkap. Elemen-elemen yang diatur dalam kebijakan termasuk
1. Informasi tentang program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di sampaikan sekurang-kurangnya :
kepada staf a) Data yang pen ng untuk mengiden fikasi pasien secara akurat
2. Komunikasi dilakukan secara reguler melalui saluran yang efektif (lihat juga TKP.1.6, b) Elemen-elemen dari pemesanan atau penulisan resep
EP 2).
c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau diperlukan
3. Komunikasi termasuk kemajuan dalam hal penerapan sasaran keselamatan pasien
d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau “bila
Standar PMKP.1.5. perlu”) atau pesanan obat yang lain.
Staf diberi pela han untuk ikut serta dalam program. e) Sikap ha -ha atau prosedur yang khusus untuk pemesanan obat dengan nama yang
nama-obat-rupa–ucapan-mirip/’NORUM’ (look-alike, sound-alike)

118 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 99


f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat dak lengkap, dak terbaca atau - Koordinasi antara berbagai unit kerja rumah sakit terkait dengan mutu dan keselamatan,
dak jelas seper pengendalian mutu di laboratorium klinis, program manajemen risiko, program
g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seper pada pesanan dan se ap elemen yang manajemen risiko fasilitas, kantor keselamatan pasien atau kantor dan program
dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam da ar tunggu (standing), automa c lainnya. Program inklusif tentang perbaikan hasil dari pasien, dibutuhkan karena pasien
stop dan seterusnya. menerima asuhan dari banyak bagian/departemen, dan pelayanan dan / atau satuan
kerja pelayanan dan berbagai kategori staf klinis;
h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon dan proses untuk verifikasi pesanan
- Pendekatan sistemik dalam hal aplikasi proses dan pengetahuan yang seragam dalam
yang demikian (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien II, EP 1)
melaksanakan semua kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien.
i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seper untuk kelompok pasien anak
Elemen Penilaian PMKP.1.1.
Jadi, standar ini menata harapan seluruh rumah sakit dalam pemesanan obat. Kebijakan 1. Pimpinan rumah sakit berpar sipasi dalam melaksanakan program peningkatan mutu
yang diimplementasikan akan tercermin dalam pesanan yang lengkap. yang dicatat dalam dan program keselamatan pasien (lihat juga TKP.3.4, EP 2; KPS.11, EP 1; KPS.14, EP 1,
status pasien, di farmasi atau di unit penyalur yang kemudian menerima informasi yang dan KPS.17, EP 1).
dibutuhkan untuk penyaluran dan pemberian obat berdasarkan pesanan yang lengkap. 2. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien berlaku di seluruh rumah sakit
3. Program menangani sistem dari rumah sakit, peranan rancangan sistem, rancang ulang
Elemen Penilaian MPO.4.1 dari peningkatan mutu dan keselamatan
Elemen a) sampai dengan i) tersebut dalam Maksud dan Tujuan dinilai/skor secara bersama 4. Program menangani koordinasi semua komponen dari kegiatan pengukuran mutu dan
karena merepresentasikan kebijakan rumah sakit tentang pesanan yang lengkap. kegiatan pengendalian (lihat juga TKP.3.4, EP 2, dan TPI.10, EP 1)
5. Program ini menerapkan pendekatan sistema k dalam peningkatan mutu dan
1. Pesanan obat atau penulisan resep yang akseptabel dijabarkan dan sekurang-kurangnya
keselamatan pasien
elemen a) sampai dengan i) diatur dalam kebijakan
2. Pesanan obat atau penulisan resep lengkap sesuai kebijakan rumah sakit Standar PMKP.1.2
Pimpinan menetapkan proses yang dijadikan prioritas untuk dilakukan evaluasi dan
Standar MPO.4.2 kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien yang harus dilaksanakan.
Rumah sakit mengiden fikasi petugas yang kompeten yang diijinkan untuk menuliskan
resep atau memesan obat-obatan. Maksud dan Tujuan PMKP.1.2
Tanggung jawab utama dari pimpinan adalah menetapkan prio tas. Rumah sakit secara
Maksud dan tujuan dari MPO.4.2 pikal mempunyai lebih banyak kesempatan untuk pengukuran dan peningkatan dari pada
Seleksi obat untuk mengoba pasien membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang membereskan/menyelesaikan urusan sumber daya manusia atau yang lain. Oleh karena
spesifik. Se ap rumah sakit bertanggung jawab untuk mengiden fikasi petugas yang itu, pimpinan fokus pada penilaian mutu dan kegiatan peningkatan rumah sakit. Pimpinan
berpengetahuan dan berpengalaman yang disyaratkan dan yang juga diijinkan dengan memberikan prioritas pada proses-proses utama yang kri kal, risiko nggi, cenderung
lisensi, ser fikasi, hukum, atau peraturan untuk menuliskan resep atau memesan obat- bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan.
obatan. Suatu rumah sakit dapat menentukan batas-batas untuk penulisan resep maupun Pimpinan memasukkan Sasaran Keselamatan Pasien (lihat juga Kelompok III Sasaran
pemesanan oleh perseorangan, misalnya untuk bahan yang dikendalikan, bahan-bahan Keselamatan Pasien). Pimpinan menggunakan data dan informasi yang tersedia un k
kemoterapi, atau radioak f serta obat inves ga f. Petugas-petugas yang diperkenankan melakukan iden fikasi area prioritas.
untuk penulisan resep dan pemesanan obat dikenal oleh bagian pelayanan farmasi
atau orang-orang lain yang mengeluarkan obat. Dalam situasi emergensi, rumah sakit Elemen Penilaian PMKP.1.2.
mengiden fikasi se ap petugas tambahan yang diijinkan untuk penulisan resep atau 1. Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan evaluasi
2. Pimpinan menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan peningkatan dan
pemesanan obat.
keselamatan pasien
3. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di tetapkan sebagai salah satu prioritas

100 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 117
• Maksud dan Tujuan PMKP.1 Elemen Penilaian MPO.4.2
Kepemimpinan (leadership) dan perencanaan adalah esensial, jika sebuah rumah sakit 1. Hanya orang yang diijinkan oleh rumah sakit dan badan pemberi lisensi terkait, undang-
memulai dan mempertahankan peningkatan dan mengurangi risiko terhadap pasien dan undang dan peraturan dapat menuliskan resep atau memesan obat
staf. Kepemimpinan dan perencanaan datang dari badan pengelola (= pemilik rumah sakit 2. Ada proses untuk menetapkan batas bagi petugas, bila perlu, untuk praktek penulisan
atau perwakilannya / governing body) bersama-sama dengan pimpinan/pengelola sehari- resep atau pemesanan obat (lihat juga KPS.10, EP 1)
hari kegiatan klinis dan manajemen. Secara kolek f, mereka adalah representasi dari
3. Petugas-petugas yang diijinkan untuk menuliskan resep dan memesan obat dikenal oleh
kepemimpinan rumah sakit. Pimpinan bertanggung jawab menjamin komitmen rumah
unit pelayanan farmasi atau orang lain yang mengeluarkan obat-obat
sakit, pendekatan kearah peningkatan dan keselamatan, dan program manajemen serta
pengawasan (oversight). Pimpinan membuat rencana mutu dan keselamatan pasien
melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud menjadi budaya organisasi rumah Standar MPO.4.3
sakit. Obat-obatan yang diresepkan dan diberikan dicatat dalam rekam medis pasien

Badan pengelola (governing body) bertanggung jawab penuh terhadap mutu dan Maksud dan tujuan dari MPO.4.3
keselamatan pasien. Jadi, badan pengelola menyetujui rencana mutu dan keselamatan Pencatatan se ap pasien yang menerima obat, rekam medisnya berisi da ar obat yang
pasien (lihat juga TKP.1.6) dan secara reguler menerima dan menindaklanju laporan diresepkan atau dipesan untuk pasien beserta dosis dan berapa kali obat diberikan.
tentang pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien (lihat juga Termasuk pula obat yang diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat pada lembaran
TKP.1.6). obat yang terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam rekam medis pasien saat
dipulangkan atau dipindahkan.
• Elemen Penilaian PMKP.1
1. Pimpinan rumah sakit berpar sipasi dalam perencanaan program peningkatan mutu Elemen Penilaian MPO.4.3
dan keselamatan pasien 1. Obat yang diresepkan atau dipesan dicatat untuk se ap pasien
2. Pimpinan rumah sakit berpar sipasi dalam pelaksanaan monitoring program 2. Pemberian obat dicatat untuk se ap dosis
peningkatan mutu dan keselamatan pasien 3. Informasi obat disimpan dalam rekam medis pasien atau diselipkan kedalam status
3. Pimpinan rumah sakit menetapkan proses atau mekanisme pengawasan program pasien saat pemulangan atau dipindahkan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
4. Program mutu dan keselamatan pasien dilaporkan oleh pimpinan rumah sakit kepada
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)
badan pengelola (governance)
• Standar MPO.5
Standar PMKP.1.1.
Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yang aman dan bersih
Pimpinan rumah sakit berkolaborasi dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
• Maksud dan tujuan MPO.5
Pelayanan farmasi atau kefarmasian menyiapkan dan mengeluarkan obat dalam lingkungan
Maksud dan Tujuan PMKP 1.1.
yang bersih dan aman sesuai undang-undang, peraturan dan standar praktek profesional.
Pimpinan rumah sakit mempunyai peranan kunci untuk memas kan rencana mutu dan
Rumah sakit mengiden fikasi standar praktek bagi lingkungan penyiapan dan penyaluran
keselamatan membentuk budaya organisasi rumah sakt dan memberi dampak pada se ap
obat yang aman dan bersih. Obat yang disimpan dan dikeluarkan dari area di luar farmasi
aspek kegiatan. Rencana ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen melalui pendekatan
(misalnya unit pelayanan pasien, harus memenuhi langkah-langkah yang sama dalam
mul disiplin. Pimpinan memas kan bahwa program melipu :
hal keamanan dan kebersihan). Staf yang mempersiapkan produk campuran yang steril
- peran sistem rancang dan rancang ulang dalam proses peningkatan;
(seper i.v. dan epidural) dila h dalam prinsip-prinsip teknik asep k. Demikian pula,
- pendekatan mul disiplin dengan semua bagian/departemen dan unit kerja pelayanan di
tersedia lubang angin yang bertudung dan digunakan bilamana dibutuhkan untuk praktek
rumah sakit dimasukkan dalam program;
profesional (misalnya mencampur obat cytotoxic).

116 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 101
• Elemen Penilaian MPO.5 Mutu dan keselamatan pasien sebenarnya sudah tertanam dalam kegiatan pekerjaan
1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang bersih dan aman dengan peralatan sehari-hari dari tenaga kesehatan profesional dan staf lainnya. Pada waktu dokter dan
dan supplai yang memadai (lihat juga PPI.7, EP 1 dan 2) perawat menilai kebutuhan pasien dan memberikan asuhan, bab ini dapat membantu
2. Persiapan dan penyaluran obat harus memenuhi undang-undang, peraturan dan standar mereka memahami bagaimana perbaikan dapat benar-benar membantu pasien dan
praktek profesional mengurangi risiko. Demikian juga para manajer, staf pendukung dan lainnya, mereka dapat
3. Staf yang menyiapkan produk steril dila h dalam hal teknik asep k menerapkan standar pada pekerjaan sehari-hari untuk memahami bagaimana proses bisa
lebih efisien, penggunaan sumber daya lebih arif dan risiko fisik dikurangi.
Standar MPO.5.1
Bab ini menekankan bahwa perencanaan, perancangan, pengukuran, analisis dan
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
perbaikan proses klinis serta proses manajerial harus secara terus menerus di kelola
dengan baik dengan kepemimpinan jelas agar tercapai hasil maksimal. Pendekatan ini
Maksud dan tujuan MPO.5.1
memberi ar bahwa sebagian besar proses pelayanan klinis terkait dengan satu atau lebih
Farmasist berlisensi, teknisi berlisensi, atau profesional yang terla h menelaah ketepatan
unit pelayanan lainnya dan melibatkan banyak kegiatan-kegiatan individual. Pendekatan ini
se ap resep atau pesanan obat, obat yang baru saja diresepkan atau dipesan, atau
juga memperhitungkan keterkaitan antara mutu klinis dan manajemen. Jadi, upaya untuk
bilamana kedapatan adanya perubahan dosis atau faktor pen ng yang lain. Rumah sakit
memperbaiki proses harus merujuk pada pengelolaan keseluruhan manajemen mutu
menjabarkan informasi pasien yang spesifik apa saja yang dibutuhkan untuk penelaahan
rumah sakit dengan pengawasan dari komite perbaikan mutu dan keselamatan pasien.
yang efek f terhadap pemesanan obat atau penulisan resep. Hal ini dilakukan sebelum
penyaluran obat atau pemberian obat bila obat disalurkan dari lokasi diluar farmasi. Bila Standar akreditasi ini mengatur seluruh struktur dari kegiatan klinis dan manajemen
mbul pertanyaan, petugas yang meresepkan atau memesan obat segera dihubungi. dari sebuah rumah sakit, termasuk kerangka untuk memperbaiki proses kegiatan dan
Proses untuk menelaah suatu pesanan obat atau resep termasuk evaluasi oleh profesional pengurangan risiko yang terkait dengan variasi-variasi dari proses.
yang terla h terhadap :
Jadi, kerangka yang disajikan dalam standar ini disini dapat diserasikan dengan berbagai
a) Ketepatan dari obat, dosis, frekuensi dan route pemberian; bentuk program terstruktur sehingga mengurangi pendekatan-pendekatan yang kurang
b) Duplikasi terapi; formal terhadap perbaikan mutu dan keselamatan pasien. Kerangka ini juga dapat memuat
c) Alergi atau reaksi sensi vitas yang sesungguhnya maupun yang potensial; program monitoring tradisional seper manajemen risiko dan manajemen sumber daya
d) Interaksi yang sesungguhnya maupun potensial antara obat dengan obat-obatan lain (manajemen u lisasi).
atau makanan;
e) Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan rumah sakit; Di kemudian hari, rumah sakit yang mengiku kerangka ini :
f) Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari pasien; dan - mengembangkan dukungan kepemimpinan yang lebih besar bagi program rumah
g) Kontra indikasi yang lain sakit;
- mela h untuk melibatkan lebih banyak staf;
Mereka yang menelaah pesanan obat atau resep memang kompeten untuk melakukannya - menetapkan prioritas apa yang harus di ukur;
baik atas dasar pendidikan maupun la han, sesuai dengan kewenangan atau telah - membuat keputusan berdasarkan data pengukuran;
membuk kan kompetensinya dalam proses review. Sebagai tambahan, penelaahan - membuat perbaikan merujuk pada organisasi lain, baik nasional maupun internasional.
ketepatan ini dak perlu pada keadaan darurat atau bila dokter pemesan hadir untuk
pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di Kamar Bedah atau di IGD) atau STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN
dalam ndakan radiologi intervensional atau diagnos k imajing dimana obat merupakan
bagian dari prosedur. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN

• Standar PMKP.1
Untuk memfasilitasi penelaahan, ada catatan (profil) dari semua obat yang diberikan Mereka yang bertanggung jawab memimpin dan menjalankan rumah sakit berpar sipasi
kepada seorang pasien kecuali pengobatan emergensi dan yang diberikan sebagai bagian dalam perencanaan dan evaluasi keberhasilan program peningkatan mutu dan keselamatan
dari prosedur. pasien.

102 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 115
Bila menggunakan program komputer untuk melakukan cross-check obat atau interaksi
obat dan alergi obat, so ware harus di-update sesuai jadwal yang tepat.

Elemen Penilaian MPO.5.1


1. Rumah sakit menjabarkan informasi spesifik pasien apa yang dibutuhkan untuk proses
II penelaahan yang efek f (lihat juga MKI.4, EP 1 dan 3)
2. Terlepas dari adanya perkecualian yang ditetapkan pada Maksud dan Tujuan, se ap
KELOMPOK resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya sebelum dilakukan penyaluran dan
pemberian serta melipu elemen a) sampai dengan g) tersebut dalam Maksud dan
STANDAR MANAJEMEN Tujuan. Jadi, se ap resep atau pesanan obat dievaluasi untuk ditelaah ketepatannya
3. Ada proses untuk menghubungi petugas yang menuliskan resep atau memesan obat
RUMAH SAKIT bila mbul pertanyaan
4. Petugas yang diijinkan untuk menelaah pesanan obat atau resep dinilai kompetensinya
untuk tugas ini
5. Penelaahan difasilitasi dengan catatan (profil) dari semua pasien yang menerima obat
BAB I 6. Bila digunakan so ware komputer, untuk meng-cross-check obat, untuk interaksi obat
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN dan alergi, harus di-update secara berkala
( PMKP )
Standar MPO.5.2
Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dengan dosis yang tepat, dan kepada
GAMBARAN UMUM pasien yang tepat di saat yang tepat

Bab ini menjelaskan (describe) sebuah pendekatan komprehensif dari peningkatan mutu dan Maksud dan tujuan MPO.5.2
keselamatan pasien. Peningkatan mutu secara menyeluruh adalah memperkecil (reduc on) Rumah sakit menyalurkan obat melalui pengisian formulir yang paling sederhana untuk
risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan. Risiko ini dapat diketemukan baik memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pendistribusian dan pemberian.
diproses klinis maupun di lingkungan fisik. Pendekatan ini melipu : Ke ka suatu obat dikeluarkan dari kemasannya yang asli atau disiapkan dan disalurkan
- memimpin dan merencanakan program peningkatan mutu dan program keselamatan dalam bentuk / wadah (container) yang berbeda – dan dak segera diberikan – obat harus
pasien; diberi label dengan nama obat, dosis/konsentrasi obat, tanggal penyiapan dan tanggal
- merancang proses-proses klinis baru dan proses manajerial dengan benar; kadaluwarsa. Farmasi sentral dan k distribusi obat yang lain di seluruh rumah sakit
- mengukur apakah proses berjalan baik melalui pengumpulan data; menggunakan sistem yang sama. Sistem menunjang pengeluaran obat secara akurat dan
- analisis data; tepat waktu.
- menerapkan dan melanjutkan (sustaining) perubahan yang dapat menghasilkan
perbaikan. Elemen yang bisa diukur dari MPO.5.2
1. Ada sistem yang seragam di rumah sakit dalam penyaluran dan pendistribusian obat
Perbaikan mutu dan program keselamatan pasien, keduanya adalah 2. Setelah disiapkan, obat diberi label secara tepat, dengan nama obat, dosis/ konsentrasi,
- digerakkan oleh kepemimpinan; tanggal penyiapan, tanggal kadaluwarsa, dan nama pasien
- upaya menuju perubahan budaya rumah sakit; 3. Obat disalurkan dengan bentuk yang-paling-siap-diberikan
- iden fikasi dan menurunkan risiko dan penyimpangan secara proak f; 4. Sistem mendukung penyaluran obat secara akurat
- menggunakan data agar fokus pada isu prioritas; 5. Sistem mendukung penyaluran obat tepat waktu
- mencari cara yang menunjukkan perbaikan yang langgeng sifatnya.

114 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 103
PEMBERIAN (Administra on) • Elemen Penilaian PPK. 5
1. Ada proses untuk memverifikasi bahwa, pasien dan keluarga menerima dan
• Standar MPO.6
memahami pendidikan yang diberikan (lihat juga MKI.3, EP 1 dan 2).
Rumah sakit mengiden fikasi petugas yang kompeten yang diijinkan untuk memberikan
2. Mereka yang memberikan pendidikan perlu mendorong pasien dan keluarganya untuk
obat
bertanya dan memberi pendapat sebagai peserta ak f (lihat juga HPK.2, EP 1)

• Maksud dan tujuan MPO.6 3. Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara tertulis yang terkait dengan
Pemberian obat untuk mengoba seorang pasien membutuhkan pengetahuan dan kebutuhan pasien dan konsisten dengan pilihan pembelajaran pasien dan keluarganya
pengalaman yang spesifik. Se ap rumah sakit bertanggung jawab untuk mengiden fikasi (lihat juga HPK.2.1, Maksud dan Tujuan, dan MKI.3)
petugas dengan pengetahuan dan pengalaman sesuai persyaratan dan yang juga diijinkan
berdasarkan lisensi, ser fikasi, undang-undang atau peraturan untuk pemberian obat. • Standar PPK. 6
Suatu rumah sakit bisa membuat batasan bagi petugas dalam pemberian obat, seper Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien berkolaborasi dalam
bahan yang diawasi atau radioak f dan obat inves ga f. Dalam situasi emergensi, rumah memberikan pendidikan.
sakit mengiden fikasi se ap petugas tambahan yang diijinkan untuk memberikan obat.
• Maksud dan tujuan PPK. 6
• Elemen Penilaian MPO.6 Ke ka tenaga kesehatan profesional yang memberi asuhan memahami kontribusinya
1. Rumah sakit mengiden fikasi petugas, melalui uraian jabatannya atau proses pemberian masing-masing dalam pemberian pendidikan pasien, maka mereka bisa berkolaborasi
kewenangan, mendapatkan otorisasi untuk memberikan obat lebih efek f. Kolaborasi, pada gilirannya dapat membantu menjamin bahwa informasi
yang diterima pasien dan keluarga adalah komprehensif, konsisten, dan seefek f
2. Hanya mereka yang mempunyai ijin dari rumah sakit dan pemberi lisensi yang terkait, mungkin. Kolaborasi berdasarkan kebutuhan pasien dan karenanya mungkin dak selalu
undang-undang dan peraturan bisa memberikan obat diperlukan.
3. Ada proses untuk menetapkan batasan, bila perlu, terhadap pemberian obat oleh
petugas Pengetahuan tentang subjek yang diberikan, waktu yang tersedia adekuat, dan kemampuan
berkomunikasi secara efek f adalah per mbangan pen ng dalam pendidikan yang
efek f.
Standar MPO.6.1
Pemberian obat termasuk proses untuk memverifikasi apakah obat sudah betul berdasarkan • Elemen Penilaian PPK. 6
pesanan obat 1. Bila ada indikasi, pendidikan pasien dan keluarga diberikan secara kolabora f
2. Mereka yang memberikan pendidikan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Maksud dan tujuan MPO.6.1 subjek yang diberikan.
Pemberian obat yang aman termasuk verifikasi terhadap : 3. Mereka yang memberikan pendidikan harus menyediakan waktu yang adekuat.
a) Obat dengan resep atau pesanan; 4. Mereka yang memberikan pendidikan harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi
b) Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep atau pesanan; (lihat juga PAB.5.1, EP 2)
c) Jumlah dosis dengan resep atau pesanan;
d) Route pemberian dengan resep atau pesanan; dan
e) Iden tas pasien (diberi skor pada Sasaran Keselamatan Pasien I, EP 3).

Rumah sakit menjabarkan proses verifikasi yang digunakan untuk pemberian obat-
obatan.

104 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 113
- Manajemen nyeri, dan Bila obat dipersiapkan dan disalurkan di unit pelayanan pasien, maka proses telaah
- Teknik-teknik rehabilitasi ketepatan seper diuraikan dalam MPO.5.1 harus juga dijalankan oleh seorang petugas
yang kompeten.

• Elemen Penilaian PPK. 4 Elemen Penilaian MPO.6.1


1. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang 1. Obat diverifikasi berdasarkan resep atau pesanan
penggunaan seluruh obat-obatan secara efek f dan aman, serta tentang potensi efek 2. Jumlah dosis obat di verifikasi dengan resep atau pesanan obat
samping obat, pencegahan terhadap potensi interaksi obat dengan obat OTC dan atau 3. Route pemberian di verifikasi dengan resep atau pesanan obat
makanan. 4. Obat diberikan secara tepat waktu
2. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang keamanan 5. Obat diberikan sebagaimana diresepkan dan dicatat dalam status pasien
dan efek vitas penggunaan peralatan medis.
3. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang diet dan Standar MPO.6.2
nutrisi yang benar. Kebijakan dan prosedur mengatur obat yang dibawa ke dalam rumah sakit oleh pasien
4. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik manajemen yang menggunakan obat sendiri (self-administra on) maupun obat contoh (sample)
nyeri (lihat juga PP.6, EP 3).
5. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik tentang teknik Maksud dan tujuan MPO.6.2
rehabilitasi, Mengawasi penggunaan obat di rumah sakit memerlukan suatu pemahaman terhadap
sumber dan penggunaan obat yang dak diresepkan atau dipesan di rumah sakit. Obat
• Standar PPK. 5 yang dibawa ke dalam rumah sakit oleh pasien atau keluarganya diketahui oleh DPJP
Metode pendidikan memper mbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) dan dicatat di status pasien. Penggunaan obat oleh
memperkenankan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga dan staf agar terjadi pasien / pengobatan sendiri, baik yang dibawa ke dalam rumah sakit atau yang diresepkan
pembelajaran. atau dipesan di rumah sakit, diketahui DPJP dan dicatat dalam status pasien. Rumah sakit
mengendalikan ketersediaan dan penggunaan sampel obat.
• Maksud dan tujuan PPK. 5
Pembelajaran akan terlaksana apabila memperha kan metode yang digunakan untuk Elemen Penilaian MPO.6.2
mendidik pasien dan keluarga. Memahami pasien dan keluarga akan membantu rumah 1. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan untuk mengatur penggunaan obat sendiri
sakit memilih pendidik dan metode pendidikan yang konsisten dengan nilai-nilai dan pilihan oleh pasien
pasien dan keluarganya, serta mengiden fikasi peran keluarga dan metode pemberian 2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan untuk mengatur pendokumentasian dan
instruksi. pengelolaan se ap obat yang dibawa ke dalam rumah sakit sakit untuk atau oleh
pasien
Pasien dan keluarga didorong untuk berpar sipasi dalam proses pelayanan dengan 3. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan untuk mengatur ketersediaan dan
memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan mengajukan pertanyaan kepada staf penggunaan sampel obat
untuk meyakinkan pemahaman yang benar dan mengan sipasi par sipasi. Staf mengakui
peran pen ng pasien dalam pemberian pelayanan yang aman, asuhan berkualitas nggi. PEMANTAUAN (Monitoring)
Kesempatan berinteraksi dengan staf, pasien, dan keluarga mengijinkan umpan balik untuk
menjamin bahwa informasi dipahami, bermanfaat, dan dapat digunakan. Rumah sakit • Standar MPO.7
memutuskan kapan dan bagaimana pendidikan secara verbal diperkuat dengan materi Efek obat terhadap pasien dimonitor
secara tertulis untuk meningkatkan pemahaman dan memberikan rujukan (referensi)
pendidikan di masa yang akan datang. • Maksud dan tujuan MPO.7
Pasien, dokternya, perawat dan prak si pelayanan kesehatan lainnya bekerja bersama untuk

112 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 105
memantau pasien yang mendapat obat. Tujuan monitoring adalah untuk mengevaluasi efek berkelanjutan atau untuk mencapai sasaran kesehatan mereka. Informasi kesehatan
pengobatan terhadap gejala pasien atau penyakitnya, demikian juga hitung darah, fungsi umum diberikan oleh rumah sakit, atau oleh sumber di komunitas, dapat dimasukkan
ginjal, fungsi ha dan monitoring lain untuk obat yang selek f, dan untuk mengevaluasi bila membuat resume kegiatan harian setelah pasien pulang, prak k pencegahan yang
pasien terhadap KTD. Berdasarkan monitoring, dosis atau jenis obat dapat disesuaikan, relevan dengan kondisi pasien atau sasaran kesehatannya, serta informasi untuk mengatasi
bila perlu. Sudah seharusnya memonitor secara ketat respons pasien terhadap dosis penyakit atau kecacatannya yang relevan dengan kondisi pasien.
pertama obat yang baru diberikan kepada pasien. Monitoring demikian dimaksudkan Rumah sakit mengiden fikasi sumber–sumber pendidikan dan pela han yang tersedia
untuk mengiden fikasi respons terape k yang dian sipasi maupun reaksi alergik, interaksi di komunitas. Khususnya organisasi di komunitas yang memberikan dukungan promosi
obat yang dak dian sipasi, adanya perubahan dalam keseimbangan pasien yang akan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta bila memungkinkan menjalin kerjasama
meningkatkan risiko jatuh dan lain-lain. berkelanjutan.

Memonitor efek obat termasuk mengobservasi dan mendokumentasikan se ap KTD. • Elemen Penilaian PPK.3
Rumah sakit mempunyai kebijakan yang mengiden fikasi semua KTD yang harus dicatat 1. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pela han untuk memenuhi
dan yang harus dilaporkan. Rumah sakit membangun suatu mekanisme pelaporan dari kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatannya (lihat juga
KTD bila perlu dan kerangka waktu untuk pelaporan. MKI.3, EP 1 dan 2).
2. Rumah sakit mengiden fikasi dan menjalin kerjasama dengan sumber–sumber yang
Elemen Penilaian MPO.7
ada di komunitas yang mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan pendidikan
1. Efek pengobatan terhadap pasien dimonitor, termasuk efek yang dak diharapkan untuk pencegahan penyakit (lihat juga APK.3.1, EP 2, dan TKP.3.1, EP 1).
(adverse effect) (lihat juga AP.2, EP 1)
3. Bila kondisi pasien mengindikasikan, pasien dirujuk ke sumber-sumber yang tersedia di
2. Proses monitoring dilakukan secara kolabora f komunitas(lihat juga TKP.3.1, EP 2).
3. Rumah sakit mempunyai kebijakan yang mengiden fikasi efek yang dak diharapkan
yang harus dicatat dalam status pasien dan yang harus dilaporkan ke rumah sakit (lihat
• Standar PPK.4
juga PMKP.6, EP 3)
Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik-topik berikut ini, terkait dengan pelayanan
4. Efek yang dak diharapkan didokumentasikan dalam status pasien sebagaimana pasien : penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi
diharuskan oleh kebijakan interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik-
5. Efek yang dak diharapkan dilaporkan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh teknik rehabilitasi.
kebijakan
• Maksud dan tujuan PPK.4
Standar MPO.7.1 Rumah sakit secara ru n memberikan pendidikan pada area yang berisiko nggi bagi
Kesalahan obat (medica on errors) dilaporkan melalui proses dan dalam kerangka waktu pasien. Pendidikan mendukung pengembalian fungsi pada level sebelumnya dan
yang ditetapkan oleh rumah sakit memelihara kesehatan secara op mal.
Rumah sakit menggunakan materi dan proses pendidikan pasien yang standar paling
Maksud dan tujuan MPO.7.1 sedikit pada topik-topik di bawah ini :
Rumah sakit mempunyai proses unuk mengiden fikasi dan melaporkan kesalahan obat
- Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efek f dan aman (bukan hanya
dan KNC (near misses). Proses termasuk mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KNC,
obat yang dibawa pulang), termasuk potensi efek samping obat.
menggunakan format pelaporan yang distandardisir, dan mengedukasi staf tentang proses
dan pen ngnya pelaporan. Definisi-definisi dan proses-proses dikembangkan melalui - Penggunaan peralatan medis secara efek f dan aman
proses kerjasama yang mengikut sertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam - Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya (termasuk OTC/over
manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program the counter), serta makanan.
keselamatan pasien rumah sakit. Laporan-laporan diarahkan kepada seorang petugas atau - Diet dan nutrisi

106 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 111
• Elemen Penilaian PPK. 2 lebih, yang akuntabel untuk mengambil ndakan (lihat juga PMKP.7) Program memusatkan
pada pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman jenis kesalahan yang terjadi di
1. Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga
rumah sakit maupun di rumah sakit lain dan mengapa sampai terjadi KNC. Perbaikan dalam
2. Hasil asesmen kebutuhan pendidikan dicatat di rekam medis pasien.
proses pengobatan dan pela han staf digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian
3. Tersedia sistem pencatatan pendidikan pasien yang seragam oleh seluruh staf
hari. Unit farmasi mengambil bagian dalam pela han staf yang demikian.
4. Ke ka informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses
memberikan informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2).
Elemen Penilaian MPO.7.1
5. Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpar sipasi dalam pengambilan
keputusan terkait pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1). 1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama (lihat juga PMKP.6, EP 4,
6. Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pas (lihat juga dan PMKP.7, EP 1)
HPK.2.1, EP 1).
2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku (lihat
7. Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpar sipasi pada proses
juga PMKP.7, EP 2)
pelayanan (lihat juga HPK.2.1, Ep 4).
3. Mereka yang bertanggungjawab mengambil ndakan untuk pelaporan diiden fikasi
Standar PPK. 2.1. 4. Rumah sakit menggunakan informasi pelaporan kesalahan obat dan KNC untuk
Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga memperbaiki proses penggunaan obat (lihat juga PMKP.7, EP 3)

Maksud dan tujuan PPK 2.1.


Pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan diiden fikasi dan
digunakan untuk membuat perencanaan pendidikan. Ada banyak variabel menentukan
apakah pasien dan keluarga mau dan mampu untuk belajar. Jadi, untuk merencanakan
pendidikan maka rumah sakit harus melakukan asesmen :
a) keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga;
b) kemampuan membaca, ngkat pendidikan dan bahasa yang digunakan;
c) hambatan emosional dan mo vasi;
d) keterbatasan fisik dan kogni f;
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi.

Elemen Penilaian PPK. 2.1.


1. Pasien dan keluarga dilakukan asesmen atas elemen : a) sampai dengan e) dalam
Maksud dan Tujuan (lihat juga HPK.1.1, EP 1).
2. Temuan asesmen digunakan untuk membuat rencana pendidikan.
3. Temuan asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien

• Standar PPK. 3
Pendidikan dan pela han membantu pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan
dari pasien.

• Maksud dan tujuan PPK. 3


Pasien sering membutuhkan pelayanan ndak lanjut guna memenuhi kebutuhan kesehatan

110 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 107
BAB 7 asuhan berbasis misi, jenis pelayanan yang diberikan dan populasi pasien. Pendidikan
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA direncanakan untuk menjamin bahwa se ap pasien diberikan pendidikan sesuai
(PPK) kebutuhannya. Rumah sakit menetapkan bagaimana mengorganisasikan sumber daya
pendidikan secara efek f dan efisien. Oleh karena itu, rumah sakit perlu menetapkan
koordinator pendidikan atau komite pendidikan, menciptakan pelayanan pendidikan,
GAMBARAN UMUM mengatur penugasan seluruh staf yang memberikan pendidikan secara terkoordinasi.

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpar sipasi lebih baik dalam asuhan • Elemen Penilaian PPK.1
yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya. 1. Rumah sakit merencanakan pendidikan konsisten dengan misi, jenis pelayanan dan
Berbagai staf yang berbeda dalam rumah sakit memberikan pendidikan kepada pasien populasi pasien.
dan keluarganya. Pendidikan diberikan ke ka pasien berinteraksi dengan dokter atau 2. Tersedia mekanisme atau struktur pendidikan yang memadai di seluruh rumah sakit
perawatnya. Petugas kesehatan lainnya juga memberikan pendidikan ke ka memberikan 3. Struktur dan sumber daya pendidikan diorganisasikan secara efek f
pelayanan yang spesifik, diantaranya terapi diet, rehabilitasi atau persiapan pemulangan
pasien dan asuhan pasien berkelanjutan. Mengingat banyak staf terlibat dalam pendidikan • Standar PPK.2
pasien dan keluarganya, maka perlu diperha kan agar staf yang terlibat dikoordinasikan Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-masing pasien dan dicatat di rekam
kegiatannya dan fokus pada kebutuhan pembelajaran pasien. medisnya.

Pendidikan yang efek f diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan • Maksud dan tujuan PPK. 2
keluarganya. Asesmen ini menentukan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi Pendidikan berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan spesifik yang dibutuhkan
juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran paling pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan, berpar sipasi dalam asuhan dan
efek f ke ka cocok dengan pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, juga asuhan berkelanjutan di rumah. Hal tersebut diatas berbeda dengan alur informasi pada
kemampuan membaca, serta bahasa. Pembelajaran akan berdampak bila terjadi selama umumnya antara staf dan pasien yang bersifat informa f tapi bukan bersifat pendidikan
proses asuhan. seper lazimnya.
Pendidikan termasuk pengetahuan yang diperlukan selama proses asuhan, maupun Untuk memahami kebutuhan masing-masing pasien dan keluarganya, tersedia proses
pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan (discharged) ke pelayanan asesmen untuk mengiden fikasi jenis pembedahan, prosedur invasif lainnya dan rencana
kesehatan lain atau ke rumah. Sehingga, pendidikan dapat mencakup informasi sumber– pengobatan, kebutuhan perawat pendamping dan kebutuhan asuhan berkelanjutan
sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan ndak lanjut pelayanan apabila di rumah setelah pasien pulang. Asesmen ini memungkinan para pemberi asuhan
diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan. Pendidikan merencanakan dan memberikan pendidikan sesuai kebutuhan.
yang efek f dalam suatu rumah sakit hendaknya menggunakan format visual dan elektronik,
serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya. Pendidikan oleh staf rumah sakit diberikan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu
keputusan dalam proses asuhan. Pendidikan yang diberikan sebagai bagian dari proses
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN memperoleh informed concent untuk pengobatan (misalnya pembedahan dan anestesi)
• Standar PPK. 1 didokumentasikan di rekam medis pasien. Sebagai tambahan, bila pasien atau keluarganya
Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang par sipasi pasien dan keluarga secara langsung berpar sipasi dalam pemberian pelayanan (contoh : menggan balutan,
dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan. menyuapi pasien, , memberikan obat, dan ndakan pengobatan), mereka perlu diberi
pendidikan.
• Maksud dan tujuan PPK. 1 Ke ka kebutuhan pendidikan teriden fikasi, dicatat di rekam medis. Hal ini akan membantu
Rumah sakit mendidik pasien dan keluarganya, sehingga mereka mendapat pengetahuan semua petugas pemberi pelayanan berpar sipasi dalam proses pendidikan. Se ap rumah
dan ketrampilan untuk berpar sipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan sakit hendaknya menetapkan lokasi dan format asesmen pendidikan, perencanaan dan
pasien. Se ap rumah sakit mengembangkan/memasukkan pendidikan ke dalam proses pemberian informasi dalam rekam medis pasien.

108 Standar Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi Rumah Sakit 109

Anda mungkin juga menyukai