PRA PROPOSAL
Disusun Oleh:
DESI SEPTIANINGSIH (I2F018004)
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
KATA PENGANTAR
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Desi Septianingsih
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 6
1.4. Manfaat Penelitian 6
1.4.1. Pengertian Teoritis 6
1.4.2. Pengertian Praktis 7
1.4.3. Pengertian Kebijakan 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Landasan Teori 8
2.1.1. Stakeholder Teori 8
2.1.2. Pengertian Pajak 9
2.1.3. Jenis Pajak 10
2.1.4. Etika 11
2.1.5. Sistem Perpajakan 12
2.1.5.1.Asas Perpajakan 12
2.1.5.2.Sistem Perpajakan di Indonesia 12
2.1.6. Tarif Pajak 13
2.1.7. Kepatuhan Wajib Pajak 13
2.1.8. Sanksi Perpajakan 14
2.1.8.1.Sanksi Administrasi 15
2.1.8.2.Sanksi Pidana 15
2.1.9. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 16
2.2. Telaah Penelitian Terdahulu 17
2.3. Rerangka Konseptual 20
2.4. Pengembangan Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1. Rancangan Penelitian 27
3.2. Populasi dan Sampel 27
3.3. Model Penelitian 28
3.4. Variabel Penelitian 29
3.4.1. Klasifikasi Variabel 29
3.4.2. Definisi Variabel Penelitian 29
3.4.3. Operasionalisasi Pengukuran Variabel 32
3.5. Jenis dan Sumber Data 33
3.6. Metode Pengumpulan Data 33
3.7. Metode dan Analisis Data 35
3.7.1. Uji Validitas 35
iii
3.7.2. Uji Reliabilitas 35
3.8. Uji Asumsi Klasik 35
3.8.1. Uji Multikolonieritas 35
3.8.2. Uji Heterokedastisitas 35
3.8.3. Uji Normalitas 36
3.8.4. Analisis Regresi Linear Berganda 36
DAFTAR PUSTAKA 37
iv
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1.1. Daftar Nama dan Alamat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun
2018 1
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Bebas (X) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pajak 32
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Terikat (Y) Kepatuhan Pajak Wajib UMKM
33
Daftar Tabel Lampiran:
Tabel 1. Alat Analisis Dan Hasil Penelitian-Penelitian Terdahulu 1
Tabel 2. Daftar Nama Dan Alamat Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Tahun
2018 4
Tabel 3. Kuesioner Penelitian 9
v
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1. Rerangka Konseptual Penelitian 22
Gambar 3.1. Model Penelitian 28
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, yang artinya perlu
dilakukan penyelenggaraan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam
merealisasikan hal ini, Pemerintah Indonesia memerlukan biaya yang besar untuk
menjalankan pemerintahan dan pembangunan nasional. Pembiayaan ini dapat
direalisasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
salah satu sumber terbesarnya berasal dari pajak.
Jumlah Wajib Pajak di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat
(Frianti, 2018). Jika dilihat dari realita yang ada, kebanyakan dari masyarakat
tidak memenuhi kewajiban kewarganegaraannya yaitu kewajiban sebagai Wajib
Pajak. Salah satu sektor yang memberi kontribusi cukup besar dalam perpajakan
saat ini adalah sektor swasta, yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Data propinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram, Dinas atau Instansi:
BKKBN Propinsi NTB, jumlah UMKM di Kota Mataram sebanyak 117 UMKM.
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah UMKM yang ada di Kota Mataram beserta
alamat UMKM tersebut (mataramkota.go.id).
Tabel 1.1. Daftar Nama dan Alamat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Tahun 2018
JUMLAH ALAMAT JUMLAH ALAMAT
UKM PERUSAHAAN UKM PERUSAHAAN
1
1 Gebang Sapta Marga 4 Pagesangan Timur
2 Kekalik 2 Rembiga
Sumber: Bagian Perekonomian Setda Kota Mataram (Buku Profil Investasi Kota
Mataram) yang sudah diolah.
Hingga 2017, pelaku UMKM masih enggan membayar pajak yang dirasa
cukup besar, yaitu berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013 tentang pajak penghasilan
atas penghasilan dari usaha yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi atau
Badan yang memiliki omset dibawah Rp.4,8 miliar, dikenakan tarif 1% dari
penjualannya. Oleh karena itu, untuk meringankan UMKM, Pemerintah telah
merampungkan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang menjadi
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 yang dasar hukum pengenaan tarif
2
bagi Wajib Pajak (WP) pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
menjadi 0,5% dari penjualannya (ekonomi.kompas.com).
Namun demikian, penarikan pajak dari sektor UMKM bukanlah satu hal
yang mudah. Bukan hanya di Indonesia, di Negara lain sektor UMKM memang
adalah salah satu sektor yang hard to control dari sisi kepatuhan (compliance).
Kepatuhan Pajak (tax compliance) didefinisikan sebagai suatu sikap atau perilaku
seorang Wajib Pajak yang melaksanakan semua kewajiban perpajakannya dan
menikmati semua hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku (Frianti, 2018). Dengan penerapan self assessment
system, pemerintah berharap dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak
melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Pengenaan biaya yang rendah dan juga proses yang mudah diharapkan
dapat mampu mendorong pelaku UMKM untuk dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai warga negara. Kepatuhan merupakan hal penting dalam
merealisasikan target penerimaan pajak (Febirizki dkk, 2016). Salah satu faktor
yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yaitu pemahaman Wajib Pajak atas
mekanisme pembayaran pajak. Salah satu kelemahan wajib pajak UMKM adalah
rendahnya pemahaman wajib pajak. Selain itu yang diduga dapat meningkatkan
kepatuhan yaitu tarif pajak. Tarif pajak adalah persentase yang digunakan sebagai
dasar dalam menghitung jumlah pajak yang harus disetor (Luh dan Naniek,
2019). Penurunan tarif Final UMKM dari 1% menjadi 0,5% menunjukkan bahwa
tarif pajak merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kepatuhan WP
UMKM.
3
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan perilaku yang didasarkan pada
kesadaran seorang Wajib Pajak terhadap kewajiban perpajakannya dengan tetap
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Kesadaran itu sendiri merupakan bagian dari motivasi instrinsik yaitu motivasi
yang datangnya dalam diri individu dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang
datangnya dari luar individu, seperti dorongan dari aparat pajak untuk
meningkatkan kepatuhan perpajakan. Penelitian ini menggunakan teori kepatuhan
(compliance theory), teori kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran
atau peraturan yang telah dibuat untuk dijalankan sebagaimana mestinya.
4
Dari uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini
karena masih terdapat perbedaan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Objek pada penelitian ini juga ditujukan kepada Wajib Pajak pemilik UMKM,
yang mana saharusnya memberikan kontribusi cukup besar dalam penerimaan
negara melalui pajak. Oleh karena itu, peneliti ingin membuktikan seberapa besar
faktor pengaruh kepatuhan wajib pajak UMKM yang akan diuji melalui beberapa
variabel seperti Aturan Perpajakan, Pemahaman Etika Pajak, Sistem Perpajakan,
dan Persepsi Tarif Pajak.
5
2. Apakah pemahaman etika perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
pajak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ?
3. Apakah pemahaman sistem perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan pajak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)?
4. Apakah persepsi tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak
pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris apakah pengetahuan
aturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak pada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris apakah pemahaman
etika perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak pada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris apakah pemahaman
sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak pada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
4. Untuk menguji dan memberikan bukti empirisapakahpersepsi tarif
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak pada Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM).
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
6
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi wajib pajak UMKM dapat dijadikan sebagai informasi untuk
memahami dan mematuhi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangka memenuhi kepatuhan wajib pajak badan pada
UMKM.
1.4.3. Manfaat Kebijakan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Menurut Afrizal dan Arnain (2014) Teori kepatuhan (compliance theory)
merupakan teori yang menjelaskan suatu kondisi dimana seseorang taat
terhadap perintah atau aturan yang diberikan. Kepatuhan mengenai
perpajakan merupakan tanggung jawab kepada Tuhan, bagi pemerintah
dan rakyat sebagai Wajib Pajak untuk memenuhi semua kegiatan
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan
berdisiplin. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan perilaku yang didasarkan pada
kesadaran seorang Wajib Pajak terhadap kewajiban perpajakannya dengan tetap
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Kesadaran itu sendiri merupakan bagian dari motivasi instrinsik yaitu motivasi
yang datangnya dalam diri individu dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang
datangnya dari luar individu, seperti dorongan dari aparat pajak untuk
meningkatkan kepatuhan perpajakan.
Menurut Putu dan Supadmi (2019) Salah satu cara yang dilakukan
pemerintah DJP dengan melakukan reformasi modernisasi sistem administrasi
perpajakan berupa perbaikan pelayanan bagi Wajib Pajak melalui pelayanan yang
berbasis e-system seperti e-registration, e-filing, e-SPT, dan e-billing. Hal
tersebut dilakukan agar Wajib Pajak dapat melakukan pendaftaran diri,
melaksanakan penyetoran SPT, menghitung dan membayar perpajakan dengan
mudah dan cepat secara online. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan
(Compliance Theory).
8
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
c. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian selama 3 tahun berturut-turut.
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.
2.1.2. Pengertian Pajak
Menurut Mardiasmo (2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada pendapat jasa
timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Febirizki. dkk, (2016) Pajak
adalah menyerahkan sebagian harta kekayaan rakyat kepada negara yang
diwajibkan berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dan dipergunakan
untuk belanja negara.
9
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
iuran yang dipungut kepada masyarakat, dengan unsur pemaksaan untuk
kepentingan masyarakat luas guna pemenuhan kebijakan Negara dan kepentingan
sosial pada umumnya.Pajak sangat berguna bagi suatu Negara, karena dengan
pajak Negara dapat memenuhi kebutuhan dalam menjalankan program-program
yang telah ditetapkan.
10
tepat waktu, semua itu merupakan isi dari ketentuan dan tata cara
perpajakan.
2. Paham dengan sistem yang ada di Indonesia, di Negara kita sendiri
saat ini mengikuti sisten self assessment yaitu memeberikan
kebebasan untuk para wajib pajak agar mendaftarkan diri, menghitung
jumlah tanggungannya sendiri, membayar dam melaporkan pajak
terutangnya sendiri kekantor pajak. Sistem ini sangat baik karena dari
sistem ini kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari masing-masing
kesadaran wajib pajak.
2.1.4. Etika
Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan
identik dengan moral atau moralitas dan dijadikan sebagai pedoman atau ukuran
bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan benar atau salah
(Nelphy dan Ari, 2016). Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri sendiri maupun pada suatu masyarakat atau
kelompok masyarakat. Istilah etika sangat berhubungan dengan tata krama, sopan
santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang mana hal-hal ini
berhubungan juga dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Keraf
(1998) dalam Nelphy dan Ari, (2016) Menyatakan bahwa etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan satu orang ke orang yang lain atau dari
satu generasi ke generasi yang lain.
Menurut Dhinda dan Diana (2016) Dari berbagai kasus dapat dinyatakan
bahwa mereka sadar akan adanya aturan-aturan yang berlaku, namum mereka
tidak menghiraukan aturan yang ada dan tetap melakukan penggelapan pajak, itu
menandakan mereka memiliki etika yang buruk. Adapula Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian
suatu Negara, meskipun dilihat dari skala ekonominya tidak seberapa namun
jumlah UMKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan
selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk Negara.
Adanya sanksi dan denda dari otoritas pajak terkait dengan
ketidakpatuhan pajak diharapkan akan memberikan peningkatan kesadaran wajib
pajak terhadap kewajiban pajak yang sesuai. Namun, penting bagi semua pihak
untuk memperhatikan aspek pajak dan keadilan pajak yang dirasakan oleh wajib
11
pajak. Kedua aspek tersebut diyakini memainkan peran penting dalam
mempengaruhi tingkat kepatuhan usaha sektor pajak (Imam. dkk, 2015).
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri sendiri
maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Istilah etika
sangat berhubungan dengan tata krama, sopan santun, pedoman moral,
norma susila, dan lain-lain yang mana hal-hal ini berhubungan juga
dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat (Nelphy dan Ari,
2016). Etika merupakan pernyataan benar atau salah yang menetukan
perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau
buruk.
12
2.1.6. Tarif Pajak
Tarif adalah jumlah yang digunakan untuk menentukan kewajiban pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak. Tarif merupakan persentase/jumlah yg
dibayar oleh wajib pajak sesuai dengan penghasilan yang dihasilkan oleh wajib
pajak. Dampak dari besarnya tarif dan besarnya penghasilan jika ada perubahan
maka besarnya pajak terutang juga akan berubah jumlahnya (Putu dan Supadmi,
2019).
PP No. 46 Tahun 2013 dan PP No. 23 Tahun 2018
Pada tahun 2013 pemerintah mulai menyoroti sektor UMKM di Indonesia
yang mulai tumbuh dengan pesat. Langkah awal yang pemerintah lakukan untuk
meningkatkan penerimaan pajak sektor UMKM dengan menetapkan tarif pajak
final UMKM sebesar 1% pada PP No 46 Tahun 2013. Penetapan tarif 1%
tersebut berjalan tidak sesuai dengan harapan karena beberapa wajib pajak
UMKM yang tidak membayar pajak setiap bulannya. Tingkat kepatuhan wajib
pajak UMKM masih terbilang rendah dan belum mencapai target penerimaan
pajak Negara (Luh dan Naniek, 2019).
Menurut Luh dan Naniek (2019) Rendahnya kepatuhan wajib pajak
UMKM tersebut mendorong pemerintah untuk membuat peraturan baru pada Juli
2018 bahwa tarif PPh Final UMKM diturunkan sebesar 0,5% dan perubahan
tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2018. Tentunya
dengan penurunan tarif tersebut dapat memberikan keadilan bagi wajib pajak dan
tidak mengakibatkan kerugian bagi wajib pajak yang memiliki omzet yang
rendah. Tarif pajak adalah persentase yang digunakan sebagai dasar dalam
menghitung jumlah pajak yang harus disetor. Penurunan tarif Final UMKM dari
1% menjadi 0,5% menunjukkan bahwa tarif pajak merupakan salah satu faktor
yang memengaruhi kepatuhan WP UMKM.
2.1.7. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Luh dan Naniek (2019) Tarif pajak adalah persentase yang
digunakan sebagai dasar dalam menghitung jumlah pajak yang harus disetor.
Penurunan tarif Final UMKM dari 1% menjadi 0,5% menunjukkan bahwa tarif
pajak merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kepatuhan WP UMKM.
13
Menurut Fany (2015) Pemahaman tentang pengetahuan perpajakan
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan pajak adalah istilah yang
paling netral untuk menggambarkan kesediaan pembayar pajak untuk membayar
pajak mereka. Pengetahuan pajak menjadi faktor utama yang mempengaruhi
perilaku kepatuhan pajak.
Wajib pajak yang kurang patuh maka harus diberikan pemahaman dan
motivasi yang mendorong wajib pajak agar patuh terhadap kewajibannya dan
agar lebih baik pada periode selanjutnya. Patuh terhadap kewajiban pajak pada
dasarnya adalah tindakan yang harus dilakukan wajib pajak untuk memenuhi
kewajibannya sesuai dengan undang-undang dan peraturan perpajakan yang
belaku (Frianti, 2018).
Menurut Febirizki. dkk, (2016) Ada dua macam kepatuhan yaitu
kepatuhan formal dan material. Kepatuhan formal merupakan kepatuhan yang
mana wajib pajaknya melaksanakan kewajibannya sesuai undang-undang
perpajakan sedangkan kepatuhan material merupakan pemenuhan ketentuan-
ketentuan dari isi dan jiwa dari undang-undang perpajakan yang harus
dilaksanakan oleh setiap wajib pajak.
Menurut Fany (2015) Kriteria Kepatuhan antara lain dapat dilihat dari:
1. Tepat waktu, ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT sesuai
dengan ketentuan yang berlaku merupakan aspek yang penting.
2. Penghasilan dari wajib pajak, merupakan kepatuhan dalam kerelaan
membayar pajak terutang atau pajak penghasilan sesuai undang-
undang perpajakan.
3. Sanksi, sanksi merupakan salah satu aspek yang ditetapkan sesuai
dengan SKP agar wajib pajak patuh dan tidak melakukan tunggakan
membayar pajak
4. Kriteria kepatuhan yang lainnya bisa dilihat dari pembukuan yang
dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak dalam membayar
pajaknya.
2.1.8. Sanksi Perpajakan
Menurut Mardiasmo (2011) mengatakan bahwa: “Sanksi perpajakan
merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti, ditaati, dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi
14
perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan”.
2.1.8.1.Sanksi Administrasi
Menurut Mardiasmo (2011) Sanksi administrasi terbagi menjadi 3
macam:
a. Sanksi Administrasi Berupa Denda
b. Sanksi Administrasi Berupa Bunga
c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan
2.1.8.2.Sanksi Pidana
Undang-undang perpajakan menyatakan bahwa pada dasarnya pengenaan
sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak. Salah satunya mencegah pelanggaran terhadap UU No.16 Tahun 2009
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (Pasal 38) adalah tidak
menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara (Mardiasmo, 2011).
Sanksi pajak adalah faktor lain yang dapat memengaruhi kepatuhan wajib
pajak. Mardiasmo (2011) menyebutkan sanksi perpajakan ialah suatu jaminan
atas ketentuan perundang-undangan perpajakan dapat dipatuhi atau dijalani.
Sanksi yang dikenakan diharapkan bisa meningkatkan kesadaran wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.WP OP UMKM dapat patuh dalam
membayar pajak apabila terdapat sanksi pajak yang tegas. Adanya sanksi pajak
15
tersebut akan menumbuhkan niat WP OP UMKM dalam memenuhi kewajiban
perpajakan setiap bulan.
16
2.2. Telaah Penelitian Terdahulu
17
memiliki kecenderungan makna signifikansi dari berbagai variabel yang diukur
melalui indikator yang ada yang memiliki korelasi dari masing-masing variabel.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Structural Equation
Modeling (SEM) dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Penelitian ini
memberikan kesimpulan, yaitu pendidikan pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengetahuan perpajakan, pengetahuan perpajakan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap keadilan pajak, keadilan pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan perpajakan dan pengetahuan
perpajakan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepatuhan perpajakan.
18
tarif pajak dan sanksi pajak berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun
parsial.
19
menguji sebanyak 100 Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM dipilih menjadi
responden dengan menggunakan rumus slovin. Metode penentuan sampel pada
penelitian ini adalah accidental sampling dan teknis analisis data penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tarif pajak, pemahaman perpajakan dan sanksi perpajakan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM baik secara simultan maupun
parsial.
Putu dan Supadmi (2019) Melakukan penelitian dengan
20
menunjukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan atau positif terhadap
variabel dependen dan independen, penelitian yang dilakukan oleh Fany (2015),
Nelphy dan Ari (2016) menunjukkan hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan
atau positif terhadap variabel dependen dan independen. Berdasarkan temuan
riset terdahulu menunjukkan hasil yang inkonklusif yang diteliti oleh peneliti
sebelumnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
badan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Febirizki. dkk, (2016) Pajak adalah menyerahkan sebagian harta
kekayaan rakyat kepada negara yang diwajibkan berdasarkan undang-undang
yang dapat dipaksakan dan dipergunakan untuk belanja negara. Menurut
Febirizki. dkk, (2016) Perekonomian di Negara Indonesia lebih banyak dilakukan
dalam kegiatan usaha yang bersifat menengah ke bawah. Kepatuhan merupakan
hal penting dalam merealisasikan target penerimaan pajak (Febirizki dkk, 2016).
Hingga 2017, pelaku UMKM masih enggan membayar pajak yang dirasa cukup
besar, yaitu berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013 dengan dasar pengenaan tarif
sebesar 1% dari omzet bruto diubah menjadi PP No. 23 Tahun 2018 dengan dasar
pengenaan tarif sebesar 0.5% dari omzet bruto (ekonomi.kompas.com).
Penelitian ini akan menjelaskan tentang pengaruh antara Pengetahuan
Aturan Perpajakan, Pemahaman Etika Pajak, Sistem Perpajakan, dan Persefsi
Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Variabel dalam penelitian yaitu empat variabel bebas atau independen
dan satu variabel terikat atau dependen.Variabel independennya ialah Peraturan
Perpajakan (X1), Etika Pajak (X2), Sistem Perpajakan (X3), dan Persefsi Tarif
Pajak (X4) sedangkan untuk variabel terikat yang dipakai ialah Kepatuhan Wajib
Pajak (Y). Pengetahuan Aturan Perpajakan, Pemahaman Etika Pajak, Sistem
Perpajakan, dan Persefsi Tarif Pajak diduga akan memiliki pengaruh terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
21
Berdasarkan penjelasan diatas rerangka konseptual dari penelitian ini,
dapat dilihat dari gambar berikut:
H2
Pemahaman Etika
Pajak (X2)
Kepatuhan Wajib
H3 Pajak (Y)
Sistem Perpajakan
(X3)
H4
22
1. Pengaruh Aturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak
UMKM.
Informasi merupakan unsur penting bagi pelaku bisnis karena informasi
menyajikan keterangan suatu keadaan. Signalling theory menjelaskan mengapa
perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi kepada pihak
luar. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, agar peraturan yang berlaku dapat dipahami
dan dijalankan sesuai dengan pedoman yang ada.
Jika dilihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ojochogwu dan
Stephen (2012) tidak terdapat pengaruh dari aturan perpajakan terhadap
kepatuhan pajak UMKM, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Imam. dkk,
(2015) terdapat pengaruh yang signifikan mengenai aturan perpajakan terhadap
kaputuhan pajak UMKM. Menurut Frianti (2018) Pengaruh aturan perpajakan
terhadap kepatuhan pajak UMKM berkaitan dengan bagaimana wajib pajak
memahami mengenai aturan perpajakan yang berlaku secara umum. Pemahaman
adalah cara seorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, dan memperingatkan.
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu serta grand
theory yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aturan
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Dengan
demikian hipotesis pertama penelitian ini adalah:
H1: Aturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM.
2. Pengaruh Etika PerpajakanTerhadap Kepatuhan Pajak UMKM.
Signalling theory memilki sekumpulan teori yang membedakan
komunikasi antara individu, organisasi yang mempunyai konflik kepentingan
diharapakan berkomunikasi secara jujur dan saling memberikan sinyal berupa
informasi yang diperlukan. Menurut Nelphy dan Ari (2018) Etika memainkan
peranan penting dalam menjelaskan keputusan kepatuhan pajak dan perbedaan
etika antar individu yang berbeda.
23
Pengaruh etika terhadap kepatuhan pajak UMKM, jika dilihat dari
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Frianti (2018) menunjukan hasil
adanya pengaruh etika terhadap kepatuhan pajak UMKM. Penelitian yang
dilakukan Dhinda dan Diana (2016) Menunjukkan bahwa dari berbagai kasus
dapat dinyatakan bahwa mereka sadar akan adanya aturan-aturan yang berlaku,
namum mereka tidak menghiraukan aturan yang ada dan tetap melakukan
penggelapan pajak, itu menandakan mereka memiliki etika yang buruk.
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu serta grand
theory yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa etika
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Dengan
demikian hipotesis kedua penelitian ini adalah:
H2: Etika perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
UMKM.
3. Pengaruh Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak
UMKM.
Menurut Putu dan Supadmi (2019) Salah satu cara yang dilakukan
pemerintah DJP dengan melakukan reformasi modernisasi sistem administrasi
perpajakan berupa perbaikan pelayanan bagi Wajib Pajak melalui pelayanan yang
berbasis e-system seperti e-registration, e-filing, e-SPT, dan e-billing. Hal
tersebut dilakukan agar Wajib Pajak dapat melakukan pendaftaran diri,
melaksanakan penyetoran SPT, menghitung dan membayar perpajakan dengan
mudah dan cepat secara online. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan
(Compliance Theory).
24
berdampak negatif terhadap penggelapan pajak. Penelitian yang dilakukan oleh
Frianti (2018) sistem perpajakan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepatuhan pajak.
25
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu serta grand
theory yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tarif pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Dengan demikian hipotesis
keempat penelitian ini adalah:
H4: Tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang
tergolong Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota
Mataram, terdapat 117 perusahaan UMKM yang aktif di Kota Mataram
(ekonomi.kompas.com). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan non probability sampling dengan kategori pengambilan
purposive sampling dimana peneliti menentukan sampel dengan cara menetapkan
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian. Adapun kriteria sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah: wajib pajak yang dikategoriakan sebagai Usaha, Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), serta wajib pajak yang mempunyai kriteria UMKM sesuai PP Nomor
23 Tahun 2018.
n= N
1 + N (e)²
27
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, dalam penelitian ini
adalah 5%.
Berdasarkan data dari SETDA Kota Mataram Tahun 2018 populasi
yang tercatat sebanyak 117 Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Oleh karena
itu jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of error sebesar 5% adalah:
n= 117
1 + 117 (0,05)²
n = 90,52224 (dibulatkan menjadi 91)
3.3. Model Penelitian
Pengetahuan Aturan
H1
Perpajakan (X1)
H2
Pemahaman Etika
Pajak (X2)
Kepatuhan Wajib
H3 Pajak (Y)
Sistem Perpajakan
(X3)
H4
28
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Klasifikasi Variabel
29
mereka tidak menghiraukan aturan yang ada dan tetap melakukan penggelapan
pajak, itu menandakan mereka memiliki etika yang buruk.
3. Sistem Perpajakan
pajak.
Menurut Putu dan Supadmi (2019) Salah satu cara yang dilakukan
SPT, dan e-billing. Hal tersebut dilakukan agar Wajib Pajak dapat
baru pada Juli 2018 bahwa tarif PPh Final UMKM diturunkan sebesar
30
0,5% dan perubahan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No
kerugian bagi wajib pajak yang memiliki omzet yang rendah. Tarif pajak
jumlah pajak yang harus disetor. Penurunan tarif Final UMKM dari 1%
31
3.4.3. Operasionalisasi Pengukuran Variabel
32
2. Terdapat penyederhanaan (2018); Putu dan
dalam pelayanan pajak. Supadmi (2019).
3. WP diberikan kebebasan
untuk menghitung pajaknya.
Tarif Pajak (X4) Tarif pajak yang berlaku untuk Ordinal Ojochogwu dan
UMKM dapat memberikan Stephen (2012);
kepatuhan dalam pembayaran Fany (2015); Putu
kewajiban perpajakan. dan Supadmi
(2019).
Data yang digunakan pada riset ini ialah data subjektif. Data subjektif
yaitu suatu data penelitian yang berbentuk pendapat, aksi, pengetahuan, atau
karakter sebuah kelompok orang atau seorang yang dijadikan subjek penelitian
atau responden (Nelphy dan Ari, 2016). Sumber data yang ada dalam riset ini
ialah data primer. Data primer didapatkan dari pihak pertama untuk analisis
selanjutnya, untuk mendapatkan pemecahan atas masalah yang diteliti. Sumber
data dalam penelitian ini adalah UMKM yang terdaftar di Kota Mataram,
penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajin pajak
badan pada Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
33
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari reponden adalah berbentuk kuesioner atau angket. Jenis kuesioner yang
penulis gunakan adalah kuesioner atau angket tertutup, yaitu kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden, yang akan diantar langsung oleh peneliti dan
pengambilannya akan diambil sendiri pula oleh peneliti dalam kurun waktu yang
telah ditentukan, serta kuesioner tersebut harus diisi langsung oleh responden
yang bersangkutan.
Dalam melakukan pengukuran atas jawaban dari angket-angket tersebut
yang diajukan kepada responden, skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Adapun Jawaban setiap item instrumen skala likert yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah:
SS = Sangat Setuju = Skor 5
S = Setuju = Skor 4
R = Ragu = Skor 3
TS = Tidak Setuju = Skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju = Skor 1
2. Studi Pustaka
Dalam studi kepustakaan ini penulis mengumpulkan dan mempelajari
berbagai teori dan konsep dasar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Teori dan konsep dasar tersebut penulis peroleh dengan cara menelaah berbagai
macam bacaan seperti buku, jurnal, dan bahan bacaan relevan lainnya.
34
3.7. Metode dan Analisis Data
35
yang lain. Jika variance dari residual sebuah pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas
(Imam. dkk, 2015). Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau
tidak terjadi Heterokedastisitas.
3.8.3. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sistem regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Frianti, 2018). Uji t dan F
mengisyaratkan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar, maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak, maka dalam
penelitian ini digunakan uji Kolmogorov smirnov. Residual yang normal yaitu
yang memiliki signifikan > 0,05.
3.8.4. Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan SPSS dalam pengujian data yang akan
dilakukan. Menurut Luh dan Naiek (2019) Uji asumsi klasik diterapkan untuk
mengetahui kelayakan dalam model regresi dan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan pelanggaran asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik
pertama adalah uji normalitas dengan metode One Sample K-S. Nilai signifikansi
residual diatas nilai 0,05 disebut data berdistribusi normal.
Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji menggunakan regresi linear
berganda. Teknik ini dimaksudkan guna mengetahui dampak variabel independen
terhadap variabel dependen. Model yang akan digunakan ialah :
Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4
Keterangan:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
α = Konstanta
x1 = Aturan Perpajakan
x2 = EtikaPerpajakan
x3 = Sistem Perpajakan
x4 = Tarif Pajak
ß1ß2ß3 = Koefisien Korelasi
36
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal Tahar, Arnain Kartika Rachman, 2014. Pengaruh Faktor Internal dan
Faktor Eksternal Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol.15
No.1. p. 56-68.
https://ekonomi.kompas.com.
https://mataramkota.go.id.
Imam Mukhlis, Sugeng Hadi Utomo, Yuli Soesetio. 2015.The Role Of Taxation
Education On Taxation Knowledge And Its Effect On Tax Fairness As
Well As Tax Compliance On Handicraft Smes Sectors In Indonesia.
University Of Malang, International Journal Of Financial Research, Vol.6
No.4. p. 161-169.
Luh Putu Gita Cahyani, Naniek Noviari. 2019. Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman
Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM. Universitas Udayana, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol.26 No.3. p. 1885-1911.
Nelphy Bryan, Ari Budi. 2016. Persepsi Calon Wajib Pajak Dan Wajib Pajak
Terhadap Etika Penggelapan Pajak Di Salatiga. Universitas Kristen Satya
37
Wacana, Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2 No.1. p. 50-
70.
38
LAMPIRAN
39
LAMPIRAN I
TABEL 1. ALAT ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN-PENELITIAN
TERDAHULU
No. Penulis Judul Alat Analisis Hasil
1. Ojochogw Factors That Affect Metode survei Ditemukan bahwa
u dan Tax Compliance digunakan tarif pajak yang
Stephen Among Small And menggunakan tinggi dan prosedur
(2012). Medium Enterprises kuesioner, pengarsipan yang
(Smes) In North wawancara pribadi rumit adalah faktor
Central Nigeria. dengan responden. yang paling penting
yang menyebabkan
ketidakpatuhan
UKM.
2. Fany Tax Compliance Of Analisis Regresi Persepsi tarif pajak,
(2015). Small And Medium Linier Berganda kelompok rujukan
Enterprises: Evidence dan kemungkinan
From Indonesia. diaudit, meskipun
agak terkait tidak
cukup signifikan
untuk
mempengaruhi
kepatuhan pajak.
3. Imam, The Role Of Taxation Metode analisis Berdasarkan pada
Dkk. Education On data yang pengolahan data, ini
(2015). Taxation Knowledge digunakan dalam menunjukkan hasil
And Its Effect On Tax penelitian ini adalah T-test yang tinggi.
Fairness As Well As analisis Structural Nilai tinggi ini
Tax Compliance On Equation Model memiliki
Handicraft Smes dengan kecenderungan
Sectors In Indonesia. menggunakan makna signifikansi
pendekatan Partial dari berbagai
Least Square (PLS). variabel yang
diukur melalui
indikator yang ada
yang memiliki
korelasi dari
masing-masing
variabel.
4. Dhinda Persepsi Wajib Pajak Regresi Linear Berdasarkan hasil
dan Diana Mengenai Pengaruh Berganda, uji kelayakan model
(2016). Keadilan, Sistem Koefisien Regresi regresi linier
Perpajakan Dan (Uji t),Koefisien berganda antara
Sanksi Perpajakan Determinasi (R²) variabel independen
Terhadap Penggelapan yaitu keadilan,
Pajak (Survey sistem perpajakan,
Terhadap UMKM Di dan sanksi
Bekasi) perpajakan terhadap
variabel dependen
1
yaitu penggelapan
pajak mempunyai
pengaruh signifikan
yang ditunjukkan
dengan tingkat
signifikasi 0,000 <
0,05.
5. Febirizki,
Pengaruh Pemahaman Analisis Regresi Hasil analisis data
Dkk. Atas Mekanisme Linier Berganda juga terlihat bahwa
(2016). Pembayaran Pajak, variabel
Persepsi Tarif Pajak pemahaman adalah
Dan Sanksi Pajak variabel independen
Terhadap Kepatuhan yang dominan.
Wajib Pajak UMKM
(Studi Pada Wajib
Pajak Yang Terdaftar
Di KPP Pratama
Batu).
6. Nelphy Persepsi Calon Wajib Data penelitian Secara umum wajib
dan Ari Pajak Dan Wajib selanjutnya pajak dan calon
(2016). Pajak Terhadap Etika dianalisis dengan wajib pajak persepsi
Penggelapan Pajak Di menggunakan negatif terhadap
Salatiga. teknik analisis penggelapan pajak.
statistik deskriptif
2
Pajak Pada Kepatuhan dan kesadaran wajib
WPOP. pajak berpengaruh
positif dan
signifikan pada
kepatuhan WPOP.
3
Lampiran II
4
27 F. Hamzan Wd. IV / H. Aminah Jl. Energi 68 Kr. Panas 10
Jl. Saleh Sungkar 14
28 Awabln / Uswatun Hasanah Ampenan 15
Jl. Saleh Sungkar 14 b
29 Saleh Sungkar / Hj. Suparinem Ampenan 15
30 Chorina II / Sahnun Kebon Sari 9
31 Chorina III / Apriani Kebon Sari 10
32 Chorina IV / Sri Zuraida Kebon Sari 10
33 Swakarya I / Ny. Zaki Kebon Sari 10
34 Swakarya II / Farida Kebon Sari 10
35 Gerisak Kekalik Jaya 8
36 Kekalik Manggis Kekalik Manggis 10
37 Melati Kr. Baru 6
38 Marga Sari / Ny. Astuti Kr. Jasi 12
39 Teratai / Hj. Sahariah Kr. Kelok 13
40 Anggrek II Ibu Mariyam Kr. Panas 7
41 F. Hamzan Wd. II / Saflatun Kr. Panas 10
42 F. Hamzan Wd. III / Munawar Kr. Panas 10
43 Kamboja / Hayati Kr. Panas 20
44 Sumber Rejeki / Leli Febrianti Kr. Panas 10
45 Manggis Merah Kr. Pule 7
46 Terampil / Yanti Rusilawati Kr. Sukun Mataram 7
47 Terampil I / Peradata Yuda Ningr Kr. Sukun Mataram 7
48 Terampil II / Yanti Rusilawati Kr. Sukun Mataram 7
49 Terampil / Siti Maryana Kr. Sukun Mataram 7
50 Terampil IV / Mihram Kr. Sukun Mataram 7
51 Terampil IX / Endang Fitri Kr. Sukun Mataram 7
52 Terampil V / Nuraini Kr. Sukun Mataram 7
53 Terampil VI / Komarlah Kr. Sukun Mataram 7
54 Terampil VII / Nurhasanah Kr. Sukun Mataram 7
55 Terampil VIII / Salmiah Kr. Sukun Mataram 7
56 Terampil X / Emi Johan Kr. Sukun Mataram 7
57 Kr. Ujung / Ni Nyoman Suami Kr. Ujung 10
Lingk. Dayen Peken
58 Kebon Roek / Rosmala Dewi Ampenan Utara 15
Lingk. Dayen Peken
59 Lumbung Kirana / Rina Sulastri Ampenan Utara 15
60 Kenanga / Nuraini Mataram Timur 10
61 Melati / Sri Andriyani Monjok 10
62 Seruni / Ida Ayu Laksmi Monjok 9
63 Cempaka / I Made Winda Monjok Timur 10
5
64 Mekar III / Farida Wati Pagesangan 0
65 Sakinah / St. Mariyam Pagesangan Timur 9
66 Gumitar I / Ayu Suhendrawati Pagesangan Timur 10
67 Sakinah / St. Maryam Pagesangan Timur 10
68 Bahari / Saptunah Pagutan 15
69 Dahlia / Suyanti Pagutan 10
70 Durlan / Fajrianti Pagutan 9
71 Jeruk / Witri Pagutan 12
72 Melati / Fahriah Pagutan 16
73 Rembulan / Issatirodiah Pagutan 8
74 Sejahtera / Muh. Tohri Pagutan 11
75 Sejahtera Bersama I / Rahma Pagutan 8
76 Sejahtera Bersama II / Hadiah Pagutan 8
77 Sejahtera Bersama III / Fauziah Pagutan 8
78 Sejahtera Bersama IV / Uswatun Pagutan 8
Sejahtera Bersama V / Juli
79 Awaludin Pagutan 8
80 Sejahtera Bersama VI / Johariah Pagutan 8
Sejahtera Bersama VII / Sri
81 Sulaswati Pagutan 8
82 Sejahtera I / Musawal Pagutan 4
83 Sejahtera II / Nurhayati Pagutan 8
84 Sejahtera III / Subhan Mustafa Pagutan 8
85 Sejahtera IV / Khatib Pagutan 7
86 Sejahtera IX / Akhmad Zaki Pagutan 5
87 Sejahtera V / Buhari Muslim Pagutan 2
88 Sejahtera VI / Darwita Pagutan 4
89 Sejahtera VII / Ahmad Hanafi Pagutan 10
90 Sejahtera VIII / ABDUL Hamid Pagutan 9
91 Sejahtera X / Tolabudin Pagutan 6
92 Sejahtera XI / Usman Pagutan 6
93 Teladan I / Rahmah Pagutan 9
94 Teladan II / Suhartini Pagutan 10
95 Kambija / Hatriah Pagutan Indah 10
96 Mekar III Pagutan Timur 10
97 Rahayu / Wy. Kerti Pajang 8
98 Sejahtera II / Ibu Marzoan Pajeruk 12
Pajeruk Kb. Bawah Timur
99 Chorina I / Halimah A, MA Kel. Kebon Sari 10
100 Melati Perumnas 6
6
101 Abon Ikan I Perumnas Ampenan 10
102 Juwita / Suryani Rembiga 10
103 Cempaka / Rani Wahyuni Rembiga 6
104 Karya Bunda / Maknah Selagalas 10
105 Karya Bunda Selagalas 10
106 Bugenvil Tanjung Karang 10
107 Flamboyan III Tanjung Karang 10
108 Mendur Tanjung Karang 11
109 Mita Usaha Tanjung Karang 10
110 Flamboyan III Tanjung Karang 10
111 Abon Ikan I B. Isniwin Tanjung Karang Permai 10
112 Mendur Tj. Karang 11
113 Abon Ikan II Tj. Karang Permai 10
114 Tanjung Biru Tj. Karang Permai 6
115 Bersatu Turide 5
116 Bunga Tulip Turide 10
117 Teratai Turide Timur 12
Sumber : Bagian Perekonomian Setda Kota Mataram (Buku Profil Investasi Kota
Mataram).
7
LAMPIRAN III
KUESIONER PENELITIAN
Data Responden
1. Umur : .......... tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
3. Pendidikan terakhir : …………………………………………
4. Jenis Kepemilikan : Badan/Perseorangan (Coret yang tidak perlu)
1) Jenis Usaha
a. PT (Perseroan Terbatas)
b. UD
c. CV(Perusahaan Komanditer)
d. Lainya............(sebutkan)
2) Mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)...............
a. Ya
b. Tidak
3) Merupakan PKP (Pengusaha Kena Pajak).........................
a. Ya
b. Tidak
4) Lama Usaha......................
a. < 1 tahun
b. 1-5 tahun
c. 6-10 tahun
d. >10 tahun
5) Omset per tahun................
a. < 600 juta
b. 600 juta -1 Miliar
c. 1-4,8 Miliar
d. > 4,8 Miliar
8
TABEL 3. KUESIONER PENELITIAN
9
dimengerti oleh Wajib Pajak serta
memberikan solusi yang tepat.
5. Pembayaran pajak yang tidak sesuai akan
berakibat pada kerugian yang akan
ditanggung negara.
6. Petugas pajak menjaga kerahasian data dari
masing-masing wajib pajak.
7. Petugas pajak bersikap ramah dan sopan
dalam melayani setiap Wajib Pajak.
8. Dalam penyelenggaraan pajak, sejauh ini
fiskus berkapasitas untuk mengarahkan tanpa
mempengaruhi Wajib Pajak.
9. Petugas pajak memberikan informasi dan
penjelasan dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh Wajib Pajak serta
memberikan solusi yang tepat.
10. Kualitas pelayanan yang memuaskan akan
membuat Wajib Pajak merasa tertolong dan
menguntungkan dalam hal waktu dan
pelayanan.
Sumber: Irma (2014) dan Monica (2016).
10
Sumber: Irma (2014) dan Yeni (2018).
11
10. Adanya bunga dalam tunggakan pajak akan
menambah beban pajak.
11. Saya bersedia membayar kewajiban pajak
serta tunggakan pajak.
Sumber: Muchlis (2017).
12