Anda di halaman 1dari 3

DARI BUKU “EKOSISTEM MANGROVE POTENSI, FUNGSI, DAN PENGELOLAAN” PENERBIT RINEKA CIPTA

OLEH M.GHUFRAN H.KORDI K.

LATAR BELAKANG UMUM :

Mangrove merupakan suatu tipe hutan tropis dan subtropis yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau
muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut .

Pencemaran pesisir, sebagian besar bahan pencemar ditemukan di pesisir dan laut berasal dari kegiatan
manusia di daratan. Pada umumnya bahan pencemar tersebut berasal dari berbagai kegiatan industri,,
pertanian, dan rumah tangga. Karena secara fisik wilayah pesisir dan laut saling berhubungan dengan
ekosistem lainnya (sungai, estuari, dan daratan), bahan pencemar cenderung terakumulasi di wilayah
pesisir dan lautan. Menurut dahuri 2003 sumber pencemaran dikelompokkan menjadi 7 kelas yaitu 1
industri 2 limbah cair pemukiman (sewage) 3 limbah cair perkotaan (urban stormwater) 4 pertambangan
5 pelayaran (shipping) 6 pertanian 7 perikanan budidaya.

Penanaman mangrove merupakan salah satu antisipasi yang baik karena tumbuhan mangrove secara
alami dapat memperluas daratan. Lumpur yang terperangkap oleh perakaran mangrove makin lama
makin tebal sehingga kelamaan akan terjadi lahan baru ke arah laut.

TINJAUAN PUSTAKA POIN :

Kerapatan mangrove merupakan jumlah individu per unit luas atau per unit volume

Rumus: K=jumlah individu/luas petak pengamatan

PEMBAGIAN EKOSISTEM MANGROVE BERDASARKAN STRUKTUR EKOSISTEM (PURNOBASUKI 2005)

Mangrove Pantai. Pada tipe ini pengaruh air laut lebih dominan dari air sungai. Struktur horisontal
formasi ini dari arah laut ke darat dimulai dari tumbuhan pioner (soneratia alba) diikuti komunitas
campuran avicenna , sonneratia rhizopora apicula selanjutnya komunitas campuran rhizopora bruguira.
Bila genangan murni nypa frutican di belakang komunitas campuran yang terakhir

Mangrove Muara. Pada tipe ini pengaruh air laut sama kuat dengan pengaruh air sungai. Mangrove
muara dicirikan memikat tipis rhizopora . di tepian alur diikuti komunitas campuran rhizopora bruguira
dan diakhiri komunitas murni nypa

Mangrove Sungai. Pada tipe ini pengaruh air sungai lebih dominan daripada air laut dan berkembang
pad tepian sungai yang relatif jauh dari muara. Mangrove banyak berasosiasi dengan tumbuhan daratan

PENGUMPULAN DATA

Sebelum melakukan pengamatan data atau sampel terlebih dahulu dilakukan pengamatan lapangan
meliputi keseluruhan pengamatan kawasan hutan mangrive dengan tujuan untuk melihat secara umum
kondisi fisiogami dan komposisi tegakan hutan serta keadaan pasang surut, ketebalan lumpur daerah
setempat dan sebagainya. Pengamatan juga dimaksudkan untuk menentukan dan membuka jalan yang
akan dilewati ketika pembuatan transek dan pengambilan data / sampel, karena hutan mangrove
bervegetasi lebat mempunyai akar tunjang yang rapat dan tanah berlumpur tebal sehingga sulit
dilewati. Selanjutnya dilakukan pembagian daerah pengamatan untuk mengetahui struktur dan
komposisi jenis mangrove yang, tentu sangat tergantung pada substrat dan kondisi pasang surut.
Misalnya 3 lokasi/ stasiun yang mewakili daerah yang hanya ditumbuhi mangrove tebal, mangrove
sedang dan daerah yang hanya ditumbuhi sedikit vegetasi mangrove.

Berdasarkan pengamatan lapangan dipilih beberapa lokasi berbeda 15 titik. Pada lokasi dibuat trasnsek
yang memanjang dari tepi laut atau sungai ke arah darat. Panjang transek berkisar antara 100-150 m
dari pinggir sungai atau pantai sampai ke area yan tidak ada pohon mangrovenya. Pengambilan sampel
dilakukan pada jarak antara 0 – 10 m , 20 – 30 ,dan 40 – 50 m dari garis pantai dan seterusnya. Dari
setiap transek, data vegetasi diambil dengan menggunakan metode kuadrat berukuran (10x10)
mkuadrat untuk pohon berdiameter 10cm yang terletak pada sebelah kiri dan kanan transek. Pada
setiap petak tersebut dibuat petak yang lebih kecil 5x5 m kuadraat. Di dalam petak ini dikumpulkan data
tentang belta/anak pohon berdiameter 2-10cm. Sedangkan untuk tingkat semai, data dikumpulkan dari
setiap petak yang berukuran 1x1 mkuadrat atau 2x2 kuadrat yang ditempatkan dalam petak ukuran 5x5
m kuadrat.

Pada setiap kuadrat , semua tegakan diidentifikasi spesiesnya, diukur diameter dan tingginya serta
dihitung jumlah masing2 spesies. Tinggi mangrove diukur dengan alat haga altimeter. Koleksi bebas
dengan metode spot check juga dapat dilakukan untuk melengkapi informasi jenis dan kondisi umum
ekosistem mangrove yang tidak teramati pada metode transek kuadrat. Pengamatan dilakukan dengan
cara mengamati dan memeriksa zona2 tertentu dalam ekosistem mangrove yang memiliki ciri khusus.
Informasi yang diperoleh metode ini bersifat deskriptif.
KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE

Dari beberapa dampak akibat aktivitas manusia yaitu KONVERSI LAHAN PERTANIAN DAN PERIKANAN

1. Mengancam regenerasi stok ikan dan udang di perairan epas pantai yang memerlukan
hutan(rawa) mangrove sebagai nursery groundlarva dan atau stadium muda ikan dan udang
2. Pencemaran laut oleh bahan pencemar yang sebelum hutan mangrove dikonversi diikat oleh
substrat hutan mangrove
3. Pendangkalan perairan pantai karena pengendapan sedimen yang sebelum hutan mangrove
dikonversi mengendap di hutan mangrove
4. Intrusi garam melalui saluran saluran alam yang bertahankan keberadaannnya atau melalui
saluran saluran buatan manusia yang bermuara di laut
5. Erosi garis pantai yang sebelumnya ditumbuhi mangrove
6. Tambahan: pengambilan kayu,

Anda mungkin juga menyukai