Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah PANCASILA yang berjudul “Hak Asasi
Manusia(HAM)” sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pancasila,
sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bapak Heru Wiyadi , M.Pd sebagai dosen
pembimbing.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesaikannya makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi
dalam makalah ini. Selanjutnya kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Jombang, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
A. Latar Belakang....................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 6
A. Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) ................................................................. 6
B. Pengertian HAM Menurut Para Ahli ..................................................................... 6
C. Sejarah HAM di Dunia .......................................................................................... 7
D. Sejarah HAM di Indonesia .................................................................................... 9
E. Ciri-Ciri HAM ..................................................................................................... 10
F. Macam-Macam HAM......................................................................................... 11
G. Tujuan HAM (Hak Asasi Manusia) .................................................................... 12
H. Bentuk atau jenis pelanggaran HAM .................................................................. 12
I. Contoh-Contoh Pelanggaran HAM ..................................................................... 14
K. Undang-Undang Tentang HAM ......................................................................... 17
L. Lembaga Perlindungan HAM .............................................................................. 20
M. Proses Penegakan HAM di Indonesia ................................................................ 22
O. Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM di Indonesia............................... 25
P. Perilaku yang Mendukung Upaya Penegakan HAM di Indonesia ...................... 26
Q. Upaya Mencegah dan Mengawasi Pelanggaran HAM ....................................... 27
R. Hubungan HAM Dengan Pancasila ..................................................................... 28
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 29
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era
reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia
itu dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan
kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat
hidup sebagai manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia
manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak
asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain,
atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang
tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu,
bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak
dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan
moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam

3
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan
oleh hak-hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan
merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat
berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak
asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian HAM
2. Sejarah HAM di dunia dan di Indonesia
3. Ciri-ciri HAM
4. Macam-macam HAM
5. Tujuan HAM
6. Bentuk atau jenis pelanggaran HAM
7. Contoh-contoh pelanggaran HAM
8. Sebab terjadinya pelanggaran HAM
9. Undang-undang tentang HAM
10. Lembaga perlindungan HAM
11. Proses penegakan HAM di Indonesia
12. Hambatan dan tantangan dalam penegakan HAM
13. Upaya pemerintah dalam menegakkan HAM di Indonesia
14. Perilaku yang mendukung upaya penegakan HAM di Indonesia
15. Upaya mencegah dan mengawasi pelanggaran HAM
16. Hubungan HAM dengan pancasila
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengerti tentang HAM
2. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna HAM itu sendiri
3. Agar mahasiswa mengerti dan memahami dan menerapkan HAM dalam
4. Agar mahasiswa ikut serta berperan dalam memenegakkan HAM
5. Agar mahasiswa tahu tentang lembaga-lembaga perlindungan HAM

4
6. Agar mahasiswa mengerti hambatan dan tantangan serta cara mengatasi
permasalahan HAM
7. Agar mahasiswa mengerti sebab terjadinya pelanggaran HAM

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)


Istilah Hak Asasi Manusia merupakan terjemahan dari droits de l’homme (bahasa
Prancis) yang memiliki arti sama. Etimologi kata hak asasi manusia dapat dipecah
menjadi tiga kata yaitu “hak”, “asasi”, dan “manusia”.
 Etimologi “hak” berasal dari bahasa Arab haqq yang merupakan bentuk
tunggal dari kata huquq. Istilah haqq diambil dari akar kata haqqa, yahiqqu,
haqqaan yang berarti benar, nyata, pasti, tetap, dan wajib.
 Etimologi “asasi” berasal dari bahasa Arab asasy yang merupakan bentuk
tunggal dari usus yang berasal dari kata assa, yaussu, asasaan yang berarti
membangun, mendirikan, dan meletakkan.
 Etimologi “manusia” berasal dari bahasa Sansekerta manu yang berarti
manusia dan bahasa Latin sens yang berarti berpikir atau berakal budi.
B. Pengertian HAM Menurut Para Ahli
1. John Locke
Menurut John Locke, pengertian HAM adalah hak-hak yang langsung diberikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan
apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya mendasar (fundamental)
bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.
2. Jan Materson
Menurut Jan Materson (komisi HAM PBB), pengertian HAM adalah hak-hak
yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
3. Miriam Budiarjo
Menurut Miriam Budiarjo, pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap
orang sejak lahir ke dunia, hak itu sifatnya universal sebab dimiliki tanpa adanya
perbedaan kelamin, ras, budaya, suku, dan agama.
4. Prof. Koentjoro Poerbopranoto

6
Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, pengertian HAM adalah suatu hak
yang sifatnya asasi atau mendasar. Hak-hak yang dimiliki setiap manusia
berdasarkan kodratnya yang pada dasarnya tidak akan bisa dipisahkan sehingga
bersifat suci.
5. Oemar Seno Adji
Menurut Oemar Seno Adji, pengertian HAM adalah hak yang melekat pada
setiap martabat manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun.
6. UU No 39 Tahun 1999
Menurut UU No 39 Tahun 1999 pasal 1, pengertian HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di dilindungi dan hargai oleh
setiap manusia.
7. Menurut Piagam Hak Asasi Internasional
Konsepsi HAM yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights
(UDHR) sebenarnya merupakan perkembangan dari ajaran F.D. Roosevelt, yaitu The
four Freedom yang terdiri atas:
 Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya
 Kebebasan beragama
 Kebebasan dari rasa takut
 Kebebasan dari kemiskinan
C. Sejarah HAM di Dunia
Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf
Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan,
dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan
politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa
penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
1. Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut
Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para

7
bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya
pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya
pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
2. Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris
disebut Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)
dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil
dari revolusi ini.
3. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya
sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration
des droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga
Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas
kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).
4. African Charter on Human and People Rights (1981)
Pada tanggal 27 Juni 1981, negara-negara anggota Organisasi Persatuan Afrika
(OAU) mengadakan konferensi mengenai HAM. Dalam konferensi tersebut, semua
negara Afrika secara tegas berkomitment untuk memberantas segala bentuk
kolonialisme dari Afrika, untuk mengkoordinasikan dan mengintensifkan kerjasama
dan upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Afrika.
5. Cairo Declaration on Human Right in Islam (1990)
Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan deklarasi
dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam di Kairo pada tahun 1990
yang memberikan gambaran umum pada Islam tentang hak asasi manusia dan
menegaskan Islam syariah sebagai satu-satunya sumber. Deklarasi ini menyatakan
tujuannya untuk menjadi pedoman umum bagi negara anggota OKI di bidang hak
asasi manusia.
6. Bangkok Declaration (1993)
Deklarasi Bangkok diadopsi pada pertemuan negara-negara Asia pada tahun
1993. Dalam konferensi ini, pemerintah negara-negara Asia telah mengegaskan

8
kembali komitmennya terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. Mereka menyatakan pandangannya saling ketergantungan dan
dapat dibagi hak asasi manusia dan menekankan perlunya universalitas, objektivitas,
dan nonselektivitas hak asasi manusia.
7. Deklarasi PBB (Deklarasi Wina) Tahun 1993
Deklarasi ini merupakan deklarasi universal yang ditandatangani oleh semua
negara anggota PBB di ibu kota Austria, yaitu Wina. Oleh karenanya dikenal dengan
Deklarasi Wina. Hasilnya adalah mendeklarasikan hak asasi generasi ketiga, yaitu
hak pembangunan. Deklarasi ini sesungguhnya adalah re-evaluasi tahap dua dari
Deklarasi HAM, yaitu bentuk evaluasi serta penyesuaian yang disetuju semua
anggota PBB, termasuk Indonesia.
D. Sejarah HAM di Indonesia
Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang memiliki
penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar belakang
perlunya penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya merusak,
mengganggu, mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya. Bangsa yang satu
dengan semena-mena menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk melindungi harkat
dan martabat kemanusiaan yang sebenarnya sama antarumat manusia, hak asasi
manusia dibutuhkan. Berikut sejarah penegakan HAM di Indonesia.
1. Pada masa prakemerdekaan
Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang
Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM
adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat yang
ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
2. Pada masa kemerdekaan
 Pada masa orde lama
Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang BPUPKI.
Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD 1945 dalam
sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman. Tetapi, upaya mereka
kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur dalam UUD 1945.

9
Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS
1950.
 Pada masa orde baru
Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi terutama
karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan dengan
budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat minimal.
Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi tersebut tidak
dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai pelanggaran HAM terus
terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu
akhirnya mendorong munculnya gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde
baru.
 Pada masa reformasi
Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan
komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi
sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan
lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD 1945
hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua
instrumen yang sangat penting dalam penegakan HAM, yaitu Kovenan Internasional
tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang
No. 11 tahun 2005, dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
(ICCPR) menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005.
E. Ciri-Ciri HAM
 HAM tidak dapat diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak
semua orang, baik itu hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak
budaya.
 HAM tidak dapat dicabut, dihilangkan, atau diserahkan.
 HAM bersifat hakiki, yaitu hak yang sudah ada sejak manusia lahir ke dunia.
 HAM sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa
memandang status, suku, gender, dan berpedaan lainnya.

10
 HAM hanya dimiliki manusia,karena manusialah mahluk yang paling
sempurna yang Tuhan ciptakan, ditandai dengan memiliki hati dan akal.
F. Macam-Macam HAM
1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Ini merupakan hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap individu.
Beberapa contoh hak asasi pribadi diantaranya:
 Kebebasan untuk bepergian, bergerak, berpindah ke berbagai tempat.
 Kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
 Kebebasan dalam berkumpul dan berorganisasi.
 Kebebasan dalam memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan sesuai keyakinan masing-masing individu.
2. Hak Asasi Politik (Political Rights)
Ini merupakan hak asasi yang terkait dengan kehidupan politik seseorang. Beberapa
contoh hak asasi politik diantaranya:
 Hak untuk untuk dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan.
 Hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan.
 Hak dalam mendirikan partai politik dan organisasi politik.
 Hak dalam membuat usulan petisi.
3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)
Ini adalah hak mendapatkan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Beberapa contoh hak asasi hukum diantaranya:
 Hak untuk mendapat perlakukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak seseorang untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.
 Hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanaan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)
Ini merupakan hak masing-masing individu terkait dengan kegiatan perekonomian.
Beberapa contoh hak-hak asasi ekonomi diantaranya:
 Kebebasan dalam kegiatan jual-beli.
 Kebesasan dalam melakukan perjanjian kontrak.
 Kebebasan dalam penyelenggaraan sewa-menyewa dan hutang-piutang.
 Kebebasan dalam memiliki sesuatu.

11
 Kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang pantas.
5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)
Ini merupakan hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara pengadilan.
Beberapa contoh hak-hak asasi peradilan diantaranya:
 Hak untuk mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.
 Hak untuk mendapatkan persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum.
6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)
Ini merupakan hak individu terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa
contoh hak asasi sosial budaya diantaranya:
 Hak untuk menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
 Hak untuk mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
G. Tujuan HAM (Hak Asasi Manusia)
a. Melindungi hak-hak yang telah ada sejak lahir
b. Mengatur hubungan antar manusia
c. Mengatur perilaku manusia agar tidak melanggar hak orang lain
H. Bentuk atau jenis pelanggaran HAM
Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM di bagi menjadi 2 yakni :
1. Pelanggaran HAM Berat
Merupakan pelanggaran HAM yang bisa membahayakan atau mengancam
nyawa orang lain. Pada penggolongan ini termasuk sebuah perbuatan besar dan di
pastikan mendapatkan hukuman yang sepadan sesuai dengan tingkatan pelanggaran
yang dilakukan. Beberapa diantaranya yakni ada perbudakan, pembunuhan,
penyanderaan, perampokan dan lain sebagainya. Kiranya anda harus mengerti
tentang pengertian HAM terlebih dahulu untuk memberikan pemahaman dalam jenis
pelanggaran HAM berat ini.
Jenis pelanggaran HAM berat dapat kamu simak sebagai berikut antara lain:
A. Kejahatan Genosida (Genocide)
Kejahatan genosida termasuk dalam jenis pelanggaran HAM berat yang berada dalam
yuridiksi International Criminal Court.

12
Genosida merupakan sebuah pembantaian secara massal atau besar-besaran yang secara
sistematis terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud dan
tujuan untuk memusnahkan hingga punah bangsa tersebut. Termasuk dalam kejahatan
berat, kejahatan genosida pernah terjadi di beberapa negara sehingga menimbulkan
banyaknya korban jiwa dan mendapatkan kecaman dari PBB. Beberapa contoh
kejahatan genosida antara lain:
 Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada tahun
1994 oleh suku Hutu.
 Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara
1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama di Eropa
yang dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.
 Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang terjadi di
Sudan pada tahun 2004 silam.
Tak hanya membantai suatu suku bangsa, kejahatan genosida juga mencakup hal lain
seperti memaksa tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran di dalam suatu
suku atau kelompok dan secara paksa memindahkan anak-anak dari suku satu ke suku
lainnya.
2. Kejahatan Kemanusiaan
Jenis pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan. Kejahatan manusia
ini merujuk pada jenis pelanggaran HAM pada tindakan pembunuhan massal yang
terjadi secara sistematis yang meluas ditujukan kepada suatu kelompok penduduk sipil
yang meliputi aksi:
- Pembunuhan
- Pemusnahan
- Perbudakan
- Pemindahan paksa penduduk
- Perampasan berat atas kebebasan fisik
- Penyiksaan
- Pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan sterilisasi
- Penganiayaan
- Penghilangan paksa

13
- Perbuatan tak manusiawi yang mengakibatkan penderitaan berat, mental dan fisik
- Kejahatan apartheid
2. Pelanggaran HAM Ringan
Merupakan sebuah kasus pelanggaran HAM yang ringan dimana tidak sampai
mengancam keselamatan jiwa orang. Akan tetapi, ini tetap saja termasuk dalam
kategori berbahaya apabila dalam jangka waktu yang lama. Sehingga sangat penting
untuk segera diatasi supaya tidak ada pelanggaran yang lainnya. Beberapa contoh
pelanggaran HAM ringan yakni pencemaran lingkungan secara sengaja, penggunaan
bahan berbahaya pada makanan yang disengaja.Jenis pelanggaran HAM ringan,
dapat kamu lihat sebagai berikut antara lain:
1. Melakukan penganiayaan
2. Melakukan hal yang berakibat dapat mencemarkan nama baik seseorang
3. Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya
4. Melakukan aksi kekerasan dengan pemukulan
I. Contoh-Contoh Pelanggaran HAM
1. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan dengan
gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998. Gerakan tersebut
dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden Soeharto, sehingga para
mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai wilayah yang
kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian.
Tragedi ini mengakibatkan (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka).
Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil
meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa
meninggal dan 217 orang luka-luka).
2. Kasus Marsinah 1993
Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita
PT Catur Putera Surya Porong, Jatim
Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT
CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK
mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5

14
hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi
mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan,
penganiayaan dan pembunuhan. Penyelidikan masih belum menemukan titik terang
hingga sekarang.
3. Aksi Bom Bali 2002
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan
Legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Kepanikan sempat melanda di
penjuru Nusantara akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu
tindakan terorisme di kemudian hari. Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi
terorisme terbesar di Indonesia. Akibat peristiwa ini, sebanyak ratusan orang
meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di sekitar lokasi.
4. Peristiwa Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar
yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang hendak melakukan
pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah
kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM
dimana terdapat ratusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.
5. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996)
Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad
Syafruddin)terjadi di yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini, Udin kerap
menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Ia menjadi
wartawan di Bernas sejak 1986. Udin adalah seorang wartawan dari harian Bernas
yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan sudah
tewas.
6. Kerusuhan Ambon/Maluku (1999)
Kerusuhan Ambon (Maluku) yang terjadi sejak bulan Januari 1999 hingga saat
ini telah memasuki periode kedua, yang telah menimbulkan korban jiwa dan harta
benda yang cukup besar serta telah membawah penderitaan dalam bentuk kemiskinan
dan kemelaratan bagi rakyat di Maluku pada umumnya dan kota Ambon pada

15
khususnya. Peristiwa kerusuhan di Ambon (Maluku) diawali dengan terjadinya
perkelahian antara salah seorang pemuda Kristen asal Ambon yang bernama J.L,
yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot dengan seorang pemuda Islam asal
Bugis, NS, penganggur yang sering mabuk-mabukan dan sering melakukan
pemalakan (istilah Ambon "patah" ) khususnya terhadap setiap sopir angkot yang
melewati jalur Pasar Mardika – Batu Merah. Tentang perkembangan terakhir konflik
di Ambon menurut badan pekerja kontras (komisi yang menangani kasus orang
hilang dan korban tindak kekerasan) Sampai saat ininja kotaumlah korban yang kami
terima berjumlah tidak kurang 1.349 korban tewas, 273 luka parah serta 321 luka
ringan.
7. Konflik Berdarah Poso (1998)
Awal konflik Poso terjadi setelah pemilihan bupati pada desember 1998. Ada
sintimen keagamaan yang melatarbelakangi pemilihan tersebut. Kalau dilihat dari
konteks agama, Poso terbagi menjadi dua kelomok agama besar, Islam dan Kristen.
Sebelum pemekaran, Poso didominasi oleh agama Islam, namun setelah mengalami
pemekaran menjadi Morowali dan Tojo Una Una, maka yang mendominasi adala
agama Kristen. Selain itu masih banyak dijumpai penganut agama-agama yang
berbasis kesukuan, terutama di daerah-daerah pedalaman. Islam dalam hal ini masuk
ke Sulawesi, dan terkhusus Poso, terlebih dahulu. Baru kemudian disusul Kristen
masuk ke Poso. Keberagaman ini lah yang menjadi salah satu pemantik seringnya
terjadi pelbagai kerusuhan yang terjadi di Poso. Baik itu kerusuhan yang berlatar
belakang sosial-budaya, ataupun kerusuhan yang berlatarbelakang agama, seperti
yang diklaim saat kerusuhan Poso tahun 1998 dan kerusuhan tahun 2000. Agama
seolah-olah menjai kendaraan dan alasan tendesius untuk kepentingan masing-
masing.
8. Pembantaiaan Rawagede (1947)
Peristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta
pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari,
Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember
1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer Belanda I. Puluhan warga sipil
terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas.

16
Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa pemerintah
Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus
membayar ganti rugi kepada para keluarga korban pembantaian Rawagede.
J. Sebab terjadinya pelanggaran HAM
1. Faktor internal (faktor - faktor yang berasal dari dalam diri seseorang)
 Belum seimbangnya pelaksanaan hak asasi dan kewajiban asasi
 Belum adanya kesepahaman dan kesamaan mengenai konsep HAM
 Sikap individualisme
 Kurangnya kesadaran tentang HAM
 Rendahnya sikap toleransi
2. Faktor eksternal (faktor - faktor yang berasal dari luar diri seseorang)
 Lemahnya dan kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum seperti
polisi, jaksa, dan pengadilan yang kurang maksimal dalam upaya penegakan
HAM bagi pelaku pelanggaran HAM.
 Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan untuk kepentingan individu atau
kelompok terhadap kekuasaan yang kadang melegalkan segala cara, bahkan
tidak masalah jika harus melakukan pelanggaran HAM.
 Penyalahgunaan kemajuan teknologi seperti melalui media televisi, surat
kabar, telepon, dan internet yang dapat menyebabkan kasus penculikan,
pemerasan, bahkan berujung pembunuhan, banyak memanfaatkan media ini.
K. Undang-Undang Tentang HAM
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang Hak Asasi
Manusia yang diatur dalam pasal 28A hingga 28J. Adapun penjelasan singkat
mengenai Undang-Undang HAM adalah sebagai berikut:
1. Pasal 28A Mengatur Tentang Hak Hidup
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28B Mengatur Tentang Hak Berkeluarga
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan lewat
perkawinan yang sah.

17
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas pemberian berasal dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 28C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri lewat pemenuhan keperluan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan fungsi berasal dari ilmu-ilmu dan
teknologi, seni dan budaya, demi menambah mutu hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya didalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
4. Pasal 28D Mengatur Tentang Kepastian Hukum
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang serupa dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak didalam jalinan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan yang serupa didalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
5. Pasal 28E Mengatur Tentang Kebebasan Beragama
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
daerah tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, memperlihatkan
asumsi dan sikap, sesuai bersama dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
6. Pasal 28F Mengatur Tentang Komunikasi dan Informasi
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan memberikan informasi bersama
dengan memanfaatkan segala style saluran yang tersedia.
7. Pasal 28G Mengatur Hak Perlindungan Diri

18
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa safe
dan pemberian berasal dari ancaman keresahan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas berasal dari penyiksaan dan perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak mendapatkan suaka politik
berasal dari negara lain.
8. Pasal 28H Mengatur Tentang Kesejahteraan dan Jaminan Sosial
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan.
(2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan tertentu untuk mendapatkan
kesempatan dan fungsi yang serupa fungsi capai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang terlalu mungkin pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak membawa hak milik privat dan hak milik selanjutnya tidak
boleh diambil alih alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
9. Pasal 28I mengatur Hak-Hak Basic Asasi Manusia
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan asumsi dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai privat
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas basic hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak sanggup dikurangi didalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas basic
apa pun dan berhak mendapatkan pemberian pada perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak penduduk tradisional dihormati selaras bersama dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, khususnya pemerintah.

19
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai bersama dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan didalam ketentuan perundangan-undangan.
10. Pasal 28J Mengatur Tentang Penghormatan HAM
(1) Setiap orang wajib menghargai hak asasi manusia orang lain di dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, tiap-tiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan bersama dengan undang-undang bersama dengan
maksud sebatas untuk menjamin pernyataan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk mencukupi tuntutan yang adil sesuai bersama dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum didalam
suatu penduduk demokratis.
L. Lembaga Perlindungan HAM
1. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)
Dasar hukum dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) menjadi
salah satu lembaga perlindungan HAM yaitu Undang-Undang No. 2 Tahun 2002.
Pasal tersebut menjelaskan mengenai tugas pokok dan fungsi dari lembaga tersebut
yang salah satunya yaitu untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu menjadi
dasar bahwa lembaga ini berperan dalam melindungi HAM.
2. Komnas (Komisi Nasional) HAM
Salah satu lembaga perlindungan HAM yang dibuat oleh pemerintah yaitu
Komnas (Komisi Nasional) HAM. Lembaga ini dibentuk dengan dasar hukum
berupa Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993. Tujuan pembentukan lembaga ini
yaitu untuk meningkatkan serta menjaga terpeliharamya pelaksanaan hak asasi
manusia di Indonesia. Lembaga ini bersifat independent dengan berlandaskan hukum
perundang undangan serta nilai Pancasila.
Dalam melaksanakan tujuanya lembaga ini harus menjalankan fungsi penelitian,
pengkajian, pemantauan, penyuluhan, dan mediasi terkait dengan persoalan hak asasi
manusia. Lembaga ini bisa dibilang salah satu garda terdepan dalam penerapan HAM
di Indonesia..
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

20
Salah satu objek kekerasan yang paling sering terjadi yaitu perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah dan mudah untuk dijadikan suatu
objek kekerasan. Oleh sebab itu maka pemerintah akhirnya membuat suatu lembaga
yang berguna untuk mencegah hal tersebut. Lembaga tersebut yaitu Komisi Nasional
Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Dasar hukum dalam pembuatan lembaga ini
yaitu Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 dan Peraturan Presiden No. 65 Tahun
2005.
4. KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia)
Dasar hukum pembentukan KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia) yaitu
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Anak juga
merupakan salah satu korban yang cukup potensial dalam tindakan kekerasan.
5. Pengadilan HAM
Seperti yang kamu ketahui pengadilan berfungsi dalam mengadili suatu perkara
hukum. Sama dengan fungsi tersebut, pengadilan HAM juga demikian namun yang
membedakan yaitu khusus menangani kasus tindak pindana pelanggaran HAM saja.
Lembaga ini dibentuk dengan dasar Undang-Undang No. 26 Tahun 2000. Pengadilan
ini berdiri di berbagai kota maupun kabupaten di setiap Provinsi Indonesia.Namun
untuk pelanggaran HAM berat seperti kejahatan genosida, kejahatan terhadap
kemanusian, dan lainnya tidak dapat diselesaikan di dalam lembaga ini.
6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Tujuan dari lembaga ini yaitu:
Melakukan penyelesaikan terhadap segala pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan pada masa lalu di luar pengadilan. Hal itu dilakukan untuk menciptakan
perdamaian dan persatuan bangsa. Kedua yaitu menyelesaikan kasus dengan cara
rekosiliasi serta persatuan nasional dalam jiwa yang saling mengerti satu sama
lainnya.
7. Yayasan Lembaga Bantuan hukum (YLBHI)
Lembaga non pemerintah yang termasuk sebagai lembaga perlindungan HAM di
Indonesia yaitu YLBHI. Lembaga ini didirikan oleh Dr. Adnan Buyung Nasution
pada tanggal 26 Oktober 1970. Bentuk dari YLBHI yaitu lembaga swadaya
masyarakat. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). HAM merupakan hak

21
dasar dalam kehidupan sehingga tidak membedakan si kaya dan si miskin. Itulah
dasar dari berdirinya LSM YLBHI tersebut. Lembaga ini juga berperan untuk
mendukung fungsi dari LBH yang menjamur di DKI Jakarta saat itu.
8. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta
Lembaga nonpemerintah lainnya yang berperan dalam perlindungan HAM yaitu
LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta. Lembaga ini sangat dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat untuk memperjuangkan hak asasinya. Hal itu karena sifat dari
lembaga ini yaitu non profit sehingga kamu dapat mendapatkan layanan yang cuma-
Cuma alias gratis.
9. BKBH (Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi
Tujuan dan latar belakang berdirinya lembaga ini sebetulnya hampir sama dengan
LBH swasta namun yang membedakan yaitu lembaga ini dibawah naungan dari
pihak perguruan tinggi. Sifat layanan yang diberikan BKBH ini gratis dan akan
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya
masyarakat tidak mampu.
10. KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)
KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) merupakan sala
satu lembaga yang fokus untuk menangani HAM di Indonesia. Lembaga ini fokus
dalam menangani orang yang hilang dan korban dari kekerasan. Lembaga ini vokal
dalam memberikan pengetahuan mengenai pentingnya HAM dan beberapa tindakan
yang dapat melanggar HAM tersebut.
M. Proses Penegakan HAM di Indonesia
Sebelum ditetapkannya The Universal Declaration of Human Right, (10 Desember
1948), negara kita telah bertekad untuk menegakkan hak asasi manusia secara
sungguh-sungguh. Hal ini terbukti dengan berbagai perangkat peraturan perundang-
undangan yang dibuat, yaitu pada saat penetapan UUD 1945 tanggal 18 Agustus
1945, kemudian terjadi beberapa perubahan UUD1945, antara lain seperti dalam
Amandemen ke empat UUD 1945 Tahun 2002. Menurut amandemen tersebut HAM
dimasukkan secara tegas dalam Bab XA tentang Hak Asasi Manusia. Namun,
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat kita harus waspada terhadap ikut campur
tangan pihak asing yang mencampuri kedaulatan negara kita yang berkedok

22
menegakkan HAM. Hal ini bukan berarti kita tidak memperhatikan kritik dan saran
dari negara-negara lain terutama PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Untuk
menegakkan HAM di indonesia ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara
lain sebagai berikut.
A. Penegasan penyelidikan hanya dapat dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia. (Komnas HAM), sehingga semua pengaduan atau laporan yang didasarkan
KUHP tidak, dapat diterima oleh jaksa.
B. Proses peradilannya dilaksanakan oleh peradilan HAM ad hoc atau peradilan
khusus. Hal ini sebagai pertanda dari diselenggarakan atau diadakan hanya untuk
maksud tertentu yang sifatnya khusus atau spesial, atau dalam bahasa Latin ad hoc.
Secara khusus, sifat ad hoc berarti pula hanya berlaku untuk satu kasus tertentu saja.
C. Tenggang waktu dibutuhkan hukum acara peradilan HAM dalam hal penyelidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Untuk perkara prinsip tidak terdapat
keadaan kadaluarsa bagi pelanggar berat terhadap HAM. Namun untuk kepentingan
praktis, harus ada pedoman atau pegangan tenggang waktu. Misalnya, dalam
Undang-Undang pengadilan HAM, tenggang waktu untuk suatu perkara adalah
sebagai berikut.

➠Pemeriksaan dibatasi sampai 180 hari pada tingkat satu.

➠Tingkat banding 90 hari.

D. Perlindungan para korban dan saksi karena proses peradilan ini berkaitan dengan
masalah-masalah pelanggaran berat, sehingga korban dan saksi sangat penting,
artinya jangan sampai instansi atau orang yang diduga melanggar HAM secara serius
justru mengintimidasi korban, saksi, jaksa, dan hakim.
E. Kompensasi, para korban semestinya mendapat kompensasi, hanya ini belum
secara tegas diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000. Bangsa Indonesia
melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-
bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia
N. Hambatan dan tantangan dalam penegakan HAM
HAMBATAN :

23
1. Secara Ideologis
Perbedaan ideologi sosialis dengan liberalis membuat perbedaan yang tajam dalam
memandang hak asasi manusia. Pandangan ideologi liberal lebih mengutamakan
penghormatan terhadap hak pribadi, sipil, dan politik. Pandangan sosialis
mengutamakan peran negara dan masyarakat.
2. Secara Ekonomis
Penegakan hak asasi manusia memiliki hubungan dengan kondisi ekonomi
masyarakat. Makin tinggi ekonomi masyarakat, maka makin tinggi pula upaya
penegakan hak asasi manusia.
3. Secara Teknis
Penegakan hak asasi manusia secara teknis mengalami kendala karena belum
diratifikasinya berbagai instrumen hak asasi manusia internasional.
TANTANGAN :
1.rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah dan lembaga-
lembaga penegak hukum.
2.masih ada pihak-pihak yang berusaha menghidupkan kekerasan dan diskriminasi
sistematis terhadap kaum perempuan ataupun kelompok masyarakat yang dianggap
minoritas.
3.budaya kekerasan seringkali masih menjadi pilihan berbagai kelompok masyarakat
dalam menyelesaikan persoalan yang ada di antara mereka.
4.belum adanya komitmen pemerintah yang kuat terhadap upaya penegakan HAM
dan kemampuan melaksanakan kebijakan HAM secara efektif sebagaimana
diamanatkan oleh konstitusi.
5.terjadinya komersialisasi media massa yang berakibat pada semakin minimnya
keterlibatan media massa dalam pemuatan laporan investigatif mengenai HAM dan
pembentukan opini untuk mempromosikan HAM.
6.masih lemahnya kekuatan masyarakat (civil society) yang mampu menekan
pemerintah secara demokratis sehingga bersedia bersikap lebih peduli dan serius
dalam menjalankan agenda penegakan HAM.

24
7.desentralisasi yang tidak diikuti dengan menguatnya profesionalitas birokrasi dan
kontrol masyarakat di daerah potensial memunculkan berbagai pelanggaran HAM
pada tingkat lokal.
8.budaya feodal dan korupsi menyebabkan aparat penegak hukum tidak mampu
bersikap tegas dalam menindak berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
pejabat atau tokoh masyarakat.
9.dalam beberapa tahun terakhir, perhatian masyarakat dan media massa lebih terarah
pada persoalan korupsi, terorisme, dan pemulihan ekonomi daripada penanganan
kasus-kasus HAM.
10.ada sebagian warga masyarakat dan aparat pemerintah yang masih berpandangan
bahwa HAM merupakan produk budaya Barat yang individualistik dan tidak sesuai
dengan budaya Indonesia
O. Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM di Indonesia
1. Penegakan Undang-Undang
Undang-undang merupakan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat
beberapa undang-undang yang mengatur tentang perlindungan terhadap hak-hak
asasi yang dimiliki oleh setiap warga negara.
2. Pembentukan Komisi Nasional
Pemerintah membentuk beberapa komisi nasional untuk membantu pemerintah
dalam menegakkan hak asasi. Adapun komisi nasional tersebut antara lain Komisi
Nasional Perempuan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dalam
menjalankan perannya, Komisi Nasional Perempuan bertujuan untuk menghapuskan
kekerasan pada wanita dan menegakkan hak perempuan. Sedangkan KPAI bertugas
melakukan pengawasan terhadap perlindungan hak anak dan menekankan tentang
pentingnya Pendidikan dari usia dini.
3. Pembentukan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM ini dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Dalam menjalankan perannya, pengadilan ini berperan khusus
dalam mengadili kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
4. Penegakan Melalui Proses Pendidikan

25
Penegakan hak asasi manusia juga dilakukan melalui proses pendidikan, baik itu
dalam pendidikan formal, informal, maupun non formal. Penegakan HAM dalam
pendidikan formal yaitu melalui proses belajar mengajar di sekolah, dengan cara
menanamkan konsep HAM kepada siswa melalui mata pelajaran PPKn dan agama.
Diharapkan melalui penanaman konsep HAM melalui pendidikan, seseorang dapat
melakukan penegakan HAM secara sederhana di lingkungan sekitar dari usia dini,
misalnya dengan melakukan penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
P. Perilaku yang Mendukung Upaya Penegakan HAM di Indonesia
1. Di lingkungan keluarga
 Menghormati dan menyangi adik atau kakak & ayah & ibu dan anggota
keluarga lainnya.
 Mematuhi nasihat dan perintah kedua orangtua (idak membeda)bedakan
antara anak baik anak sulung atau anak bungsu dan yang lainnya.
 tidak memaksakan kehendak pada anak& orangtua dan anggota keluarga
lainnya.
 saling sayang menyayangi antar anggota keluarga & dan menegur bila salah
satu anggota keluarga melakukan kesalahan.
2. Di lingkungan sekolah
 tidak memaksakan kehendak kepada teman dan guru.
 Mentaati tata tertib sekolah dengan baik.
 saling hormat menghormati antar murid dengan murid, murid dengan guru
dan warga sekolah lainnya.
 tidak membeda-bedakan teman. Misalnya teman yang kaya atau miskin harus
bersikap adil kepada semua murid.
3. Di lingkungan masyarakat
 tidak menghardik pengemis atau kaum dhuafa lainnya.
 Membantu tetangga jika dalam kesusahan tidak menyinggung perasaan
tetangga.
 Menghargai pendapat orang lain.

26
 Berkomunikasi dengan sopan tidak meremehkan dan menghina karena
berbeda keakinan.
4. Di lingkungan bangsa dan negara
 Memahami dan menaati setiap instrumen HAM yang berlaku.
 Memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat.
 Mematuhi semua peraturan-peraturan yang ada di suatu pemerintahan.
 Masyarakat ikut serta dalam membantu kebijakan-kebijakan pemerintah.
 Hakim pengadilan didalam pemerintahan berlaku adil dalam memutuskan
suatu perkara.
Q. Upaya Mencegah dan Mengawasi Pelanggaran HAM
1. Pendidikan Karakter Pentingnya pendidikan karakter bagi kita adalah agar
menjadi pribadi yang lebih baik sesuai norma dan aturan yang berlaku di
masyarakat. Dengan begini, tentunya hak asasi manusia akan lebih mudah
ditegakkan dan pelanggaran HAM dapat dicegah dengan lebih cepat.
2. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan Kesatuan bangsa berasal dari tingkatan terkecil bangsa, yaitu
keluarga dan masyarakat. Dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan,
keluarga ataupun masyarakat akan lebih saling sayang menyayangi antar satu
sama lain. Oleh karena itu, penegakkan ham dapat dengan lancar terlaksana dan
pelanggaran HAM dapat dengan cepat dan tepat dicegah adanya.
3. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan
pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran HAM.
5. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

27
6. Dengan membuat sebuah peraturan atau undang undang yang bertujuan
melindungi HAM.
R. Hubungan HAM Dengan Pancasila
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengakuan terhadap Tuhan dan
sebagai relasi akan setiap orang untuk mendapat perlindungan dalam memeluk
agama. Setiap warga negara diberi kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakuakan
kegiatan peribadatan agama yang dipeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Setiap warga Negara dijamin haknya serta kebebasannya yang menyangkut
hubungan dengan Tuhan, dengan orang-orang seorang, dengan Negara, dengan
masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai
kehidupan yang layak sesuai dengan hak asasi manusia.
c. Persatuan Indonesia
Setiap warga negara berkewajiban menjaga persatuan dan kesatuan agar tercipta rasa
aman. Hak manusia adalah salah satunya mendapatkan rasa aman.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Hakikat sila ini adalah demokrasi dan demokrasi merupakan salah satu bentuk dalam
menghargai Hak Asasi Manusia.
e. Keadialn sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Di dalam bentuk keadilan sosial setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang
mendasar” tanpa memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi, kelas,
ras, etnis, agama, umur, dan sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus
dilakukan penghapusan diskriminasi sebagai bentuk penghargaan terhadap Hak Asasi
Manusia dan dengan demikian warga negara Indonesia dapat hidup layak, adil dan
tentram di dalam Negara Indonesia.

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah
lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai
dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran
 Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri.
 Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu
ditingkatkan.
 Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain
 Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam
menyelesaikan masalah pelanggaran HAM.
 Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan
kesejahteraan rakyat.

29
 Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah
Jawa Barat, seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh
pemerintah dan disertai peran serta masyarakat.
 Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan HAM orang lain.

30
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-hak-asasi-manusia/
https://www.romadecade.org/pengertian-pelanggaran-ham/#!
https://m.liputan6.com/citizen6/read/3919666/jenis-pelanggaran-ham-dan-macam-
macam-ham-yang-perlu-diketahui
http://pusathukum.blogspot.com/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-ham.html#
https://www.eduspensa.id/lembaga-perlindungan-ham/
https://www.synaoo.com/materi-hak-asasi-manusia-ham/
https://brainly.co.id/tugas/12506926#readmore
https://brainly.co.id/tugas/429849#readmore
https://www.academia.edu/28194737/Perilaku_yang_Mendukung_Upaya_Penegakan_
HAM_di_Indonesia
https://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/upaya-pencegahan-pelanggaran-
ham/amp
https://brainly.co.id/tugas/17554703
https://brainly.co.id/tugas/770077
https://brainly.co.id/tugas/121556
https://www.zonasiswa.com/2014/07/sejarah-hak-asasi-manusia-ham.html?m=1
http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/10/upaya-penanganan-kasus-pelanggaran-
hak.html?m=1
http://ppknasyik.blogspot.com/2015/09/hak-asasi-manusia-dalam-pancasila.html?m=1
http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/10/pengertian-hak-asasi-manusia-
ham.html?m=1
http://tugaspknkelas11.blogspot.com/2016/08/pengertian-ham-macam-macam-
ham.html?m=1
http://015/03/Contoh-kasus-pelanggaran-HAM-di-Indonesia.html?m=1
https://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/

31
32

Anda mungkin juga menyukai