Anda di halaman 1dari 2

PEMBELAJARAN AKTIF YANG DILAKONI SISWA

Barabai, MAN 2 Barabai, sebagai tindak lanjut dari Bimbingan Teknis dan Pendampingan
Kurikulum 2013 (K-13). Pagi itu, (selasa, 12/01/2016) siswa kelas X IIS 3 MAN 2 Barabai
yang berjumlah 37 orang terlihat sibuk menyelesaikan tugas fikih yang diberikan oleh
gurunya. Sambil berjalan-berjalan mereka mencari teman yang akan ingin dimintai
penjelasan materi. Beberapa di antara mereka ada bergeromol dalam satu meja, ada yang
duduk lesehan di lantai, ada yang terlihat berdua, ada yang menunggu dulu sampai temannya
selesai menyajikan materi. Semuanya aktif dan terlibat dalam pembelajaran hari itu, tidak ada
dari mereka yang sibuk sendiri dengan aktivitas lain. Mereka sedang asyik menjalani
aktivitas kegiatan pembelajaran tentang konsep “kepemilikan dalam Islam” pada kurikulum
fikih yang diasuh oleh bapak Misran, B, S.Pd.I, M.Pd.I. Mereka sedang mempelajari materi
dengan model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Take
and Give yang disiapkan oleh guru.

Model Pembelajaran Take and Give (memberi dan menerima) merupakan model
pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran
yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain). Istilah Take and Give sering
diartikan “saling memberi dan saling menerima”. Prinsip ini juga menjadi intisari dari
model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give. Take and Give merupakan model
pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu
kepada siswa. Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-
masing siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar
pengetahuan sesuai dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang mereka
miliki dan pengetahuan yang mereka terima dari pasangannya. Dengan demikian,
komponen penting dalam model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give adalah
penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan dan bertukar
informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman atau penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu dan kartu pasangannya. Pemilihan
materi yang sesuai untuk model pembelajaran Take and Give adalah materi yang
mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran ini lebih menekankan pada unsur ingatan dengan materi yang ringan dan
mudah serta membutuhkan pemahaman yang cepat. Pembelajaran model ini pun tidak
memerlukan pemahaman materi dengan teknik pelajaran praktek maupun diskusi.

Metode ini ini diterapkan karena siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain dan juga dapat
menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi. Kebanyakan
guru menggunakan metode ceramah di setiap pembelajaran yang hanya berpusat pada
penyampaian materi pembelajaran satu arah dan itu menimbulkan siswa cepat merasa bosan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give ini diharapkan bisa membuat siswa
lebih aktif karena terjadi hubungan interaktif antar siswa dengan siswa dan siswa dengan
guru.

Dalam implementasinya di kelas, guru mencoba memodifikasi model pembelajaran tersebut


dengan sedikit ada perubahan. Guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah,
menyampaikan tujuan, skenario pembelajaran serta nilai karakter yang akan ditanamkan dari
model pembelajaran yang dilakukannya hari itu, lalu menugaskan seluruh siswa membaca
dan memahami materi berbeda yang sudah disiapkan. Setelah itu guru membagikan kartu
kontrol yang harus diisi oleh seluruh siswa. Masing-masing siswa diberi tugas untuk berbagi
materi itu dengan temannya. Setelah memberikan penjelasan materi dengan temannya,
masing-masing siswa harus mengisikan kartu kontrol yang berisi topik (materi yang dibaca,
nama dan paraf) yang diserahkan oleh temannya yang ingin minta penjelasan materi,
sekaligus penyaji mengecek pemahaman temannya tentang materi yang disajikan dengan
memberi cek list pada kartu kontrol tersebut. Ketika kegiatan pembelajaran tinggal 20 menit
lagi, guru menginformasikan bahwa siswa yang terlambat mengumpulkan kartu kontrolnya
berkewajiban mempersentasikan tugasnya di muka kelas. Ketika mendengar informasi guru
itu, mereka ada yang terburu-buru mengumpulkan kartu kontrol itu, dan ada yang masih
asyik mendengarkan penjelasan temannya. Kira-kira 10 menit lagi waktu pembelajaran
berakhir, guru menyuruh siswa agar semua kartu kontrolnya dikumpul. Ketika itu masih ada
beberapa siswa yang masih belum selesai mengerjakan aktivitasnya. Sebagai sangsinya, guru
meminta mereka untuk melakukan presentasi di muka kelas. Itulah salah satu kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas pada hari itu yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Take and Give.

Setelah aktivitas pembelajaran selesai, Ahmad Gazali dan beberapa orang siswa dan siswi
mengungkapkan mereka sangat senang dan antusias mengikuti pembelajaran pada hari itu.
Mereka mengatakan “kami lebih cepat mengingat dan memahami materi pembelajaran hari
ini karena dijelaskan oleh teman”. Mereka mengharapkan agar aktivitas pembelajaran
selanjutnya dapat membuat mereka lebih termotivasi lagi belajar, lebih aktif, dan lebih
menyenangkan sehingga waktu-waktu di dalam kelas tidak terasa jenuh dan membosankan.

Anda mungkin juga menyukai