Anda di halaman 1dari 3

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT

Marilah kita lihat ke kiri dan ke kanan kita. Marilah kita lihat orang-orang yang kita cintai;
abah, mama, suami, istri, anak, saudara, kekasih, tetangga, sahabat, handai taulan. Adakah di antara
mereka yang tidak dapat bergabung bersama kita di tempat ini? Adakah di antara mereka yang sudah
meninggalkan kita kembali kepada Allah swt? Kemanakah abah dan mama yang tahun lalu menyambut
uluran tangan kita dengan tetesan air mata kasih sayang? Kemanakah kakak atau adik kita yang pada
Lebaran lalu berbagi kebahagiaan bersama kita? Kemanakah anak kita? yang tawanya menghibur kita
sekarang tawanya menghibur kita. Kemanakah tetangga atau sahabat dekat yang dahulu pernah
memeluk kita dan mengucapkan selamat “Idul Fithri”? Ternyata semuanya tidak ada di sekitar kita.
Mereka sudah mendahului kita ke alam baka. Mereka telah dahulu “mudik” ke kampung yang abadi.
Tahun ini mereka telah meninggalkan kita. Tahun depan boleh jadi kita yang akan memperoleh giliran
meninggalkan keluarga, karib kerabat dan sahabat-sahabat kita. Hari ini kita menangisi mereka. Esok
lusa mungkin kita yang akan ditangisi saudara-saudara kita. Setiap saat malaikat maut mengepakkan
sayapnya di atas kepala kita. Allah berfirman

     


      
   
 
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu
akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Juma’ah/ 62:
8).

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT

Sebuah kebahagiaan bagi orang tuanya yang masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita.
Terlebih sosok mama yang telah susah payah melahirkan ke dunia ini. Mama adalah sosok yang paling
berjasa dan dapat menghantarkan kita ke surga. "Apa kabar ia hari ini? Sudahkah kita menjenguknya?
Semakin hari semakin bertambah tua umurnya. Hari-harinya sudah mulai ditinggal pergi anak-anaknya.
Di rumah sendiri tak berdaya dengan kondisi kesehatan yang semakin membuatnya tak berdaya.
Keinginan bekerja masih ada, namun tenaga sudah tidak mendukung keinginannya. Akhirnya hanya
bisa mengubur semua isi hatinya sambil berharap ada anak yang memperhatikan dan peduli dengannya.
Apakah kita peduli dengan hal ini? Apakah kita merasakan apa yang mereka inginkan dan rasakan
selama ini?"

Idul Fitri merupakan waktu tepat bagi kita untuk memberikan perhatian lebih dengan mengunjungi dan
bersimpuh di depan mereka, meminta maaf atas segala kesalahan yang telah kita buat selama ini
kepada mereka. Inilah saat penting bagi kita untuk berbuat baik kepada orang tua kita. Inilah ladang
amal bagi kita selaku anak yang berbakti kepada orang tua. Jika kita dengan ikhlas peduli, memberi
kasih sayang dan membantu meringankan beban hidupnya, yakinlah, surga balasannya. Jasa dan
perjuangan mereka tidak akan bisa kita balas dan bayar lunas. Demi Allah, sebanyak apa pun yang
pernah kita berikan, apa pun yang pernah kita serahkan kepada orang tua kita, tidak akan setimpal
dengan perjuangan dan pengorbanan mereka membesarkan kita. Masih ingatkah kita perjuangan
orang tua ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa. Dengan penuh cinta orang tua kita
menggendong kita, mencium kita dan merawat kita sampai kita bisa seperti sekarang ini."Bagaimana
sebaliknya ketika saat ini mereka tergeletak sakit sendirian di rumahnya? Sempatkah kita
menengoknya? Berapa kali kita mengusap keningnya, menyuapinya dan menggantikan pakaiannya
ketika ia terbaring sakit d iatas tempat tidurnya? Seringkah kita memeluknya dengan penuh cinta
sembari tersenyum sebagaimana ia lakukan saat kita kecil di pangkuannya dulu? Dalam QS.Isra ayat
23 Allah dengan tegas menyuruh kita berbakti kepada keduanya.

     


  
dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT

Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi kita seorang anak untuk meraih kedua tangannya yang
sudah nampak keriput dimakan usia. "Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangannya yang dulu kekar
mengasuh kita, namun sekarang sudah lemah, bersimpuh meminta maaf kepada merekaa. Mintalah
keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah kita berdoa agar ia selalu
mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT. Semoga mereka tetap
terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah SWT nanti mereka menjadi hamba yang
husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam menghadapinya. Aamiin

Namun jika mama abah kita saat ini sudah tidak bersama kita lagi di dunia, Mari kita luangkan waktu
untuk berziarah ke makam mereka. "Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari
kita dan keluarga. Ia pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita kirimkan.
Sebaliknya mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan karena hanya itulah
yang mereka harapkan di alam sana.

Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah.

Di sisi yang lain. Di suasana yang berbahagia ini justru masih banyak orang yang tidak bisa menikmati
indahnya lebaran. Terutama kepada orang miskin yang serba tidak punya. Mereka hanya bisa
merayakan lebaran seadanya.Sehingga masih ada diantara mereka, mengisi suasana lebaran ini dengan
termenung mengenangkan nasib dirinya, menganang suami yang telah tiada. Si janda hanya bisa
berkata kepada anaknya."Pada hari lebaran ini mama tidak dapat membelikan baju baru. Kamu pakai
baju sekolah saja ya, nak." Mendengar ucapan sang ibu, si anak pun berkata. "Kenapa begitu
ma?""Biarlah kita tidak berbaju baru asalkan bisa makan.""Baiklah kalau begitu," jawab anaknya
dengan polos. Mendengar ucapan anaknya yang masih kecil. Sang ibu kekamar dan berderaian air mata
yang mendadak keluar. Si anak tanpa mengerti suatu sebab apapun menemui sang ibu ke kamar.
Ditemukannya si ibu sedang telungkup menggigil. Diapun bertanya mengapa mama menangis?.
Kemudian sang ibu bangun dan memeluk anaknya. Dan berkata "Beginilah nasib kita nak," ujar sang
ibu sambil mengutarakan ucapan agar anaknya sabar menjalani hidup.

Di sisi yang lain lagi, kita lihat bagaimana nasib anak yatim piatu yang sudah ditingkalkan ayah dan
ibunya. Ketika sang adiknya yang masih kecil berkata kepada kakaknya. Di mana ayah dan di mana
ibu.
Sang kakak tidak menjawab. Dia hanya menyuruh adik-adiknya tidur dalam ayunan. "Sudah nasib kita
begini, tidurlah," ujar sang kakak sambil menyeka air mata adiknya yang menetes.
Sang adik terpejam terlelap sebentar dan terbagun lagi. Ditemukannya sang kakak sedang meratap di
balik ayunan adiknya. "Kenapa sekarang kakak yang menangis?"Kakaknya lantas memeluk adiknya.
Sambil menangis dia berkata kepada adiknya. "Kalaulah orang tua kita masih hidup. Tentu nasib kita
tidak seperti ini.

Inilah anjuran mengapa kaum muslimin dianjurkan mengeluarkan zakat fitrah. Agar saudara-saudara
miskin muslim lainnya bisa turut berbahagia dalam kondisi lebaran Idul Fitri ini. "Aduhai sampai hati
kiranya orang-orang kaya membiarkan saudara-saudaranya bersedih hati di hari Fitri ini. Dalam situasi
duka nestapa, berlinang air mata. Padahal di rumahnya masih banyak sisa makanan yang terbuang
percuma. Marilah kita ringankan beban para fukara wal masakin atau anak-anak yatim. Karena pada
diri kita sekalian ada harta yang dititipkan Allah SWT. Yang pada sautu saat akan kita serahkan
padanya. Baik melalu zakat mal, zakat fitrah ataupun sedekah biasa. Maka dengan demikian saudara-
saudara kita para fukara wal masakin, kaum dhuafa dan anak yatim merasa terhibur dan dapat
bergembira pada hari raya yang kita rayakan ini. Maka bila hal ini terlaksana, kita akan terhindar dari
pernyataan Allah da;am Al Quranul Karim surah Al-Maun ayat 1-3;

    


      
  
Lihatlah orang yang mendustakan agama, mereka itulah orang-orang yang menolak hak-hak anak
yatim, dan tidak mau mengurus atau memberi makan terhadap fakir miskin

Semoga Allah SWT memudahkan kita kembali kepada Fitrah kesucian kita dan menghubungkan kita
kembali dengan keluarga, kerabat dan sesame hamba Allah, dengan saling memaafkan dan saling
membentu dan mendoakan sehingga kita dalam genggaman ridha Allah SWT. Aamiin ya Rabbal
A’lamiin.

Anda mungkin juga menyukai