Anda di halaman 1dari 8

PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN SEBAGAI

EVALUASI HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN

KNOWLEDGE ABOUT DANGER SIGNS OF PREGNANCY AS OUTCOME EVALUATION


OF HEALTH EDUCATION

Indri Astuti Purwanti1, Nurina Dyah Larasaty2


1
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muhammadiyah Semarang
2
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Email : indripurgiyanto2012@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2014 sampai 2015.
AKI Kota Semarang tahun 2014 menduduki peringkat 7 sedangkan tahun 2015 menduduki peringkat 5 se-Jawa Tengah.
Penyebab utama kematian ibu yang berupa preeclampsia, perdarahan dan infeksi dapat dicegah jika tanda-tandanya
diketahui sejak dini. Tanda-tanda tersebut dikenal dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Berhubung wilayah kerja
Puskesmas Srondol Semarang yang tidak mempunyai kasus kematian ibu selama dua tahun, maka penelitian dilakukan
di wilayah ini. Tujuan: mendeskripsikan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Srondol Kota Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan explanatory research dengan
pendekatan cross-sectional. Populasi adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Srondol. Teknik sampling
menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 26 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner terbuka. Hasil: sebagian besar responden termasuk usia reproduksi sehat (usia 20 – 35 tahun), tingkat
pendidikan responden dalam kategori menengah lebih banyak daripada kategori dasar maupun kategori tinggi,
sebagian besar responden merupakan ibu rumah tangga, semua suami responden bekerja dengan jenis pekerjaan
terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan, sebagian besar responden merupakan multigravida, sebagian besar
pengetahuan responden tentang tanda-tanda bahaya kehamilan termasuk kategori cukup, dan tanda bahaya yang
diketahui oleh sebagian besar responden adalah perdarahan.

Kata kunci : pengetahuan, tanda bahaya kehamilan, pendidikan kesehatan.

ABSTRACK

Background: Maternal Mortality Rate (MMR) in Semarang City had increased from 2014 until 2015. The MMR in
2014 ranked 7th while in 2015 ranked 5th among districts in Cenral Java. Infact, preeclampsia, haemorhage, and
infection that become the main cause of maternal mortality could be prevented if the signs were been detected early.
The signs were called danger signs of pregnancy. Because of none maternal mortality in work area of Srondol Primary
Health Care along two years, this research have been done here. Objective: to describe knowledge of danger signs of
pregnancy in pregnant women in work area of Srondol Primary Health Care in Semarang City. Method: This research
was explanatory research with cross-sectional approach. The population is all pregnant women in work area of
Srondol Primary Helath Care. Sampling technic used purposive sampling and its sample were 26 respondents. The
instrument was open questionnaire. Result: Majority of respondents are healthy reproductive aged (20 – 35 years of
age), have middle level of education more than basic level of education and high level of education, become housewife,
have husbands who worked as employees, have multigravida status, have enough knowledge about danger signs of
pregnancy, and the most known danger signs of pregnancy is haemorhage.

Keywords: knowledge, danger signs of pregnancy, health education.

121
PENDAHULUAN kata lain, tanda-tanda bahaya kehamilan harus
diidentifikasi sedini mungkin (Evie, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan Tanda-tanda bahaya kehamilan
salah satu indicator derajat kesehatan suatu sesungguhnya sudah tercantum dalam Buku
negara. AKI Indonesia pada tahun 2015 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Namun,
ditargetkan menurun menjadi 102 per 100.000 pemanfaatan Buku KIA oleh ibu hamil ternyata
kelahiran hidup (KH) menurut Millenium masih kurang. Penelitian tentang pemanfaatan
Development Goals (MDGs). Namun, AKI Buku KIA oleh ibu hamil di Puskesmas Srondol
Indonesia masih 359 per 100.000 KH pada Mei Kota Semarang menunjukkan bahwa hanya 44%
2014. Dengan demikian, Indonesia mustahil yang memanfaatkan Buku KIA dengan baik
dapat mencapai target MGDs tersebut (Evie, (Agusrini, 2013). Bahkan, fungsi edukasi dan
2014). fungsi komunikasi justru tidak berhubungan
Data Dinas Kesehatan provinsi Jawa signifikan dengan pengetahuan KIA. Fungsi
Tengah menunjukkan bahwa kematian ibu di pencatatan saja yang mempunyai hubungan
Jawa Tengah cukup memprihatinkan karena ada signifikan dengan pengetahuan KIA (Sistiarani,
peningkatan jumlah kasus dalam lima tahun dkk, 2014). Padahal, pengetahuan tentang KIA
terakhir. Jumlah kasus kematian ibu di Jawa merupakan dasar rasional dari perilaku ibu
Tengah berturut-turut pada periode 2010-2014 hamil dalam mengidentifikasi tanda-tanda
adalah 611 kasus, 668 kasus, 675 kasus, 668 bahaya kehamilan yang ada pada dirinya.
kasus dan 711 kasus. Puncak angka kematian Tujuan penelitian ini adalah
ibu di Jawa Tengah terjadi tahun 2014 dengan mendeskripsikan pengetahuan tentang tanda-
jumlah kematian ibu sebanyak 126 per 100.000 tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil di
KH. wilayah kerja Puskesmas Srondol Kota
Kota Semarang yang menjadi ibukota Semarang. Penelitian ini bermanfaat untuk
Jawa Tengah ternyata mempunyai kasus mengevaluasi fungsi edukasi Buku KIA tentang
kematian ibu peringkat ke-7 tahun 2014 diantara tanda-tanda bahaya kehamilan. Selain itu,
kabupaten/kota dalam satu provinsi. Bahkan, penelitian ini bermanfaat untuk mengevaluasi
Kota Semarang menduduki peringkat ke-5 pada hasil pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
tahun sebelumnya. Kematian ibu di Kota tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
Semarang pun ditelaah lebih lanjut dan kesehatan primer.
menemukan beberapa faktor penyebabnya yaitu Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah
kurangnya kepedulian ibu hamil untuk tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
memeriksakan kehamilannya secara rutin ke bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
fasilitas pelayanan kesehatan, hamil diusia atau periode antenatal, yang apabila tidak
muda, faktor penyakit bawaan dan anggapan terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
masalah faktor birokrasi yang berbelit-belit (Salmah, 2006 dan Prawirohardjo, 2010).
dalam penanganan ibu hamil yang akan Macam-macam tanda bahaya kehamilan
melahirkan (Dinas Kesehatan Kota Semarang, diantaranya: perdarahan per vaginam, sakit
2015). kepala yang hebat, masalah penglihatan,
Penyebab AKI di Indonesia, termasuk di bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut
Jawa Tengah dan Kota Semarang masih yang hebat, gerakan janin berkurang atau
didominasi oleh perdarahan, preeclampsia, dan menghilang, demam, mual muntah yang
infeksi. Tb Rachmat Santika, staf ahli Menko berlebihan, keluar cairan banyak per vaginam
Kesra Bidang MDGs, menyatakan bahwa ketiga secara tiba-tiba (keluar air ketuban sebelum
penyebab kematian ibu tersebut sesungguhnya waktunya). Tanda-tanda bahaya kehamilan ini
bisa dicegah jika diketahui sejak dini dengan telah tercantum dalam Buku Kesehatan Ibu dan
gejala bengkak, pertambahan berat badan ibu Anak. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda
yang berlebihan, hipertensi dan bercak bahaya kehamilan harus segera menemui tenaga
perdarahan pada trisemester terakhir. Dengan kesehatan terdekat. Jika tenaga kesehatan yang
ditemui adalah bidan, ibu hamil akan mendapat
122
penanganan kegawatdaruratan dan segera 2. Pendidikan
dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih
lanjut (Prawirohardjo, 2010 dan Varney, 2007). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
METODE PENELITIAN Tingkat Pendidikan n %
Dasar 8 30,8
Jenis penelitian ini adalah explanatory Menegah 12 46,2
Tinggi 5 19,2
research, yaitu penelitian yang menjelaskan Tidak diketahui 1 3,8
variable tanpa memberi perlakuan tertentu pada Jumlah 26 100,0
variable tersebut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi cross – sectional. Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
Pengumpulan data dilakukan dengan survey. yang mempunyai tingkat pendidikan
Instrument penelitian ini berupa kuesioner menengah (46,2%) lebih banyak daripada
terbuka yang terdiri atas tiga pertanyaan. tingkat pendidikan dasar (30,8%) maupun
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner itu tingkat pendidikan tinggi (19,2%).
meliputi: pengertian tanda bahaya kehamilan,
macam-macam tanda bahaya kehamilan dan 3. Pekerjaan Responden
perilaku pencarian pertolongan kesehatan jika
responden mengalami tanda bahaya kehamilan. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Populasi penelitian ini adalah semua ibu Berdasarkan Pekerjaan
hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pekerjaan Ibu n %
Srondol Kota Semarang. Teknik sampling yang IRT, tidak bekerja 14 53,8
akan digunakan dalam penelitian ini adalah Swasta, jualan 3 11,5
purposive sampling dengan kriteria inklusi Buruh/karyawan 7 26,9
PNS 1 3,8
setiap ibu hamil yang mempunyai Buku KIA
Tidak diketahui 1 3,8
yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Jumlah 26 100,0
wilayah kerja Puskesmas Srondol. Kriteria
eksklusi adalah ibu hamil yang akan dirujuk ke Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar
rumah sakit. Jumlah sampel yang diperoleh responden tidak bekerja atau menjadi ibu
sebanyak 26 responden. rumah tangga (53,8%).
HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pekerjaan Suami
A. Hasil Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Hasil penelitian ini meliputi karaktersitik Pekerjaan Suami Responden
responden (umur, pendidikan, pekerjaan ibu, Pekerjaan Suami n %
pekerjaan suami, dan graviditas) serta Tidak bekerja 0 0
pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya Swasta, jualan 10 38,5
kehamilan. Buruh/karyawan 11 42,3
1. Umur PNS, TNI, Polri 4 15,4
Tidak diketahui 1 3,8
Jumlah 26 100,0
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur
Kategori Umur n %
Tabel 4 menunjukkan bahwa suami
Risiko Tinggi 4 15,4 responden yang bekerja sebagai buruh atau
Usia Reproduksi Sehat 22 86,4 karyawan lebih banyak (42,3%) daripada
Jumlah 26 100,0 yang bekerja dagang atau swasta (38,5%)
maupun yang bekerja sebagai PNS, TNI atau
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar POLRI (15,4%).
umur responden termasuk usia reproduksi
sehat (86,4%). 5. Graviditas
123
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel 6. Distribusi Frekeusni Berdasarkan
Graviditas Responden Pengetahuan tentang Tanda-Tanda Bahaya
Kategori Graviditas n % Kehamilan
Primigravida 11 42,3
Multigravida 14 53,9 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar
Tidak diketahui 1 3,8
Jumlah 26 100,0
pengetahuan responden termasuk kategori
cukup (57,7%). Tabel 7 menunjukkan bahwa
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar sebagian besar responden mengetahui
responden termasuk multigravida (53,9%). definisi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
memahami harus menemui tenaga kesehatan
6. Pengetahuan tentang Tanda-Tanda Bahaya jika mengalami tanda-tanda bahaya tersebut.
Kehamilan Sebagian besar responden yang dapat
menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan
Kategori Pengetahuan n % minimal 3 jawaban benar memang lebih
banyak (57,7%) daripada yang menyebutkan
Baik 11 42,3 1 – 2 jawaban benar saja (42,3%). Namun,
Cukup 15 57,7 selisihnya hanya sedikit (15,4%).
Jumlah 26 100,0

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner Pengetahuan


tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Benar Salah
Pertanyaan Kunci Jawaban
n % n %
Apa yang dimaksud tanda-tanda Tanda-tanda yang mengindikasikan 18 69,2 8 30,8
bahaya kehamilan? adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan atau periode antenatal, yang
apabila tidak terddeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu.
Apa saja tanda-tanda bahaya 1)perdarahan per vaginam 11 42,3 15 57,7
kehamilan? (minimal 3 jawaban 2)sakit kepala yang hebat
benar) 3)masalah penglihatan (kabur)
4)bengkak pada muka dan tangan
5)nyeri perut yang hebat, 6)gerakan janin
berkurang atau menghilang
7)demam
8)mual muntah yang berlebihan, 9)keluar
cairan banyak per vaginam secara tiba-tiba
(keluar air ketuban sebelum waktunya)
Apa yang Anda lakukan jika Menemui tenaga kesehatan 24 92,3 2 7,7
mengalami tanda-tanda bahaya
tersebut?

B. Pembahasan Responden yang menjalani kehamilan pada


usia 20 – 25 tahun ini mempunyai risiko
1. Umur yang lebih kecil terhadap komplikasi
Sebagian besar responden termasuk kehamilan daripada usia kurang dari 20
usia reproduksi sehat, yaitu usia 20 – 35 tahun atau lebih dari 35 tahun. Oleh karena
tahun. Usia ini termasuk dalam kategori itu, Program Keluarga Berencana pada usia
dewasa dini (Hurlock, 1990). Usia dewasa 20 – 35 tahun ini adalah menjarangkan
dini merupakan peralihan dari masa remaja kelahiran, artinya perempuan dipersilakan
ke masa dewasa yang lebih matang. hamil dan melahirkan pada usia ini tetapi

124
jarak antar kelahiran anak dibatasi minimal Notoatmodjo (2005)
2 tahun (Saifuddin, 2006). mengungkapkan hal yang serupa.
Umur responden yang termasuk usia Penalaran dan penyusunan simpulan
reproduksi sehat ini cenderung dipandang merupakan sumber pengetahuan. Ada dua
baik-baik saja oleh para tenaga kesehatan cara yang dapat digunakan, yaitu metode
di fasilitas pelayanan kesehatan primer. induksi dan metode deduksi. Metode
Pandangan positif ini mengakibatkan induksi dilakukan dengan cara
tenaga kesehatan cenderung enggan menyimpulkan dari pernyataan-pernyataan
memberikan pendidikan kesehatan. Tenaga khusus ke pernyataan umum. Metode
kesehatan juga jarang menjelaskan isi Buku induksi cenderung dilaksanakan pada
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), salah system pendidikan tinggi dengan cara
satunya tentang tanda-tanda bahaya penemuan fakta-fakta empiris dalam
kehamilan. penelitian ilmiah. Metode deduksi
Hal tersebut sesuai dengan teori dilakukan dengan cara menyimpulkan
PRECEDE-PROCEED yang dikemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
oleh L.W. Green (1994) bahwa kesalahan menjadi pernyataan-pernyatan yang
dalam praktik kesehatan dapat terjadi bersifat khusus. Metode deduksi ini
karena error of commission (dari pihak cenderung dilakukan pada tingkat
tenaga kesehatan) dan error of omission pendidikan menengah dan dasar dengan
(dari pihak pasien). Kesalahan dari pihak cara memberikan teori kemudian
tenaga kesehatan terjadi disebabkan adanya memberikan contoh-contoh empirisnya.
kemajuan teknologi dan spesialisasi tugas Metode yang lebih tepat untuk
yang menambah kesibukan di fasilitas memberikan pendidikan kesehatan adalah
kesehatan. Akibatnya, pendidikan pada responden adalah metode deduksi.
kesehatan yang termasuk upaya preventif Hal ini karena sebagian besar tingkat
ini jarang dilakukan. Hal ini juga pendidikan responden termasuk kategori
dibuktikan oleh Agusrini (2013) yang menengah. Tenaga kesehatan juga dituntut
melakukan penelitian tentang pemanfaatan lebih aktif untuk menjelaskan dan menggali
Buku KIA. Hasil penelitian tersebut pemahaman responden setiap kali
mengungkapkan ternyata pemanfaatan kunjungan (periksa kehamilan).
Buku KIA oleh ibu hamil di Puskesmas
Srondol masih kurang. 3. Pekerjaan Responden
Sebagian besar responden
2. Tingkat Pendidikan merupakan ibu rumah tangga (tidak
Hasil penelitian ini mengungkapkan bekerja). Sumber informasi yang
bahwa tingkat pendidikan responden dalam diterimanya terbatas pada lingkungan
kategori menengah lebih banyak daripada rumah dan sekitarnya. Hubungan social
kategori dasar maupun kategori tinggi. yang dijalaninya juga terbatas pada lingkup
Tingkat pendidikan menengah meliputi keluarga dan tetangga. Hal ini tentu
SMA dan SMK, tingkat pendidikan dasar berbeda dengan ibu yang bekerja karena
meliputi SD dan SMP, sedangkan tingkat dapat terpapar informasi dari tempat kerja
pendidikan tinggi meliputi perguruan tinggi dan media promosi kesehatan yang
(akademi, sekolah tinggi, politeknik, dan terpajang sepanjang jalan maupun dari
universitas). Tingkat pendidikan responden media massa. Hubungan social ibu bekerja
dapat mempengaruhi daya nalar responden juga cenderung lebih luas karena harus
terhadap informasi yang diterima dari menjalin relasi dengan rekan-rekan
sekitarnya. Semakin tinggi tingkat kerjanya.
pendidikan seseorang, maka penalarannya Paparan media massa dan hubungan
semakin baik. Dengan demikian penarikan social diterangkan oleh Notoatmodjo
kesimpulan akan semakin presisi. (2005) sebagai faktor eksternal yang
125
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal yang telah hamil lebih dari satu kali. Jika
ini berarti tenaga kesehatan dapat setiap kehamilan mendapat pendidikan
melakukan intervensi terhadap responden kesehatan tentang bahaya kehamilan, maka
yang terpapar lebih sedikit media massa multigravida ini telah mendapatkannya
dan menjalin lebih sedikit hubungan social. lebih dari satu kali. Akibatnya,
Intervensi yang dilakukan oleh tenaga pengetahuan multigravida cenderung lebih
kesehatan dapat disalurkan melalui arisan baik daripada primigravida (seseorang yang
atau perkumpulan Rukun Tetangga (RT) baru pertama kali hamil). Selain itu,
sebab ibu rumah tangga mempunyai akses pengalaman kehamilan sebelumnya juga
terbatas terhadap informasi selain dari menjadi sumber pengatahuan responden.
lingkungan sekitarnya. Pengalaman buruk pada kehamilan yang
lalu akan menjadi dasar antisipasi
4. Pekerjaan Suami Responden kehamilan saat ini. Pengalaman yang baik
Semua suami responden bekerja dan menyenangkan pada keamilan yang
dengan jenis pekerjaan terbanyak adalah lalu akan dirasakan sebagai suatu
sebagai buruh/karyawan. Pekerjaan suami keberhasilan. Hal ini akan memicu ibu
responden memberi peluang lebih besar hamil untuk lebih baik lagi.
untuk menerima informasi kesehatan. Hal Pengalaman merupakan persepsi
ini karena suami responden dapat yang dihasilkan melalui indra penglihatan,
menerima informasi kesehatan bukan pendengaran, penciuman, dan sebagainya
hanya dari lingkungan sekitar rumah tetapi (Notoatmodjo, 2005). Setiap orang dapat
juga dari media promosi kesehatan memiliki persepsi berbeda walaupun
sepanjang perjalanan dan informasi dari objeknya sama. Pengalaman itu sendiri
rekan-rekan kerjanya. Informasi tentang dikelompokkan menjadi mastery
tanda-tanda bahaya kehamilan yang experience dan vicarious experience.
diterima suami responden akan membentuk Pengalaman yang dialami sendiri (mastery
pemahaman yang sesuai dengan program experience) yang terjadi berulang-ulang
kesehatan. Suami yang telah memahami merupakan sumber utama untuk
tanda-tanda bahaya kehamilan akan membentuk persepsi yang kuat terhadap
memberi informasi kepada istrinya, suatu obyek. Pengalaman yang seolah-olah
memfasilitasi istri untuk mendeteksi dini dialami sendiri (vicarious experience)
tanda-tanda bahaya kehamilan, dan didapatkan dari melihat contoh atau
mendukung penanganan yang tepat jika berimajinasi.
terjadi tanda-tanda bahaya kehamilan. Ibu hamil yang pernah mengalami
Sehubungan dengan paparan media tanda bahaya kehamilan tentu akan lebih
massa dan hubungan social termasuk faktor mudah mengingat daripada yang belum
eksternal yang mempengaruhi pengetahuan pernah. Oleh karena itu, tenaga kesehatan
suami responden, tempat kerja suami harus terus mengulang-ulang informasi
responden sebaiknya menyediakan papan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada
informasi kesehatan. Tenaga kesehatan ibu hamil yang masih sehat. Pengulangan
juga sebaiknya memberikan penyuluhan di ini akan menjadi pengalaman vikarius,
tempat-tempat kerja suami responden menimbulkan persepsi kuat dan menjadi
Adapun suami responden yang bekerja motivasi ibu hamil untuk segera
sebagai swasta dengan tempat kerja tidak mendeteksi dini.
tetap, sebaiknya media promosi kesehatan
juga diletakkan pada tempat-tempat umum. 6. Pengetahuan Responden tentang Tanda-
Tanda Bahaya Kehamilan
5. Graviditas Sebagian besar pengetahuan
Sebagian besar responden repsonden tentang tanda-tanda bahaya
merupakan multigravida, yaitu seseorang kehamilan termasuk kategori cukup.
126
Walaupun selisih antara responden yang kenyataannya, minum vitamin dan istirahat
mempunyai pengatahuan baik dan cukup saja tidak dapat mengatasi bahaya yang
hanya sedikit, keadaan ini perlu mengancam ibu dan anak.
diwaspadai. Sebagian besar responden Penelitian ini menguatkan hasil
memang sudah mengetahui bahwa tanda- penelitian dan perkiraan Professor Haryono
tanda bahaya kehamilan dapat mengancam Roeshadi (2006) bahwa preeclampsia akan
keselamatan ibu dan bayi. Sebagian besar menjadi penyebab utama kematian ibu
responden juga sudah mengetahui bahwa melebihi perdarahan. Bukan hanya faktor
mereka harus menemui tenaga kesehatan etiologi preeclampsia yang belum
apabila mengalami tanda-tanda bahaya diketahui, tetapi juga faktor pengetahuan
kehamilan tersebut. Akan tetapi, sebagian masyarakat tentang tanda dan gejala
besar responden belum mengetahui dengan preeclampsia yang masih terbatas.
baik apa saja tanda-tanda bahaya Dampaknya, deteksi dini faktor risiko
kehamilan tersebut. Apalagi sebagian besar preeclampsia akan terhambat karena pasien
responden hanya dapat menyebutkan 1 – 2 menganggap tanda dan gejala preeclampsia
tanda bahaya kehamilan saja. merupakan hal yang biasa dan tidak
Tanda-tanda bahaya yang disebutkan berbahaya.
oleh sebagian besar responden adalah Seharusnya hal ini dapat diatasi
perdarahan. Adapun tanda dan gejala dengan adanya Buku KIA yang dimiliki
preeclampsia jarang disebutkan responden oleh setiap ibu hamil. Namun,
dengan benar. Masih ada anggapan keliru kenyataannya masih banyak responden
tentang preeclampsia, contohnya: bengkak yang belum bisa menyebutkan tanda-tanda
pada kaki dianggap tanda bahaya. Tanda bahaya kehamilan minimal tiga macam.
infeksi dan hal-hal yang memicu infeksi Hal ini menguatkan penelitian sebelumnya
juga masih jarang diketahui, contohnya: yang dilakukan oleh Sistiarani, dkk (2014)
demam, janin mati (tidak bergerak), dan bahwa fungsi edukasi Buku KIA tidak
ketuban pecah dini. berhubungan signifikan dengan
Hal lain yang perlu menjadi pengetahuan KIA. Begitu pula fungsi
kewaspadaan tenaga kesehatan setempat komunikasi dari Buku KIA. Hanya fungsi
adalah masih ada sebagian responden yang pencatatan yang ternyata mempunyai
belum mengetahui pengertian tanda bahaya hubungan signifikan dengan pengetahuan
kehamilan dan masih ada sebagian KIA (Sistiarani, dkk, 2014).
responden yang tidak menemui tenaga
kesehatan ketika mengalami tanda-tanda SIMPULAN
bahaya kehamilan tersebut. Hal ini justru 1. Sebagian besar responden termasuk usia
menimbulkan pertanyaan mengapa reproduksi sehat (usia 20 – 35 tahun)
responden tersebut tidak mengatahui sehingga dianggap baik-baik saja dan
pengertian tanda-tanda bahaya kehamilan dianggap kurang memerlukan pendidikan
dan apa yang dilakukan ketika mengalami kesehatan.
tanda-tanda bahaya kehamilan. Padahal, 2. Tingkat pendidikan responden dalam
setiap responden telah mempunyai Buku kategori menengah lebih banyak daripada
KIA yang didalamnya terdapat informasi kategori dasar maupun kategori tinggi
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. sehingga tenaga kesehatan dituntut lebih
Ternyata sebagian kecil responden aktif untuk menjelaskan dan menggali
menganggap tanda-tanda bahaya kehamilan pemahaman responden setiap kali periksa
itu biasa muncul pada saat kehamilan. kehamilan.
Sebagian kecil dari mereka juga 3. Sebagian besar responden merupakan ibu
menganggap bahwa tanda-tanda bahaya rumah tangga maka sebaiknya tenaga
kehamilan tersebut dapat ditangani dengan kesehatan memberikan pendidikan
minum vitamin dan istirahat cukup. Pada kesehatan melalui arisan atau perkumpulan
127
Rukun Tetangga (RT) di sekitar rumah Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta:
sasaran (ibu hamil). Erlangga.
4. Semua suami responden bekerja dengan Evie. 2014. Angka Kematian Ibu di Indonesia
jenis pekerjaan terbanyak adalah sebagai Meningkat.
buruh/karyawan maka sebaiknya setiap http://rri.co.id/post/berita/78060/nasional/
tempat kerja mempunyai papan informasi angka_kematian_ibu_di_indonesia_meni
kesehatan tentang tanda-tanda bahaya ngkat.html. Diakses 19 Agustus 2015.
kehamilan dan tenaga kesehatan melakukan Green, L.W. 1991. Health Promotion Planning: A
penyuluhan di tempat-tempat kerja. Educational and Environmental Approach.
5. Walaupun sebagian besar responden United State : Mayfield Publishing
merupakan multigravida, tenaga kesehatan Company.
tetap harus mengulang-ulang informasi Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Kebidanan dan Teknik Analisis. Jakarta:
6. Sebagian besar pengetahuan repsonden Salemba Medika.
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Notoatmodjo, S. 2007. Pengantar Pendidikan
termasuk kategori cukup dan sebagian besar dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
responden hanya dapat menyebutkan 1 – 2 Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan.
tanda bahaya saja. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
7. Tanda-tanda bahaya yang diketahui oleh Prawirohardjo.
sebagian besar responden adalah Roeshadi, H. 2006. Upaya Menurunkan Angka
perdarahan. Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada
8. Tanda dan gejala preeclampsia masih Penderita Preeklampsia dan Eklampsia.
simpang-siur dalam masyarakat sehingga Universitas Sumatra Utara.
perlu pendidikan kesehatan yang lebih Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis
intensif. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
9. Tanda infeksi dan hal-hal yang berisiko Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
infeksi masih jarang diketahui masyarakat. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan
10. Masih ada responden yang beranggapan Antenatal. Jakarta: EGC.
salah bahwa tanda-tanda bahaya kehamilan Sarwono, J. Metode Penelitian Kuantitatif dan
merupakan hal yang biasa dan dapat Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
ditangani dengan minum vitamin serta 2006.
istirahat yang cukup. Sistiarani, dkk. 2014. Fungsi Pemanfaatan
Buku KIA terhadap Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol.8 No.8 Mei
Agusrini, D. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu 2014.
Hamil tentang Buku KIA dengan Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan,
Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Edisi IV, Vol.2. Jakarta: EGC.
Srondol Kota Semarang.
http:perpusnwu.web.id/karyailmiah/docu
ments/3986.docx.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2015.
Optimalisasi Tim Gawat Darurat RS
dalam Penurunan Kematian Ibu
Maternal. http://www.dinkes-
kotasemarang.go.id/?p=berita_mod&j=li
hat&id=123. Diakses 19 Agustus 2015.
Elizabeth H. H. 1990. Developmental Psychology ,
alih bahasa Istiwidayanti, et. al., Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
128

Anda mungkin juga menyukai