Tesis Sopian Biola PDF
Tesis Sopian Biola PDF
TESIS
Oleh
SOPIAN LOREN SINAGA
NIM. 117037004
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PENERAPAN PEMBELAJARAN PRAKTIK BIOLA MELALUI
TIGA BUKU KARYA HARFURG, SUZUKI, DAN ABRSM
PADA TINGKATAN PRADASAR DAN DASAR I
DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL
TESIS
Oleh
SOPIAN LOREN SINAGA
NIM 117037004
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Judul Tesis : PENERAPAN PEMBELAJARAN PRAKTIK BIOLA
MELALUI TIGA BUKU KARYA HARFURG,
SUZUKI, DAN ABRSM PADA TINGKATAN
PRADASAR DAN DASAR I DI CHANDRA KUSUMA
SCHOOL
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
Ketua Anggota
Abstrak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat, rahmat dan karunia-Nya yang membimbing dan menyertai penulis dalam
Tulisan dalam bentuk tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) pada Program Studi Magister (S-2)
Utara Medan.
besarnya kepada kedua orang tua penulis, ayahku Jorgit Sinaga dan Ibuku
aku berada. Segala yang Bapak berikan (doa dan nasehat) membawaku mencapai
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, saya tidak mampu membalasnya dengan
apapun.
Kepada Ayah angkat saya tercinta, pak Budhi Ngurah, yang tidak pernah
lelah mendukung dan memotivasi saya dengan moril dalam perkuliahan saya
hingga saat ini. Hanya tesis ini yang dapat saya persembahkan sebagai tanda
terima kasih atas Pengetahuan, ilmu bermusik dan rasa kepedulianmu kepadaku.
kusayangi, Sonata Da Chiesa, Cristian, dan Jarman Sinaga. Atas dorongan dan
Tidak lupa saya berterima kasih kepada abang dan kakak, Jontra Hotmadi
Sinaga, Peri Sastra Sinaga, darma wandi Lingga (lae), Putri dewi Sinaga, uli (
kakak ipar). Atas dorongan, motivasi dan doa kalian mendukung terselesaikannya
pembuatan tesis ini. Semoga kalian selalu diberkati Tuhan Yesus Kristus Juru
Selamat kita.
Dr. dr. Syahril Pasaribu., DTM & H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan
Fakultas Ilmu Budaya, yang telah memberi fasilitas, sarana dan prasarana belajar
bagi penulis sehingga dapat menuntut ilmu di kampus Universitas Sumatera Utara
Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu
Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum, atas bimbingan akademis dan arahan yang
diberikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada bapak Dr.
Muhammad Takari, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra. Heristina
Dewi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II atas semua tuntunan, nasehat serta
bimbingannya dan memotivasi penulis supaya tetap semangat dan terus maju
tidak menyerah. Juga saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Penguji Drs. Setia
Dermawan Purba, M.A yang memberikan koreksi dan kritikan demi perbaikan
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua dosen Program Studi
Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, antara lain: Drs. Kumalo Tarigan,
MA, Dra. Rithaony, M.A., Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si., Dra. Frida Deliana,
M.Si., Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., atas
ilmu yang telah diberikan selama ini. Begitu juga kepada Bapak Drs. Ponisan
sebagai pegawai adminsitrasi, terima kasih atas segala bantuannya selama ini.
Penulis berharap kiranya tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Selain itu juga
Tentu tesis ini masih jauh dari kesempurnaannya, karena itu kepada semua
pihak penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
IDENTITAS DIRI
5. Kewarganegaraan : Indonesia
PENDIDIKAN
4. Sarjana Seni Jurusan Musik Fakultas Seni pertunjukan Institut Seni Indonesia
Pengalaman Bermusik
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
- Hamdan ( Medan )
- Slamet ( Medan)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
PENDAHUUAN
pendidikan kesenian di Indonesia, yang memiliki potensi yang sangat besar untuk
musik hingga perguruan tinggi atau kursus-kursus musik privat, tetapi terdapat
ditulis dalam notasi balok dan dibuat menjadi sebuah buku panduan untuk proses
arpeggio, serta tangga nada dalam permainan instrument. Hal ini dilakukan dengan
sebuah metode untuk pembelajaran musik. Pertunjukan musik yang didukung oleh
2
sarana untuk mempelajari musik saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini dapat
tujuannya bukan untuk menjadikan anak mereka musisi yang profesional. Keadaan
orang tua yang berpendapat, bahwa untuk anaknya yang mempelajari musik harus
mempunyai bakat tersendiri. Bakat tersebut sudah terlihat oleh orang tua sejak
seorang anak diusia 5 sampai 10 tahun. Pemikiran orang tua yang selalu
Akibatnya anak tidak akan pernah dapat menjadi musisi yang profesional,
dukungan yang lainnya, jika para orang tua menunggu anak tumbuh dengan bakat
mempelajari sebuah instrumen musik, apakah anak tersebut tidak dapat menjadi
musisi yang handal, atau seorang komposer dengan karya yang luar biasa?
Sebaliknya, dengan anak yang memiliki bakat apakah pasti menjadi seorang musisi
bukan hanya dari faktor bakat yang dimiliki anak. Tetapi, dukungan orang tua,
3
dan ujian, yang dilakukan anak menjadi sebuah faktor yang perlu dimengerti para
orang tua. Pembelajaran instrumen musik tanpa bimbingan orang tua dan seorang
musik.
Keinginan orang tua yang ingin anaknya cepat dalam mempelajari musik
menjadikan peran penting seorang guru dibutuhkan dalam sebuah proses belajar-
dalam pembelajaran musik dengan cara yang sangat monoton, akibatnya anak yang
mempelajari musik akan merasa bosan dan tidak mau mempelajari musik dari
Biola adalah salah satu instrumen musik yang sering sekali dipelajari
seorang anak yang dibunyikan malalui gesekan dan sumber bunyinya berasal dari
dawai yang digesek atau dipetik sesuai dengan kebutuhan fungsi dan kegunaannya.
Biola merupakan salah satu instrumen yang sempurna secara akustik dan
emosional. Register suara biola juga hampir mendekati suara sopran manusia.
Selain itu, biola yang disajikan pemainnya juga memiliki kemampuan untuk dapat
memainkan nada dengan cepat dan lincah serta figurasi yang cemerlang efeknya.
Selain itu dapat menjangkau suasana lirik dan lembut hingga tercipta suasana yang
Kapasitas untuk menahan nada amat mengagumkan dan jarang sekali instrumen
4
lain dapat menghasilkan begitu banyak nuansa dari ekspresi dan intensitas
suaranya.1
Biola adalah alat musik yang memiliki 4 senar terdiri dari senar yang paling
rendah adalah G atau sol, kemudian D atau re, A atau la, serta E atau mi senar yang
register nadanya paling tertinggi di instrumen biola. Biola sering sekali disebut
dengan violin, biola juga memiliki kesamaaan dengan instrumen biola alto (viola),
cello (violoncello), dan contrabass (contrabasso). Jarak stem dari seluruh intrumen
ini terdiri dari interval (kwint) atau jarak 3 1/2 laras dan teknik memainkannya
melalui gesekan, perbedaannya adalah pada ukuran (size) dan register nada dari
setiap instrumen.
Biola salah satu alat musik yang sangat berperan penting untuk sebuah
Banyaknya pemain biola yang dibutuhkan untuk sebuah orkestra dapat mencapai
sebuah harmonisasi yang baik. Pemain biola di dalam sebuah orkestra dibagi
menjadi dua sampai tiga bagian yang disebut dengan pemain biola 1, 2, dan 3.
dengan nada 1 oktaf di bawah biola 1, biola 3 juga memainkan harmoni 1 oktaf di
bawah biola 2, agar mendapatkan suara yang baik dan harmoni yang seimbang.
Selain dalam orchestra, pemain biola juga sering tampil dalam sebuah
pemain instrumental yang terdiri dari biola 1, biola 2, alto, dan cello, dan dapat
1
R.M. Surtihadi, Tan Thiam Kwie Celah-celah Kehidupan Sang Maestro Pendidik Musik
Tiga Zaman, Panta Rhei Books, Yogyakarta, 2008, hal. 13.
5
duet yang dimainkan 2 orang pemain instrumen seperti biola dengan biola atau
biola dengan instrumen yang lain seperti flute, cello, biola alto, atau contrabass.
Biola juga sering sekali digunakan dalam format musik yang lain seperti
jazz, pop, blues, sampai pada musik tradisi atau lagu-lagu rakyat seperti Melayu,
keroncong dan jenis musik tradisi lainnya. Terlebih lagi biola juga sering dilakukan
kecil lainnya seperti ansambel dan string kuartet. Hal ini sering terdapat pada
biola.
Musik klasik adalah salah satu jenis musik diatonis di antara sekian banyak
jenis atau bentuk musik yang sering sekali dimainkan oleh instrumen biola dalam
bentuk Partita, Sonata, concerto, Pieces, musik kamar, dan sebagainya. Di dalam
karya-karya inilah terdapat karakter-karakter musik seperti riang, lirih, dan juga
dramatik, yang sering dimunculkan dengan indah melalui suara biola yang sesuai
Selain interpretasi pemain biola juga harus memiliki teknik yang baik serta
pemilihan repertoar yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan pemain
biola, agar dapat memainkan karya tersebut dengan indah dan sempurna. Namun,
permasalahan yang sering terjadi ketika memainkan bentuk karya tersebut adalah
teknik tangan kiri pada penjarian seperti posisi jari dan perpindahan posisi dan
tangan kanan pada gesekan seperti teknik legato, staccato, detache, spiccato, serta
artikulasi lainnya.
6
Permasalahan teknik tangan kiri seperti posisi jari dan perpindahan posisi
dan tangan kanan pada gesekan seperti teknik legato, staccato, detache, spiccato,
serta artikulasi sering sekali terdapat pada sebuah pembelajaran praktik instrumen
biola. Ini dilakukanb baik pada sebuah universitas atau institut seni jurusan musik,
sekolah musik, maupun instansi musik. Ketika pelajar biola memilih sebuah
reportoar atau karya musik klasik yang akan dimainkan seorang pelajar untuk
kepentingan ujian atau sebuah pertunjukan selalu merubah teknik penjarian dan
gesekan yang ada pada karya instrumental tersebut agar dapat mempermudah
pelajar dalam memainkan karya atau reportoar musik tersebut. Perubahan yang
dilakukan pelajar biola pada teknik tangan kanan seperti gesekan legato, staccato,
detache, spiccato, dan tangan kiri seperti penjarian, posisi jari, perpindahan posisi
serta artikulasi lainnya sering sekali lebih menyulitkan pelajar biola dalam
Permasalahan ini terjadi karena seorang pelajar biola tidak mengerti akan
persoalan setelah merubah teknik-teknik yang ada pada karya tersebut. Kemudian
Permasalahan ketika seorang pelajar biola mengikuti tulisan atau simbol yang ada
pada sebuah reportoar atau buku panduan pelajar juga mendapatkan kesulitan
artikulasi pada karya tersebut adalah pemain musik atau musisi yang sangat hebat,
bukan mengacu pada proses pembelajaran, maka penulisan teknik dan gesekan
seperti legato, staccato, detache, spiccato, dan masalah penjarian, yang ada pada
karya atau buku panduan akan selalu menurut kemampuan dan kehebatan musisi
sekali kurang sesuai untuk pemain biola pada tahap pembelajaran, bahkan
cendrung lebih sulit secara teknik baik dari penjarian, gesekan dan artikulasi
lainnya.
Permasalahan ini sering sekali terjadi pada seorang siswa sekolah musik
dan peserta didik biola yang ada pada sebuah sekolah dan instansi atau lembaga
musik maupun universitas dan sebuah institut, dimana pelajar biola sering sekali
pembelajaran bahan lagu dan teknik yang akan diujiankan sudah dilatih oleh
pelajar biola dan dibimbing oleh instruktur violin 6 (enam) bulan sebelum bahan
memainkan lagu, teknik dan tangga nada yang selalu berpanduan pada buku
panduan akan selalu mempelajari, mencari serta mempermudah semua yang akan
dimainkan pada lagu maupun teknik yang akan diujiankan oleh pelajar atau pemain
biola tersebut.
pada tahap awal pembelajaran, adalah banyaknya guru yang mengajarkan peserta
didik tidak melalui buku panduan, namun lagu yang diajarkan seorang guru
terdapat pada sebuah buku panduan, proses tersebut dilakukan guru praktik
dikarenakan sulitnya peserta didik untuk membaca not balok yang kemudian
diaplikasikan pada biola. Akibatnya peserta didik akan dapat memainkan beberapa
lagu saja yang mana proses memainkan lagu tersebut melalui hafalan dan tidak
banyaknya kesamaan sebuah lagu yang terdapat pada beberapa buku panduan
membuat pelajar maupun pemain biola akan memilih edisi apa yang akan dipakai
pada buku panduan tersebut. Perbedaannya adalah pada teknik tangan kanan
seperti gesekan legato, speccato, staccato dan tangan kiri seperti penjarian, posisi.
Permasalahan lain adalah bahwa setiap edisi yang ada pada buku panduan
memiliki teknik yang berbeda-beda pada titik kesulitan dan kemudahannya. Hal ini
membuat pelajar dan pemain biola sering sekali merubah teknik yang ada pada
lagu-lagu rakyat yang ada pada buku panduan seperti German Folk Song, French
Folk Song, dan lagu-lagu rakyat Eropa lainnya untuk kebutuan kurikulum dalam
pembelajaran instrumen biola. Hal ini sering sekali terdapat untuk sebuah
Melalui permasalahan ini, maka guru harus mengerti serta mengetahui hal dasar
apa yang harus dimengerti oleh pemula ketika mengajarkan dan memainkan
Selain lagu, terdapat juga sebuah tangga nada (scale) pada buku panduan,
hal ini dilakukan untuk mempermudah penjarian dalam memainkan sebuah tangga
nada dengan metode seperti perpindahan posisi jari, penempatan sebuah jari, dan
awal sebuah jari ketika memainkan sebuah tangga nada. Metode ini menjadi
sebuah identitas, ketika pemain atau pelajar biola bermain tangga nada, pemain
9
biola yang lain akan mengetahui buku panduan apa yang dipakai pemain biola
Berbeda halnya dengan buku panduan untuk mempelajari teknik dasar yang
mana buku panduan tersebut mengajarkan anak gesekan dan penjarian pada posisi
gesekan dan penjarian agar anak tidak bosan ketika mempelajari gesekan serta
penerapan penjarian yang ada pada buku panduan untuk mempelajari instrumen
biola. Maka guru harus memilih buku panduan yang tepat untuk sebuah
buku panduan pembelajaran instrumen biola yang cukup sulit untuk tahap
pembelajaran dasar.
hal yang harus dipertimbangkan dan dimengerti oleh seorang guru. Pembelajaran
ini menjadi sebuah permasalahan bagi seorang peserta didik ketika mempelajarinya
di rumah secara mandiri tanpa sebuah iringan dan bantuan oleh seorang guru.
Permasalahannya adalah, peserta didik akan merasa bosan dan jenuh ketika
instrumen biola, peserta didik tidak memainkan sebuah melodi melainkan melatih
sebuah gesekan dari salah satu senar yang terdapat pada instrumen biola untuk
awal pembelajarannya. Akibatnya adalah peserta didik akan merasa sangat sulit
ketika mempelajari instrumen tersebut dan para orang tua akan menganggap
proses pembelajaran biola. Hal ini dapat berlangsung sebanyak 4 (empat) sampai
mempelajari instrumen tersebut pada tahap awal praktik, peserta didik sudah dapat
memainkan tiga sampai lima nada yang dapat membentuk sebuah melodi ketika
yang ketika anak ingin mendapatkan beberapa nada untuk membentuk sebuah
melodi, pelajar biola harus dapat memainkan penjarian satu sampai pada penjarian
tiga. Untuk sampai ke tahap kemahiran ini dapat mehabiskan waktu selama 4
Permasalahan penjarian yang ada dikarenakan produksi nada, terdapat pada jari
ketika memainkan biola, hal ini karena instrumen biola tidak memiliki tempat
Teknik penjarian pada instrumen biola menjadi sebuah masalah yang sering
terdapat pada peserta didik yang sedang mempelajari instrumen tersebut. Maka hal
ini menjadi cukup penting dimengerti guru agar dapat menyampaikannya kepada
pelajar biola serta mendengar bentuk-bentuk permainan siswa untuk mengerti akan
proses pembelajaran gesekan dan penjarian yang akan dicapai oleh seorang pelajar
serta memilih buku panduan yang tepat untuk seorang pelajar biola yang sedang
Teknik tangan kanan dan tangan kiri pada instrumen biola adalah hal yang
sangat penting dimengerti serta dapat dimainkan secara baik dan benar oleh
pemain biola, agar mendapatkan keindahan dari karya-karya yang akan dimainkan.
11
Buku panduan lagu dan teknik serta tangga nada yang ada ketika memperaktikkan
instrumen biola memiliki kesamaan pada sebuah sekolah dan juga instansi atau
lembaga musik dan yang sering sekali dimainkan peserta didik dalam bentuk lagu
dan teknik serta tangga nada. Buku panduan tersebut seperti Suzuki Violin buku 1-
8, Keyser 1-2, Majas, Wolhfath 1-2, Kreuzer, A Tune A Day 1-2, David’s Violin
School, Marcel Pinkse, Mathieu Crickboom, William Henley, Hanssit, Douze Petits
Duos F, WohlFahrt, Scales Studies, dan banyak lagi bentuk buku panduan
Buku-buku panduan inilah yang sering sekali dirubah oleh pelajar untuk
sebuah lagu dan teknik serta tangga nada. Perubahan teknik yang ada pada setiap
karya maupun reportoar memiliki kemudahan dan kesulitan yang berbeda bagi
setiap pemain biola, baik pada tahap pembelajaran maupun untuk sebuah
pertunjukan. Hal ini harus dimengerti seorang guru atau instruktur-instrumen biola
ketika memberikan sebuah reportoar kepada peserta didik yang sesuai dengan
kapasitas peserta didik tersebut agar dapat memperoleh suara yang indah dengan
teknik-teknik yang lebih sesuai bagi seorang pelajar biola dalam memainkannya.
Banyaknya sebuah metode yang terdapat pada buku panduan untuk praktik
instrumen biola berbentuk teknik yang bermelodi seperti sebuah lagu yang
diaransemen sesuai kebutuhan teknik yang ada pada tangan kanan dan tangan kiri.
Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran biola tidak membosankan dan dapat
untuk sebuah teknik biola kebanyakan diambil dari nada-nada lagu rakyat Eropa
12
dan lagu yang telah populer di telinga untuk proses pembelajaran instrumen biola.
Hal ini sering sekali dilakukan para pemula yang sedang mempelajari instrumen
tersebut.
Terlebih sebuah sekolah musik yang selalu memakai buku panduan atau
bahan praktik, baik dari sebuah lagu maupun teknik yang selalu memilih bahan
yang acuannya pada sebuah universitas ataupun sebuah institute. Akibatnya lagu
dan teknik yang dipraktikkan siswa selalu sulit dan terlalu tinggi karena tidak
pengajaran pada siswa yang terdapat pada sebuah sekolah dan tidak pernah
memfokuskan bahan tersebut sampai selesai. Hal ini karena sebuah institut musik
atau universitas selalu menerima pemain biola sebagai mahasiswa yang tidak
ketika pelajar biola masuk ke dalam sebuah sekolah musik maupun instansi musik.
pada teori maupun instrumen musik. Hal ini jelas sekali memiliki perbedaan antara
musik.
universitas, adalah mahasiswa lebih mandiri untuk sebuah praktik yang dibimbing
oleh dosen atau instruktur instrumen beberapa kali selama sebulan dan tidak pada
sebuah rutinitas proses memainkan bahan dari awal sebuah lagu sampai akhir
sebuah lagu. Maka dalam hal ini mahasiswa yang mempelajari bahan tersebut,
13
akan selalu mencari, melatih serta melihat video-video dan contoh-contoh musisi
yang telah memainkan bahan atau karya yang sedang dipelajari mahasiswa tersebut
sekolah musik dan sebuah instansi atau lembaga musik, yang mana sekolah musik
hanya mengkhususkan pada pelajaran musik saja baik pada sebuah teori maupun
pada sebuah praktik instrumen. Sekolah musik memiliki visi dan misi menciptakan
musisi yang akan bermain musik setelah menyelesaikan studi di sekolah musik
tersebut. Maka melalui visi dan misi sekolah, pelajar akan banyak berlatih dan
mempelajari semua yang berbentuk pelajaran musik baik sebuah teori maupun
praktik instrumen yang dibimbing instruktur maupun guru musik secara rutinitas
dari awal pembelajarannya sampai pada tingkat yang cukup sulit untuk
Terlebih lagi sebuah instansi atau lembaga musik yang melakukan proses
dilakukan sebuah instansi berbentuk (privat) yang hanya dilakukan guru dan
peserta didik yang sedang mempelajari musik. Hal ini menjadikan sebuah instansi
seorang pelajar menjadi musisi yang hebat. Sebaliknya terdapat juga sebuah
instansi yang membuat kurikulum pembelajaran yang sangat tinggi karena untuk
untuk ujian yang akan di ujiankan pada akhir semester yang sering disebut
Selain ujian pada sebuah instansi terdapat juga ujian internasional seperti
perorangan terlepas dari sebuah instansi musik. Kurikulum yang dipakai untuk
universitas yang ada di Eropa direvisi dan dikembangakan selama 3 tahun sekali
pada pembelajaran praktik instrumen maupun teori musik yang bahan tersebut
Instansi atau lembaga musik ini juga membuat dua pilihan untuk para
murid, dapat memilih regular dan non-regular atau akademis dan non-akademis,
regular atau akademis memiliki sebuah persyaratan khusus yang dilakukan anak
setiap akhir semester seperti ujian dan mengambil mata pelajaran musik lainnya
seperti perkusi, solfegio, teori, analisis, dan chamber yang wajib untuk sebuah
persyaratan regular atau akademis. Berbeda halnya dengan non-regular atau non-
akademis yang dapat tidak mengambil mata pelajaran selain praktik instrumen
yang dipilih seorang pelajar musik. Hal ini diciptakan karena banyaknya peminat
musik, yang ingin belajar instrumen musik setelah dewasa dan sebuah kebijakan
instansi musik untuk tidak menutup jalur peminat musik di usia dewasa dalam
bentuk proses pembelajaran instrumen pada sebuah instansi atau lembaga musik
yang terdiri dari 8 murid dan 1 pengajar biola. Pembelajaran ini dilakukan karena
pembelajaran ini selama 45-60 menit dan lebih kepada bentuk ansambel dengan
pembelajaran yang akan diujiankan dua kali selama setahun yang diawali pada
sebuah tingkatan (great) pra dasar 1 dan 2, dasar 1 sampai 4, menengah 1 dan 2,
lanjut 1 dan 2, hal ini dilakukan selama anak masih belajar pada sebuah instansi
musik. waktu yang dihabiskan anak untuk mencapai tingkatan lanjut 2 selama 5
tahun.
Universitas atau institut, sekolah, serta instansi atau lembaga musik yang
didukung oleh sebuah pelajaran teori, solfegio, sejarah, analisis, chamber atau
ensambel, praktik instrumen biola adalah salah satu instrumen yang dipelajari di
instrumen biola yang dikhususkan penulis pada tiga buku panduan: (a) A Tune A
Day, (2) Suzuki Violin, serta (3) Kurikulum ABRSM pada sebuah teknik dan lagu,
buku panduan A Tune A Day 1 (Satu), yang mana terdiri dari buku 1 (satu) dan 2
(dua), Suzuki Violin 1 yang terdiri dari buku 1 (satu) sampai 8 (delapan) serta
16
Kurikulum ABRSM pada buku 1 yang terdiri dari buku 1 (satu) sampai 8 (delapan).
Hal ini akan diteliti oleh penulis pada musik program yang terdapat pada sekolah
Chandra Kusuma School. Sekolah ini memiliki kelas biola dan sebuah instansi
musik IPAC (Inspire Perfoming Arts Centre), sebuah instansi musik dibawah
pimpinan Chandra Kusuma School yang berfungsi tempat privat musik yang
dilakukan hanya satu persatu dalam pembelajaran praktik instrumen melalui guru
dan murid.
Chandra Kusuma School. Mata pelajaran seni budaya meliputi bidang seni rupa,
tari, musik. Pada pembahasan seni musik biasanya peserta didik mendapatkan
pokok pembahasan sejarah musik, musik populer, dan mempelajari cara membaca
notasi angka dan notasi balok. Begitu pula peserta didik juga dapat mempelajari
alat musik seperti, rekorder, pianika, angklung, dan guitar, serta membahas materi
tentang musik. Sekolah Chandra Kusuma School juga mempunyai guru praktik
mata pelajaran wajib dalam bidang musik pada siswa yang ingin belajar musik
mempelajari alat intrumen klasik sepreti violin, viola, cello, flute, guitar, dan
piano.
klasik dan tradisional. Adapun alat musik yang digunakan dalam pembelajaran
17
yaitu mempelajari alat musik angklung, pianika, rekorder, violin, viola, cello,
kontra bass, flute, piano, paduan suara, dan komposisi. Prosesnya melibatkan guru-
guru yang mempunyai kemampuan secara individu untuk memainkan alat musik
merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan
meningkatkan pekembangan otak, sains, dan musikalitas peserta didik. Hal ini
dapat dilihat pada fungsi dan tujuan pembelajaran tersebut, dimana peserta didik
tersebut dibentuk untuk dijadikan sebagai pemain orkes di dalam sebuah kelompok
orkestra kecil.
Sekolah Candra Kusuma School dan IPAC yang terletak di Kota Medan
yang menggunakan metode pembelajaran biola melalui teknik dan sebuah lagu
diambil dari buku panduan A Tune A Day, Suzuki Violin, dan Kurikulum ABRSM
untuk mendukung proses pembelajaran biola sebagai pelajaran musik program dan
privat di Sekolah Chandra Kusuma School dan IPAC. Oleh sebab itu dalam tesis
ini akan diangkat dengan judul: “Penerapan Pembelajaran Praktik Biola Melalui
Tiga Buku Karya Harfurg, Suzuki, dan ABRSM pada Tingkatan Pradasar dan
penelitian penulis melalui ketiga metode yang dilaksanakan dan diaplikasikan oleh
18
tenaga pengajar untuk great pradasar dan dasar satu melalui ketiga buku panduan
tersebut.
teknik legato, staccato, detache, spiccato, dan lainnya dalam pembelajaran biola
ini. Begitu pula tangan kanan gesekan dan tangan kiri penjarian pada tahap pra
dasar dan dasar satu untuk sebuah pembelajaran praktik instrumen biola. Deskripsi
lainnya adalah bagaimana penerapan pembelaran yang memadukan tiga jenis buku
sekali gus.
(1) Untuk mengetahui hasil penerapan metode biola A Tune A Day, Suzuki Violin
(2) Untuk memberikan kemudahan bagi guru dalam bentuk pengajaran serta
tersebut melalui baik pada gesekan dan juga pada sebuah penjarian.
(3) Menggabungkan ketiga metode tersebut untuk pra dasar dan dasar 1 (satu)
Manfaat yang di ambil dari penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tesis ini
(2) Sebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa, pelajar, dan
(3) Menambah pengetahuan bagi penulis, guru, pelajar biola serta penikmat
music lain, baik mencakup teori maupun praktik musik pada instrumen biola
(4) Penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan kesenian dalam konteks
metode pembelajaran baik pada sebuah lagu maupun teknik yang sesuai untuk
pembelajaran instrumen biola di Sekolah Candra Kusuma School dan ipac melalaui
ketiga buku panduan baik pada lagu-lagu dan teknik serta tangga nada yang
mempermudah mempelajari instrumen biola baik pada teknik tangan kanan seperti
kemampuan murid ketika memainkan lagu yang diajarkan oleh seorang guru
melalui ketiga buku panduan pada sebuah lagu, teknik serta tangga nada yang yang
terdapat pada buku panduan dengan tulisan not balok untuk pembelajaran praktik
instrumen biola.
mengadakan studi kepustakaan antara lain: Buku Suzuki Method menjadi referensi
penulis untuk mempermudah sebuah penjarian dalam sebuah lagu yang akan
Keyser buku panduan teknik biola dengan penjarian dan teknik gesekan
Selanjutnya Mazas sebagai buku panduan yang memainkan sebuah teknik yang
21
memiliki struktur bentuk sebuh lagu. Buku tersebut menjadi referensi penulis
untuk membuat sebuah teknik dengan melodi lagu daerah untuk sebuah
pembelajaran musik.
tangga nada dengan penjarian dan posisi ketika memainkan tangga nada serta
bentuk jari ketika memainkan jari. Buku panduan ini menjadi acuan penulis untuk
sebuah tingkatan agar peserta didik sampai pada titik merasa terlalu sulit ketika
Buku Suzuki adalah buku panduan untuk siswa dalam mempelajari biola melalui
sebuah lagu yang telah diubah oleh Sinichi Suzuki melalui penjarian dan
Dieter Mack, dalam bukunya Ilmu melodi ditinjau dari segi budaya musik
barat (1995), pusat musik liturgi Yogyakarta, buku ini mengetengahkan analisis
melodi dari beberapa komponis musik barat disertai dengan contoh berupa
cuplikan-cuplikan rekaman.
22
Analysis (1979), berisikan tentang ilmu bentuk analisa musik dalam musik tonal,
Buku Ilmu Bentuk Analisa (1996) yang dikarang Karl-Edmund Prier, SJ.
Berisikan kumpulan bahan kuliah ilmu bentuk analisa musik. Kemudian disusun
dan diterbitkan dalam bentuk buku, terdiri dri lima bagian, bentuk-bentuk ganda,
Leon stein, dalam Structur & Style, The Study and analysis of Musikal
Forms (1997), menguraikan tentang musik barat dari unsur bentuk yang paling
kecil sampai pada bentuk yang besar dengan segala unsur perkembangannya.
tentang fungsi-fungsi struktur harmoni didalam musik diatonik barat. Buku ini
menjadi referensi bagi penulis dalam bentuk harmoni ketika penulis membuat
Counterpoint & dan Improvisation (1940), jilid 1 dan 2 masing-masing terdiri dari
vertical beserta penerapannya terhadap musik barat sampai pada abad XIX.
and Practice (1978), merupakan salah satu buku pedoman mengenai teori harmoni
23
musik abad ke XX dan penerapannya dalam buku ini seluruh latihan serta
komposisi musik.
Karya Frank Howes, (1947), Full Orchestra, berisi mengenai evolusi dan
Buku Langsung Jago Main Piano Otodidak, buku ini ditulis oleh Christian
J. Monoach. ST, buku ini berisikan tetang sebuah metode pembelajaran yang tidak
sama dengan pembelajaran akademisi namun lebih kepada cara cepat dalam
pembelajaran istrumen piano, buku ini menjadi contoh dan menjadi perbandingan
Buku Ensiklopedia Musik Klasik buku ini disusun oleh Muhamad Syafiq
yang berisikan seperti kamus musik dan banyak menceritakan peradapan musik
klasik sampai pada saat ini serta menceritakan riwayat hidup composer pada jaman
Kamus Musik Pono Bonoe yang membantu untuk mengerti akan symbol
dan tulisan-tulisan yang terdapat pada sebuah lagu. Buku ini membantu penulis
Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi buku ini ditulis oleh Yohanes
membaca sebuah not serta pengajaran yang sangat mempermudah ketika membaca
sebuah notasi musik. Buku ini menjadi panduan bagi penulis ketika membuat
sebuah notasi lebih mempermudah peserta didik dan dapat sekaligus mengajarkan
peserta didik cara membaca dengan cepat baik pada not balok instrumen biola
yang menggunakan medium musik barat yang diambil melalui ketiga buku
landasan teori yang menjadi titik-tolak penggarapan landasan teori tersebut secara
garis besar mengacuh pada buku panduan biola yang telah ada seperti teknik, lagu,
Persada, 1995). Buku ini berisi tentang teori-teori perkembangan anak sampai
dewasa dari hasil penelitian para ahli dalam bidang Psikologi Pendidikan.
25
Inc, USA, 2008. Buku ini menjabarkan tentang dasar-dasar teknik bermain biola,
New Jersey : 1985. Buku ini menjabarkan tentang dasar-dasar teknik bermain
Fifth Edition, Retired California State University, Sacramento, 1990. Buku ini
contoh-contoh bentuk dasar memainkan teknik hiasan dalam permainan biola, yang
Djohan dalam Psikologi Musik, (Yogyakarta, Buku Baik, 2005). Buku ini
mengenalkan masyarakat kepada psikologi musik yang relatif baru di negara kita.
Matson Alan Topper, Correting The Right Hand Bow Position For The
Student Violinist and Violist, The Florida State University School Of Music,
Valdosta, 2002. Buku ini berisi untuk mengoreksi tangan kanan untuk pemain
tangga nada. Buku panduan yang sering sekali digunakan oleh pemain biola adalah
buku panduan Carl Flesch dan Polo yang mana bahan ini akan menjadi referensi
26
bagi penulis ketika memainkan atau sedikit memberikan perubahan untuk sebuah
pembelajaran.
Suzuki dan ABRSM adalah buku panduan untuk memainkan sebuah lagu
pada instrumen biola melalui gubahan penjarian dan gesekan yang terdapat pada
buku tersebut membuat penulis lebih dapat mempertimbangkan jari apa yang akan
di aplikasikan dan gesekan apa yang tepat pada lagu daerah yang akan digubah.
Efek Mozart Bagi Anak-Anak yang ditulis oleh Don Cambell buku ini
menceritakan tentang fungsi musik klasik bagi kreatifitas, daya pikir anak melalui
musik klasik, buku ini menjadi referensi penulis untuk mencoba melihat bagian-
bagian mana yang berperan aktif ketika mendengar atau memainkan sebuah lagu
oleh Dr.Rusman, M.pd. buku ini menceritakan bentuk pengajaran dan strategi guru
Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem buku ini ditulis oleh Agus
kelompok, buku ini menjadi acuan penulis pada metode pembelajaran praktik
instrumen biola pada pembelajaran yang dilakukan lebih dari dua pelajar.
Candra Kusuma School dan IPAC. Yang akan diminta bantuan atau pendapat
kepada beberapa pengajar dan pemain biola, yang berguna untuk menambah dan
melengkapi data yang diperlukan. Setelah data terkumpul, data tersebut dipilah dan
Kemudian penelitian ini di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pengumpulan
data, tahap wawancara, tahap analisis data, tahap praktikum, dan tahap penulisan.
lapangan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang penulis lakukan yang
1.7.1 Observasi
kepada guru, melihat guru mengajar peserta didik untuk mempelajari biola. Untuk
menggabungkan ketiga metode yang terdapat pada buku panduan, penulis akan
28
lebih jelas tentang permainan biola pada great pra dasar dan dasar satu dari ketiga
pemian biola. Keuntungan cara ini adalah peneliti telah merupakan bagian yang
1.7.2 Wawancara
Untuk memperoleh data-data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi tersebut
dengan biola dan tekniknya. Pada tahap ini akan dilakukan wawancara kepada
pengajar biola, guna mengetahui tingkat pemahaman bermain biola bagi para siswa
para siswa, guna mengetahui seberapa besar minat mereka dalam bermain biola.
29
Dari data yang diperoleh, data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan
1.7.4 Perekaman
merk Sony TCM 70, yang diproduksi oleh PT. Sony Amc Graha Jakarta, dengan
menggunakan kaset feroksida BASF dengan ukuran waktu 60 menit (C-60). Untuk
Pada tahapan kerja laboratorium, seluruh hasil kerja yang telah diperoleh
dari studi kepustakaan dan dari penelitian lapangan diolah, direvisi, diseleksi,
disaring untuk dijadikan sebagai data dalam analisis dang menggabungkan metode
pembelajaran ini. Data mana yang dapat dipergunakan untuk mendukung analisis
dan menggabungkan ketiga buku panduan dan data mana yang tak dapat
Guru dan pelajar biola yang telah mengaplikasikan metode tersebut dan
yang telah direkam di atas pita kaset BASF dan CD handycam, selanjutnya
Pada tahap pengumpulan data ini dikumpulkan data yang diperlukan yaitu
buku-buku yang berisi tentang metode pembelajaran yang sangat membantu dalam
pemaparannya.
Pada tahap ini akan dilakukan praktikum, yaitu berupa rekaman dalam
bentuk CD audio dari hasil pembelajaran biola yang dimainkan oleh Sekolah
Dari hasil analisis dalam segi pembelajaran biola serta data yang
terkumpul, maka dilanjutkan pada tahap penyelesaian yaitu disusun menjadi suatu
BAB II
PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER BIOLA
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat
atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru (Hamilik, 2001:1).
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia.org/wiki/
siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Oleh
32
sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas
rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini pembalajaran tidak terjadi
edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah
metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-
contoh kongkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan
pengembangan sikap dan pananaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik. Proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu: (a) subjek yang dibimbing (peserta didik);
(b) orang yang membimbing (pendidik); (c) interaksi antara peserta didik dengan
pendidikan); (e) pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (alat dan metode); (f)
33
cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode); (g) tempat dimana
Cepat lambatnya pesrta didik dalam belajar biola sangat erat kaitannya
dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya
metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan
metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung jawab dalam
manusia. Radocy dan Boyle pada tahun 1997 menjelaskan bahwa semua jaringan
saraf termasuk sensori, motor, dan koneksi antar saraf dan sebagian besar saraf
otak adalah saling berhubungan, serta merupakan bagian dari hubungan jaringan
Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi
34
psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan
ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk
menguasai bidang ilmu ini supaya mereka dalam menjalankan fungsinya, dapat
dikupas oleh para ahli yang diselidikinya itu menjadi 16 macam, yaitu: 1. The
Behavior processes (proses perilaku), 6. Nature and scope of learning (sifat dan
statistics (unsur statistik), 13. Mental hygiene (kesehatan mental), 14. Character
35
Dari enam belas poin di atas yang dapat digunakan dalam pembelajaran
biola yaitu: struktur fisik, ruang lingkup pembelajaran, faktor kondisi belajar,
biola struktur fisik (anatomi) sangat penting kaitannya dengan metode apa yang
belajar sangat penting kaitannya dengan keinginan dan kepuasan saat seseorang
kepada orang lain. Demikian juga subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok
atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh dan akan semakin besar pula
Anggapan-anggapan seperti ini mesti sudah berusia cukup tua, tidak dapat
banyaknya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-
ingat keseluruhan informasi itu semakin tidak relevan lagi. Mengingat bahwa
pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan
tidak mutlak. Gugus pengetahuan yang dikuasai dan disebarluaskan saat ini secara
relatif. Mungkin hanya berfungsi untuk saat ini dan tidak untuk lima hingga
sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya memberikan informasi
pengetahuan kepada subjek didik apalagi bila hal itu terlepas dari konteks
sekali. Fungsi ini perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-
fungsi sosial yang lebih luas, yaitu membantu subjek didik untuk memadukan
utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi seorang pendidik
dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek
didik dengan himpunan informasi faktual yang setiap hari mengepung kehidupan
pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji
sendiri. Lebih jauh lagi bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri
menjadi dirinya sendiri. Faure pada tahun 1972 menyebutnya sebagai “learning to
berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu
lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam
dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang
mempelajari sebuah repertoar yang telah tertulis untuk sebuah alat musik.
lagu baru yang dimainkan dengan membaca dan berlatih beberapa sesi yang
biasanya dalam rangka mempersiapkan sebuah konser atau menjelang ujian. Pada
kasus seorang pemain musik yang sudah ahli dan mencapai tingkat tinggi, yang
familiar dengan notasi sebagai hasil dari berbagai jenis latihan, sangat
memori tanpa bantuan notasi musik. Esensi dari pendekatan ini adalah orientasi
visual dimana seorang musisi belajar memainkan musik dengan cara membaca dan
dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat
38
mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim
menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai peserta didik.
materi pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompleks.
juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih
efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula belajar pada pagi hari selalu
memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan
sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan
pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam bermain musik seseorang harus
fokus dan konsentrasi dengan apa yang dia pelajarinya, karena tidak mungkin
belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Subjek didik yang berada
dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang
aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala
2.1.1.2 Perhatian
memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran
yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat
didik (metode), seperti memberikan perhatian lebih ketika seorang peserta didik
2.1.1.3 Pengamatan
merupakan gerbang baik masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek
2006:2).
2
Pendayagunaan atau pemanfaatan
40
Seseorang belajar musik penglihatan dan pendengaran adalah dua hal yang
tidak dapat terpisahkan. Penglihatan digunakan untuk belajar dan membaca notasi
nada (intonasi).
2.1.1.3 Ingatan
Secara teoretis, ada tiga aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan,
menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah
didik, terutama untuk materi pembelajaran yang berupa rumus-rumus atau urutan-
urutan lambang tertentu, contoh yang menarik adalah mengingat tanda mula dalam
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat.
Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian,
ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga, bahwa setelah seseorang selesai
semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses
dipelajarinya. Hal ini, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu
2.1.1.5 Berpikir
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan
konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan
tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses
dalam belajar biola untuk pemula diajarkan tangga nada A Mayor dan banyak dari
42
mereka bertanya dan bahkan mencari sendiri tangga nada yang lain seperti tangga
2.2.1.6 Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk
luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas
dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik, tetapi tidak jarang
pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik.
Misalnya, seorang subjek didik gemar berlatih biola karena dia memang ingin lebih
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik dan biasanya
berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial
Motif ini bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu
maupun kelompok peserta didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk
berjuang atau berlomba melebihi yang lain. Namun demikian, pendidik harus
memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang
negatif.3
yaitu menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini,
3
Intrinsik artinya di dalam, ekstrinsik artinya adalah di luar.
43
melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya
2.2 Ekstrakurikuler
Atas di tanah air memiliki ekstrakurikuler. Kegiatan diluar jam pelajaran itu
biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu minggu selama satu setengah sampai
dua tahun. Pelatih atau guru pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru sekolah
universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk
merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini
dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu
yaitu:
2013).
raga, seni, hobi, penalaran, dan cinta bangsa dan tanah air (CBTA). Ekstrakurikuler
yang meliputi kesenian adalah biola, tari, batik, dan paduan suara. Sekolah
Chandra Kusuma School terdapat ekstrakurikuler biola yang sering juga disebut
Musik program biola menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak
diminati dalam bidang seni musik yang mempelajari sebuah instrumen. Musik
program instrumen biola ini sendiri terbentuk dari keinginan siswa dengan seni
biola diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu
kelas. Ansambel biola selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa
orientasi siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara lainnya.
Musik program biola memiliki lebih dari 50 peserta didik yang dibagi
setiap kelas 8 siswa dan satu pengajar biola yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas
memiliki keterampilan yang berbeda, untuk pemula biasanya peserta didik yang
belum bisa memainkan tetapi mempunyai keinginan untuk belajar biola. Untuk
45
kelas lanjut biasanya peserta didik yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil,
berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga peserta didik dapat menyalurkan
untuk satu semester (6 Bulan) yang terbagi pada semua tingkatan kelas baik pada
TK dan SD sampai pada SMP dan SMA. 2. Materi pembelajaran diambil dari
buku A tune a day, Suzuki dan kurikulum ABRSM dan diperkaya dengan repertoar
yang relevan seperti partitur orkestra maupun lagu-lagu lainnya yang diaranemen
secara berkoordinasi dan terarah. Dengan demikian peserta didik diharapkan dapat
banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan
keterampilan kearah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan
ekstrakurikuler.
atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di
kecerdasan peserta didik. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang
penting dari kurikulum sekolah (Amal, 2005: 378). Secara garis besar kegiatan
ekstrakurikuler mempunyai tiga tujuan dasar, yaitu: a. Pembinaan minat dan bakat
mengembangkan minat yang ada pada peserta didik serta memupuk bakat yang
dimiliki peserta didik. b. Sebagai wadah di sekolah, dengan aktifnya siswa dalam
wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin komunikasi antar peserta didik dan
ekstrakurikuler secara garis besar adalah sebagai wadah pembinaan minat dan
bakat peserta didik di sekolah, dan pencapaian prestasi yang optimal dan didasari
BAB III
mengiringi tarian. Saat itu biola dianggap sebagai alat musik dari kalangan bawah
namun kemudian menjadi instrumen solo selama abad ke-17. Biola berasal dari
Italy pada sekitar tahun 1500-an. Instrumen gesek mungkin berasal dari instrumen
seperti Viele, fiedel, rebec, dan dari Lira da braccio pada masa Renaissans.
Walaupun demikian tampaknya ada instrumen lain bernama Viol dengan enam
dawai di Eropa, yang telah ada sebelum biola dan keberadaanya berdampingan
Pada tahun 1600 an biola memperoleh penghargaan yang lebih baik setelah
karya Claudio Monteverdi, dan melalui Raja Louis Perancis ke XIII yang
karyakarya dari para pencipta seperti Arcangelo Corelli, Antonio Vivaldi, dan
Giuseppe Tartini di Itali, Heinrich Biber, serta Georg Philipp Telemann dan Johann
Sebastian bach di Jerman. Biola menjadi dasar dari alat musik solo concerto,
49
concerto grosso, sonata, trio sonata, dan cocok sebagus yang digunakan dalam
opera.
Para pembuat biola pertama yang berasal dari Italia Utara di antaranya ialah
dan Andrea Amati dari Cremona. Pada abad ke-17 dan ke-18 telah ada bengkel
pembuat biola di Italia, yaitu dari Antonio Stradivari dan Giuseppe Guarneri dari
Biola terdahulu berukuran lebih pendek, leher biola lebih tebal dan kurang
membelok kebelakang dari permukaan biola papan jari yang lebih pendek kamnya
lebih datar dan dawainya terbuat murni dari dari usus binatang. Busur biola yang
konstruktif yang mendasar, yang menghasilkan bunyi lebih keras, nyaring, dan
Eropa. Biola juga dijadikan alat musik pada orkestra, alat yang paling penting
dimainkan era Barok dan Klasik(1750-1820); dan pada orkestra modern juga masih
menjadi alat yang paling penting untuk dimainkan. Kelompok biola berkembang
dengan jumlah lebih dari pemainnya yang dimainkan di ruang kecil terdiri dari dua
antaranya ialah Giovanni Viotti dan Nicolo Paganini, Louis Sphor dan Joseph
Joachim dari Jerman, Pablo de Sarasate dari Spanyol, dan Henri Vieuxtemps dan
Eugene Ysaye dari Belgia. Pada abad ke-20 biola mencapai nilai artistik yang baru
dan teknik yang tinggi di tangan para pemain biola Amerika, Isaac Stern dan
Yehudi Menuhin, keturunan Austria Fritz Kreisler, keturunan Rusia Jascha Heifetz,
51
Mischa Elman dan Nathan Milstein yang menjadi penduduk Amerika, biolis
Hongaria Joseph Szigeti, dan David Oitsrakh dari Rusia. Di antara para pencipta
tunggal dan para pencipta karya-karya untuk biola adalah Bach, Wolfgang
Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven; di Austria ada Franz Schubert,
Jerman diwakili oleh Johannes Brahms, Felix Mendelssohn, dan Robert Schumann,
dan dari Rusia ialah Peter llyich Tchaikovsky di era yang penuh dengan
Arnold Schoenberg, dari Hungaria ialah Bela Bartok, dan Rusia diwakili oleh Igor
ada juga yang lebih kecil, yaitu berukuran 3/4 dan 1/2 yang dapat dimainkan oleh
pelajar yang masih muda. Biola adalah salah satu dari keluarga instrumen gesek
yang lain yaitu, biola alto, cello dan kontrra bas. Di antara instrumen musik gesek,
biola termasuk instrument yang memiliki titinada tertinggi. Busur penggesek (bow)
biola terdiri dari tongkat, kurang lebih sepanjang 75 cm, dengan bulu-bulu kuda
terdapat pada seluruh keluarga instrument gesek pada dasarnya tidak berbeda
dengan konstruksi biola. Walaupun demikian cello dan kontra bas memiliki
c. Neck, yaitu leher di antara bagian kepala (peg box) dan badan
(table) biola.
gulungan kain.
perut (table).
berada di antara tail dan nut atau batas pada pangkal peg box.
Seksi Gesek
53
i. Lobang suara.
Pada bagian belly terdapat dua buah lubang suara berbentuk tanda dinamik
Forte (f). Biola mempunyai 4 dawai dengan diameter yang berbeda. Pada mulanya,
dawai biola terbuat dari usus binatang, namun pada masa kini telah diganti oleh
helaian kawat tipis dari baja. Untuk dawai-dawai berdiameter besar dilapisi oleh
gulungan semacam perak. Dawai dengan diameter terbesar ditala untuk nada G
Penomoran dawai biola mulai dari yang terbawah sehingga dawai ini biasa
dawai ke-4 atau G. Dawai ke-3 di bawahnya, ditala satu kwint lebih tinggi
satu kwint ke atas yaitu nada A untuk dawai kedua dan nada E untuk dawai
pertama. Dawai biola pada mulanya dibuat dari usus binatang. Guna menghasilkan
bunyi yang nyaring dan kuat maka di jaman modern ini dawai dibuat dari baja
Di antara karakteristik terbaik biola adalah bunyi yang mendesing dan bisa
dimainkan dengan cepat, bisa dimainkan dengan baik seperti melodi-melodi yang
54
ada pada lirik lagu. Para pemain biola juga bisa menciptakan efek yang bagus
dengan tekhnik berikut ini dengan menggunakan jari tanpa stik, dengan memetik
senar-senarnya dengan mengulang satu nada yang sama atau dua nada yang sama
Salah satu teknik biola dikenal dengan istilah sul panticello, bermain
dengan stik yang didekatkan dengan kamnya untuk menghasilkan bunyi yang
ringan, suara seperti kaca seperti col legno, bermain dengan stik yang dari kayu,
harmoni dengan meletakkan jari-jari dari tangan kanan pada bagian-bagian tertentu
dari senarnya untuk menghasilkan bunyi yang ringan, seperti bunyi seruling dan
glissando, gerakan luwes yang teratur dari jari tangan kiri ke atas dan kebawah
senar untuk menghasilkan nada naik turun. Register biola adalah yang tertinggi di
antara instrumen gesek, yaitu dari nada G (baca: g kecil) sampai C3 (baca: c tiga).
sangat pesat. Dikarenakan banyaknya para penikmat musik yang menyukai suara
biola menjadi instrumen yang tidak asing lagi bagi masyarakat indonesia.
musik saat ini melalui sebuah orkestra yang dilakukan 30-60 pemain dari berbagai,
Orkestra di Indonesia pada saat ini memiliki sebuah peranan sebagai acara hiburan
untuk mengiringi artis ibukota seperti Agnes Monika, Gita Gutawa, Titiek Puspa,
55
Ryo Domara, Chrisye, Ebiet G Ade, vina panduwinata dan tanto Wiyahya tidak
terlepas juga pada grup band ternama di Indonesia seperti Kotak, Gigi, The
Changcuters, Slank dan banyak lagi grup band lainnya yang sering diiringi sebuah
orkestra dalam sebuah pertunjukan, hal ini dapat terjadi apabila pemimpin orkestra
dapat mengaransir lagu yang dimainkan grup band dikombinasikan pada orkestra
begitu pula pada vocal solo yang diaransir pada iringan orkestra.
karya klasik adalah Nusantara Symphony Orkestra (NSO) yang dipimpin oleh
Edward Van Ness, Twilite Orkestra (TO) yang dipimpin oleh Addie MS dan juga
Orkes Symphony ISI Yogyakarta yang terdiri dari mahasiswa Institut Seni
Indonesia dibawah asuhan Budhi Ngurah, Pipin Garibaldi, Edward Van ness, Surti
yang dapat memimpin orkestra dan mengaransir sebuah lagu untuk orkestra dapat
orkestra namanya sendiri, Dwiki Darmawan Orkestra, Surya Vista Orkestra kota
semarang, Erwin Gutawa Orkestra, Ony orkestra dan Banyak lagi nama sebuah
orkestra yang terdapat pada kota Surabaya, Bandung, Bogor, Jakarta, dan Jogja.
philharmoni dan menunjukkan sebuah kota asal orkestra itu terbentuk seperti Jogja
Symphony orkestra (SSO), dan lain-lain. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki
56
sangat banyak orkestra dan memiliki banyak musisi orkestra yang kebenarannya
pemain dari orkestra tersebut adalah pemain freeland yang dapat bermain pada
orkestra mana saja. Salah satu orkestra Indonesia yang dapat mengontrak musisi
dipimpin oleh Edward Van Ness yang saat ini beliau ada di kota medan menjadi
mahasiswa dan dosen di institute seni Indonesia Yogyakarta yang sering sekali
kurangnya pemain orkestra didaerah tersebut. Dosen dan Mahasiswa institute seni
Indonesia tidak terlepas dari sekolah menengah musik (SMM) yang hampir 90
persen mahasiswa dan dosen di ISI Jokjakarta adalah hasil dari sekolah menengah
musik.
Indonesia memiliki dua sekolah menengah musik yang satu terletak di kota
Jogjakarta yang sekarang disebut SMKN 2 Kasihan Bantul dan dikota Medan yang
sering disebut SMK Negeri 11 Medan. Sekolah inilah yang banyak menciptakan
diIndonesia. Sekolah musik ini memiliki pelajaran musik yang sangat sulit, siswa
yang tamat dari sekolah ini adalah siswa yang telah mengikuti kompetensi dengan
bermain solo instrumen dan diiringi piano. Sekolah musik juga memiliki orkestra
yang sering dibawa untuk bermain disuatu tempat tak jarang juga siswa-siswi
57
SMM sering sekali berangkat ke luar kota untuk bermain orkestra. Sekolah musik
ini juga memiliki sebuah pelajaran yang sama dengan sekolah-sekolah lainnya
seperti mate-matika, bahasa Indonesia, PPKN, namun tetap lebih menitik beratkan
pelajaran musiknya. Saat ini mungkin telah berubah karena tuntutan pemerintahan
menggunakan rasa yang saat itu juga dapat diaplikasikan pada sebuah instrumen.
Teknik tersebut harus didasari oleh pengetahuan dan teori yang cukup kuat agar
dapat memberikan suara dan nada yang diinginkan komposer dan interpretasi
kondukter, tidak sedikit pula para musisi orkestra yang pada awalnya tidak belajar
disekolah menengah musik khususnya pada instrumen biola dikarenakan pada saat
itu telah berdiri juga instansi swasta seperti Irama Musik, Lembaga Musik Murni
dan seorang guru dengan kapasitas yang baik, banyaknya minat untuk
membuat musik menjadi mata pelajaran yang dikhususkan mempelajari musik dari
58
berbagai instrumen, hal ini menjadikan banyaknya para musisi yang profesional
pekerjaan melalui instrumen tersebut pada sebuah grup Band, Chamber maupun
ansambel terlebih sebuah orkestra dari kelompok yang lebih besar lagi serta
menjadi seorang guru dengan tingkat edukasi yang tinggi terhadap instrumen.
banyaknya gendre musik seperti pop, blues, balada, dangdut, rock sampai pada
musik kontenporer yang melibatkan instrumen biola dalam pencapaian bunyi dan
nada yang diiginkan terlebih lagi musik-musik daerah seperti melayu, simalungun,
Sunda untuk sebuah iringan tarian dan ritual dengan posisi bermain berbeda
biola, di antara tulang selangkaan rahang bawah. Lengan kiri agak ditekan kearah
leher, di antara ibu jari dan ruas jari yang panjang. Biola depegang dengan cara
tersebut sehingga bagian badan biola menghadap ke arah penonton, dan secara
senar dengan bentuk sedikit ke depan. Kecepatan jari-jari menekan dan melepaskan
vibrasi). Gerakan jari-jari tersebut tidak hanya secara vertikal tetapi juga secara
menyeluruh sehingga saat memainkannya, baik dengan semua jari atau jari-jari
yang berbeda, nada penuh atau separuh nada dapat dihasilkan. Untuk mengahsilkan
akor didapat dengan menekan dua senar bersama-sama dan menggeseknya. Jari-
59
jari tangan kiri diberi lambang nomor 1 sampai 4.Nomor. Nomor satu untuk jari
telunjuk, 2 untuk jari tengah, 3 untuk jari manis, dan 4 untuk jari kelingking.
utama dalam bermain biola. Penguasaan teknik ini bergantung pada kekuatan dagu
dan pundak, karena keduanya menekan bebas alat ini dan tangan dapat
memindahkannya dengan mudah di sepanjang leher biola. Otot juga harus dapat
gerakan tubuh. Untuk nada-nada yang lebih tinggi kita juga harus mengubah letak
tangan dan jari. Sela jari-jari untuk menghasilkan suara yang tergolong rendah-
pertama (posisi permulaan, dekat nut) Perubahan posisi bermain pada suatu sisi
yang murni di sisi lain perubahan posisi berain juga berperan penting dala
pengungkapan ekspresi dan pada akhinya dapat diapresiasikan dari sudut pandang
estetika. Nada-nada dalam satu frekuensi yang sama menghasilkan suara yang
dibutuhkan sebagai dasar dalam ekspresi teknik bermain bilola untuk menyajikan
tinggi rendahnya nada, hal ini merupakan jenis ekspresi permainan biola.
60
Tehnik selur adalah sebuah teknik mengambil posisi dengan jari yang sama
dari nada yang satu ke nada yang di telah diperkirakan ketika memproduksi nada
dengan baik.
Teknik vibra adalah teknik yang menggetarkan sebuah nada dengan jari
yang dinaikkan sedikit dan diturunkan sedikit sehingga menimbulkan nada yang
bergelombang dari efek naik turunnya sebuah jari. Vibra sering sekali digunakan
ketika memainkan sebuah lagu terlebih nada yang lebih dari setengah ketukan.
jari tetapi tidak menekan senar sampai papan penjarian kemudian tehnik ini sering
dilakukan pada posisi 5 dalam instrumen biola. Teknik harmoni sering sekali
menggunakan jari 4 kemudian jari 3 sesuai dengan kepentingan sebuah lagu dalam
memakai sebuah pejarian, tidak hanya persoalan menekan jari teknik harmoni juga
dapat dilakuka dengan menekan jari satu dan meletakkan dengan intervak 4
(Kwart) dengan menggunakan jari 3 dan 4 tetapi tidak menekan senar sampai pada
papan pejarian.
61
gesek untuk membunyikan senar melainkan sebuah jari yang dipetik seperti gitar.
Hal ini sering menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, telapak tangan, ibu jari,
dan jari manis dan kelingking memegang alat gesek untuk kecepatan ketika
atau mengurangi setengah dari harga nada, teknik gesek pendek dilakukan apabila
teknik pembelajaran biola tidak selalu sama antara satu anak dengan anak yang
anatomi dari masing-masing individu hal tersebut haruslah dimengerti guru agar
anak tidak memaksakan posisi memainkan biola yang sama dengan seorang guru.
Adapun teknik-teknik dasar permainan biola klasik Barat yaitu sebagai berikut.
Di dalam memegang biola, hal yang pertama dilakukan yaitu dengan posisi
tangan kiri diletakkan tidak terlalu jauh dengan leher biola (neck), namun sedikit
menyentuh kedua sisi dari leher biola agar supaya membantu dalam melakukan
gerakan (Galamian, 1962: 15), kemudian biola ditempatkan pada sisi bahu sebelah
kiri sekitar 45 derajat lurus kedepan, dengan posisi end button menyentuh pada
leher, dan posisi kepala dengan pandangan lurus ke depan, kemudian posisi bahu
normal, tidak diangkat (Lamb, 1990: 81). Contoh dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar IV Penempatan tangan kiri dalam memegang biola (Lamb, 1990: 81).
63
Beberapa teknik pokok pada biola klasik Barat dibagi menjadi dua yaitu
Teknik pada tangan kanan adalah sebuah teknik yang lebih pada
Teknik memegang bow yaitu bow dipegang di tangan kanan, dengan posisi
ibu jari di bawah sisi bawah pada bow mendekati frog, dan sambungan ruas yang
pertama dari ibu jari dibengkokkan, kemudian empat jari lainnya menggenggam
bow. Genggaman ini harus rileks, agar dapat melakukan gerakan-gerakan saat
Gambar VI Posisi ibu jari mendekati frog dalam memegang bow (Galamian, 1962:
46)
Gambar VII Posisi empat jari tangan kanan dalam memegang bow
65
Gambar VIII: Posisi jari tangan kanan memegang bow, dilihat dari
samping
Shinichi Suzuki, Kato Havas, Paul Rolland adalah ketiga pendidik biola
terkemuka di paruh kedua abad kedua puluh. Rolland dan Havas mempertahankan
Suzuki memegang bow mirip dengan sekolah Jerman tua. Pegangan Rolland
berikut:
Gaya teknik memegang bow Rusia yaitu ruas ketiga jari telunjuk menekan
menyamping pada bow. Jari sedikitnya melingkari bow dengan bantuan ruas
pertama pada jari tersebut, dan hanya ada sedikit ruang diantara jari telunjuk
dengan jari tengah. Jari telunjuk mengambil alih menjadi pengendali bow, dan jari
kelingking menyentuh bow hanya pada saat bermain pada bagian bawah pada
bagian bow. Tegangan pada rambut bow sangat sedikit, dan posisi bow cenderung
66
lebih datar (Rosenblith, 2000: 35). Contoh gambar memegang bow gaya Rusia
sebagai berikut:
Gambar IX : Posisi gaya tangan kanan Rusia dalam memegang bow dan anatomi
posisi jari tangan kanan dalam memegang bow (Rosenblith, 2000: 174).
menyentuh kayu pada bagian sisi bawah permukaan bow, kira-kira mendekati pada
ruas ujung jari. Posisi jari-jari yang lain ditentukan sesuai dengan jari telunjuk, dan
ibu jari berada menyimpang dari jari tengah. Semua jari masing-masing menekan,
dan tegangan pada rambut bow tidak terlalu kuat (Rosenblith, 2000: 35). Contoh
Gambar 8: Posisi gaya tangan kanan German dalam memegang bow dan anatomi
posisi jari tangan kanan dalam memegang bow (Rosenblith, 2000: 174).
menekan bawah pada kayu, bow menyentuh jari dekat pada bagian pertengahan
jari, dengan didorong ke arah ujung bow, dan ada ruang diantara pangkal pada jari
telunjuk dengan jari tengah, kemudian ibu jari berada menyimpang dari jari tengah.
Tegangan pada rambut bow adalah kuat (Rosenblith, 2000: 35). Contoh gambar
bow dan anatomi posisi jari tangan kanan dalam memegang bow
Dalam bermain biola tangan kiri juga penting peranannya, sehingga harus
dilatih dengan baik. Contoh-contoh penjarian atau patern tangan kiri sebagai
berikut:
Pola 1
69
Pola 2
Pola3
Simbol ini (V) menunjukkan bahwa ujung jari harus menyentuh untuk
mempelajari instrumen biola baik pada sebuah gesekan, penjarian, serta teknik
yang terdapat pada instrumen biola. Metode suzuki sangat berbeda dengan metode
a tune a day untuk mempelajari sebuah penjarian, gesekan, dan teknik, kemudian
memainkan sebuah lagu untuk menerapkan teknik yang telah dipelajari berbeda
halnya etude Suzuki yang memainkan lagu untuk mempelajari gesekan, penjarian
yang dipelajari anak dalam bentuk privat maupun kelas, pembelajaran ini
Pembelajaran biola berbentuk privat dilakukan 1kali pertemuan dalam satu minggu
yang dilakukan selama setengah jam, berbeda dengan musik program yang terdiri
dari 5 sampai 8 siswa-siswi dilakukan 2 kali pertemuan dalam satu minggu yang
sebuah orkestra yang di pimpin oleh Ian Edward Anderson yang bahan-bahan lagu
untuk orkestra tersebut diambil dari lagu-lagu klasik barat, lagu wajib, lagu daerah,
lagu pop diaransemen kembali dengan tehnik yang disesuaikan pada kapasitas
matematika, sosial, daya ingat, dan kreatifitas. Lagu-lagu yang ringan juga
merupakan salah satu bahan yang mudah untuk dipelajari dan mempunyai tingkat
teknik yang tidak terlalu sulit. Lagu anak-anak yang sering diajarkan dan dipelajari
di Sekolah Chandra Kusuma School dengan materi yang terdapat pada buku
Buku panduan dalam buku A Tune A day dalam metode pembelajaran ini
peserta didik dituntut untuk bias membaca note dan mengaplikasikanya pada
ketuk, 1 ketuk sampai pada ¼ ketukan baik bermain pada sebuah lagu maupun
Buku panduan Suzuki Violin dalam lagu ini peserta didik dituntut untuk
bisa memainkan sebuah lagu dan mengaplikasika teknik gesekan seperti staccato
instrumen biola.
Buku panduan Abrsm adalah buku panduan yang terdiri dari Sembilan
lagu, yang terdiri dari A1 sampai A3, B1 sampai B3 dan C1 sampai C3 masing-
masing dipilih anak satu dari setiap A, B maupun C pembelajaran tersebut untuk
sebuah ujian yang dilakukan 2 kali selama setahun anak dituntuk untuk dapat
memainkan lagu tersebut dengan tulisan dan simbol yang terdapat pada lagu
tersebut.
Peranan metode, bermain teknik dan lagu yang terdapat pada buku panduan
diatas sangat penting bagi peserta didik dalam pempelajari instrumen biola, selain
dapat menghibur ketika memainkan lagu juga menambah skill dan teknik pada
72
setiap individu peserta didik. Dengan lagu-lagu tersebut peserta didik tidak hanya
menambah skill, dan teknik pada instrumen biola, tetapi dapat menambah
BAB IV
yang lebih dikhususkan pada tahap awal peserta didik mempelajari instrumen
biola. Buku a tune a day I sering diterapkan pada tingkatan pradasar disebuah
diawali dengan mengenalkan peserta didik cara membaca not dan bagian-
gesekan pada senar biola dengan posisi yang baik pada sebuah contoh
gambar.
melalui petikan.
73
Cara menggesek senar biola yang diawali tempo yang tidak terlalu cepat
dan lambat dan diawali senar A dengan satu ketukan setiap nadanya,
Setelah mempelajari satu ketukan setiap nada anak akan diajarkan melalui
dua ketukan setiap nada sampai pada empat ketukan setiap nada, hal ini
Setelah mempelajari jari satu peserta didik akan meneruskan pada penjarian
jari dua dengan teknik yang sama kemudian menerapkan pejarian satu dan
dua terhadap sebuah lagu pendek yang terdiri dari 8 birama untuk
menerapkan teknik penjarian satu dan dua ketika memainkan sebuah lagu.
Setelah mempelajari jari I dan II anak akan meneruskan pada penjarian jari
Setelah mempelajari penjarian I,II dan III anak akan diajarkan interpretasi
sebuah lagu yang telah ada, hal ini dikarenakan agar peserta didik tidak
74
biola.
Setelah mempelajari penjarian I,II dan III serta teknik gesekan peserta didik
sebuah trio (tiga instrumen) yang terdiri dari 2 peserta didik dan satu guru,
peserta didik bermain teknik serta pejarian pada sebuah lagu. Pendidikan dimulai
di hari kelahiran seorang anak sebagai sebuah tubuh manusia berkembang dari hari
ke hari. Tubuhnya itu dengan penuh kekuatan menyerap seluruh rangsangan dan
perkembangan di dalam diri anak di bawah kondisi yang tidak terperhatikan tidak
pembelajaran, saya telah mengetahui tanpa ragu bahwa kemampuan tidak dibawa
secara lahir, tolong tumbuhkan anakmu menjadi manusia yang baik. Hati dan
orang tua sangat perhatian dan sangat membedakan anak mereka tanpa
bahwa “anakku terlahir demikian”. Saya berharap anda tidak akan mengulangi
kesalahan yang sangat disesalkan ini dari era peradaban manusia yang lalu.
kemampuannya dalam area yang lain selain penguasaan bahasa. Dari penelitian
saya tentang metode pembelajarn dari penguasaan bahasa ibu, saya telah membuat
yang amat besar dalam menguasai bahasa ibunya. Setiap anak telah diisi dengan
mendidik anak anda, ini adalah kesalahan untuk berpikir bahwa masa depan anak
anda adalah hanya sebuah masalah persamaan karakter dengan orang tua atau
kualitas kelahiran. Menanggapi ketrampilan dan bakat asli dari pendidikan setiap
2008: 4).”
Sesuatu bergantung pada metode pendidikan. Metode yang sama mungkin akan
76
setidaknya dalam tahapan kemampuan mereka untuk menguasai bahasa ibu. Setiap
anak adalah ciptaan yang menakjubkan, mahluk yang berharga. Mohon berikan
anak anda kesempatan untuk dididik dan mohon perluas cara yang terbaik untuk
pengajar yang superior, 5. Metode pembelajaran yang baik (Suzuki, 2008:4). Poin
berikut:
jika memungkinkan setiap hari untuk mendengarkan CD yang akan dia pelajari.
adalah metode yang paling baik untuk mengusahakan motifasi. Motifasi pertama
kali adalah dimana anak anda dapat berlatih dengan senang dan
4.2.2 Tonalisasi
77
rumah juga peserta didik diharapkan untuk melatih nada sehingga mereka dapat
dengan tangga nada dan ritme yang berfariasi seperti latihan tangga nada dengan
Selalu berlatih keras untuk intonasi yang akurat, postur tubuh yang
buat anak-anaknya sehingga mereka dapat berlatih dengan enak dan baik (Suzuki,
2008: 4). Pelajaran di dalam metode Suzuki dibagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut.
di bagian B, dia tidak harus berhenti untuk berlatih bagian A sehingga anak
konsentrasi anak. Sebagai tambahan, itu penting untuk para orang tua dan anak-
anak untuk mengamati secara teratur pelajaran individual anak-anak yang lainnya
yang telah dipelajari. Hal ini adalah kesempatan yang sangat menyenangkan
karena murid-murid dapat bermain dan mendengar murid-murid yang lebih mahir
dibanding diri mereka sendiri, sehingga permainan mereka sendiri akan meningkat
kemampuan, kuncinya adalah seberapa besar dan seberapa baik murid berlatih
tanpa marah dan kritik yang negatif. Pada saat pendidikan bahasa ibu, semua anak
mereka sendiri. Tidak ada seorang anak yang keluar melewati kebosanan atau
Dalam metode Suzuki perawatan dibagi menjadi dua yaitu perawatan biola
Terutama hati-hati dan hindari suhu yang ekstrim dan kelembaban yang tinggi.
Sebagai contoh meninggalkan biola di dalam mobil di musim panas atau dingin,
pada kelembaban yang ekstrim atau terkena sinar matahari langsung (Suzuki,
2008: 6).
Setelah bermain biola gunakan satu set kain yang lembut, untuk
membersihkan semua debu bekas rosin dan keringat juga bersihkan rosin dari
dawai. Untuk menentukan suara yang bagus dan intonasi yang akurat, dawai
setidaknya diganti 2 kali dalam setahun dan gantilah dawai satu per satu. Sewaktu-
waktu setiap dawai akan putus jadi disarankan untuk menyiapkan 1 set senar untuk
screw dan pergunakan rosin di sepanjang rambut bow. Setelah bow digunakan,
bersihkan rosin dan keringat dari stik bow. Kendorkan screw untuk mengendorkan
rambut tetapi hanya pada poin dimana rambut masih sejajar dengan stick (Suzuki,
2008: 6).
dasar. Teknik-teknik dasar cara memegang biola dalam metode Suzuki dibagi
Posisi istirahat
81
kaki harus ditempatkan sejajar lebar bahu, dengan kaki kanan sedikit di belakang
kiri
Pemula harus meletakkan tangan kirinya di bahu kanan sambil berlatih cara
memegang
82
Meletakkan ibu jari diantara jari tengah dengan jari manis dan dibengkokkan
83
setelah Anda belajar pada gambar 1 dan 2, tambahkan indeks dan jari-jari kecil
Middle Point
84
Dawai E Denar A
Dawai D Dawai G
dengan anatomi dan postur tubuh orang-orang Asia, dan teknik tangan kanan pada
Kusuma School adalah metode Suzuki. Metode Suzuki dibuat oleh Shinichi Suzuki
yang lahir di Nagoya-Jepang tahun 1898. Metode Suzuki ini muncul karena
kebanyakan pesrta didik yang diasuhnya masih belia. Ketika dia berpikir metode
apa yang harus dipakai, dia mendapat inspirasi dari bagaimana anak belajar bahasa
keyakinan yang membuat Suzuki berhasil melewati masa-masa sulit. Ketika perang
2013).
punya pabrik biola, tak pernah sekalipun ia mengenyam pelajaran untuk bermain
biola. Hingga pada suatu hari, dia begitu terpesona mendengar rekaman musik dari
Mischa Elman. Pada saat itu, dia berumur 17 tahun dan untuk pertama kalinya ia
mencoba menirukan apa yang ia dengar. Dia terus belajar sampai dia dapat
memainkan lagu itu dengan cukup baik. Menyadari adanya potensi dalam diri
kesempatan Suzuki untuk belajar di Jerman. Pada awalnya ayah Suzuki kurang
setuju. Dia berpikir musik bukanlah jalan hidup Suzuki, namun ternyata anggapan
tahun waktunya di Jerman. Sepulangnya ke Jepang dia mulai sering tampil dan
membagi ilmu dan cintanya yang begitu besar terhadap pendidikan terutama bagi
anak usia dini. Dia melanglang buana dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu
April 2013).
Filosofi dan prinsip-prinsip dalam metode Suzuki yaitu dengan cinta yang
Shinichi Suzuki membuat dengan sederhana, mengapa dia tidak bisa berbahasa
Jerman atau Inggris, suzuki berada di Jerman dan memakai bahasa Inggris tetapi
bukan sebagai bahasa ibu. Semua anak-anak Jerman berbahasa Jerman dan anak
Jepang berbicara bahasa Jepang, belajar bahasa telah terjadi secara alami dalam
peradaban manusia. Suzuki mengamati bahwa semua anak bisa belajar bahasa ibu
Kesadaran ini menyebabkan Suzuki menganalisis belajar bahasa ibu dan mencoba
Nama untuk burung peeko diulang beberapa kali dalam beberapa hari, dan
akhirnya si burung kecil mulai berkata "peeko". Jika kata ini tidak dilatih tekun
88
setiap hari, burung itu tidak akan pernah memiliki "kemampuan" untuk
1983:5).
Inti dari filosofi Suzuki adalah semua anak dilahirkan dengan kemampuan
yang potensial, dan bahwa dengan memupuk kemampuan lingkungan yang tepat
kita akan menghasilkan manusia yang hebat. Semua anak memiliki bakat dan harus
dihormati sebagai makhluk yang unik (potensi setiap anak tidak terbatas). Suzuki
cara alami dan indah, sedangkan “ bakat adalah kebetulan yang dibawa dari lahir”.
teknik yang dibuat melalui sebuah lagu. Kurikulum Abrsm sering sekali digunakan
untuk sebuah ujian dengan teknik dan kesulitan yang sesuai untuk tingkat
terdiri dari Sembilan lagu yang mana bahan tersebut dipilih oleh seorang anak
ketika ingin mengikuti ujian yang diadakan 2 kali dalam satu tahunnya.
tahap awal mempelajari instrumen biola melalui gesekan sampai pada penjarian
serta teknik-teknik menggesek biola seperti legato, staccato, arpeggio dan termasuk
juga sebuah tangga nada yang sering sekali diterapkan di sekolah Chandra Kusuma
School.
4.5 Proses Pembelajaran Biola Sekolah Chandra Kusuma School dan Ipac
secara umum antara lain: peg, fingerboard, scroll, f-hole, chinrest, tailpiece,
bridge, bow, senar dan sebagainya. Setelah anak-anak mengenal dan mengerti
yang banyak orang kira. Metode atau cara memegang biola adalah sebuah pondasi
yang penting karena untuk menunjang permainan biolanya kedepan. Tangan kanan
bertanggung jawab dalam hal kualitas nada, ritme, dinamik, artikulasi, dan timbre.
pemain dapat mengatur suara yang dihasilkan oleh biola. Sedangkan untuk tangan
kiri, karena biola tidak memiliki fret seperti gitar sebagai penanda jari, seorang
pemain biola harus benar-benar tahu di mana letak suatu nada dengan
90
menggunakan perasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan berlatih terus
menerus sehingga jari-jari tangan dapat secara otomatis menekan nada yang
diinginkan dengan tepat. Selain melatih jari, pemain biola juga harus melatih
saja.
meletakkan ibu jari diantara jari tengah dengan jari manis dan dibengkokkan,
tambahkan indeks dan jari-jari kecil, awalnya tempat ibu jari di bagian luar frog
(Suzuki, 2008: 17). Dilakukan beberapa kali sampai anak-anak dapat memegang
dengan benar dan rileks. Berikut ini adalah gambar dasar-dasar memegang bow
Gambar XIV Cara latihan memegang bow dengan pensil atau busur (Foto pribadi,
2013, Sopian)
91
Setelah pegangan sempurna dan mulai rileks, coba lakukan gerakan seperti
ini:
Gambar XV Cara untuk melatih tumpuan jari (Foto pribadi, 2013, Sopian)
Latihan seperti gambar di atas bertujuan untuk melatih tumpuan atau sentral
kekuatan jari pada saat menggesek biola. Pada gambar pertama, kekuatan jari
terletak pada jari telunjuk. Aplikasinya adalah saat kita menggesek biola ke bawah,
kekuatan yang paling dominan berada di jari telunjuk. Pada gambar kedua,
kekuatan jari berada di jari kelingking. Aplikasinya adalah ketika kita menggesek
biola ke atas dan ketika hampir di pangkal bow, kekuatan jari yang paling dominan
dengan lurus tidaknya seseorang menggesek biola dan produksi suara yang
Gambar XVI Sudut pergelangan tangan ketika berada di pangkal, tengah, dan
alami dan rileks. Gerakan di atas adalah gerakan alami pada saat bermain biola.
93
Sudut bow harus sejajar dengan lengan tangan kanan dan diantara bridge dengan
Gambar XVII Lengan tangan kanan sejajar dengan sudut kemiringan bow dan
tempat menggesek diantara jembatan dan finger board (Foto pribadi, 2013, Sopian)
Cara Memegang Biola hal yang pertama dilakukan yaitu dengan posisi
tangan kiri diletakkan tidak terlalu jauh dengan leher biola (neck), namun sedikit
menyentuh kedua sisi dari leher biola supaya membantu dalam melakukan gerakan
(Galamian, 1962: 15), kemudian biola ditempatkan pada sisi bahu sebelah kiri
sekitar 45 derajat lurus kedepan, dengan posisi end button menyentuh pada leher,
dan posisi kepala dengan pandangan lurus ke depan, kemudian posisi bahu normal,
tidak diangkat (Lamb, 1990: 81), miring ke kiri dari posisi lurus ke depan, sudut
siku menghadap ke bawah, dan pergelangan tangan kiri harus lurus seperti gambar
di bawah ini:
95
menghadap ke depan, sudut kemiringan biola kira-kira 45%, dan lengan tangan kiri
meletakkan tangan kirinya dibahu kanan sambil berlatih cara memegang. Seperti
Gambar XIX Cara melatih kekuatan dagu (Foto pribadi, 2013, Sopian)
Setelah mereka mengerti dan tahu cara memegang bow dan cara memegang
biola yang benar selanjutnya latihan menggesek dawai. Dawai biola terdiri dari G,
posisi yang paling natural dibanding dawai lainnya. Latihan dilakukan berkali-kali
lainnya. Dawai A berada di nomor 2 dari yang paling kecil. Contoh gambar dawai
A di bawah ini:
sampai bow hanya focus terhadap 1 dawai saja. Setelah dawai A dan E dikuasai
4 ketuk
2 ketuk
1 ketuk
½ ketuk
¼ ketuk
dengan tangan kiri. Latihan pertama untuk tangan kiri adalah dengan pola-pola
penjarian yang sudah dijelaskan di atas. Pola pertama berjarak 1 1 ½ 1, pola kedua
Setiap pola memiliki jarak yang berbeda, tetapi sangat baik buat proses
belajar. Pola-pola tersebut dilakukan berkali-kali dan berfungsi untuk melatih jari
supaya terbiasa dengan penjarian dan jarak antar nada. Pola diberikan sebelum
Tangga nada pertama adalah tangga nada A Mayor 1 oktaf, karena di dalam
metode Suzuki untuk lagu-lagu awal hanya menggunakan tangga nada A Mayor
dan hanya menggunakan 2 senar yaitu A dan E, hal ini untuk memudahkan anak-
anak untuk bermain biola. Dibanding dengan senar D atau G, senar A dan E lebih
mudah dimainkan selain posisinya yang lebih natural juga cara menggeseknya
lebih ringan. Dalam menggesek senar D dan G harus dengan tenaga ekstra karena
harus agak ditekan karena untuk menghasilkan suara seperti senar A dan E yang
cara memainkannya tanpa ditekan. Contoh tangga nada A Mayor sebagai berikut:
99
Pada gambar di atas dapat dilihat nada, jarak nada dan penjarian untuk
tangga nada dilakukan beberapa kali dalam 4, 2, maupun 1 ketuk. Untuk siswa
yang belum pernah belajar musik (belajar instrument maupun vokal), latihan
tangga nada seperti ini sangat sulit karena mereka belum mengetahui intonasi yang
benar. Sebaliknya untuk mereka yang pernah belajar musik, hal seperti ini mudah
Pada lambang seperti ini (V) : berarti bow naik, sedangkan lambang seperti
ini ( ) : berarti bow turun. Dalam belajar musik khususnya biola siswa harus
disiplin karena di dalam biola intonasi sangat sensitif, begitu juga ritme atau
simbol-simbol yang lain harus dimainkan sesuai apa yang tertulis di buku. Berikut
4.5.4 Detache
Detache adalah jenis gesekan yang dalam setiap gesekannya tidak ada
tekanan dan efek apapun, yaitu hanya gesekan yang sederhana dengan
menempatkan hair bow secara penuh dengan arah bow naik dan turun. Detache
dapat dimainkan di bagian manapun pada bow, dengan gesekan panjang atau
pendek (Galamian, 1962: 67). Contoh: Not yang dimainkan secara detache.
4.5.5 Staccato
Staccato adalah suatu gesekan pendek yang dimainkan dengan cara bow
selalu menempel pada senar (on the string), yaitu dimulai dengan gesekan seketika
dari bow, dan menghentikan bow dengan halus. Banyak bagian dari bow yang
digunakan untuk melakukan gesekan staccato sesuai dengan panjangnya nilai not
4.5.6 Legato
Legato adalah suatu gesekan yang memainkan dua not atau lebih
disambung dalam satu gesekan dengan arah bow turun atau naik, dan kemungkinan
bagian manapun dari area sebuah bow dapat digunakan untuk melakukan legato
(Galamian, 1962: 71). Contoh : Bentuk not yang dimainkan secara legato.
Legato Staccato yaitu gesekan yang memainkan rangkaian nada atau not
staccato dalam satu gesekan yang dapat dimainkan dengan arah bow naik atau
turun. Legato staccato ini jika dimainkan dengan tempo yang cepat dinamakan
dengan flying staccato(Galamian, 1962: 67). Contoh : Bentuk not yang dimainkan
yang akan digunakan terutama untuk para pemula. Nomor 0 berarti open string
102
(jari tidak menekan senar). Seperti pada lagu twinkle, twinkle, little star di Suzuki
5 Tuning (penyeteman)
6 Pemanasan
7 Lagu
103
8 Evaluasi / tugas
kesulitan untuk melakukan tuning. Tuning sangat penting untuk menyamakan nada
menyamakan nada A dengan alat tuning yang disebut tuner. Nada A sebagai
dari proses pemanasan tersebut adalah sebagai berikut: tangga nada dari not utuh(4
ketuk) sampai not seperenambelas(¼ ketuk) dengan variasi teknik seperti: detache,
a. Tangga nada A Mayor not utuh(4 ketuk) dengan teknik gesekan detache
b. Tangga nada A Mayor setengah utuh(2 ketuk) dengan teknik gesekan detache
c. Tangga nada A Mayor not seperempat(1 ketuk) dengan teknik gesekan detache
detache
104
detache
Dari tahap-tahap diatas kemudian dilakukan pola-pola ritme sebagai latihan teknik
sebagai berikut:
1. Teknik legato
2. Teknik staccato
pada pertemuan yang lalu. Hal semacam ini dilakukan untuk menjaga agar anak-
anak tidak lupa pada materi yang lalu. Setelah anak-anak menguasai materi
pembelajaran yang lalu kemudian dilanjutkan dengan materi baru. Materi baru
tahap berikutnya.
Tahap terakhir adalah evaluasi dan tugas. Anak-anak diberi tugas untuk
pembelajaran selanjutnya.
4.7 Proses Penggarapan Sebuah Lagu Sekolah Chandra Kusuma School dan
IPAC
Sekolah Candra Kusuma School adalah Suzuki 1 no. 13 lagu Minuet No. 1, yaitu
sebagai berikut:
106
Suzuki 1 no.13
bertujuan untuk merespon peserta didik agar dapat mendengarkan dan mengetahui
lagu tersebut, karena sebagian peserta didik tidak mengetahui cara memainkan lagu
sehingga pengajar harus memainkan lagu tersebut dua sampai tiga kali supaya
peserta didik dapat memahami dan lebih jelas mengetahui karakter lagu tersebut.
Setelah peserta didik dirasa sudah mengetahui dan terbiasa dengan lagu
tersebut, selanjutnya pengajar memainkan lagu tersebut hanya baris pertama dan
diulang dua sampai tiga kali. Setelah pengajar memainkan baris pertama, kemudian
dicontohkan oleh pengajar dan diulangi dua sampai tiga kali. Selanjutnya mereka
107
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua atau tiga anak
4.7.1 Nada/Intonasi
Pengajar dan sebuah kelompok yang terdiri dari dua sampai tiga peserta
didik bermain bersama. Pengajar memberikan arahan jika siswa fals atau salah
nada dengan cara memberitahu atau menyuruh peserta didik menggeser jari mereka
Dalam bermain biola, nada atau intonasi sangat sensitif sehingga harus
terhadap intonasi. Sering dijumpai peserta didik bermain biola hanya dengan
dengan penjarian yang benar tetapi belum tentu intonasinya juga benar.
108
4.7.2 Penjarian
kesulitan penjarian. Seperti pada Suzuki 1 no. 13 lembar kedua, peserta didik
kesulitan untuk jari empatnya. Solusinya adalah dengan menahan jari tiga terlebih
bararti open sting (tidak ada yang ditekan), jari 1 telunjuk, 2 jari tengah, 3 jari
manis, dan 4 kelingking. Dalam metode Suzuki terdapat penjarian alternatif yaitu
jari 0 dengan 4, itu menandakan bahwa mereka dapat memilih jari 0 (open string)
atau jari 4. peserta didik sering memilih open string karena lebih mudah untuk
Peserta didik kesulitan pada baris ketiga awal karena baris kedua nada
terakhir jatuhnya bow turun dan nada pertama pada baris ketiga jatuhnya bow juga
turun. Solusi dari pengajar adalah dengan mencuri nilai nada yang semula tiga
ketuk menjadi dua ketuk sehingga ada waktu satu ketuk untuk mengangkat bow.
Permainan bow dalam bermain biola sangat penting untuk menyeragamkan arah
gesekan. Dalam bermain ansambel musik khususnya biola, satu anak salah arah
109
gesekannya akan kelihatan dan dinilai salah memainkannya oleh orang yang
i. Portato
Portato yaitu berhenti bermain dengan lembut. Contoh bentuk not yang
Legato staccato yaitu gesekan yang memainkan rangkaian nada atau not
staccato dalam satu gesekan. Contoh bentuk not yang dimainkan secara legato
iii. Kruis
Kress yaitu menaikkan setengah nada. Contoh bentuk not yang terkena kruis dalam
iv. Pugar
110
Pugar yaitu mengembalikan nada semula. Contoh bentuk not yang terkena pugar
selanjutnya baris yang kedua. Tahap-tahap pembelajaran pada baris yang kedua
sama dengan baris pertama. Kemudian mereka memainkan baris satu dan dua
berrmain biola. Tahap ini dilakukan beberapa kali sampai jalinan pergantian antara
baris pertama dan kedua tidak terputus. Dalam pergantian baris, siswa sering
terlambat masuk ke baris berikutnya, itu terjadi karena kurang lancarnya mereka
dalam membaca not balok. Setelah baris pertama dan kedua mereka kuasai
Tahap berikutnya siswa memainkan lagu tersebut dari awal sampai akhir.
Banyak dari peserta didik yang salah membaca ketika sampai di tengah lagu, itu
dikarena mereka kurang konsentrasi dan fokus dalam belajar biola. Tahap ini
dilakukan beberapa kali sampai peserta didik memainkan lagu tersebut dengan
baik.
teknis maupun non teknis). Hambatan itu sifatnya wajar dan setiap pendidik pasti
111
pernah mengalaminya. Hambatan adalah modal awal untuk kita membenahi dan
dalam setiap proses pembelajaran. Hambatan ini bersifat ringan tetapi mengganggu
untuk proses belajar mengajar, seperti: tidak datang tepat waktu, tidak berangkat
Ekstrakurikuler biola di Sekolah Chandra Kusuma School dan IPAC, sering terjadi
pergantian peserta didik yang tidak masuk ekstrakulikuler biola, sehingga harus
mengulang materi untuk peserta didik yang kemarin tidak masuk pada minggu
yang lalu, sedangkan untuk anak yang rajin hal semacam ini merupakan hambatan
yang merugikannya. Ekstrakulikuler biola ini bersifat class system (sistem kelas)
sehingga harus disetarakan antara yang cepat dan lambat, yang rajin dan yang
kurang rajin. Hal semacam itu menjadi tantangan untuk pengajar ke depan. Banyak
orang yang kurang mampu menghadapi kelas musik semacam ini karena selain
Faktor lainnya adalah faktor alatnya (biola), banyak biola yang kurang
terawat dengan baik, sehingga banyak masalah yang timbul di situ, misalnya:
timbul jamur , peg dan fine tuner sulit diputar (keras), akibatnya untuk menyetem
biola itu diperlukan waktu dan tenaga yang lebih. Apalagi kalau banyak siswa yang
terlambat, banyak waktu yang terbuang hanya untuk menunggu dan menyetem
dialami ataupun belum pernah dialami sama sekali. Hal semacam itu wajar, karena
setiap orang memiliki postur atau anatomi yang berbeda-beda. Postur dan anatomi
memiliki peranan yang sangat penting untuk mengetahui cara atau metode apa
Seorang guru biola harus mengakui bahwa banyak siswa diajarkan untuk
menekankan bermain lebih unggul, karena itu setengah keakraban dengan setengah
fisik dari seorang siswa muda, seperti kurangnya kekuatan untuk menjaga jari-jari
overcompensation4 atau kekakuan (Oppelt, 1982: 16). Jari keempat adalah jari
rawan terjadi kesalahan. Selain kurang mendapat perhatian lebih, peserta didik juga
jarang memakainya. Selain itu jari keempat jaraknya paling jauh dan
membutuhkan tenaga ekstra. Hal semacam ini sering terjadi di setiap pembelajaran,
sehingga peran pendidik sangat penting peranannya untuk memberi dan mencari
Tangan kanan juga mendapat perhatian serius. Hampir semua murid tidak
menyadari bahwa ketika mereka menggesek biola tidak lurus, akibatnya produksi
suara yang dihasilkan kurang maksimal. Setiap kali mengikuti ekskul biola mereka
selalu diberi arahan oleh pendidik seperti: membenahi dan mencontohi cara
menggesek biola yang benar dan memberi masukan ketika mereka latihan sendiri
4
Kompensasi berlebih.
113
melihat gerakan bow, tetapi banyak dari mereka belum bisa juga menggasek biola
dengan lurus.
dan Ipac, selain untuk menyalurkan minat dan bakat peserta didik juga untuk
memperlihatkan bahwa selain mereka unggul dalam pelajaran, mereka juga bisa
bermain biola dengan baik dan benar. Hampir setiap tahun mereka tampil dalam
acara MOS (masa orientasi siswa) di sekolah, selain acara tersebut mereka juga
Pembelajaran biola pada Sekolah Chandra Kusuma School dan Ipac juga
bertujuan untuk melatih musikalitas peserta didik. Dalam belajar musik khususnya
Intonasi (nada)
Ritme
Di akhir setiap semester, mereka selalu mengikuti tes yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik bermain dan mengerti dalam bermain biola.
Tes tersebut dilakukan dengan cara peserta didik maju satu persatu kedepan dan
114
kemudian bermain tangga nada dan satu buah lagu. Hal semacam ini sangat
kurikuler biola pada Sekolah Chandra Kusuma School dan Ipac. Adapun target-
1. Semester I:
berikut:
c. peserta didik diharapkan dapat membedakan intonasi nada yang tepat dengan
berikut:
i. Lurus
ii. Tebal
2. Semester II
berikut:
b. Peserta didik diharapkan menguasai lagu sampai dengan Suzuki 1 no 14, yaitu:
117
c. Peserta didik diharapkan dapat memainkan nada dengan intonasi yang tepat
berikut:
a. penempatan bow(dinamik)
didik dapat mencapai target tersebut. Target di atas dibuat oleh pengajar dan
4.9 Hasil atau Wujud Pembelajaran Biola pada Chandra Kusuma School dan
IPAC
Hasil atau wujud pembelajaran biola Sekolah Chandra Kusuma School dan
IPAC adalah dengan foto dan rekaman audio ataupun video. Hasil tersebut diambil
pada saat latihan maupun penampilan ansambel biola pada acara sekolah. Hal ini
dan IPAC tidak hanya unggul di ilmu eksak saja tetapi juga dapat bermain musik
sebagai berikut:
119
120
121
BAB V
instrumen biola, biasanya guru yang mengajar terlebih dahulu memberikan materi
perenggangan otot-otot jari, tangan, dan merilekskan tangan kanan untuk gesekan
peserta didik dalam mempelajarai instrumen biola. Materi yang dipelajari dalam
pemanasan ini biasanya membahas tentang tangga nada yang telah dipelajari.
mengenai teknik dalam menggunakan bowing biola pada tangga nada, seperti
memainkan irama 1/16 dengan posisi bowing di pangkal, ditengah, dan diujung
Setelah itu dengan menggunakan materi tangga nada, peserta didik dilatih
untuk mempelajari teknik legato pada bowing. Biasanya waktu yang digunakan
untuk membahas materi tangga nada dan teknik bowing kira-kira 15 menit.
tingkat sekolah dasar sangat cocok dan penting dalam pebentukan emosi yang
dan kreatifitas. Lagu-lagu yang ringan juga merupakan salah satu bahan yang
mudah untuk dipelajari dan mempunyai tingkat teknik yang tidak terlalu sulit.
School Komplek Cemara Asri yaitu bahan yang terdapat juga dalam metode
Minuet in C (J.S. Bach) dalam lagu ini peserta didik dituntut untuk bisa
memainkan lagu dengan teknik legato, detache, dan crossing string dalam posisi 1
Minuet No. 1 (J.S. Bach) dalam lagu ini peserta didik dituntut untuk bisa
memainkan lagu dengan menggunakan teknik yang posisi 1 pada instrumen biola.
123
Musette (J.S. Bach) dalam lagu ini peserta didik tuntut untuk bisa
memainkan teknik dari interval dengan memperagakan not 1/8 pada instrumen
biola.
Theme from “Witches dace” (N.Paganini) dalam lagu ini peserta didik
tuntut untuk bisa memainkan stakato legato, aksen, detace, dengan menggunakan
Peranan lagu diatas sangat penting bagi peserta didik, selain dapat
menghibur, menambah skill dan teknik pada setiap individu peserta didik, dengan
lagu-lagu tersebut peserta didik tidak hanya menambah skill dan teknik pada
instrumen biola, tetapi dapat menambah konsentrasi pada peserta didik. Biasanya
suasana belajar dan proses pembelajaran yang nyaman, agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan, guru
dapat memilih model yang tepat untuk menyampaikan pembahasan materi ajar,
agar terciptanya suasana yang kondusif dan penyampaian kompetensi yang tepat
dan pencapaian pembahasan. Oleh sebab itu pendidik perlu menciptakan suasana
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan model pembelajaran dari buku
panduan pada instrumen biola. Data yang diperoleh adalah melalui hasil
124
wawancara yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 10 April 2013 kepada Mr.
Ian Anderson yang berasal dari Inggris sebagai pimpinan musik program yang
tingkat pra dasar dan dasar 1 yang dilakukan selama satu tahun pembelajaran
instrumen biola di Sekolah Chandra Kusuma School, kemudian peserta didik lebih
dituntut untuk membahas materinya secara kelas yang terdiri 2 dua sampai 5 lima
peserta didik didalam sebuah kelas, pembelajaran ini menjadikan peserta didik
saling bekerja sama ketika memainkan materi-materi yang terdapat pada ketiga
buku panduan.
bagian program musik sekaligus merangkap tenaga pendidik pada instrumen gesek
(String) dan seni budaya di Chandra Kusuma School Komplek Cemara Asri pada
10 April 2013, menambahkan bahwa program musik diharuskan wajib pada siswa-
pada mata pelajaran yang berkaitan dengan angka atau perhitungan. Secara tidak
panduan khususnya pada instrumen biola, telah menambah daya positif terhadap
perkembangan otak kanan dan otak kiri dari bahan-bahan yang telah diajarkan pada
peserta didik.
125
kelas SD dan SMP Sekolah Chandra Kusuma School Komplek Cemara Asri ini
oleh peserta didik untuk memulai pelajaran biola dan melenturkan jari-jari peserta
pembelajaran teknik bowing masih menggunakan tangga nada, hanya saja teknik
bowing yang digunakan berfariasi, seperti teknik legato, staccato, dan crossing.
Didalam kegiatan ini guru terlebih dahulu memberi aba-aba agar tempo dan nada
dalam proses belajar. Dalam memainkan tangga nada peserta didik dibimbing oleh
para guru yang berjumlah 2 orang. Kegiatan ini biasanya dilakukan kira-kira 10
biola, dan cara memegang biola serta mengajarkan cara anak memegang bow biola
sampai anak mendapatkan posisi yang baik dan benar sehingga anak tidak
mengalami pegal dan nyaman ketika memainkan instrumen biola tersebut. Pra
126
dasar juga mengajar peserta didik menggesek biola melalui penjarian dan juga
penjarian ke 4
Guru mengajarkan lagu dengan bahan yang ada dan tangga nadanya.
pertemuan yang dilakukan selama 45 menit dan dalam sebulan dilakukan 4x dalam
1 bulan dan bahan proses untuk pra dasar diselesaikan selama 6 bulan.
bermain dengan posisi yang baik dan tidak memaksa ketika memainkan
127
biola dan peserta didik dapat menggesek secara baik. Sebaiknya dilakukan
peserta didik jika posisi peserta didik tidak memungkinkan dan guru dapat
mengajarkan peserta didik tanpa buku panduan terlebih dahulu, agar peserta
didik dapat melihat gesekannya dan dapat menirukan apa yang dilakukan
dengan baik guru dapat menggunakan bahan yang ada pada buku panduan
sebagai pembelajaran.
guru dapat mengulang pelajaran gesekan dari buku panduan. Guru dapat
memberitahu anak teknik gesekan turun (down bow) dan naik (up bow)
Pertemuan III kembali peserta didik diajarkan cara menggesek secara baik
yang di awali dari senar A dikarenakan posisi yang paling sejajar tidak
terlalu tinggi, guru dapat melanjutkan buku panduan dengan teknik bow
yang ada.
lengan peserta didik agar sejajar dengan bow yang berbentuk persegi
dengan melanjutkan bahan yang ada pada buku panduan. Sebaiknya guru
yang ada pada buku panduan. Guru juga harus memperhatikan gesekan dan
bentuk tangan peserta didik dikarenakan posisi tangan peserta didik dapat
A, guru lebih teliti mendengar hasil yang dibunyikan peserta didik dari
menggunakan biola dan piano agar guru dapat memberikan contoh serta
Pertemuan VII pengulangan pada jari satu yang dilakukan pada senar
D,E,G sehingga peserta didik lebih terbiasa pada senar-senar yang lain dan
juga memainkan lagu-lagu pendek yang ada pada buku panduan dan teknik
selalu sama tempat jari satu pada senar A,D,E, dan G jika peserta didik
menggunakan jari I.
dengan melanjutkan buku panduan yang ada. Guru juga harus mendengar
nada yang dimainkan peserta didik dikarenakan peserta didik sering sekali
hanya berpanduan dengan not dan jari yang dibuatnya tanpa mendengar
129
di ajarkan pada peserta didik pada pertemuan ketiga dan keempat. Guru
juga harus memperhatikan bentuk jari peserta didik, ketika peserta didik
penjarian pertama dan membuat pundasi pada teknik dan bentuk penjarian.
Guru juga dapat menggunakan buku panduan yang peserta didik pada lagu
sehingga peserta didik tidak bosan. Sebaiknya guru mengunakan piano agar
dapat mengiringi dan memberi contoh nada yang benar kepada peserta
didik.
pertemuan minggu yang lalu dengan lagu-lagu yang ada pada buku
panduan. Guru juga harus selalu mengingatkan anak, ketika peserta didik
lagu pada buku panduan. Masih tetap menggunakan jari 1 dan 2 agar
peserta didik tidak terlalu dituntut untuk teknik-teknik yang baru dan
130
peserta didik dapat bermain secara senang dengan lagu-lagu yang ada pada
buku panduan.
dengan bahan yang ada dan guru harus berperan aktif mengecek nada yang
peserta didik mainkan. Peserta didik juga harus memiliki feling yang baik
agar peserta didik dapat mendengar nada yang dimainkannya sendiri. Guru
dapat memberikan pelatihan bahan yang ada pada buku panduan, sebaiknya
Pertemuan XIV guru mengajarkan peserta didik tangga nada a mayor pada
instrumen biola serta bermain lagu dengan jari ketiga yang ada pada buku
dengan menggunakan 0,1,2,3 jika naik dan jika turun 0,3,2,1 hal ini sangat
kembali bahwa membaca dengan nada bukan dengan penjarian, hal ini
membaca dengan penjarian 0,1,2,3 dan 0,3,2,1 maka hal ini harus
kembali tangga nada dengan nada dasar D dan G mayor. Kemudian guru
Pertemuan XVI guru dapat mengulang kembali tangga nada A,D, dan G
mayor dengan penjarian yang baik. Guru juga harus menekankan bahwa
131
ketika peserta didik menggunakan jari ketiga jari 1 dan 2 jangan dilepas
agar peserta didik dapat membentuk jari yang baik dan memiliki panduan
jari ketika jauh maupun rapat ketika memainkan sebuah lagu yang ada.
Guru juga dapat melanjutkan lagu-lagu yang ada pada buku panduan.
Pertemuan XVII guru mengajarkan tangga nada dan tri suara A,D, dan G
mayor kepada peserta didik mengajarkan lagu-lagu pendek yang ada sesuai
tertera dan guru juga harus mengajarkan bahwa not yang ada dibuku
panduan tidak dibaca dengan penjarian namun dibaca melalui nada baik
Pertemuan XVIII guru mengajarkan lagu-lagu yang ada pada buku panduan
tangga nada dan tri suara serta melatih peserta didik menghafal lagu agar
peserta didik lebih yakin memainkan lagu dan juga ketika meletakkan jari.
contoh yang ada dibuku panduan secara tertulis. Guru harus dapat
biola.
132
panduan dan memainkan lagu yang ada di buku panduan guru harus dapat
dikarenakan teknik ini cukup sulit untuk dimainkan peserta didik, teknik
legato adalah teknik bow yang memainkan lebih dari satu nada yang
dimainkan satu bow, teknik ini cukup rumit untuk di praktikan. Masalah
yang sering dihadapi guru peserta didik akan selalu kehabisan bow sebelum
Pertemuan ke XXII guru mengajarkan teknik legato yang ada pada buku
panduan dan lagu yang ada pada buku panduan. guru dapat meneliti
Pertemuan XXIII peserta didik dilatih dengan teknik staccato legato dalam
dimainkan peserta didik dan nada yang dihasilkan anak melalui gesekannya
Pertemuan XXVI guru dapat melanjutkan teknik permainan tangga nada tri
suara dan lagu yang ada dibuku panduan dengan baik dan benar. Guru
sebaiknya memainkan piano agar peserta didik dapat mandiri dan guru
5.5 Dasar I
Pra dasar kedua adalah sebuah bentuk edukasi yang dibuat agar peserta
didik dapat memainkan lagu-lagu yang ada pada buku panduan secara baik, tujuan
dari hal ini adalah agar peserta didik dapat bermain biola secara baik dan banyak
menerapkan teknik yang dipelajari peserta didik pada sebuah lagu dengan
penjarian, gesekan, nada dan teknik-teknik yang terdapat pada instrumen biola.
figure guru sangat penting untuk mengajarkan anak dengan teknik-teknik yang ada
pada buku panduan, guru juga harus mendoktrin peserta didik agar berlatih
dirumah dan tidak waktu bertemu dengan guru saja. buku panduan dasar I untuk
instrumen biola memiliki tempo cepat dan lambat pada lagu-lagu yang ada pada
buku panduan dan kurikulum ABRSM dipilih oleh seorang anak untuk bahan yang
akan diujiankan.
didik terbiasa dengan teknik tersebut dan lagu-lagu yang ada pada buku
134
sebuah lagu.
Pertemuan II hal yang sama dilakukan kembali dengan bermain lagu dan
menggunakan teknik yang sama pada lagu yang baru dibuku panduan.
Pertemuan III guru melakukan perubahan senar lepas (open string) menjadi
jari empat. Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa senar lepas
dapat diganti menjadi jari 4 namun ada perubahan senar ketika perubahan
itu dilakukan. Guru juga harus menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan
kemudian Memainkan lagu dengan jari empat dengan baik dan tidak fals
Pertemuan V kembali peserta didik dilatih tangga nada dan tri suara dengan
staccato yang ada pada buku panduan dan dapat berupa etude agar
Pertemuan VIII peserta didik akan bermain lagu yang ada pada buku
panduan dan guru harus terus mengontrol jari 4 agar tidak fals.
memakai jari 4 dan turun memakai senar lepas dan guru dapat menggulang
dipelajari peserta didik dan dapat memainkan lagu yang ada pada pra dasar
II dan memiliki rasa percaya diri karena sudah menguasai teknik yang ada
dan guru harus mendokrin anak untuk tetap percaya diri ketika ujian bukan
yang dimulai dari jari satu senar G. Permasalahan yang ada peserta didik
selalu merapatkan jari 3 dengan jari 2 pada senar G dan senar D yang
seharusnya jari 3 jauh dari jari 2 dan rapat pada jari 4, hal ini menjadi
perhatian guru agar peserta didik mengerti penjarian yang ada pada tangga
nada A mayor ketika memainkan tangga nada naik memakai jari 4 dan
ketika turun memakai jari lepas (open Strings). Selanjutnya guru dapat
Pertemuan XII kembali guru mengulang tangga nada A mayor 2 oktaf, dan
guru dapat mengajarkan permainan lagu-lagu yang ada pada buku panduan
Pertemuan XIII guru dapat tangga nada C mayor 2 oktaf yang dimulai dari
jari ketiga senar G. Tetap menggunakan jari 4 ketika naik dan memakai
senar lepas waktu turun, permasalahan yang ada peserta didik akan
sampai nada B pada senar E jari 4, dalam teknik ini guru harus mengajari
anak mengeser jari 4 setelah nada B agar sampai ke nada C sebaiknya jika
jari peserta didik tidak begitu panjang guru harus memberitahu agar siku
peserta didik dimiringkan kekanan. Setelah itu guru dapat melanjutkan pada
teknik gesekan yang ada kemudian dilanjutkan pada lagu yang ada pada
buku panduan.
mengulang tangga nada yang ada dan mengajarkan lagu yang ada pada
buku panduan.
Pertemuan XVII dengan teknik menggesek dua senar dengan tempo cepat
dan tidak bersamaan (Crossing String) sesuai dengan buku panduan yang
ada.
137
Pertemuan XVIII guru dapat mengulang kembali lagu yang ada sampai
Pertemuan XIX peserta didik dilatih tangga nada Bes mayor 2 oktaf dengan
mengunakan jari yang sama ketika naik dan turun seperti tangga nada A
dan C mayor, permasalahan yang ada peserta didik sering sekali membuat
jari 4 jauh pada senar A dan E yang seharusnya merapat pada jari ke 3 dan
anak sering sekali membuat open string pada pada senar E yang seharusnya
jari 4 disenar A dan rapat pada jari 3. Hal ini menjadi perhatian untuk para
tangga nada Bes. Kemudian guru dapat melanjutkan bahan yang ada pada
buku panduan.
Pertemuan XVII guru dapat mengulang tangga nada bes dan melanjutkan
pada lagu yang ada di buku panduan dan dapat bermain lagu dengan baik
dan indah.
peserta didik pada tangga nada G,A,Bes, dan C mayor 2 oktaf dengan
teknik-teknik gesekan yang sudah dipelajari peserta didik dan guru dapat
Pertemuan XIX guru dapat mengulang tangga nada agar peserta didik
Pertemuan XXI guru dapat melanjutkan permainan lagu yang ada pada
Pertemuan XXI guru dapat mengulang seluruh tangga nada yang telah
dipelajari sesuai dengan teknik gesekan dan melanjutkan lagu yang ada
pada buku panduan dan dapat mengulang apa yang peserta didik tidak
mampu baik pada teknik gesekan tangan kanan maupun teknik penjarian
tangan kiri.
pada buku panduan dan guru dapat menjelaskan teknik-teknik yang telah
dipelajari.
Kusuma School
dari ketiga buku panduan pada kelas SMP I, SD II, dan SD V Chandra Kusuma
School pada intsrumen biola sangat baik. Hal ini disebabkan dengan adanya buku
panduan peserta didik lebih terbantu dan lebih terangsang untuk saling berlomba-
139
lomba mengetahui tentang materi ajar dari ketiga buku panduan. Peserta didik juga
tidak merasa bosan menggunakan ketiga buku panduan yang tediri dari sebuah
lagu dan teknik, kemudian peserta didik juga dapat saling bersosialisasi dan
peserta didik juga tidak hanya menjalin sosial pada sesama siswa, tetapi dapat juga
menjalin keakraban dengan guru yang mengajar. Komunikasi yang dibentuk dalam
Dapat kita simpulkan, bahwa dengan model jigsaw pula tercipta hubungan yang
baik antara peserta didik, maupun peserta didik dan guru. Maka hasil dari
Kriteria Penilaian
Hasil
Nama Nilai Nilai
o Nilai
Kelompok Individu
Akhir
Cerelyn 81 80 80,5
Rachel 81 76 78,5
Edrik Alvaro 81 83 82
Hanny 80 76 78
Kelly Tendean 80 86 83
Wijafalensia 80 81 80,5
Kriteria Penilaian
Teknik
(60-90)
(60-90) (60-90)
Russel 60 60 60
Jaiby ong 60 70 65
Silvia 60 65 65
Tiffany 60 65 65
Viviana 80 80 70
Afina 75 75 75
Marieta 80 80 70
dengan menggunakan buku panduan A tuna A day Suzuki Violin dan kurikulum
Abrsm, dapat menambah tingkat kemahiran peserta didik dalam penilaian intonasi,
sesama peserta didik dan nalar otak untuk mempelajari materi ajar secara
mendalam. Selain nilai kelompok dan individu, biasanya para guru untuk
mengetahui hasil dari nilai akhir peserta didik di sekolah dasar (SD) Chandra
pendukung dan penghambat. Dimana faktor pendukung membuat siswa dapat lebih
maju dalam belajar khususnya pada instrumen biola, sedangkan faktor penghambat
adalah bagian dari hal-hal yang menyulitkan peserta didik untuk menjadi lebih
maju dalam proses belajar khususnya pada instrumen biola. Adapun faktor
pendukung dan penghambat pada proses pembelajaran buku panduan tersebut pada
kenyamanan belajar.
materi ajar.
1. Adanya peserta didik yang belum bisa menggunakan teknik dalam pembacaan
2. Adanya peserta didik yang belum terbiasa dengan pitch pada posisi-posisi
3. Adanya kejenuhan yang dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
4. Adanya perbedaan tingkat kecerdasan atara peserta didik, baik dalam satu tim
5. Adanya sifat malas peserta didik untuk melatih bahan ajar yang diberikan guru.
6. Kurangnya dukungan dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan aksesoris dari
7. Kurangnya fasilitas yang diberikan sekolah untuk memenuhi media ajar oleh
guru.
permainan biola, hal ini dilakukan agar guru mengerti proses pembelajaran yang
akan diajarkan kepada peserta didik selama 4 kali pertemuan dalam satu bulan dan
dilakukan selama 30 menit dalam setiap pertemuan, hal ini dilakukan agar guru
mengetahui letak do atau c dan nada yang lain pada sebuah not balok yang terdapat
pada buku panduan, misalnya kunci G, letak do pada garis bantu pertama dibawah
garis paranada, begitu juga dengan kunci F ada di spasi kedua dan C ada di garis
ketiga. Namun untuk tahap pembelajaran awal guru hanya mengenalkan kunci G
saja agar seorang anak tidak merasa kesulitan pada tahap awal membaca not balok
Guru mengenalkan sukat 4\4 atau dapat ditulis tanda C diawal penulisan
not balok
Guru mengenalkan bar atau birama agar peserta didik dapat menghitung bar
ketika membaca not balok dan mengetahui sampai dimana not yang dibaca ketika
berfungsi agar murid mengetahui penulisan dan cara baca yang terdapat pada not
Guru mengenalkan harga not, agar murid dapat membaca nilai ketukan
- semi breve, not penuh, 4 ketuk, 1 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
- minims, not setengah, 2 ketuk, 2 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
- crotchets,not 1/4, 1 ketuk, 4 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
- Quavers,not 1/8, 1\2 ketuk, 8 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
lalu guru mengenalkan tanda diam (rest) yang sesuai dengan harga not
-Tanda diam semi breve, not penuh, 4 ketuk, 1 not dalam satu birama dengan sukat
4\4
- Tanda diam minims, not setengah, 2 ketuk, 2 not dalam satu birama dengan sukat
4\4
146
- Tanda diam crotchets,not 1/4, 1 ketuk, 4 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
- Tanda diam Quavers,not 1/8, 1\2 ketuk, 8 not dalam satu birama dengan sukat 4\4
menutup birama dan akhir dari sebuah lagu dalam penulisan not balok dan
ulang dalam penulisan not balok sehingga murid dapat bermain dengan membaca
G-G
Pizz. D-D D-D G-G G-G D-D D -D G-G G-
2 Count : 1-2 1-2
1-2 1- 2 1- 2 1-2 1-2 1-2 1-2
G-
7 Pizz. G-G C-C G-G C-C G-C G-D G-C G-D
Count : 11- 2guru 1 mengajarkan
-2 1- 2 1- 2 1-2 1-2 1-2 1-2 1-2
Di lesson teknik pizzccato,teknik pizzcato yaitu
kemudian mengajarkan peserta didik letak senar biola dimulai dari senar paling
tertinggi sampai pada senar yang wilayah register nadanya paling rendah pada
instrumen biola.
- anak diajarkan hitungan dua dalam satu birama agar anak dapat menjaga tempo.
Lesson I
No.1
senar D dengan cara yang sama kemudian kembali ke A dan D setelah itu terdapat
No.2
Peserta didik memainkan senar D dan G, dengan cara yang sama ketika
No.3
Peserta didik kembali memainkan senar A dan D tetapi dengan sedikit cara
yang berbeda, ketika di no. 1 senar A dimainkan 1 ketuk 2 kali sebanyak 2 birama
No.4
No.5
berakhir di senar G.
No.6
Peserta didik memainkan senar A,E dan A,D senar A dimainkan 1 ketuk 2
kali dilanjut senar E dengan cara yang sama kemudian kembali ke A dan E
dilanjutkan senar A,D 2 ketuk kemudian A, E 2 ketuk kembali ke A,D dan A,E
Setelah itu guru menerapkan teknik pizzicato yang telah dipelajari Peserta didik ke
dalam sebuah lagu Ten Little Indians, siswa memainkan senar D,A, senar D
dimainkan 1 ketuk 2 kali sebanyak 2 birama kemudian dilanjut dengan senar A,D
dengan cara yang sama kemudian A dimainkan 1 ketuk 2 kali sebanyak 1 birama
dan diikuti senar D dengan cara yang sama, dan guru memainkan melodi di piano,
permasalahannya adalah tidak semua guru dapat memainkan piano dengan baik
maka guru dapat memainkan melodi lagu tersebut dengan biola atau menyanyikan
lagu tersebut.
150
Lesson 2 no 1
Lesson 2 no 1
2 not dalam satu birama yang terdiri dari 2 birama dan senar D 2 not dalam satu
birama yang terdiri dari 2 birama dengan tempo yang tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat dimulai dari tempo 1 ketuk, hal ini dilakukan sampai anak benar-
benar merasa relevan menggesek biola. Kemudian mengajarkan Peserta didik tanda
Lesson 2 no 2
Lesson II no 2
dimainkan 1 ketuk sebanyak 2 kali dalam 1 birama, birama 2/4 kemudian dilanjut
ke D dengan cara yang sama kembali ke senar A dan berakhir pada senar D,
perbedaannya hanya memakai satu birama saja kemudian diulang sebanyak dua
kali.
151
Lesson 2 no 3
Lesson II no 3
Peserta didik memainkan senar D dan G yang dimainkan dengan cara yang
sama pada no 2 hal ini dilakukan agar anak yang mempelajari biola dapat
Lesson 2 no 4
Lesson II no 4
Peserta didik diuji untuk memainkan senar A D G, dengan birama 2/4 senar
Lesson 2 no 5
Lesson II no 5
152
lebih sulit digesek dari senar biola yang lain, senar E dimainkan 1 ketuk 2 kali
sebanyak 2 birama, birama 2/4 dilanjut dengan senar A dengan cara yang sama lalu
Lesson 2 no 6
Lesson II no 6
Peserta didik memainkan senar E dan A dengan cara yang sama seperti di
Lesson 2 no 7
Lesson II no 7
Peserta didik memainkan senar D dan G dengan cara yang sama seperti di
empat senar biola, murid menerapkan dalam lagu Baa! Baa! Black Shepp dengan
Lesson 2 no 8
153
Peserta didik memainkan senar D dan G dengan cara yang sama seperti di
menerapkan teknik menggesek dalam lagu Baa! Baa! Black Sheep dengan senar D
dan A dan Jingle Bells dengan diiringi seorang guru. Guru dapat memainkan
iringan tersebut dengan biola, piano dan juga guru dapat menyanyikan lagu
tersebut.
Lesson 3 no 1
2/4 dilanjutkan D-A- D-A-D-G,dua nada dengan jumlah 1 ketuk tiap senar, setelah
itu dilanjutkan dengan pengulangan, hal ini dilakukan agar Peserta didik dapat
menggesek satu senar secara berulang ulang berbeda dengan menggesek 4 senar
secara bergantian, hal ini lebih sulit untuk dipelajari Peserta didik dan guru harus
lebih memerhatikan lengan Peserta didik agar sejajar dengan bow biola.
Lesson 3 no 2
Peserta didik memainkan dengan cara yang sama seperti di no 1, hanya saja
pergantian senar yang berbeda, dimana pada bagian no 2 diawali dengan senar D
nada. Hal ini dilakukan agar Peserta didik biasa lebih memperbaiki gesekan ketika
Lesson 3 no 3
155
Memiliki cara yang sama, Peserta didik menggesek diawali dari senar A
Lesson 3 no 4
Pada bagian ini memiliki cara yang sama untuk dimainkan, Peserta didik
lesson 3 ini adalah agar Peserta didik mampu menggesek senar biola secara
senar biola, Peserta didik menerapkan dalam lagu Twinkle, Twinkle, Little Star
dengan kesamaan melodi dengan lagu Baa! Baa! Black Sheep yang
membedakannya adalah senar yang digesek di Twinkle, Little Star adalah senar G-
D-A sedangkan Baa! Baa! Black Shepp hanya menggunakan senar D dan A
kemudian diterapkan lagi dalam lagu Oats and Beans dengan bermain teknik
Lesson 4 no 1
panjang nada 2 ketuk dengan birama 2/4 not ½ (minims), hal ini dilakukan agar
Peserta didik mampu menjaga kestabilan ketika menggesek nada yang panjang
dengan panjang nada 2 ketuk. Diawali dengan menggesek senar A dengan panjang
2 ketuk sebanyak 2 birama kemudian dilanjutkan dengan senar D dengan cara yang
Lesson 4 no 2
157
Hal yang sama dilakukan Peserta didik memainkan senar dengan nada
Lesson 4 no 3
Pada bagian ini kembali Peserta didik memainkan senar dengan panjang
nada senar A 2 ketuk terdiri dari 2 birama. Kemudian dilanjutkan dengan senar D 2
ketuk sebanyak 2 birama kemudian senar A dua ketuk 2 birama, dan diakhiri
Lesson 4 no 4
memainkan senar A 2 not setengah dalam 1 birama sebanyak 8 birama dan guru
158
melalui permainan senar ganda (double string). Kemudian dilanjutkan dengan lagu
marching, Peserta didik memainkan senar D dengan cara yang sama. Kemudian
Lesson 5 no 1
panjang nada 4 ketuk dengan birama 4/4 not penuh (semibreves), hal ini dilakukan
agar Peserta didik mampu menguasai bow dan lebih menjaga kestabilan bow
Lesson 5 no 2
160
Lesson 5 no 3
Memiliki cara yang sama, Peserta didik menggesek diawali dari senar E
dilanjutkan dengan senar A-E-A dengan cara yang sama. Tetapi Peserta didik guru
harus lebih teliti memerhatikan Peserta didik ketika memainkan senar dengan
Lesson 5 no 4
Memainkan cara yang sama, Peserta didik menggesek senar diawali dari
senar D dilanjutkan dengan senar G-D G dengan cara yang sama dan panjang nada
sebanyak 4 ketukan.
Lesson 5 no 5
ke senar D 4 ketuk satu birama, kemudian G satu birama dengan 2 not setengah.
Lesson 5 no 6
Lesson 5 no 7
ke A 4 ketuk satu birama, kemudian D satu birama dengan 2 not setengah. Bagian
Lesson 5 no 8
ke senar D 4 ketuk satu birama, kemudian G satu birama dengan 2 not setengah,
Bagian ini memiliki cara yang sama dengan bagian no 5. Diakhir dari contoh I
folk song dan guru memainkan pianonya. Jika sorang guru biola tidak dapat
memainkan piano maka guru biola dapat mengambil melodi pokok dari lagu
tersebut.
Lesson I no 1
(semibrave) pada senar A dengan birama 4/4 mulai dari pankal ke ujung bow dan
ujung ke pangkal bow (frog to point and point to frog) kemudian dilanjut tanda
berhenti selama 4 ketukan (semibrave rest), ketika murid pada posisi istirahat
163
kemudian dilanjut lagi tanda berhenti sepanjang 4 ketuk, hal ini dilakukan
Lesson I no 2
Guru mengajarkan Peserta didik hal yang sama pada senar A dimainkan
sepanjang 4 ketuk birama 4/4, perbedaannya adalah Peserta didik tidak lagi
memainkan tanda berhenti. Guru harus lebih memerhatikan gesekan Peserta didik
Lesson I no 3
Peserta didik memainkan nada A 2 ketuk (minims) pada senar A, tetap pada
Lesson I no 4
sepanjang 2 ketuk dan tanda istirahat 2 ketuk (minim rest) dalam 1 birama dengan
Lesson I no 5
transisi yang mana Peserta didik akan menerapkan teknik gesekan tersebut pada
masing sepanjang 2 ketuk (minims), kemudian birama 3 sama dengan birama 1 dan
Lesson II no 1
open D string), semua teknik yang dimainkan di senar A sama halnya dengan
Kesson II no1, perbedaannya hanya pada senar, Peserta didik memainkan senar D,
Lesson II no 2
165
Lesson II no 3
Lesson II no 4
Lesson II no 5
transisi yang mana peserta didik akan menerapkan teknik gesekan tersebut pada
sepanjang 2 ketuk (minims), kemudian birama 3 sama dengan birama 1 dan birama
Lesson II no 6
panjang senar A selama 4 ketukan dan setelah menggesek tanda berhenti 4 ketuk,
kemudian dilanjutkan gesekan pada senar D (The open A string and The open D
Lesson II no 7
ketuk birama 4/4 tanpa tanda berhenti kemudian senar D dengan cara yang sama,
Lesson II no 8
birama dimainkan sepanjang 2 ketuk tiap minims birama 4/4 kemudian birama
berikutnya dilanjutkan dengan senar D dengan cara yang sama, hal ini dimainkan
Lesson II no 9
167
Peserta didik memainkan senar D dan A dalam satu birama yang terdiri 2
ketukan (minims) dengan birama 4\4 ada 2 ketukan pada setiap not senar A dan D
dalam 1 birama dimainkan sepanjang 2 ketuk tiap minims, murid memainkan ini
Lesson II no 10
sedikit dengan lesson 9, pada birama 2 senar D dan A, kembali dimainkan namun
Lesson II no 11
Peserta didik akan menerapkan teknik tersebut dalam lagu Merilly. Peserta didik
168
kemudian birama 3 ada 2 minims senar A yang dimainkan, birama 4 ada 2 minims
senar D yang dimainkan, birama 5,8 sama dengan birama 1, birama 6,7 sama
Lesson III no 1
didik baik menggesek 1 ketuk, ada 4 not dengan harga satu ketukan pada senar A
Lesson III no 2
Peserta didik mempelajari gesekan 1 ketuk dan tak ada tanda 1 birama
(crotchets and crotchets rest, ada 4 not dan 2 crotchets rest senar A dalam 1 birama
birama 4/4, Peserta didik memainkan crotchets 1 ketuk, crotchets rest 1, crotchets 1
ketuk, crotchets rest 1 ketuk, ini dilakukan berseling-selingan dalam 1 birama, ini
Lesson III no 3
birama 4 sama dengan birama 2. Melalui contoh ini guru harus sering
memperhatikan Peserta didik ketika bagian dari nada panjang sampai pada gesekan
Lesson III no 4
D 2 ketuk, kemudian setelah itu disambung dengan nada yang sama namun
ketukannya menjadi 1 ketuk terdiri dari 2 nada dalam 1 birama, teknik ini
Lesson III no 5
Kembali hal yang sama seperti no 4 tetapi perbedaannya hanya pada senar
A, jika no 4 diawali dengan dengan 2 ketuk dan 1 ketuk yang terdiri dari 2 nada,
170
pada no 5 1 ketuk yang terdiri dari 2 nada dan satu not 2 ketuk dalam
Lesson III no 6
pada Birama 1 nilai nada 4 ketuk kemudian birama 2 satu ketuk yang terdiri dari 2
nada dan 1 nada 2 ketuk, untuk Peserta didik dalam proses pembelajarannya. Hal
ini dilakukan agar murid dapat bermain dengan beberapa nada ketika memainkan
lagu pendek.
171
Baa Baa Black Sheep dan Hop, Hop, Hop dengan menggunakan senar D dan A,
dimainkan bersamaan dengan guru yang memainkan melodi lewat biola. Hal ini
bermanfaat agar peserta didik tidak bosan ketika proses pembelajaran menggesek
senar biola yang didukung dengan iringan melodi dan nada panjang anak menjadi
Lesson IV no 1
pada birama pertama kemudian dilanjut dengan 2 not 2 ketuk pada birama 2,
birama 3 sama dengan birama 1, dan birama 4 sama dengan birama 2 lalu
Lesson IV no 2
172
Birama 1 peserta didik memainkan 1 ketuk setiap nada yang terdiri dari 4
nada senar E kemudian dilanjut dengan birama 2 ketuk, birama 3 sama dengan
birama 1, dan birama 4 sama dengan birama 2 teknik ini terdiri dari 8 birama
dengan pengulangannya.
Lesson IV no 3
senar E dengan nada 2 ketuk dan 1 ketuk yang terdiri 2 nada dalam satu birama.
Lesson IV no 4
diawali 1 ketuk dan dilanjutkan 2 ketuk dan ditutup dengan 1 ketuk dakam satu
birama, hal yang sama terjadi pada birama 2,3, dan 4. Teknik terebut terdiri dari 8
lagu Ten Little Indians, dengan menggunakan senar A dan E satu ketuk, kemudian
dilanjut dengan lagu Oats and Beans dengan menggunakan senar D, A, E dengan
Lesson V no 1
174
Peserta didik melatih senar 4 ketuk pada senar G senar ini adalah nada yang
paling rendah pada instrumen biola kemudian posisi yang paling mengangkat
lengan paling tinggi hal ini menjadi perhatian guru ketika murid memainkan lesson
5 no 1
Lesson V no 2
Kemudian Peserta didik melatihnya menjadi 2 ketukan tetapi sama panjang bow
Lesson V no 3
Gesekan peserta didik semakin cepat yang dimainkan 1 ketukan untuk menggesek
bow untuk I ketuk ketika peserta didik menggesek biola pada senar G.
Lesson V no 4
Peserta didik memainkan gabungan yang terdiri dari 4 ketuk, 1 ketuk dan 2
dengan menggunakan senar G-D-A pada lagu Tinkle, Twinkle, Little Star dalam
pembelajaran biola.
Lesson V no 5
berbeda dengan biasanya. Senar yang digesek tidak pada satu senar melainkan
semua senar yang terdapat pada instrumen biola. Guru harus memperhatikan
lengan Peserta didik agar sejajar dengan posisi bow ketika menggesek instrumen
biola.
Lesson V no 6
Lesson V no 7
yang dimulai melalui senar G, kemudian dilanjut ke senar D, A dan E, setelah itu
Lesson V no 8
Peserta didik memainkan keempat senar biola diawali pada senar E, birama
1 terdapat 2 ketukan pada senar E dan A, diikuti birama 2 pada senar D dan G
Lesson V no 9
(The Quever)
Lesson VI no 1
Quever) pada senar A dan D yang diawali birama pertama 1 ketukan dan birama 2
Lesson VI no 2
Peserta didik memainkan senar D dengan satu ketukan kemudian birama kedua
memainkan setengah ketukan tetap pada senar D dan dilanjut pada birama kedua
ketukan pertama Peserta didik memainkan setengah ketukan dan 1 ketukan pada
senar A.
Lesson VI no 3
Birama 1 peserta didik memainkan 2 not 1 ketukan dan 4 not setengah pada
senar E dengan birama 4/4, kemudian birama 2 memainkan 2 not 1 ketukan dan 4
178
not setengah pada senar A, kemudian birama 3 memainkan 2 not 1 ketukan dan 4
not setengah pada senar D, dilanjut denngan senar G dan kemudia naik pada senar
D dan senar A.
Kemudian peserta didik menerapkan teknik itu dalam lagu Gally The
Troubadour dan lagu Lightly Row, dengan menggunakan senar D dan senar A
pada lagu Gally The Troubadour yang dimainkan peserta didik dan senar G dan D
pada lagu Lightly Row memakai satu ketukan dan setengah ketukan dimainkan
Lesson VII no 1
179
Guru mengajarkan peserta didik bermain biola melalui jari pertama (First
Finger), jari pertama dilakukan dengan panjang 4 ketukan yang diawali senar lepas
(open string) dari senar lepas A dan jari pertama adalah nada B, buku panduan
Lesson VII no 2
not setengah atau 2 ketukan dimainkan senar lepas kemudian pada birama 2
digunakan jari pertama sampai pada birama 8, pembelajaran ini terdiri dari 16
Lesson VII no 3
180
memainkan jari satu, kemudian diaplikasikan pada lagu little A and B March untuk
dimainkan peserta didik lagu ini terdiri dari 8 birama tanpa pengulangan.
Lesson VII no 4
Lesson VII no 5
didik melakukan pembelajaran senar lepas dan jari 1. Hal ini memiliki perbedaan
posisi senar saja no 4 dan 5 pada senar D yang akan dimainkan oleh peserta didik
ketika melakukan pembelajaran biola, pembelajaran ini terdiri darri 8 birama tanpa
pengulangan
Lesson VII no 6
181
pada 2 ritme 1 ketukan dan 2 ketukan yang dimainkan peserta didik pada senar D,
Lesson VII no 7
pada lesson 7 dan 8 dan diiringkan oleh seorang guru yang memainkan biola untuk
mengiringi peserta didik agar tidak bosan mempelajari penjarian yang terdapat
Lesson VIII no 1
dimulai senar lepas A kemudian jari 1 pada nada B serta jari 2 pada nada C# dan
kembali pada penjarian pertama, peran penting seorang guru harus lebih
183
Lesson VIII no 2
Lesson VIII no 3
Lesson VIII no 4
dengan menggabungkan 2 nada pada 2 ketuk dan satu ketukan, agar dapat
Lesson VIII no 5
184
Melody
Lesson VIII no 6
Merrily
Lesson VIII no 7
Melody
yang telah diajarkan pada peserta didik dengan menggunakan nada 1 ketuk dan 2
ketukan hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bosan melakukan latihan
penjarian karena telah diaplikasikan pada sebuah lagu. Terlebih lagi seorang guru
harus mengerti jika produksi nada yang dihasilkan peserta didik tidak begitu baik
(fals), guru dapat membenarkan penjariannya, guru juga dapat mengikuti peserta
didik bermain biola atau mengiringi peserta didik dengan piano dengan
Lesson VIII no 8
Lesson VIII no 9
Lesson VIII no 10
Lesson VIII no 11
sampai no 4 baik pada sebuah ketukan maupun pada penjarian di lesson yang
pada senar D.
Lesson VIII no 12
Melody
186
pada senar D, guru harus lebih memperhatikan posisi murid ketika memainkan
Lesson IX no 1
Guru mengajarkan penjarian 1,2 dan 3 dengan 4 ketukan pada senar A yang
dimainkan peserta didik dalam proses pembelajaran biola teknik tersebut terdiri
Lesson IX no 2
Guru mengajarkan penjarian 1,2 dan 3 dengan 2 ketukan pada senar A yang
dimainkan peserta didik dalam proses pembelajaran biola teknik tersebut terdiri
Lesson IX no 3
Guru mengajarkan penjarian 1,2 dan 3 dengan 1 ketukan pada senar A yang
dimainkan peserta didik dalam proses pembelajaran biola teknik tersebut terdiri
Lesson IX no 4
Guru mengajarkan penjarian dengan cara melakukan tidak pada jari yang
berurutan dari jari 1 sampai 3 tetapi langsung menggunakan jari 2 dari senar lepas
kemudian jari 3 dari jari 1, hal ini dilakukan agar peserta didik dapat memproduksi
nada dengan baik dan mengandalkan pendengaran murid agar tidak fals.
Lesson IX no 5
langsung pada jari 3, kembali guru harus mendengarkan penjarian peserta didik
yang menghasilkan sebuah nada. Dari penjarian tersebut, hal ini dilakukan
Lesson IX no 6
Melody
Lesson IX no 7
188
pada no 6 dan no 7 hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan guru dapat
Lesson IX no 8
Lesson IX no 9
Lesson IX no 10
sampai no 5 baik pada sebuah ketukan maupun pada penjarian di lesson yang
pada senar D.
189
Lesson IX no 11
Melody
dimainkan peserta didik pada senar D dengan ketukan dan penjarian 1,2 dan 3
tetapi tidak dengan cara yang berurutan pada lagu tersebut ketika memainkannya.
Lesson X no 1
nada 1 ketukan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar D serta melakukan penjarian
1,2, dan 3.
Lesson X no 2
nada 1 ketukan dan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
190
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar A serta melakukan penjarian
1,2, dan 3.
Lesson X no 3
nada 1 ketukan dan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar D serta melakukan penjarian
1,2, dan 3.
Lesson X no 1.1
nada 2 ketukan dan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar D dan A yang membentuk
Lesson X no 1.2
191
nada 1 ketukan dan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar D dan A yang membentuk
sebuah tangga D mayor dengan melakukan senar lepas dan penjarian 1,2, dan 3.
Lesson X no 1.3
nada 1 ketukan dan dimainkan satu gesekan turun (down bow) atau naik (up bow).
Teknik tersebut dimainkan peserta didik melalui senar D dan A yang membentuk
sebuah arpegio dari tangga D mayor dan akor 4 G mayor dengan melakukan senar
Lesson XI no 1
Lesson XI no 2
Lesson XI no 3
192
Lesson XI no 4
Lesson XI no 5
Lesson XI no 6
Guru mengajarkan sebuah lagu pendek yang terdiri dari 8 birama dengan
teknik yang telah dipelajari oleh peserta didik biola baik pada senar lepas dan
penjarian 1,2, dan 3 serta teknik menyambung bow. Teknik penjarian dan gesekan
tersebut diaplikasikan pada lagu-lagu yang terdapat pada lesson 11 dalam buku
panduan A Tune A Day, kembali guru dapat mengiringi lagu tersebut melalui biola
Lesson XII
Lesson XII no 1
193
crochet).
Lesson XII no 2
Lesson XII no 3
Lesson XII no 4
lagu-lagu yang terdapat pada lesson XII serta memainkan beberapa ketukan yang
Lesson XIII no 1
194
Lesson XIII no 2
Lesson XIV no 1
195
dengan teknik-teknik yang telah dipelajari pada lesson XIII dan lesson XIV pada
Lesson XV no 1
Staccato) dengan simbol titik dibawah not kemudian diaplikasikan dengan bermain
tangga nada yang digesek dengan 2 ketukan secara gesekan turun dan 2 nada
secara gesekan naik yang masing-masing nada 1 ketukan digesek secara pendek-
Lesson XV no 2
Hal yang sama dilakukan kembali kepada peserta didik dengan perbedaan
menggunakan jari 1,2 dan 3, yang dimainkan pada senar D, terdapat sebuah
perbedaan nada pada satu birama yang dilakukan 8 birama dengan pengulanganya.
Lesson XV no 3
196
Guru mengajarkan kepada hal yang sama kepada peserta didik dengan
perbedaan menggunakan jari 1,2 dan 3, yang dimainkan pada senar A, terdapat
sebuah perbedaan disetiap nada pada satu birama yang dilakukan 8 birama dengan
pengulanganya.
sebuah lagu agar peserta didik dapat mengaplikasikan ketika mendapat simbol-
Lesson XVI no 1
197
Guru mengajarkan penjarian 1,2,3 dan 4 dan diawali pada senar lepas A
kemudian digesek setiap nada 2 ketukan pada bagian ini terdiri dari 8 birama
dengan pengulangannya.
Lesson XVI no 2
Kembali guru mengajarkan penjarian 1,2,3 dan 4 dan diawali pada senar
lepas A kemudian digesek pada birama 1 dan 3 setiap nada 1 ketukan dan birama 2
dan 4 pada terdiri 2 ketukan dengan menggunakan jari 4 pada birama 2 dan senar
lepas pada birama 4, bagian ini terdiri dari 8 birama dengan pengulangannya.
Lesson XVI no 3
Lesson XV no 4
Guru mengajarkan penjarian 1,2,3 dan 4 dan diawali pada senar lepas D
nada yang dilakukan satu bowing setiap nada terdiri dari 1 ketukan bagian ini
Lesson XV no 5
Guru mengajarkan penjarian 1,2,3 dan 4 dengan sukat 3\4 dan diawali pada
senar lepas D kemudian digesek pada birama 1 sampai 4 dengan mengelang jari
setiap nada terdiri dari 1 ketukan, bagian ini terdiri dari 8 birama dengan
pengulangannya.
Lesson XV no 6
Hal yang sama guru mengajarkan penjarian 1,2,3 dan 4 dengan sukat 3\4
dan diawali pada senar lepas D kemudian digesek pada birama 1 sampai 4 dengan
mengelang jari dengan penduan senar lepas dan mengaplikasikan jari 4, jari 1 dan
4, jari 2 dan 4, dan kembali ke jari 1 dan 4 setiap nada terdiri dari 1 ketukan,
dan tidak mmenggunakan senar lepas pada lagu tersebut. Guru harus
memperhatikan penjarian peserta didik agar tidak fals ketika memainkan sebuah
lagu.
The up-Beat
Lesson XVII no 1
Lesson XVII no 2
Lesson XVII no 3
200
Lesson XVII no 4
Lesson XVII no 5
Lesson XVII no 6
Lesson XVIII
201
yang terdapat pada buku panduan, kali ini guru mengajarkan sebuah lagu dari
teknik yang sudah dipelajari peserta didik pada buku panduan A tune A day guru
dapat bermain bersama dengan anak, atau guru dapat bermain piano untuk
Lesson XIX no 1
Guru mengajarkan menggunakan senar lepas dan penjarian 1,2,3 dan 4 dan
pada senar E, guru harus memerhatikan penjarian peserta didik agar tidak salah.
Lesson XIX no 2
dimengerti peserta didik agar dapat membagi bow jika terdapat nada yang cukup
Lesson XIX no 3
mengelang jari dari jari I kemudian trus sampai pada jari III dan jari II sampai pada
jari ke IV. Pembelajaran ini terdiri dari delapan birama dengan pengulangannya
Lesson XIX no 4
203
Kemudian guru mengajarkan variasi dari apa yang telah dipelajari oleh
seorang peserta didik pada no 3, variasi tersebut berbentuk ritmik dengan panjang
nada 1 ½ (dotted crotchet) dan ½ (Quever) sampai pada birama satu sampai 4
Lesson XIX no 5
pembelajaran biola.
Lesson XIX no 6
Kemudian anak memainkan sebuah tangga nada dari hasil yang telah
memudahkan peserta didik bermain tangga nada yang menggunakan senar A dan
Lesson XIX no 7
204
Kemudian peserta didik memainkan sebuah tangga nada dari hasil yang
memudahkan peserta didik bermain tangga nada yang menggunakan senar A dan
E. Permainan tangga nada tersebut dilakukan dengan 1 ketukan setiap nada dan
Lesson XIX no 8
Kemudian peserta didik bermain arpegio atau tri-suara yang terdapat pada
birama 1 dan 2 kemudian arpegio dari D mayor akor V dari tangga nada tersebut
dan dimainkan secara teknik legato dan terdiri dari birama dengan
pengulangannya.
lagu baik pada senar D, A, dan E. Kemudian menerapkan nilai-nilai ketukan yang
Lesson XX no 1
Guru mengajarkan 5 nada dari senar G yang dimulai dari senar lepas
kemudian jari 1,2,3 dan 4. Tehnik tersebut digesek dengan panjang 2 ketukan,
kemudian guru harus memperhatikan nada yang diproduksi oleh anak ketika
mengguakan jari IV, teknik tersebut terdiri dari 16 birama dengan pengulangannya.
Lesson XX no 2
ketukan agar peserta didik dapat melatih jari 4 dengan cara menahan nada yang
pengulangannya.
Lesson XX no 3
Kemudian guru melatih peserta didik dengan jari melompat yang dilakukan
di senar G dengan gesekan 1 ketukan guru juga harus tetap mendengarkan nada
206
yang diproduksi oleh peserta didik. Teknik ini terdiri dari 8 birama dengan
pengulangannya.
Lesson XX no 4
Hal yang sama dilakukan dengan jari melompat diawali senar lepas
kemudian jari I, senar lepas jari II, kemudian jari I ke jari II, kembali pada jari 1
ke jari 3. Lalu jari 2 kejari 3, kembali ke jari 2 dan langsung kejari 4 yang digesek
semua nada melalui 1 ketukan. Teknik ini terdiri dari 8 birama dengan
pengulangannya.
Lesson XX no 5
jari yang dimulai dari senar lepas kemudian jari 2 yang diurutkan ke jari I dan
kembali pada senar lepas, kemudian jari I melompat pada jari ketiga yang
diurutkan pada jari II dan jari I, kemudian jari II melompat kejari ke IV yang
diurutkan pada jari ke III, dan kembali pada jari II, lalu kembali lagi pada jari I
yang dilakukan seperti hal yang sama. Teknik ini terdiri dari 8 birama dengan
pengulangannya.
Lesson XX no 6
207
Kemudian peserta didik diberikan sebuah lagu yang terdapat pada buku
paduan agar dapat mengaplikasikan permainan dari teknik penjarian yang telat
dipelajari peserta didik sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan teknik
Lesson XX no 7
Kemudian dilanjutkan dengan hal yang sama peserta didik diajarkan tangga
Lesson XX no 8
Lesson XX no 9
208
Kemudian peserta didik diajarkan Arpegio dari tangga nada G mayor yang
digesek 1 ketukan dengan memakai legato dua pada birama 1 sampai birama 2
kemudian birama 3 dan 4 memainkan arpegio yang diambil dari akor 4 dari nada
teknik-teknik tersebut.
Lesson XXI no 1
209
berbentuk lagu pendek (pieces) tidak lagi kepada contoh lagu yang terdiri dari 8
dengan menggunakan tehnik-tehnik yang telah dipelajari peserta didik pada awal
menggunakan buku panduan A Tune A Day. Guru dapat membantu peserta didik
mengiringi melalui sebuah akord dan memainkan sebuah biola unruk membantu
peserta didik bermain. Biasanya lagu yang terdapat pada lesson ini menjadi bahan
untuk ujian biola tengah semester musik program di Sekolah Chandra Kusuma
School.
Lesson XXI no 1
210
bersamaan terhadap sebuah lagu yang sama tetapi memiliki perbedaan nada yang
diawali dengan teknik staccato dilakukan panjang gesekan ¼ ketuk (Semi Quaver)
Variasi C dengan menggunakan not ½ ketuk dan ¼ ketuk yang dilakukan pada
semua not untuk melatih peserta didik teknik bowing. Variasi D dengan
menggunakan not ¼ ketuk yang dilakukan pada semua not untuk melatih peserta
dan jari ke III, tetapi pada lagu ini peserta didik tidak ditekankan untuk bermain
jari IV ketika memainkan lagu-lagu yang terdapat pada buku panduan Suzuki
peserta didik.
Lagu ini adalah sebuah tehnik untuk melatih sebuah penjarian untuk
kemudian guru dapat mengajarkan pada senar yang lainnya contohnya pada senar
D, E dan G.
214
pembelajarannya pada buku panduan Suzuki tersebut melalui teknik yang telah
sebuah lagu yang terdapat pada buku panduan. Tehnik yang dipelajari seorang
peserta didik untuk etude tersebut berfungsi sebagai penjarian yang baik serta
tehnik menyebrangi senar (Crossing String) dari senar yang satu ke senar yang
lainnya.
215
tehnik dalam permainannya. Ketika peserta didik mempelajari lagu tersebut guru
harus memberitahu gaya permainan secara klasik barat yang telah dimainkan anak.
216
Kembali guru mengajarkan sebuah lagu kepada peserta didik setelah anak
mempelajari tehnik, etude dan gaya permainan yang telah dipelajari seorang
peserta didik.
A.1
217
A.2
A.3
B.1
218
B.2
B.3
C.1
219
C.2
C.3
untuk sebuah ujian yang dilakukan sebagian instansi musik seperti Medan Musik,
Era musika, Irama Musik Studio, serta instansi musik lainnya. Hal ini dilakukan
hasil ketika peserta didik mempelajari sebuah instrumen. Terlebih lagi guru privat
220
musik yang mengajar datang kerumah peserta didik untuk memberikan sebuah
pengajaran musik, guru tersebut akan memikirkan modul apa yang akan diberikan
Pemikiran orang tua terhadap sebuah ujian masih sangat besar terhadap
sebuah pembelajaran maka guru musik akan selalu mengambil bahan ujian untuk
Bahan lagu kurikulum ABRSM tersebut terdiri dari 3 bagian yang masing-
masing bagian terdiri dari 3 buah lagu A1 sampai A3, B1 sampai B3, C1 sampai
C3 bahan-bahan lagu tersebut dipilih satu dari tiga bagian oleh peserta didik untuk
diujiankan.
bahan kurikulum ABRSM untuk sebuah ujian dasar I, kebanyakan peserta didik
memilih bahan lagu terdiri dari A.1, B.3, dan C.1 hal ini dikarenakan pembelajaran
sebuah lagu pada A.1 lebih mudah karena menggunakan jari yang berurutan dan
memainkannya.
Berbeda dengan bahan lagu B.3 yang memakai sukat ¾ dengan nada 3
ketuk,2 ketuk sampai pada 1 ketuk, dan penjarian yang tidak begitu sulit dan
dapaat dijangkau oleh seorang anak ketika memainkan lagu tersebut. Terlebih lagi
C.3 yang dengan bahan gesekan yang riang dan tidak terlalu sulit dalam bagian ini
banyak lagu dengan pengulangan-pegulangan motif dan jari yang tidak begitu sulit
membuat peserta didik lebih memilih C.3 dari bahan-bahan yang terdapat pada
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
dan penelitian ini dan berdasarkan seluruh uraian yang telah dijabarkan tentang
pembelajaran biola melalui sebuah buku panduan A Tune A Day I, Suzuki violin I,
dan kurikulum ABRSM I yang diterapkan pada peserta didik tingkat pra dasar
dasar dasar I.
membosankan bagi peserta didik, hal ini dapat terlihat dalam sebuah proses
instrumen biola, tidak sedikit keinginan peserta didik memainkan sebuah lagu pada
awal pembelajaran instrumen biola dan para orang tua dari peserta didik ingin
melihat hasil pembelajaran instrumen biola dengan memainkan sebuah lagu. Hal
ini menjadikan sebuah masalah bagi guru atau instruktur musik agar peserta didik
dapat memainkan sebuah lagu pada tahap awal pembelajaran instrumen biola
dikarenakan ketika anak akan memainkan sebuah lagu pada instrumen biola anak
harus dapat melakukan teknik gesekan dengan baik dan penjarian 1,2 dan 3 untuk
dapat memainkan sebuah lagu dengan gesekan yang baik serta penjarian yang tepat
selama 3 bulan. Permasalahan ini menjadikan para orang tua peserta didik
sebuah lagu tanpa memikirkan teknik gesekan dan penjarian akibatnya peserta
didik hanya dapat meminkan sebuah lagu dan tidak dapat melakukan sendiri harus
dengan bantuan orang lain dengan kata lain, peserta didik meniru dan tidak dapat
membaca dan menerapkan bentuk penjarian dan sebuah gesekan terhadap sebuah
notasi yang diaplikasikan terhadap sebuah lagu dalam memainkan instrumen biola
pada pembelajarannya.
dengan memainkan sebuah lagu dan mengajari peserta didik meniru permainan
yang dilakukan seorang guru dalam memainkan instrumen biola. Hal ini
dikarenakan tuntutan orang tua kepada anaknya memainkan sebuah lagu dalam
pembelajaran instrumen biola tetapi hal ini menjadikan anak mereka tidak dapat
berkompetisi dan mengembangkan hal yang baru dari pembelajaran biola yang
Maka dalam pembelajaran biola kerja sama dan tukar informasi antara
seorang guru dan orang tua terhadap anak dirumah mempelajari biola dan anak
Saran
ada menjadikan manusia yang serba siap saji untuk sebuah bidang ilmu. Begitu
juga dengan pembelajaran musik, keinginan orang tua yang ingin anaknya cepat
dalam mempelajari musik baik sebuah teori maupun pada instrumen musik,
sebuah notasi yang dibuat menjadi sebuah buku panduan untuk seorang anak
dalam pembelajaran musik. Hal ini harus dimengerti oleh seorang guru untuk
memberikan materi ajar yang baik terhadap sebuah pembelajaran kepada peserta
cara ajar seorang guru kepada peserta didik, melalui sebuah buku panduan, metode
peserta didik, serta kerjasama yang baik antara seorang guru dan para orang tua
peserta didik.
Pemilihan buku panduan yang dipakai seorang guru untuk bahan ajar
belajar-mengajar, maka dalam hal ini guru terlebih dahulu menganalis buku
akhir untuk sebuah ujian yang dilakukan pada akhir semester yang mana proses
sebuah instansi yang memakai buku panduan karena adanya sebuah kerjasama
antara penerbit dan pencipta sebuah metode terhadap sebuah instansi, maka dalam
hal ini peran penting seorang guru sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
konsep edukasi tetapi bagaimana cara seorang guru melihat kemampuan seorang
yang terdapat pada buku panduan terkadang terlalu sulit untuk dimengerti oleh
seorang peserta didik. Maka dalam hal ini guru dapat mengikuti buku penduan
berdasarkan metode guru sendiri dengan memakai buku panduan yang sama. Hal
ini cukup sulit dilakukan seorang guru persoalannya bukan pada sebuah metode
yang ada. tetapi kemampuan seorang peserta didik dengan memakai sebuah
metode dengan kemampuan daya tangkap peserta didik yang sangat minim.
didik pada sebuah proses belajar-mengajar adalah hal yang sangat penting terhadap
daya tangkap anak menerima pelajaran, keseharian yang dilalui seorang peserta
kemudian guru harus mengerti akan tingkah laku seorang anak dalam mempelajari
sebuah bidang ilmu penyampaian sebuah materi bahan ajar sebaiknya dilakukan
dengan mengkaitkan lingkungan dan keseharian peserta didik yang sering sekali
dengan perekonomian orang tua kelas menengah kebawah dan kelas menengah
keatas. menjadikan peserta didik memiliki sebuah latar belakang yang berbeda
225
terhadap sosial antara peserta didik. Terlebih lagi sebuah penyampaian pada
peserta didik diusia dewasa guru harus menyampaikan materi ajar dengan
membuat sebuah logika berpikir terhadap seorang peserta didik diusia dewasa.
Dalam hal ini proses penyampaian seorang guru kepada peserta didik menjadi
lancarnya sebuah proses belajar-mengajar, hal ini harus dimulai oleh seorang guru
kepada peserta didik dikarenakan peserta didik tidak akan pernah memulai
kedekatannya kepada seorang guru karena jarak usia yang terlalu jauh, takut akan
mendapatkan sebuah kesalahan karena tidak sopan, serta berlatih musik dirumah
karena takut akan tugas yang diberikan bukan karena kemauan peserta didik
sendiri. Kelebihan seorang guru menjalin kedekatan terhadap peserta didik dapat
terlihat dari kehadiran peserta didik mengikuti proses belajar-mengajar yang sangat
antusias, melatih bahan dirumah karena sebuah pertemuan yang menarik, tidak
akan melupakan apa yang diajarkan guru terhadap sebuah materi karena
kepercayaan peserta didik kepada seorang guru telah terjalin dari kedekatan
tersebut.
Kerjasama yang baik antara seorang guru dan para orang tua sangat
musik, kegiatan peserta didik dirumah menjadi laporan kepada seorang guru untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan dari apa yang telah dilatih oleh peserta didik
dirumah, ketika mengulang kembali pembelajaran yang telah dilatih oleh seorang
226
guru. Sebaliknya, orang tua juga akan mengetahui apa yang dilakukan peserta
didik ketika mengikuti sebuah proses pembelajaran dan apa yang akan dilatih oleh
peserta didik dirumah. Hal ini membuat peserta didik semakin baik karena orang
tua mengetahui masalah apa yang saat ini dipelajari anaknya, dan guru mengetahui
lainnya menentukan akan baiknya proses pembelajaran biola yang dilakukan oleh
seorang peserta didik. Buku paduan adalah sebuah media untuk penyampaian
bahan ajar yang tertulis namun tidak dapat memjadikan seorang peserta didik
menjadi musisi yang sangat hebat tanpa dukungan seorang guru dan orang tua.
227
DAFTAR PUSTAKA
Adler Samuel, The Study of Orchestration, New York, W.W. Norton and
Company, 1989.
Alan Topper, Matson, Correting The Right Hand Bow Position For The Student
Violinist and Violist, The Florida State University School Of Music,
Valdosta, 2002
Auer Leoport, Violin Playing As I Teach It, Inc. New York, Dover Publications,
1960.
Carlson Betty, Jane Stuart Smith, Karunia Musik, Surabaya, Penerbit Momentum,
2003.
Dale, B.J.,Jacob & Anson, H.V., 1940, Harmony, counterpoint & Improvisation,
Book 1, Borough Green Sevenoaks, Kent, 1940.
Flesch, Carl, The Art of Violin Playing (Book One, Translate and Edited by Eric
Rosenblith, Foreword by Anne Shophie Mutter, Carl Fischer, New York,
2000).
Galamian, Ivan, Principles of Violin Playing & Teaching, Third Edition, Prentice
Hall, New Jersey: 1962.
Hohmann, Christian Heinrich, Practical Method For The Violin, G.Schrimer, New
York/ London.
Hucthing Arthur, Concerto dalam The New Grove Dictionary of Musik and
Musicians (Stanley Sadie), Vol. 4, London,2002.
Mack Dieter, Ilmu melodi, Diatinjau dari segi Budaya Musik Barat Yokyakarta,
Pusat Musik Liturgi, 1995
228
Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 3, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995.
Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 4, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995.
Peter Larsen Jens, The New Grove Dictionary of Music & Musicians, Vol. 8 H-
Hyporchema, London, 2002.
Rhoderick McNeill J., Sejarah Musik II, Jakarta, PT BPK Gunung Mulia, 1998.
Roeder Thomas Michael, A History of the Concerto, London, Amadeus Press,
1994, hal 22-36,
Stein Leon, Structure and Style, University of Music, New Jersey, 1979.
Supriadi, “Psikologi Pendidikan”, dalam Jurnal Psikologi Pendidikan, 2006.
Suryabroto, Soemadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada,
1995).
Suryanto, Anton, Skripsi: Teknik Permainan Biola Pada Musik Keroncong Asli,
Yogyakarta, 2007.
Suzuki, Shinichi, Suzuki Violin School, Volume 1 Violin, Summy-Birchard, Inc,
USA, 2008
B. Sumber Elektronik
1. Violin For Dummies (violinfordummies.com), download tgl 18 maret 2013.
2. Metode Suzuki (fortemusiconline.com), download tgl 7 april 2013.
3. Ekstrakurikuler (Wikipedia.org), download tgl 14 februari 2013.
4. muttaqinhasyim.wordpress.com: 14 Februari 2013.
5. ekskulabsky.multiply.com: 14 Februari 2013