POSYANDU
Disusun oleh:
Dr. Ejil Frimari Hastia
Pembimbing:
Dr. Elizabeth Vea Noveria
LAPORAN UKM
PUSKESMAS SUKAMANTRI SUMEDANG
2020
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28H ayat 1 dan Undang-
Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Maka dari itu,
kesehatan perlu diupayakan dan ditingkatkan oleh setiap individu sehingga dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
dengan diadakannya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang merupakan salah
satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga
pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta
aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya,
sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan
partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita
mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita
melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan,
karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu
dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000
posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699 posyandu (Depkes RI,
2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2009).
Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI,
2006).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 28 H ayat 1
2. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom.
4. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
5. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang
Revitalisasi Posyandu.
6. Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457 tahun 2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
8. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
9. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Pemerintahan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.131 tahun 2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
13. Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
14. Peraturan Pemerintah No.7 tentang RPJMN.
5
sekretaris, bendahara, dan kader posyandu yang merangkap pula sebagai
anggota. Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu dari anggota
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader posyandu menyelenggarakan
kegiatan posyandu secara sukarela (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
6
2.4.2 Sasaran Penyelenggaraan Posyandu
Adapun yang menjadi sasaran pelayanan pada Kegiatan Posyandu yaitu:
1. Bayi.
2. Balita.
3. Ibu hamil/ ibu menyusui, ibu melahirkan dan ibu nifas.
4. WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur).
7
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas.
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan program primer dan pusat pelayanan
kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masayarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
8
kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas. Adapun kegiatan Ibu Hamil antara lain: Penyuluhan
tanda bahaya pada Ibu Hamil, persiapan persalinan, persiapan
menyusui, KB, Gizi.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang dilenggarakan untuk Ibu Nifas dan menyusui
mencakup: Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan Gizi Ibu Nifas,
perawatan kebersihan jalan lahir (vagina). Pemberian vitamin A
dan Tablet besi. Perawatan payudara. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk Balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
Balita mencakup: Penimbangan berat badan. Penentuan status
pertumbuhan. Penyuluhan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke puskesmas.
9
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya
adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang
diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan
(PMT), pemberian Vitamin A, dan pemberian tablet Fe. Apabila
terdapat ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis
merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke
Puskesmas.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian
oralit dan zinc bila diperlukan.
10
Selain dari ke lima kegiatan Posyandu yang dilaksanakan, terdapat
kegiatan Dana Sehat yaitu dana yang berasal dari sumbangan sukarela
masyarakat yang dikelola bersama serta dimanfaatkan untuk membiayai
program - program kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya termasuk
membantu dalam membiayai penyelenggaraan posyandu. Program
tambahan berupa PMT (pemberian makanan tambahan) ataupun sesuai
dengan kebutuhan dan masalah yang ada di daerah tersebut. ( Meilani,
2009).
11
Kegiatan Di MEJA 1
1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah
ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas.
Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta
membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut
penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,
kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik
kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita
diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
2. Pendaftaran ibu hamil
a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
b. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke
meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan
oleh petugas kesehatan di meja 5.
c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada
petugas kesehatan di meja 5.
Kegiatan di MEJA 2
Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam
KMS.
Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja
pencatatan.
Kegiatan di MEJA 3
12
Buka KMS balita yang bersangkutan.
Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak
sesuai ingatan ibunya.
Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan
bulan lahir anak dan catat.
Kegiatan di MEJA 4
Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan
umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi
penyuluhan.
Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau bidan
Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodiumdan vitamin A.
Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi sertapemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan.
13
yang berarti kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar
lagi.
b. Posyandu Madya
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.
Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Hal ini menunjukkan bahwa
kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya,
sehingga perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif, serta
penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
c. Posyandu Purnama
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih,
dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari
50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat
yang masih sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa), untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri
pengembangan program di Posyandu.
- Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat
yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.
d. Posyandu Mandiri
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana
sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini,
intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana
Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).
14
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah ditetapkan
seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat
perkembangan Posyandu. Berikut merupakan indikator untuk tiap peringkat
Posyandu :
15
b. Lurah atau Kepala Desa
1) Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu.
2) Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu.
3) Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM atau
LKD atau sebutan lainnya.
c. Kader Kesehatan
1) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
Posyandu.
2) Melaksanakan pendaftaran.
3) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
4) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register Posyandu.
5) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil
KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan.
7) Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
d. Petugas Kesehatan
1) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
16
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di meja
5 (lima).
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
4) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada Kepala
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
e. Pokja Posyandu
1) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
3) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
4) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu.
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19