Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melaksanakan suatu program kesehatan yang ingin dicapai maka


sebulum itu harus ada suatu perencanaan yang matang yang dilakukan agar pelaksaan
tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk melaksaankan suatu
program kesehatan yang terlah direncanakan perlu adanya dana pelayanan kesehatan
dari pemerintah untuk menjalankannya dana ini biasa disebut dengan bantuan
oprasiona; kesehatan (BOK).
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan dana dari pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan menuju Millenium Development Goals (MDGs) Bidang Kesehatan
tahun 2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes
dan Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif (Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia, 2012).
Untuk di papua sendiri BOK sudah di jalankan sejak tahun 2010 dalam
pelaksanaan program kesehatan. Angka Kematian Ibu di Provinsi Papua pada tahun
2007 sebesar 262 orang per 100.000 Kelahiran Hidup dan angka tersebut termasuk
tinggi terutama di Kota Jayapura. Menurut data cakupan KIA untuk program SPM
KIA masih di bawah target SPM dengan data yang ada pada puskesmas tahun 2012
Cakupan ibu hamil K4 69,8 % sedangkan Standar Pelayanan Minimal Nasional target
85% hal ini dapat mengukur kualitas pelayanan ibu hamil dan deteksi resiko dan
penanganannya yang belum memadai, sedangkan Standar Pelayanan Minimal
Nasional target 90 % (Puskesmas Koya Barat, 2013).

1
Oleh karena itu program kesehatan untuk KIA (kesehatan ibu dan anak) di
papua dilaksanakan dengan dana BOK dari pemerintah. Bagaimana nantinya program
ini akan berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan dan apakah dapat efektif
dan efisien sesuai dengan dana BOK yang telah diluncurkan sehingga perlu
diadakannya pengawasan terhadap dana BOK dalam pelaksanaan cakupan program
KIA ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan program kesehatan ?
2. Apa ukuran keberhasilan suatu progam kesehatan ?
3. Apa pengertian pelaksanaan program kesehatan ?
4. Bagaimana Studi kasus terkait pelaksaan Program kesehatan ?
5. Bagaimana hasil analisis studi kasus pelaksanaan Program kesehatan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian program kesehatan,
2. Mengetahui dan memahami ukuran keberhasilan suatu progam kesehatan.
3. Mengetahui dan memahami pengertian pelaksanaan program kesehatan.
4. Mengetahui dan Memahami Studi kasus terkait pelaksaan Program kesehatan
5. Mengetahui dan memahami analisis studi kasus pelaksanaan Program kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Program Kesehatan

Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang kesehatan


baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit pihak yang
merancukan antara proyek dan program. Namun berdasarkan sumber dari PMI
(Project Management Institute), proyek merupakan bagian dari program yang
dilaksanakan oleh lembaga bisnis atau pemerintah atau lembaga non-profit. Namun
demikian, konsep-konsep dasar pengelolaan program yang baik tetaplah sama dengan
konsep-konsep untuk pengelolaan suatu proyek. Konsep-konsep pengelolaan proyek
secara baik dikembangkan oleh para akademisi, praktisi, dan lembaga (PMI) dalam
istilah project management.
Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai realisasi dari
rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak pada
peningkatan derajad kesehatan suatu masyarakat. Oleh karena itu, suatu program
dapat dipastikan memiliki hulu, yaitu rencana program kesehatan.
Banyak program-program kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan
program-program lain, misal program-program di bidang ekonomi atau pendidikan,
atau program-program lainnya dengan tujuan umum yang sama, yaitu meningkatkan
kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, program-program kesehatan perlu diawasi
oleh pengawas baik dari institusi pemerintah maupun dari kalangan politisi dan juga
dari lembaga independent. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program
kesehatan dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati di awal.

3
2.2 Ukuran Keberhasilan Program
Keberhasilan suatu program kesehatan akan dilihat dari tiga perspektif dasar,
yaitu perspektif budget, perspektif spesifikasi, dan perspektif waktu. Ketiga
perspektif ini akan dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan program
tersebut untuk memberikan penilaian sukses tidaknya suatu program kesehatan.
Program yang sukses adalah program yang memenuhi tiga kriteria, yaitu on budget,
on time, dan on specs/scope.
Perspektif budget menitik beratkan pada kesesuaian antara biaya yang
dikeluarkan dengan anggaran yang direncanakan. Beberapa program mengalami
kondisi yang tidak on budget. Artinya, dana yang diserap untuk program kesehatan
tidak sesuai dengan yang dianggarkan. Gap yang terjadi dapat berupa Gap positif
ataupun Gap negatif. Gap positif terjadi pada saat dana yang dikeluarkan lebih sedikit
dari yang dianggarkan, sedangkan Gap negatif terjadi apabila dana yang dikeluarkan
untuk program kesehatan lebih besar daripada dana yang dianggarkan. Konsep
program manajemen melihat bahwa setiap gap yang terjadi, apakah itu gap positif
atau negatif, tetaplah suatu bentuk penyimpangan dan harus diketahui hal-hal apa saja
yang memberikan kontribusi pada terjadinya gap tersebut.
Perspektif waktu menilai suatu program berdasarkan kemampuan program
tersebut untuk dapat diselesaikan sesuai dengan rencana waktu yang telah dibuat.
Suatu program yang selesai terlalu cepat atau terlalu lama dari waktu yang
direncanakan tetap saja dikatakan sebagai program yang tidak sukses. Tidak sedikit
program yang dapat dilaksanakan secara on time namun tidak dengan dana yang lebih
besar dari yang dianggarkan dan hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
sudah direncanakan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengapa
pelaksanaan program dapat berjalan lebih cepat atau lebih lambat.
Perspektif spesifikasi menentukan keberhasilan suatu program berdasarkan
kesesuaian hasil program dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Banyak
program kesehatan yang dilaksanakan on budget, on time,namun tidak on specs.

4
Apabila terjadi hal seperti itu, tetap saja program tidak bisa dikatakan berhasil atau
sukses.

2.3 Pengertian Pelaksanaan Program Kesehatan


Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari
berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk
mencapai tujuan (Billy E.GoetZ)Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut
penyususnan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le Breton).
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok
yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada
dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu
organisasi (Ansoff dan Brendenbrg) Jadi Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses
untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah
sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-
angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative
tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu
keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang
diproyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di
bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi
berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi.

5
2.4 Studi Kasus Pelaksanaan Program Kesehatan

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


DALAM CAKUPAN PROGRAM KIA (STUDI KASUS DI PUSKESMAS
RAWAT INAP KOYA BARAT KOTA JAYAPURA)

Penelitian ini menunjukkan gambaran tahap perencanaan, penyaluran,


pemanfaatan,pengawasan, dan pelaporan dana BOK dalam cakupan program KIA di
Puskesmas Rawat Inap Koya Barat Kota Jayapura tahun 2014.
Berdasarkan penyebaran usia maka dari informan kunci maka yang paling tua
adalah informan yang memiliki jabatan tertinggi di puskesmas yakni kepala
puskesmas. Adapun usia termuda pada informan kunci adalah yang memiliki jabatan
sebagai bendahara BOK di puskesmas. Pada informan pendukung usia tertua
merupakan Penanggung jawab KB dan Penanggung Jawab Ruangan Bersalin dimana
kedua bagian tersebut adalah program yangberkaitan dengan program Kesehatan Ibu
dan Anak yang ada di puskesmas. Selain itu diperoleh juga bahwa dari keseluruhan
informan diketahui bahwa sebagian besar informan adalah perempuan dimana laki-
laki memiliki jumlah yang sedikit.
Alokasi dana untuk kegiatan BOK bersumber dari APBN Kementerian
Kesehatan. Penerima dana BOK adalah puskesmas di Koya Barat yang ditetapkan
oleh kepala dinas kesehatan. Alokasi dana yang harusnya bulan Januari, tetapi baru
dapat cair bulan Juni tahun 2013. program yang telah terencana pada awal tahun atau
pada semester pertama tidak dapat berjalan jika dana memang turun pada semester 2
pada tahun tersebut. Hal ini tentu saja menjadi kendala besar sebab program KIA
adalah program untuk menekan jumlah kesakitan dan kematian ibu dan anak baik
pada masa kehamilan maupun kelahiran. Sehingga dana yang terkendala dan baru
turun pada bulan juni akan menghambat pelaksanaan program dan pencapaian tujuan
program.

6
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erpan
(2012) yang menemukan bahwa pada tingkat kabupaten proses perencanaan
pembiayaan KIA dalam pembangunan kesehatan antara lain dalam bentuk Rapat
Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) dan forum Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bersifat lintas sektor, serta Rencana Kerja (Renja) dinas kesehatan yang
bersifat internal atau lintas program dimana pihak dinas kesehatan dan unsur terlibat.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Maulana
(2014) bahwa pelaksanaan program dana BOK di Kabupaten Jeneponto sudah
berjalan dengan baik yang terlihat dari aspek kebijakan yang sudah mengeluarkan
dana BOK dengan tepat. Penyaluran dana BOK langsung ke penanggung jawab KIA,
kemudian di bagiakan sesuai beban kerja, sesuai data emik penerimaan dana Bok
diterima secara utuh. Keterlambatan proses pencaiaran juga terjadi, untuk tahun 2012
dana turun pertengan bulan Juni. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pani (2012) yang
menyatakan dana BOK di Puskesmas dimanfaatkan sesuai juknis BOK, dana diterima
terlambat namun kegiatan di Puskesmas tetap terlaksana dengan menggunakan sistem
pinjam ataupun hutang. Pelayanan Kesehatan Ibu bersalin adalah : penanganan pada
saat ibu melahirkan dengan melkukan pertolongan persalinan aman, bersih dan
selamat. Pemanfaatan dana BOK untuk Pertolongan persalinanan adalalh untuk
meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Pencapaian pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten yaitu bidan capaiannya 77,5 %, masih di
bawah target MDGs 90%.
Pengawasan BOK dari Pusat langsung ke dinas Kesehatan Kota Jayapura
sedangkan pengiriman laporan secara on line langsung diterima oleh Kemenkes.
Kepala seksi Pelayanan Kesehatan Dasar bertanggung jawab terhadap realisasi dan
cakupan program yang dilaksanakan di Puskesmas. Tim BOK Dinas Kesehatan
melakukan verifikasi kemudian mengecek kembali hambatan yang ada di Puskesmas.
Pengiriman laporan dan evaluasi KIA rutin, maka semua indikator KIA dapat
di ukur, untuk puskesmas Koya Barat pengiriman laporan KIA rutin dan laporan

7
BOK menggambarkan situasi pelayanan KIA di Puskesmas Koya Barat dan Dinas
Kesehatan Kota Jayapura secara umum.

2.5 Analis studi kasus


Dari kasus tersebut terdapat keterlambatan pencairan dana untuk menjalankan
pelaksanaan program kesehatan KIA di kota jayapura, program yang harusnya
dijalankan awal tahun malah molor di pertengahan tahun. Keterlambatan ini sangat
berpengaruh dan menjadi penghambat sehingga program yang telah direncenakan
menjadi tidak terlaksana, padahal program KIA ini adalah program yang besar yang
untuk menekan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak. Dari sini dapat
terlihat kalau dana BOK belum berjalan dengan baik dan penyalurannya sangat lama.
Perspektif waktu menilai suatu program berdasarkan kemampuan program
tersebut untuk dapat diselesaikan sesuai dengan rencana waktu yang telah dibuat.
Suatu program yang selesai terlalu cepat atau terlalu lama dari waktu yang
direncanakan tetap saja dikatakan sebagai program yang tidak sukses. Tidak sedikit
program yang dapat dilaksanakan secara on time namun tidak dengan dana yang lebih
besar dari yang dianggarkan dan hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
sudah direncanakan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah mengapa
pelaksanaan program dapat berjalan lebih cepat atau lebih lambat.
Karena keterlambatan akan waktu pelaksanaannya program kesehatan KIA ini
yang disebabkan lambatnya pencairan dana BOK dari pemerintah yang dibutuhkan
maka program ini tidak sukses atau belum berhasil bila dilihat dari ukuran
keberhasilan program.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan informan untuk dana BOK
sebagian besar bersangkutan dengan Program KIA tetapi ini tidak menjamin dana
dapat di luncurkan dengan tepat waktu. Alokasi dana untuk kegiatan BOK bersumber
dari APBN Kementerian Kesehatan. Penerima dana BOK adalah puskesmas di Koya
Barat yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan. Tetapi dana yang dibutuhkan
tidak cair tepat waktu sehingga program kesehatan yang direncanakan awal tahun
harus tertunda dan di ubah ke pertengahan tahun, hal ini mungkin disebabkan dengan
terbatasnya dana BOK sehingga program yang lebih penting terdahulu yang
dilaksanakan. Namun karena keterlambatan akan waktu pelaksanaannya program
kesehatan KIA ini yang disebabkan lambatnya pencairan dana BOK dari pemerintah
yang dibutuhkan maka program ini tidak sukses atau belum berhasil bila dilihat dari
ukuran keberhasilan program.
3.2 Saran
Disarankan untuk Dinas Kesehatan Kota Jayapura lebih bisa melakukan
pengawasan dan pengkordinasian terkait dengan dana BOK. Juga Dana BOK harus
memikirkan untuk di dahulukan dulu program yang di prioritaskan paling penting
dulu bila dananya belum mencukupi.
Bila pemerintah kekurangan dana BOK bisa melakukan pinjaman dana dulu
supaya program kesehehatan yang telah dilaksanakan dapat berjalan sesuai waktu
yang ditentukan sehingga tercapai keberhasilan dan kesuksesan program.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Manajemen%20Program%20Keseha
tan/Sesi_7_C_Manajemen_Program_Kesehatan.pdf

pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/69f438fe17b9bac27638761c1e45c764.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai