Anda di halaman 1dari 20

KONSEP NUTRISI

A. Pengertian
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah suatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Manusia
memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses
tubuh. Asupan makanan yang memadai terdiri atas zat gizi esensial yang
seimbang : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Zat gizi
memiliki tiga fungsi utama yaitu, menyediakan energi untuk proses dan
pergerakan tubuh, menyediakan materi struktural untuk jaringan tubuh,
dan mengatur proses tubuh (Kozier, et al.,2011: 740).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat dan Uliyah, 2015: 52).
Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat yang lain yang berhubungan
dengan penyakit termasuk dalam keseluruhan proses dalam tubuh yang
menghasilkan energi yang di gunakan untuk beraktivitas.
B. Anatomy fisiology dan Pathway
1. Anatomi dan pathway
2. Fisiologi
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015: 52-56), fisiologi percernaan
meliputi:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran percernaan dan
terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang
diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut. Didalam mulut, makanan mengalami proses mekanis
melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur
sampai merata, dibantuoleh enzim amilase yang akan memecah
amilum yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa.
b. Faring dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran percernaan yang terletak
dibelakang hidung, mulut, dan laring.Faring berbentuk kerucut
dengan bagian terlebar dibagian atas hingga vertebra servikal ke
enam.Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah
tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm
dan terletak dibelakang trakea, didepan tulang punggung,
kemudian masuk melalui thoraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung
dengan lambung.Sedangkan esofagus merupakan bagian yang
berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung.Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga
dengan panjang kurang lebih 2cm dengan kedua ujungnya di
lindungi oleh sfingter.Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas
selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk dalam
lambung.Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi
ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran makanan
dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di
depan makanan mengendor dan dibelakang makanan berkontraksi.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran percernaan yang
terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian
bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik).Lambung
berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.Lambung
terletak di bawah diafragma dan didepan pankreas, sedangkan
limpa menempel pada sebelah kiri fundus.Lambung memiliki
fungsi yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan
percernaan.Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk
menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan
sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel
partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi
sekresi dan percernaan adalah menyekresi pepsin dan Hcl yang
akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilum
menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan
gliserol berbentuk sekresi gastrin, menyekresi faktor intrinsik yang
memungkinkan absorpsi vitamin B 12, yaitu di illeum, dan
menyekresi mukus yang bersifat protektif.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat–lipat dengan
panjang kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian,
akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang
yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus terletak didaerah umbilikus dan
dikelilingi oleh usus besar dan memanjang dari lambung hingga
katup illeo kolika. Usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu
duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan
panjang kurang lebih 2 meter, dan illeum dengan panjang kurang
lebih 1 meter atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus
halus mengandung berjuta– juta vili kira–kira sebanyak 4–5 juta,
yang berbentuk mukosa menyerupai beludru.Pada permukaan
setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai jari–jari yang disebut
mikrovili.Vili bersama–sama mikrovili dan falfula kaniventes
menambah luas permukaan sekresi dan absorpsi dan menghalangi
agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih
banyak terjadi.Fungsi usus halus pada umumnya adalah mercerna
dan mengabsorpsi chyme dari lambung. Zat–zat makanan yang
telah halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada
duodenum, dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan
bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, K dengan bantuan empedu
dan asam folat.
e. Usus Besar
Usus besar merupakan sambungan dari usus halus yang
dimulai dari katup illeokolik atau illeosikal yang merupakan
tempat makanan. Usus besar memilik panjang kurang lebih 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, tranversum, desenden, sigmoid,
dan berakhir direktum yamg panjangnya kira–kira 10cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran
anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen
atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedangakan kolon
tranvensum membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kiri
disebut fleksura lienalis.Fungsi utama usus besar adalah
mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan
sedikit glukosa.Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000 cc per
hari.Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk
mensintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan
sisa–sisa makanan.
f. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh yang
terletak dibagian paling atas rongga abdomen, disebelah kanan
dibawah diafragma dan memiliki berat kurang lebih 1500 gram
(kira-kira 2,5 % orang dewasa).
g. Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk
seperti kantong yang terletak dibawah kanan hati atau lekukan
permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki
panjang 8–18 cm dan berkapasitas 40–60 cm. Kantong empedu
memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah
luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak
bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
h. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti
kelenjar ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas
terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling
lebar, badan pankreas yang letaknya dibelakang lambung dan
didepan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas
yang merupakan bagian runcing disebelah kiri yang menyentuh
limpa. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu eksokrin yang
dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas
berisi enzim beserta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar
diantara alveoli dan pankreas.
C. Jenis-Jenis Nutrisi
Menurut Hidayah dan Uliyah (2015: 56-66), jenis – jenis nutrisi dibagi
menjadi 8, yaitu:
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan,
pada umumnya dalam bentuk amilum.Pembentukan amilum terjadi
dalam mulut melalui enzim petialin yang ada dalam air ludah.Amilum
diubah menjadi maltosa, kemudian diteruskan kedalam lambung.Dari
lambung hidrat arang dikirim terus ke ususdua belas jari. Getah
pankreas yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung
amilase.Dengan demikian, sisa amilum yang belum diubah menjadi
maltosa oleh amilase pankreas diubah seluruhnya menjadi
maltosa.Maltosa ini kemudian diteruskan ke usus halus.Usus halus
mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas
mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa,
dan glukosa.Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi
monosakarida oleh enzim-enzim tadi.Penyerapan karbohidrat yang
dikonsumsi atau dimakan masih dapat ditemukan dalam tiga bentuk
yaitu polisakarida, disakarida, dan monosakarida.Disakarida dan
monosakarida mempunyai sifat mudah larut dalam air sehingga dapat
diserap melewati dinding usus atau mukosa usus mengikuti hukum
difusi osmosis yang tidak memerlukan tenaga serta langsung memasuki
pembuluh darah. Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan
mengikuti hukum difusi osmosis dikenal sebagai penyerapan pasif.
2. Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak.Lambung mengeluarkan enzim lipase
untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin,
kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam
peredaran darah untuk kemudian tiba dihati.Sintesis kembali terjadi
dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak
seperti aslinya.Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak
diubah menjadi gliserol asam lemak.Asam lemak mempunyai sifat
empedu, asam lemak teremulsi ini mampu diserap melewati dinding usus
halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula tidak semua lemak
dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara aktif
selektif.
3. Protein
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease.Enzim
protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah
protein menjadi albuminosa dan pepton.Kemudian, tripsin dalam usus
dua belas jari yang berasal dari pankreas mengubah sisa protein yang
belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton.Dalam usus halus,
albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi
asam–asam amino yang siap untuk diserap.Protein yang telah diubah
kedalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam air.Seperti
halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut dalam air ini juga
dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.
4. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan.Mineral hadir dalam
bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untu memprosesnya.Umumnya,
mineral diserap mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif
maupun transportasi aktif. Mekanisme transportasi aktif penting jika
kebutuhan tubuh meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral.
Hormon adalah zat yang memegang peranan pentingdalam mengatur
mekanisme aktif ini.Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi
sistem pencernaan. Beberapa senyawa organik tertentu, seperti asam
oksalat, akan menghambat penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam
berbagai hal. Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari
jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu.
5. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul –
molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan
efektif.Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan difusi
sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk
memastikan pemasukan yang cukup.Vitamin yang larut dalam lemak
diserap oleh sistem trasportasi aktif yang juga membawa lemak
keseluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam air mempunyai
beberpa variasi mekanisme transportasi aktif.Sebagai contoh, faktor
dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan penyerapan vitamin
B12.Tanpa faktor tersebut, tubuh tidak mampu menyerap dengan
cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin tersebut.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia.Tubuh manusia terdiri atas 50-70 % air. Asupan air
secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup
dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain. Bayi memiliki proporsi
air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur
seseorang, maka porsi air dalam tubuhnya akan semakin berkurang.
Pada orang dewasa, asupan air berkisar antara 1200– 1500 cc per hari,
namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimal. Selain itu,
air yang masuk melalui makanan lain berkisar antara 500–900 cc per
hari.
7. Keseimbangan Energi
Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas,
dapat diukur melalui pembentukan panas.Energi pada manusia dapat
diperoleh dari berbagai masukan zat gizi diantaranya protein,
karbohiodrat, lemak, dan bahan makanan yang disimpan dalam
tubuh.Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan
sebuah aktivitas.Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar /
basal, dan tingkat aktivitas.
8. Metabolisme Basal
Metabolisme basal merupakan energi yang dibutuhkan seseorang
dalam keadaan istirahat dan nilainya disebut dengan basal metabolisme
rate. Nilai metabolisme basal setiap orang berbeda– beda, dipengaruhi
oleh faktor usia, kehamilan, malnutrisi, komposisi tubuh, jenis kelamin,
hormonal, dan suhu tubuh.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015:72), kebutuhan nutrisi dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi statusgiziseseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan
bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
menambahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya,
dibeberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi
para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber
vitamin yang sangat baik
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kuranganya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat–zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak
sesuai yang diharapkan. Saat ini, para remaja dikota–kota besar
dinegara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu
secara berlebihan seperti makanan cepat saji, bakso, dan lain– lainnya.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang
tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
E. Gangguan Pada Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hidayat dan Uliyah (2015: 70-71), gangguan pada
kebutuhan nutrisi sebagai berikut :
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat
badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untukkebutuhan
metabolisme. Tanda klinis :
a. Berat badan 10–20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal.
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
d. Napsu makan menurun
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yangdialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat kebutuhan
metabolisme secara berlebih . Tanda klinis:
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
e. Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan metabolisme karena berlebihan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh.Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva, dan lain–lain.
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi sepertipenyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol darah dan merokok. Saat
ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain–lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
oleh konsumsi lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian tentang gangguan nutrisi sebagai berikut :
1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yanga dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.

2. Kemampuan Makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan,
antara lain kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain.
a. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah
penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
b. Napsu makan, jumlah asupan
c. Tingkat aktivitas
d. Pengonsumsian obat
3. Pengkajian Nutrisi
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD,
yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan
dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita
dilakukan dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada
bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau
inchi.
2) Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital
elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&.
Rumus IMT :
𝐵𝐵
IMT: 𝑇𝐵2

BBI: 90% (TB-100)


3) Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini
adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.
Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
4) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala, dada, dan otot bagian lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.
1) Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2) Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3) Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:
Organ / sistem Tanda normal Tanda abnormal
tubuh
Rambut Licin, berkilau, Kusam, rontok,
baik kering atau tumbuh tidak
berminyak sempurna
Kulit Halus, sedikit Kering, pecah-
basah, tugor baik pecah, bersisik
Mata Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,
konjuntiva tidak konjungtiva pucat
pucat
Cardiovaskuler HR, tensi, nadi, HR, tensi tidak
irama jantung normal, irama
teratur jantung tidak
teratur
Otot-otot Kuat dan Lembek dan
berkembang biak berkembang tidak
baik
Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan
BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit
dan normal menelan,
konstipasi
Aktifitas Bersemangat, giat Energi kurang,
dan tidur normal lemah, susah tidur
Neurologi Refleks normal, Refleks kurang,
emosi dan iritable, perhatian
perhatian baik kurang, dan emosi
labil
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi
cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan
kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan
kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status
sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam
riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien
tentang nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan sambil
Makanan mendengarkan musik, makan sambil
melihat televisi
Makanan Suka makan lalap, suka sambel, suka
kesukaan coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak
Riwayat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
kesehatan/ adanya alergi
pengkomsumsian
obat

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda
seperti:
1) Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis
tergantung pada keadaan klien.
2) Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat
dan pada kasus fraktur biasanya akut.
3) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi
maupun bentuk.
4) Secara sistemik dari kepala sampai kaki
a) Sistem Integumen :Terdapat erytema, suhu sekitar daerah
trauma meningkat, oedema, nyeri
tekan, tanda-tanda fraktur : nyeri,
deformitas, krepitasi, ekimosis,
pergerakan abnormal, bengkak.
b) Kepala :Tidak ada gangguan yaitu, normo
cephalik, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
c) Leher :Tidak ada gangguan yaitu simetris,
tidak ada penonjolan, reflek menelan
ada, tidak ada kaku kuduk.
d) Muka :Tidak ada perubahan fungsi maupun
bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak
oedema.
e) Mata :Konjungtiva ananemis, simetris,
refleksi pupil baik, sclera ikterik, sclera
berwarna putih
f) Telinga :Tidak ada lesi atau nyeri tekan, tidak
ada serumen
g) Hidung :Tidak ada deformitas, tak ada
pernafasan cuping hidung.
h) Mulut dan Faring :Tidak ada pembesaran tonsil, gusi
tidak terjadi perdarahan, mukosa
lembab.
i) Thoraks :Tidak ada pergerakan otot intercostae,
gerakan dada simetris.
- Paru
(1) Inspeksi :Pernafasan meningkat, reguler atau
tidaknya tergantung pada riwayat
penyakit klien yang berhubungan
dengan paru.
(2) Palpasi :Pergerakan sama atau simetris,
fermitus raba sama.

(3) Perkusi :Suara ketok sonor, tak ada erdup atau


suara tambahan lainnya.
(4) Auskultasi :Suara nafas normal, tak ada wheezing,
atau suara tambahan lainnya seperti
stridor dan ronchi.
- Jantung
(1) Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung.
(2) Palpasi : Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(3) Perkusi : Pekak
(4) Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-
mur.
j) Abdomen
(1) Inspeksi :Bentuk datar, simetris
(2)Auskultasi :Peristaltik usus normal ± 20 kali/menit.
(3)Perkusi :Suara thympani
(4)Palpasi :Turgor baik, tidak ada defands muskuler,
hepar tidak teraba
k) Genetalia : Tampak tidak ada kelainan.

B. Diagnosa
Diagnosa kemungkinan terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi antara lain:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan karakteristik :
- kurang minat pada makanan
- kelemahan otot pengunyah
- kesalahan persepsi
- ketidakmampuan memakan makanan
- penurunan berat badan dengan asupan makan yang adekuat.
Faktor yang berhubungan :
- kurang asupan makanan
- faktor ekonomi
- faktor biologis
- gangguan psikososial
- ketidakmampuan mencerna makanan
- ketidakmampuan mengabsopsi nutrien.
C. Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : klien mampu mencapai status nutrisi yang adekuat setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.
Kriteria hasil :
- Nafsu makan meningkat
- BB dalam rentang normal
- Nutrisi terpenuhi
Intervensi :
- Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki
- jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
- observasi BB
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sebelum makan
(misalnya: penghilang rasa sakit, antimetik)
D. Implementasi
Tindakan dari intervensi sesuai kebutuhan pasien
E. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan asuhan keperawatan
yang dilakukan dengan mengacu pada kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria, et al. 2013. Nursing Intervention Classificaton. Edisi VI. Alih
Bahasa Intansari Nurjannah dan Roxsana Devi Tumanggor. Elsevier, Indonesia.

Hermand, Heather dan Shigemi Kamitsuru, ed. 2015.Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi X. Alih Bahasa Budi, Keliat, EGC,
Jakarta.

Hidayat A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2015. Pengantar Kebutuhan


Dasar Manusia, Edisi II, Salemba Medika, Jakarta.

Kozier, et al., ed. 2010.Fundamental Keperawatan. EGC, Jakarta

Moorhead, Sue, et al. 2010. Nursing Outcome Classification.Edisi V. Alih Bahasa


Intisari Nurjannah dan Roxsana Devi Tumanggor. Elsevier, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai