Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO.

1, MARET 2012: 1-5

Peningkatan Gain Antena Mikrostrip Lingkaran


Menggunakan Parasitik Radiator

Toto Supriyanto 1* dan Teguh Firmansyah2

1. Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425, Indonesia
2. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten 42435, Indonesia

*E-mail: totosupr@yahoo.com

Abstrak

Pada penelitian ini akan dikaji mengenai peningkatan gain antena mikrostrip lingkaran. Antena ini beroperasi pada
frekuensi 2,35 GHz yang merupakan alokasi untuk aplikasi long term evolution (LTE) yang memiliki bandwidth 54
MHz pada return loss (S11) = -14 dBi atau saat VSWR < 1,5 dBi. Nilai gain, return loss, dan karakteristik radiasi antena
ini akan dibandingkan dengan antena mikrostrip lingkaran konvensional. Total peningkatan gain yang diperoleh sebesar
2 dBi, dengan penempatan front-end parasitik subtrat. Jarak antara patch dengan front-parasitik (H1) dioptimasi untuk
memaksimalkan kopling elektromagnetik dan lobe utama antena. Penelitian ini juga mengusulkan penambahan end-
parasitik, jarak antara ground dan end-parasitik (H2) dioptimasi untuk meminimalkan back lobe antena. Desain antena
ini sangat potensial dipergunakan untuk berbagai aplikasi.

Abstract

Gain Enhancement Microstrip Antenna Using Parasitic Radiator. The design of an enhanced gain compact circular
microstrip antenna has been presented in this paper. This antenna is designed to operate at 2.35 GHz for Long Term
Evolution (LTE) application with bandwidth 54 MHz at return loss (S11) = -14 dBi or VSWR < -1.5. The gain, return
loss, and radiation characteristics of the proposed microstrip antenna are compared with the conventional circular
antenna. A total gain enhancement 2 dBi is achieved by front-end parasitic element. The spacing between the driven
patch and front-parasitic element (H1) is optimized to maximize electromagnetic coupling and main lobe antenna. This
paper also propose end-parasitic, the spacing between the ground and end-parasitik element (H2) to minimize back lobe
antenna. The designed antenna makes it a potential antenna for various applications.

Keywords: back lobe, gain enhancement, LTE, main lobe, parasitic substrate

1. Pendahuluan Gain didefinisikan sebagai perbandingan antara


intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi
Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena
diantaranya mempunyai bentuk yang kompak, dimensi teradiasi secara isotropic [2].
kecil, mudah untuk difabrikasi. Selain itu, antena
mikrostrip pun memiliki bentuk yang beragam, Salah satu metode untuk meningkatkan gain antena
diantaranya persegi, persegi panjang, elips, segitiga, dan mikrostrip yang telah dikenal secara luas diantaranya
lingkaran. Namun, antena mikrostrip juga memiliki metode antena susun (array), seperti yang dilakukan
kekurangan diantaranya gain rendah, bandwidth rendah, oleh [3-4]. Pada metode ini diusulkan perancangan
dan efisiensi yang rendah [1]. beberapa antena yang sama untuk kemudian
dihubungkan dengan pencatu tunggal, sehingga nilai
Sebuah antena yang memiliki gain tinggi diperlukan gain meningkat. Namun metode ini memiliki kelemahan
untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap diantaranya yaitu memiliki bentuk yang luas, dan
layanan komunikasi nirkabel, sehingga coverage terdapatnya gelombang permukaan yang dapat
layanan semakin luas. Namun, pada antena mikrostrip, menurunkan efisiensi. Gelombang permukaan ini dapat
nilai gain justru yang menjadi salah satu kelemahannya. ditekan dengan menggunakan defected ground structure

1
2 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 1, MARET 2012: 1-5

(DGS), seperti yang diusulkan Deng yaitu dengan Selanjutnya akan dibandingkan hasil antara antena
menghilangkan sebagian bidang ground [5]. lingkaran konvesional seperti Gambar 1c, antena
lingkaran hanya dengan front-parasitik, antena lingkaran
Metode yang lain diantaranya yaitu penggunaan hanya dengan end-parasitik, dan antena yang
parasitik radiator, seperti yang diusulkan [6-9]. Pada menggunakan front-end parasitik seperti Gambar 1a dan
penelitian Capstick [6] perancangan menggunakan Gambar 1b. Perancangan antena ini menggunakan
dielektrik resonator antena untuk dapat menghasilkan perangkat lunak CST.
antena yang memiliki gain yang tinggi. Namun antena
ini masih memiliki dimensi yang besar. 2. Metode Penelitian
Sementara itu, Hong & Lancaster [7] mengusulkan Salah satu keunggulan dari antena berbentuk lingkaran
untuk penggunaan parasitik radiator yang berbentuk diantarannya adalah desain yang sederhana. Persamaan
ring persegi panjang dengan patch berbentuk persegi patch jari-jari antena lingkaran mengikuti Pers. (1) yang
panjang untuk menghasilkan gain sebedar 7,5 dBi. diberikan oleh [10].
Penelitian ini kemudian ditindak lanjuti oleh Bhargava
et al. [8], dimana diusulkan perancangan antena yang
memiliki bentuk lingkaran dengan radiator berupa ring,
sehingga dihasilkan gain antena sebesar 6 dBi.
Penelitian selanjutnya diantaranya diusulkan oleh Pozar dengan nilai F memenuhi persamaan
[9] yaitu perancangan antena mikrostrip berbentuk
persegi dengan radiator yang identik juga, sehingga
dihasilkan gain antena sampai 7,5 dBi.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada antena ini Pada persamaan (1) nilai h harus dalam satuan cm,
diusulkan perancangan menggunakan front-end sementara pada Pers. (2) nilai f harus dalam satuan Hz.
parasitik substrat (Gambar 1a, Gambar 1b). Desain antena tersebut memiliki fundamental frekuensi
yang bekerja pada dominan mode TM110. Nilai
Geometri antena yang dipergunakan berbentuk resonannya diberikan oleh Pers. (3)
lingkaran dengan front parasitik radiatornya berbentuk
lingkaran pula, sehingga gain yang dihasilkan lebih
besar. Pada penelitian ini juga diusulkan perancangan
menggunakan end parasitik yang berfungsi menurunkan dengan nilai c merupakan kecepatan cahaya sebesar
back-lobe yang berakibat pada peningkatan gain antena. 3.108 m/s. Desain antena ini merupakan desain
antena lingkaran yang konvensional seperti pada Gambar
1c.

Pada penelitian ini, antena yang dirancang memiliki


frekuensi kerja sebesar 2,3 GHz untuk aplikasi long term
evolution (LTE). Sementara itu, struktur antena yang
diusulkan terlihat pada Gambar 1a. dan Gambar 1b.
dengan nilai dimensi dan karakteristik subtrat (Tabel 1).

Tabel 1. Dimensi dan Karakteristik Substrat Antena

Spesifikasi Ukuran Keterangan


W 60 mm Lebar
L 70 mm Panjang
r 26 mm Jari-jari

r1 (Taconic) r1= 2,2


Front-
h1 h1 = 1,52 mm
parasitik
tan 1 tan 1 = 0,0009

r2 (Taconic) r2= 2,2


Patch
h2 h2 = 1,52 mm
Utama
tan 2 tan 2 = 0,0009
r3 (Taconic) r3= 2,2
Gambar 1a. Struktur Antena terlihat dari Atas (proposed); End-
1b. Struktur Antena terlihat dari Bawah (proposed); h3 h3 = 1,52 mm
parasitik
1c. Struktur Antena Lingkaran Konvensional tan 3 tan 3 = 0,0009
JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 1, MARET 2012: 1-5 3

Luasan yang lebih ini diharapkan mendapatkan gain Nilai gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai
yang lebih besar. Sementara itu, proses karakterisasi 10 mm dengan gain sebesar 7,9 dBi. Hal ini
dilakukan dengan mengubah nilai H1 dan H2 membuktikan dengan penambahan front-parasitik dapat
meningkatkan gain sebesar 1,7 dB dari 6,2 dBi menjadi
3. Hasil dan Pembahasan 7,9 dBi.

Seperti yang dijelaskan pada pendahuluan, pada Sementara itu, proses selanjutnya dilakukan simulasi
penelitian ini akan dikaji empat buah desain antena. dengan menambahkan end-parasitik. Untuk kemudian,
Diantaranya antena lingkaran konvesional seperti dilakukan karakterisasi perubahan gain antena terhadap
Gambar 1c, antena lingkaran hanya dengan front- perubahan tinggi H2. Hasil gain antena terhadap
parasitik, antena lingkaran hanya dengan end-parasitik, perubahan H2 terlihat pada Gambar 5.
dan antena yang menggunakan front-end parasitik
seperti Gambar 1a dan Gambar 1b. Selain itu dilakukan juga simulasi perubahan tinggi H2
terhadap perubahan nilai back-lobe, seperti pada
Gambar 2 menunjukkan nilai return loss (S11) untuk Gambar 6.
antena lingkaran konvensional (Gambar 1c). Nilai
bandwidth antena saat S11 < -14 hanya mencapai 29,6
MHz. Sementara itu, Gambar 3 menunjukkan hasil far-
field antena lingkaran konvensional.

Hasil far-field ini menunjukkan nilai gain antena


sebesar 6,2 dBi dengan angular width 88,8° dan back
lobe sebesar -12,8 dBi.

Perancangan selanjutnya yaitu dengan menambahkan


front-parasitik. Dilakukan karakterisasi perubahan gain
antena terhadap perubahan tinggi H1. Hasil gain antena
terhadap perubahan H1 terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Nilai Gain Antena Lingkaran dengan Front-
Parasitik terhadap Perubahan H1

Gambar 2. Nilai S11 dan Bandwith Antena Gambar 5. Nilai Gain Antena Lingkaran dengan End-
Lingkaran Parasitik terhadap Perubahan H2
Konvensional

Gambar 6. Nilai Back-Lobe Antena Lingkaran dengan


Gambar 3. Nilai Far-Field Antena Lingkaran End-Parasitik terhadap Perubahan H2
Konvensional
4 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 1, MARET 2012: 1-5

Gambar 6 memperlihatkan bahwa, dengan


menambahkan back-parasitik dihasilkan peningkatan
gain sebesar 0,32 dB dari 6,2 dBi menjadi 6,5 dBi saat
H2 sebesar 4 mm. Nilai back-lobe antena end-parasitik
terhadap perubahan H2. Nilai back-lobe ini mengalami
penurunan sebesar 11,72 dB, dari -12,18 dBi menjadi
-24 dBi saat H2 bernilai 5 mm. Hal ini
membuktikan, dengan menambahkan end-parasitik dapat
meningkatkan gain sekaligus menurunkan nilai back-
lobe antena.

Perancangan selajutnya yaitu dengan menambahkan


front-end parasitik yang merupakan usulan dari Gambar 9. Nilai Far-Field Antena Lingkaran dengan
penelitian ini. Hasil simulasi gain terhadap perubahan Penambahan Front-End Parasitik
H1 dan H2 (Gambar 7).

Nilai gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai Tabel 2. Perbandingan Kinerja
14 dan H2 bernilai 4 mm dengan gain sebesar 8,2 dBi.
Hal ini membuktikan dengan penambahan front-end Antena Antena lingkaran
parasitik dapat meningkatkan gain sebesar 2 dB dari 6,2 Kinerja lingkaran dengan penambahan
dBi menjadi 8,2 dBi. konvensional front-end parasitik
Frekuensi 2,35 GHz 2,35 GHz
Sementara itu, Gambar 8 memperlihatkan hasil simulasi Bandwidth 50 MHz 102 MHz
return loss (S11) pada antena dengan penambahan front- (S11 < -10 dB)
end parasitik. Bandwidth 29,6 MHz 54,7 MHz
(S11 < -14dB)
Gain 6,2 dBi 8,2 dBi
HPBW 3dB 88,8° 63,6°
Dimensi 60 x 70 x 1,52 60 x 70 x 22,56

Gambar 8, nilai bandwidth antena saat S11 < -14 hanya


mencapai 54,7 MHz. Sementara itu, pada Gambar 9
menunjukkan hasil far-field antena lingkaran
penambahan front-end parasitik.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa antena dengan


penambahan front-end parasitik dapat meningkatkan
gain sampai 2 dB. Tabel 2. menunjukkan perbandingan
kinerja antena lingkaran konvensional dengan antena
lingkaran dengan penambahan front-end parasitik.

Hasil perbandingan memperlihatkan bahwa antena


Gambar 7. Nilai Gain Antena Front-End Parasitik
terhadap Perubahan H1 dan H2 lingkaran dengan penambahan front-end parasitik dapat
menghasilkan gain yang lebih tinggi dan memberikan
nilai bandwidth yang lebih besar.

4. Simpulan
Total peningkatan gain yang diperoleh sebesar 2 dB
dengan penempatan front-end parasitik subtrat. Jarak
antara patch dengan front-parasitik (H1) dioptimasi
untuk memaksimalkan kopling elektromagnetik dan
lobe utama antenna. Pada penelitian ini juga diusulkan
penambahan end parasitik, jarak antara ground dan end-
parasitik (H2) dioptimasi untuk meminimalkan back
lobe antena. Nilai gain yang paling besar diperoleh saat
Gambar 8. Nilai S11 dan Bandwith Antena H1 bernilai 14 dan H2 bernilai 4 mm dengan
Lingkaran dengan Penambahan Front-End gain sebesar 8,2 dBi. Hal ini membuktikan
Parasitik dengan
JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 1, MARET 2012: 1-5 5

penambahan front-end parasitik dapat meningkatkan [5] P.-H. Deng, C.-H. Wang, C.H. Chen, Asia-Pacific
gain sebesar 2 dB dari 6,2 dBi menjadi 8,2 dBi. Microwave Conference” Yokohama, 2006, p.1228.
[6] M.H. Capstick, Electron. Lett., 35/22 (1999) 1958.
Daftar Acuan [7] J.S Hong, M.J. Lancaster, Microstrip Filters for
RF/Microwave Applications, John Wiley & Sons,
[1] Y. Toutain, C. Person, J.Ph. Coupez, Proc. Int. Inc., New York, 2001, p.471.
MIKON’02 Conf., Gdansk, Poland, 2002, p.187. [8] A. Bhargava et al., Advanced Design System
[2] H. Cabral, IEEE MTT-S International Microwave Circuit Design Cookbook 1.0, Agilent
and Optoelectronics Conference, 2009, p.215. Technologies, Preliminary version, California, 2008.
[3] R.Y. Yang, Progress In Electromagnetics Research, [9] D.M. Pozar, Microwave and RF Design of Wireless
107 (2010) 101. System, 2nd ed., John Wiley & Sons, New York,
[4] A.F. Sheta, J.P. Coupez, G. Tanne, S. Toutain, J.P. 2000, p.384.
Blot, IEEE MTT-S Int. Microw. Symp. Dig., 2006, [10] C.A. Balanis. Antenna Theory: Analysis and
p.607. Design, John Willey and Sons, USA, 1982, p.790.

Anda mungkin juga menyukai