Anda di halaman 1dari 10

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Universal


Islam adalah agama yang mengimami satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki
arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Dengan demikian
Islam berarti penerimaan dan penyerahan diri kepada Tuhan, menuruti perintahnya
dan menjauhi larangannya. Islam juga agama yang Universal. Istilah Universal sama
sekali tidak ada dalam kitab suci Al-Quran, karena memang berasal dari bahasa
inggris, dan terkait dengan alam semesta (langit dan bumi). Maka sesuatu yang
bersifat Universal memang memiliki dasar acuan yang jelas (bersifat mutlak dan
kekal) dan pasti berasal dari Allah.
Yang dimaksud agama yang Univesal adalah islam yang sesuai dengan segala
kebenaran-Nya diseluruh semesta alam ini (bisa melewati batas waktu, ruang dan
konteks budaya atau bisa berlaku kapanpun, dimanapun dan bagi siapapun). universal
dan dapat diterima oleh semua orang yang berakal sehat tanpa memperdulikan latar
belakang suku bangsa, status sosial dan atribut keduniawian lainnya. Bersifat
Universal dan telah mencakup segala aspek kehidupan. Ketaatan mutlak kepada tuhan
dan keyakinan bahwa tuhan mewahyukan kehendak-kehendak-Nya secara Universal
kepada manusia yang dipedomani oleh kaum fundamentalis. Kelompok ini lebih
menekankan pada ketaatan dan kesediaan menundukkan diri kepada kehendak-
kehendak tuhan, dan bukan perbincangan intelektual. Karenanya, bagi mereka lebih
penting adalah iman dan bukan diskusi. Dalam pandangan mereka iman justru akan
membuat orang mengerti. Dalam kamus, tentunya istilah Universal memang berbeda
daripada istilah Plural walau didalam pemakaiannya tampak serupa. Istilah Universal
bermakna umum (berlaku bagi semua orang/seluruh dunia), sedangkan plural bersifat
jamak, majemuk (lebih dari satu).

Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan yang tercipta dalam Islam
adalah kesempurnaan dalam 3 hal, yaitu1

1
http://islamagamauniversal.wordpress.com/beranda/
1. Kesempurnaan dalam waktu
Islam sudah ada sejak zaman nabi Adam sampai zaman Rasulullah. Risalah
yang dibawa adalah risalah yang sama, Islam. Firman Allah
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam” (Q.S 21:107)
Rasul-rasul ALLAH memiliki kewajiban untuk menyebarkan agama Islam kepada
kaumnya. Mengembalikan kemuliaan Islam pada tempatnya. Nabi Nuh membawa
risalah Islam untuk kaum Tsamud, nabi Luth untuk kaum Sodom, dan sebagainya.
Dan Rasulullah, sebagai rasul akhir zaman mendapatkan tugas mulia dari sang
pencipta untuk menyempurnakan agama Islam dan dirisalahkan kepada seluruh
umat manusia dimuka bumi. Perjuangan Rasulullah dan rasul-rasul yang lainnya
dalam menyebarkan Islam bukanlah perkara yang mudah. Hinaan, cemoohan,
menjadi bumbu-bumbu dakwah dalam perjuangan Islam di muka bumi. Perjuangan
Rasulullah dalam menyebarkan Islam tentunya mengutamakan kesabaran dan sikap
yang lemah lembut. Islam mudah tersebar karena Islam adalah agama yang
fleksibel.
2. Kesempurnaan Minhaj
Islam adalah agama yang menyukai keteraturan sebuah jamaah di dalamnya.
Keteraturan dan kerapihan jamaah dalam Islam ibaratkan sebuah bangunan yang
terdiri dari batu bata. Bangunan tersebut membutuhkan batu-batu lain untuk
membentuk sebuah bangungan yang kokoh, tanpa celah, tanpa rongga sehingga tak
memungkinkan orang asing masuk di dalamnya.
Asas dari Islam adalah aqidah yang kuat. Seorang muslim dapat dikatakan
kaffah apabila dapat menempatkan aqidah sebagai asasnya dalam menjalani
kehidupan. Profil pertama sebagai seorang muslim adalah salimul aqidah (aqidah
yang selamat). Sehebat apapun amalan seorang muslim, jika tidak dilandasi dengan
aqidah yang kuat, amalnya akan bernilai sia-sia.
Bangunan Islam tak hanya didasari dengan ibadah, namun juga akhlaq yang
mulia. Seorang muslim selain memiliki ibadah yang baik, juga harus berakhlaqul
karimah. Hablumminallah, hablumminannas menjadi prioritas seimbang antara
keduanya.
3
3. Sempurna dalam tempat
Islam mengajarkan keramahan pada setiap orang. Kasih sayang ALLAH meliputi
semua makhluk-Nya tanpa terkecuali. Firman ALLAH:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia
yang maha pemurah lagi maha penyayang” (Q.S.2:163)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengar air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi:
sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran ALLAH) bagi kaum yang
memikirkan.” 2

B. Pengertian Universalitas, Autentisitas, Dan Dinamika Islam

Islam itu mempunyai arti banyak, tetapi pada hakikatnya semua pengertian
yang dikandung kata islam menunjuk pengertian umum yang mendasar dan lengkap,
serta menuju kepada yang satu, yaitu penyerahan diri atau pasrah kepada Tuhan
dengan bentuk dan realisasinya. Dengan demikian islam adalah sikap hidup yang
mencerminkan sikap hidup penyerahan diri ketundukan, kepasrahan dan kepatuhan
kepada Tuhan. Dengan sikap yang demikian akan dapat mewujudkan kedamaian,
keselamatan, kesejahteraan, serta kesempurnaan hidup lahir batin dunia akhirat.

Sikap hidup semacam ini sebenarnya bersifat Universal, meliputi seluru jagad
raya ini. Namun demikian manusia memiliki akal dan intelektual, sehingga
mempunyai kesadaran untuk memlih bertindak atau memppunyai kebebasan, manusia
mempunyai kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri, memilih jalan hidup
atau agama mana pun yang ia sukai , dan atau aturan-aturan dari orang lain yang
mendahuluinya. Walaupun demikian, kebebasan manusia itu tidaklah mutlak.

2
Antangabd,hakim,danjaihmubarok2011.metodologistudiislam,bandung:p.tremajarosdakarya

4
Karena secara alami manusia terikat dan kebebasan dibatasi oleh hukum-hukum Allah
yang berlaku dialam ini. Di samping itu, karena terbatasanya kemempuan akal
3
manusia itu sendiri, dan hal ini berarti kekacauan dalam kehidupan manusia, bahkan
mengarah kepada kehancuran. Oleh karena itu, manusia harus menyadari akan
keterbatasan dari kebebasan kawasan dan wawasan islam.

Sungguh pun demikian manusia ternyata belum cukup arif terhubung batas-
batas kebebasan tersebut. Dengan kemampuan dan Intelektual semata, manusia tidak
mampu memahami sepenuhnya hukum-hukum Allah, yang berlaku secara Universal
di alam ini, yang merupakan batas-batasannya bagi kebebasannya. Untuk itulah Allah
mngutus rasul-rasulnya, guna menyampaikan petunjuk bagaimana seharusnya
manusia hidup di alam atas dunia ini, dan bagaimana manusia menggunakan
kebebasan nya dalam batas-batas yang aman, demi terwujudnya kehidupan yang
selamat, aman dan sejahtera. Petunjuk dan pedoman hidup yang dari Allah dan
disampaikan melalui Rasul-rasul-Nya itulah yang disebut ajaran Islam atau agama
Islam.

Menghadapi ajaran Islam itu, manusia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman. Orang yang beriman, atas dasar
pilihan bebasnya, akan memilih dan menerima ajaran Islam itu dengan penuh
kesadaran, dan mengakui keterbatasan akalnya dalam memahami hukum-hukum
Allah yang berlaku di dunia ini sehingga ajaran agama islam dijadikan sebagai jalan
hidupnya, yang dipandang mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh
manusia sekarang ini. Dengan demikian mereka menjadi muslim (tunduk, patuh, dan
pasrah kepada Allah) dalamarti yang sebenarnya, bukan hanya sekedar ber-Islam
secara alami. Sedangkan orang yang tidak beriman, atas dasar pilihan bebasannya
pula, telah memilih untuk tidak beriman, atas dasar kebebasannya pula, telah memilih
untuk tidak menerima ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya. Ia tidak menolak
untuk tunduk dan patuh kepada ajaran Islam yang dibawa oleh Rasul-Nya atau
menolak untuk pasrah kepada Allah, tetapi ia tidak bisa mengelak dari keadaannya
sebagai Islam secara alami yang tunduk pada Sunnatullah. Dengan demikian ia masih
tetap berada dalam keadaan problematis.

3
Antangabd,hakim,danjaihmubarok2011.metodologistudiislam,bandung:p.tremajarosdakarya
5
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah telah mengutus para Rasul-Nya secara
silih berganti, sepanjang sejarah, dengan membawa ajaran Islam untuk disampaikan
4
kepada umatnya masing-masing. Di antara para Rasul itu terdapat hubungan
Fungsional satu sama lain, yaitu para Rasul yang datang kemudian berfungsi untuk
menyempurnakan dan meluruskan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasul sebelumnya.
Fungsi menyempurnakan berkaitan dengan keadaan masyarakat dan perubahan serta
berkembangnya zaman. Sedangkan fungsi meluruskan berkaitan dengan telah
terjadinya penyelewengan dan penyimpangan pelaksanaan ajaran Islam yang
dilakukanoleh umat sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama
Islam pada hakikatnya, asas dan prinsipnya, adalah satu, tetapi pelaksanaannya dan
operasionalnya mengalaami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
perkembangan akal dan intelektual, serta kebudayaan dan peradaban umat manusia.
Di antara serangkaian Rasul-rasul Allah tersebut, Nabi Muhammad SAW, adalah
Rasul Allah yang terakhir, yang membawa ajaran Islam dalam bentuknya yang
terakhir/final, dan yang merupakan pemyempurnaan dan pelurusan kembali ajaran-
ajaran Islam yang dibawa oleh para Rasul sebelumnya. Karena itu ajaran Islam yang
dibawa oleh para Rasul adalah dalam bentuk yang paling sempurna dan paling lurus.
Misi beliau adalah kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman, dan karena itu
pula ajaran yang dibawanya bersifat Universal (berlaku sebagai seluruh umat
manusia) dan dinamis (mampu bergerak dan berkembang sesuai perkembangan
zaman, dan tempat), sungguhpun munculnya sudah empat belas abad yang lalu.

Mengenai dinamika ajaran islam ini dapat dipahami dari ungkapan Sir
Muhammad Iqbal, bahwa : “The Prophet of Islam Seems to stand between the ancient
and the modern world. In so far as the source of his revelation is concerned he
belongs to the ancient world, in so far as the spririt of his revelation is concerned he
belongs to the world” (Nabi yakni Muhammad SAW. Rupaya berdiri di antara dunia
purba dan dunia modern, sejauh mengenai sumber masa turun wahyunya yang
diperhatikan, maka dia milik dunia purba, sejauh mengenai spirit-semangat dan jiwa-
ajaran wahyunya yang diperhatikan, maka dia milik dunia modern, kapan saja tidak
pernah usang).

4
Antangabd,hakim,danjaihmubarok2011.metodologistudiislam,bandung:p.tremajarosdakarya

6
Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad itulah yang kemudian secara
khusus disebut sebagai agama Islam atau Dinul Islam, dan kalau kita menyebut atau
mendengar sebutan Islam, maka konotasinya adalah ajaran atau agama yang dibawa
Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul tersebut.

Nabi Muhammad SAW ,telah membakukan ajaran Islam secara sempurna,


sehingga akan terjamin autentitas sekaligus perkembangannya sesuai dengan tuntutan
perkembangannya zaman dan tempat. Sistem pembakuan ajaran Islam tersebut adlah
sebagai berikut :

1. Pembukukan secara autentik sumber dasar pokok-pokok dan prinsip-prinsipajaran


Islam sebagai wahyu dari Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an.
2. Memberikan penjelasan contoh dan teladan pelaksanaan ajaran Islam secara
Operasional, dalam kehidupan sosial-budaya umatnya.
3. Memberikan cara atau metode untuk mengembangkan ajaran Islam secara terpadu
dalam kehidupan sosial-budaya umat manusia sepanjang sejarah dalam sistem
ijtihad. Dengan sistem pembakuan tersebut, maka ajaran Islam akan tetap bersifat
auntentik, sempurna dan dinamis, yakni sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman dan tempat.
Al-Qur’an adalah kumpulan auntentik dari firman-firman Allah SWT, yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui Jibril, yang tertulis dengan
bahasa Arab, sebagai sumber dalam ajaran Islam. Sebagai kumpulan autentik
firman Allah, Al-Quran akan tetap autentik sepanjang zaman, dan inilah yang akan
menjamin bahwa ajaran Islam akan tetap sempurna dan lurus. As-Sunnah adalah
tradisi, kebiasaan dan praktik-praktik pelaksanaan ajaran Islam yang Dilaksanakan,
ditetapkan dan direncanakan oleh Nabi Muhammad, sebagai penjelasan atau
operasional serta contoh teladan dan pelaksanaan dan firman Allah sebagaimana
termasuk dalam Al-Qur’an As-Sunnah ini kemudian dibuktikan dalam kitab-kitab
Hadits. Oleh karena itu bersama dengan Al-Qur’an, as-Sunnah juga merupakan
sumber autentik dan ajaran Islam. Al-Qur’an sebagai sumber dasar dari as-Sunnah
merupakan sumber operasionalnya. Sedangkan ijtihad, pada dasarnya adalah
penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk
memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-
masalah kehidupan.
7
sosial kebudayaan umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta
zaman tertentu. Dengan ijtihad tersebut menjadikan ajaran islam berkembang
secara terpadu dengan perkembangan Budaya dan perkembangan peradaban Islam.
Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut mkerupakan sumber dinamika
ajaran Islam.

Dengan berdasar pada ketiga sumber dasar tersebut , yakni Al-Qur’an sebagai
sumber dasarnya, as-Sunnah sebagai sumber operasionalnya, dan ijtihad sebagai
sumber dinamikanya, maka ajaran Islam mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sepanjang sejarahnya, sehyinnga mewujudkan dan membentuk
sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis,
yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan
lingkungan kebudayaan serta peradaban Islam yang demikian itulah, maka manusia
akan mendapatkan kehidupan yang jaya, aman, dan sejahtera, itulah kehidupan
Islam yang Universal dan dinamis yang dibawa oleh Nabi Muhammad. 5

C. Islam dan Globalisasi

Islam adalah agama global dan universal. Tujuannya adalah menghadirkan


risalah beradaban islam yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak
maupun materi. Di dalamnya ada aspek duniawi dan ukhrawi yang saling
melengkapi. Keduanya adalah satu kesatuan yang utuh dan itegral. Universal atau
globalisasi islam menyeru semua manusia, tanpa memandang bangsa, suku bangsa,
warna kulit dan deferensiasi lainnya. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Al-
Qur’an. “Al-Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta Alam” (QS.
At-Takwir:27). Semenjak abad ke-7, Nabi Muhammad SAW, sudah menerapkan
globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya ketika beliau mengirim
utusan membawa surat-surat beliau kepada para Raja dan para pemimpin di
berbagai negara tetangga. Di antara para raja dan pemimpin itu adalah raja Romawi
dan kisra persia.

5
https://www.google.co.id/amp/s/elinabethswann.wordpress.com/2012/12/05/islam-dan-gagasan-
universal/amp/ (diakses tanggal 26 september 2017)
8
Dengan demikian, ketika wafat maka seluruh bangsa Arab sudah mampu
meneruskan globalisasi yang telah dirintis oleh beliau. Perlu dipahami bahwa
globalisasi islam berangkat dari kesatuan antara tataran konseptual dan tataran
aktual dan ini merupakan salah satu keistimewaan Islam.

Globalisasi islam adalah proses mengglobalisasikan nilai-nilai universal


seperti toleransi, kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan lain-lain.
Islam sebagai agama samawi yang turun dari Allah SWT dan bukan merupakan
buah pikiran manusia semata, dengan demikian aturan-aturan islam terperinci
dengan jelas dalam Al-Qur’an dan Hadits. Seiring dengan perkembangan zaman,
agama islam semakin berkembang seluruh penjuru dunia dengan cara perdagangan,
perkawinan dan lain-lain.

Melihat strategi yang dirancang Barat dalam isu globalisasi sungguh tidak
berprikemanusiaan. Mereka mempunyai agenda terselubung dalam mengikis habis
ajaran islam yang di anut bangsa timur. Penyebaran itu mereka lakukan melalui
penyebaran informasi dengan sistem teknologi modern yang dapat mengirim
informasi keseluruh penjara dunia.

Melalui jaluran ini mereka menguasai publik opini yang tidak jarang
berisikian serangan, hinaan, pelecehan dan hujatan terhadap islam dan
mengesankan agama islam sebagai teroris. Perang yang mereka lancarkan bukan
hanya perang senjata namun juga perang agama. Mereka berusaha meracuni dan
menodai kesucian islam lewat ideologi sekuler, politik, ekonomi, sosial budaya,
teknologi, komunikasi, keamanan dan sebagainya. Secara perlahan-lahan tapi pasti
mereka menggerogoti islam dari dalam dan tujuan akhirnya adalah melenyapkan
islam dari muka bumi.6

D. Gerakan Fundamentalisme dan Radikalisme Islam

Kecenderungan umat islam yang lainnya adalah fundamentalisme. Istilah


fundamentalisme untuk pertama kalinya digunakan oleh kelompok penganut
agama kristen di Amerika untuk menamai aliran pemikiran keagamaan yang
menafsirkan kitab suci mereka secara tekstual dan rigid. Umumnya kelompok

6
http://ragamilmusyariah.blogspot.co.id/2013/03/islam-dan-gagasan-universal.html?m=1 (diakses tanggal 25
september 2017)
9
seperti ini lahir sebagai reaksi terhadap gerakan modernisme, karena kelompok
modernisme cenderung menafsirkan kitab suci secara bebas dan elastis dan
disesuaikan dengan kemajuan sains dan teknologi yang telah berkembang yang
sering kali berakibat agama menjadi terpinggirkan.

Istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalisme” ini banyak


dilontarkan oleh kalangan pers terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam
kontemporer semacam Hamas, Hizbullah, Al-Ikhwanul Muslimin, Jemaat Islami,
dan Hizbut Tahrir Al-Islamy. Penggunaan istilah fundamentalisme yang
‘dituduhkan’ oleh media massa terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam
kontemporer tersebut, di samping bertujuan memberikan gambaran yang ‘negatif’
terhadap berbagai aktivitas mereka, juga bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas
mereka di mata dunia.

Istilah fundamentalisme dengan makna yang populer dalam dunia media


massa tersebut berasal dari Barat, dan berisikan pengertian dengan tipologi Barat
pula. Sementara, istilah ‘ushuliyah’ dalam bahasa Arab dan dalam wacana
pemikiran Islam, mempunyai pengertian-pengertian lain yang berbeda dengan apa
yang dipahami oleh wacana pemikiran Barat yang saat ini dipergunakan oleh
banyak orang. Dengan tujuan memudahkan pemahaman dunia tentang gerakan
salafiyah Jamaluddin Al-Afghani dimana kata tersebut tidak memiliki padanan kata
yang tepat di Eropa, maka digunakanlah istilah yang sudah cukup akrab.

Tuduhan terhadap agama yang tidak hanya membawa misi perdamaian, teatpi
juga misi kekerasan sulit untuk ditolak manakala menyaksikan bahwa agama
seringkali digunakan sebagai landasan ideologis dan pembenaran simbolis bagi
tindak kekerasan yang dilakukan sebagian umat beragama. Hal tersebut
dimanfaatkan oleh Barat untuk melakukan tuduhan-tuduhan dan propaganda atas
Islam dengan memberikan label ‘radikalisme Islam’. Yang dimaksud dengan
radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan sering menggunakan
kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam merupakan
agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai dan mencari perdamaian.
Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan kekerasan dalam
menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.

10
Tetapi memang tidak bisa dibantah bahwa dalam perjalanan sejarahnya terdapat
kelompok-kelompok Islam tertentu yang menggunakan jalan kekerasan untuk
mencapai tujuan politis atau mempertahankan paham keagamaannya secara kaku.

Namun perlu diketahui bahwa gejala praktek kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok umat Islam itu, secara historis-sosiologis, lebih tepat sebagai gejala
sosial-politik ketimbang gejala keagamaan meskipun dengan mengibarkan panji-
panji keagamaan. 7 Radikalisme islam sendiri sebenarnya tidak merupakan
masalah, sejauh ia hanya sampai pada pemikiran (ideologi) para penganutnya.
Tetapi ketika radikalisme pemikiran bergeser menjadi gerakan-gerakan yang
mengarah pada kekerasan dan menghancurkan segala hal yang dianggap tidak
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya maka ia menimbulkan persoalan. Hal
ini terutama terjadi ketika harapan kaum fundamentalis-radikal dihalangi dan
memperoleh perlawanan dari kekuatan politik atau kekuatan lainnya yang mencoba
menghadang upaya-upaya yang dilakukan dalam memperjuangkan cita cita mereka
khususnya dalam penegakkan syariah. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa
gejala fundamentalisme-radikalisme islam yang berkembang dimasyarakat ditandai
oleh beberapa hal. Pertama, adalah kecenderungan untuk menafsirkan teks secara
literal dengan mengabadikan konteks. Kedua, adanya orientasi pada penegakan
syariah, atau syariah minded. Ketiga, adanya kecenderungan eksklusif dalam
berfikir dan bertindak.

7
https://www.google.co.id/amp/s/elinabethswann.wordpress.com/2012/12/05/islam-dan-gagasan-
universal/amp/ (diakses tanggal 26 september 2017)
11

Anda mungkin juga menyukai