PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah suatu tindakan operasi yang
bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
tenaga medis untuk menyelamatkan ibu dan janin yang dilaksanakan atas dasar
tidak maju, plasenta previa, prolapsus tali pusar, mal presentase janin (Norwitz,
sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Permintaan SC di sejumlah
negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya (Sriyanti, 2016). Selain itu,
menurut WHO prevalensi SC meningkat 46% di Cina dan 25% di Asia, Eropa,
dan Amerika Latin (Sujata & Vijay, 2014). Hal ini didukung oleh Corso, et al
(2017) yang menyatakan bahwa SC menjadi salah satu kejadian dengan prevalensi
tahun 2008 jumlah ibu bersalin dengan Sectio Caesarea 47,22%, tahun 2009
sebesar 45,19%, tahun 2010 sebesar 47,13%, tahun 2011 sebesar 46,87%, tahun
2012 sebesar 53,2%, tahun 2013 sebesar 51,59%, dan tahun 2014 sebesar 53,68%
dan tahun 2015 belum terdapat data yang signifikan, tahun 2016 sebesar sekitar
pada tahun 2018 dari bulan Januari-Desember terdapat 671 orang yang mengalami
Sectio Caesarea sedangkan pada tahun 2019 dari bulan Januari-Juni sebanyak 203
indikasi medis dan indikasi non medis. Indikasi non medis tersebut dipengaruhi
oleh umur, pendidikan, pengetahuan, sosial budaya dan sosial ekonomi (Rasjidi,
satunya dengan cara memberikan penyuluhan kepada ibu hamil bahwa ibu yang
bersalin tanpa indikasi medis yang jelas, sudah seharusnya menjalani persalinan
normal, karena tindakan sc ini mempunyai akibat buruk pada ibu, antara lain:
infeksi, perdarahan, dan luka pada kandung kemih (Mitayani, 2009). Menurut
Dimas (2010) dampak Sectio Caesarea bagi janin yaitu gangguan pernapasan,
rendahnya sistem kekebalan tubuh dan rentan alergi. Sedangkan pada ibu dapat
menyebabkan resiko jangka panjang dan jangka pendek. Jangka pendek seperti
infeksi pada bekas jahitan, infeksi rahim, dan perdarahan. Jangka panjang seperti
pelekatan organ bagian dalam dan pembatasan kehamilan. Sectio Caesarea juga
10g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetric. Meskipun
wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya
berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan. Hal ini di perburuk kehilangan darah saat
melahirkan dan pada masa nifas. Menurut analisa terbaru, kehilangan darah pada
saat post partum di atas 500 ml masih merupakan masalah meskipun pada obstetric
adalah ibu hamil dan usia lanjut (50%) (Ramakrishnan, 2001). Anemia pada wanita
post partum memiliki dampak yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan
merupakan penyebab paling sering dari anemia post partum yang di sebabkan oleh
intake zat besi yang tidak cukup serta kehilangan darah selama kehamilan dan
persalinan
inflamasi terjadi sampai hari ke-5 setelah pembedahan, lama fase ini bisa singkat
jika tidak terjadi infeksi. Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai
obat-obatan, merokok, mobilisasi dini, personal hygine, dan stres (Nurani, 2015).
Kadar hemoglobin normal ibu hamil sebesar >11 g/dl. Pada saat post
partum, kadar hemoglobin minimal sebesar 10 g/dl (Abadi, 2013). Jika kadar
akan mengganggu sirkulasi oksigen yang disebabkan oleh penguapan tubuh yang
dalam sistem sirkulasi tubuh. Jika kadar hemoglobin dan oksigen turun pada saat
pembedahan, maka jaringan kulit tidak akan segera menyatu akibat adanya luka
Caesarea sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen dan nutrisi kedalam jaringan yang
dapat dilihat melalui pemeriksaan kadar hemoglobin ibu post Sectio Caesarea
Menurut fauziah (2018), dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
OR=0,500).
Keperawatan Pada Ny. Y (35 tahun) dengan Post Sectio Cesarea di Ruangan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sikaping 2020
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan dengan Post
C. Manfaat
Caesarea.
A. Konsep Dasar
interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan
1) Struktur Eksterna
a) Mons Pubis
berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar
satu sampai dua tahun sebelum awitan haid. Fungsinya sebagai
b) Labia Mayora
yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons
(muara vagina).
c) Labia Minor
d) Klitoris
e) Prepusium Klitoris
f) Vestibulum
busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jins yang ketat).
g) Fourchette
dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
tertukar,
2) Struktur Intenal
a) Ovarium
tubuh dimana sel telur yang di buahi menjadi benda asing dalam
c) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih,
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
sekresi
d) Dinding Uterus
e) Serviks
f) Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum
siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel sel yang diambil dari
steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas atau bawah.
Lapisan Epidermis
Lapisan Dermis
Lapisan Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel
Lapisan Dermis
Lapisan subkutan
Fasia
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan
Otot perut
Otot dinding perut anterior dan lateral Rectus abdominis
bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa dan
(Gibson, J. 2002)
2. Pengertian
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2011)
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus
3. Jenis-jenis SC
hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan
berat.
1) Atonia uteri
2) Plasenta accrete
3) Myoma uteri
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
bawah 36 minggu.
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
b) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-
kira 0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
d) Letak Sungsang
5. Patofisiologi
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk
janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC
ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa
keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi
kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka
dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak
yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak
efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada
di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
Port de antry
Risiko Infeksi
Gangguan
mobilitas fisik
Defisit
Perawatan
Diri
6. Manifestasi Klinis
800ml
muntah
paham prosedur
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektroensefalogram ( EEG )
otak.
e. Uji laboratorium
3) Panel elektrolit
5) AGD
8. Penatalaksanaa
a. Perawatan awal
pasca bedah
b. Diet
c. Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi
d. Fungsi gastrointestinal
sesudah semalam
2) Jika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih
5) Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
2) Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut, tapi beri plester
untuk mengencangkan
Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau
j. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
hematoma.
hipotensi dan aritmia kardiak. Oleh karena itu perlu memantau TTV
setiap 10-15 menit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali.
Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila dijumpai adanya
penyimpangan
9. Komplikasi
2014)
a. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
WHO pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani &
Andi, 2008):
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada
Hb < 10 gr/dl
b. Klasifikasi
1) Anemia Aplastik
idiopati akibat dari infeksi tertentu, obat-obatan dan zat kimia, serta
tubuh menurun dibawah kadar normal. Zat besi yang tidak adekuat
umum. Anemia ini dapat ditemukan pada pria dan wanita pasca
masukan besi yang tidak adekuat dan kehilangan besi melalui darah
Folat)
dan darah perifer yang identik. Defisiensi vitamin B12 sangat jarang
ditemukan pada orang tua, individu yang jarang makan sayuran dan
satu buah dari masing-masing orang tua. Hemoglobin yang cacat itu
5) Anemia Hemolitik
sabit, malaria, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, dan reaksi
transfuse.
c. Etiologi
Menurut Price & Wilson (2005) penyebab anemia dapat dikelompokan
sebagai berikut:
2) Kehilangan darah
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12,
kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat,
d. Patofisiologi
invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Lisis sel darah
merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endothelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses
Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia organ
1) Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu
sedikit atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan
baik. Hal ini terjadi akibat adanya abnormalitas sel darah merah atau
sumsum tulang dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu
d) Autoimun.
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun
kelahiran.
e. Manifestasi klinis
3) Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan
Sedangkan menurut Handayani & Andi (2008), tanda dan gejala anemia
adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb
jantung.
tanda infeksi.
jerami.
f. Pemeriksaan Penunjang
retikulosit.
a) Faal ginjal
b) Faal endokrin
c) Asam urat
d) Faat hati
e) Biakan kuman
hispatologi.
c) Pemeriksaan sitogenetik.
g. Penatalaksanaan
1) Anemia Aplastik
(ATG).
disembuhkan.
terkontrol.
folat)
prenatal).
d) Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih
ringan.
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria menurut Mansjoer (2014), data
previa.
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan seperti nyeri, cemas, pucat sesak, dan luka infeksi.
c. Riwayat kesehatan
persalinan.
dirinya
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
3) Pola aktifitas
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan
dan nifas.
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Leher
3) Mata
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
6) Dada
8) Genitaliua
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture
10) Ekstermitas
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi