Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

3. MCH ( Mean Corpuskular Hemoglobin )

Kadar hemoglobin rata – rata dalam microgram

MCH = Kadar HB (gr%) x 10

Jml. Eritrosit (juta)

Nilai normal : 27-31 uug

Penurunan MCH, terdapat pada anemia mikrositik, anemia hiprokromik.

Peningkatan MCH, terdapat pada anemia defisiensi zat besi.

4. MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration )

Adalah rata – rata konsebtrasi hemoglobin dalam %

MCHC = Kadar HB (gr%) x 100

HMT

Nilai normal : 32-36%

Penurunan MCHC, terdapat pada penderita anemia hipromik dan

talasemia

Peningkatan MCHC, pada penderita anemia defisiensi zat besi.

5. trombosit/platelet

Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan

hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.

Penurunan sampai dibawah 100.000/Mcl berpotensi untuk

terjadinya perdarahan dan hambatan pembekuan darah.

Jumlah normal : 200.000-400.000 per microliter darah.


6. Hematocrit

Adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrost

terhadap volume selluruh darah atau volume sel darah merah dalam 100

ml / 1 dl keseluruhan darah, atau eritrosit dalam seluruh volume darah

yang dihitung %.

Semakin tinggi prosentasi HMT berarti konsentrasi darah makin

kental, diperkirakan banyak plasma darah yang keluar ( ekstra vakasi ) dari

pembuluh darah berlanjut ke keadaan shok hipovolemik.

Nilai normal HMT :

Anak : 33-38 / vol %

Laki-laki dewasa : 40-48 / vol %

Wanita dewasa : 37-43 / vol %

Diagnose DBD ( demam berdarah dengue) diperkuat dengan Nilai

HMT > 20% dari nilai normal.

Penurunan HMT, terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan

darah akut, anemia, leukemia, penyakit Hodkins, limfosarcoma, mieloma

multiple, gagal ginjal kronik, serosis hepatis, malnutrisi, devisiensi vitamin

B dan C, kehamilan, SLE, arthritis reumathoid, dan ulkum peptikum.

Peningkatan kadar HMT, terjadi pada hipovelemia, dehidrasi,

polisitemia vera, diare berat, asidosis deabetikum, emfisema paru, iskemik

serebral (TIA), eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.

7. Reticulosit
Adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti : (RNA,

organela dan mitochondria) yang berbentuk seperti jala. Reticulosit

berukuran lebih besar dibanding eritrosit matang dan berwarna lebih

biru.jumlah normalnya adalah 1 % dari seluruh eritrosit yang beredar atau

0,5-2,5% dari darah. Sel darah merah dewasa yang normal tidak terdapat

pecahan inti.

Ditemukan dalam jumlah tinggi dalam darah menunjukkan adanya

pacuan pembentukan eritrosit, sehingga terjadi perlompatan tahapan dari

stadium eritroblast langsung mejadi eritrosit dewasa.

Nilai normal :

Dewasa : 5-15% (promil) atau 0,5-1,5% dari sel

darah merah atau 25000-75000 U/L

Anak : 0,5-2% SDM

Bayi : 0,5-3,5 SDM

Bayi baru lahir : 2,5-6,5% dari SDM

Penigkatan jumlah reticulosit disertai kadar HB yang normal

mengidentifikasi adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit

berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan reticulosit antara lain

anemia hemolitik, sel sabit, talasemia mayor, leukemia, eritoblastotis

foetalis, HBC dab D positif, kehamilan dan kindisi paska perdarahan berat.
Peningkatan reticulosit disertai dengan kadar HB yang rendah

menunjukkan bahwa respon tubuh terhadap anemia tidak adekuat.

Penurunan jumlah reticulosit yang seharusnya justru tinggi terdapat pada

kondisi krisis aplastik, yaitu kejadian dimana distruksi eritrosit berhenti,

missal pada anemia hemolitik kronik karena HBS, anemia pernisiosa,

anameia defisiensi asam folat, anemia aplastic, terapi radiasi, hipofungsi

adrenocortical, hipofungsi hipofise anterior dan sirosis hati.

8. Lekosit

Adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik

untuk jenis berganula ( polimorfonuklear ) dan jaringan limfatik untuk

jenis tak bergranula ( mononuclear ), berfungsi dalam system pertahanan

tubuh terhadap infeksi.

Nilai normal:

Dewasa : 4.000-10.000 /mmᵌ

Bayi/anak : 9.000-12.000 /mmᵌ

Bayi baru lahir : 9.000-30.000 /mmᵌ

Peningkatan jumlah lekosit (lekositosit) menunjukkan adanya

proses infeksi atau radang akut misalnya, pneumonia, mengitis,

apendiksitis, tuberculosis, tonsillitis, dll.


Dapat juga terjadi pada miokard infark, serosis hepstis, luka bakar,

kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit,

penyakit parasite, dan stress karena pembedahan maupun gangguan emosi.

Peningkatan lekosit juga daapat disebabkan karena obat-obatan misalnya :

aspirin, prokainamid, alopuridol, litium dan antibiotika terutama

ampicicilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vancomisin,

dan streptomycin.

Penurunn jumlah lekosit (likopeni) pada terjadi pada penderita

infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholis, SLE, rheumatoid

artitris, dan penyakit hemopoetik ( anemia aplastic, anamia pernisiosa).

Leukopenia dapat uga disebabkan penggunaan obat terutama

asetaminofen, sulfonsmida, profiltiouracyl ( PTU), barbiturate, kemoterapi

kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa,

rifamfin, fenotiazin, dan antibiotika (penicillin cephalosporin, dan

kloramfenkol).

9. Hitung jenis lekosit ( Diferential Count)

Adalah perhitungan jenis lekosit yang ada dalam darah berdasarkan

proposal (1%) tiap jenis lekosit dari seluruh jumlah lekosit. Hasil

pemeriksaan ini dapat menggambarkan kejadian dan proses penyakit

dalam tubuh, terutama penyakit infeksi lima tipe sel darah putih ( lekosit)

yang dihitung adalah neitrofil, eosinophil, basophil, monofit, dan limfosit.

Neutrophil dan limfosit merupakan 80-90% dar total lekosit. Hasil


pemeriksaan hitung jenis lekosit memberi informasi spesifik berhubungan

dengan infeksi dan proses penyakit.

Nilai normal hitung jenis lekosit dalam % dan millimeter kubik, (

joice leefever kee, 1997 ).

Jenis lekosit Dewasa Dewasa Anak /bayi/BBL

No (%) (mm3)

1. Neutrofil (total) 50-70 2500-7000 BBL=61%

Umur 1 th 2%

a. Segmen 50-65 2500-6500 Sama dewasa

b. Pita 0-5 0-500 Sama dewasa

2. eosinofil 1-3 100-300 Sama dewasa

3. Basofil 0,4-1,0 40-100 Sama dewasa

4. Monosit 4-6 200-600 4-9%

5. Limfosit 25-35 1700-3500 BBL :34%

1th : 60%

6 th : 42%

12 th : 38%

10. Neutrofil

Lekosit yang bergranula intinya mempunyai banyak lobus

sehingga disebut polimorfonuklear. Merupakan 60-70% dari jumlah

seluruh lekosit.
Lekosit ini cukup besar yaitu 2x besarnya eritrosit, dan mampu

bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun diluar pembuluh darah.

Neutrophil paling cepat bereaksi terhadap radang dan perlukaan

disbanding lekosit lain dan merupakan garis depan pertahanan selama fase

infeksi akut. Segmen adalah neutrophil matang dan pita adalah neutrophil

tidak matang yang memperbanyak diri dengan cepat selama infeksi akut.

Peningkatan jumlah neutrophil biasanya pada kasus infeksi akut,

penyakit radang, kerusakan jaringan (AMI), penyakit Hodkins, hemolitik

pada bayi baru lahir, apendiksitis akut, dan pankreatis akut.

Penurunan jumlah neutrophil terdapat pada infeksi virus,

leukemia agranulosit, anemia aplastic, dan anemia defisiensi besi.

11. Eusinofil

Adalah leukosit bergranula , mempunyai 2 lobus dalam intinya,

merupakan 1-2% dari seluruh jumlah lekosit. Lekosit ini meningkat

jumlah dalam darah pada peristiwa alergi dan infeksi parasit ( terutama

cacing) dalam tubuh. Dengan pemberian steroid jumlah eusinofil akan

menurun.

Nilai normal : 1-4%

Peningkatan eusinofil terdapat pada peristiwa alergi, infeksi parasite,

flebitis, kanker pada tulang, otak, testis, dan ovarium.


Penurunan eosinofil ditemukan pada hiperfungsi adrenokortikal, stress,

shock, dan luka bakar.

12. basofil

Lekosit yang intinya terdapat granula yang besar menyerupai huruf

S merupakan 0,5-1% dari jumlah seluruh lekosit.

Jumlah normal : 0-1%

Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi, leukemia dan fase

penyembuhan infeksi.

Penurunan basofil terdapat pada penderita stress, reaksi hypersensitive

dan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai