Anda di halaman 1dari 10

NANGKA

Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah tanaman yang berasal dari


hutan hujan tropis di Ghats Barat, India, dan merupakan salah satu
sumber pangan karbohidrat yang penting di dunia.

Anggota familinya termasuk cempedak, timbul, sukun, peusar dan marang. Daun nangka,
secara botani, merupakan daun yang sangat efisien dalam melakukan proses fotosintesis
(proses pembuatan makanan). Zat karbondioksida di udara dapat diserap dan diubah
menjadi oksigen dan zat gula secara cepat. Selain itu, yang unik dari buah ini adalah buah
yang tumbuh pada bagian batang pokok (yang disebut cauliflorous). Kedua hal tersebut
yang menyebabkan pohon nangka mampu berbuah tanpa mengenal musim dan
menghasilkan salah satu buah terberat di dunia dengan maksimal berat buah mencapai
45kg.

Taman Wisata Mekarsari memiliki beberapa varietas nangka dalam koleksinya, seperti
nangka Kandel, Dulang, Mini, Bola, nangka telanjang dan masih banyak lagi. Lokasi
penanaman nangka juga tersebar di beberapa lokasi, antara lain, Daun 10, 14 – 15 Blok A,
kebun pemuliaan dan kebun induk.

Manfaat Buah
Buah nangka bisa dikonsumsi muda sebagai sayuran, dan juga menjadi bahan baku abon
nangka muda, untuk substitusi abon daging sapi. Nangka juga kita konsumsi sebagai buah,
yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, siantaranya adalah menurunkan tekanan darah.
Buah nangka mengandung kalium, dimana kalium tersebut berperan penting dalam
menjaga keseimbangan cairan tubuh dan eletrolit sehingga bermanfaat positif terhadap
pengaturan tekanan darah, yang pada akhirnya dapat mengurangi resiko serangan jantung
dan stroke.

(Sumber: http://farmasi.unpad.ac.id/padi/si-orange-penurun-kadar-kolesterol/, Diunduh


pada 31 Maret 2012)

Produk Susu dari Biji Nangka


Selama ini, umunya masyarakat janya mengkonsumsi buah nangka dan membuang biji
nangka. Ternyata menurut beberapa hasil penelitian, biji nangka dapat diolah menjadi susu,
sebagai pengganti kedelai. Berdasarkan data ilmiah menurut Direktorat Gizi Kementerian
Kesehatan, sebuah biji nangka memiliki kandungan gizi tinggi. Pada setiap 100 gram biji
nangka itu terdapat zat besi, vitamin B1, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,
fosfor, vitamin C, dan air. Ketua Jurusan Teknik Kimia Unri, Yulida Msi mengatakan
bahwa larutan biji nangka dipasteurisasi dalam suhu 65-85 °C, pemanasan ini dihindari
sampai mendidih agar tidak merusak protein yang ada di dalamnya.

(Sumber: http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=10905&kat=3 , Diundur pada 31


Maret 2012)
Kayu Nangka
Selain memanfaatkan buah nangka untuk dikonsumsi, kayu nangka ternyata juga tidak
kalah dengan kayu jati. Pemerhati bangunan cagar budaya, Dr. Laretna Adhisakti
mengatakan bahwa sejak dahulu, banyak bangunan kuno di Jawa yang meggunakan kayu
nangka.
Terdapat kisah menarik dibalik pemanfaatan kayu nangka sebagai kayu bangunan.
Bermula dari proyek tanam paksa Belanda dalam pembangunan perumahan dan jalan
sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Untuk menampung para pekerja tersebut maka
dibuatlah rumah sementara yang terbuat dari bambu. Saat mereka tinggal di rumah bambu,
banyak pekerja yang terserang penyakit pes (penyakit yang ditularkan melalui tikus).
Bahkan pada akhirnya, penyakit ini menyebar luas ke masyarakat. Pada akhirnya, bambu
diganti dengan kayu nangka agar tidak digerogoti tikus. Dengan kayu nangka, tidak ada
tikus sehingga tidak ada penularan penyakit pes. Jadi dapat dikatakan bahwa pada saat itu,
kayu nangka mengurangi serangan pes.

(Sumber: http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4382 , Diunduh pada 31 Maret


2012)

Tempe Biji Nangka


Siapa bilang buah nangka hanya dapat dikonsumsi segar ataupun diolah menjadi keripik
buah saja? Selain daging buahnya, ternyata biji nangka pun dapat diolah menjadi beragam
produk makanan yang sehat dan bergizi. Karena kandungan biji nangka yang cukup
lengkap vitamin dan mineralnya, beberapa mahasiswi dari Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) mencoba mengolah biji nangka menjadi tempe. Hal ini telah mereka lakukan dan
menghasilkan tempe dari biji nangka yang tidak berbeda dengan tempe dari kedelai.
Pembuatannya cukup mudah, biji nangka yang telah dikupas dan direbus, didinginkan dan
dibubuhi ragi dalam prosesnya menjadi tempe. Namun perlu diperhatikan apabila pada
proses peragian ini tidak menggunakan takaran yang sesuai dapat menyebabkan biji
nangka menjadi busuk dan terlalu lembek sehingga tak layak dikonsumsi.

(Sumber: http://www.uny.ac.id/berita/UNY/tempe-dari-biji-nangka-murah-dan-bergizi , 31
Maret 2012)

Sifat Antibakteri pada Nangka


Pada percobaan ektraksi beberapa bagian tanaman nangka, seperti batang, kulit akar, kulit
batang, daun, buah dan biji, menggunakan petrol, dichloromethane, ethyl acetate dan
butanol. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa nangka memiliki sifat antibakterial terhadap
beberapa jenis bakteri yang merugikan. Pada percobaan menggunakan butanol, ekstrak
yang dihasilkan dari akar tanaman dan buah menunjukkan sebagai bagian dari tanaman
nangka yang paling aktif berperan sebagai antibakteri.

(Sumber:
http://ukpmc.ac.uk/abstract/MED/12837372/reload=0;jsessionid=0Mp4gLwxTD9mncDtX
Xjq.2, 31 Maret 2012)
http://www.mekarsari.com/index.php?option=com_content&view=article&id=187%3Anangka&catid=4
0%3Abuah-produksi&Itemid=97&lang=en

MACAM MACAM BUAH NANGKA

NANGKA CEMPEDAK

|Cempedak adalah tanaman buah-buahan dari famili Moraceae. Bentuk buah, rasa dan keharumannya
seperti nangka, meski aromanya kerap kali menusuk kuat mirip buah durian.
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di Burma,
Semenanjung Malaya termasuk Thailand, dan sebagian Kepulauan Nusantara: Sumatra, Borneo,
Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. Juga banyak didapati di Jawa bagian barat.
Dikenal secara luas sebagai cempedak atau campedak, buah ini juga memiliki beberapa nama lokal
seperti bangkong (Cempedak hutan/bentuk liar, Malaysia)[1], baroh (Kep. Lingga dan Johor), nangka
beurit (Sunda), nongko cino (Jawa), tiwadak (Banjar) dan lain-lain.

Hasil dan kegunaan


Buah dimakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dulu. Daging buah cempedak, kadang-kadang
beserta bijinya sekali, diberi tepung, gula atau garam dan digoreng, dijadikan camilan minum teh atau
kopi. Bijinya dapat digoreng, direbus atau dibakar, sebelum dimakan dengan campuran sedikit garam.
Buah mudanya, seperti nangka muda, dapat dijadikan sayur.
Kayunya berkualitas baik, kuat dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai kayu bangunan, bahan
perabotan rumah, atau bahan perahu. Kulit kayunya yang berserat dapat digunakan sebagai bahan tali,
dan getahnya untuk memukat burung. Dari kayunya juga dapat dihasilkan bahan pewarna kuning.
Di Kalimantan, cempedak atau bahasa Banjarnya tiwadak, selain dikonsumsi daging buah dan bijinya,
kulitnya pun dapat diolah menjadi makanan yang dinamakan mandai atau ada juga yang menyebutnya
dami. Mandai dibuat dengan cara mengupas kulit buah sampai terlihat putih kemudian direndam
dengan air garam untuk mengawetkan dan melunakkan teksturnya. Rendaman dapat dilakukan selama
beberapa jam bahkan hingga sebulan. Mandai biasanya dikonsumsi dengan menggorengnya hingga
kecoklatan.

Ekologi

Secara alami, cempedak liar banyak dijumpai di hutan hujan dataran rendah,
baik hutan primer maupun sekunder. Tumbuh hingga ketinggian sekitar 1000
m dpl, pohon buah ini menyukai daerah-daerah dengan musim kering yang
tidak tegas, lahan dengan permukaan air tanah yang dangkal, dan bahkan
tahan sesekali tergenang banjir.
Cempedak biasa ditanam di pekarangan, kebun campuran sampai ke wanatani kompleks yang tidak
jarang meliar menjadi hutan sekunder. Cempedak juga dapat bersilangan secara alami dengan nangka.

Pohon Artocarpus heterophyllus memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya tegak, berkayu,


bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang
daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai
panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang
berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah
dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga
betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda (Heyne, 1987).
4. Kandungan kimia dan manfaat tanaman
Daun tanaman ini di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena
ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon nangka juga
dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda
(tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat.
Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik (Heyne. 1987). Biji nangka dapat
diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).
Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai
laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai
antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu
adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat
senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001).
Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan
antihipertensi (Ersam, 2001).

http://panjalu-nursery.blogspot.com/2011/07/macam-macam-buah-nangka.html

Nangka Sehatkan Mata


nutrition Thu, 11 Oct 2007 15:30:00 WIB

Nangka kaya akan vitamin A yang baik bagi kesehatan


mata dan kalium untuk menangkal hipertensi. Buah yang
manis dan harum ini juga punya nilai ekonomi yang
tinggi.

Nangka adalah salah satu jenis buah yang paling banyak


ditanam di daerah tropis. Buah ini cukup terkenal di
seluruh dunia. Dalam bahasa Inggris dinamakan jack
fruit. Tanaman ini diduga berasal dari India bagian
selatan yang kemudian menyebar ke daerah tropis
lainnya, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pohon nangka
dapat tumbuh hampir di setiap daerah.

Tanaman nangka yang berkerabat dekat dehgan cempedak, keluwih, dan sukun, merupakan
tanaman buah tahunan. Umur tanamannya panjang, dapat mencapai puluhan tahun. Tinggi
tanaman dapat mencapai 25 m. Panjang buah nangka berkisar 30-90 cm, diameter 25-50 cm,
dengan berat rata-rata 15-20 kg, walaupun ada yang mencapai 40-50 kg. Produksi buah cukup
beragam, ada yang bisa menghasilkan 60 buah per pohon per tahun.

Di Indonesia, pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko/nangka (Jawa,
Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour
(Papua). Sebutan untuk nangka di beberapa negara adalah: nangka (Malaysia), kapiak (Papua
Nugini), liangka (Filipina), peignai (Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz atau miiz hnang
(Laos), khanun (Thailand), serta mit (Vietnam).
Kalsium dan Fosfor

Bagian dari buah nangka yang umum dikonsumsi adalah nangka muda, nangka masak, dan
bijinya. Komposisi gizi dari setiap bagian tersebut dapat dilihat pada tabel. Nangka muda
memiliki komposisi mineral yang cukup bagus, terutama kalsium dan fosfor, masing-masing
sebesar 45 mg dan 29 mg per 100 gram. Keunggulan lain dari nangka muda adalah mengandung
karbohidrat (11,3 g/100 g) dan vitamin C (9 mg/100 g).

Komposisi Gizi per 100 gram nangka muda, nangka masak, dan biji nangka

Komponen gizi Nangka Muda Nangka Masak Biji Nangka


Energi (kkal) 51 106 165
Protein (g) 2,0 1,2 4,2
Lemak (g) 0,4 0,3 0,1
Karbohidrat (g) 11,3 27,6 36,7
Kalsium (mg) 45 20 33
Fosfor (mg) 29 19 200
Besi (mg) 0,5 0,9 1,0
Vitamin A (SI) 25 330 0
Vitamin B1 (mg) 0,07 0,07 0,20
Vitamin C (mg) 9 7 10
Air (g) 85,4 70 57,7
Sumber: Direktorat gizi, Depkes.

Biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein (4,2 d/100 g), dan energi (165
kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga
merupakan sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram Biji nangka adalah
fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg). Selain dapat dimakan dalam bentuk utuh,
biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung. Selanjutnya dari tepungnya dapat dihasilkan
berbagai makanan olahan.

Keunggulan utama nangka masak dibandingkan nangka muda dan biji nangka adalah memilk
kadar vitamin A yang tinggi, yaitu 330 SI per 100 g daging buah. Vitamin A berperan dalam
menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu
cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah
terjadinya infeksi.

Namun, bila kekurangan vitamir A, sel epitel akan mengeluarkan keratin, sel-sel membran akan
kering dan mengeras. Keadaan tersebut dikenal dengan istilah keratinisasi. Keadaan tersebut bila
berlanjut akan menyebabkan, penyakit xeroftalmia, yang bila tidak diobati akan menjadi buta.

Selain itu, buah nangka juga mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks. Mineral esensial
yang dibutuhkan tubuh seperti kalsium, sang, besi, magnesium, selenium, dan tembaga, juga
terdapat pada buah nangka.
Kandungan kalium pada buah nangka masak cukup baik, yaitu mencapai 303 mg/100 g.
Meningkatnya konsumsi kalium dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Bukti epidemiologis
menunjukkan adanya korelasi negatif antara konsumsi kalium (K) dengan hipertensi, baik pada
orang-orang yang tekanan darahnya normal maupun mereka yang bertekanan darah tinggi.
Dugaan lain menyebutkan bahwa tingginya rasio kalium terhadap natrium bertanggung jawab
terhadap menurunnya hipertensi.

Pada nangka masak, kadar natriumnya (Na) sangat rendah, yaitu 3 mg/100 g, sehingga rasio K
terhadap Na mencapai 100:1. Tubuh seorang dewasa mengandung kalium (250 g) dua kali lebih
banyak daripada natrium (110 g). Walapun demikian, biasanya konsumsi kalium dari bahan
pangan lebih sedikit daripada natrium, terutama pada pangan-pangan olahan yang banyak
menggunakan garam atau penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG).

Campuran Makanan

Bagian dan tanaman nangka yang paling banyak


dimanfaatkan adalah daging buahnya. Buah nangka
dapat dijadikan bahan pangan mulai dari yang masih
muda hingga yang sudah matang.

Buah nangka muda yang berukuran kecil sering


dijadikan rujak. Buah nangka muda dan tua banyak
diolah menjadi sayur gudeg yang sangat terkenal di Jawa, sayur gulai nangka atau pecel. Untuk
meningkatkan kadar proteinnya, ada baiknya kalau pada olahan sayur nangka muda, seperti
gudeg, ditambahkan tahu, tempe, telur, daging ayam, atau hati ayam.

Umumnya nangka masak dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Buah yang masak di pohon,
apabila disimpan dalam bentuk buah yang sudah disiangi dan siap dimakan, hanya dapat
bertahan paling lama dua hari pada suhu kamar. Setelah dua hari, buah akan menjadi layu dan
busuk. Untuk memperpanjang daya awet dan mempertahankan cita rasa, buah nangka sebaiknya
disimpan pada lemari pendingin.

Beberapa produk olahan daging buah nangka yang umum dijumpai adalah: jus, wajik, pasta,
dodol, keripik, sirop, dan produk awetan dalam kaleng. Saat ini juga telah dikembangkan
penelitian mengenai proses pembuatan bubuk konsentrat nangka yang dapat digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan sari buah, selai, jeli, atau bahan pemberi flavor pada es krim dan
berbagai jenis makanan lainnya. Daging buah nangka juga dapat dibuat pikel (asinan), kolak,
manisan, dan sebagai pewangi dalam minuman.

Biji buah nangka tua dapat dikonsumsi setelah direbus, dibakar, digoreng, atau diolah menjadi
dodol. Simanjuntak (1988) juga telah melakukan studi pembuatan alkohol dari biji nangka
dengan menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae. Tepung biji nangka digunakan sebagai
bahan baku industri makanan (bahan makan campuran).

Nangka Besar dan Mini


Berdasarkan sosok tanamannya, dikenal dua kelompok utama nangka, yaitu nangka besar dan
nangka mini. Masing-masing kelompok tersebut memiliki jenis yang beragam. Nangka yang
disukai konsumen adalah jenis yang memiliki daging buah besar dan tebal, berbiji kecil, berasa
manis, beraroma harum, kesat dan renyah, serta memiliki warna kuning cerah.

Jenis bilulang (nangka celeng) banyak ditemukan di Kabupaten Banjar Baru (Kalimantan
Selatan), Lumajang, dan Banyuwangi (Jawa Timur). Bentuk buah agak bulat dan kulitnya rata
(durinya tidak tajam). Daging buah tebal, manis, dan renyah karena kadar airnya sedikit. Warna
daging buah kuning atau oranye. Dami jarang, tebal, dan manis, sehingga dapat dimakan.

Nangka cempedak banyak tumbuh di daerah Manonjaya, Tasikmalaya (Jawa Barat). Bentuk
buahnya bulat mirip durian dan relatif kecil. Kulit buah halus tak berduri. Daging buah berserat
dan tipis mirip tekstur buah cempedak. Rasanya lebih manis dibandingkan nangka biasa, tetapi
aromanya kurang wangi. Berat buah sekitar 5 kg.

Jenis Dulang banyak tumbuh di daerah Pasar Minggu (Jakarta Selatan) dan sekitarnya. Daging
buah besar, tebal, rasanya sangat manis dan renyah karena kadar airnya sedikit. Warna daging
buah kuning cerah. Ukuran dami besar dan manis rasanya. Berat buah antara 7-15 kg.

Nangka kandel termasuk jenis nangka langka, banyak ditanam didaerah Cijeruk-Bogor. Daging
buahnya sangat tebal antara 0,60-0,75 cm, panjang sekitar 10 cm, dan lebar 4,5 cm. Kedudukan
daging buah sangat rapat satu sama lain, warna kuning cerah, rasa manis dan renyah. Berat buah
antara 12-15 kg.

Nangka kunir banyak tersebar di Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Kediri, Lumajang, dan
Bangkalan. Bentuk buah bulat, duri tumpul dan jarang. Warna kulit buah kuning kemerahan.
Daging buah berwarna kuning seperti kunyit, berukuran besar, manis, beraroma kuat, dan sedikit
mengandung air.

Dari daerah Kalimantan Timur dijumpai nangka merah. Bentuk buah bulat agak lonjong. Daging
buah tidak berwarna kuning tetapi merah, rasanya manis, tekstur lembut, dan mengandung
banyak air.

Nangka salak memiliki nyamplung daging buah seperti salak. Daging buahnya tebal, terasa
renyah, sedikit masir, dan warnanya kuning pucat. Ukuran nyamplung daging buahnya relatif
besar, sehingga dalam satu buh jumlah nyamplungnya sedikit.

Nangka mini memiliki tinggi tananman antara 5-9 m, mulai berbuah pada umur 1,5 tahun. Buah
matang sekitar empat bulan setelah pembungaan. Berat buah antara 5-5,7 kg. Warna, aroma,
tekstur, maupun rasa buahnya bervariasi, tergantung jenisnya.

Oleh:
Prof. Dr. Made Astawan
Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Sumber: Senior
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=nutrition&y=cybermed|0|0|6|414

Artoindonesianin untuk antitumor


Kata Kunci: fisiologi, flavanoid, flavonoid, molekul, monomer, nangka, p-388, sel, senyawa,
tanaman, tumor
Ditulis oleh Zeily Nurachman pada 01-01-2003

Tanaman dari marga nangka-nangkaan [Artocarpus (Moraceae)], seperti nangka buah, nangka
sayur, cempedak, dan kluwih, adalah tanaman khas tropis. Di beberapa daerah di Tanah Air,
penduduk tidak hanya menggunakan buahnya sebagai bahan pangan, tetapi juga daunnya sebagai
obat tradisional untuk mengatasi demam, disentri, atau malaria.

Nangka-nangkaan ini telah dieksplorasi kelompok penelitian kimia bahan alam di Departemen
Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipimpin Prof Sjamsul Arifin Achmad selama 15
tahun terakhir, bahkan ada yang mendapat penghargaan RUT (Riset Unggulan Terpadu) Award.

Kandungan kimia dari spesimen akar, kulit batang, dan batang pohon nangka-nangkaan yang
diteliti menghasilkan lebih dari 100 senyawa kimia baru. Salah satu contohnya adalah
artoindonesianin. Nama ini telah menjadi nama trivial yang dipublikasikan pada Journal of
Natural Product (Amerika Serikat).

Artoindonesianin (berasal dari kata Artocarpus dan Indonesia) mungkin memiliki makna harfiah
nangka Indonesia atau senyawa kimia dari nangka yang ditemukan pertama kali oleh orang
Indonesia atau senyawa kimia dari nangka hasil riset yang didanai rakyat Indonesia.

Artoindonesianin adalah senyawa kimia dari kelompok senyawa flavonoid dengan kerangka
dasar dibentuk dari molekul artoindonesianin E yang terprenilasi, teroksigenasi, dan/atau
tersiklisasi.

Unit monomer
Hampir semua struktur molekul artoindonesianin baru yang berhasil diilusidasi memiliki pola
perpanjangan rantai dengan menggunakan unit monomer isopren. Mungkin unit monomer ini
adalah khas untuk tanaman-tanaman bergetah, seperti tanaman karet (lateks yang dihasilkan dari
polimerisasi isopren).

Senyawa-senyawa flavanoid umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan
sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan, berdasarkan penelitian di Jepang,
ditemukan molekul isoflavon di dalam tempe. Oleh karena molekul isoflavon bersifat
antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan yang baik untuk menjaga kesehatan, selain
kandungan gizinya tinggi.

Senyawa-senyawa flavonoid dan turunannya dari tanaman nangka-nangkaan memiliki fungsi


fisiologi tertentu. Ada dua kategori fungsi fisiologi senyawa flavonoid tanaman nangka-
nangkaan berdasarkan sebarannya di Indonesia. Tanaman nangka-nangkaan yang tumbuh di
Indonesia bagian barat, produksi senyawa flavanoid diduga berfungsi sebagai bahan kimia untuk
mengatasi serangan penyakit (sebagai antimikroba atau antibakteri) bagi tanaman.

Sedangkan yang tumbuh di Indonesia bagian timur, produksi senyawa flavanoid berfungsi
sebagai alat pertahanan (antivirus). Dengan menggunakan pendekatan fungsi fisiologi ini, uji
biologi artoindonesianin dan kerabatnya dilakukan.

Aktivitas biologi
Uji biologi senyawa-senyawa artoindonesianin terhadap sel tumor P-388 menunjukkan hasil
yang menggembirakan. Sel P-388 adalah biakan sel tumor luekemia di laboratorium. Senyawa-
senyawa artoindonesianin, artoindonesianin A, dan artoindonesianin B yang diteliti memiliki
kemampuan membunuh sel tumor P-388 dengan harga LC50 (konsentrasi mematikan sel tumor
percobaan separo) berturut-turut adalah 3,9, 0,2, 3,9 mikrogram per mililiter.

Ini adalah kemampuan luar biasa, karena berdasarkan data farmakologi, suatu senyawa layak
digunakan sebagai antitumor bila memiliki harga LC50 dibawah 10 mikrogram per mililiter.
Hasil penelitian ini merupakan berita gembira bagi penggemar gudeg jogya.

Studi molekuler lebih lanjut mengenai kerja artoindonesianin juga sedang dilakukan. Seperti
diketahui, kebanyakan sel-sel kanker (tumor ganas) manusia atau penyakit serius lainnya secara
molekuler selalu dihubungkan dengan kegagalan fosforilasi protein yang disebabkan oleh
aktivasi berlebih atau ekspresi berlebih dari protein kinase atau hilangnya inhibitor sel.

Oleh karena itu, eksplorasi artoindonesianin sebagai inhibitor protein kinase sangat membantu
penemuan obat-obat antikanker baru. Untuk itu, dukungan finansial dari pemerintah atau industri
obat terhadap riset ini perlu digalakkan sehingga obat-obat tradisional kita bisa menjadi tuan
rumah di rumah sendiri dan teruji secara ilmiah.

Ditulis Zeily Nurachman, Dosen Biokimia, Departemen Kimia IT

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/artoindonesianin_untuk_antitumor/

Anda mungkin juga menyukai