Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MATEMATIKA EKONOMI
DOSEN PEMBIMBING
AHMAD LUTHFI, M.Pd
DI SUSUN OLEH
NUR’AINI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkar Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya membahas mengenai sistem bilangan.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambahkan wawasan untuk lebih
mengenal macam sistem bilangan dan cara perhitunganya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada para blogger yang telah menulis
berbagai materi tentang sistem bilangan yang telah berperan serta sebagai referensi dalam
memudahkan saya menyusun makalah ini dari awal sampai akhir.
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
KESIMPULAN.............................................................................................12
SARAN.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14
A. LATAR BELAKANG
Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya. Bilangan dahulunya digunakan sebagai simbol untuk menggantikan suatu
benda misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri
untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.
Orang yang mahir matematika bukan berarti karena kebetulan. Untuk menguasai materi
matematika disyaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya. Selanjutnya dia sering
berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang dipelajarinya. Sehingga dia
bisa menguasai secara benar teori, konsep dan penerapannya untuk mempelajari salah satu
disiplin ilmu ini. Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan tersebut, dalam makalah singkat ini
dicantumkan uaraian singkat tentang bilangan bulat. Bilangan bulat banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya untuk menentukan kedalaman laut, jika kita
mengatakan kedalaman 20 m dibawah permukaan laut maka kita tulis -20 m.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah tentang makalah ini adalah :
1. Apa sajakah sifat dasar bilangan bulat?
2. Bagaimana operasi-operasi pada bilangan bulat?
3. Bagaimanakah urutan-urutan pada bilangan bulat?
4. Bagaimana pembuktian operasi pada bilangan bulat?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar dapat memahami sifat dasar pada bilangan bulat
2. Agar dapat mengetahui operasi – operasi pada bilangan bulat
3. Agar dapat memahami arti dari urutan bilangan-bilangan bulat,
4. Agar dapat mengetahui pembuktian dari operasi bilangan bula
BAB II
PEMBAHASAN
Bilangan bulat negatif + Bilangan bulat negatif hasilnya Bilangan bulat Negatif
Contoh : -12 + (-6) = -18
Soal : -13 + (-8) =…..
Jawab :
Bilangan bulat negatif jika bilangan bulat positif lebih besar bilangannya dari pada bilangan
buat positif
Contoh : -7 + 2 = -5
Soal : -6 + 4 =……
Jawab :
Artinya, hasil penjumlahan suatu bilangan bulat dengan bilangan nol atau sebaliknya, akan
menghasilkan bilangan itu sendiri.
0 disebut unsur identitas (netral) pada penjumlahan.
f. Sifat Ketertambahan
Jika a, b, c, bilangan-bilangan bulat, dan a + c = b + c maka a = b
2. Operasi Pengurangan
Sesuatu yang telah di ketahui bagian dan totalnya, ma bagian satu lainnya atau dapat juga
kita artikan operasi pengurangan adalah,
Pengurangan bilangan bulat di definisikan sebagai berikut :
Misalkan a dan b bilangan bulat
a – b = c yang berarti b + c = a
kesimpulannya adalah bahwa a – b = c jika dan hanya jika a = b + c.
Contoh : (-2) – 3 = -5 sebab 3 + (-5) = 2
3. Operasi Perkalian
Operasi perkalian bilangan bulat adalah hasil kali dua bilangan bulat yang berlainan tanda
( + atau - ) adalah bilangan bulat negatif, dan hasil kali dua bilangan bulat yang bertanda sama
adalah bilangan bulat positif.
b. Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif.
c. Hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif.
(-a) x b = -ab atau (-) x (+) = (-)
Contoh: -3 x 6 = -18
Soal : -2 x 5
Jawab:
d. Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif
(-a) x (-b) = ab atau (-) x (-) = (+)
Artinya, hasil perkalian suatu bilangan bulat dengan 1 atau sebaliknya, akan menghasilkan
bilangan itu sendiri.
8. Sifat Ketergandaan
Untuk setiap bilangan bulat a, b, c jika a = b , maka a.c = b.c
9. Sifat konselasi
Untuk setiap bilangan bulat a,b, c jika ac = bc dan c 0 , maka a =
Teorema Operasi Perkalian
Jika a bilangan bulat, maka (-1) a = -a
4. Operasi Pembagian
Operasi bilangan bulat di definisi sebagai berikut:
“jika a dan b bilangan bulat dengan b ≠ 0, maka a dibagi b di tulis a : b , ialah bilangan bulat x
yang bersifat b.x = a”.
a. Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
(+) : (+) = (+)
b. Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, atau sebaliknya adalah
bilangan bulat negatif.
c. Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.
(-) : (-) = (+)
Contoh: (-18) : (-3) = 6
3. Pembagian dengan bilangan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a, maka:
a : 0 tidak terdefinisikan
0:a=0
4. Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan sifat asosiatif
a : b tidak sama dengan b : a
(a : b) : c tidak sama dengan a : (b : c)
a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat dengan a, b, c bukan 0 dan 1.
Contoh:
1). 8 : 2 tidak sama dengan 2 : 8
4 tidak sama dengan 1/4
2). (16 : 4) : 2 tidak sama dengan 16 : (4 : 2)
4 : 2 tidak sama dengan 16 : 2
2 tidak sama dengan 8
Contoh; 2 = Jawab: 2 x 2 = 4
3 3x2 6
Soal : 2
3
Jawab :