Anda di halaman 1dari 25

STOMATITIS ALERGI KONTAK: LAPORAN KASUS DAN REVIEW

ABSTRAK
Stomatitis alergi kontak merupakan lesi yang seringkali terabaikan oleh klinisi karena
tanda dan gejala yang mirip dengan lesi oral lainnya. Diagnosis yang akurat akan membantu
untuk memberikan perawatan yang tepat dan mencegah rekurensi. Laporan kasus: Seorang
siswa laki-laki berusia 27 tahun di India Selatan ditemukan lesi multiple erosi eritematosa
yang melibatkan mukosa mulut tidak berkeratin. Pasien mengungkapkan bahwa lesi yang
sama sebelumnya pernah terjadi, oleh karena pasien memakan makanan yang mengandung
penyedap rasa. Berdasarkan riwayat dan gambaran klinis, ditetapkan diagnosis stomatitis
alergi kontak dan lesi berhasil diobati dengan antihistamin secara topical dan sistemik.1

Kata kunci: Stomatiti alergi kontak, oral mukosa, antihistamin

PENDAHULUAN antara allergen dengan kulit. Sel T memori


Stomatitis alergi kontak merupakan diaktifkan segera setelah paparan awal.
kelainan langka, dimana klinisi banyak Pada paparan ulang yang sama, akan
tidak mengenalnya. Terdapat berbagai alergen terjadi reaksi hipersensitivitas tipe
macam zat yang diketahui menimbulkan IV. Reaksi ini mungkin tertunda
reaksi mukosa mulut. Penyedap, pengawet setidaknya 48 jam dan gambaran klinis
dan dental material adalah penyebab dapat bervariasi, tergantung pada tingkat
paling umum untuk terjadinya reaksi alergi keparahan reaksi.1
/ hipersensitivitas terhadap mukosa mulut.
Penyedap dan pengawet yang digunakan LAPORAN KASUS
dalam suatu produk kesehatan dan Mahasiswa pascasarjana gigi
makanan, dapat meningkatkan risiko berusia 26 tahun datang dengan keluhan
reaksi hipersensitivitas.1 nyeri pada intraoral dan ada lesi diffus
Sebelumnya paparan alergen eritematosa selama tiga hari. Pasien
sangat penting untuk mendiagnosis pertama kali mengalami ketidaknyamanan
stomatitis alergi kontak. Sensitisasi di mukosa bukal kiri empat hari yang lalu.
biasanya terjadi melalui kontak alergen Hari berikutnya lesi eritematosa dan nyeri
dengan mukosa mulut. Walaupun jarang, di sebelah kiri mukosa bukal, diikuti oleh
sensitisasi juga dapat terjadi jika kontak lesi pada bagian anterior ventral lidah,

1
palatum molle, mukosa bukal kanan dan stomatitis aphthous rekuren minor, hal itu
mukosa labial bawah. Pada pasien terdapat terjadi sekitar dua tahun yang lalu dan
kesulitan dalam menyikat gigi, berbicara ditandai dengan lesi oral multiple yang
dan sensasi terbakar selama makan, menyakitkan setelah mengkonsumsi
kemudian diberikan 2% benzocaine gel makanan tertentu, sejak saat itu pasien
yang diaplikasikan 3-4 kali setiap sehari menghindari makan makanan tersebut.
sebelum makanan1 Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan
Pada pemeriksaan intraoral klinis, diagnosis sementara pada pasien
menunjukkan karies gigi 26, restorasi glass adalah stomatitis alergi. 1
ionomer semen (GIC) Kelas I di gigi 46,
inklinasi buccal gigi 18 dan 28. Eritema
diffus melibatkan seluruh palatum molle,
tanpa meluas ke palatum durum
(Gambar.1). Permukaan ventral anterior
lidah berwarna merah terang dengan
sedikit plak keputihan, diduga karena
nekrosis (Gambar.2). Pada labial mukosa
bawah terdapat zona eritema yang Gambar 1. Diffuse eritema di palatum
irregular. Terlihat lesi berbetuk oval, molle
irregular dengan ukuran besar berwarna
merah terang dikelilingi oleh edema
keputihan meluas sampai ke anterior pada
mukosa bukal sisi kanan (Gambar.3) dan
kiri (Gambar.4). Mukosa berkeratin seperti
palatum durum, gingiva dan dorsum lidah
tidak terlibat. 1
Anamnesis lebih lanjut pada pasien
tidak ada riwayat pemakaian atau
pergantian produk oral hygiene, akhir-
akhir ini pasien tidak melakukan Gambar 2. Lesi erosive di permukaan

perawatan gigi ataupun penggunaan obat. ventral lidah

Pasien mengingat sebelum lesi terbentuk,


pasien makan di restoran 2-3 hari yang
lalu. Pasien juga memiliki riwayat

2
meringankan gejala. Selama follow up
empat hari, sebagian besar lesi awal telah
sembuh tanpa sikatrik (Gambar.5-8).
Terlihat adanya peningkatan pigmentasi
ringan pada mukosa bukal. Ditemukan
adanya dua lesi baru, yang sebelumnya
tidak ditemukan saat pada pemeriksaan
awal, pada kedua sisi kiri dan kanan di
mukosa bukal, yang letaknya berdekatan
Gambar 3. Lesi eritema di mukosa bukal dengan caninus dan premolar atas
kanan (Gambar.9 dan 10). Lesi pasien adalah lesi
eritematosa, dengan ukuran 2 × 1 cm
disertai dengan plak nekrotik keputihan.
Pasien dianjurkan untuk melanjutkan obat
yang sama selama tiga hari kedepan,
setelah di follow up lebih lanjut semua lesi
oral sembuh. 1

Gambar 4. Lesi eritema di mukosa bukal


kiri

TATALAKSANA
Pasien disarankan untuk
menghindari makanan yang mengandung
pengawet dan penyedap. Pasien diberikan Gambar 5. Palatum molle - 4 hari setelah
obat berupa tablet Cetirizine hydrochloride terapi
10 mg diminum sebelum tidur, pasien juga
diberi obat berupa sirup diphenhydramine
hydrochloride 5 ml dicampur dengan
cairan antasida sebanyak 5 ml, pasien
diinstruksikan menghisap dan menelan
obat sirup tersebut 3-4 kali sehari, untuk

3
Gambar 6. Permukaan ventral lidah - 4 Gambar 9. Lesi mukosa bukal kanan,
hari setelah terapi selama pemeriksaan lanjutan

Gambar 10. Lesi vestibular labial kiri,


Gambar 7. Mukosa bukal kanan - 4 hari selama pemeriksaan lanjutan
setelah terapi
DISKUSI
Stomatitis kontak adalah
peradangan mukosa mulut disebabkan oleh
faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut
dapat bertindak sebagai iritan atau agen
alergi. Beberapa faktor eksternal tersebut
adalah dental material, produk kebersihan
mulut, pengawet dan penyedap dalam
Gambar 8. Mukosa bukal kiri- 4 hari
makanan. Mukosa mulut lebih jarang
setelah terapi
untuk terkena reaksi alergi, jika
dibandingkan dengan kulit, meskipun
terkena berbagai macam rangsangan
antigenik. Hal ini dapat dikaitkan dengan

4
biologis dan perbedaan fisiologis antara adanya hubungan penyebab dan akibat
keduanya. Saliva bertindak sebagai dapat dengan mudah diketahui. 1
pelarut, mencairkan dan juga mencerna Lesi kronis biasanya
potensial alergen dan membantu memperlihatkan area yang eritema, edema,
membatasi durasi dan jumlah molekul deskuamasi dan kadang-kadang ulserasi.
yang kontak pada mukosa mulut. Selain itu, stomatitis alergi kontak juga
Keratinisasi yang terbatas membuat ikatan bisa sebagai erosi dengan permukaan kasar
hapten lebih sulit dan terbatasnya jumlah dan batas irreguler, sering dikelilingi oleh
sel antigen di mukosa mulut dapat halo eritema. Lesi ini mungkin bisa
mengurangi kesempatan mengenal dibedakan dari lesi ulser aphthous dan lesi
antigen. Iritan dan alergen yang kontak lainnya selama pemeriksaan klinis. Erosi
dengan mukosa mulut dihilangkan lebih juga bisa disebabkan oleh trauma yang
cepat karena vaskularisasi lebih tinggi dan timbul dari gesekan antara gigi atau
tingkat pembaharuan epitel lebih cepat restorasi gigi yang tidak baik atau
daripada keratin kulit. 1 irreguler. Luka bakar dari makanan panas,
Balsam of peru, kayu manis, radiasi dan bahan kimia juga menyebabkan
sinamat aldehida, menthol, peppermint dan erosi. 1
eugenol adalah beberapa jenis penyedap Oleh karena itu, penting untuk
makanan yang paling sering menyebabkan memperoleh riwayat yang lengkap dan
alergi. Reaksi ini dapat berupa akut atau untuk membandingkan pathosis lain
kronis. Gambaran klinis bervariasi dengan lesi yang serupa (Tabel.1). Tes
berdasarkan sifat reaksi, tipe letak alergen patch mukosa mulut sulit dilakukan dan
dan durasi kontak. Pasien dengan lesi akut dapat menghasilkan hasil false negatif.
akan merasakan gejala panas atau Beberapa kondisi umum yang tampak
kemerahan. Vesikel jarang terlihat dan jika sebagai lesi erosive pada mukosa mulut
ada pecah dalam waktu singkat setelah tercantum dalam Tabel.1. 1
terbentuk. Beberapa pasien mungkin Identifikasi dan eliminasi alergen
mengalami edema, sakit atau sensasi yang memicu reaksi alergi perlu segera
menyengat. Lesi alergi kontak terjadi diterapi, untuk mencegah terjadinya
secara langsung di lokasi paparan agen rekurensi. Bila tidak tepat, maka tes patch
penyebab. Lesi akut berkembang segera pada kulit mungkin berguna. Setelah
setelah terpapar antigen; diagnosis segera stimulus antigen dihilangkan dengan
ini menjadi mudah ditegakkan karena sempurna, maka lesi dapat membaik.
Antihistamin, anestesi topical dan

5
kortikosteroid topikal adalah agen penggunaannya sebagai bahan untuk
farmakologis yang sering digunakan. produk-produk tertentu, senyawa ini
Penggunaan suspensi antihistamin dengan digunakan pada konsentrasi yang lebih
metode hisap dan telan memberikan tinggi dalam pasta gigi antitartar untuk
keuntungan pada kondisi lokal dan menutupi rasa pahit pirofosfat. Produk
sistemik. Beberapa agen ini mungkin tidak lain, seperti formaldehida, akrilik yang
dapat ditoleransi bila ada breach mukosa digunakan dalam pembuatan gigi palsu
(kerusakan berat pada mukosa). Oleh dan beberapa logam termasuk nikel, emas,
karena itu, antasida termasuk obat yang dan merkuri yang digunakan dalam
diberikan didalam resep. 1 amalgam gigi juga dapat menyebabkan
stomatitis kontak. Amalgam dapat
Tabel.1 Diagnosis banding menyebabkan tanda dan gejala klinis yang
Pemphigus Lupus erytematus menyerupai oral lichen planus, tetapi jika
Pemphigoid Sifilis ada bentuk alergi kontak ini, lichenoid
Lichen planus Frinction-induced terhadap amalgam harus didiagnosis. 2
Reaksi obat Stomatitis kontak Mekanisme
Erytema multiform Erymatus
Stomatitis alergi kontak adalah
candidiasis
reaksi hipersensitif (tipe IV) yang
sebelumnya sensitive terhadap alergen.
PEMBAHASAN Terjadi karena mengalir ke dalam seluler

Definisi yang terlibat, stomatitis kontak tidak


menjadi jelas sampai beberapa jam atau
Stomatitis alergi kontak merupakan
bahkan berhari-hari setelah terpapar
gangguan mulut, hanya sedikit diketahui di
antigen; maka istilah "reaksi
kalangan dokter gigi. Stomatitis Alergi
hipersensitivitas tertunda." Proses alergi
kontak dapat disebabkan oleh berbagai zat,
berkembang dalam 2 fase: fase induksi,
termasuk senyawa aromatik ditemukan
sistem kekebalan terhadap alergen, dan
dalam permen karet dan pasta gigi, yang
fase ektor, di mana respons imun dipicu. 2
paling umum adalah carvone, minyak
atsiri spearmint, minyak atsiri mentol, dan Alergen adalah molekul untuk

minyak atsiri kayu manis. Zat ini juga menyerap epitel mukosa dan mengikat

digunakan dalam es krim, minuman, protein epitel. Alergen terbentuk memiliki

permen, dan obat kumur. Selain sifat imunogenik tertentu. Pada fase

6
induksi, pada kontak pertama dengan pembersihan mukosa secara konstan dan
antigen, ini difagositosis oleh sel khusus mengurangi waktu kontak dengan zat
(makrofag) pada permukaannya dan alergenik. Kedua, tingginya tingkat
bermigrasi ke arah ganglia regional. vaskularisasi mukosa menyebabkan
Kemudian dikenali oleh kelompok limfosit penyerapan antigen yang cepat, yang
spesifik, sel T helper, yang kemudian selanjutnya mengurangi kontak jangka
memasuki fase stimulasi dan pembelahan, panjang dengan zat-zat ini. 2
yang selanjutnya menghasilkan 2 jenis
Gambaran klinis
limfosit T lainnya: memori dan sitotoksik
limfosit T. Memori T limfosit kemudian Gambaran klinis stomatitis alergi

distimulasi kontak dengan antigen, dan kontak sangat bervariasi dan termasuk

siklus dimulai lagi. Limfosit ini tetap ada edema tissular, eritema, ulseratif,

dalam tubuh seumur hidup, respons imun hiperkeratosis dalam bentuk plak atau

yang lebih agresif dan lebih cepat akan striasi, deskuamasi, dan vesikel. Salah satu

dipicu kapanpun antigen ditemukan lagi. dari ciri-ciri, dapat disertai rasa sakit

Siklus dikendalikan oleh beberapa sitokin, dengan atau tanpa sensasi terbakar.

yang memperkuat limfosit T, mendukung Biasanya muncul di lokasi yang

proliferasi dan mengaktifkan makrofag. 2 bersentuhan langsung dengan agen


penyebab. Tampilan klinis tergantung pada
Fase ektor dimulai ketika sitotoksik
waktu ekposure, konsentrasi agen
limfosit T (sel CD8 +) yang diproduksi
penyebab dan jenis exposure. Sebagai
dalam fase pertama melepaskan sitokin
contoh, pada pasien hipersensitif, memakai
untuk merekrut dan mengaktifkan limfosit
prostesa gigi yang dapat dilepas akan
T pembantu (sel CD4+) dari sirkulasi
mempengaruhi mukosa palatina atau ridge
perifer. Sitotoksik limfosit T berikatan
alveolar, penggunaan permen karet dapat
dengan sel epitel dan menyebabkan
memiliki efek yang lebih besar pada
2
kematian sel.
permukaan lateral lidah atau mukosa
Meskipun ada banyak zat alergenik bukal, dan penggunaan obat kumur atau
dan telah terpapar zat tersebut, diyakini pasta gigi dapat mempengaruhi lebih
lingkungan rongga mulut spesifik banyak area rongga mulut. 2
menghambat reaksi hipersensitivitas, ini
Gambaran Mikroskop
menjelaskan mengapa tidak terlihat. Dua
mekanisme khusus menjelaskan Stomatitis alergi kontak

pengamatan ini. Pertama, air liur sebagai bermanifestasi terutama melalui

7
hyperorthokeratosis, acanthosis, atau perivaskular dalam infiltrat dapat diamati
atropi, yang semuanya dapat disertai (panah). Hematoxylin dan eosin.2
dengan penurunan cairan lapisan basal dari
Terapi
epitel yang terkena. Kadang-kadang
diamati eksositosis dan spongiosis Terapi stomatitis alergi kontak

neutrofilik. Area yang mengalami ulserasi menghilangkan agen alergenik, sifat

yang ditandai oleh eksudat brinopuruen alergeniknya dapat muncul kembali pada

dan akut pada saat inflamasi mungkin lesi inflamatory reintroduksi. Hilangnya

muncul. Area super jaringan ikat infeksi lesi sepenuhnya bisa memakan waktu

kronis yang terutama terdiri dari limfosit hingga 2 minggu. Pasien yang mengalami

dan plasmosit dan kadang-kadang dalam gejala lebih parah mungkin memerlukan

pita yang menyerupai lichen planus oral kortikosteroid topikal dalam bentuk obat

tetapi meluas lebih dalam ke jaringan. kumur, salep atau gel untuk mempercepat

Limfositik perivaskular dalam juga dapat penyembuhan. 2

ditemukan, disertai dengan plasmosit dan Diagnosis banding


eosinofil. Yang terakhir ini juga dapat
1. Pemfigus
diamati pada jaringan ikat superkial. 2
2. Pemphigoid
3. Lichen planus
4. Reaksi obat
5. Erytema multiform
6. Lupus erytematus
7. Sifilis
8. Stomatitis kontak
9. Kandidiasis erytematus

1. Pemfigus
Gambar: fragmen inflamasi mirip pita a. Definisi
limfositik yang dominan pada infiltrate Pemfigus termasuk dalam
yang terletak langsung di bawah epitel dan kelompok penyakit autoimun
melekat pada lapisan sel basal. Eosinofil pada kulit dan mukosa membran.
dan plasmosit diamati pada magnifikasi Termasuk dalam kelompok ini
yang lebih tinggi (tidak ditunjukkan). adalah pemfigus vulgaris (PV),
Lebih dalam di jaringan ikat, limfositik penyakit bulosa yang melibatkan

8
kulit dan mukosa membran, yang b. Gambaran klinis
mungkin berakibat fatal jika tidak
Pemeriksaan intraoral menggambarkan
diobati dengan agen
eritema pada gingiva (Gambar 1); lesi
imunosupresif yang tepat. Deteksi
ulser terlihat pada pipi dan mukosa palatal
sirkulasi antibodi terhadap
(Gambar 2) dan permukaan ventral lidah
permukaan keratinosit
(Gambar 3), dan juga pada mukosa
menunjukkan bahwa PV adalah
orofaringeal. Tidak ada tanda-tanda
penyakit autoimun.3
keterlibatan kulit yang ada kecuali erosi
Faktanya, Pasien dengan
pada mata.3
PV memproduksi autoantibodi
IgG untuk melawan desmoglein 3
(antigen PV), desmoglein 3
adalah glikoprotein trans
membran yang memediasi adhesi
sel. Walaupun mekanisme yang
terjadi belum diketahui secara
pasti, namun secara teoritis Gambar: lesi pemphigus pada gingiva3
autoantibodi memproduksi
perubahan allosteric di dalam
desmoglein, merusak kemampuan
adhesinya dan meningkatkan
aktifitas plasmin pada area
tersebut, memproduksi degradasi
sel dan acantholysis. Komplemen
mungkin teraktifvasi saat proses
ini. Secara karakteristik lesi PV
Gambar: lesi pemphigus pada mukosa
biasanya bermula di mukosa oral,
palatal3
diikuti dengan munculnya lesi
pada kulit beberapa bulan
kemudian.

9
0,1%) disertai dengan gel anestesi lokal.
Pasien diinstruksikan untuk menggunakan
sikat lembut untuk menyikat gigi. Selain
itu, obat kumur antijamur diberikan untuk
mencegah infeksi jamur sekunder.
Gambar: lesi pemphigus pada lventral
Beberapa saat setelah dimulainya terapi
lidah3
kortikosteroid, scaling dan root planing
baik dilakukan. 3
c. Terapi
Pasien menjalani diet tanpa makanan
Pasien diberikan hanya yang memiliki
pedas atau alkohol, dan juga dianjurkan
keterlibatan oral yang terisolasi, mulai
mengikuti program konseling anti-
diberikan kortikosteroid sistemik
merokok. Pasien menjalani pemeriksaan
(prednisolon 1 mg / kg / hari). Dosis awal
rutin untuk mengendalikan penyakit dan
ini ditingkatkan hingga 2 mg / kg / hari,
kebersihan mulutnya setiap bulan selama 3
yang memberikan perbaikan dalam waktu
bulan pertama, dan kemudian setiap 6
2 minggu.3
bulan. 3
Perawatan oral terdiri dari program
Selama 1 tahun terakhir, prednisolon
kebersihan mulut yang intensif dengan
telah diturunkan hingga 10 mg / hari. Saat
prosedur non-trauma yang tepat, untuk
ini, pasien menggunakan terapi
mendapatkan standar kebersihan mulut
kortikosteroid sistemik dosis rendah harian
yang terbaik. Pada awal perawatan, pasien
(prednisolon), pasta oral steroid topikal
disarankan untuk tidak menggunakan obat
(triamcinolone acetonide 0,1%), dan obat
kumur yang beralkohol untuk menghindari
penunjang. 3
3
kerusakan pada mukosa bukal.

Teknik menyikat ‘colorimetric’ juga


direkomendasikan, menggunakan detektor 2. Pemphigoid
plak cair, untuk mengidentifikasi area a. Definisi
dengan risiko terbesar di mulut dan untuk Kelompok penyakit
kontrol plak yang efektif. 3 pemfigoid ditandai oleh blister
subepidermal oleh karena
Pasien diinstruksikan untuk
kerusakan induksi-autoantibodi
menggunakan pasta oral steroid topikal
dari komponen ikatan dermal-
dua kali sehari (triamcinolone acetonide
epidermal kompleks. Penyakit

10
pemphigoid termasuk pemphigoid  Terapi
bulosa (BP), pemphigoid Pemberian terapi pada
membran mukosa (MMP), pemfigoid bulosa
pemphigoid gestationis (PG), berdasarkan atas luasnya
dermatosis IgA linier (LAD), lesi yang terbentuk. Pada
lichen planus pemphigoid (LPP), pemfigoid bulosa dengan
dan pemphigoid anti-p200.4 lesi yang terbatas dapat
diberikan hanya steroid
b. Gambaran klinis dan terapi topikal saja. Pada lesi
 Pemphigoid bulosa (BP) yang luas dapat
 Gambaran klinis ditambahkan pemberian
Pemfigoid bulosa sering kostikosteroid sistemik.4
terdapat pada orang
 Pemphigoid membran
berusia antara 75 dan 81
mukosa (MMP)
tahun. Sebelum blaster
 Gambaran klinis
timbul, biasanya
Mukosa mulut adalah
didahului oleh tahap
tempat yang paling
prodromal, non-bulosa,
umum terkena diikuti
eczematosa, papular dan
penyakit mata. Ini
atau lesi urtikaria
mungkin juga melibatkan
ditemukan selama
hidung, faring, laring,
beberapa minggu atau
esofagus, dan anogenital.
bahkan bulan.4
Jaringan parut progresif
berpotensi menyebabkan
komplikasi serius, seperti
kebutaan atau sesak
napas.4

Gambar: blaster dan


erosi eritematosa
pada lengan4

11
kulit sering mulai di
sekitar umbilikus dan
kemudian menyebar ke
perut dan paha. PG
sering muncul sebagai
penyakit nonbullous

Gambar: Keterlibatan mata dengan disertai lesi

dengan pembentukan eczematosa, lesi yang

symblepharon. 4 mirip seperti eritema


multiforme atau papula
 Terapi dan plak eritematosa. 4
Lesi ringan pada mukosa
mulut dan kulit dapat diobati  Terapi
dengan glukokortikoid topikal Dalam kasus yang
atau inhibitor kalsineurin topikal lebih ringan, penggunaan
yang dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal
kebersihan mulut yang baik. kombinasi dengan
Untuk lesi yang lebih parah antihistamin oral. Dalam
pada pasien berisiko rendah, kasus yang lebih parah,
pengobatan awal mungkin pemberian prednisolon
dapson (1,0 - 1,5 mg / kg / hari) dengan dosis awal 0,3-
dan prednisolon (0,5-1,0 mg / kg 0,5 mg / kg / hari.4
/ hari). 4

 Dermatosis IgA linier (LAD)


 Pemphigoid gestationis  Gambaran klinis
(PG) LAD menunjukkan lesi
 Gambaran klinis vesicobullus pada kulit dan
PG biasanya muncul permukaan mukosa,
selama trimester kedua kadang-kadang membentuk
atau ketiga kehamilan vesikel atau blaster
atau periode pasca sehingga lesi baru yang
persalinan dengan erupsi muncul di pinggiran lesi
urtikaria pruritus, erupsi lama. 4
papulovesicular. Lesi

12
erythromycin, colchicine,
fludxacillin, IVIG, dan
immunoadsorption telah
berhasil diberikan.4

 Lichen planus pemphigoid


(LPP)
Gambar: Lesi mirip eritema
 Gambaran klinis
multiforme dengan blister
Kebanyakan pasien dengan
mengelompok pada
LPP memiliki khas plak
proksimal ekstremitas
atau papula lichen planus
bawah.4
pada awalnya, setelah
berminggu-minggu hingga
 Terapi
berbulan-bulan timbul
Lesi kulit pada LAD
vesikel dan blaster, berbeda
umumnya merespons ketika
dengan bulosa lichen
diobati dengan dapsone.
planus, lesi lichenoid. 4
Karena dapsone dapat
menyebabkan anemia
hemolitik, penurunan nilai
hemoglobin atau
methemoglobinemia,
defisiensi dehidrogenase
glukosa-6-fosfat. Pengobatan
alternatif adalah
Sulfapyridine, biasanya
Gambar: Plak dan blister di kaki. 4
diberikan dengan dosis 15-60
mg / kg / hari. Beberapa
pasien mungkin memerlukan  Terapi

prednison dosis rendah pada Penting untuk merawat

awalnya untuk menekan lichen planus yang ada

pembentukan blister. Pada untuk menghindari

pasien yang tidak imunostimulasi lebih lanjut.


Dalam penelitian
memberikan reaksi

13
Kapsperkiewicz M, et al yang cepat terhadap
(2012) acitretin telah kortikosteroid kelas IV dan
terbukti berhasil. dapson topikal (1,0–1,5 mg /
Sebaliknya, terapi yang kg / hari). Dalam kasus yang
dilakukan sama dengan lebih parah, prednisolon (0,5
terapi BP. 4 mg / kg / hari) dapat
ditambahkan.4
 Pemphigoid anti-p200
 Gambaran klinis 3. Lichen planus
Pasien dengan pemfigoid a. Definisi
anti-p200 biasanya Lichen planus adalah respons
mengalami blaster dan imun abnormal di mana sel-sel
erupsi urtikaria, kadang- epitel diakui sebagai agen
kadang disertai rasa gatal, asing, sekunder terhadap
sangat mirip dengan BP. perubahan antigenisitas
Biasanya, pasien dengan permukaan sel. Lichen planus
pemfigoid anti-p200 hanya memiliki berbagai manifestasi
dapat dibedakan secara oral, bentuk reticular menjadi
klinis dari BP dengan usia yang paling umum.5
mereka yang jauh lebih
muda dengan rata-rata 61 b. Gambaran klinis
tahun pada saat diagnosis. 4  Retikular OLP
Bentuk reticular adalah
jenis OLP yang paling
umum. Ini muncul sebagai
line keratotik putih
Gambar. Blister dan erosi (dikenal sebagai striae
pada pergelangan tangan.4 Wickham) dengan batas
eritematosa. Striae
 Terapi biasanya terletak bilateral
Pemfigoid anti-p200 dapat pada mukosa bukal,
diobati dengan cara yang mukobukal fold, gingiva
serupa dengan BP dan dan lebih jarang pada
biasanya menunjukkan respons lidah, palatum dan bibir.

14
Varian OLP reticular yang melibatkan dorsum
bentuk seperti plak, yang lidah.5
secara klinis menyerupai
leukoplakia tetapi  Erosif OLP
distribusi multifokal. Lesi OLP Erosive adalah tipe
seperti plak ini pada area kelompok ke 2 yang paling
yang halus, rata hingga sering. OLP Erosive
area yang tidak teratur dan meruapakan campuran dari
tinggi. Varian ini eritematosa dan ulserasi
umumnya ditemukan pada yang dikelilingi oleh striae
dorsum lidah dan mukosa keratotik yang radiating
bukal. Bentuk reticular dan (memancarkan). Ketika
varian seperti plak OLP erosif melibatkan
biasanya tidak jaringan gingiva yang
menunjukkan gejala.5 melekat disebut gingivitis
deskuamatif. Pasien
dengan bentuk OLP ini
sering datang dengan
gejala mulai dari nyeri
episodik hingga
ketidaknyamanan yang
Gambar: Retikuler lichen parah yang dapat
planus oral yang mengganggu fungsi
melibatkan mukosa bukal. pengunyahan normal. 5
Sejumlah garis keratotik
putih tampak jelas. 5

Gambar: Reticular oral


Gambar: Erosif lichen
lichen planus varian tipe
planus oral melibatkan
plak dengan area erosif

15
mukosa bukal. Kondisi ini atau 0,05% betametason valerat
ditandai dengan area gel, 0,05% gel fluocinonide,
eritematosa dan area 0,05% salep atau krim
pseudomembran. 5 clobetasol butyrate, dan salep
triamcinolone acetonide 0,1%.
Pasien diinstruksikan untuk
menggunakan lapisan tipis
G kortikosteroid topikal yang
a diresepkan hingga 3 kali sehari,
m setelah makan dan sebelum
bar: Lichen planus oral tidur. 5
yang melibatkan
unattached gingiva. 5 4. Reaksi obat
a. Definisi
c. Terapi Stomatitis medicamentosa
Saat ini tidak ada obat untuk adalah reaksi sensitivitas
OLP. Kebersihan mulut yang setelah asupan sistemik dari
baik diyakini dapat mengurangi banyak obat-obatan dan bahan
keparahan gejala, tetapi bisa kimia dengan dosis normal,
sulit bagi pasien untuk tetapi tidak terkait dengan
mencapai tingkat kebersihan aktivitas farmakologis atau
yang tinggi selama periode toksisitas obat-obatan ini.
penyakit aktif. Pengobatan Reaksi ini jarang terjadi.6
yang segera ditujukan terutama
untuk mengurangi lama dan b. Gambaran klinis
beratnya gejala. Bentuk Tabel: Reaksi obat6
reticular dan plak asimptomatik Reaksi Obat
dari OLP tidak memerlukan
Hiperplasia Phenytoin,
intervensi farmakologis. 5
gingiva Nifedipine
Kortikosteroid topikal dapat
ditunjukkan untuk mengobati Reaksi D-penicillamine
lesi dengan gejala ringan lichenoid
sampai sedang. Pilihan 0,05% Black hairy Antibiotik,
clobetasol propionate gel, 0,1%

16
tongue griseofulvin kortikosteroid atau
antihistamin. 6
Thrush Antibiotic,
kortikosteroid
5. Erytema multiform
Ulseratif Aspirin, a. Definisi
oral NSAIDS, Lesi ini reaksi hipersensitivitas
antimetabolite yang melibatkan limfosit T

Enamel Fluoride, sitotoksik dalam epitel yang

staining tetracycline menyebabkan nekrosis sel


fokal. Klasifikasi klinis EM
Rasa metal Metronidazole,
biasanya didasarkan pada
griseofulvin
keparahan kondisi, eritema
Xerostomia Antihistamin, multiform minor di mana lesi
anticholinergics, melibatkan satu membrane
tranquilzer, mukosa dengan lesi target pada
antidepresan kulit dan eritema multiformis
mayor dimana lesi melibatkan
dua atau lebih membran
c. Terapi
mukosa (oral, genital,
Kunci keberhasilan
konjungtiva, nasal) dengan lesi
penatalaksanaan dari reaksi
kulit yang lebih parah.7
hipersensitif obat adalah
identifikasi dini lesi dan
b. Gambaran klinis
penarikan segera obat. Obat
Tidak adanya lesi target kulit
dapat diganti dengan obat lain
yang khas, dengan aspek klinis
dengan efek yang sama. Tanda-
berupa krust, erosi, eritema,
tanda akut dihilangkan dengan
dan bula dapat menyerupai
pemberian antihistamin. Untuk
penyakit radang mulut lainnya
reaksi lokal, steroid topikal
seperti kelainan blister
sangat membantu. Reaksi yang
autoimun. Serangan yang cepat,
parah dengan keterlibatan
resolusi spontan, aspek
sistemik membutuhkan
berulang dari serangan dan
perawatan di rumah sakit dan
keterlibatan mukosa bibir dan
pemberian epinefrin parenteral,

17
vermillon adalah kriteria yang kasus di mana asiklovir gagal,
paling tepat dari EM oral. 7 valaciclovir 500 mg atau
famciclovir 500 mg dua kali
sehari atau selama 6 bulan
mungkin juga ditentukan. 7

6. Lupus erytematus
a Definisi
Sistemik lupus eritematosus
Gambar: Krusta cheilitis dari
(SLE) adalah penyakit kolagen-
mukosa labial7
vaskular autoimun, yang
melibatkan sistem mukokutan,
muskuloskeletal, dan pembuluh
darah yang ditandai dengan
manifestasi klinis yang
bervariasi, sehingga diperlukan
pendekatan multidisiplin yang
Gambar: Pembengkakan dan kemerahan komprehensif. Manifestasi oral
pada mukosa labial7 SLE meliputi ulkus mulut lesi
discoid, lichen planus-like
c. Terapi
lesion, kandidiasis oral, dan
EM terapi antivirus dapat
xerostomia.8
direkomendasikan untuk
menghindari kekambuhan.
b Gambaran klinis
Tatnall dan al. telah
Deskripsi klinis lesi LE oral
membuktikan 400 mg dua kali
sangat bervariasi dalam setiap
sehari terapi acyclovir terus
penelitian yang berbeda. Istilah
menerus selama 6 bulan untuk
yang digunakan meliputi: lesi
mencegah serangan baru dan
diskoid oral, plak kronik, lupus
mendapatkan remisi lengkap
cheilitis, ulkus merah, plak
untuk kasus EM berulang.
ulseratif, area merah kerikil,
Pasien tanpa penyakit herpes
lesi honey comb, lesi keratotik,
simpleks juga bebas penyakit
plak keratotik putih, lesi
setelah terapi antivirus. Dalam
purpurik dan eritema petechiae

18
palatal diffus. Dengan Sifilis merupakan penyakit
demikian, berbeda dengan LE kronis dan bersifat sistemik
kulit, tidak ada keseragaman yang disebabkan oleh
dalam mengklasifikasikan lesi Treponema palidum. Sifilis
LE oral. Selain itu, namun lebih dalam perjalanannya dibagi
membingungkan, ulserasi oral menjadi tiga stadium yaitu
pada pasien LE dalam waktu sifilis stadium primer, sekunder
lama dianggap sebagai tanda dan tersier. nterval antara
vaskulitis dan predictor dari stadium primer dan sekunder
penyakit sistemik yang parah.8
Majalah Kedokteran Bandung, Volume 50 No. 1, Maret 2018 63
berkisar dari beberapa minggu
A. moon face; B. coated tongue; C. oral ulcers at right buccal mucous; D. hard palate
Figure 2. Clinical Features in 41 Years Old Patient
sampai beberapa bulan. Interval
A B C D
antara stadium sekunder dan
tersier biasanya lebih dari satu
times a day, vitamin B12 50 mcg two times a day
times a day for a week, dexametason zalp three
tongue, and resolved of oral ulcer at buccal
The second patient still malar rash, the clean
tahun.9
Gambar: A. Moon face; B.
medicine is prednison 5 mg mouthrinse three
palate in the second patient. Treatment of oral
weeks therapy from oral medicine department.
and healing of oral ulcer at hard palate after 6
tongue, oral ulcers at buccal mucous and hard before, the ulcer at the buccal mucous still there
In Figure 2 we can see the malar rash, coated still had moon face, tongue more clean than
coasted tongue; C. ulkus pada
for a week, vitamin B12 and folic acid for 6 weeks.
prednison mouthrinse 5 mg , three times a day
There sultofthis ca sereportin thefirstpa tie
nt

Treatment from Oral Medicine Department is


oral ulcer at bucal mucous and hard palate.
Results b. Gambaran klinis
f
mukosa
irstpa tient,w efindthemoonf a ce
bukal
,
coa
tedtong ue
In the Figure 1 explain the examination of the
,
kanan;
absence of skin lesions.2,4,11
D.
sy stemicf lae s ofthedise a se.
6,9,10
as a sign of vasculitisrand predictors of severe
mucosa. These can occasionally be present in the
may not be symmetrically distributed in the
 Sifilis stadium primer
palatum keras8
patients have for a long time been considered
and yet more confusing,oral ulcerations in LE
macules, and erosions or ulcerations that mayor
macules, diffuse or palatal erythema, purpuric
clinical categorization is lacking. Additionally
in classifying oral LE lesions, and an adequate
clinical presentations: circumscribed red
sarevery common. There are many possible Lesi awal sifilis berupa
contrast to cutaneous LE, no uniformity exists lesions in the setting of systemically ill LE patient
and diffuse palatal petechial erythema. Thus, in since minflamatorycompone nt is sca rce. Oral
lesion, white keratotic plaques, purpuric lesions
pebbly red areas, honeycomb lesion, keratotic
cutaneous lesions tend to heal without scarring
result of ANA test was shows positive. These papul yang muncul di
lupus cheilitis, red ulcer, ulcerative plaques, changes and manifestations in other organs. The
c Terapi
include: oral discoid lesion, chronic plaque,
enormously in the different studies. Terms used
systemic LE, with its diagnostic serological
LE. These presentations almost always indicate
Clinical descriptions of oral LE lesions vary
prescribe for a week.
corresponding wide spread eruption and bullous
appe aredon thef aceofthepa tientf ig ure2A, a
daerah genitalia kisaran tiga
Meskipun pengobatan
day, and vitamin B12 50 mcg 2 times a day, all the
day, nystatin oral suspension four time 1 ml a
Thema la
re de ma lupus
tous butte rflyle
and folic acid 1 mg once a day for a week.
sion w as

minggu setelah kontak


saat ini telah meningkatkan
A. moon face; B. coated tongue; C. oral ulcers at right buccal mucous; D. hard palate
Figure 1 Clinical Features in 19 Years Old Patient at First Visite

A B C D seksual. Papul membesar


kelangsungan hidup secara
dengan ukuran 0,5 – 1,5 cm
dramatis, remisi yang
kemudian mengalami
berkepanjangan dan lengkap
Rita Wardhani dkk.: Oral Manifestations of Systemic Lupus Erythematous and Its Comprehensive Management: Two Case Reports ulserasi, membentuk ulkus.
ditetapkan dalam waktu 5 tahun
Ulkus sifilis yang khas
tanpa bukti klinis dan
berupa bulat, diameter 1-2
laboratorium penyakit aktif dan
cm, tidak nyeri, dasar ulkus
tidak ada pengobatan yang
bersih tidak ada eksudat,
tetap sulit bagi kebanyakan
teraba indurasi, soliter tetapi
pasien.8
dapat juga multipel. Hampir
sebagian besar disertai
7. Sifilis
pembesaran kelenjar getah
a. Definisi
bening inguinal medial

19
ulkus. Ulkus sifilis yang khas berupa bulat, beberapa minggu atau bulan, muncul gejala
diameter 1-2 cm , tidak nyeri, dasar ulkus sistemik berupa demam yang tidak terlalu
bersih tidak ada eksudat, teraba indurasi, tinggi, malaise, sakit kepala, adenopati, dan
soliter tetapi dapat juga multipel. Hampir lesi kulit atau mukosa. Lesi sekunder yang
sebagian besar disertai pembesaran terjadi merupakan manifestasi penyebaran
kelenjar getah bening inguinal medial Treponema pallidum secara hematogen dan
unilateral atau bilateral. 5,6,11 Gambaran limfogen. 13
unilateral
chancre sifilis primer atau
dapatbilateral.
9
dilihat pada  Sifilis
Manifestasi klinis sifilis sekunder
stadium tersier
gambar 3. dapat berupa berbagai ruam pada kulit,
selaput lendir, dan organSifilis
tubuh. tersier
Lesi kulitterdiri dari tiga
biasanya simetris, dapat berupa makula,
grup sindrom
papula, folikulitis, papuloskuamosa, dan yang utama
pustul, jarang disertai keluhan gatal. Lesi
dapat ditemukan di yaitu trunkusneurosifilis,
dan sifilis
ekstermitas, termasuk telapak tangan dan
kaki. Papul biasanya merah kardiovaskular,
atau coklat dan sifilis
kemerahan, diskret, diameter 0,5 – 2 cm,
umumnya berskuama tetapi benigna
kadang licin. lanjut. Pada
Lesi vesikobulosa dapat ditemukan pada
perjalanan
sifilis kongenital. 5,13,14 Gambaran lesi kulit penyakit
Gambar 3. Chancre sífilis primer pada penis.12
pada sifilis sekunder dapat dilihat pada
gambar 5.
neurosifilis dapat
Chancre sífilis primer sering terjadi
Gambar. Chancre sífilis primer Kondiloma lata merupakan istilah
pada genitalia, perineal, atau anus asimptomatik dan sangat
dikarenakan
9 penularan paling sering melalui untuk lesi meninggi (papul), luas, putih atau
pada penis
hubungan seksual, tetapi bagian tubuh yang abu-abu di daerah yang hangat jarang dan lembab.
terjadi. Sifilis
lain dapat juga terkena.5,6 Gambaran dapat dilihat pada gambar 6. Lesi
sifilis sekunder dapat muncul pada waktu
Ulkus jarangSekunder
Sifilis terlihat pada genitalia kardiovaskular
lesi sifilis primer masih ada. Diagnosis sifilis
disebabkan
eksterna wanita, karena lesi sering pada
vagina atau serviks. Dengan klinis
Manifestasi menggunakan
sifilis sekunder ditegakkan berdasarkan
karena nekrosis hasil aorta yang
spekulum, akan terlihat lesi di serviks pemeriksaan serologis yang reaktif dan
berupa erosi atau ulserasi
sekunder yang dalam.
dapat berupa pemeriksaan lapangan berlanjut gelap positif.ke katup. Tanda-
Tanpa pengobatan lesi primer akan sembuh Treponema pallidum banyak ditemukan
berbagai
spontan dalam waktu ruam
3 sampaipada kulit,
6 pekan. pada lesi selaput lendir atau tandabasahsifilis
seperti kardiovaskuler
Diagnosis banding sifilis primer yaitu ulkus kondiloma lata.5,6,9
mole yang selaput lendir, Haemophilus
disebabkan dan organ Ruam kulit padaadalah insufisiensi aorta
sifilis sekunder
ducreyi, limfogranuloma venereum, trauma sukar dibedakan dengan pitiriasis rosea,
tubuh. Lesi kulit biasanya atau aneurisma, berbentuk
simetris, dapat berupa kantong pada aorta torakal.
J MAJORITY | Volume 3 Nomor 7 | Desember 2014 |9

makula, papula, folikulitis, Bila komplikasi ini telah


papuloskuamosa, dan lanjut, akan sangat mudah
pustul, jarang disertai dikenal. Sifilis benigna
keluhan gatal. Lesi dapat lanjut atau gumma
ditemukan di trunkus dan merupakan proses inflamasi
ekstermitas, termasuk proliferasi granulomatosa
telapak tangan dan kaki. yang dapat menyebabkan
Papul biasanya merah atau destruksi pada jaringan
coklat kemerahan, diskret, yang terkena. Disebut
diameter 0,5 – 2 cm, benigna sebab jarang
umumnya berskuama tetapi menyebabkan kematian
kadang licin. Lesi kecuali bila menyerang
vesikobulosa dapat jaringan otak. Gumma
ditemukan pada sifilis mungkin terjadi akibat
kongenital. 9 reaksi hipersensitivitas
infeksi Treponema palidum.
Lesi sebagian besar terjadi

20
di kulit dan tulang. Lesi dievaluasi kembali secara klinis
pada kulit biasanya soliter dan serologis sesudah tiga
atau multipel, membentuk bulan pengobatan dengan
lingkaran atau setengah menggunakan uji VDRL.
lingkaran, destruktif dan Evaluasi kedua dilakukan
bersifat kronis, sesudah enam bulan, dan bila
penyembuhan di bagian ada indikasi berdasarkan hasil
sentral dan meluas ke pemeriksaan pada bulan ke
perifer. Lesi pada tulang enam tersebut, dapat dievaluasi
biasanya berupa periostitis kembali sesudah bulan ke-12
disertai pembentukan tulang untuk dilakukan penilaian
atau osteitis gummatosa kembali kondisi pasien dan
disertai kerusakan tulang. mendeteksi kemungkinan
Gejala khas ialah adanya reinfeksi. 9
pembengkakan dan sakit.
Lokasi terutama pada tulang
kepala, tibia, dan klavikula.9
8. Stomatitis kontak
c. Terapi a. Definisi
Tatalaksanaan sifilis dibagi Lesi stomatitis kontak
berdasarkan stadiumnya. berwarna merah atau putih
Pemberian antibiotik untuk yang terletak di mana kontak
pengobatan berdasarkan yang telah ditempatkan.10
stadium sifilis. Kondisi klinis Stomatitis kontak dapat dibagi
pasien perlu dinilai kembali menjadi dua jenis utama10:
dan diupayakan untuk  Stomatitis kontak
mendeteksi kemungkinan Iritan langsung akibat zat
terjadinya reinfeksi dalam iritasi pada mukosa, tetapi
periode tahun pertama sesudah deskuamasi kimiawi
pengobatan. Pasien sifilis dini sederhana. 10
yang telah mendapat  Stomatitis kontak alergi
pengobatan benzatin atau reaksi
benzilpenisilin dengan dosis hipersensitifitas
dan cara adekuat, harus Kontak yang dihasilkan

21
dari hipersensitif terhadap karbamid peroksida obat
komponen kontaminan. 10 kumur.10

b. Gambaran klinis c. Terapi


Stomatitis kontak umumnya Stomatitis kontak untuk kronis
terlihat pada dewasa karena terhadap zat, lesi akan sembuh
populasi pediatrik tidak sepenuhnya setelah
mungkin menggunakan pasta penghentian penggunaan
gigi yang beraroma kuat atau produk-produk tersebut. Jika
tembakau tanpa asap atau akut disebabkan oleh aspirin
terlibat dalam prosedur gigi. atau bahan-bahan kedokteran
Stomatitis kontak ringan hanya gigi, terapi topikal steroid
dapat menyebabkan pasien (seperti gel fluocinonide 0,05%
merasakan atau mengamati atau salep betamethasone
perubahan warna atau tekstur dipropionate 0,05%) dapat
mukosa, dan pasien mungkin membantu penyembuhan. 10
tidak melakukan perawatan
untuk kondisi ini. Contohnya 9. Kandidiasis erymatus
adalah lesi putih asimptomatik, a. Definisi
berkerut, terlihat pada Banyak penyebab yang
penggunaan tembakau tanpa mendasari 
 kandidiasis
asap atau keratosis reaktif yang
eritematosa. Lesi secara klinis
disebabkan oleh obat kumur. 10
lesi timbul eritema. Lesi sering
timbul pada lidah dah palatum.


 Berlainan dengan bentuk

kandidiasis pseudomembran,
Gambar: Stomatitis kontak: (a)
penderita kandidiasis
Perubahan ventral lidah yang
eritematosa tidak ditemui
putih dan tembus cahaya
adanya plak-plak putih.
dengan riwayat obat kumur
Tampilan klinis yang terlihat
10% karbamid peroksida. (B)
pada kandidiasis ini yaitu
ventral lidah, menunjukkan 40
daerah yang eritema atau
hari setelah penghentian 10%
kemerahan dengan adanya

22
sedikit perdarahan di daerah yaitu:
sekitar dasar lesi. Hal ini sering 1. Nistatin
dikaitkan terjadinya keluhan Nistatin merupakan obat
mulut kering pada pasien. Lesi lini pertama pada
ini dapat terjadi dimana saja kandidiasis oral yang
dalam rongga mulut, tetapi terdapat dalam bentuk
daerah yang paling sering topikal. Obat nistatin
terkena adalah lidah, mukosa tersedia dalam bentuk krim
bukal, dan palatum.11 dan suspensi oral. Tidak
terdapat interaksi obat dan
b. Gambaran klinis efek samping yang
Kandidiasis eritematosa dapat signifikan pada penggunaan
diklasifikasikan dalam tiga tipe, obat nistatis sebagai anti
yaitu11: kandidiasis. 11
 Tipe 1 2. Ampoterisin B

Inflamasi sederhana
Obat ini dikenal dengan
terlokalisir atau pinpoint
hyperemia. 11 Lozenge 
 (fungilin 10 mg)

 Tipe 2 dan suspensi oral 100


Eritematosa atau tipe mg/ml dimana diberikan
sederhana yang umum tiga sampai empat kali
eritema lebih tersebar dalam sehari. Ampoterisin
meliputi sebagian atau B menginhibisi adhesi dari
seluruh mukosa yang jamur kandida pada sel
tertutup gigi tiruan. 11 epitel. Efek samping pada
 Tipe 3 obat ini adalah efek
Tipe granular (inflamasi toksisitas pada ginjal. 11
papila hiperplasia) 3. Klotrimazol

umumnya meliputi bagian
Obat ini mengurangi
tengah palatum durum dan
alveolar ridge. 11 pertumbuhan 
 jamur

dengan menginhibisi
11
c. Terapi ergosterol.
Pengobatan kandidiasis oral

23
KESIMPULAN European Journal of Inflammation
13(1). 2015, Vol. 13(1) 53–57.
Stomatitis alergi kontak merupakan 4. Michael Kasperkiewicz, Detlef
Zillikens, Enno Schmidt.
lesi yang sebenarnya mudah dikenal, Pemphigoid diseases:
namun seringkali lesi lebih komplikasi dari Pathogenesis, diagnosis, and
treatment. Autoimmunity, February
yang dilaporkan. Gambaran klinis dan 2012; 45(1): 55–70.
histopatologis tidak selalu spesifik, oleh 5. Paul C. Edwards, Robert Kelsch.
Oral Lichen Planus:
 Clinical
karena itu, dibutuhkan anamnesis yang
Presentation and Management. J
teliti dan cermat penting untuk mengetahui Can Dent Assoc 2002; 68(8):494-
hubungan sebab-akibat. Biopsi mungkin 9.
6. Pravda C, Raghu Ganesh,
berguna tetapi tidak selalu penting untuk Koteeswaran, Stomatitis
dilakukan. Praktisi kesehatan harus Medicamentosa: A Case Report
with Review. Pravda et al., Oral
mempertimbangkan stomatitis alergi Hyg Health 2014, 2:2.
kontak sebagai diagnosis banding dari lesi 7. Amine Derbel, Aicha Zaghbani,
Adel Bouguezzi. Oral Erythema
oral nonspesifik sehingga dapat Multiforme: Report of Two Cases.
memberikan perawatan yang tepat dan Sch. J. Dent. Sci., 2017; 4(11):465-
470.
menghindari rekurensi. 8. Rita wardhani, Irna. Oral
Manifestations of Systemic Lupus
Erythematous and Its
DAFTAR PUSTAKA Comprehensive Management: Two
Case Reports. Majalah Kedokteran
1. P lokesh, t rooban, Joshua
Bandung, Volume 50 No. 1, Maret
elIZabeth, k umadeVI, k
2018.
ranganathan. Allergic Contact
9. Devi Putri Amalia Suryani, Hendra
Stomatitis: A Case Report and
Review of Literature. Indian Tarigan Sibero. SYPHILIS. J
Journal of Clinical Practice, Vol. MAJORITY.Volume 3 Nomor 7 .
22, No. 9, February 2012. Desember 2014.
2. Steve Tremblay, Sylvie Louise 10. Maryam Jessri, Hani Mawardi,
Avon. Contact Allergy to Camile S. Farah, and Sook-Bin
Cinnamon: Case Report. JCDA Woo. White and Red Lesions of
www.cda-adc.ca/jcda.June the Oral Mucosa. 
 Contemporary
2008.Vol. 74. No. 5. Oral Medic. Springer International
3. F Pettini,, A Ballini, S Capodiferro, Publishing AG: 2017.
S Cantore, N Cirulli,. Management 11. Luqmanul Hakim, Ricky
of oral pemphigus vulgaris: A case Ramadhian. Oral Candidiasis.
report and a clinical update. Majority, Volume 4: Nomor 8.
Desember 2015.

24
25

Anda mungkin juga menyukai