Anda di halaman 1dari 12

TEORI KONSUMSI

NAMA KELOMPOK :

1. ARDILA SORAYA
2. DINAR WIDIASTUTI
3. FAISAL SAPUTRA
4. INTAN PERMATASARI
5. RIBKA PITRIANI
6. MUHAMMAD AFNI
7. VANNY JULIANA

PENGHANTAR ILMU EKONOMI


Dra. Setiasih, MM
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan, rahmat dan
karuniaNYA penyusunan makalah sebagai tugas kuliah mata pelajaran Penghantar Ilmu
Ekonomi ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah tentang
“Teori Konsumsi”.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai Teori Konsumsi adapun merode yang kami ambil dalam penyusunan
makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis dan
kajian serta interview dari orang-orang yang berkompeten dengan tema makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan tidak lupa kami
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata
ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.

Jakarta, 29 Oktober 2014

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsumsi dan Fungsi Konsumsi ............................................................................ 3
B. Teori – teori Konsumsi ............................................................................................................. 4
a. Teori Konsumsi John maynard keynes ........................................................................ 4
b. Teori Konsumsi Hipotesis Siklus Hidup ..................................................................... 5
C. Faktor –faktor yang mempengaruhi Teori Konsumsi ............................................................... 6
D. Teori Konsumsi dalam Perbaikan Ekonomi .......................................................................... 7-8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi yang
dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dalam bahasa
Inggris “Consumption”, merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-
barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang
melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang
tidak dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila
pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya
adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang
lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada
karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan
produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi.
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang
konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan
pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75
persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak
dalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsi
seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan
semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap
tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume,
MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung
(Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum
bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan, walaupun
tidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom
(outonomous consumtion).
Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi dan
ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang dipaparkan
sebelumnya, maka penyusun akan meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
konsumsi masyarakat di Indonesia. Demikian latar belakang yang bisa kami sajikan selanjutnya
kami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa konsumsi dan fungsi konsumsi itu?


2. Apa saja Teori-teori Konsumsi ?
3. Faktor apa saja yang menentukan Tingkat Teori Konsumsi ?
4. Bagaimana Teori Konsumsi Dalam Perbaikan Ekonomi ?

C. Tujuan
Tujuan dibuantnya makalah ini ialah untuk:
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.
b. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor konsumsi.
c. Mengetahui apa yang mempengaruhi konsumsi tersebut.
d. Mengetahui bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI

Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi atau
menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut Draham Bannoch dalam
bukunya ìeconomicsî memberikan pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran
total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
tertentu (dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu ìConsumptionî. Konsumsi adalah
pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang
lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposabel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam
persamaan:

C = a + bY .............. dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional


adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah
tingkat pendapatan nasional.

3
B. TEORI-TEORI KONSUMSI
1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan
tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes
menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah
yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan
mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan
pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian
seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan
konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan
naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung
dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat
bungaterhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari
tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak
penting.
Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga
dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya
konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal
Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang
digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.

Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan
produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para
pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi
tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka
pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes
” in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati,
sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.

4
2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco
Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada
kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya
dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada usia
muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan
berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai
tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali
pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang
dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai
penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai
kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya
kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar.
Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan
tidak hanya orang yang sudah pension saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan,
maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis
siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda,
dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti
perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain.
3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving.
Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi
brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.

5
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KONSUMSI

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan


konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Factor-faktor yang
mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
1. Faktor Ekonomi
Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :
 Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya
makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat
pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi
menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-
tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
 Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan
tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.
 Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga
yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin
maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan
meminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga
lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
 Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah
tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang
telah bekerja.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian
domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan
pemerintah.

2. Faktor Demografi

 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan
pendapatan per kapita sangat tinggi.
6
 Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
o Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
o Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
o Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
pedesaan.
3. Faktor-faktor Non Ekonomi
Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah
faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan,
perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat/ideal.
D. TEORI KONSUMSI DALAM PERBAIKAN EKONOMI
Teori konsumsi dan tingkat perbaikan ekonomi. 2 hal ini sempat dikemukan oleh
presiden SBY saat krisis ekonomi sempat hinggap dan terus hinggap sehinga menjadi
masalah tersendiri bagi perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secara
keseluruhan.Tingkat konsumsi seperti apa ? Waktu itu Presiden SBY memalui
pemerintahannya sempat megajukan usulan peningkatkan aktivitas konsumsi dalam ngeri
untuk memulihkan perekonomian, secara tidak langsung industri ekonomi dalam negri akan
tumbuh dengan baik.
Konsumsi seperti apa ? pertanyaan yang terus berulang, banyak pihak yang mengatakan
bahwa daya beli masyarakat Indonesia rendah. Kalau begitu apa ukurannya ? di sektor mana
saja ? Sebuah jawaban yang belum saya ketahui. Tapi sekarang mari kita lihat apakah
sebenarnya daya beli mayarakat Indonesia rendah .
Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia sebenarnya tidak lah rendah jika hal ini
dihitung dari kebutuhan sekunder.Yang masih membinggungkan sekarang ini ialah masyarakt
Indonesia sepertinya tidak lagi bisa membedakan yang mana kebutuhan primer atau
kebutuhan sekunder ,sebuah teori mengatakan ”Lihat saja sekarang hampir dari satu
setengah populasi penduduk Indonesia sudah punya mobile communication atau bahasa
sederhananya adalah handphone atau sim card proveider telepon selular”.
7
Handphone atau pun sim card bukalah barang mahal lagi yang siap dikonsumsi
,meskipun harganya bisa mencapai jutaan tidak dipermasalahkan. Sedangkan kebutuhan
primer berupa pangan,sandang dan papan menjadi sesuatu yang terpinggirkan. Jika ditanya di
kalangan menengah ke atas jelas jawabnnya mereka bisa berimbang. Tapi kelas menengah ke
bawah jawabannya bisa mendua .Kenapa mendua ? karena barang sekunder seperti telepon
selular juga sudah menjadi kebutuhan wajib buat mereka. Harga yang biasnya diterapkan
oleh perusahaan telepon dan perusahaan provider memudahkan konsumen untuk memilih
handphone atau sim card yang mereka inginkan. Masalah pulsa jelas yang ke dua .Sedangkan
tariff yang berlomba-lomba masih diperangkan tetap menjadi acuan konsumen. Konsumen
menjadi konsumtif sekarang rendahkah daya beli konsumen.
jika kembali ke bagaimana teori konsumsi dan kebutuhan tersebut,jika saja semua orang
Indonesia sadar dan bisa memilih menyelamatkan ekonomi Indonesia terlebih dahulu baru
ekonomi perusahaannya dan ekonomi diri-nya atau apa apun itu saya yakin sebuah debat
narsis tidak akan terjadi,siapa yang ingin menjadi pahlawan,dan siapa yang hanya bermulut
besar akan tersadar tentang betapa besarnya sebuah arti nurani untuk kehidupan bersama
bangsa Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan
pelaku konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan
dibeli dalam berbagai situasi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam
persamaan, Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang
dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga,
dan jumlah uang beredar.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini yang dimana kami membahas tentang “TEORI
KONSUMSI”, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul makalah ini.
Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasan makalah ini menggunakan metode
pendeskripsian dan argumentasi bagi masalah-masalah yang dituangkan dalam makalah.
Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam
menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis
berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya
dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai