476 1198 1 PB PDF
476 1198 1 PB PDF
1
Ristika Wulandari
1
Teknik Geofisika, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia
wulandariristika@ymail.com
Abstrak
Kelurahan Trikora terletak pada Kabupaten Ngada NTT. Daerah ini diindikasikan memiliki laju infiltrasi air
hujan yang tinggi dan getaran yang kuat di permukaan ketika dilalui kendaraan dengan kapasitas yang
berat. Oleh karena itu, digunakan dua metode geofisika untuk mengetahui profil bawah permukaan daerah
penelitian tersebut. Metode geofisika yang digunakan yaitu metode GPR dan metode geolistrik. Dari
kedua metode tersebut diketahui bahwa Kelurahan Trikora dan sekitarnya memiliki batuan penyusun
lapisan yang kurang kompak, sehingga menimbulkan rongga-rongga sebagai jalan masuknya air hujan
yang cukup tinggi ke bawah permukaan. Susunan lapisan yang bersifat gembur turut menyebabkan
gerakan tanah di permukaan pada daerah penelitian.
Katakunci: getaran, infiltrasi, metode geolistrik, dan metode GPR.
2. Metodologi Penelitian
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Pelaksanaan Tugas Akhir dilakukan dari
tanggal 3 Juli s/d 7 Agustus 2012 dan
Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG), Jl. Diponegoro
Dari sekian banyak keindahan alam di No. 57 Bandung, Jawa Barat.
sekitar Kelurahan Trikora tersebut, ada hal
yang meresahkan ketika para pengunjung 2.2. Alat dan Bahan
wisata melewati Kelurahan Trikora dan Alat dan bahan yang digunakan dalam
penduduk yang bermukim di sekitar daerah penelitian Tugas Akhir ini adalah:
tersebut. Hal ini dikarenakan pada a. Netbook
Prosiding Seminar Hasil Penelitian FMIPA UNILA
reservoir air. Dipilihnya gabungan kedua pengolahan data kedua metode ini terlihat
metode ini karena ketelitian yang dicapai keselarasan lapisan yang tercipta pada
lebih tinggi di bandingkan dengan metode radagram dan tampilan 2D geolistrik.
geolistrik yang lain. Hal ini dimulai dengan Dimana zona rekahan cukup banyak
arus yang di injeksikan ke dalam bumi namun hanya di lapisan atas, namun hal ini
sehingga menghasilkan respon sinyal dari tertutupi dengan kondisi batuan yang cukup
batuan yang di tangkap kembali oleh alat. kompak untuk menahan air yang masuk ke
Setelah data terkumpul, dilakukan bawah permukaan.
pengolahan data menggunakkan Korelasi lintasan 5 geolistrik dan profil-25
RES2DINV yang menghasilkan penampang GPR dilakukan secara sejajar. Dimana citra
2D yang memperlihatkan kedalaman dan yang dihasilkan merupakan perluasan dari
nilai resistivitas setiap lapisan. masing-masing metode. Tidak berbeda
jauh dari korelasi lintasan sebelumnya,
4.2. Hasil Korelasi Pengolahan Data pada lintasan 5 geolistrik tidak
Dari kedua gambar hasil processing menunjukkan adanya bekas timbunan
lintasan 1 geolistrik dan profil-6 GPR ataupun rekahan. Begitu pula pada
diketahui bahwa zona lemah berada pada tampilan radagram GPR tidak menunjukkan
kedalaman 0-6 m di bawah permukaan, ada yang perlu di khawatirkan, karena
sehingga dapat di prediksikan selain rekahan yang terdapat pada
tempat/daerah yang terletak pada lintasan kawasan tersebut tidak cukup banyak,
1 geolistrik dan profil 6 GPR ini memiliki batuan yang ada juga cukup kompak,
tingkat rawan bencana amblesan. sehingga aliran air tidak akan mudah
Korelasi antara pengolahan data lintasan 2 mempengaruhi kondisi bawah permukaan.
geolistrik dan profil-1 GPR sangat jelas Akuisisi data di dapat dari pengambilan
memperlihatkan adanya bekas timbunan tegak lurus antara lintasan 6 geolistrik dan
pada kedalaman 0-5 m yang terlihat pada profil 30 GPR. Pada data terakhir ini di
hasil pengolahan data GPR. Sedangkan ketahui susunan lapisan yang cukup
dari hasil pengolahan lintasan 2 geolistrik kompak, namun perlu diperhatikan jika
terlihat resistivitas yang semakin tinggi terdapat curah hujan tinggi dan debit air
seiring bertambahnya kedalaman, yang yang sangat besar, karena daerah pada
berarti pada lapisan atas kurang kompak lintasan ini kurang kuat dalam mencegah
sehingga jika terdapat sedikit rongga air lolosnya air ke bawah permukaan.
akan mudah masuk ke bawah permukaan. Bagaimanapun tidak sepenuhnya daerah
Lintasan 3 geolistrik dan profil-8 GPR ini di ini rawan, karena dari ketiga lintasan dan
lakukan secara cross untuk mempertajam profil yang di ambil pada luar zona
pemahaman tentang daerah sekitar amblasan, hanya satu daerah ini saja yang
lubang/amblasan tersebut. Terlihat adanya memiliki batuan penyusun lapisan kurang
sesuatu yang janggal pada tampilan kompak.
radagram yang memperlihatkan pola
susunan perlapisan yang berbeda antara
radagram bagian kiri dan kanan, hal ini 5. Kesimpulan
dapat mengindikasikan adanya bekas Kesimpulan yang dapat di dapat dari
timbunan ataupun batuan yang sangat penelitian tugas akhir adalah:
kompak. Pemikiran ini di perkuat dengan 1. Berdasarkan hasil pengolahan data
tampilan pengolahan data geolistrik lintasan GPR, di dapatkan hasil sebagai
3 yang tidak memperlihatkan adanya berikut:
resistivitas yang berbeda pada 1 lapisan. a. indikasi adanya zona lemah
Jadi, dapat di tarik kesimpulan pada (rekahan) terdapat pada profil-1, 6,
lintasan ini masih merupakan lokasi dan 25
amblasan yang dilihat dari timbunan yang b. kedalaman zona lemah (rekahan)
ada yang merupakan faktor penyebab berkisar pada kedalaman 5 sampai
amblesan. 15 meter
Lintasan Geolistrik dan GPR berikutnya c. indikasi adanya zona akumulasi air
diambil dari daerah luar lubang/amblesan terdapat pada profil - 8, 24, dan 30
untuk mengetahui pola penyebaran d. Secara umum arah dari zona
lubang/amblesan tersebut. Tampilan hasil lemah diinterpretasikan berarah
pengolahan data geolistrik lintasan ke 4 selatan dan tenggara
dan GPR profil-24 memperlihatkan tampilan 2. Berdasarkan analisis dari hasil
yang detail karena dikorelasikan pada penyelidikan geolistrik dapat diperoleh
tempat yang sama persis dengan panjang data sebagai berikut :
lintasan yang berbeda. Dari hasil
Prosiding Seminar Hasil Penelitian FMIPA UNILA
6. Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Bapak Yunara Dasa
Triana S,Si., M.T., Bapak Rustadi S.Si,
M.T., dan Bapak Dr. Ahmad Zaennudin
atas bantuan dan semangat luar biasa yang
telah diberikan dalam pembuatan serta
penyusunan karya ilmiah ini.
7. Daftar Pustaka
Johnson, R.W., Glaccum, R., Wojtasinske,
R., 1979. Application of ground
penetrating radar to soil survey. Proc.
Soil Crop Sci. Soc. Florida 39, 68–72,
2–4 October.
Pangluar dan Suroso. 1985. Petunjuk
Penyelidikan dan Penanggulangan
Gerakan Tanah. Puslitbang
Pengairan.DPMA, Bandung.
Quan, Y., Harris, J.M., 1997. Seismic
attenuation tomography using the
frequency shift method. Geophysics
62, 895–905.
Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff,
nd
R.E.,. 1990. Applied Geophysics, 2
Melbourne Edition, Cambridge
University Press. Cambridge: London.