Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. JAHE MERAH
1. Klasifikasi
Menurut Hapsoh (2008) klasifikasi jahe merah adalah sebagai

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum
2. Kandungan kimia tumbuhan
Jahe merah mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis
jahe lainnya, terutama jika ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia dalam
rimpangnya. Menurut Lentera dalam Tri (2010), di dalam rimpang jahe merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) terkandung zat gingerol, noleoresin, dan
minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan sebagai bahan baku
obat.
Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda. Beberapa
kandungan kimia pada tiga jenis jahe dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Kandungan Kimia pada Jahe Gajah, Jahe Emprit, dan Jahe
Merah
Jenis Jahe

Karakteristik Jahe Gajah Jahe Emprit Jahe Merah


Minyak Atsiri (%) 1,62-2,29 3,05-3,48 3,90

Pati (%) 55,10 54,70 44,99

Serat (%) 6,89 6,59 8,99


Sumber: Hesti (2015).
Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya.
Karakteristik bau dan aroma jahe berasal dari campuran senyawa zingeron,
shogaol, serta minyak atsiri dengan kisaran 1-3% dalam jahe segar.
Beberapa karakteristik jahe merah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Karakteristik Jahe Merah

Jahe Merah

Parameter
Segar Simplisia

Kadar air (%) 81,83 7,85


Kadar minyak (%) 0,62 2,50
Kadar abu (%) 10,23 6,35
Kadar gingerol (%) 0,19 0,82

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (2012).


Jahe merah memiliki rasa pedas yang lebih tinggi, hal itu disebabkan
karena kandungan oleoresin pada jahe merah lebih tinggi dibanding jahe gajah
dan jahe emprit. Kandungan oleoresin setiap jenis jahe berbeda-beda. Oleoresin
jahe bisa mencapai sekitar 3%, tergantung jenis jahe. Oleoresin adalah minyak
damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan
sejenis damar sebagai pembawa rasa. Menurut Ravindran dalam Hargono
(2013), oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas
yang tidak menguap, terdiri atas gingerol, zingiberen, shagaol, minyak jahe, dan
resin. Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi pada rimpang
jahe merah dipercaya menyebabkan jahe merah memiliki peranan penting
dalam dunia pengobatan, baik pengobatan tradisional maupun untuk skala
industri dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
3. Senyawa Antioksidan dalam Jahe Merah

Secara empiris jahe merah bisa digunakan masyarakat sebagai obat

masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, anti-inflamasi, dan sebagai

analgesik. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa jahe merah

mempunyai sifat antioksidan. Menurut Zakaria dalam Junaedi (2015), gingerol

dan shagaol pada jahe merah mempunyai aktivitas antioksidan karena

mengandung cincin benzene dan gugus hidroksil.

4. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah

Menurut Lentera dalam Tri (2010), jahe merah sebagai bahan baku obat

dengan rasanya yang panas dan pedas, telah terbukti berkhasiat dalam

menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti minuman penghangat tubuh,

pelega tenggorokan, pencegah mual, antimabuk, penambah nafsu makan,

penurun tekanan darah, dan manfaat lainnya

Minyak atsiri jahe merah berisi gingerol yang berbau harum khas jahe,

berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk

kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Rasanya yang tajam dapat

merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas

usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe

merah dipakai untuk mengobati salesma, batuk, diare, dan penyakit radang

sendi tulang sperti artritis. Jahe merah juga dipakai untuk meningkatkan

pembersihan tubuh melalui keringat.


B. Buah Naga
1. Klasifikasi
Menurut Winarsih (2007) klasifikasi buah naga merah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Cactaceae
Genus: Hylocereus
Spesies: Hylocereus polyrhizus
2. Morfologi
Buah naga merupakan buah termasuk ke dalam kelompok tanaman kaktus dari
marga Hylocereus. buah ini sudah dapat di panen 30 hari setelah berbunga.
Rasa buah yang manis dengan kadar kemanisan mencapai 13-15%. Rata – rata
berat buah naga sekitar 400 gram.
3. Kandungan buah naga merah
Kandungan gizi dalam 100g buah naga merah menurutkristanto (2003)
komponen satuan Jumlah
Kadar gula % 13-18
Air % 90,20
Karbohidrat g 11,5
Protein g 0,53
Asam g 0,139
Serat g 0,71
Fosfor mg 8,7
Magnesium mg 60,4
Kalsium mg 134,5
Vitamin C mg 9,4
4. Manfaat buah naga merah
Buah naga merah dapat di gunakan sebagai pewarna alami hal ini di
karenakan buah naga merah memiliki kandungan senyawa antosianin yang
tinggi yaitu 8,8mg/100g buah naga merah (Widianingsih, 2016). Antosianin
merupakan golongan senyawa kimia organic yang dapat larut dalam pelarut
polardan dapat memberikan warna (Firdausni et al., 2017). Selain itu buah naga
merah juga dapat di manfaatkan sebagai antioksidan dilihat dari penelitian
sebelumnya bahwa nilai IC50 buah naga merah sebesar 67,45 ppm yang
menandakan bahwa buah naga merah meniliki kandungan antioksidan yang
kuat (Widianingsih, 2016).

Anda mungkin juga menyukai