Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MODUL 4

MENCEGAH DAN MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH,


DIANTARANYA DAPAT DILAKUKAN MELALUI:

1. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.


Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi,
minat dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran
yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yang
memungkinkan siswa untuk dapat mengkspresikan diri dan dapat
mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya.
2. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat
mengembangkan “sense of humor” dirinya maupun para siswanya.
Kendati demikian, lelucon atau “joke” yang dilontarkan tetap harus
berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.
3. Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “game”
atau “ice break” tertentu, terutama dilakukan pada saat suasana
kelas sedang tidak kondusif.. Dalam hal ini, keterampilan guru dalam
mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.
4. Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran di luar kelas, sehingga dalam proses pembelajaran
tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.
5. Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat
kesulitan yang moderat. Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan
menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan kurang tertantang,
tetapi tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.
6. Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas,
dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab,
ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan, baik dengan guru
maupun dengan sesama siswa. Sedapat mungkin guru menghindari
penggunaan reinforcement negatif (hukuman) jika terjadi tindakan
indisipliner pada siswanya.
7. Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian
diri (self assessment) atas tugas dan pekerjaan yang telah
dilakukannya. Pada saat berlangsungnya pengujian, ciptakan situasi
yang tidak mencekam, namun dengan tetap menjaga ketertiban dan
objektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah
melaksanakan suatu asesmen atau pengujian.
8. Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang
otoritas yang dapat memberikan hukuman. Oleh karena itu, guru
seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesan positif dalam diri
siswa, dengan hadir sebagai sosok yang menyenangkan, ramah,
cerdas, penuh empati dan dapat diteladani, bukan menjadi sumber
ketakutan.
9. Pengembangan menajemen sekolah yang memungkinkan
tersedianya sarana dan sarana pokok yang dibutuhkan untuk
kepentingan pembelajaran siswa, seperti ketersediaan alat tulis,
tempat duduk, ruangan kelas dan sebagainya. Di samping itu,
ciptakanlah sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan terbebas
dari berbagai gangguan, terapkan disiplin sekolah yang manusiawi
serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di
sekolah, baik yang dilakukan oleh guru, teman maupun orang-orang
yang berada di luar sekolah.
10. Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai
kekuatan inti di sekolah guna mencegah dan mengatasi kecemasan
siswa Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional di sekolah
tampaknya menjadi mutlak adanya.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur


manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Dari pengertian pengajaran di atas
dapat di simpulkan bahwa pengajaran merupakan proses interaksi yang di
dalamnya terdapat suatu transfer ilmu, transfer pengalaman, transfer
pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Meskipun peran Guru tidak
terlalu

dominan dalam proses pembelajaran, namun peran Guru sangat penting


untuk
kelancaran proses penstransferan ilmu. Untuk memaksimalkan peran Guru
dalam proses pembelajaran perlu suatu perencanaan yang di lanjutkan
dengan
pelaksanaan serta penilaian atau evaluasi. Senada dengan pendapat di
atas,
Kurniasih. (2014) menyatakan bahwa proses pembelajaran itu di tinjau
dari segi
kegiatan Guru, maka terlihat bahwa Guru memegang peranan prima. Guru
berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan,
pelaksanaan / implementasi, dan penilaian atau evaluasi. Sesuai dengan
Standar
Nasional Pendidikan (SNP)

proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta


didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
pembelajaran yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta
didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang
sudah di temukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau
yang di sebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung
adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak di rancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Dalam kegiatan pendahuluan ada
beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
 Memberi motivasi pembelajaran peserta didik secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional.
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan di ajarkan
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
di capai
 Menyapaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus

2. Olahraga yang terkelola secara baik atau paripurna mampu berperan


bukan hanya sebagai bagian dari budaya tetapi juga sebagai media
pengembangan budaya luhur masyarakat, meningkatkan kepercayaan
diri, mengembangkan etika, menepis diskriminasi gender, serta menekan
kecemasan dan membangkitkan motivasi diri. Berikan argumentasi
secara singkat, jelas dan lugas kenapa hal tersebut dapat terjadi dan
bagaimana cara melakukannya?

Nilai-nilai dasar olahraga yang sangat luhur tersebut bersumber dari makna
yang
terkandung dalam Citius, altius, dan fortius yang merupakan motto atau
semboyan Olympic
Movementyang membawa manusia menuju kepada kesempurnaan hidup.
Citius,
sesungguhnya tidak hanya dimaknai sebagai lebih cepat atau tercepat
seperti yang
ditunjukkan oleh seorang atlet lari. Sejatinya, citius menunjukkan kualitas
mental seseorang yang mampu mengambil keputusan dengan lebih cepat
dan lebih cerdas. Makna altius, bukan hanya lebih tinggi atau tertinggi
mencapai prestasi, misalnya lompat tinggi atau lompat galah dalam atletik,
namun menunjuk pada moral yang lebih luhur dan mulia. Fortius, sejatinya
tidak hanya berarti lebih kuat atau terkuat dalam prestasi angkat besi atau
angkat berat, tetapi menunjuk pada kualitas pribadi yang lebih ulet dan
tangguh.
Penanaman Nilai-Nilai Olahraga Sebagai Usaha Pembentukan Karakter
Bangsa (Rasyono) Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol 4. No.1
Januari 2018 36 karakter, yaitu:
1. Menunjukkan bagaimana seseorang bertingkahlaku. Apabila
seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, ataurakus, tentulah orang
tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya,
apabilaseseorang berperilakujujur, sukamenolong, tentulah orang
tersebut memanifestasikan karaktermulia.
2. Istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang
barubisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuaikaidah moral. Membangun karakter
memerlukan sebuah proses yang simultan dan berkesinambungan
yang melibatkan seluruhaspek “knowing the good, loving the good,
and acting the good”. Pendidikan karakter menjadi berbeda dengan
pendidikan moral karenapendidikan moral hanya terfokus pada
pengetahuan tentang moral (lagi-lagihanya menekankan
aspekkognisi). Kurikulum pendidikan karakter adalah pendidikan
untuk membentuk kepribadian siswa, yaitu pribadi yang bijaksana,
terhormat, dan bertanggungjawab yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata.

Anda mungkin juga menyukai