Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium klinik adalah salah satu faktor penunjang yang

penting dalam membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit, salah satunya

pemeriksaan glukosa darah. Glukosa darah merupakan gula yang berada dalam

darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai

glikogen di hati dan otot rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa

adalah insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas. Insulin di perlukan untuk

permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan untuk transportasi glukosa di

dalam sel. tanpa insulin, glukosa tidak dapat memasuki sel. Nilai rujukan kadar

gula darah dalam serum/plasma 70-110 mg/dl, gula dua jam postprandial ≤140

mg/dl/2 jam, dan gula darah sewaktu ≤140 mg/dl (Sitti, 2017).

Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan

yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Jika terjadi

peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang beredar tidak

mencukupi; kondisi ini disebut diabetes militus. Kadar glukosa darah yang

mencapai >125 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes militus, dan

untuk memastikan diagnosis saat gula darah mencapai kadar yang tepat di garis

normal atau agak di atasnya, harus dilakukan uji gula darah pascapradial dan uji

toleransi glukosa (Muhammad, 2016).


Gula darah sewaktu merupakan salah satu pemeriksaan kimia yang bertujuan

untuk screening Diabetes Melitus sebagai upaya deteksi dini terhadap penyakit

ini. Pemeriksaan ini untuk mengukur kadar glukosa darah yang diambil kapan

saja, tanpa memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengetahui kadar glukosa dalam darah sewaktu. Pemeriksaan glukosa darah ini

menggunakan metode GOD-PAP (Sitti, 2017).

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan pemeriksaan glukosa darah

menggunakan metode GOD-PAP untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan

maupun dan nilai dari hasil kadar glukosa darah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu bagaimana cara pemeriksaan glukosa darah

menggunakan metode GOD-PAP ?

1.3 Tujuan Pratikum

Adapun tujuan praktikum yaitu untuk mengetahui cara pemeriksaan glukosa

darah menggunakan metode GOD-PAP.

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat praktikum yaitu praktikan dapat mengetahui bagaimana cara

pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa di dalam tubuh yang tinggi melebihi batas

normal atau hyperglycemia. Penyakit tersebut terjadi karena kerja insulin,

kelainan sekresi insulin atau keduanya. Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala

yang timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan

sekresi insulin yang dapat dilatar belakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan

resistensi insulin. Apabila hormon insulin yang dihasilkan beta penkreas tidak

dapat mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka

glukosa tersebut akan tetap berada dalam aliran darah dan meningkatnya kadar

glukosa tersebut dalam kurun waktu tertentu menimbulkan Diabetes Melitus

(Meiriska, 2018).

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Meiriska (2018) klasifikasi Diabetes Melitus dibagi berdasarkan etiologinya.

Di Indonesia klasifikasi yang dipakai sesuai dengan klasifikasi dibagi 4 jenis

yaitu :

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes Melitus tipe 1 disebabkan oleh autoimun yang dikarenakan

oleh dektruksi sel beta pankreas. Pada Tipe ini terdapat sedikit atau tidak

sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida
yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Pasien biasanya

berusia di bawah 30 tahun, menifestasi klinik pertama dari penyakit ini

adalah ketoasidosis.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa

membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resisten insulin

dimana kemampuan insulin menurun sehingga glukosa tidak dapat mauk

kedalam sel secara optimal. Terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin

sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) dapat

mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Adanya resistensi insuling secara

perlahan dapat mengakibatkan menurunnya reseptor terhadap glukosa.

Dieabetes Melitus tipe ini sering didiagnosis setelah terjadi komplikasi

terjadi.

c. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus tipe ini terjadi selama masa kehamilan. Hampir

sebagian besar wanita mengalami diabetes saat hamil, dimana intoleransi

glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester

kedua dan ketiga. Penderita Diabetes Melitus Gestasional memiliki resiko

lebih besar untuk menderita Diabetes Melitus yang menetap dalam jangka

waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.


d. Diabetes Melitus Tipe Lain

Diabetes Melitus tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada

defek genetik kerja insulin, efek genetik fungsi sel beta, penyakit eksokrin

pankreas, iatrogenik, penyakit metabolik endokrin lain, penyakit autoimun,

infeksi virus, dan kelainan genetik lain.

2.3 Pengertian Glukosa Darah

Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam darah

yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui

darah adalah sumber utama energi untuk sel- sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa

dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini

meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari

sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Risna, 2016).

2.4 Sumber Glukosa

Sejumlah glukosa dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara

jumlah yang masuk dan yang keluar. Glukosa masuk ke dalam dari tiga macam

sumber :

a. Makanan yang mengandung karbohidrat

Setelah dicerna dan diserap jenis makanan ini merupakan sumber glukosa

tubuh yang paling penting.

b. Glikogen

Glikogen disimpan dalam otot dan hepar, dan dipecah untuk melepaskan

glukosa.
c. Sebagian asam amino dipecah oleh hepar untuk menghasilkan glukosa.

Insulin tidak diperlukan untuk terjadinya salah satu diantara ketiga proses

ini. Setelah glukosa masuk ke dalam aliran darah, insulin diperlukan untuk

memungkinkan glukosa meninggalkan darah dan masuk ke dalam jaringan.

Pada orang non-diabetik, glukosa yang meninggalkan aliran darah digunakan

lewat dua cara :

1. Energi segera bagi sumber jaringan,

2. Energi simpanan sebagai glikogen dalam hepar dan otot serta lemak di

dalam jaringan adiposa (Aris, 2017).

2.5 Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat

setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah yang

normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL

darah. Kadar glukosa darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam

setelah makan atau minum cairan yang mengandung glukosa maupun karbohidrat

lainnya (Risna, 2016).

Kadar glukosa darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi

bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang- orang yang tidak aktif

bergerak. Peningkatan kadar glukosa darah setelah makan atau minum

merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan

kadar glukosa darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar glukosa darah

menurun secara perlahan (Risna, 2016).


2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah atau gula pada darah dapat menurun, hal ini akan

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena pengaruh kurangnya gizi yang diperoleh tubuh dalam waktu yang

cukup lama

b. Karena tubuh menjalani latihan yang terlalu berat

c. Berlangsungnya absorpsi glukosa yang tidak lancar

d. Kegiatan organ inti yang mengalami gangguan (adanya kerusakan)

e. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga fungsinya mengalami

kegagalan

f. Karena kekurangan atau penurunan hormon, misal hormon kelenjar thyroida

dan adrenal

g. Karena bertambahnya atau meningkatnya hormon insulin (Aris, 2017).

Sebaliknya, kadar glukosa pun dapat meningkat yang disebabkan adanya

pengaruh dari faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena terserapnya karbohidrat yang melebihi kebutuhan bagi sumbernya

energi ;

b. Karena diabetes mellitus

c. Berlangsungnya kelainan pada hati

d. Terjadinya keracunan pada darah, texaemia


e. Berlangsungnya depresi perasaan, sehubungan dengan sesuatu masalah yang

dihadapi yang sangat mengkhawatirkan

f. Berlangsungnya pembangkitan emosi yang berlebihan sehubungan dengan

masalah dengan yang dihadapi sangat menjengkelkan dan menimbulkan

amarah besar (Aris, 2017).

2.7 Metode Pemeriksaan

Berikut metode untuk mengukur kadar glukosa dipakai terutama dua macam

teknik. Cara-cara kimia memanfaatkan sifat mereduksi molekul glukosa yang tidak

spesifik. Pada cara-cara enzimatik, glukosa oksidase bereaksi dengan substrat

spesifiknya, yakni glukosa, dengan membebaskan hidrogen peroksida yang

banyaknya diukur secara tak langsung. Nilai-nilai yang ditemukan dalam cara

reduksi adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi dari yang didapat dengan cara-cara

enzimatik, karena disamping glukosa terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah.

Sistem indikator yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang otomatik

berpengaruh kepada hasil penetapan, jadi juga kepada nilai rujukan (Risna, 2016).

Metode-metode pemeriksaan glukosa darah :

a. Metode Folin

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat darah bebas protein dipanaskan

dengan larutan CuSO4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk glukosa akan larut

dengan penambahan larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara

kolorimetri dengan larutan standart glukosa.


b. Metode Samogyi-Nelson

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat mereduksi Cu dalamlarutan

alkali panas dan Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk

warna ungu kompleks.

c. Ortho – tholuidin

Prinsipnya adalah dimana glukosa akan bereaaksi dengan ortho –tholuidin

dalam asam acetat panas membentuk senyawa berwarna hijau. Warna yang

terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 625 nm.

d. Glukosa oksidase/peroksidae

Glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri yang merangsang oksidasi

dengan menghasilkan H2O2. Dengan adanya enzim peroksidase oksigen dari

peroksid ini dialihkan ke acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan

berwarna. Metode-metode pemeriksaan glukosa oksidase/peroksidae :

1. Gluc – DH

Prinsip : Glukosa dehydrogenase mengkatalisasi oksidasedari glukosa

sesuai persamaan sebagai berikut :

Gluitc - DH

Beta–D–Glukosa+NAD D–Gluconolactone+NADH+ H+

Jumlah NADH yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa.

Apabila glukosa di dalam urin atau liquor yang harus diukur, maka

dianjurkan menggunakan metode ini,karena lebih spesifik.


2. GOD – PAP

GOD- PAP merupakan reaksi kolorimetri enzimatik untuk pengukuran

pada daerah cahaya yang terlihat oleh mata. Prinsip : Glukosa oksidase

(GOD) mengkatalisasi oksidasi dari glukosa menurut persamaan berikut :

Glukosa + O2 + H2O Gluconic acid + H2O

Hidrogen peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan 4 –

aminoantipyrin (4 – Hydroxybenzoic acid). Dengan adanya peroksidase

(POD) dan membentuk N- (4- antipyryl)– P- benzoquinone imine. Jumlah

zat warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa.

3. Gluco quant (Heksokinase/ G6 – DH)

HK Prinsip : Glukosa + ATP G – 6 –P + ADPG6P - DH G – 6 – P +

NADP Glukonat – 6 – P + NADP

4. GOD period (Test combination)

GOD Prinsip : Glukosa + O2 + H2O Glukonat + H2O2POD H2O2 +

ABTS* Coloured complex + H2O Presipitasi ringan yang terlihat

pada larutan deproteinisasi tidak akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah

Faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah menurut Meiriska (2018)

sebagai berikut :

a. Umur: penyakit diabetes paling banyak dialami oleh seseorang yang

memiliki umur >40 tahun karena semakin bertambahnya umur kemampuan

jaringan semakin menurun dan mempengaruhi pengambilan glukosa darah.


b. Keturunan: Sebagai faktor resiko secara genetik yang perlu diperhatikan

apabila saudara kandung, kedua atau salah seorang dari orang tua anggota

keluarga dekat yang mengidap diabetes, memiliki resiko lebih tinggi

menjadi pengidap diabetes.

c. Stres: Reaksi setiap orang ketika stres berbeda-beda. Stres mengarah pada

kortisol yang merupakan hormon stres utama. Kortisol yang tinggi

menyebabkan peningkatan trigliserida darah, manifestasinya meningkatkan

gula darah atau yang sering disebut dengan hiperglikemia dan juga

trigliserida.

d. Pola makan: pola makan yang kurang baik. Konsumsi makanan atau

minuman yang tinggi glukosa dan kalori yang terlalu banyak dapat

meningkatkan kadar gula dalam darah.

e. Jenis kelamin: perempuan lebih banyak memiliki kadar glukosa yang tinggi

dibandingkan laki-laki. Hak ini dikaitkan dengan aktifitas fisik dimana

perempuan lebih sedikit melakukan aktifitas fisik dibandingkan laki-laki,

terlebih lagi ibu rumah tangga.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum yang berjudul pemeriksan glukosa darah dilaksanakan pada

tanggal 19 September 2019 di Laboratorium Stikes Bina Mandiri Gorontalo.

3.2 Metode

Pada praktikum kali ini menggunakan metode GOD-PAP

3.3 Prinsip Kerja

Glukosa oksidase (GOD) mengkatalisasi oksidasi dari glukosa. Hidrogen

peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan 4 – aminoantipyrin (4

– Hydroxybenzoic acid). Dengan adanya peroksidase (POD) dan membentuk N-

(4- antipyryl)– P- benzoquinone imine. Jumlah zat warna yang terbentuk

sebanding dengan konsentrasi glukosa.

3.4 Pra Analitik

3.4.1 Alat

Adapun alat yang digunakan tabung reaksi, spektofotometer, mikro

pipet 10 µl dan 1000 µl, sentrifuge, rak tabung.

3.4.2 Bahan

Adapun alat yang digunakan sampel darah, reagen glukosa, standar,

aquades.
3.5 Analitik

Adapun prosedur kerja yang digunakan sebagai berikut:

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan

2. Campurkan 10 µl serum dengan 1000 µl reagen glukosa, inkubasi selama 10

menit

3. Nyalakan spektofotometer kemudian pilih pengukuran

4. Plih jenis pemeriksaan glukosa, letakkan selang aspirator pada wadah yang

berisi aquades

5. Tekan tombol slipper untuk melakukan pencucian

6. Masukkan sampel yang telah diinkubasi dengan cara menekan tombol slipper

7. Hasil akan ditampilkan pada layar monitor

3.6 Pasca Analitik

Nilai normal gula darah sewaktu : 70-140 mg/dl


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP yang

dilaukan di STIKES Bina Mandiri Gorontalo tanggal 18 Setember 2019 pada

hasil tabel berikut:

Sampel Metode Hasil Keterangan

Serum pasien GOD-PAP 100 mg/dl Normal

Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah

4.2 Pembahasan

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa di dalam tubuh yang tinggi melebihi batas

normal atau hyperglycemia. Dan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah

maka perlunya dilakukan pemeriksaan glukosa darah.

Pemeriksaan glukosa darah adalah suatu prosedur laboratorium yang

dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah. Pada praktikum kali ini

praktikan melakukan pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode GOD-

PAP. Dimana prinsip dari metode GOD-PAP yaitu Glukosa oksidase (GOD)

mengkatalisasi oksidasi dari glukosa menurut persamaan Glukosa + O2 + H2O

Gluconic acid + H2O


Hidrogen peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan 4 –

aminoantipyrin (4 – Hydroxybenzoic acid). Dengan adanya peroksidase (POD)

dan membentuk N- (4- antipyryl)– P- benzoquinone imine. Jumlah zat warna

yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa. Dari hasil pemeriksaan

dapat diketahui bahwa kadar glukosa pasien dengan inisial Ny. M yaitu 100

mg/dl maka hasil tersebut dikatakan masih dalam batas normal, hal ini di dukung

dengan teori dari sitti (2017) bahwa nilai rujukan kadar gula darah dalam

serum/plasma 70-110 mg/dl, gula dua jam postprandial ≤140 mg/dl/2 jam, dan

gula darah sewaktu ≤140 mg/dl.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa yaitu: umur,

keturunan, stres, pola makan, jenis kelamin, Meiriska (2018).


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil pemeriksaan glukosa darah adalah pasien

yang diperiksa kadar glukosa darahnya adalah 100 mg/dl dimana hasil tersebut

menunjukkan kadar glukosa darah yang diuji berada dalam batas normal. Hal ini

sesuai dengan nilai normal dari kadar glukosa darah sewaktu yaitu 70-140 mg/dl.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya asisten

laboratorium mendampingi praktikan dalam melakukan pemeriksaan agar

praktikan bisa dipantau cara pemeriksaan glukosa darah yang benar.


DAFTAR PUSTAKA

Aris, 2017. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan Alat Poct
Dengan Photometer.[KTI]. Jombang. UPTD Puskesmas Bareng Jombang

Meiriska. 2018. Gambaran Kadar Glukosa Puasa Dan Kadar Kolesterol Hdl Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. [KTI]. Jombang: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika
Muhammad. 2016. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Menggunakan Metode Glucose Oksidase Para Amino Peroksidase (God-Pap)
Dengan Metode Strip Di Rs. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari Sulawesi Tenggar.
[KTI]. Kendari : Politeknik Kesehatan Kendari
Risna. 2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Hipertens. [KTI].
Bandumg: Politeknik Kesehatan Bandung
Sitti. 2017. Gambaran Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada
Pasien Di Rsud Kota Kendari. [KTI]. Kendari : Politeknik Kesehatan
Kendari

Anda mungkin juga menyukai