A. ISTILAH MLM
dengan menggunakan jual jasa atau jual barang tertentu, dan ada pula tanpa menjual
apapun selain buku atau formulir yang juga disebut dengan “money game” (permainan
uang).
Harian Kompas memberitakan bahwa Multi Level Marketing (MLM) adalah entitas
ekonomi yang mendorong penciptaan tenaga kerja baru. Kemudian Kementrian Negara
Koperasi dan UKM mengatakan bahwa MLM Tianshi Group telah mampu menciptakan
tenga kerja baru sekitar 3 juta orang, sistem yang digunakan memungkinkan jutaan
orang memperoleh pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan ketrampilan. Di
kesempatan lain, dinyatakan bahwa Multi Level Marketing (MLM) menggerakkan sektor
riil.
Namun secara jelas, MLM tidak sama dengan e-shoping, e commerce, ataupun
system belanja online. Jejaring MLM juga tidak sama dengan jejaring pemasaran antara
produsen, distributor, agent dan pelanggan, tetapi lebih mengedepankan member
berjenjang, tanpa melalui agent dan distributor, sehingga jaminan produsen kepada
pelanggan juga perlu dipertanyakan.
konsumen adalah harga produksi ditambah komisi-komisi yang menjadi hak konsumen
karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.
Sebagai contoh adalah ketika seseorang mendaftar menjadi anggota MLM, maka
dia harus membeli produk pada harga tertentu ditambah administrasi untuk kartu dan
pembelian buku serta video. Ambil saja contoh sebuah produk susu yang dipasarkan
dengan model MLM, dalam sebuah presentasi seseorang yang sedang melakukan
rekruitmen (istilah yang sering dipakai adalah prospek) di Semarang memaparkan
syarat untuk menjadi anggota adalah mudah: pembelian pertama adalah 3 box susu
dengan harga Rp 300.000, sudah mendapat bonus pembelian sebesar 5 % dan komisi
untuk up line. Harga dasar 3 box susu ini adalah Rp. 125.000. Dari presentasi ini bisa
kita tarik kesimpulan bahwa harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30%
dari uang yang dibayarkan pada perusahaan MLM.
Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa perusahaan MLM menarik keuntungan
dengan cara:
Ketiga, dengan model ini maka sebuah perusahaan MLM tidak perlu membuka banyak
toko. Bahkan toko-toko distributor yang sering disebut stokies, perusahaan MLM gak
perlu mengeluarkan biaya karena toko itu harus disediakan oleh anggota MLM yang
memiliki peringkat lebih tinggi atau jaringannya sudah banyak. Sistim ini juga telah
menempatkan perusahaan MLM mendapatkan keuntungan bersih, bahkan pajak yang
dikeluarkan juga akan kecil.
Bisnis MLM tidak seperti bisnis konvensional yang selalu dilakukan secara
monoton dari tahun ke tahun. Ada dua cara untuk berhasil dalam bisnis MLM, yaitu
4
melakukan penjualan dan menjalankan kepemimpinan yang berhasil. Kedua hal ini
merupakan kunci bisnis MLM, tidak ada cara lain. Dan bicara mengenai duplikasi, berarti
kita bicara tentang bisnis MLM yang berorientasi kepada kepemimpinan, bukan
penjualan.
Syarat menjadi seorang pemimpin yang berhasil dalam bisnis ini hanya ada satu
cara, yaitu Anda harus bertumbuh dan berkembang.
Ada lima hal yang harus Anda tumbuh kembangkan dalam diri Anda.
Ada dua hal yang perlu diduplikasikan kepada mitra kerja, yaitu Kemampuan dan
Kemauan Anda. Pengetahuan tentang bisnis, sistem, dan produk, semuanya
mencerminkan kemampuan yang Anda miliki, dan itulah yang harus diduplikasikan. Apa
yang dipahami dan diketahui sangatlah membantu proses duplikasi, dengan mengajar
5
dan membina downline agar pada akhirnya mereka siap meminta tanggung jawabnya
sebagai duplikator.
Kerinduan setiap pemain bisnis Multi Level Marketing yang paling dalam adalah
bila dirinya berhasil menjadi seorang duplikator yang baik. Semua orang tahu, hanya
dengan cara duplikasi inilah segala bentuk bonus dalam bisnis MLM dapat dinikmati.
Tapi, sekalipun banyak yang paham akan makna duplikasi ini, masih saja ada yang
tidak berjalan dengan lancar.
Juga, bila Anda berganggapan bahwa bentuk fisik yang sama dalam cermin
adalah duplikasi, inipun salah besar. Bukan hanya fisik dan tingkah laku Anda yang
harus Anda duplikasikan, melainkan emosi, mental dan spiritual Anda semua harus
Anda peragakan dan ditiru oleh downline. Sebab, dalam duplikasi, Anda harus masuk ke
dalam dunia orang asing. Anda sedang membuka hati, pikiran dan semangat orang lain
untuk melakukan pekerjaan yang sedang Anda kerjakan.
Ada dua hal yang harus Anda terima dalam menjalankan duplikasi, yakni :
Meskipun kelebihan MLM juga banyak menarik perhatian masyarakat, namun sisi
negatifnya juga ada, yaitu :
konsumen tidak tahu harga yang seharusnya jika produk itu dijual melalui
sistem pasar. Sebaiknya anda hati-hati pada produk MLM yang ditetapkan
sangat tinggi dan memberikan bonus dan insentif yang amat tinggi karena
jika ada produk serupa muncul dipasaran dengan fungsi dan kegunaan yang
sama serta harga yang jauh lebih murah maka bisnis mlm anda sangat
terancam.
ajakan yang sistematis dan ditekan untuk diajak bergabung dengan cara
yang cantik. Sebaiknya dalam mengajak orang lain bergabung pemain MLM
tidak memaksa dengan berbagai cara. Hentikan jika yang diajak sudah tidak
tertarik.
Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat tentu
akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual
produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan
insentif yang tinggi kepada pada anggota sistem MLMnya.
Di negara lain pun seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat, money
game dilarang oleh pemerintah. Sebaiknya anda menganalisa suatu sistem
MLM sebelum bergabung mulai dari kualitas produk serta insentif / bonus
yang akan diterima. Jangan hanya mengandalkan insentif saja, namun juga
kewajaran bonus insentif yang akan anda dapat.
E. EKONOMI KERAKYATAN
Ciri khas Ekonomi Kerakyatan antara lain adalah gotong royong atau kerjasama.
Kalau system ekonomi kerjasama yang tumbuh subur sesuai dengan masyarakat
Indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan bentuk usaha yang diakui Negara. Dari
konsep ) Prof. Dr. Mubyarto, ekonomi kerakyatan terdiri dari jejaring usaha antara
produsen konsumen, kemandirian usaha, serta berbasis teknologi.
Lain hal nya dengan MLM, konsep jejaring juga terdapat pada sistem pemasaran
MLM. Namun pada praktek yang ditemukan di keseharian, sasaran MLM lebih pada
orang-orang yang sudah mempunyai penghasilan/bekerja, bukan pada pengangguran.
Karena sasaran orang yang sudah bekerja justru bisa menjadi konsumen yang
berkelanjutan dari produk MLM tersebut dan dapat mengembangkan pada orang-orang
di sekitarnya. Pengangguran dan tenaga kerja baru tidak menjadi sasaran prioritas,
mereka hanya menjadi sasaran pelengkap saja. Ini karena pertimbangan pengalaman
mencari down line (anggota baru) dan komunikasi promosi. Kalau penggangguran atau
tenaga kerja pesimis untuk mendapatkan downline atau member yang baru, akibat
keterbatasan relasi.
Bahkan, sasaran prioritas dari para pekerja MLM adalah orang yang memiliki
penghasilan besar untuk ikut pada point besar (pembelian besar sehingga langsung
menempatkan dirinya memiliki jaringan yang besar pula, walau seringkali jaringan ini
bersifat semu karena tidak bergerak untuk mencari jaringan baru).
Maka menjadi pertanyaan besar apakah MLM membuka lapangan kerja baru,
atau malah sebaliknya menjadikan orang yang sudah bekerja mengalokasikan uangnya
setiap bulan dengan ikut MLM agar tetap menjadi anggota, karena ada syarat tutup
buku dengan harga minimal pembelian produk. Ketika tidak memenuhi standar minimal
pembelian maka keanggotaannya akan hangus. Pengangguran atau orang yang tidak
mempunyai penghasilan tetap tidak akan bertahan lama kecuali dia mampu
membangun jaringan secara luas/banyak.
Justru cara kerja MLM juga menjadi ancaman pada pasar tradisional dan daya
beli masyarakat serta rusaknya psikologis masyarakat akibat mimpi-mimpi akan kaya.
Orang-orang yang melejit menduduki peringkat atas jaringan justru dikarenakan
memiliki modal kuat untuk membentuk jaringan pemasarannya.
Akhirnya, promosi “maha dasyat” akan produk dan hasil, yang didapat para
pengikut MLM tersebut. Dengan didahului sebuah yel-yel seperti “Luar Biasa, Yes!, Kita
Bersama Meraih Sukses” dan masih banyak lagi, hanyalah penghibur dari kegagalan-
kegagalan yang akan diterima. Terbukti tidak ada MLM yang bertahan lama pada
tempat tertentu, paling lama 3 tahun sudah redup dan orang-orang meninggalkannya.
Bisnis MLM ini adalah alat untuk memancing orang-orang yang sedang mimpi di siang
bolong menjadi jutawan. Bisnis ini memakan harta manusia dengan cara yang penuh
tipuan halus, ini juga merupakan bentuk usaha yang penuh dengan spekulasi. Sistem
perdagangan yang nyata menghisap dan menipu ini ternyata juga diterapkan oleh
beberapa kelompok yang mengatasnamakan agama, sebuah ironi.
Sedangkan untuk memilih MLM ada beberapa tips yang harus diikuti
1. Perusahaan MLM yang dipilih sebaiknya yang tergabung dalam APLI (Asosiasi
Penjual Langsung Indonesia). APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi
berbagai perusahaan MLM. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam
16
Kunci kesuksesan bisnis MLM adalah konsisten karena bisnis MLM dibangun
dengan jaringan, dan jaringan itu hanya akan terbangun jika terus-menerus
dibentuk. Jika Anda tinggalkan di tengah jalan, mungkin Anda harus mulai dari
awal lagi untuk membangunnya kembali.
H. KESIMPULAN
Melihat tantangan dan modal yang besar untuk bergabung dengan MLM, baik
modal financial maupun kompetensi pribadi, serta berbagai sisi negatif MLM, baik dalam
hal mengurangi devisa Negara serta berbagai kerugian lainnya, maka sebaiknya berpikir
ribuan kali untuk mengikuti MLM, apalagi sudah jelas MLM tidak sesuai dengan konsep
– konsep ekonomi kerakyatan yang mengembangkan misi pemberdayaan masyarakat
dalam berwirausaha, jadi lebih baik, katakana TIDAK untuk MLM. *