Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER

Manajemen Olahraga

Mata kuliah : Olahraga Seni

Kelas : K.02

Zaenul Arifin

183112706440244

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


UNIVERSITAS NASIONAL
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kemampuan manusia baik dari segi fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian itu
sangat terbatas. Terbatasnya kemampuan manusia dalam melakukan pekerjaan mengharuskan
manusia untuk membagi pekerjaan, tugas, dan tanggungjawab. Dengan adanya pembagian
kerja, tugas, dan tanggungjawab, maka terbentuklah suatu kerjasama dan keterikatan formil
dalam suatu organisasi. Pengembangan olahraga prestasi memerlukan keterlibatan semua
pihak, mulai dari atlet, pelatih, organisasi olahraga, Pemerintah Daerah serta unsur-unsur
lainnya.

Organisasi olahraga memegang posisi strategis dalam mengembangkan prestasi


olahraga melalui program kerja yang disusun dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
selama periode tertentu. Peran organisasi olahraga atau Pengurus organisasi olahraga sangat
penting, karena program kerja yang disusun akan mempengaruhi prestasi yang dicapai oleh
atlet dan pelatih.

Untuk meraih prestasi tertinggi tidak hanya atlet dan pelatih saja yang berperan, akan
tetapi peran pengurus cabang olahraga karena dalam meraih prestasi tidak begitu saja
diperoleh, tetapi dengan rencana yang tersusun, terarah dan berkesinambungan, gizi yang
baik, sarana dan prasarana latihan yang memadai didukung IPTEK Olahraga yang mumpuni,
semua itu dipersiapkan oleh pengurus cabang olahraga dalam suatu rangkaian yaitu program
kerja cabang olahraga. Salah satu tolok ukur keberhasilan sebuah organisasi olahraga prestasi
adalah dengan melihat seberapa tinggi prestasi olahragawan yang dihasilkan oleh organisasi
tersebut. Dengan kata lain organisasi olahraga prestasi yang manajerialnya baik dapat
diharapkan akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Sebuah organisasi olahraga dengan
manajerial yang baik apabila dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik.
Aadapun fungsi-fungsi manajemen tersebut antara lain: perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan
II. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja bagian-bagian dan fungsi dari manajemen?


2. Bagaimana suatu pengorganisasian yang dilakukan oleh Permasalahan Manajerial
Pengcab PSSI Klaten?
3. Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Manajerial Pengcab PSSI Klaten?

III.Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengkaji sejauhmana perkembangan olahraga pada PSSI Klaten


2. Mengidentifikasai beberapa permasalahan yang di hadapi oleh PSSI Klaten
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen

Manajemen adalah proses bekerjasama dengan individu atau kelompok untuk


mencapai tujuan-tujuan organisasi. Lebih lanjut dijelaskan manajemen adalah suatu proses
yang terdiri atas tindakan-tindakan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya (Terry dalam Hasibuan 2005: 3). Dasar manajemen agar sempurna menurut Terry
harus memperhatikan People, Ideas, Resources, and Objectives (PIRO). Sedang menurut
Hasibuan (2005: 3) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen pada
organisasi olahraga adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pimpinan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengontrolan, dan penganggaran untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

1. Fungsi-fungsi Manajemen

Banyak pendapat para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen sebagai tindakan


untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli berbeda
tetapi hampir sama. Hal tersebut disebabkan latar belakang dan pendekatan yang
dilakukan tidak sama. Beberapa ahli manajemen mengemukakan berbagai pendapat yang
hampir sama tentang fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut: Menurut Siagian
(Hasibuan, 2005: 17) menyebutkan ada 5 fungsi manajemen yaitu: Planning, Organizing,
Motivating, Controlling, dan Evaluating. Henry Fayol (Hasibuan, 2005: 17) juga
menyebutkan 5 fungsi manajemen yang sedikit berbeda yaitu: Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, dan Controlling. Millet (Harsuki, 2012: 78-79) juga
menyatakan ada 5 fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengadaan
staf, pemberian bimbingan, dan pengawasan. Terry (Harsuki, 2012: 79) hanya menyebut
ada 4 fungsi manajemen yaitu: Planning, Organizing, Actuating, and Controlling. Dari
berbagai pendapat tersebut, pada penelitian ini variabel-variabel fungsi manajemen yang
akan digunakan adalah: POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).
Adapun pengertian masing-masing fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
 Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah fungsi dari seorang manajer yang berhubungan dengan


memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-
program dari alternatif-alternatif yang ada (Koontz & O’Donnel dalam Hasibuan, 2005:
20). Lebih lanjut Hasibuan (2005: 20) menyatakan perencanaan adalah proses penentuan
tujuan dan pedoman-pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-
alternatif yang ada. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa
perencanaan adalah kegiatan perencanaan yang sangat sederhana sampai perumusan
yang lebih rumit. Perencanaan yang sederhana misalnya penentuan serangkaian tindakan
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Perencanaan yang efektif didasarkan pada fakta dan informasi, bukan atas dasar
emosi atau keinginan. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang sedang dihadapi
berhubungan erat dengan pengalaman dan pengetahuan seorang manajer.

1) Jenis-jenis perencanaan

a) Perencanaan fisik (physical planning). Perencanaan tersebut meliputi perencanaan


yang sifatnya fisik, seperti perencanaan perencanaan bangunan, stadion, jalan dan
sebagainya.
b) Perencanaan Fungsional (functional planning). Perencanaan ini berhubungan
dengan perecanaan yang sifatnya fungsionil, seperti perencanaan keuangan,
perencanaan pegawai/staf, perencanaan publikasi/penjualan tiket pertandingan.
c) Perencanaan Komprehensif (comprehensive planning). Perencanaan ini merupakan
gabungan antara perencanaan fisik dan perencanaan fungsionil.
d) Perencanaan kombinasi umum (general combination planning). Perencanaan ini
meliputi perencanaan fisik, fungsional, dan perencanaan komprehensif yang
sekaligus digabungkan.

2) Keuntungan-keuntungan dari perencanaan

Pertanyaan-pertanyaan pokok terhadap Planning dapat disingkat dengan 5W+1H


(What, When, Why, Who, Where + How). Adapun keuntungan-keuntungan dari perencanaan
menurut G. R. Terry dalam Anam (2008) yaitu:
a) Pertama-tama perencanaan menyebabkan bahwa kegiatan-kegiatan dilakukan secara
teratur dan bertujuan (Planning makes for the utilization of purposeful and orderly
activities).
b) Perencanaan meminimalisir tindakan-tindakan yang tidak produktif (Unproductive
promotes the use of a measure of performance).
c) Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukur hasil kerja (Planning
promotes the use of a measure of performance).

3) Kekurangan atau keterbatasan perencanaan

a) Informasi atau fakta-fakta yang dibutuhkan untuk meramalkan masa yang akan
datang, belum tentu tepat, sehingga manajer tidak akan dapat secara pasti meramalkan
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
b) Biaya yang diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan yang lengkap sangat besar,
bahkan dapat melampaui hasil yang akan dicapai.
c) Secara psikologis orang-orang itu lebih suka memperhatikan masa sekarang daripada
masa yang akan datang, mengingat planning berhubungan dengan masa yang akan
datang.

 Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang


efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan
demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu (Terry dalam
Hasibuan, 2005: 21). Lebih lanjut Hasibuan (2005: 20) menyatakan pengorganisasian adalah
sesuatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan macam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada aktivitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Oleh karena itu
pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai aktivitas manajemen dalam pengelompokan
orang-orang untuk menetapkan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-
masing yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1) Prinsip-prinsip organisasi menurut Harold Koontz dalam Anam (2008)
a) Principle of Unity of Objective (prinsip kesatuan tujuan). Dalam organisasi
harus ada kesatuan tujuan, organisasi itu akan kacau apabila tidak ada
kesatuan tujuan. Kesatuan tujuan itu harus merata dari atas sampai ke bawah.
b) Prinsiple of efficiency (prinsip efisiensi). Suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya harus dapat menggunakan biaya yang sekecil-kecilnya dengan
pengorbanan yang sedikit-dikitnya.
c) Span of management Prinsiple (Prinsip rentangan manajemen). Seseorang
terbatas di dalam mengurus orang lain, atau memimpin bawahannya. Batas-
batas tersebut tidak tetap bagi setiap orang tegantung kepada kekomplekan
hubungan antara atasan dan bawahan dan kepada kemampuan manajer.

 Actuating (Penggerakan)

Penggerakan adalah keseluruhan usaha, cara teknik, dan metode untuk mendorong
para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis (Siagian, 1992: 128).
Pada penggerakan menurut Siagian termasuk fungsi-fungsi Commanding, Directing,
Actuating, dan Motivating. Istilah commanding adalah cara menggerakkan bawahan dengan
perintah komando, sedangkan directing mempunyai makna pemberian petunjuk atau
pengarahan yang harus ditempuh oleh pelaksana operasional. Adapun motivating, yaitu
dorongan berupa pemberian inspirasi dan semangat agar semuanya dilakukan dengan suka
rela dan sadar.
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya:
(1) Kepemimpinan (leadership);
(2) Sikap dan Moril (attitude and morale);
(3) Tatahubungan (Communication);
(4) Perangsang (Incentive);
(5) Supervisi (supervision); dan
(6) Disiplin (Discipline).
 Controlling (Pengawasan)

Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya


mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menetapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Prinsip pengawasan efektif adalah
membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk memastikan
bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai rencana. Siagian (1992: 169)
menyatakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai
dengan yang ditentukan sebelumnya. Apabila fungsi-fungsi fundamental manajemen lainnya
(planning, organizing, dan actuating) dilaksanakan secara sempurna, maka tidak banyak
diperlukan pengawasan. Namun pada kenyataannya hal tersebut jarang sekali terjadi.

1) Maksud dan Tujuan Pengawasan


a) Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
b) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengusahakan pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang
sama atau timbulnya kesalahan-kesalahan yang baru.
c) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program
(fase/tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau
tidak.
d) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan
kebijaksanaan yang telah ditentukan.

B. Definisi Organisasi

Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-


alat, tugas-tugas, tangungjawab-tanggungjawab, dan wewenang sedemikian rupa, sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian dalam Harsuki, 2012: 103).
Pengorganisasian berarti mempersatukan sumber-sumber daya pokok dengan cara yang
teratur dan mengatur orang-orang dalam pola sedemikian rupa, hingga mereka dapat
melaksanakan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan yang telah ditentukan (Harsuki, 2012:
105). Sementara Jones (Harsuki, 2012: 106) memberikan definisi bahwa organisasi adalah
suatu alat yang dipergunakan oleh orang-orang untuk mengkoordinasikan kegiatannya untuk
mencapai sesuatu yang mereka inginkan atau nilai, yaitu untuk mencapai tujuannya. Lebih
lanjut menurut Atmosudiro (Hasibuan, 2005: 26) organisasi adalah struktur tata pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi merupak alat atau wadah tempat
manajer melakukan kegiatan-kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

1.Unsur-unsur organisasi

Organisasi sebagai wahana untuk mencapai tujuan berdasarkan perencanaan yang


telah ditetapkan. Dengan terdapat beberapa unsur yang harus ada di dalamnya. Unsur-unsur
organisasi menurut Hasibuan (2005: 27) sebagai berikut: (1) manusia (human factor), artinya
ada unsur manusia yang bekerjasama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin; (2) tempat
kedudukan, artinya mempunyai tempat kedudukannya; (3) tujuan, artinya ada tujuan yang
ingin dicapai; (4) pekerjaan, artinya ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya
pembagian kerja; (5) struktur, artinya terdapat hubungan dan kerjasama antara manusia yang
satu dengan yang lainnya; (6) teknologi, terdapat unusr teknis; dan (7) lingkungan
(environment external social system), artinya terdapat lingkungan yang saling mempengaruhi
misalnya ada sistem kerjasama sosial.

2. Ciri-ciri organisai yang baik

Organisasi yang baik dapat dilihat dari keberhasilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemennya. Adapun yang dimaksud dengan organisasi yang baik adalah organisasi yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terdapat tujuan yang jelas.


b. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi.
c. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
d. Adanya kesatuan arah.
e. Adanya kesatuan perintah.
f. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang.
g. Adanya pembagian tugas.
h. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin.
C. Permasalahan Manajerial Pengcab PSSI Klaten
Berdasarkan Pedoman Dasar PSSI Tahun 2004, pengurus klub peserikatan diubah
menjadi Pengurus Cabang PSSI (Pengcab PSSI). Hal tersebut menjadi tolakan penting dalam
sejarah persepakbolaan di Kabupaten Klaten, pengurus hasil muscab tahun 2005 bukan lagi
pengurus klub perserikatan PSIK Klaten, akan tetapi merupakan kepengurusan Pengcab PSSI
Klaten (Joglo Pos, 2005: 13). Akan tetapi dalam pelaksanaannya kepengurusan Pengcab PSSI
Klaten periode 2005-2010 dapat dikatakan gagal. Hal tersebut dapat dilihat dari torehan
rangkaian prestasi tim sepakbola maupun futsal kabupaten Klaten pada berbagai ajang
sebagai berikut: Tabel 1. Prestasi Tim Sepakbola dan Futsal Kabupaten Klaten No.
Kejuaraan/Even Tahun Tempat Hasil/Prestasi
1. Liga Remaja/Piala Suratin 2005-2007 Surakarta Penyisihan
2. POPDA tingkat SMA 2005-2007 Surakarta Penyisihan
3. Kejurda Futsal Jateng 2008 Semarang Perempatfinal
4. Kompetisi Divisi 3 PSSI Zona Jawa 2008 Nganjuk Tidak Lolos
5. Sepakbola Pra-PORPROV 2009 2008 Semarang Lolos
6. Sepakbola PORPROV 2009 Solo Penyisihan
7. Futsal PORPROV 2009 Solo Perempatfinal
8. Kejurda Futsal Jateng 2010 Semarang Perempatfinal
9. Kejurda Futsal Jateng 2011 Tegal Juara 3
Selain torehan prestasi tim sepakbola dan futsal kabupaten Klaten yang
mengecewakan tersebut, kegagalan manajemen juga terlihat dari mandeg-nya kompetisi antar
klub anggota di bawah Pengcab PSSI Klaten. Kompetisi antar klub anggota terakhir kali
diadakan pada tahun 2007 dengan PS Wijaya sebagai juara divisi utama Pengcab PSSI
Klaten.

Kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan Sumber Daya Manusia pemain
atau atlet-atlet sepakbola dari Kabupaten Klaten justru berhasil meraih prestasi yang
membanggakan. Salah satu pemain dari Klaten yang dapat meraih prestasi adalah Fachrudin
yang ikut serta membela timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2012 di Malaysia. Selain
Fachrudin, terdapat beberapa pemain dari Kabupaten Klaten yang menjadi pemain
profesional di liga Indonesia, antara lain: Agung Andri, Ade Christian, Andrid Wibawa,
Basten Tri Pamungkas yang membela PSS Sleman pada kompetisi divisi utama PSSI tahun
2012 lalu.
Penyebab kegagalan-kegagalan tersebut adalah lemahnya tata kelola atau manajemen
organisasi Pengcab PSSI Klaten. Beberapa kelemahan manajemen Pengcab PSSI Klaten,
antara lain:

(1) tidak mempunyai kantor sekretariat sendiri;


(2) banyak pengurus yang tidak aktif;
(3) tidak adanya kompetisi antar klub anggota;
(4) tidak adanya perencanaan program kerja yang jelas dan terarah;
(5) tidak adanya kaderisasi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum manajemen adalah
proses pencapaian tujuan melalui dan bersama orang lain. Agar pencapaian tujuan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, perlu ada koordinasi dari semua orang yang ada di
dalamnya. Mengenai fungsi-fungsi fundamental manajemen, tampaknya hampir seluruh ahli
sepakat intinya ada empat, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Berdasarkan
kasus di Pengcab PSSI Klaten fungsi manajemen tidak berjalan dengan baik, sehingga
berdampak terhadap prestasi. Beberapa permasalahan yang terjadi di Pengcab PSSI Klaten
adalah: (1) tidak mempunyai kantor sekretariat sendiri; (2) banyak pengurus yang tidak aktif;
(3) tidak adanya kompetisi antar klub anggota; (4) tidak adanya perencanaan program kerja
yang jelas dan terarah; (5) tidak adanya kaderisasi.

B. Saran
Permasalahan prestasi sepakbola di Kab. Klaten disebabkan karena Kepengurusan
Pengcab PSSI Klaten tidak mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, bahkan kepengurusan periode 2005-2010 belum melakukan laporan
pertanggungjawaban dan juga belum diadakan pergantian pengurus baru. Berdasarkan dari
permasalahan yang terjadi maka solusi yang dapat dilakukan adalah: (1) harus segera
mempunyai kantor sendiri; (2) mengganti pengurus yang sudah tidak aktif; (3)
menyelenggarakan lagi kompetisi; (4) program kerja yang terencana dan berkelanjutan; dan
(5) diadakan Muscablub guna mengakomodasi laporan pertanggungjawaban pengurus
lama dan pembentukan pengurus baru.

Anda mungkin juga menyukai