Anda di halaman 1dari 16

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sehat

2.1.1 Definisi Sehat


Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial
dimana di dalamnya ada kesehatan jiwa yang menjadi bagian dari integral kesehatan.
Di dalam kamus besar bahasa indonesia, sehat diartikan sebagai suatu keadaan baik
seluruh badan serta bagian-bagiannya (terbebas dari sakit) sehingga individu dapat
beraktivitas dengan baik seperti biasa.
Sehat merupakan suatu keadaan dimana kondisi tubuh dari individu tidak
mengalami kesakitan baik secara fisik, mental maupun psikisnya. Menurut UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Menurut
WHO (1947) “Health is a state of complete physical, mental and social well-being
and not merely the absence of disease or infirmity” yaitu Sehat adalah keadaan
seimbang sempurna, baik fisik, metal dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.
Secara luas kita akan menemui banyak sekali pengertian mengenai apa itu
sehat dan berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang sehat :
 Menurut Perkins, 1938
Kesehatan merupakan suatu keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk &
fungsi tubuh juga berbagai faktor yang mempengaruhinya.
 Menurut Paune
Mengemukakan kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-sumber perawatan
diri yang menjamin sebuah tindakan untuk perawatan diri. Kesehatan merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukannya untuk mendapatkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial & spiritual.
 Menurut Neuman

1
Menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan biopsiko, sosio, kultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan yang fleksibel, normal dan resisten.

 Menurut White, 1977


Menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa
tidak memiliki keluhan apapun atau tidak ada tanda-tanda kelainan atau penyakit.

2.1.2 Faktor Sehat


Menurut H.L Blum, ada 4 faktor yang bersama-
samamempengaruhitingkatkesehatanmasyarakat, yaitu:

1. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang
kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit
seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan.
Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh factor lingkungan. Lingkungan yang
tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan
memyebabkan perkembangannya muka edesaegypti penyebab demam berdarah
meningkat. Hal ini menyebabkan penduduksi sekitar memiliki resiko tergigit nyamuk
dan tertular demam berdarah.
2. Perilaku
Faktor ini terutama di Negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap
munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat . Tersedia
nyajasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku

2
(peranserta)masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial
berkembang di masyarakat. Misalnya, Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan
banyak manfaatnya apabila ibu-ibu tidak dating ke pos-pos imunisasi. Perilaku ibu-
ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat
kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya.
Pengetahuan ibu-ibu akan meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan tentang
imunisasi yang di berikan oleh petugas kesehatan. Perilaku individu atau kelompok
masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada factor lingkungan yang
memudahkan timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang sehat akan menunjang
meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit
berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah
tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku / kebiasaan
memcuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran
cerna seperti diare dan lainnya.
3. Pelayan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana/prasarana, dan aakan
menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu
mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah
atau kelompok masyarakat. Misalnya, jadwal imunisasi yang teratur dan penyediaan
vaksin yang cukup sesuaidengan kebutuhan, serta informasi tentang pelayanan
imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi.
Cakupan imunisasi yang tinggi akan menekanangka kesakitan akibat penyakit yang
bias dicegah . Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat
terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos
Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan
munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap Kab/Kota
4. Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat
dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan
terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi. Untuk itu perlu dilakukan konseling

3
genetik. Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, factor genetic perlu
mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit. Jadi dapat di umpamakan, genetic
adalah peluru (bullet) tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan / prilakun
manusia adalah pelatuknya (trigger). Semakin besar penduduk yang memiliki resiko
penyakit bawa anakan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh
karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit
bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi
kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli
harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

2.1.3 Ciri-Ciri Sehat


Ciri-ciri pribadi yang sehat adalah :
1. Terbebas dari segala bentuk sakit baik berupa fisik mental dan sosial
2. Mempunyai kepribadian yang baik yang dilihat dari kemampuan mengontrol emosinya
atas stress
3. Tumbuh kembangnya baik
4. Mempunyai pola pikir yang sehat
5. Dapat beraktivitas dengan baik tanpa adanya keluhan

2.2 Konsep Dasar Sakit dan Penyakit

2.2.1 Definisi Sakit


Sakit menurut masyarakat merupakan keadaan di mana dirasakan oleh seseorang yang
sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidurnya dan tidak dapat menjalakan pekerjaan sehari-
hari. Di dalam dunia medis sakit lebih dikenal dengan keadaan dimana terdapat suatu gejala
atau tanda yang timbul pada seseorang sehingga orang tersebut merasa sakit atau buruk.
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit (UU No. 36 Tahun 2009).
Sakit (illness) merupakan sebuah proses abnormal di mana aspek sosial, fisik,
emosional atau intelektual seseorang berada dalam kondisi dan fungsi yang menurun atau

4
melemah dibandingkan dengan kondisi orang tersebut sebelumnya. Sakit dalam kata illness
bersifat subjektif terkait dengan apa yang dirasakan individu.
Berikut adalah beberapa definisi dari sakit dari para ahli :
1 Menurut WHO
Sakit adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental
dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
2 Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah
mereka sakit :
 Adanya tanda-tanda: naiknya temperature, nyeri.
 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.
3 Parson (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian
sosialnya.
4 Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya.

Masyarakat dan pengobatan tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu:
1. Naturalistik
Seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan),
kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas
dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut
pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni
suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-
kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang
normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah.
Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan,
bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.

5
2. Personalistik
Menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif
yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau
makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).

2.2.2 DefinisiPenyakit
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk
menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter. Beberapa
pengertian penyakit menurut para ahli:

1. DR. Beate Jacob


Menurut Dr. Beate Jacob, penyakit merupakan sebuah penyimpangan dari kondisi
tubuh normal menuju ke ketidakharmonisan jiwa.
2. Thomas Timmreck
Menurut Thoma Timmreck, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana
terdapat gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi salah satu bagian tubuh yang
menyebabkan tubuh menjadi tidak dapat bekerja dengan normal.
3. Elizabeth J. Crown
Menurut Elizabeth J. Crown, penyakit merupakan perihal hadirnya sekumpulan
respons tubuh yang tidak normal terhadap agen, yang mana manusia memiliki
toleransi yang sangat terbatas atau bahkan tidak memiliki toleransi sama sekali.
4. Kathleen Meehan Arias
Menurut Kthleen Meehan Arias, pengertian penyakit adalah suatu kesakitan yang
biasanya mempunyai setidaknya dua sifat dari beberapa kriteria berikut ini :
perubahan anatomi yang konsisten, telah diketahuinya agen atiologik, atau telah
teridentifikasinya beberapa tanda ataupun gejala tertentu.

2.2.3 Ciri-Ciri Sakit


1. Wajah yang terlihat pucat
Orang yang sedang sakit bisa kita deteksi kesakitannya dengan melihat tingkat
kepucatan wajahnya. Jika wajahnya terlihat pucat yang berbeda jauh dari hari-hari

6
biasanya, maka ada kemungkinan besar orang tersebut sedang mengalami masalah
kesehatan baik secara fisik maupun mental.
2. Tubuh yang melemah (kurang bertenaga)
Orang yang sedang sakit biasanya kurang bergairah untuk melakukan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan, baik yang rutin maupun yang tidak rutin. Hal ini
disebabkan oleh tubuh yang terasa lemas, lesu, kurang tenaga sehingga cenderung
untuk mengambil posisi diam, duduk, atau bahkan tiduran.
3. Penurunan daya konsentrasi
Tubuh yang lemah kurang fit pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
tingkat konsentrasi orang yang sedang sakit. Tubuh yang lemah kurang tenaga
membuat orang yang sedang sakit ingin selalu beristirahat. Selain itu secara psikis,
seseorang yang sedang mengalami sakit secara otomatis akan memikirkan pulang,
istirahat, tidur, pergi ke dokter, minum obat, dan lain sebagainya.
4. Menghindari aktivitas yang berat
Apabila diberikan tugas yang berat-berat maka jika orang yang sedang sakit
tersebut tidak terpaksa maka akan berusaha menghindari atau menolak pekerjaan
tersebut. Orang yang dalam keadaan sakit cenderung memilih pekerjaan yang ringan-
ringan.
5. Kurang nafsu makan
Orang yang sedang sakit bisa saja mengalami penurunan nafsu makan.
Rasanya ingin makanan makanan tertentu saja atau bahkan tidak ingin makan sama
sekali karena merasa enek dan mual jika makan. Atau bisa juga tidak menghabiskan
makanan yang sedang dimakannya dari yang biasanya lahap makannya.
6. Bersikap aneh dari biasanya
Orang yang sedang menderita sakit yang cukup serius tentu saja akan
memperlihatkan gelagat yang tidak seperti biasanya dalam kehidupannya sehari-hari.
Mungkin saja hal ini tidak akan terlihat jika penyakitnya tidak terlalu serius.
Perubahan yang terlihat bisa dilihat dari gerakan tubuh, cara berbicara, mimik wajah,
cara melakukan sesuatu hal, dan lain-lain.

2.2.4 Perkembangan Teori Penyebab Penyakit


 TEORI HIPOCRATES : Tokoh yang dikenal sebagai bapak Ilmu Kedokteran ini
mengatakan bahwa manusia dapat dibagi-bagi dalam empat golongan berdasarkan
temperamennya, yaitu:

7
1. Sanguine : orang yang mempunyai kelebihan (terlalu banyak atau ekses) darah
dan mempunyai temperamen penggembira. Seseorang sanguine, umumnya
optimis, periang, rasional, yakin, dan dengan senang mencintai.
2. Melankolik: orang yang mempunyai terlalu banyak sumsum hitam,
bertemperamen pemurung. Seorang melankolik cenderung selalu tampil
sempurna dan menjadi sangat teliti dalam mencari keinginan dan cara menggapai
itu.
3. Kholerik : orang yang terlalu banyak sumsum kuning dalam tubuhnya,
bertemperamen bersemangat dan gesit. Seorang kholerik cenderung memiliki
banyak ambisi, energik, dan penggerak dalam suatu wadah.
4. Phlegmatik : orang yang terlalu banyak lendir dalam tubuhnya dan
bertemperamen lamban. Seorang phlegmatik cenderung santai, dan tidak
mengeluarkan emosi dalam menanggapi sesuatu permasalahan.
 TEORI HUMORAL : Dimana dikatakan bahwa penyaki ttimbul karena gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh.
 TEORI MIASMA :Penyakittimbulkarenasisadarimahklukhidup yang matimembusuk,
meninggalkanpengotoranudaradanIingkungan.
 TEORI JASAD RENIK (GERM) : Terutama setelah ditemukannya mikroskop dan
dilengkapi teoriimunitas.
 TEORI NUTRISI DAN RESISTENSI : Hasil pengamatan pel bagai pengamatan
epidemiologis.
 TEORI EKOLOGI LINGKUNGAN : Menempatkan tekanan yang kuat pada landasan
perkembangan biologis. Teori ini mengajukan suatu pandangan bahwa lingkungan
sangat kuat mempengaruhi perkembangan. Teori ekologi (ecological theory) ialah
pandangan sosio-kultural tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem
lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social
agent) yang berkembang baik hingga masukkan kebudayaan yang berbasis luas.
Kelima sistem dalam teori ekologiBronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.

2.3 Model Sehat Sakit

a) Rentang Sehat Sakit

8
Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera klien pada
waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dari kondisi sejahtera yang optimal,
dengan energy yang paling maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan
habisnya energy total”.
Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau
penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.Karena sehat dan
sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka akan
lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala kontimum sehat
sakit:

Keterangan gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir
dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat
sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling tinggi.Berdasarkan rentang sehat sakit
tersebut, maka paradigma keperwatan dalam konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk
pelayanan keperawatan yang akan biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih
dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan
sakit atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan
diberikan serta tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.
b) Model Segitiga Epidemiologi
Dalam model segitiga, suatu penyakit dapat disebabkan karena adanya tiga faktor
yaitu host,agent dan lingkungan. Host, merupakan individu yang terjangkit penyakit dimana
komponen individu tersebut meliputi karakter, gen, hormone dan hal-hal yang ada pada tubuh
manusia. Untuk pendidikan dan perilaku, bukan termasuk komponen host karena hal tersebut
diperoleh dari luar (bukan secara alamiah).Agent, dalam model segitiga, merupakan salah

9
satu faktor yang harus ada (sine qua none). Secara umum, agent ada tiga, yaitu (1) biologi,
berupa bakteri, virus ; (2) kimia dan (3) fisik. Faktor yang ketiga yaitu lingkungan, yaitu
sesuatu yang memberi pengaruh pada host. Lingkungan ini dibedakan menjadi lingkungan
fisik, biologi dan social. Kelemahan dari model ini adalah antara host dan agen, susah
dibedakan secara tegas. Khususnya penyakit-penyakit kelainan metabolisme dimana
keberadaan agen susah ditentukan.
Hubungan antara penjamu, agent, dan lingkungan menimbulkan penyakit kompleks,
karena ketiga faktor ini saling mempengaruhi. Hubungan antara ketiganya diibaratkan
sebagai timbangan. Dimana bibit penyakit dan penjamu berada di masing-masing ujung tuas,
sedangkan lingkungan sebagai penumpunya.
Seorang berada dalam keadaan sehat apabila tuas penjamu berada dalam keadaan
seimbang dengan tuas bibit penyakit, sebaliknya bila bibit penyakit berhasil menarik
keuntungan dari lingkungan maka orang itu akan berada dalam keadaan sakit.
Untuk lebih jelas digambarkan sebagai berikut :

c) Model Jaring Sebab Akibat (The web of causation)


Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah
keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit
yang bersangkutan.Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu
sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan

10
akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan

dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.

d) Model Roda Epidemiologi

Model ini digambarakan dengan lingkaran yang didalamnya terdapat lingkaran


yang lebih kecil. Lingkaran yang besar sebagai faktor eksternal dan lingkaran yang
kecil sebagai faktor internalnya. Faktor internalnya (host) menyatakan bahwa suatu
penyakit disebabkan oleh adanya interaksi antara genetic dengan lingkungannya.
Faktor internal ini juga berkaitan dengan kepribadian individu dimana kepribadian
tertentu akan meningkatkan resiko penyakit tertentu. Faktor eksternal pada model ini
adalah lingkungan, yang juga dibedakan menjadi lingkungan biologi (agen, reservoir,
vector, binatang atau tumbuhan), fisik (curah hujan, kelembaban, atmosfer, bahan
kimia, panas, cahaya, udara, suhu) dan social (politik, budaya, ekonomi dan
psikologi). Model ini biasanya digunakan untuk menggambarkan enyakit yang

11
penyebabnya tidak spesifik, seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, kanker.
Dimana menekankan faktor lingkungan sebagai penyebab terjadinya penyakit.

2.4 Faktor dan Proses Timbulnya Penyakit


Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu pada
masa Galenius (205-130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi karena
adanya faktor predisposisi, faktor penyebab dan faktor lingkungan. Proses terjadinya penyakit
disebabkan adanya interaksi antara “agen” atau faktor penyebab penyakit, manusia sebagai
“pejamu” atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung. Ketiga faktor tersebut dikenal
sebagai Trias Penyebab Penyakit.
Prosesnya ialah agen penyebab penyakit kontak dengan manusia sebagai pejamu yang
rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan. Misalnya, proses terjadinya penyakit TBC
karena adanya Mikobaterium tuberkulosa yang kontak dengan manusia senagai pejamu yang
rentan, daya tahan tubuh yang rendah dan perumahan yang tidak sehat sebagai faktor
lingkungan yang menunjang.
Terdapat 4 aspek yang mendasari proses terjadinya penyakit, yaitu:
a) Etiologi : Dapat diartikan sebagai penyebab dari suatu penyakit, yang memiliki 2
faktpr penyebab yakni faktor intrinsik atau genetik dan faktor yang didapat
(acquired).
b) Patogenesis : Suatu mekanisme perjalanan penyakit sebagai reaksi selatau jaringan
terhadap faktor etiologi, mulai dari stimulus pertama hingga bentuk akhir suatu
penyakit.
c) Perubahan Morfologi : Penyakit sering kali menimbulkan perubahan struktur sel atau
jaringan yang khas.
d) Gejala Klinis : Merupakan perubahan morfologi suatu jaringan atau organ yang
menyebabkan gangguan fungsi normal dari jaringan atau organ tersebut.

Faktor Timbulnya Penyakit :


a. Faktor Agen: Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau
mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan.
 Agen berupa unsur hidup berupa dari:
1. Virus, 4. Parasit,
2. Bakteri, 5. Protozoa,
3. Jamur, 6. Metazoa.

12
 Agen berupa unsur mati:
1. Fisika: sinar radioaktif.
2. Kimia: karbon monoksida, obat-obatan, pestisida, Hg, Cadmium, Arsen.
3. Fisik: benturan atau tekanan.
 Unsur pokok kehidupan: Air dan Udara
 Keadaan fisiologis: kehamilan dan persalinan.

1
 Kebiasaan hidup: merokok, alkohol, narkotika, dll.
 Perubahan hormonal: diabetus melitus, hipertiroid, dll.
 Kelainan genetika: down syndrom.

b. Faktor Pejamu
Pejamu merupakan keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor pejamu disebut juga sabagai faktor intrinsik. Faktor
pejamu antara lain, yaitu:
 Genetik. Misalnya, penyakit herediter seperti hemophilia, sicle cell anemia (anemia
sel sabit) dan gangguan glukosa 6 fosfatase.
 Usia. Misalnya, usia lanjut memiliki risiko untuk terkena karsinoma, penyakit
jantung, dll.
 Jenis Kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistisis, reumatoid artritis,
diabetus melitus (cenderung terjadi pada wanita), penyakit jantung dan hipertensi
(menyerang laki-laki).
 Keadaan Fisiologis. Misalnya, kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya
berbagai penyakit, seperti keracunan kehamilan, anemia dan psikosis pascapartum.
 Kekebalan. Orang-orang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap suatu penyakit
akan mudah terserang penyakit tersebut.
 Penyakit yang Diderita Sebelumnya. Misalnya, reumatoid artritis yang mudah
kambuh.
 Sifat-sifat Manusia. Higiene perorangan yang jelek akan mudah terserang penyakit
infeksi. Misalnya, Balanitis, Karsinoma penis bagi orang yang tidak sirsumsisi.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor ketiga sabagai penunjang terjadinya penyakit yang juga
disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa:
1. Lingkungan Fisik
Antara lain geografik dan keadaan musim. Misalnya, negara yang beriklim tropis
mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan negara yang beriklim dingin atau
subtropis. Demikian pula antara negara maju dengan negara berkembang. Dalam satu
negara dapat pula terjadi perbedaan pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan
daerah pegunungan atau antara kota dan desa yang memiliki kondisi lingkungan yang
sangat berbeda.

15
2. Lingkungan Biologis
Adalah semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yaitu flora dan fauna,
termasuk manusia. Misalnya, wilayah dengan flora yang berbeda akan mempunyai pola
penyakit yang berbeda pula. Ulah manusia juga mempunyai peran yang penting dalam
terjadinya penyakit, bahkan dapat dikatakan penyakit timbul karena ulah manusia.
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
 Pekerjaan. Pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia seperti pestisida atau zat
fisika seperti zat radioaktif atau zat yang bersifat karsinogen seperti asbes akan
memudahkan terkena penyakit akibat pemaparan terhadap zat-zat tersebut.
 Urbanisasi. Dapat menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kepadatan
penduduk dan timbulnya daerah kumuh, perumahan, pendidikan dan sampah juga
tinja yang akan mencemari air minum dan lingkungan. Lingkungan yang buruk
kondisi kebersihannya tersebut dapat menjadi penunjang terjadinya berbagai macam
penyakit infeksi.
 Perkembangan Ekonomi. Meningkatnya derajat ekonomi manusia akan menjadi
pemicu perubahan pola konsumsi yang cenderung memakan makanan yang
mengandung banyak kolesterol. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
serangan hipertensi dan penyakit jantung sebagai akibat kadar kolesterol darah yang
meningkat.
Sebaliknya, tingkat ekonomi masyarakat yang rendah akan menimbulkan masalah
perumahan yang tidak sehat, kurang gizi dll yang juga memudahkan timbulnya
penyakit infeksi.
 Bencana Alam. Dapat menimbulkan perubahan sistem ekologi yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya. Misalkan gempa bumi, banjir, gunung meletus dan perang
yang akan menyebabkan kehidupan penduduk yang terkena bencana menjadi tidak
teratur, keadaan demikian dapat menimbulkan berbagai penyakit infeksi.

Interaksi agen penyakit, pejamu dan lingkungan. Dalam usaha pencegahan dan kontrol
yang efektif terhadap penyakit perlu di pelajari mekanisme yang terjadi antara agen, pejamu
dan lingkunganyaitu:

1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan


Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang
menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit,

16
misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung
dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia beracun oleh
proses pemanasan bumi global.
2. Interaksi antara manusia dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungan dan terjadi pada
saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat
dan menyediakan makanan.
3. Interaksi antara host dengan agen penyakit
Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembangbiak dan dapat merangsang
manusia untuk menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit berupa
demam, perubahan fisiologi jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna,
kecacatan atau kematian.

17

Anda mungkin juga menyukai