parah berikut:
Muntah
Muntah atau feses berdarah
Diare selama lebih dari tiga hari
Sakit perut ekstrem atau kram perut yang parah
Kondisi suhu oral lebih tinggi dari 38,6º Celsius
Haus yang berlebihan, mulut kering, buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali,
kelemahan yang parah, pusing,
Penglihatan buram, kelemahan otot dan kesemutan di lengan
INTOKSIKASI
A. DEFENISI
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya.
Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang,
hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka
panjang.
B. ETOLOGI
Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain :
1. Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan seperti pestisida
( organoklorin, organofosfat, karbamat ), golongan gas (nitrogen metana, karbon monoksida, klor ),
golongan logam (timbal, posfor, air raksa,arsen) ,golongan bahan organik ( akrilamida, anilin,
benzena toluene, vinil klorida fenol ).
2. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants ) mis : sengatan serangga,
gigitan ular berbisa , anjing dll
3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri ( Bacterial toxicants ) mis : Bacillus cereus,
Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll
4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan ( Botanical toxicants ) mis : jamur amnita,
jamur psilosibin, oleander, kecubung dll
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat
kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu,sebagian karena
efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan sebagian lagi karena depresi
pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu
tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan
hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia
D. MANIFESTASI
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian,apakah melalui
mata,paru,lambung atau melalui suntikan. Karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya kecepatan
absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik,tetapi juga jenis dan kecepatan
metabolismenya,pertimbangan lain meliputi perbedaan respon jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil
(pinpoint),muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid.
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat,disertai dengan gangguan pernapasan dan
kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan dengan keracunan akut
dekstroprokposifen,terutama bila digunakan bersamaan dengan alkohol.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis pada keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium. Bahan analisis dapat berasal dari
bahan cairan,cairan lambung atau urin.
F. KOMPLIKASI
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Kegawatan
Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus keracunan harus diperlakukan seperti
keadaan kegawatan yang mengancam nyawa. Penilaian terhadap tanda-tanda Vital seperti jalan
napas, sirkulasi,dan penurunan kesadaran harus dilakukan secara cepat.
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 % kec.
15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan
depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan
dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan
buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
3. Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan pemeberian
sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Katarsis, ( intestinal lavage
), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung
atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak
kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4
– 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan
dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.
4. Pemberian antidot/penawar
Tidak semua racun ada penawarnya sehingga prinsip utama adalah mengatasi keadaan sesuai
dengan masalah.
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat penumpukan.
5. Penilaian Klinis
6. Upaya yang paling penting adalah anamnese atau aloanamnesis yang rinci. Beberapa
pegangan anamnesis yang penting dalam upaya mengatasi keracunan,ialah :
a. Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan,termasuk yang sering
dipakai
b. Kumpulkan informasi dari anggota keluarga,teman dan petugas tentang obat yang digunakan.
c. Tanyakan dan simpan sisa obat dan muntahan yang masih ada untuk pemeriksaan toksikologi
Pada pemeriksaan fisik diupayakan untuk menemukan tanda/kelainan fungsi autonom yaitu
pemeriksaan tekanan darah,nadi,ukuran pupil,keringat,air liur, dan aktivitas peristaltik usus.
7. Dekontaminasi
Umumnya bahan kimia tertentu dapat dengan cepat diserap melalui kulit sehingga
dekontaminasi permukaan sangat diperlukan. Di samping itu,dilakukan dekontaminasi saluran cerna
agar bahan yang tertelan hanya sedikit diabsorpsi,biasanya hanya diberikan pencahar,obat
perangsang muntah,dan bilas lambung.
Induksi muntah atau bilas lambung tidak boleh dilakukan pada keracunan parafin,minyak
tanah, dan hasil sulingan minyak mentah lainnya.
Terapi suportif,konsultasi dan rehabilitasi medik harus dilihat secara holistik dan efektif dalam
biaya.
10. Rehabilitasi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan napas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adaya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status kesadaran. Riwayat
kesehatan : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah
keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan
kapan terjadinya.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah
C. RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi :
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan selanjutnya
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan
individual
Intervensi :
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan kesadaran
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan
paru.
Rasioanal : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi resusitasi : Airway,
breathing, sirkulasi
Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi penumpukan racun
Rasional : Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian
sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
Rasional : Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki efektif
d. Jika keracunan sebagai usaha untuk bunuh diri maka lakukan safety precautions.
Rasional : Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis dapat membantu proses pengobatan